BAB III
MODAL DISETOR
A. UNSUR UTAMA MODAL PEMILIK PERSEROAN TERBATAS
(Dewi Ratnaningsih,1998 : 28)1. Modal Disetor
Modal yang berasal dari setoran atau transaksi dengan pemilik
a. Modal Saham:
Nilai nominal/nilai yang dinyatakan untuk saham biasa dan saham prioritas yang beredar.
b. Tambahan Modal Disetor
Meliputi agio saham, hasil dari transaksi saham treasuri, dsb.
2. Saldo Laba/Laba Ditahan
a. Modal yang berasal dari hasil kegiatan operasi perusahaan.
b. Unsur modal yang lain adalah: Modal Sumbangan, Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap, dsb.
B. HAK DASAR PEMEGANG SAHAM
(Dewi Ratnaningsih,1998 : 29)
1. Hak berpartisipasi dalam menentukan
arah dan tujuan perusahaan.
2. Hak atas laba perusahaan.
3. Hak atas pembagian aktiva dalam hal
perusahaan dilikuidasi.
4. Hak untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham para pemegang saham dapat dipertahankan (hak preentif).
C. PENGGOLONGAN SAHAM BERDASARKAN HAK PEMILIKAN
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 29)1. Saham Biasa
2. Saham Prioritas/Preferen;
Saham dengan hak yang berbeda dari saham biasa.
a. Kumulatif
b. Berpartisipasi
c. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa (konvertible)
D. AKUNTANSI PENJUALAN SAHAM
1.
Dijual tunai
(Dewi Ratnaningsih,1998: 30)
a. Saham bernilai nominal
Kas ……….xx
Modal Saham ……….xx Tambahan Modal Disetor ……..……..….. xx (harga jual > nilai nominal)
Kas ……….xx Tambahan Modal Disetor………..….xx
Modal Saham ……….. xx (harga jual < nilai nominal)
PT KFC didirikan pada awal tahun 2002, dengan modal dasar sebesar Rp.1 milyar yang terdiri dari 100.000 lembar saham biasa sebesar nilai nominal @ Rp.10.000 per saham. Pada tanggal 3 Maret 2002, 25.000 lembar saham dijual tunai dengan harga @ Rp.11.000.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp.275 juta hasil
penjualan saham sebanyak 25.000 lembar dengan nilai nominal Rp.250 juta tersebut adalah
sebagai berikut (ribuan rupiah).
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
3/3/02 Kas atau Bank
Modal Saham Biasa Modal Disetor-Agio Saham
(Penjualan 25.000 saham @ Rp.10.000 dengan harga Rp.275 juta)
275.000
250.000 25.000
b. Saham tidak bernilai nominal (Dewi Ratnaningsih,1998 : 30) 1). Dicatat berdasarkan harga jual:
Kas ……….xx
Modal Saham ……….xx
2). Dicatat berdasarkan harga yang dinyatakan (stated value): Kas ……….xx
Modal Saham ……….xx Tambahan Modal Disetor ……….……….. xx (harga jual > harga yang ditetapkan)
Contoh : Saham Tanpa Nilai Nominal (Harnanto, 2003 : 191 – 192)
PT MNC didirikan pada awal tahun 2002, dengan otorisasi untuk menerbitkan Saham Biasa sebanyak 100.000 lembar tanpa nilai nominal dan tanpa nilai ditetapkan. Pada tanggal 1 April 2002, sebanyak 25.000 lembar saham dijual tunai dengan harga @ Rp.15.000 per saham.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp.275 juta dari hasil
penjualan saham tanpa nilai nominal dan tanpa ditetapkan sebanyak 25.000 lembar, pada
tanggal 1 April 2002 adalah sebagai berikut (ribuan rupiah).
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/02 Kas atau Bank
Modal Saham Biasa
(Penjualan 25.000 saham biasa tanpa nilai nominal)
275.000
275.000
2.
