• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN POLICY BRIEF. Edisi 3 Th. 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN POLICY BRIEF. Edisi 3 Th. 2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Edisi 3 Th. 2020

POLICY

BRIEF

(2)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Manifestasi Pengarusutamaan Gender dalam Tata Kelola dan Tata Guna Sumber Daya Hutan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Komitmen Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) dalam mengintegrasikan gender telah tertuang di dalam RENSTRA Ditjen PKTL serta didukung dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor SK.29/PKTL/Setdit/

Kum.1/6/2016 tentang Pembentukan Sub Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender. Dukungan yang diberikan oleh Ditjen PKTL berfokus pada kegiatan penataan batas kawasan hutan, dan kegiatan inventarisasi sumber daya hutan. Bahkan di tingkat tapak, Ditjen PKTL secara aktif mendorong perempuan turut serta dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengintegrasian gender, baik dengan sosialisasi maupun diajak turun langsung menangani masalah yang ada di lapangan. Selain mengajak masyarakat turut aktif dalam pelaksanaan pengintegrasian gender, Ditjen PKTL juga bekerjasama dengan NGO dan  terkait guna mendapatkan isu-isu gender yang lebih bervariasi. Dengan isu-isu gender yang bervariasi tersebut dapat mendorong dan meningkatkan sensitivitas gender di Ditjen PKTL. Upaya Ditjen PKTL mengimplementasikan PUG mendapatkan penghargaan tingkat Madya Lomba PUG unit Eselon I KLHK.   ini memuat tentang implementasi PUG dalam pengelolaan hutan, serta inovasi dan strategi Ditjen PKTL dalam pelaksanaan PUG, guna mendukung kebijakan pengelolaan hutan.

   

      Edisi 3 Th. 2020

POLICY

BRIEF

(3)

Latar Belakang

FUNGSI DITJEN PKTL

Ditjen PKTL menjadi salah satu unit kerja KLHK, yang turut serta mengintegrasikan gender dalam setiap program maupun kegiatan yang dilakukan. Tugas Ditjen PKTL adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemantapan kawasan hutan dan penataan lingkungan hidup secara berkelanjutan.

Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK), pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rencana kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan pengelolaan hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pengalokasian manfaat sumber daya hutan dan kajian lingkungan hidup strategis serta kajian dampak lingkungan.

Koordinasi dan singkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kajian lingkungan hidup strategis, rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan serta kajian dampak lingkungan.

Foto: PEH Muda Seksi Pemolaan Kawasan Hutan BPKH Wilayah III Pontianak

(4)

Permasalahan yang berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup yang belum mencapai kategori baik dan belum maksimalnya pelestarian fungsi ekosistem dalam pembangunan berkelanjutan.

Permasalahan yang berkenaan dengan menurunnya prosentase kontribusi sumber daya hutan dan lingkungan hidup terhadap perekonomian nasional.

Permasalahan yang berkenaan dengan belum tercapainya target akses kelola dan distribusi manfaat hutan untuk kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan yang berkenaan dengan belum maksimalnya penguatan tata kelola dan kelembagaan bidang LHK.

Dalam pengelolaan kawasan hutan dan penataan lingkungan hidup, Ditjen PKTL telah berperan aktif mewujudkan sasaran strategis RENSTRA KLHK yaitu tercapainya keberadaan fungsi dan distribusi manfaat hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

4 PERMASALAHAN DALAM PELAKSAAN TUGAS

(5)

IMPLEMENTASI PUG

KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM MENGINTEGRASIKAN GENDER

Ditjen PKTL telah berkomitmen untuk mengintegrasikan gender dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, sesuai dengan Bab III RENSTRA PKTL 2020-2024, dimana peran Ditjen PKTL mendukung PUG secara tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan penataan batas kawasan hutan untuk penetapan kawasan hutan serta dalam kegiatan inventarisasi sumber daya hutan.

Melaksanakan sosialisasi yang diberikan pada pejabat struktural Ditjen PKTL sehingga dapat meningkatkan komitmen tentang pentingnya PUG di setiap program dan kegiatan.

Meningkatkan kapasitas SDM Ditjen PKTL melalui PUG dan teknik fasilitasi PUG.

Menyediakan Materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang responsif gender (poster, leaflet, banner, dan melalui sosial media).

Menyediakan ruangan pojok perempuan.

Melakukan webinar terkait “Peran Perempuan dalam Ketahanan Keluarga Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”.

