• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT TESIS SERI RAHMADANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT TESIS SERI RAHMADANI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT

TESIS

SERI RAHMADANI 137038011

PROGRAM MAGISTER S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

(2)

ANALISIS RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT TESIS

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Magister Teknik Informatika

SERI RAHMADANI 137038011

PROGRAM MAGISTER S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

(3)

PERSETUJUAN

Judul Tesis : ANALISIS RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT

Kategori : TESIS

Nama Mahasiswa : SERI RAHMADANI

NIM : 1370380 11

Program Studi : MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Zakarias Situmorang Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M. Sc NIP: 195990901 198601 1 003 Diketahui/disetujui oleh

Program Studi S2 Teknik Informatika Ketua,

Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc NIP: 19570701 198601 1 003

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT

TESIS

Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 3 Agustus 2017

Seri Rahmadani NIM. 1370380 11

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Seri Rahmadani

NIM : 1370380 11

Program Studi : Magister Teknik Informatika Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul:

ANALISI RULE DECISION TREE DENGAN SELEKSI ATRIBUT Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan/atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, 3 Agustus 2017

Seri Rahmadani NIM. 1370380 11

(6)

Telah diuji pada

Tanggal: 3 Agustus 2017

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc

(7)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Seri Rahmadani

Tempat dan Tanggal Lahir : Padang Sidimpuan, 13 Juni 1983

Alamat Rumah : Jl. Persatuan Gg. Ikhlas No. 12C Sei Agul Telepon/Fax/HP : 082164357770

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

SD : SD Negeri 12 Padang Sidimpuan Tahun : 1995

SMP : MTS NU Padang Sidimpuan Tahun : 1998

SMA : MAN 1 Padang Sidimpuan Tahun : 2001

D3: Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara Medan Tahun : 2006 S1: Illmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tahun : 2012 S2 : Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Medan Tahun : 2017

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan penelitian tesis ini berhasil diselesaikan. Tesis ini adalah salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister S2 bagi mahasiswa S2 Program Studi Magister S2 Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Umak, alm. papa, kakak, abang, dan adikku serta mertua, yang senantiasa memberi dukungan, doa dan perhatian, dan kasih sayangnya yang telah membuat saya bisa menyelesaikan kuliah di USU ini. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, hidayah dan kebaikan untuk kalian semua

2. Suamiku tercinta Awaluddin Dongoran atas kesabarannya dan kebaikannya, terima kasih dan maafkan adekmu ini ya abangku sayang. Anak-anakku tersayang Kindi dan Zaydan yang terabaikan selama penulis menyusun tesis ini, maafin mama ya mang.

3. Bapak Dr. Zakarias Situmorang dan Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc sebagai dosen pembimbing tesis atas bimbingan dan arahan yang diberikan.

4. Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang dan Dr. Syahril Efendi S.Si, M.IT sebagai dosen penguji.

5. Staf pengajar dan karyawan Program Studi Magister S2 Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

6. Rekan-rekan S2 Teknik Informatika angkatan 2013, dila (mak comlang), winda, kak ari, kak erma, dan teman-teman yang lain, yang telah mengisi hari-hari perkuliahan penulis di USU. Terima kasih untuk setiap kenangan yang tidak terlupakan selama masa perkuliahan.

(9)

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat terbuka untuk semua saran dan kritik yang bertujuan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, 3 Agustus 2017 Penulis

Seri Rahmadani

(10)

ABSTRAK

Algoritma decision tree merupakan salah satu teknologi model prediksi dalam data mining, yang digunakan untuk mengklasifikasi suatu obyek data, decision tree sangat baik dalam menangani data non numerik, algoritma genetika digunakan sebagai metode untuk mengoptimasi. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengoptimasian terhadap rule yang dihasilkan oleh algoritma decision tree untuk meningkatkan nilai akurasi, dengan menyeleksi atribut pada data set dan crossover yang digunakan adalah pmx crossover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan algoritma decision tree menghasilkan akurasi sebesar 68.00%, setelah dilakukan pengoptimasian didapat sebesar 74.00%.

Kata Kunci: Data Mining, Decision Tree, C4.5, Algoritma Genetika, Seleksi, PMX Crossover

(11)

ABSTRACT

Decision Tree algorithm is one of data mining prediction model technology, used for object data classification, decision tree is good for handle non numeric data, genetic algorithm is used for optimized method. This Research writer would optimized output decision tree algorithm is rule, for increase percentage of accuracy, with attribute selection on data set and using pmx crossover. The result of research shows by using decision tree algorithm achieved with percentage of 68.00% accuracy, after optimized achieved with percentage of 74.00% accuracy

Keywordsi: Data Mining, Decision Tree, C4.5, Genetic Algorithm, Selection, PMX Crossover

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

PANITIA PENGUJI ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Decision Tree ... 4

2.1.1 Algoritma C4.5 ... 5

(13)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 10

3.1 Pendahuluan ... 10

3.2 Data Set ... 10

3.3 Pembelajaran Dengan Decision Tree ... 11

3.4 Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut ... 21

3.5 Siklus Algoritma Genetika ... 25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Pendahuluan ... 29

4.2 Dataset ... 29

4.3 Pengujian Akurasi Pembelajaran Dengan Decision Tree ... 29

4.4 Pengujian Akurasi Pembelajaran Dengan Decision Tree dengan seleksi atribut... 33

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Decision Tree ... 4

Gambar 2.2. Siklus Algoritma Genetika ... 8

Gambar 3.1 Pembelajaran Dengan Decision Tree ... 11

Gambar 3.2 Hasil Akhir Induksi Decision Tree ... 20

Gambar 3.3 Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut ... 22

Gambar 4.1 Pohon Keputusan Pembelajaran Dengan Decision Tree ... 31

Gambar 4.2 Pohon Keputusan Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut ... 34

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Matriks Confusion ... ... 7

Tabel 3.1 Data Set German Credit ... 12

Tabel 3.2 Posisi v untuk pemecahan atribut ‘credit amount’ ... 16

Tabel 3.3 Hasil perhitungan entropi dan information gain untuk simpul akar ... 17

Tabel 3.4 Hasil pemisahan data oleh atribut ‘savings account/bonds’ ... 18

Tabel 3.5 Hasil perhitungan entropi dan information gain untuk simpul dua ... 19

Tabel 3.6 Hasil pemisahan data oleh atribut ‘credit amount’ ... 20

Tabel 3.7 Dataset German Credit Card ... 23

Tabel 3.8 Credit Hostory ... 23

Tabel 3.9 Kode Credit Amount ... 24

Tabel 4.1 Matriks Confusion Pembelajaran Dengan Decision Tree ... 33

Tabel 4.2 Matriks Confusion Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut ... 36

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi penyimpanan data berkembang seiring dengan peningkatan jumlah data yang ada, kebutuhan metode untuk pengolahan basis data yang berukuran besar tersebut memunculkan data mining sebagai jawaban untuk menyelesaikan persoalan ini. Algoritma decision tree merupakan salah satu teknologi model prediksi dalam data mining, yang digunakan untuk mengklasifikasi suatu obyek data, salah satu variabel decision tree memiliki label berupa class yang nantinya sistem akan menggunakan informasi tersebut untuk membangun model berupa pohon keputusan yang dapat dinyatakan dalam bentuk aturan atau rule (if ... then …).