Dijual dengan pesanan
(Dewi Ratnaningsih,1998 : 31 - 32) a. Rekening yang diperlukan:
1). Modal Saham Yang Dipesan : untuk mencatat nilai nominal saham yang dipesan. Merupakan rekening modal dan disajikan dibawah rekening. Modal Saham.
2). Piutang kepada Pesanan Saham: untuk mencatat jumlah tagihan yang masih harus dibayar oleh pemesan.
Penyajian di neraca:
a). sebagai elemen aktiva lancar bila akan dilunasi dalam waktu 1 tahun sejak tanggal neraca
b). sebagai pengurangan Modal Saham Yang Dipesan di kelompok modal bila akan dilunasi lebih dari satu tahun.
b. Pada saat dipesan
Kas ………..xx Piutang kepada Pemesan Saham …….… xx
Tambahan Saham yang Dipesan ……….... xx Tambahan Modal Disetor ………xx
Kas ………..xx Modal Saham yang Dipesan …….……… xx
Piutang kepada Pemesan Saham …………..……. xx Modal Saham ………xx
c. Pemesan gagal melunasi sisa tagihan Kebijakan yang dapat ditentukan adalah:
1). Mengembalikan pembayaran yang sudah diterima
2). Mengembalikan jumlah pembayaran yang sudah diterima setelah dikurangi dengan jumlah tertentu
3). Jumlah yang sudah diterima tidak dikembalikan ke pemesan melainkan diakui sebagai unsure penambah modal dari pembatalan penjualan saham
4). Menyerahkan saham yang nilainya sesuai dengan pembayaran yang telah diterima
Contoh: Saham Diterbitkan Melalui Pesanan (Harnanto, 2003 : 193 – 194)
PT JEC didirikan pada awal triwulan-4 tahun 2002, dengan otorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 100.000 lembar nominal @ Rp.10.000. Berikut adalah ikhtisar transaksi yang terjadi dalam hubungannya dengan penerbitan dan penjualan saham-saham tersebut sampai dengan tanggal 31 Desember 2002.
(1) Tanggal 1 s/d 30 November, diterima pesanan saham sebanyak 50.000 lembar dengan harga @ Rp.12.500 per saham. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, atas pesanan saham tersebut diterima pembayaran uang muka 50%, sedang sisanya akan dibayar dalam jangka waktu 60 hari.
(2) Tanggal 1 s/d 31 Desember, diterima pembayaran dari para pemesan saham sebagai pelunasan atas saham yang dipesan sebanyak 25.000 lembar, dan sertifikat saham diserahkan kepada pemesan.
Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi terkait dengan
penerbitan saham tersebut, dan efeknya terhadap saldo rekening-rekening eukitas atau
hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut :
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-30/11/02 Kas atau Bank
Piutang Pemesan Saham Modal Saham Biasa Dipesan Modal Disetor-Agio
312.500.000 312.500.000
500.000.000 125.000.000 1-31/12/02 Kas atau Bank
Piutang Pemesan Saham Modal Saham Biasa Dipesan
Modal Saham Biasa
156.250.000
250.000.000
156.250.000
250.000.000
EKUITAS
Modal Disetor:
Saham Biasa (100.000 lembar diotorisasi; 25.000 lembar beredar) Dipesan sebanyak 25.000 lembar
Modal Disetor-Agio Saham
250.000.000 250.000.000 125.000.000 Jumlah
Krg: Piutang Pemesan Saham
625.000.000 156.250.000
Jumlah Modal Disetor 468.750.000
Contoh: Pembatalan Pesanan Saham (Harnanto, 2003 : 194 – 196)
Masih dalam kaitannya dengan kasus pemesanan saham PT JEC tersebut, diumpamakan sebagai berikut. Seorang pemesan saham sebanyak 5.000 lembar tidak membayar sisa harga saham yang telah dipesan sebesar seluruhnya Rp.31,25 juta (0,5 x 5.000 x Rp.12.500) yang jatuh tempo dalam bulan Januari 2003, sehingga sesuai dengan ketentuan kontraktualnya pesanan saham dibatalkan.