Foto: Rekonstruksi Batas Sebagian Kelompok Hutan Gunung Rinjani Wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok Nusa Tenggara Barat

Permasalahan yang berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup yang belum mencapai kategori baik dan belum maksimalnya pelestarian fungsi ekosistem dalam pembangunan berkelanjutan.

Permasalahan yang berkenaan dengan menurunnya prosentase kontribusi sumber daya hutan dan lingkungan hidup terhadap perekonomian nasional.

Permasalahan yang berkenaan dengan belum tercapainya target akses kelola dan distribusi manfaat hutan untuk kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan yang berkenaan dengan belum maksimalnya penguatan tata kelola dan kelembagaan bidang LHK.

Dalam pengelolaan kawasan hutan dan penataan lingkungan hidup, Ditjen PKTL telah berperan aktif mewujudkan sasaran strategis RENSTRA KLHK yaitu tercapainya keberadaan fungsi dan distribusi manfaat hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

4 PERMASALAHAN DALAM PELAKSAAN TUGAS

(6)

BEBERAPA ISU-ISU GENDER

Perempuan berkontribusi penting dalam menjaga hutan namun tidak cukup

mendapat rekognisi

Rendahnya kontrol perempuan dalam kelembagaan,

kepemilikan lahan, akses teknologi, kesempatan kerja dan kredit

Perempuan terkonsentrasi di peran dengan pembagian hasil

keuntungan kecil dalam rantai nilai produk hutan

Perempuan menjadi pekerja lepas dengan upah rendah

dan minim proteksi

Rentan mengalami

kekerasan seksual Pembagian kerja berbasis gender dalam pengelolaan

sumber daya alam

Keterlibatan perempuan dalam aktivitas sosial ekonomi dan konservasi sering tidak terlihat

Rendahnya kontrol perempuan pada pengambilan keputusan

Usaha ekonomi perempuan dianggap sebagai usaha

sampingan

Beban ganda Akses terbatas terhadap pengelolaan hutan maupun hasil hutan

Ketiadaan data dan studi tentang perempuan dan manajemen sumber daya alam

Ketimpangan akses dan kepemilikan lahan serta

sumber daya lainnya

Keterpaparan perempuan dan anak terhadap risiko kesehatan dan pemakaian pestisida di sektor perkebunan kelapa sawit.

Pembagian kerja berbasis gender cenderung menempatkan perempuan di

posisi yang lebih rendah ataupun pekerjaan lepas dengan pendapatan yang lebih

rendah

Pekerjaan tak berbayar yang dilakukan perempuan, karena

dianggap sebagai dukungan bagi kerja suami/ laki-laki seperti dalam pemetikan hasil

panen

(7)

Sebenarnya peran perempuan di kehidupan masyarakat lebih besar daripada laki-laki terutama sebagai petani. Misal, dalam kegiatan berladang, perempuan dan laki-laki akan melakukan aktivitas berladang secara bersama-sama. Namun, pada saat memasuki proses tanam, merawat, dan memanen kegiatan akan didominasi oleh perempuan. Contoh lain yang muncul saat Ditjen PKTL melakukan monitoring di tapak, terlihat bahwa perempuan lebih banyak untuk masuk ke hutan mencari hasil hutan untuk diolah.

Di sisi lain, perempuan cenderung menjadi lebih diam ketika ada pertemuan maupun saat diminta mengambil keputusan.

Perempuan akan memilih untuk bertanya kepada suami, atau menyerahkan kepada anggota kelompok laki-laki untuk mengambil keputusan dari rencana yang akan dilaksanakan.

Padahal, perempuan di tapak, memiliki kontribusi dan potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal.

Kontribusi dan potensi yang dimiliki oleh perempuan di tapak antara lain:

• Perempuan yang berada di kelompok, dapat memperkaya perspektif sehingga kelompok menjadi lebih stabil dalam pengelolaan konflik.

• Menguatkan skema dan insiatif dalam menjaga lingkungan.

• Mengembangkan ekonomi dan peluang bagi pemberdayaan kaumnya.

• Sejalan dengan kebijakan dan kelembagaan PUG KLHK.

• Apabila menemui keputusan yang sifatnya emosional (perlu menjaga stabilitas sosial dan lingkungan), perempuan punya perspektif lain untuk menangani keputusan tersebut.

• Kecenderungan bila kelompok mayoritas diisi oleh laki-laki, maka keputusan yang diambil cenderung kaku dan menimbulkan masalah, maka dibutuhkan pertimbangan perempuan untuk meluweskan keputusan tersebut.