Apabila dibandingkan dengan metode klasifikasi lain seperti neural network, decision tree memiliki kualitas yang lebih baik untuk menangani data non numerik dan dapat dipahami lebih mudah, neural network membutuhkan banyak parameter ketika dijalankan dan membutuhkan waktu yang lama untuk proses pembelajaran (Zheng, 2007), support vector machine memiliki precision yang tinggi tetapi hasil tidak bisa dipahami dengan mudah. Pada penelitian sebelumnya [Dong-sheng Liu dan Shu-jiang Fan, 2014] melakukan modifikasi terhadap decision tree dengan algoritma genetika, akurasi sebelum dilakukan modifikasi sebesar 68.20%, sesudah dilakukan modifikasi mengalami peningkatan sebesar 73.82%. Penelitian yang dilakukan [Micheal Camilleri dan Filippo Neri, 2014], juga menggunakan algoritma genetika sebagai meta-optimizer untuk menemukan parameter yang optimal pada decision tree.

(17)

2

Algoritma decision tree yang digunakan peneliti adalah C4.5, C4.5 adalah perbaikan dari algoritma decision tree sebelumnya yaitu ID3, sebagai versi perbaikan dari ID3, yang membedakan algoritma C4.5 dari ID3 yaitu selain dapat menangani data kategorikal, juga dapat menangani data fitur dengan tipe numerik, melakukan pemotongan (pruning) decision tree dan penurunan (deriving) rule set. Decision tree seringkali, tidak bisa memberikan rule yang optimal, sehingga kita membutuhkan metode untuk mengoptimasi, algoritma genetika seringkali digunakan sebagai metode untuk mengoptimasi. Pada penelitian ini, penulis akan melakukan pengoptimasian terhadap rule yang dihasilkan oleh algoritma decision tree dengan seleksi atribut dan crossover yang digunakan yaitu pmx crossover, untuk menghasilkan rule yang lebih optimal sehingga mendapatkan akurasi yang lebih baik dibandingkan sebelum dilakukan pengotimalan terhadap algoritma decision tree.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka permasalahan yang di analisis adalah akurasi terhadap data uji yang diperoleh untuk mendapatkan rule yang lebih optimal.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah yang dilakukan, yaitu:

1. Algoritma decision tree yang digunakan adalah C4.5

2. Dataset yang digunakan diperoleh dari UCI Machine Learning Repository.

3. Studi kasus terhadap dataset layak atau tidak layak untuk mendapatkan kartu kredit.

4. Algoritma optimasi yang digunakan adalah algoritma genetika dengan seleksi atribut dan crossover yang digunakan yaitu PMX Crossover.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan hasil decision tree yaitu rule dengan seleksi atribut dan jenis crossover yang digunakan yaitu PMX Crossover (Partial

(18)

3

Mapping Crossover), sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai akurasi pengklasifikasian pada data yang baru.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan kemudahan untuk pemodelan dan pengklasifikasian data yang belum memiliki kelas data.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Decision Tree

Salah satu metode dalam data mining yang umum digunakan untuk klasifikasi adalah decision tree. Decision tree adalah struktur flowchart yang menyerupai pohon (tree), dimana setiap simpul internal menandakan atribut yang telah diuji, setiap cabang mewakili pembagian hasil uji dan simpul daun merepresentasikan kelas. Simpul teratas pada pohon adalah simpul akar yang biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada suatu kelas tertentu. Decision tree ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 menunjukkan konsep pembelian komputer, yaitu meramalkan kemungkinan apakah pelanggan akan atau tidak membeli komputer. Simpul internal dilambangkan dengan persegi panjang dan simpul daun dilambangkan dengan oval.

`

Gambar 2.1 Model Decision Tree (Han dan Kamber, 2001)

(20)

5

Pada umumnya Decision tree melakukan strategi pencarian secara top-down untuk solusinya. Proses dalam decision tree adalah mengubah bentuk data menjadi pohon keputusan (decision tree) dan mengubah model tree menjadi keputusan (rule), kemudian menyederhanakan rule (pruning). Ketika decision tree dibangun, banyak cabang dapat mencerminkan noise pada data training, pruning mencoba untuk mengindentifikasi dan menghilangkan beberapa cabang-cabang, dengan tujuan meningkatkan akurasi klasifikasi pada data yang baru. Yang menjadi hal penting dalam induksi decision tree adalah bagaimana menyatakan syarat pengujian pada simpul. Ada 3 kelompok penting dalam syarat pengujian node yaitu fitur biner, fitur bertipe kategorikal dan fitur bertipe numerik

2.1.1 Algoritma C4.5

Algoritma C4.5 diperkenalkan oleh Quinlan (1996) sebagai versi perbaikan dari ID3.

Dalam ID3, induksi decision tree dapat bekerja dengan baik pada semua atribut data bertipe kategorikal (nominal atau ordinal), perbaikan yang membedakan algoritma C4.5 dari ID3 adalah dapat menangani atribut dengan tipe numerik (interval atau rasio). Berikut proses induksi atau proses pembuatan model decision tree dengan algoritma C4.5.

1. Dimulai dari node akar.

2. Untuk semua atribut, hitung nilai entropi untuk semua sampel (data training) pada simpul.

3. Pilih atribut dengan Information Gain yang maksimal.

4. Gunakan atribut tersebut sebagai simpul pemecah menjadi cabang.

5. Lakukan secara rekursif pada setiap cabang yang dibuat dengan mengulangi langkah 2 sampai 4 hingga semua data dalam setiap simpul hanya memberikan satu label kelas. Simpul yang tidak dapat dipecah lagi merupakan daun yang berisi keputusan (label kelas).

(21)

6

𝑝(𝜔 ! | 𝑠) adalah proporsi kelas ke-i dalam semua data training yang diproses di simpul s. 𝑝(𝜔 ! | 𝑠) didapatkan dari jumlah baris data dengan label kelas I dibagi jumlah baris semua data. Sementara m adalah jumlah nilai berbeda dalam data.