Ikhtisar jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembatalan pesanan saham, pada masing-masing alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan seperti dikemukakan tersebut di atas adalah sebagai berikut :
(1)
Seluruh pembayaran yang telah diterima dikembalikan kepada pemesan saham.
1-31/1/03 Modal Saham Biasa Dipesan
(2) Uang muka pesanan saham yang dibatalkan minus penurunan harga atau biaya penjualan saham dikembalikan kepada pemesan
Diumpamakan pesanan saham sebanyak 5.000 lembar yang dibatalkan dapat dijual kembali dengan harga @ Rp11.250, sehingga terdapat penurunan harga sebesar Rp.1.250 per saham atau sebesar seluruhnya Rp.6,25 juta (5.000 x Rp.1.250). Sebagai akibatnya, maka hanya uang muka sebesar Rp.25 juta (Rp.31,25 juta – Rp.6,25 juta) dikembalikan kepada pemesan saham.
Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pembatalan pesanan dan penjualan kembali saham tersebut adalah sebagai berikut :
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/03 Modal Saham Biasa Dipesan Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan kembali saham, penurunan harga dibebankan kepada pemesan)
56.250.000
(3) Uang muka pesanan saham yang dibatalkan tidak dikembalikan atau disita
Uang muka pesanan saham yang disita diakui sebagai Tambahan Modal Disetor-Uang
Muka Pesanan Saham Dibatalkan sebagai berikut :
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/03 Modal Saham Biasa Dipesan Modal Disetor-Agio Saham
Piutang Pemesan Saham Modal Disetor-U/M Pesanan Saham Dibatalkan
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/03 Modal Saham Biasa Dipesan Modal Disetor-Agio Saham
Piutang Pemesan Saham Modal Saham Biasa
(Pembatalan pesanan saham, saham yang ekuivalen dengan uang muka, pesanan diserahkan kepada pemesan saham)
50.000.000 6.250.000
31.250.00 25.000.000
3.
Dijual secara lump-sum
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 32)
Harga jual harus dialokasikan ke setiap jenis saham dengan metode:
b. Metode Inkrimental: bila tidak semua jenis saham diketahui harga pasarnya
Contoh: Penerbitan Saham Dengan Harga Tergabung (Harnanto, 2003 : 192)
Untuk membiayai kegiatan ekspansinya, pada tanggal 1 April 2003, PT MSC menerbitkan dan menjual tunai beberapa jenis sekuritas saham tersebut di bawah ini dengan harga seluruhnya sebesar Rp.1.575 juta.
Sekuritas Saham Jumlah Saham NominalNilai HargaPasar Harga PasarJumlah
10% Saham Preferen
diakolasikan kepada setiap jenis sekuritas saham sebagai berikut (dalam ribuah rupiah).
Sekuritas Saham Kalkulasi Harga Jual NominalNilai Agio Saham
10% Saham Preferen 0,90 x Rp.1.750jt 1.575.000 1.150.000 425.000
Berdasar hasil alokasi harga jual kepada setiap jenis sekuritas saham tersebut di atas, maka ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi penjualan saham dengan harga tergabung pada tanggal 1 Apri 2003 adalah sebagai berikut (rupiah dalam ribuan).
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/02 Kas atau Bank
Modal Saham Preferen Modal Saham Biasa-Klas A Modal Saham Bisaa-Klas B Modal Disetor-Agio Saham Preferen Tambahan Modal Disetor-Agio S. B.Klas A Tambahan Modal Disetor-Agio S.B.Klas B
1.575.000
4.