Foto: Inventarisasi Sosial Budaya KPHL Unit XVIII Laiwoi Barat Kabupaten Konawe Foto: Enumerasi Klaster TSP/ PSP pada Hutan

Mangrove di Kabupaten Buton

(8)

INOVASI DAN STRATEGI PENGINTEGRASIAN GENDER YANG DILAKUKAN DITJEN PKTL

Sebagai bentuk tanggung jawab dan kesungguhan dalam melaksanakan dan mengintegrasikan gender dalam kegiatan, Ditjen PKTL turut berinovasi agar pengintegrasian gender dalam program dan kegiatan, baik di pusat maupun di tapak menjadi lebih maksimal, melalui :

Adanya pembahasan terkait perumusan gender action plan 

Membuat dan mensosialisasikan sticker terkait larangan bagi anak-anak untuk bermain di tempat yang membahayakan dan sticker tentang dahulukan lansia dan   .

Pemetaan kawasan hutan dengan pesawat    dengan melibatkan pegawai wanita.

Untuk kegiatan penataan batas dilengkapi dengan perbekalan yang memadai, buruh angkut, dan sistem pembagian personil.

Pendataan sosial budaya masyarakat melalui kegiatan inventarisasi dan verifikasi objek.

Menunjuk perempuan masyarakat yang berada di daerah dekat dengan kawasan tapal batas sebagai ketua kelompok yang bertugas untuk mengkoordinasi pencatatan dan pemantauan tapal batas yang ada di lapangan. Selain inovasi-inovasi yang telah dilakukan, Ditjen PKTL juga memiliki beberapa strategi yang digunakan untuk dapat menyelesaikan isu-isu gender yang ditemukan ditapak.

Foto: Orientasi Batas Kelompok Hutan Riwo Dompu Nusa Tenggara Barat

(9)

ASPEK KEGIATAN

Kegiatan di �ngkat tapak telah memper�mbangkan akses dan par�sipasi baik perempuan maupun laki-laki.

Kegiatan di �ngkat tapak berupaya menjawab kendala berbasis gender yang mempengaruhi par�sipasi perempuan dan laki-laki, termasuk kelompok marjinal

Kegiatan di �ngkat tapak telah diinformasikan dan dikonsultasikan secara memadai, baik kepada perempuan maupun laki-laki

Terdapat kegiatan yang dikhususkan untuk pemberdayaan bagi kelompok- kelompok marjinal (Kelompok marjinal mencakup antara lain kelompok perempuan, kelompok tani/ buruh tani wanita, atau perempuan usaha mikro, masyarakat adat, kelompok perempuan penenun, buruh tani perkebunan, atau perempuan kepala keluarga, dan orang dengan difable)

Terdapat gender quota terkait keterlibatan perempuan dan kelompok marjinal dalam kegiatan yang diselenggarakan di �ngkat tapak

Informasi peserta kegiatan telah disajikan secara terpilah berdasarkan jenis kelamin

Strategi Gender

di Tingkat Tapak

Sumber: Strategi Gender di Tingkat Tapak, BLI (2020)

Foto: Inventarisasi Sosial Budaya KPHL Unit XVIII Laiwoi Barat Kabupaten Konawe

(10)

ASPEK ORGANISASI/MANAJEMEN

Kebijakan/ aturan dan format data terpilah untuk se�ap kegiatan dan kelompok sasaran/ penerima manfaat dari kegiatan yang dilakukan

Staf dari lembaga mitra telah memiliki pengetahuan terkait gender secara memadai

Ada kegiatan/ upaya peningkatan kapasitas bagi staf proyek terkait dengan gender Aspek gender dalam monev kegiatan di �ngkat tapak

Keberadaan gender focal point/ gender officer di struktur proyek di organisasi mitra

Keberadaan gender focal point di komunitas/ �ngkat tapak

Gender assessment dilakukan pada fase awal pelaksanaan kegiatan di �ngkat tapak Monitoring dan pelaporan terhadap indikator dan aspek gender dari kegiatan di

�ngkat tapak

ASPEK KETERLIBATAN STAKEHOLDERS

Keterlibatan stakeholders termasuk perempuan dan kelompok marjinal, dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev kegiatan di �ngkat tapak

Cara-cara yang dipakai dalam mendorong par�sipasi perempuan dan kelompok marjinal dalam kegiatan di �ngkat tapak

Dukungan untuk organisasi/ kelompok perempuan

Dukungan untuk kepemimpinan perempuan dalam kegiatan/ kelembagaan di �ngkat tapak