Entropi digunakan untuk menentukan simpul yang manakah yang akan menjadi pemecah data training berikutnya. Nilai entropi yang lebih tinggi akan meningkatkan potensi klasifikasi. Yang perlu diperhatikan adala jika entropi untuk simpul bernilai 0 berarti semua data berada pada label kelas yang sama dan simpul tersebut menjadi daun yang berisi keputusan (label kelas). daun yang berisi keputusan (label kelas).

Yang juga perlu diperhatikan dalam perhitungan entropy adalah jika salah satu elemen 𝜔 ! jumlahnya 0 maka entropy dipastikan 0 juga. Jika proporsi semua elemen 𝜔 ! sama jumlahnya maka dipastikan entropi bernilai 1.

Information Gain digunakan untuk memperkirakan pemilihan atribut yang tepat untuk menjadi pemecah pada simpul tersebut. Information Gain sebuah atribut ke-j dihitung menggunakan persamaan berikut:

𝐺 𝑠, 𝑗 = 𝐸 𝑠 − !!!!𝑝(𝑣! 𝑠 x 𝐸(𝑠! ) (2.2) p(vi | s) proporsi nilai v muncul pada kelas dalam kelas dalam simpul. E(si) adalah entropi komposisi nilai v dari kelas ke-j dalam data ke-i simpul tersebut, n adalah jumlah nilai berbeda dalam simpul.

2.2 Evaluasi Kinerja Metode Klasifikasi 2.2.1 Akurasi

Perkiraan keakuratan dalam suatu metode klasifikasi sangat penting untuk dapat mengevaluasi bagaimana keakuratan metode klasifikasi yang akan memperbaiki label class data yang akan datang yaitu data yang belum di-training oleh metode klasifikasi. Matriks confusion merupakan tabel yang mencatat hasil kinerja klasifikasi. Tabel 2.1 merupakan contoh matriks confusion yang melakukan klasifikasi masalah biner untuk dua kelas, misalnya kelas 1 dan kelas 0. Setiap sel fij

dalam matriks menyatakan jumlah record/data dari kelas i yang hasil prediksinya masuk ke kelas j. Misalnya sel f11 adalah jumlah data dalam kelas 1 yang secara benar

(22)

7

dipetakan ke kelas 1, dan f10 adalah data dalam kelas 1 yang dipetakan secara salah ke kelas 0.

Tabel 2.1 Matriks Confusion

f

ij Kelas hasil prediksi (j)

Kelas = 1 Kelas = 0

Kelas asli (i)

Kelas = 1 f11 f10

Kelas = 0 f01 f00

Berdasarkan isi matriks confusion, maka dapat diketahui jumlah data dari masing- masing kelas yang diprediksi secara benar yaitu (f11 + f00) dan data yang diklasifikasikan secara salah yaitu (f10 + f01), dengan mengetahui jumlah data yang diklasifikasikan secara benar maka dapat diketahui akurasi klasifikasi hasil prediksi, untuk menghitung akurasi digunakan formula sebagai berikut:

Akurasi = Jumlah data yang diprediksi secara benar Jumlah data prediksi yang dilakukan = f11 + f00

f11 + f10 + f01 + f00

2.3 Algoritma Genetika

Algoritma genetika mencoba untuk menggabungkan ide-ide evolusi alam. Pada algoritma ini akan menghasilkan rule secara acak. masing-masing rule dapat disajikan dalam bentuk string bit. Misalnya, dalam suatu data training dideskripsikan dalam dua atribut yaitu A1 dan A2 dan ada dua kelas yaitu C1 dan C2. Misalkan terdapat rule “If A1 And Not A2 Then C2” akan dikodekan dalam suatu bit ‘100’, atau rule “If

(23)

8

David Goldberg adalah orang yang pertama kali memperkenalkan siklus algoritma genetika yang digambarkan seperti pada gambar 2.2. Siklus dimulai dari membuat populasi awal secara acak, kemudian setiap individu dihitung nilai fitness- nya. Proses berikutnya adalah menyeleksi individu terbaik, kemudian dilakukan crossover dan dilanjutkan oleh proses mutase sehingga terbentuk populasi baru.

Selanjutnya populasi baru ini mengalami siklus yang sama dengan populasi sebelumnya. Proses ini berlangsung terus hingga generasi ke-n.

Gambar 2.2. Siklus Algoritma Genetika Yang Diperkenalkan Oleh David Goldberg

Fase awal dari algoritma genetika adalah inisialisasi populasi yang menyatakan alternatif solusi. Elemen dari populasi adalah dideskripsikan dalam bentuk deretan bit string yang berisi bit 0 atau 1 yang disebut sebagai kromosom.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung nilai fitness berdasarkan gen yang ada pada kromosom dalam tiap populasi. Berdasarkan nilai fitness dari tiap koromosom, maka tahapan selanjutnya adalah tahapan seleksi yang berfungsi untuk memilih kromosom yang terpilih sebagai parent yang akan menjalani crossover.

Proses crossover yang berjalan dengan beberapa variasi operator crossover berperan penting dalam membentuk kromosom anak (offspring) yang juga berperan penting untuk menambah keanekaragaman string di dalam suatu populasi.

Populasi Awal

Evaluasi Fitness

Seleksi Individu

Reproduksi:

Crossover Dan Mutasi Populasi

Baru

(24)

9

Kromosom selanjutnya akan masuk ke dalam tahap mutasi yang berfungsi untuk memastikan bahwa keanekaragaman (diversity) dari kromosom dalam suatu populasi tetap terjaga, untuk menghindari terjadinya konvergensi prematur yang berujung pada terjadinya solusi yang local optima.

2.3.1 Cross-Over (Pindah Silang) Metode Partial-Mapped CrossOver (PMX) Metode ini diciptakan oleh Goldberg dan Lingle dengan langkah-langkah berikut:

a. Tentukan dua posisi (P1 dan P2) pada individu secara random. Substring yang berbeda dalam dua posisi ini disebut daerah pemetaan.

b. Tukar dua substring antar dua induk untuk menghasilkan proto-child.

c. Di antara daerah dua pemetaan, tentukan hubungannya.

d. Mengacu pada hubungan pemetaan tadi, tentukan individu ketutunannya.

(25)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Klasifikasi digunakan untuk menemukan model atau fungsi yang menggambarkan dan membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan menggunakan model tersebut untuk memprediksi kelas dari suatu obyek yang label kelasnya tidak diketahui.

Algoritma decision tree merupakan salah satu teknologi model prediksi dalam data mining, yang digunakan untuk mengklasifikasi suatu obyek data. Konsep data dalam decision tree adalah data dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriteria dalam pembentukan tree. Salah satu atribut merupakan atribut yang menyatakan data solusi tiap item data yang disebut dengan target atribut atau kelas. Atribut memiliki nilai-nilai yang dinamakan dengan instance.

Pengoptimasian terhadap rule dengan algoritma genetika diharapkan menghasilkan model rule yang lebih optimal untuk mendapatkan akurasi yang lebih baik.

3.2 Data Set

Data yang digunakan adalah data set German Credit Data yang diperoleh dari UCI Machine Learning Repository, jumlah atribut German adalah 21, jumlah instances adalah 1000 data.

\\

(26)

11

3.3 Pembelajaran Dengan Decision Tree

Pada tahap ini, dilakukan pembelajaran dengan menggunakan decision tree dengan algoritma C4.5 terhadap data training, berikut langkah-langkah tahap pembelajaran dengan decision tree:

Gambar 3.1 Pembelajaran Dengan Decision Tree Berikut proses induksi atau proses pembuatan model algoritma C4.5:

1. Dimulai dari node akar.

2. Untuk semua atribut, hitung nilai entropi untuk semua sampel (data training) pada simpul.

3. Pilih atribut dengan Information Gain yang maksimal.

4. Gunakan atribut tersebut sebagai simpul pemecah menjadi cabang.

5. Lakukan secara rekursif pada setiap cabang yang dibuat dengan Data Training

C4.5

Model dan Rule

Data Testing

Akurasi

(27)

12

Proses untuk node akar dimulai dari simpul akar, harus dihitung dulu entropi untuk simpul akar (semua data) terhadap komposisi kelas. Misalnya diambil beberapa sampel data dari data set German Credit Data, seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Set German Credit Job Personal Status

And Sex

Credit History

Savings account/bonds

Credit Amount

Class

A173 A93 A34 A65 1169 Good

A172 A91 A32 A64 3059 Good

A174 A94 A34 A61 5234 Bad

A173 A92 A32 A61 4308 Bad

A173 A92 A32 A61 1567 Good

A172 A92 A32 A62 1282 Bad

A173 A93 A30 A65 8072 Good

A174 A92 A32 A61 12579 Bad

A171 A92 A32 A63 1352 Good

A172 A93 A31 A65 783 Good

A173 A93 A33 A61 4870 Bad

Entropi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

𝐸 𝑠 = − !!!!𝑝(𝜔! 𝑠 log!𝑝(𝜔! | 𝑠)

E(class) = - [ ((good|class) x log2 (good|class)) + ((bad|class) x log2 (bad|class))]

= - [ ((6/11) x log2 (6/11)) + ((5/11) x log2 (5/11)) ] = 0.9940

Selanjutnya dihitung entropi untuk setiap nilai fitur terhadap kelas, kemudian dihitung information gain untuk setiap fitur. Untuk nilai entropi dalam ‘job’ didapat:

(28)

13

E(class_A171) = - [ ((good|A171) x log2 (good|A171)) + ((bad|A171) x log2

(bad|A171)) ]

= - [ ((1/1) x log2 (1/1)) + ((0/1) x log2 (0/1)) ]

= 0

E(class_A172) = - [ ((good|A172) x log2 (good|A172)) + ((bad|A172) x log2

(bad|A172)) ]

= - [ ((2/3) x log2 (2/3)) + ((1/3) x log2 (1/3)) ]

= 0.5490

E(class_A173) = - [ ((good|A173) x log2 (good|A173)) + ((bad|A173) x log2

(bad|A173)) ]

= - [ ((3/5) x log2 (3/5)) + ((2/5) x log2 (2/5)) ]

= 0.9710

E(class_A174) = - [ ((good|A174) x log2 (good|A174)) + ((bad|A174) x log2

(bad|A174)) ]

= - [ ((0/2) x log2 (0/2)) + ((2/2) x log2 (2/2)) ]

= 0

Information_ gain_job = E(class) − !!!!𝑝(𝑣! 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑥 𝐸 (𝑐𝑙𝑎𝑠𝑠!"#)

= 0.9940 – [ ((1/11)x0) + ((3/11)x0.5490) + ((5/11)x0.9710) + ((2/11)x0) ]

= 0.4029

Selanjutnya dihitung entropi ‘personal status and sex’, maka didapat:

E(class_A91) = - [ ((good|A91) x log2 (good|A91)) + ((bad|A91) x log2 (bad|A91))]

(29)

14

E(class_A92) = - [ ((good|A92) x log2 (good|A92)) + ((bad|A92) x log2 (bad|A92))]

= - [ ((3/5) x log2 (3/5)) + ((2/5) x log2 (2/5)) ] = 0.9710

E(class_A93) = - [ ((good|A93) x log2 (good|A93)) + ((bad|A93) x log2 (bad|A93))]

= - [ ((3/4) x log2 (3/4)) + ((1/4) x log2 (1/4)) ] = 0.9183

E(class_A94) = - [ ((good|A94) x log2 (good|A94)) + ((bad|A94) x log2 (bad|A94))]

= - [ ((0/1) x log2 (0/1)) + ((1/1) x log2 (1/1)) ] = 0

Information_gain_personal = 0.9940 - [ ((1/11)x0) + ((5/11)x0.9710) + ((4/11)x0.9183) + ((1/11)x0) ]

= 0.2187

Selanjutnya dihitung entropi ‘credit history’, maka didapat:

E(class_A30) = - [ ((good|30) x log2 (good|A30)) + ((bad|30) x log2 (bad|A30))]

= - [ ((1/1) x log2 (1/1)) + ((0/1) x log2 (0/1)) ] = 0

E(class_A31) = - [ ((good|A31) x log2 (good|A31)) + ((bad|A31) x log2 (bad|A31))]

= - [ ((1/1) x log2 (1/1)) + ((0/1) x log2 (0/1)) ] = 0

E(class_A32) = - [ ((good|A32) x log2 (good|A32)) + ((bad|A32) x log2 (bad|A32))]

= - [ ((3/6) x log2 (3/6)) + ((3/6) x log2 (3/6)) ] = 1.0000

(30)

15

E(class_A33) = - [ ((good|A33) x log2 (good|A33)) + ((bad|A33) x log2 (bad|A33))]

= - [ ((0/1) x log2 (0/1)) + ((1/1) x log2 (1/1)) ] = 0

E(class_A34) = - [ ((good|A34) x log2 (good|A34)) + ((bad|A34) x log2 (bad|A34))]

= - [ ((1/2) x log2 (1/2)) + ((1/2) x log2 (1/2)) ] = 1.000

Information_gain_credit_history = 0.9940 - [ ((1/11)x0) + ((1/11)x0) + ((6/11)x1.000) + ((1/11)x0) + ((2/11)x1.000) ]

= 0.2667

Selanjutnya dihitung entropi ‘savings account/bonds‘, maka didapat:

E(class_A61) = - [ ((good|A61) x log2 (good|A61)) + ((bad|A61) x log2 (bad|A61))]

= - [ ((1/5) x log2 (1/5)) + ((4/5) x log2 (4/5)) ] = 0.7219

E(class_A62) = - [ ((good|A62) x log2 (good|A62)) + ((bad|A62) x log2 (bad|A62))]

= - [ ((0/1) x log2 (0/1)) + ((1/1) x log2 (1/1)) ] = 0

E(class_A63) = - [ ((good|A63) x log2 (good|A63)) + ((bad|A63) x log2 (bad|A63))]

= - [ ((1/1) x log2 (1/1)) + ((0/1) x log2 (0/1)) ] = 0

E(class_A64) = - [ ((good|A64) x log2 (good|A64)) + ((bad|A64) x log2 (bad|A64))]

= - [ ((1/1) x log2 (1/1)) + ((0/1) x log2 (0/1)) ]

(31)

16

E(class_A65) = - [ ((good|A65) x log2 (good|A65)) + ((bad|A65) x log2 (bad|A65))]

= - [ ((3/3) x log2 (3/3)) + ((0/3) x log2 (0/3)) ] = 0

Information_gain_savings_account = 0.9940 - [ ((5/11)x0.7219) + ((1/11)x0) + ((1/11)x0) + ((1/11)x0) + ((3/11)x0) ]

= 0.6659

Selanjutnya dihitung entropi ‘credit amount’, credit amount adalah atribut bertipe numerik, harus ditentukan posisi v yang terbaik untuk pemecahan,disini kita gunakan pemecahan biner, atribut yang hanya mempunyai dua nilai berbeda. Hasil perhitungan entropi dan nilai gain-nya disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Posisi v untuk pemecahan atribut ‘credit amount’

Credit Amount 1282 4870 8072

<= > <= > <= >

Good 2 4 5 1 6 0

Bad 1 4 3 2 4 1

IG 0.0163 0.0494 0.1113

Nilai information gain tertinggi didapatkan pada posisi v = 8072

(32)

17

Tabel 3.3 Hasil perhitungan entropi dan information gain untuk simpul akar

Simpul Jml Good Bad Entropi IG

1 Total 11

Job 0.4029

A171 1 1 0 0

A172 3 2 1 0.5490

A173 5 3 2 0.9710

A174 2 0 2 0

Personal Status & Sex

0.2187

A91 1 1 0 0

A92 5 3 2 0.9710

A93 4 3 1 0.9183

A94 1 0 1 0

Credit History 0.2667

A30 1 1 0 0

A31 1 1 0 0

A32 6 3 3 1.000

A33 1 0 1 0

A34 2 1 1 1.000

Savings

account/bonds 0.6659

A61 5 1 4 0.7219

A62 1 0 1 0

A63 1 1 0 0

A64 1 1 0 0

A65 3 3 0 0

Credit

Amount 0.1113

<= 8072 10 6 4 0.9710

> 8072 1 0 1 0

Hasil yang didapat pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa information gain tertinggi ada pada atribut ‘savings account/bonds’, sehingga atribut ‘savings account/bonds’

dijadikan sebagai simpul akar. Untuk cabangnya, digunakan 3 nilai di dalam simpul akar. Selanjutnya data akan terpecah menjadi 3 kelompok, yaitu ‘A61’, ‘A62’, dan‘A63’ sampai dengan ‘A65’. Pemisahan data yang didapatkan dari atribut ‘savings

(33)

18

Tabel 3.4 Hasil pemisahan data oleh atribut ‘savings account/bonds’

Savings account/bonds

Job Personal Status And Sex

Credit History

Credit Amount

Class

A61 A173 A92 A32 4308 Bad

A61 A173 A93 A33 4870 Bad

A61 A174 A94 A34 5234 Bad

A61 A174 A92 A32 12579 Bad

A61 A173 A92 A32 1567 Good

A62 A172 A92 A32 1282 Bad

A63 A171 A92 A32 1352 Good

A64 A172 A91 A32 3059 Good

A65 A173 A93 A34 1169 Good

A65 A173 A93 A30 8072 Good

A65 A172 A93 A31 783 Good

Untuk simpul di cabang A62, entropi bernilai nol, sehingga dapat dipastikan semua data di cabang A62, masuk di kelas yang sama dan simpul yang tuju A62 menjadi daun atau node terminal. Simpul di cabang A63, A64 dan A65, entropi-nya juga bernilai nol, sehingga dapat dipastikan semua data di cabang A63 sampai dengan A65, masuk di kelas yang sama dan simpul yang dituju oleh cabang A63 sampai dengan A65 menjadi node daun atau node terminal.

Dalam perhitungan entropi dan information gain berikutnya, atribut ‘savings account/bonds’ tidak dilibatkan. Untuk simpul internal di cabang A61 didapat hasil seperti berikut:

(34)

19

Tabel 3.5 Hasil perhitungan entropi dan information gain untuk simpul dua

Simpul Jml Good Bad Entropi IG

2 Total 5 1 4

Job 0.4430

A173 3 1 2 0.9183

A174 2 0 2 0

Personal Status

& Sex

0.4430

A92 3 1 2 0.9183

A93 1 0 1 0

A94 1 0 1 0

\ Credit History 0.4430

A32 3 1 2 0.9183

A33 1 0 1 0

A34 1 0 1 0

Credit Amount

<= 4308 2 1 1 1.000 0.5940

> 4308 5 0 3 0

Hasil yang didapat di tabel 3.5, gain tertinggi adalah ‘credit amount’maka dijadikan sebagai simpul internal (simpul 2) dengan cabang <= 4308 dan > 4308. Cabang

<=4308 bernilai 1 sehingga bisa dipastikan semua elemen bernilai sama dan > 4308 bernilai nol, yang menjadi simpul terminal. Pemisahan data yang didapatkan dari atribut ‘credit amount’ disajikan pada table 3.6 dan hasil akhir induksi decision tree disajikan pada gambar 3.2.

(35)

20

Tabel 3.6 Hasil pemisahan data oleh atribut ‘credit amount’

Savings account/bonds

Job Personal Status And Sex

Credit History

Credit Amount

Class

A61 A173 A92 A32 4308 Bad

A61 A173 A93 A33 4870 Bad

A61 A174 A94 A34 5234 Bad

A61 A174 A92 A32 12579 Bad

A61 A173 A92 A32 1567 Good

A62 A172 A92 A32 1282 Bad

A63 A171 A92 A32 1352 Good

A64 A172 A91 A32 3059 Good

A65 A173 A93 A34 1169 Good

A65 A173 A93 A30 8072 Good

A65 A172 A93 A31 783 Good

Untuk Kasus “Apakah kriteria pengajuan customer kredit bank ‘good’ atau ‘bad’

seperti pada gambar 3.2.

1

A61 A62 A63..A65 2

< 4308 >= 4308

Gambar 3.2 Hasil Akhir Induksi Decision Tree savings

good credit_amount

good bad

bad

(36)

21

Pohon keputusan yang dihasilkan juga dapat dinyatakan dalam bentuk aturan IF THEN atau rule sebagai berikut:

IF savings account/bonds = A61 AND credit amount < 4308 THEN customer is good IF savings account/bonds = A61 AND credit amount >= 4308 THEN customer is bad IF savings account/bonds = A62 THEN customer is bad

IF savings account/bonds = A63 THEN customer is good IF savings account/bonds = A64 THEN customer is good IF savings account/bonds = A65 THEN customer is good

3.4 Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut

Data set 100% dibagi menjadi dua bagian, yaitu 90% untuk data training, 10% untuk data testing, data training dilatih dengan algoritma decision tree yaitu C4.5, dengan kriteria pemilihan atribut yaitu information gain, dibahas pada sub bab sebelumnya.

Berikut langkah-langkah pembelajaran decision tree dengan seleksi atribut seperti pada gambar 3.3.

(37)

22

Gambar 3.3 Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut

Sebelum memasuki tahap pengoptimasian dengan algoritma genetika, data harus dikodekan terlebih dahulu, dengan menggunakan pengkodean diskrit desimal yaitu nilai gen berupa bilangan bulat dalam interval [0 … 9]. Data Set terdiri dari 20 atribut, 20 atribut tersebut akan dikodekan menjadi gen, nilai gen didapat nilai desimal masing-masing gen. Setelah dikodekan, data tersebut diolah menggunakan tahapan algoritma genetika yaitu seleksi, crossover dan mutasi. Berikut daftar nilai atribut yang akan dikodekan dari table 3.1 yang diambil dari beberapa sampel data dari data set German Credit Data.

Algoritma C4.5 Data Training

Rule Pembentukan

Populasi dan Seleksi

Data Testing Crossover dan Mutasi

Akurasi

Fitness

Model Tree

Data Testing

Akurasi

Analisi Perbandingan

(38)

23

Tabel 3.7 Dataset German Credit Data

Tabel 3.8 Credit History Job Description Kode Personal

Status And Sex

Description Kode

A171 unemployed/

unskilled/non resident

1 A91 male: divorced/separated 1

A172 unskilled/resident 2 A92 female:

divorced/separated/married 2 A173 skilled employee /

official 3 A93 male: single 3

A174 management/ self- employed/ highly qualified employee/

officer

4 A94 male: married/widowed 4

A95 female: single 5

Credit History

Description Kode Savings

Account/Bonds

Description Kode A30 no credits taken/all

credits paid back duly

1 A61 ... < 100 DM 1

A31 all credits at this bank paid back duly

2 A62 100 <= ... < 500 DM

2 A32 existing credits paid

back duly till now

3 A63 500 <= ... < 1000 DM

3

A33 delay in paying off in the past

4 A64 .. >= 1000 DM

4

A34 critical account/other credits existing (not at this bank)

5 A65 unknown/ no

savings account 5

(39)

24

Untuk data numerik kita gunakan pengkodean berikut ini:

< = 2000 : 1

>2000 .. < = 4000 : 2

>4000 .. < = 6000 : 3

>6000 .. < = 8000 : 4

>8000 : 5

Tabel 3.9 Kode Credit Amount Credit Amount Kode

1169 1

3059 2

5234 3

4308 3

1567 1

1282 1

8072 5

12579 5

1352 1

783 1

4870 3

A173 A93 A34 A65 1169 = 3 3 5 5 1 A172 A91 A32 A64 3059 = 2 1 3 4 2 A174 A94 A34 A61 5234 = 4 4 5 1 3 A173 A92 A32 A61 4308 = 3 2 3 1 3 A173 A92 A32 A61 1567 = 3 2 3 1 1 A172 A92 A32 A62 1282 = 2 2 3 2 1 A173 A93 A30 A65 8072 = 3 3 1 5 5 A174 A92 A32 A61 12579 = 4 2 3 1 5 A171 A92 A32 A63 1352 = 1 2 3 3 1 A172 A93 A31 A65 783 = 2 3 2 5 1 A173 A93 A33 A61 4870 = 3 3 4 1 3

(40)

25

3.5 Siklus Algoritma Genetika

Berikut ini akan dijelaskan contoh penyelesaian masalah menggunakan algoritma genetika.

1. Populasi Awal dan Evaluasi Fitness 3 3 5 5 1 = 17

2 1 3 4 2 = 12 4 4 5 1 3 = 17 3 2 3 1 3 = 12

3 2 3 1 1 = 10 à 4 4 5 1 3 = 17 2 2 3 2 1 = 10 à 4 2 3 1 5 = 15 3 3 1 5 5 = 17

4 2 3 1 5 = 15

1 2 3 3 1 = 10 à 3 3 4 1 3 = 14 2 3 2 5 1 = 13

3 3 4 1 3 = 14 Total Fitness = 147

2. Seleksi Individu 3 3 5 5 1 à 3 3 5 5 1 2 1 3 4 2 à 2 1 3 4 2 4 4 5 1 3 à 4 4 5 1 3 3 2 3 1 3 à 3 2 3 1 3 3 2 3 1 1 à 4 4 5 1 3 2 2 3 2 1 à 4 2 3 1 5 3 3 1 5 5 à 3 3 1 5 5 4 2 3 1 5 à 4 2 3 1 5 1 2 3 3 1 à 3 3 4 1 3 2 3 2 5 1 à 2 3 2 5 1

(41)

26

2 1 3 4 2 à 2 4 5 1 2 à 2 4 5 1 2 4 4 5 1 3 à 4 1 3 4 3 à 4 1 3 4 5

3 2 3 1 3 à 3 4 5 1 3 à 3 4 5 1 3 4 4 5 1 3 à 4 2 3 1 3 à 4 2 3 1 5

4 2 3 1 5 à 4 3 4 1 5 à 2 3 4 1 5 3 3 4 1 3 à 3 2 3 1 3 à 4 2 3 1 4

2 3 2 5 1 à 2 3 4 1 1 à 2 3 4 1 5 3 3 4 1 3 à 3 3 2 5 3 à 3 3 2 5 3 Individu sesudah di crossover:

3 3 5 5 1 2 4 5 1 2 4 1 3 4 5 3 4 5 1 3 4 2 3 1 5 4 2 3 1 5 3 3 1 5 5 2 3 4 1 5 4 2 3 1 4 2 3 4 1 5 3 3 2 5 3

(42)

27

4. Mutasi

Misalkan nilai Probability Mutation (Pm = 0.1)

Maka jumlah gen yang dimutasi = Jumlah_Individu x Panjang_Gen x Pm = 11 x 5 x 0.1 = 5.5 à 5

Sehingga jumlah gen yang dimutasi adalah 5 3 3 5 5 1

2 4 5 1 2 4 1 3 4 5

3 4 5 1 3 à 3 4 5 3 2 4 2 3 1 5 à 4 2 3 3 5 4 2 3 1 5

3 3 1 5 5

2 3 4 1 5 à 2 3 4 4 1 4 2 3 1 4

2 3 4 1 5 3 3 2 5 3

5. Populasi Baru

Nilai Fitness untuk populasi baru adalah 173 3 3 5 5 1 = 17

2 4 5 1 2 = 14

(43)

28

4 2 3 1 5 = 15 3 3 1 5 5 = 17 2 3 4 4 1 = 14 4 2 3 1 4 = 14

2 3 4 1 5 = 15 3 3 2 5 3 = 16

Nilai Fitness untuk populasi baru mengalami peningkatan yang cukup baik tetapi penilaian akhir masih tetap pada akurasi klasifikasi pada decision tree, populasi baru ini akan diterjemahkan lagi menjadi nilai atributnya masing-masing, kemudian dihitung lagi entropi untuk menentukan atribut paling berpengaruh berdasarkan information gain-nya.

(44)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendahuluan

Proses pengujian dilakukan untuk mengetahui akurasi pembelajaran decision tree dengan algoritma genetika. Pada penelitian ini ditampilkan hasil dari akurasi pembelajaran yang dihasilkan dari proses pembelajaran dan pengujian data.

4.2. Dataset

Data yang digunakan adalah Data Set German Credit Data yang diperoleh dari UCI Machine Learning Repository, jumlah atribut Data Set German Credit Data adalah 21 (7 numerical, 14 categorical), jadi jumlah instances adalah 1000 data, salah satu atribut data set ini adalah label class yaitu Good dan Bad. Data Set German Credit Data dibagi dua, yaitu, 95% -nya menjadi data training dan 10%-nya menjadi data testing.

4.3. Pengujian Akurasi Pembelajaran Dengan Decision Tree

Sebelum melakukan training, data terlebih dahulu divalidasi agar nantinya model yang dihasilkan benar-benar memberikan pengklasifikasian yang baik, selanjutnya data dilatih dengan Decision Tree dengan algoritma C4.5, hasil training ini berupa pohon keputusan yang selanjutnya dapat dirubah menjadi rule-rule.

(45)

30

keputusan. Atribut yang menjadi root adalah Status of existing checking account, atribut ini adalah atribut yang paling berpengaruh dan memiliki nilai information gain tertinggi, atribut Status of existing checking account memiliki nilai atribut A11, A12, A13 dan A14. Simpul di cabang A11, A12 dan A14, entropinya bernilai nol, sehingga dapat dipastikan semua data di masing-masing cabang tersebut menjadi daun atau node terminal. Property menjadi simpul internal di cabang A13 memiliki beberapa cabang, dan seterusnya, pohon keputusan pembelajaran decision tree dapat dilihat pada gambar 4.1.

(46)

31

(47)

32

Rule Set dari pohon keputusan pembelajaran dengan decision tree adalah sebagai berikut:

if Status of existing checking account = A11 then Good (128 / 128) if Status of existing checking account = A12 then Good (154 / 99) if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income > 3.500 and

Present residence since > 1.500 then Bad (0 / 4)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income > 3.500 and

Present residence since ≤ 1.500 then Good (1 / 1)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and Age in years > 35 then Good (7 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and Age in years ≤ 35 and Personal status and sex = A92 then Bad (0 / 2) if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and Age in years ≤ 35 and Personal status and sex = A93 then Good (3 / 1) if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and Age in years ≤ 35 and Personal status and sex = A94 then Good (2 / 0) if Status of existing checking account = A13 and Property = A122 then Good (11 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A72 then Bad (1 / 2)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A73 then Good (10 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A74 then Good (2 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A75 then Good (5 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A124 and Credit amount > 1324 then Good (5 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A124 and Credit amount ≤ 1324 then Bad (0 / 3)

if Status of existing checking account = A14 then Good (336 / 45)

(48)

33

Hasil akurasi klasifikasi pembelajaran dengan decision tree dari data testing disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Matriks Confusion Pembelajaran Dengan Decision Tree Akurasi: 68.00% True Good True Bad Class Precission

Pred Good 34 15 69.39%

Perd Bad 1 0 0.00%

Class Recall 97.14% 0.00%

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛𝑥100%

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =

!"!!"!!!! !" ! !

𝑥 100%

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 68.00%

4.4. Pengujian Akurasi Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi atribut Sebelum dilakukan pembelajaran dengan decision tree, algoritma genetika digunakan sebagai pengoptimasi dan penyeleksi atribut pada data training, penilaian menggunakan nilai fitness tertinggi. Tahapan-tahapan pada algoritma genetika yaitu selection menggunakan tournament dan pmx crossover (Partial Mapping Crossover).

Dari hasil pembelajaran decision tree dengan seleksi atribut, didapat sembilan atribut yang dianggap memenuhi kriteria nilai information gain, sebagai penyusun pohon keputusan. Atribut yang menjadi root adalah Status of existing checking account, atribut ini adalah atribut yang paling berpengaruh dan memiliki nilai information gain tertinggi, atribut Status of existing checking account memiliki nilai atribut A11, A12, A13 dan A14. Simpul di cabang A11, A12 dan A14, entropinya bernilai nol, sehingga dapat dipastikan semua data di masing-masing cabang tersebut

(49)

34

Gambar 4.2 Pohon Keputusan Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut

(50)

35

Rule Set dari pohon keputusan pembelajaran decision tree dengan seleksi atribut adalah sebagai berikut:

if Status of existing checking account = A11 then Good (134 / 131) if Status of existing checking account = A12 then Good (158 / 99) if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income > 3.500 and

Present residence since > 1.500 then Bad (0 / 3)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income > 3.500 and

Present residence since ≤ 1.500 then Good (1 / 1)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and

Personal status and sex = A91 then Good (2 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and

Personal status and sex = A92 and Age in years > 35 then Good (2 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and

Personal status and sex = A92 and Age in years ≤ 35 then Bad (0 / 2)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and

Personal status and sex = A93 then Good (5 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A121 and Installment rate in percentage of disposable income ≤ 3.500 and

Personal status and sex = A94 then Good (2 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A122 then Good (12 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A72 then Bad (1 / 2)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A73 then Good (10 / 1)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A74 then Good (2 / 0)

if Status of existing checking account = A13 and Property = A123 and Present employment since = A75 then Good (4 / 0)

(51)

36

if Status of existing checking account = A13 and Property = A124 and Credit amount ≤ 1324 and Credit history = A34 then Good (1 / 1) if Status of existing checking account = A14 then Good (326 / 43)

Hasil akurasi klasifikasi pembelajaran decision tree dengan seleksi atribut dari data testing disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.2 Matriks Confusion Pembelajaran Decision Tree Dengan Seleksi Atribut

Akurasi: 74.00% True A True B Class Precission

Pred A 35 13 72.92%

Perd B 0 2 100.00%

Class Recall 100.00% 13.33%

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛𝑥100%

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =

!"!!"!!!! !" ! !

𝑥 100%

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 74.00%

(52)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dalam penyusunan tesis ini, yaitu:

1. Algoritma decision tree dihasilkan tingkat akurasi sebesar 68.00%, persentasi sesudah dilakukan pengoptimasian meningkat menjadi 74.00%.

2. Atribut yang dihasilkan pada pohon keputusan dengan pembelajaran decision tree berjumlah 8 atribut, sesudah dilakukan seleksi atribut dengan algoritma genetika berjumlah menjadi 9 atribut, sehingga rule yang dihasilkan lebih detail lagi untuk mengklasifikasi data.

3. Model yang dihasilkan cukup baik dilihat dari nilai akurasi Karena dapat mengenali data yang belum memiliki label kelas, walaupun belum 100%

sempurna.

1.2 Saran

Saran yang diberikan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat dianalisis kembali dengan menggunakan parameter- parameter yang nilai atributnya sama panjang, untuk menghindari nilai missing value pada nilai atribut apabila pengkodean yang digunakan adalah diskrit desimal dan jenis atributnya kategorikal.

2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengoptimasian seperti Particle Swarm Optimization (PSO) dan yang lainnya.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Cagnoni, S., Lutton, E., & Olague, G. 2007. Genetic and Evolutionary for Image Processing and Analysis. EURASIP Book Series on Signal Processing and Communication. Vol. 8. Hindawi Publishing Coorperation: USA.

Camilleri, M. & Neri, F. 2014. Parameter Optimization in Decision Tree Learning by using Simple Genetic Algorithms. E-ISSN: 2224-2872, Volume 13.

Cha, S. -H. & Tappert, C. 2009. A Genetic Algorithm for Constructing Compact Binary Decision Trees. Journal Of Pattern Recognition Research 1: 1 – 13.

Carvalho, D. R. & Freitas, A. A. New Result For A Hybrid Decision Tree /Genetic Algorithm For Data Mining. Computer Science Dept. Universidade Tuiuti do Parana, Computing Laboratory University Of Kent At Canterbury.

Englebrecht , A. P. 2007. An Intoduction: Computational Intelligence. 2nd Edition.

John Wiley & Sons, Ltd: England.

Fu, Z., Golden, B. L., Lele, S., Raghavan, S., Wasil., E. A. 2003. A Genetic Algortihm -Based Approach For Building Accurate Decision Tree. Journal On Computing. Vol. 15, No. 1, pp. 3-22.

Han, J. & Kamber, M. 2001. Data Mining: Concept and Techniques. Morgan Kaufmann Publisher: United States of America.

Liu, D. -S. & Fan, S. -J. 2014. A Modified Decision Tree Algorithm Based on Genetic Algorithm for Mobile User Classification Problem. The Scientific World Journal: Volume 2014, Article ID 468324, 11 pages. (Online) http://dx.doi.org/10.1155/2014/468324, Hindawi Publishing Corporation.

Mola, F., Miele, R. & Conversano, C. 2008. Evolutionary Algorithms in Decision Tree Induction. In Book Edited by: Kosinski, W,. Advances In Evolutionary Algorithms. ISBN 978-953-7619-11-4. pp. 468. Tech Education and Publishing: Vienna, Austria.

Stein, G., Chen, B., Wu, A. Hua, K. A. Decision Tree Classifier For Network Intrusion Detection With GA-Based Feature Selection. Computer Science University of Central Florida.

Zheng, M. –C. 2007. A Comparative Analysis of Classifying Algorithms in Data Mining Technology, Lanzhou University of Finance and Economics.

Gambar

Tabel 2.1 Matriks Confusion
Gambar 2.2. Siklus Algoritma Genetika Yang Diperkenalkan Oleh David Goldberg
Gambar 3.1 Pembelajaran Dengan Decision Tree  Berikut proses induksi atau proses pembuatan model algoritma C4.5:
Tabel 3.1 Data Set German Credit   Job  Personal Status
+7

Referensi

Dokumen terkait

ENCICLOPEDIA VIRTUAL DE LOS VERTEBRADOS ESPAÑOLES Sociedad de Amigos del MNCN – MNCN -

Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah bahwa Penerapan sistem akuntansi penggajian pada Pondok Pesantren Modern Sultan Hasanudin Kecamatan Leuwidamar

Kemampuan pendamping kelompok mempengaruhi keberlanjutan kelompok mantan TKW, karena apabila pendamping kelompok tidak mempunyai kemampuan untuk menjadi motivator, pembimbing

ZIA JULIAN: Peran MOL Bonggol Pisang ( Musa sp ) dan Perlukaan Mekanis dalam Mempercepat Pengupasan Kulit Buah Lada dan Meningkatkan Kualitas Lada Putih (

a. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Guru menjelaskan tata cara

Begitupun dengan ADAS, ADAS akan mengalami kerusakan keti- ka gempa kuat terjadi sehingga sistem disipasi energi yang sebelumnya terjadi pada elemen struktur bisa

Semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis terutama bisnis kuliner, hal ini membuat pelaku bisnis harus dapat memutar otak untuk membuat trobosan baru

Pemberian media tumbuh serbuk kayu, ampas tebu dan ampas teh dengan penambahan gula (sukrosa) berpengaruh nyata waktu pertumbuhan optimal misellium , munculnya