Ditukar dengan aktiva non-kas
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 32) Dasar pencatatan:
a. Harga pasar saham yang ditukarkan, atau
b. Harga pasar aktiva yang diterima, mana yang dapat ditentukan secara lebih andal
Contoh: Pertukaran Saham dengan Aktiva Nonkas (Harnanto, 2003 : 197)
PT KFC menukarkan 2.000 lembar sahamnya sebesar nilai nominal @ Rp.10.000 dengan sebidang tanah pada tanggal 1 April 2004. Harga pasar saham biasa perusahaan pada saat itu adalah Rp.12.500 per saham.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran saham dengan tanah,
pada tanggal 1 April 2004 tersebut sebagai berikut:
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/04 Tanah
Modal Saham Biasa Modal Disetor-Agio Saham (Pertukaran saham dengan sebidang tanah)
25.000.000
20.000.000 5.000.000
Akan tetapi, apabila harga pasar tanah dapat ditentukan sebesar Rp.22,5 juta, sedang saham perusahaan tidak ada harga pasarnya, maka harga pasar tanah harus dipakai sebagai dasar pengukuran dan pencatatan transaksi pertukaran saham dengan tanah tersebut sebagai berikut:
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
(Pertukaran saham dengan sebidang tanah)
5.
Biaya Pengeluaran Saham
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 33) Terdapat dua alternatif pengakuan:
a. Sebagai pengurang hasil penjualan saham sehingga mengurangi rekening Tambahan Modal Disetor
b. Sebagai aktiva tak berwujud yaitu Biaya Organisasi dan diamortisir menjadi biaya untuk periode maksimum 20 tahun
E. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG SUDAH BEREDAR
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 33)1. Saham Treasuri: saham sendiri yang
sudah beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan. Saham ini dimaksudkan akan dihentikan sementara untuk kemudian dijual lagi atau dihentikan selamanya
2. Saham treasuri bukan merupakan elemen
aktiva bagi perusahaan. Penyajiannya di neraca adalah sebagai pengurang modal pemilik
3. Tidak ada laba/rugi yang boleh diakui dari
transaksi saham treasuri. Rekening Laba Ditahan dapat dikurangi, tetapi tidak akan bertambah karena transaksi saham ini
4.
Akuntansi Saham Treasuri
Metode pencatatan yang bisa dipakai:
a. Metode Biaya Perolehan
b. Metode Nilai Nominal
a.
Metode Biaya Perolehan
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 34 - 36) 1). Pada saat dibeli kembali:
Saham treasuri dicatat sebesar biaya perolehannya.
Saham Treasuri ………. xx
Kas ………. Xx 2). Pada saat dijual lagi: a). Harga jual = biaya perolehan Kas ……… xx
Saham Treasuri ……….xx
b). Harga jual > biaya perolehan Kas ……… xx
Saham Treasuri ……….xx
TMD Saham Treasuri ……….. xx
c). Harga jual < biaya perolehan Kas ………...… xx
TMD Saham Treasuri ……… xx
Laba Ditahan ……….. xx
Saham Treasuri ……….xx
Rekening Laba Ditahan di debit bila selisih harga jual dibawah biaya perolehan lebih besar dari saldo rekening Tambahan Modal Disetor-Saham Treasuri 3). Saat dihentikan untuk selamanya a). Biaya perolehannya = harga jual mula-mula Modal Saham .……… xx
Tambahan Modal Disetor …….……… xx
Saham Treasuri ………...………..……….xx
b). Biaya perolehannya > harga jual mula-mula Modal Saham ……….…… xx
Laba Ditahan ……….……. xx
Saham Treasuri ………...………….xx
c). Biaya perolehannya < harga jual mula-mula Modal Saham ……….……… xx
Tambahan Modal Disetor …….……… xx
Saham Treasuri ……….…..xx
TMD Penghentian Saham ………..xx
b.
Metode Nilai Nominal/Nilai Pari
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 36 – 37)) 1). Pada saat dibeli Saham Treasuri dicatat sebesar nilai nominalnya a). Biaya perolehan > harga jual mula-mula Saham Treasuri ……… xxTambahan Modal Disetor …….………….… xx
TMD Saham Treasuri ………..… xx
Laba Ditahan ………...…. xx
Kas ……...…….xx
b). Biaya perolehan < harga jual mula-mula Saham Treasuri ……….. xx
Tambahan Modal Disetor ………. xx
Kas ……….xx
TMD Saham Treasuri ………...……..xx
2). Pada saat dijual lagi a). Harga jual > nilai nominal Kas ……….. xx
Saham Treasuri………...……… xx
Tambahan Modal Disetor……… xx
b). Harga jual < nilai nominal Kas ……….. xx
TMD Saham Treasuri …..………. xx
Laba Ditahan ………xx
Saham Treasuri……….xx
3). Dihentikan untuk selamanya Modal Saham ………xx
Saham Treasuri……….xx
Contoh: Transaksi Saham Treasuri – Metode Kos (Harnanto, 2003 : 202 – 204)
PT BIC didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2002. Berikut adalah
ikhtisar hak-hak pemegang sahamnya pada tanggal 31 Desember 2003.
PT BIC
Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah)
Ekuitas (Catatan-1)
Saham Preferen (7 % kumulatif: 10.000 saham dalam peredaran) Saham Biasa, nom.@ Rp.5.000 (30.000 saham dalam peredaran) Modal Disetor-Agio Saham Biasa
Laba Ditahan
100.000 150.000 7.500 425.000
Jumlah hak-hak pemegang saham 682.500
Catatan-1: Saham Preferen dijual dengan harga sama dengan nilai pari dan callable berdasar kurs 103
Berikut adalah ikhtisar transaksi saham treasuri yang terjadi dalam tahun 2004.
10/3/04 Ditarik kembali dari peredaran sebagai saham treasuri sebanyak 7.500 lembar saham biasa dengan harga @ Tp.7.000 per saham 10/4/04 Saham treasuri sebanyak 1.500 lembar dijual kembali dengan
harga @ Rp.7.500 per saham
10/6/04 Saham treasuri sebanyak 2.500 lembar dinyatakan sebagai pelunasai secara formal.
Akuntansi Saham Treasuri – Metode Kos
Berdasar informasi tersebut, maka ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat
transaksi terkati saham treasuri menurut metode kos adalah sebagai berikut:
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
10/3/04 Saham Treasuri Kas atau Bank (Pembelian 7.500 lembar saham treasuri @ Rp.7000)
52.500.000
52.500.000
10/4/04 Kas atau Bank
Saham Treasuri Modal Disetor-Transaksi Saham Treasuri (Penjualan 1.500 lembar saham treasuri @ Rp.7500)
11.250.000
10.500.000
750.000
10/5/04 Kas atau Bank
Modal Disetor-Transaksi Saham Treasuri Laba Ditahan
Saham Treasuri (Penjualan 1000 lembar saham treasuri @ Rp.6000)
6.000.000 750.000 250.000
7.000.000
10/6/04 Modal Saham Biasa
Modal Disetor-Agio Saham Biasa Lab Ditahan
Saham Treasuri
(Pembatalan 2.500 lembar saham treasuri)
12.500.000 625.000 4.375.000
17.500.000
Pembukuan ayat-ayat jurnal transaksi tersebut membuat jumlah saham treasuri masih tersisa pada akhir Juni 2004 berjumlah 2.500 lembar atau sebesar Rp.17,5 juta (2.500 x Rp.7.000). Di dalam neraca pada akhir Juni 2004, Saham Treasuri disajikan sebagai berikut:
PT BIC
Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah)
Ekuitas (Catatan-1)
Saham Preferen nom (7 % kumulatif: 10.000 saham dalam peredaran) Saham Biasa, nom.@ Rp.5.000 (27.500 saham beredar; 2.500 dalam treasuri)
Modal Disetor-Agio Saham Biasa (Rp.7,5 juta – 0,625 juta)
Laba Ditahan (Rp.425 juta – Rp.4,625 juta)
Krg: Saham Treasuri (2.500 saham @ Rp.7.000)
100.000
137.500 6.875 420.375 (17.500)
Jumlah hak-hak pemegang saham 647.250
Akuntansi Saham Treasuri – Metode Nilai Pari (Harnanto, 2003 : 205)
Dengan metode nilai pari, ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi terkait
dengan saham treasuri pada kasus PT BIC tersebut akan tampak sebagai berikut:
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
10/3/04 Saham Treasuri
Modal Disetor-Agio Saham Laba Ditahan
Kas atau Bank
(Pembelian 7.500 lembar saham treasuri @ Rp.7000)
37.500.000 1.875.000 13.125.000
52.500.000
10/4/04 Kas atau Bank Saham Treasuri
Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan 1.500 lembar saham treasuri @ Rp.7500)
11.250.000
7.500.000 3.750.000
10/5/04 Kas atau Bank Saham Treasuri
Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan 1000 lembar saham treasuri @ Rp.6000)
6.000.000
5.000.000 1.000.000
10/6/04 Modal Saham Biasa Saham Treasuri
(Pembatalan 2.500 lembar saham treasuri)
12.500.000
Dengan metode nilai pari, saham treasuri dicatat berdasar nilai nominal sahamnya (7.500 @ Rp.5.000 atau Rp.37,5 juta). Selisih antara kos atau nilai perolehan saham treasuri (Rp.52,5 juta) dengan nilai nominal sahamnya diperlakukan sebagai pengurang terhadap Modal Disetor-Agio Saham secara proporsional (Rp.1,875 juta); sedang selebihnya (Rp.13,125 juta = Rp.52,5 juta –
Rp.39,375 juta) diperlakukan sebagai pengurang atau dibebankan kepada Laba Ditahan.
5. Penyajian Saham Treasuri Di Neraca
a. Metode Biaya Perolehan
Sebagai pengurang total modal b. Metode Nilai Nominal
Sebagai pengurang nilai nominal Modal Saham yang sejenis
LATIHAN-LATIHAN SOAL
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 85 - 86)
1. Berikut ini adalah 2 kejadian yang tidak saling berhubungan:
a. Tanggal 1 Januari 2002, dijual secara lump sum saham
biasa dan saham prioritas. Saham biasa sebanyak 400 lembar dengan nilai nominal Rp. 200,- per lembar. Total harga jual Rp. 200.000,-. Pada saat itu harga pasar saham biasa dan saham prioritas masing-masing Rp. 500,- per lembar. Buat jurnal yang diperlukan.
b. Tanggal 1 Desember 2001 dijual 1.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 100,- per lembar secara pesanan. Harga jual Rp. 500,- per lembar dan uang muka yang diterima 20% dari total harga jual. Tanggal 1 Februari 2002, ternyata pesanan tidak melunasi sisa pembayarannya. Untuk setiap alternatif kebijakan yang bisa ditentukan perusahaan, diminta:
1). Membuat jurnal pada 1 Desember 2001 2). Membuat jurnal pada 1 Februari 2002
2. Modal perusahaan X di neraca per 31 Desember 2000 terdiri dari: Modal Saham (10.000 lembar @ Rp. 50,-) Rp.
500.000,-Agio Saham
1.000.000,-Laba Ditahan
800.000,-Total Rp.
2.300.000,-(agio saham timbul dari transaksi penjualan saham di atas nilai nominalnya) Transaksi saham treasuri tahun 2001:
a. 1 Februari: membeli 1.000 lembar saham dengan harga Rp. 125,- per lembar b. 1 Mei: menjual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp. 140,- per lembar c. 1 Agustus: menjual 300 lembar saham treasuri dengan harga Rp. 90,- per lembar d. 31 Desember: 100 lembar saham treasuri dihentikan untuk selamanya
Dengan metode Nilai nominal atau Biaya Perolehan: 1). Buat jurnal untuk setiap tanggal tersebut di atas!