Peningkatan kapasitas terhadap perempuan dan kelompok marjinal

Upaya untuk membangun dialog dan dukungan terhadap perempuan dan kelompok marjinal dalam kegiatan di �ngkat tapak

Data terpilah dalam keterlibatan stakeholders di berbagai kegiatan di �ngkat tapak

(11)

Dilihat dari implementasi PUG dalam kegiatan, isu-isu yang dijumpai oleh PKTL, inovasi dan strategi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kondisi dan situasi yang dihadapi oleh PKTL terutama di tapak, cukup berat. Misal, kegiatan pantauan tapal batas, dimana ketua kelompok koordinasinya adalah perempuan. Pantauan tapal batas merupakan kegiatan yang cukup berat, karena kelompok harus melakukan pantauan dan perjalanan di hutan menyusuri jejak tapal selama berhari-hari. Perempuan yang awalnya diragukan mampu untuk melaksanakan tugas, ternyata dengan baik dapat melakukan tugas tersebut. Keraguan muncul karena perempuan akan lama meninggalkan keluarga, sehingga dirasa tidak mungkin untuk mengemban tugas menyusuri tapal batas tersebut. Dibutuhkan dedikasi tinggi untuk melakukan kegiatan tersebut. Perempuan membuktikan mampu untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan teliti. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa, meskipun dalam kondisi dan situasi yang dihadapi cukup berat, namun PKTL berusaha untuk tetap terus melibatkan partisipasi perempuan di tapak untuk ikut berkontribusi dalam melakukan kegiatan-kegiatan kaitannya dengan PUG.

Implementasi PUG dalam pengelolaan Hutan yang dilakukan oleh Ditjen PKTL telah mendapatkan penghargaan tingkat madya dalam Lomba Implementasi PUG Lingkup Eselon I KLHK. Meski demikian terdapat beberapa rekomendasi agar pelaksanaan PUG bisa lebih berkelanjutan, yaitu:

1. Meningkatkan pengetahuan dan sensitivitas gender, khususnya tim Ditjen PKTL yang bekerja di lapangan, terutama agar mampu melakukan analisis gender di tingkat tapak.

2. Memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan memberikan kepercayaan lebih tinggi kepada perempuan untuk terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan Ditjen PKTL.

3. Melakukan pemberdayaan tidak hanya kaitannya dengan jenis kelamin, namun juga pemberdayaan berdasarkan kelompok umur, sehingga regenerasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan tapak akan terus berjalan berkelanjutan.

1. Ditjen PKTL. (2020). Panduan Implementasi Strategi Gender di Tingkat Tapak dalam Program Perlindungan Hutan di Kawasn APL. Jakarta: PKTL

2. Ditjen PKTL. (2020). Rencana Strategis Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Tahun 2020-2024. Jakarta: PKTL

3. Ditjen PKTL. (2020). Gender Action Kalfor Project 2020. Jakarta: PKTL

4. Ditjen PKTL. (2020). Rencana Kerja Sub Pokja PUG Tahun 2020 Ditjen PKTL. Jakarta:

PKTL

5. Ditjen PKTL. (2020). Bahan Tayangan PKTL dalam Lomba PUG Lingkup Eselon I. Jakarta:

PKTL

Rekomendasi

Referensi

(12)

Pokja Pengarusutamaan Gender Biro Perencanaan

@gender_klhk

@gender_klhk

@gender.klhk Pengarusutamaan Gender KLHK

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan target yang telah ditetapkan pada Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2020-2024, Kementerian menetapkan target tingkat

Ditjen KSDAE berperan penting dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia melalui sasaran strategis yaitu memanfaatkan potensi sumber daya hutan dan

Tujuan dari kegiatan-kegiatan terkait dengan pengarusutamaan gender yang dilakukan oleh BLI antara lain meningkatkan akses dan pengetahuan atas pengelolaan lingkungan hidup dan

Pilihan kegiatan KBR dengan pelibatan penyandang difable merupakan bukti adanya pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal PDASHL

Sementara menurut Hasbullah (2007: 93), Komite Sekolah juga berfungsi dalam hal: (1) mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat untuk berpartisipasi

Kementerian Pertanian (2020) menyampaikan bahwa pembangunan pertanian juga telah menerapkan strategi untuk mengintegrasikan perspektif gender melalui

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan pelepasan merkuri dari Artisanal dan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dengan cara memberikan bantuan teknis, transfer

Sumber: Policy Paper: Kebijakan Pengembangan Biodiesel Berbasis Sawit, 2020, Pusat Litbang Sosial Ekonomi Kebijakan Dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan