PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI MENGENAL KEGIATAN
MUSYAWARAH MATA PELAJARAN PKN MELALUI STRATEGI
MEMBACA GAMBAR PADA SISWA KELAS II MI NURUL HUDA
NGAMPEL SARI CANDI SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
LAILATUL KASANAH NIM. D77212083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Lailatul Khasanah, NIM D77212083, tahun 2006. “Peningkatan Pemahaman
Materi Mengenal Kegiatan Musyawarah Melalui Strategi Membaca Gambar Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari Candi Sidoarjo.
Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, Strategi Membaca Gambar.
Latar belakang penelitian ini adalah, rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pada mata pelajaran PKN yang disampaikan oleh guru di dalam kelas. Hal ini tercermin dari jumlah siswa yang belum tuntas KKM . Dari jumlah siswa yag terdapat dalam kelas II, yaitu sebanyak 30 siswa hanya 12 siswa yang mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan sebesar 70. Sedangkan 18 siswa belum menyacapai KKM. Selain itu proses pembelajaran PKn di sekolah yang umumnya bersifat teoritis dan pembelajaran yang disampaikan guru juga monoton sehingga tidak membuat siswa aktif dalam proses belajar.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana penerapan strategi Membaca Gambar dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa materi Mengenal Kegiatan Musyawarah kelas II di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo?, (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi Mengenal Kegiatan Musyawarah dengan penerapan strategi Membaca Gambar pada siswa kelas II di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo?
Metode penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari, Candi-Sidoarjo yang terdiri dari 30 siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan strategi Membaca Gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa materi mengenal kegiatan musyawarah mata pelajaran PKn. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
MOTTO ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR GRAFIK ... xix
DAFTAR RUMUS ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tindakan yang Dipilih ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
F. Lingkup Penelitian ... 8
G. Devinisi Operasional ... 9
H. Sistematika Pembahasan ... 11
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman ... 14
2. Tingkat-tingkat dalam Pemahaman ... 15
3. Evaluasi Pemahaman ... 16
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 18
5. Cara untuk Meningkatkan pemahaman ... 21
B. Pembelajaran PKn 1. Pengertian PKn ... 22
2. Tujuan PKn tingkat SD/MI ... 24
3. Ruang Lingkup dab Materi PKn tingkat SD/MI ... 26
4. Materi Mengenal Kegiatan Musyawarah ... 28
C. Strategi Membaca Gambar 1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 29
2. Pengertian Strategi Membaca Gambar ... 32
3. Prosedur Penerapan Strategi Membaca Gambar ... 33
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ... 36
C. Variabel yang Diteliti ... 37
D. Rencana Tindakan ... 37
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 42
F. Validasi Instrumen ... 56
G. Analisis Data ... 57
H. Indikator Kinerja ... 60
I. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN A. Hasil Penelitian Peningkatan Pemahaman Materi Mengenal Kegiatan Musyawarah melalui Strategi Membaca Gambar pada Siswa Kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari Candi Sidoarjo ... 63
B. Pembahasan Hasil Temuan Tindakan ... 122
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 127
B. Saran ... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 130
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 132
RIWAYAT HIDUP ... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan wajib
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan oleh masing-masing negara,
karena dalam pendidikan kewarganegaraan akan mendidik warganya menjadi
warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata
pelajaran wajib yang diberikan di sekolah mulai dari tigkat dasar hingga
tingkat tinggi. Dalam pembelajaran PKn memiliki tiga fungsi pokok, yaitu
mengembangkan kecerdasan warga negara, membina tanggung jawab warga
negara, dan mendorong partisipasi warga negara1. Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang mempunyai tujuan menciptakan generasi penerus
menjadi warga negara yang baik sejatinya dimulai sejak dini dari lingkungan
keluarga dan dilanjutkan dengan pendidikan formal di sekolah.
Menurut Malik Fajar yang dikutip oleh Zubaedi menyatakan bahwa
PKn memiliki peranan penting sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan, karakter, dan watak warga negara yang berdemokrasis dan
bertanggung jawab2. Pembelajaran PKn di tingkat rendah berisi tentang
1
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2013), hlm. 19
2
2
individu sebagai warga masyarakat yang hidup di lingkungan sosial mulai dari
keluarga, sekolah hingga lingkungan masyarakat. Dalam hal ini materi yang
diajarkan sangat sederhana namun menjadi landasan pokok untuk membangun
karakter peserta didik untuk menjadi warga negara dan individu yang baik.
Materi yang disampaikan misalnya kegiatan musyawarah, sikap rukun,
gotong-royong, cinta terhadap lingkungan dan lain sebagainya. Oleh karena
itu pembelajaran PKn sangatlah penting dan dibutuhkan oleh peserta didik
untuk bisa menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan baik.
Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami
materi yang terdapat dalam pembelajaran PKn guru harus mampu merancang
pembelajaran yang bervariatif sehingga memudahkan siswa dalam memahami
materi pelajaran. Dalam menyampaikan materi, guru tidak hanya berfokus
pada bacaan dalam buku paket dan mengulang penjelasan yang sudah ada.
Namum, guru juga harus bisa memberikan contoh secara nyata bukan hanya
lisan. Terutama pada siswa kelas rendah yang memiliki kemampuan nalar
yang masih rendah. Guru harus memberikan contoh secara jelas dan
sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa dapat
dengan mudah memahami materi yang disampaikan karena guru
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan hal tersebut,
seperti yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Ngampel Sari
3
terdapat banyak permasalahn yang dihadapi dalam pelajaran PKn. Dapat
diketahui bahwa dalam proses pembelajaran PKn pada materi Mengenal
Kegiatan Musyawarah terdapat permasalahan pada tingkat pemahaman siswa.
Hal ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang telah
ditetapkan. Dari 30 Siswa kelas II MI Nurul Huda Ngampel Sari
Candi-Sidoarjo hanya 12 siswa yang mampu mencapai KKM sementara 18 siswa
lainnya belum mencapai KKM yakni 70. Jika diprosentasekan sebanyak 40%
siswa mencapai KKM dan 60% siswa belum mencapai KKM3.
Pembelajaran PKn yang sangat dekat dengan kehidpan sehari-hari
siswa dianggap hanya bersifat teoritis saja karena guru tidak memberikat
contoh dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
kurang tertarik dalam proses belajar mengajar. Siswa akan merasa jenuh jika
penyampaian materi hanya berpusat pada buku paket sehingga dapat
menyebabkan siswa kurang aktif. Hal tersebut berdampak pada rendahnya
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran PKn yang disampaikan
oleh guru. Karena salah satu ciri pengajaran yang berhasil dapat dilihat dari
kadar kegiatan siswa dalam belajar. Jika semakin tinggi kegiatan belajar
siswa, maka semakin tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran4.
3
Hasil wawancara dengan Ibu Chum guru mata pelajaran PKn kelas 2 di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo
4
4
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penulis
berdiskusi dengan guru mata pelajaran PKn kelas 2 untuk mencari solusi
dalam memecahkan masalah tersebut. Penulis dan guru mata pelajaran PKn
kelas 2 sepakat bahwasanaya pemilihan strategi pembelajaran yang tepat
dalam proses belajar mengajar dapat membuat siswa lebih tertarik dan aktif
dalam proses belajar, sehingga dengan hal ini akan meningkatkan pemahaman
siswa pada materi pelajaran PKn yang disampaikan guru. Apabila pemahaman
siswa meningkat, akan meningkatkan pula nilai yang didapat oleh siswa
sehingga jumlah siswa yang mencapai nilai KKM akan bertambah.
Strategi yang dipilih untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran PKn harusnya dapat memberikan kemudahan bagi
siswa dalam memahami materi dan contoh secara sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini bertujuan untuk lebih
menyederhakan pemahaman siswa pada materi pelajaran. Strategi yang
digunakan bisa menggunakan gambar yang dapat menarik perhatian siswa
sehingga siswa dapat aktif dan tertarik dalam proses belajar mengajar. Karena
semakin siswa tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran maka perhatian
siswa pada materi yang diajarkan juga akan meningkat, sehingga tujuan
pembelajaran akan lebih mudah dicapai. Strategi yang dapat mencakup itu
semua adalah strategi membaca gambar.
Strategi membaca gambar merupakan suatu cara yang dapat
5
tentang materi yang disampaikan. Dalam strategi ini siswa diminta untuk
membaca gambar melalui penjelasan yang terdapat pada gambar tersebut dan
menambahkan penjelasan lain dari siswa berdasarkan gambar. Strategi ini
akan mengubah proses pembelajaran yang pasif menjadi aktif. Sehingga
meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan memahami contoh
yang jelas melalui ilustrasi gambar. Dalam strategi ini siswa akan didorong
untuk berfikir secara logis melalui penjelasan sederhana yang terdapat pada
gambar. Strategi ini sangat cocok diterapkan pada siswa kelas bawah karena
akan ditampilkan gambar sebagai contoh secara langsung untuk memperkuat
penjelasan guru.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka penulis
terdorong untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul
judul “Peningkatan Pemahaman Materi Mengenl Kegiatan Musyawarah
Mata Pelajaran PKn melalui Strategi Membaca Gambar pada Siswa Kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari Candi, Sidoarjo .
Penelitian dengan menggunakan strategi membaca gambar sudah
pernah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan oleh Nining
Suratihningsih dengan judul “Pengaruh Strategi Membaca Gambar dalam
Meningktkan Kemampuan Membaca pada Kelompok B di TK. Dalam
penelitian ini siswa sulit untuk belajar membaca dan menulis, namum dengan
6
siswa untuk lebih aktif dan mudah dalam belajar membaca. Sehingga dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa5.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah
yang akan dicari jawabannya dalam penelitian mengenai penerapan strategi
pembelajaran ini. Permasalaha yang dirangkum dalam rumusan masalah yakni
:
1. Bagaimana penerapan strategi Membaca Gambar dalam rangka
meningkatkan pemahaman siswa materi Mengenal Kegiatan Musyawarah
kelas II di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah dengan penerapan strategi Membaca Gambar pada siswa
kelas II di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo?
C. Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam peningkatan pemahaman belajar PKn kelas II MI Nurul Huda
Ngampelsari Candi-Sidoarjo yaitu dengan menerapkan strategi Membaca
5
7
Gambar. Dengan menerapkan strategi ini diharapkan peningkatan pemahaman
siswa pada pelajaran PKn dapat meningkat.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan strategi strategi Membaca Gambar dalam
rangka meningkatkan pemahaman siswa materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah kelas II di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah dengan penerapan strategi Membaca Gambar pada siswa
kelas II di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi guru
Diharapkan dapat menambah inspirasi guru dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa dikelas serta membantu guru dalam menentukan strategi
pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar di kelas.
2. Bagi siswa
8
melalui penerapan strategi Membaca Gambar, sehingga materi yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik dan pemahaman siswa semakin
meningkat.
3. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peran guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn.
F. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tuntas dan terfokuskan, penelitian ini dibatasi pada
hal-hal sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari
candi-Sidoarjo semester genap tahun pelajaran 2015/2016, karena kelas ini
terdapat kesulitan pada mata pelajaran PKn terutama pada pemahaman
materi Mengenl Kegiatan Musyawarah. PTK ini dilakukan sebanyak 2
Pertemuan, tiap pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran.
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran PKn kelas II semester genap
materi Mengenal Kegiatan Musyawarah dengan menggunakan penerapan
strategi Membaca Gambar.
3. Standart Kompetensi
3. Menampilkan sikap demokratis.
9
3.1Mengenal kegiatan bermusyawrah.
5. Indikator
1. Menjelaskan pengertian musyawarah.
2. Menjelaskan sikap yang baik dalam bermusyawarah.
G. Definisi Operasional
Untuk mengarahkan peneliti mengambil data, maka perlu adanya
batasan operasional dalam penelitian, yakni:
1. Pemahaman
Tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami
arti atau konsep, situasi atau fakta yang diketahuinya serta dapat
memberikan contoh tentang materi atau konsep tersebut. Dalam hal ini,
pemahaman yang dimaksud adalah upaya untuk menambah nilai
kemampuan peserta didik dalam pemahaman materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah
2. Strategi membaca gambar
Merupakan strategi yang memanfaatkan gambar sebagai medianya. Dalam
strategi membaca gambar, siswa mendeskripsikan gambar melalui
penjelasan yang terkandung di dalam gambar. Hal ini merupakan upaya
untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi Mengenal
Kegiatan Musyawarah. Pada Penelitian ini, indikator pemahaman
10
c.Mengklasifikasi, d.Menyimpulkan, e.Menduga, f.Membandingkan, dan
g. Menjelaskan6.
3. Mata Pelajaran Pkn
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran wajib bagi sekolah mulai
dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi. PKn merupakan mata pelajaran
yang diajarkan di MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo. Mata
Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang membahas tentang
kehidupan warga negara dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai warga negara yang baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pada penelitian ini difokuskan pada materi
mengenal kegiatan musyawarah dalam kehidupan sehari-hari
4. Materi Mengenal kegiatan musyawarah
Yaitu materi pelajaran PKn kelas II SD/MI semester genap. Hal ini sesuai
dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran PKn yakni, “3.1 Mengenal
kegiatan bermusyawarah”.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam proposal yang berjudul Peningkatan
Pemahaman Materi Mengenal Kegiatan Musyawarah melalui Strategi
6
11
Membaca Gambar pada Siswa Kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari
Candi-Sidoarjo akan dijabarkan sebagai berikut.
Pada Bab I proposal ini akan berisi Pendahuluan, yang meliputi: latar
belakang masalah, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, lingkup penelitian, definisi operasional, dan sistematika
pembahasan. Rumusan masalah saat penerapan dan setelah penerapan strategi
Membaca Gambar, Tindakan yang dipilih yaitu dengan menerapkan strategi
Membaca gambar. Tujuan Penelitian ini menjawab dari rumusan masalah saat
penerapan dan setelah penerapan strategi Membaca Gambar. Manfaat
Penelitian bagi guru, siswa, dan peneliti. Lingkup Penelitian yaitu siswa kelas
II MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo, pelajaran PKN materi
mengenal kegiatan musyawarah dengan menggunakan strategi Membaca
Gambar SK, KD, dan Indokator. Definisi Operasional yang menjabarkan isi
dari bab I sampai bab V.
Bab II berisi kajian teori yang meliputi Pemahaman, Pembelajaran
PKn, dan strategi Membaca Gambar. Teori pemahaman berisi tentang
pengertian pemahaman, tingkatan dalam pemahaman, evaluasi pemahaman,
faktor yang mempengaruhi pemahaman, dan cara untuk meningkatkan
pemahaman. Pembelajaran PKn meliputi teori pengertian PKn, Tujuan PKn
pada tingkat SD/MI, Ruang lingkup dan materi PKn tingkat SD/MI, dan
12
pengertian strategi pembelajaran, pengertian strategi membaca gambar, dan
prosedur penerapan strategi membaca gambar.
Pada Bab III berisi Metode dan Rencana Penelitian yang meliputi
metode penelitian, setting dan subjek penelitian, variabel yang diteliti, rencana
tindakan, data dan teknik pengumpulan data, validasi instrumen, analisis data,
indikator kinerja, dan tim peneliti dan tugasnya. Metode Penelitian berisi
tentang penelitian tindakan kelas (PTK). Setting penelitian meliputi tempat
penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK, sedangkan subjek penelitian
adalah siswa kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo tahun
ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa. Variabel yang diselidiki yaitu
variabel input, variabel proses, dan variabel output. Rencana Tindakan yang
meliputi persiapan PTK, Persiapan partisipan dan pelaksanaan. Data meliputi
sumber data, yaitu peserta didik, guru, dan teman sejawat. Teknik
Pengumpulan Data berupa observasi dan wawancara. Validasi Instrumen yang
berisi observasi di dalam kelas. Analisis Data Indikator Kinerja berisi tentang
hasil dari proses pembelajaran. Tim Peneliti dan Tugasnya yaitu guru dan
peneliti.
Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi hasil
penelitian per siklus, hasil wawancara, dan pembahasan temuan hasil
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PEMAHAMAN
1. Pengertian Pemahaman
Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para
ahli. Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar.7 Benjamin
S. Bloom mengatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah
kemampuan sesorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat8. Dengan kata lain pemahami dapat
diartikan mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sesorang siswa dikatan memahami
sesuatu apabila dia dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih
rinci tentang hal yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasanya
sendiri.
Hasil belajar pada pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe
hasil belajar pengetahuan yang sifatnya hafalan. Karena pada tingkat
pemahaman memerlukan kemampuan untuk menangkap makna atau arti
dari sebuah konsep. Oleh karena itu diperlukan adanya hubungan antara
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995),
hal. 24 8
15
konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut9. Namun, bukan
berarti pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk memahami perlu
terlebih dahulu mengetetahui atau mengenal10.
2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman
Menurut Bloom, kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat
kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dibagi ke dalam tiga
tingkatan yaitu :11
a. Menerjemahkan (translation)
Menerjemahkan diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa
yang satu ke dalam bahasa yang lain sesuai dengan pemahaman yang
diperoleh dari konsep tersebut. Dapat juga diartikan dari konsepsi
abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang
mempelajarinya. Dengan kata lain, menerjemahkan berarti sanggup
memahami makna yang terkandung di dalam suatu konsep. Contohnya
yaitu menerjemahkan dari bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia,
mengartikan arti Bhineka Tunggal Ika, mengartikan suatu istilah, dan
lain-lain
b. Menafsirkan (interpretation)
9
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013) hlm 51
10
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani), hlm. 57
11
16
Kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan,
kemampuan ini untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat
dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan
pengetahuan lain yang diperoleh berikutnya. Contohnya:
menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan
sebenarnya, serta membedakanyang pokok dan tidak pokok dalam
pembahasan.
c. Mengeksplorasi (extrapolation)
Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih
tinggi karena seseorang harus bisa melihat arti lain dari apa yang
tertulis. Membuat perkiraan tentang konsekuensi atau mempeluas
presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Ketiga tingkatan pemahaman terkadang sulit dibedakan, hal ini
tergantung dari isi dalam pelajaran yang dipelajari. Dalam proses
pemahaman, seseorang akan melalui ketiga tingkatan secara berurutan.
3. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk
membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Menurut
Tim Dipdiknas, evaluasi adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
17
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan12. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian
pada proses menjadi hal yang seharusnya diprioritaskan dari pada hasil,
maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung
dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu :13
a. Ranah Afektif (Affective Domain), berisi prilaku-prilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
nilai-nilai, apresepsi, dan cara penyesuaian diri.
b. Ranah Kognitif (Cognitive Domain), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau
pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan
keterampilan intelektual. Menurut Taksonomi Bloom penggolongan
ranah kognitif ada enam tingkatan, yaitu: pengetahuan (knowladge),
pemahaman (comprehension), aplikasi (pplication), analisis
(analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation).
c. Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain), berisi prilaku-prilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.
12
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012) hlm. 4
13
18
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai gagasan sasaran
yang akan tercapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan
akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru
sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini tujuan
yang dimaksud adalah pembuatan Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
yang mengacu pada Tujuan Intruksional Umum (TIU). Tujuan
instruksional umum mengharapkan peserta didik dapat meningkatkan
wawasan mengenai diri, tugas, siswa, serta memiliki kompetensi
profesional yang tercermin melalui penguasaan akademis.14 Tujuan
intruksional (TIK) ini dinilai sangat penting dalam proses belajar
mengejar, dengan alas an : 15
1) Membatasi tugas dan menghilangkan segala keburukan dan
kesulitan di dalam pelajaran.
2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian
yang tepat dalam menepatkan kualitas dan efektifitas
pengalaman belajar siswa.
3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal
untuk keberhasilan belajar.
14
J. J Hasibuan. Proses Belajar Mengajar, (Bandung:: Remaja Rosdakarya, 1995) hal 35
15
19
4) Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang diberikan
sekaligus pedoman awal dalam belajar.
b. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan pada peserta didik disekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalan bidang profesinya. Didalam satu kelas peserta
didik satu berbeds dengan lainnya, untuk itu setiap individu berbeda
pula keberhasilan belajarnya.16
Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang
kesekolah untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya. Merekaa
memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang
berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti tersdiri dari peserta
didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya.
c. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses interaksi antara guru
dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran
ini merujuk pada proses pembelajaran yang diciptakan guru dan
dipengaruhi olehketerampilan guru dalam mengolah kelas.
d. Suasana evaluasi
16
20
Keadaan kelas yang aman, tenang, nyaman dan disiplin juga
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik pada soal ujian
yang mereka kerjakan. Mempengaruhi bagaimana siswa memahami
soal berarti mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil
belajar siswa tinggi, maka tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar akan tinggi pula.
e. Cara dan Alat Evaluasi
Cara/teknik evaluasi merupakan cara-cara yang digunakan
dalam menyajikan bahan evaluasi. Misalnya dengan memberikan tes,
wawancara, pengamatan, dan lain-lain. Sedangkan alat/instrumen
evaluasi dipilih berdasarkan cara/teknik evaluasi yang telah dipilih,
contohnya butir soal, pedoman wawancara, pedoman pengamatan, dan
lain-lain. Dalam penggunaannya guru bisa memilih satu cara dan alat
evaluasi atau menggunakan lebih dari satu cara dan alat evaluasi.
Selain faktor-fakor di atas, terdapat beberapa faktor lain, yaitu:
1) Faktor internal: jasmaniah, psikologis, pematangan fisik dan psikis
2) Faktor eksternal (dari luar diri): Faktor sosial, Faktor budaya
3) Faktor lingkungan fisik: Faktor lingkungan spiritual (keagamaan)
5. Cara untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
a. Memperbaiki proses pengajaran
b. Adanya kegiatan bimbingan belajar
21
d. Pengadaan umpan balik (feedback) dalam belajar
e. Motivasi Belajar
f. Pengajaran perbaikan (remidial teaching)
g. Keterampilan mengadakan variasi
6. Indikator Pemahaman
a. Mengartikan
b. Memberikan contoh
c. Mengklasifikasi
d. Menyimpulkan
e. Menduga
f. Membandingkan
g. menjelaskan17
B. Pembelajaran PKn 1. Pengertian PKn
Pendidikan kewarganegaraan berasal dari kepustakaan asing yang
memiliki dua istilah, yakni:
a. Civic education, diartikan sebagai mata pelajaran dasar di sekolah
yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara agar dapat
17
22
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
b. Citizenship education,pengalaman belajar di sekolah maupun di luar
sekolah. Seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi
keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media yang
membantu untuk menjadi warga negara seutuhnya.
Dari kedua istilah tersebut, Civic education cenderung digunakan
untuk mata pelajaran PKn di sekolah yang memiliki tujuan membentuk
warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan pancasila dan
UUD 1945.18 Menurut Sumatri, warga negara yang baik adalah warga
negara yang tau, mau, dan mampu berbuat baik untuk negaranya dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Winataputra, warga negara
yang baik adalah warga negara yang mengetahui, menyadari, dan
melaksanakan hak dan kewajiban sebagi warga negara.
PKN dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara, dan secara khusus peran pendidikan termasuk di dalamnya
18
Ali mustafa dan Irfan Tamwifi, Materi dan Pembelajaran IPS/PKN MI, (Surabaya: LTPK IAIN Sunan
23
persekolahan, pengajaran, dan belajar dalam proses penyiapan warga
negara tersebut.19
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan suatu mata
pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga
negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berfikir aktif dalam
masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan merupakan program pendidikan
yang materi pokoknya adalah demokrasi politik yang ditujukan pada
peserta didik atau warga negara yang bersangkutan.
Beberapa ahli menjelaskan tentang pengertian PKn, salah satunya
menurut Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan
demokratis yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berfikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktifitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi
adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat. Adapun menurut tim ICCE UIN Jakarta, pendidikan
kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan dimana seseorang mempelajari orientas, sikap dan perilaku
politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowladge,
awareness, attitude, political participation, serta kemampuan mengambil
keputusan politik secara rasional.
19
24
2. Tujuan PKn tingkat SD/MI
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Kurikulum
Nasional, Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD/MI
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:20
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karaktermayarakat Indonesia agar hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan mamanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Selain itu PKn juga bertujuan untuk membangun karakter
bangsa Indonesia, membentuk kecakapan pertisipasif warga yang
bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan bangsa Indonesia,
menjadikan warga negara Indonesia yang yang cerdas, aktif dan kritis
20
25
dan demokratis namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan
dan integritas bangsa serta membangun kultur demokratis yang
berkeadaban yaitu kebebasan, persamaan, toeransi dan bertanggung
jawab.21
Berdasarkan tujuan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran PKn bukan hanya sekedar menyampaikan teori, namun
hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami serta
menghayati nilai-nilai pancasila dan sumpah pemuda dalam rangka
pembentuan sikap dan perilaku sebagai individu dan anggota
masyarakat.
3. Ruang Lingkup dan Materi Pkn Tingkat SD/MI
Materi dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan bidang kajian yang bersifat interdisipliner, artinya meterinya
dijabarkan dari berbagai disiplin ilmu lain, yaitu; ilmu politik, ilmu
negara, ilmu hukum tata negara, hukum, negara, ekonomi, moral, dan
filsafat. Sedangkan untuk kepentinga pembelajaran, materi tersebut
diorganisasikan secara psikologis dan ilmiah22. Materi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dikemas dalam tiga bagian, yaitu
pengetahuan kewarganegaraan, nilai kewarganegaraan, dan keterampilan
21
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Civic Education, (Surabaya:SAP, 2012), hal 10-11
22
26
kewarganegaraan yang pada dasarnya sejenis dengan kognitif, afektif, dan
[image:34.612.147.520.216.666.2]psikomotor.
Tabel 2.1
Pemetaan ruang lingkup dan materi Belajar PKn SD/MI.23
No Ruang Lingkup Materi
1. Persatuan dan
Kesatuan Bangsa
Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah pemuda, Keutuhan NKRI, Parisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap NKRI, Keterbukaan dan Jaminan keadilan
2. Norma Hukum ,
dan Peraturan
Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di
masyarakat, Peraturan-peraturan daerah,
norma-norma yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan Peradilan internasional
3. Hak Asasi
Manusia
Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota keluarga dan masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, penghormatan dan perlindungan HAM
23
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2013), hlm.
27
4. Kebutuhan Warga
Negara
Hidup bergotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
menghargai keputusan bersama,
kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar konstitusi dan negara
6. Kekuasaan dan
Polotik
Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi,
Pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem
pemeritahan, pers dalam masyarakat
demokrasi
7. Pancasila Proses perumusan pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi Globalisasi di lingkngannya, politik luar
28
4. Materi Mengenal Kegiatan Musyawarah
Musyawarah merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia.
Bahkan, kegiatan musyawarah tercantum dalam pancasila sebagai ideologi
bangsa yaitu sila ke-4. Dalam materi mengenal kegiatan musyawarah ini
akan membahas mengenai arti musyawarah, tata cara dalam
bermusyawarah, tata cara mengambil keputusan alam bermusyawarah, dan
contoh-contoh kegiatan musyawarah yang dilakukan di rumah, sekolah,
maupun masyarakat.
C. Strategi Membaca Gambar
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dari bahasa
Yunani. Sebagai kata benda strategos merupakan gabungan kata stratus
(militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja stratego berarti
merencanakan (to plan). Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.
Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi
29
Sedangkan secara sederhana, istilah pembelajaran dapat diartikan
sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang
melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan
kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat
pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.
Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimeni kegiatan
(belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan,
serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah
kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar.
pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan/
merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Oleh sebab itu kegaiatan pembelajaran akan bermuara pada
dua kegiatan pokok. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan
perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang
melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan
mengajar.
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu
30
untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari
pandangan falsafah atau teori belajar tertentu. Berikut pendapat para ahli
mengenai pengertian strategi pembelajaran24:
a. Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
b. Kozma, secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiata yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
c. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran
dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan
oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat,
lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai
24
31
tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi
adalah pencapaian tujuan.
Dalam strategi pembelajaran terdapat lima komponen, yaitu
kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi
peserta didik, tes dan kegiatan lanjut25. Strategi pembelajaran merupakan
merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian
materi pelajaran, peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Pengertian Strategi Membaca Gambar
Membaca gambar adalah mendeskripsikan gambar melalui
penjelasan mengenai apa yang terkandung dalam gambar tersebut.
Nukilan Thomas Armstrong, mengemukakakn bahwa strategi
pembelajaran multiple intelligences adalah suatu cara mengakses
informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada pada masing-masing
siswa. Namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh kecerdasan
bersinergi dalam satu kesatuan yang sesuai dengan kebutuhan. Sehingga
siswa mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran dengan cara
yang benar. Merujuk pendapat Armstrong, strategi membaca gambar
merupakan aplikasi pembelajaran pada jalur kecerdasan spasial visual.
25
32
strategi membaca gambar berupa kemampuan siswa mendeskripsikan
gambar melalui penjelasan logis terhadap konten yang terkandung dalam
gambar tersebut. Gambar adalah bentuk pola spasial , namun gambar
mengandung pola deskripsi tertentu yang dapat disampaikan secara lisan.
Kemampuan tersebut merupakan sinergitas antara jalur kecerdasan
spasial-visual dan jalur kecerdasan linguistik dan matematis-logis. Tentu
secara teknis, ini dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang
dibuat guru saat menyusun pembelajaran.
3. Prosedur Penerapan Strategi Membaca Gambar
Dalam prosedur penerapan strategi Membaca Gambar dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih tema atau materi ajar yang mengandung gambar gambar atau
bisa menggunakan gambar dalam proses pembelajarannya.
b. Guru memberikan penjelasan atau penjabaran tentang materi yang
akan diajarkan sebagai bekal untuk siswa dalam membaca gambar.
c. Memilih gambar dengan tingkat kompleksitas tinggi agar dalam
penerapan proses strategi Membaca.
d. Sebaiknya gambar-gambar dibuat dalam ukuran besar dengan cara
[image:40.612.149.532.231.615.2]
33
e. Dari setiap gambar yang ditampilkan, guru dapat memilih siswa untuk
memberikan deskripsi gambar tertentu melalui pnejelasan siswa.
f. Siswa lain dapat memberikan tanggapan atau masukan pada siswa
yang membaca gambar di depan kelas.26
26
34
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK).
PTK dipilih dalam penelitian ini sebab penulis ingin meningkatkan kualitas
pembelajaran secara khusus dalam hal meningkatkan prestasi belajar di MI Nurul
Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo. Penelitian ini didesain untuk membantu guru
mengetahui apa yang terjadi di dalam kelasnya. Informasi yang didapatkan oleh
guru ini kemudian dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan. PTK ini bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme guru, dan peningkatan pemahaman siswa
materi Mengenal Kegiatan Musywarah mata pelajaran PKn.
Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.27
Penelitian kualitatif mengkaji perpektif partisipan dengan berbagai strategi.
Strategi yang digunakan bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi
partisipan, wawancara, dokumen-dokumen, serta teknik-teknik pelengkap berupa
foto maupun rekaman. Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan data
27
Nana Syaodih S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
hlm. 94
35
berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa
yang ingin kita ketahui.
Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan Model
Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin konsep pokok action research terdiri dari
empat komponen, yaitu:
1. perencanaan (planning),
2. tindakan (acting),
3. pengamatan (observing), dan
[image:43.612.139.483.222.599.2]4. refleksi (reflecting).
36
Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus28. Untuk
mengatasi permasalahan di dalam kelas mungkin diperlukan lebih dari satu
siklus. Siklus-siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Apabila pada
siklus pertama belum berhasil, maka dilakukan siklus kedua.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian
Tempat penelitian atau lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
MI Nurul Huda Ngampelsari Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 3 dan 10 Mei
2016. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
madrasah. Karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa
siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
c. Siklus PTK
Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus, setiap siklus
dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui kedua
siklus tersebut dapat diamati pemahaman materi “Mengenal Kegiatan
Musyawarah” dengan penerapan strategi Membaca Gambar.
28
37
2. Subjek penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI Nurul
Huda Ngampelsari Candi-Sidoarjo tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah
siswa sebanyak 30, 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
C. Variable yang Diteliti
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab
pemasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Variabel Input : Siswa kelas II MI Nurul Huda Ngampelsari Candi
2. Variabel Proses : Penerapan strategi Membaca Gambar
3. Variabel Output :Peningkatan pemahaman materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah
D. Rencana Tindakan
Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
modal Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat
langkah pokok yaitu: (1) Perencanaan (Planning), (2) Tindakan (Action), (3)
Pengamatan (Observation), dan (4) Refleksi (Reflection).
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa:
1. Rencana tindakan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan perencanaan
38
a. Persiapan pelaksanaan PTK
Dalam hal ini, peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas.
b. Persiapan partisipan
Memberikan simulasi kepada guru tentang penyelenggaraan dan
melakukan konsolidasi dengan guru tentang cara melakukan penelitian
dan pembagian tugas. Persiapannya meliputi:
1) Menyusun instrumen dan skenario penelitian
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Menyiapkan lembar observasi dan berbagai instrument pengumpulan
data yang akan digunakan dalam penelitian
4) Menyiapkan media dan sumber belajar yang digunakan dalam
penelitian
5) Menyiapkan alat evaluasi
2. Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin dan direncanakan
menggunakan dua siklus. Pada masing-masing siklus terdiri dari kegiatan
sebagai berikut:
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Pengamatan atau observasi
39
Secara umum, berikut adalah table pokok-pokok rencana tindakan pada
[image:47.612.149.506.170.698.2]tiap siklus yang akan dilaksanakan oleh peneliti:
Tabel 3.1
Pokok-pokok Rencana Kegiatan Penelitian
Siklus I
Perencanaan:
Identifikasi
masalah dan
menetapkan alternatif pemecahan masalah
a. Menyusun RPP
b. Membuat jadwal kunjungan kelas
c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana
pendukung yang diperlukan di kelas
d. Menyiapkan sumber belajar dan media
pembelajaran
e. Menyiapkan instrumen penilaian
f. Menyiapkan lembar kerja siswa
g. Mengembangkan format observasi
Pelaksanaan Tindakan
Mengacu pada RPP selama pembelajaran berlangsung, diantaranya:
Kegiatan Awal:
a. Memulai dengan salam dan berdo’a
(membaca do’a hendak belajar)
b. Guru menanyakan kabar siswa dan
mengecek kehadiran
c. Apersepsi, mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari “Mengenal Kegiatan
Musyawarah”
d. Motivasi, membangkitkan minat dan
semangat belajar siswa
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
40
Kegiatan Inti:
a. Guru menjelaskan secara singkat
tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Siswa membentuk kelompok menjadi 6
kelompok besar yang terdiri dari 5-6 orang siswa untuk melakukan diskusi
c. Guru membagikan LK kelompok pada
masing-masing kelompok.
d. Guru menunjukkan tugas kelompok
yang akan diberikan dan menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut.
e. Tiap kelompok diminta untuk
mendeskripsikan gambar yang telah diterimanya. Setiap siswa harus bisa menjelaskan setiap gambar. Karena guru akan menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas untuk membaca gambar
f. Tiap kelompok ditunjuk seorang
perwakilan utuk membaca gambar yang telah diterima kelompoknya di depan kelas.
g. Masing-masing kelompok mengamati
hasil kerja kelompok lain dan kemudian memberikan penilaian
h. Guru memberikan kesempatan kepada
41
mengenai gambar yang telah dibaca
i. Guru menyimpulkan dengan
memberikan tanya jawab kepada siswa
tentang kegiatan yang baru saja
dilaksanakan.
Kegiatan Akhir
a. Guru mengecek pemahaman siswa
dengan melakukan umpan balik (tanya jawab)
b. Guru memberikan penguatan dan
membuat kesimpulan dari proses
pembelajaran pada hari itu
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
(tugas individu) kepada siswa untuk mengerjakan soal latihan
d. Guru memotivasi siswa agar
mempelajari materi berikutnya
e. Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdalah
f. Guru mengucapkan salam
Pengamatan Pada tahap pengamatan ini hal-hal yang diperhatikan yaitu sebagai berikut:
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan Strategi
Membaca Gambar
b. Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran
42
kelompok
d. Kemampuan siswa dalam membuat dan
meyelesaikan tugas kelompok
e. Kemampuan siswa dalam menjawab
soal individu.
Refleksi a. Mencatat kendala yang terjadi selama penerapan strategi Membaca Gambar
b. Melakukan diskusi dengan guru
kolabolator untuk mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi efisiensi dan waktu dari setiap tindakan
c. Melakukan dengan tindakan perbaikan
sesuai evaluasi untuk dilakukan siklus berikutnya
d. Evaluasi tindakan pada siklus I
Siklus II
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam PTK adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik
Untuk mendapatkan data tentang peningkatan pemahaman materi
Mengenal Kegiatan Musyawarah mata pelajaran PKn.
43
Untuk melihat tingkat keberhasilan peneraan strategi Membaca Gambar
pada peningkatan pemahaman materi Mengenal Kegiatan Musyawarah
mata pelajaran PKn.
c. Teman sejawat/kolaborator
Teman sejawat/kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari siswa maupun
guru.
2. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti
observasi, wawancara, tes, non tes dan dokumentasi. Teknik pengumpulan
data ini ditujukan kepada guru dan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini. Dalam teknik
pengumpulan data ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Teknik Pengumpulan data kualitatif yang meliputi:
1) Observasi
Observasi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pelaksanaan
tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, proses yang terjadi
yang diharapkan menuju sasaran. Dengan observasi,, diharapkan
gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat
diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi
rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut. Hal-hal yang diamati
44
Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan penerapan
strategi Membaca Gambar.
Rumus 3.1
Penilaian Instrumen Aktivitas Guru
Nilai Akhir = x 100
Aktivitas peserta didik pada proses pembelajaran dengan
penerapan strategi Membaca Gambar.
Rumus 3.2
Penilaian Instrumen Aktivitas Siswa
[image:52.612.149.525.207.528.2]Nilai Akhir = x 100
Tabel 3.2
Instrumen observasi aktivitas guru
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 I Persiapan
Persiapan guru dalam mengajar
Mempersiapkan perangkat pembelajaran RPP Mempersiapkan strategi pembelajaran
II Pelaksanaan
45
Guru mengucap salam untuk membuka pelajaran Guru membaca doa untuk memulai pelajaran Guru menanyakan kabar siswa dan meminta siswa untuk merapikan posisi duduknya
Guru mengabsen kehadiran siswa.
Guru mengaitkan pembelajaran sebelumnya yaitu
“Memelihara Lingkungan Sekitar” dengan materi
yang akan disampaikan yaitu “Mengenal
Kegiatan Musyawarah ”
Guru memotivasi siswa, dengan melafalkan pancasila untuk membangkitkan minat dan semangat belajar siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi tentang mengenal kegiatan musyawarah
Guru membentuk 6 kelompok.
Guru menunjukkan beberapa gambar pada siswa dan memberikan contoh cara membaca gambar Guru menunjukkan tugas kelompok yang diberikan dan menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut (membagi LK). Guru mengamati siswa ketika berdiskusi.
Guru meminta perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Guru mengamati siswa yang maju membacakan jawaban hasil diskusi.
46
kelompok yang sudah maju ke depan kelas (tepuk
tangan).
Guru memberikan penguatan dan pembenaran tentang materi
Kegiatan akhir
Guru merefleksi dan menyimpulkan materi pada pembelajaran hari itu.
Guru meberikan 5 buah soal kepada siswa.
Guru memginforkan kepada siswa agar
mempelajari materi berikutnya yaitu sifat yang baik saat musyawarah
Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk dan mengambil sampah di sekitarnya
Guru menutup pelajaran dengan bacaan Al-Ashr
Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.
III Pengelolaan Waktu
Ketepatan waktu dalam belajar mengajar. Ketepatan memulai dan menutup pelajaran. Kesesuaian dengan RPP.
IV Suasana Kelas
[image:54.612.139.507.109.585.2]Kelas Kondusif. Kelas hidup.
Tabel 3.3
Instrumen observasi aktivitas siswa
No Aspek yang diamati
Skor
47
I Persiapan
Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Persiapan perlengkapan belajar.
Persiapan performansi siswa.
II Pelaksanaan Kegiatan Awal
Siswa menjawab salam guru saat membuka pelajaran.
Siswa berdoa bersama-sama untuk memulai pelajaran
Siswa menjawab kabar dengan semangat dan merapikan posisi duduknya.
Siswa menjawab pertyanyaan guru terkain temannya yang tidak masuk
Siswa merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru pada kegiatan apersepsi.
Siswa mengikuti motivasi yang diberikan oleh guru.
Siswa memperhatikan guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran dan melaksanakannya.
Kegiatan Inti
Siswa mendegarkan penjelasan guru tentang materi Mengenal Kegiatan Musyawarah Siswa membentuk kelompok menjadi 6 kelompok besar.
48
menunjukkan gambar dan memberikan contoh cara membaca gambar
Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait cara mengerjakan tugas tersebut. Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk dari guru secara berkelompok.
Perwakilan siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.
Siswa bertepuk tangan setelah semua perwakilan kelompok maju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
Siswa mendengarkan penguatan yang
disampaikan oleh guru dan melakukan tanya jawab dengan guru terkait kegiatan yang baru saja dilaksanakan.
Kegiatan Akhir
Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari proses pembelajaran pada hari itu. Siswa mengerjakan 5 soal yang telah diberikan guru
Siswa mendengarkan informasi yang
diberikan guru tentang pelajaran selanjutnya
Siswa merapikan tempat duduk dan
membersihkan sampah disekitar bangkunya.
Siswa membaca surat Al-Ashr untuk
49
Siswa menjawab salam guru.
Aspek yang diamati untuk diberikan penilaian terhadap aktivitas siswa
dalam kelompok meliputi:
Keaktifan baik dalam kelas maupun kelompok
Keaktifan siswa baik dalam kelas maupun kelompok sangat berperan
pada keberhasilan pembelajaran. Siswa yang pasif akan sulit
menerima pesan dan informasi yang disajikan guru.
Kekompakan dengan anggota kelompok
Kerjasama yang baik atau kekompakan dalam setiap anggota
kelompok sangat membantu terciptanya rasa antusias pada
pembelajaran yang dilakukan.
Motivasi
Motivasi dalam diri manusia sangat berpengaruh dalam berbagai
kegiatan termasuk pembelajaran. Motivasi yang tinggi terhadap
pembelajaran akan mendukung peserta didik dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran.
Disiplin
Kedisiplinan sangat penting dalam pembelajaran. Kedisiplinan siswa
dalam mengikuti pembelajaran adalah wujud sikap yang menunjukkan
keseriusan belajar siswa terhadap suatu materi pembelajaran.
50
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala
siswa dalam belajar, prestasi belajar siswa, metode yang diterapkan
guru dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah
panduan wawancara.
Tabel 3.4
Format panduan wawancara guru sebelum menerapkan strategi
Membaca Gambar
Tanggal:
Nama Guru:
1. Apa sebelumnya anda mengalami kendala saat mengajarkan
mata pelajaran PKn kepada siswa?
2. Apa saja kendala yang dialami saat kegiatan pembelajaran
PKn khususnya materi Mengenal kegiatan musyawarah?
3. Bagaimana pemahaman siswa pada pembelajaran tersebut?
4. Apa yang menjadi penyebab munculnya kendala tersebut?
5. Menurut anda solusi apa yang tepat untuk menangani
[image:58.612.156.512.201.605.2]masalah tersebut?
Tabel 3.5
Format panduan wawancara guru setelah menerapkan strategi
Membaca Gambar
Tanggal:
Nama Guru:
[image:59.612.159.516.98.679.2]
51
Gambar dalam kegiatan pembelajaran?
2. Menurut pendapat anda bagaimana aktivitas siswa selama
praktik pembelajaran dengan menggunakan strategi
Membaca Gambar berlangsung?
3. Bagaimana kesan anda terhadap praktik pembelajaran yang
telah dilakukan?
4. Menurut anda apa yang masih perlu diperbaiki pada
pembelajaran yang telah dilakukan?
5. Apa saran anda untuk perbaikan praktik pembelajaran
selanjutnya?
Tabel 3.6
Format panduan wawancara siswa sebelum menerapkan strategi
Membaca Gambar
Tanggal:
Nama Siswa:
1. Apa yang kalian pikirkan tentang mata pelajaran PKn?
2. Apa yang kalian rasakan saat pembelajaran PKn di kelas?
3. Apakah kalian suka dengan materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah?
4. Apa kalian merasa kesulitan dalam pembelajaran PKn pada
materi mengenal kehiatan musyawarah?
5. Apa kesulitan yang kalian rasakan saat mempelajari materi
[image:60.612.159.509.168.497.2]
52
Tabel 3.7
Format panduan wawancara siswa setelah menerapkan strategi
Membaca Gambar
Tanggal:
Nama Siswa:
1. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran PKn tadi?
2. Apakah kalian masih mengalami kesulitan untuk memahami
materi mengenal kegiatan musyawarah?
3. Apakah kalian merasa lebih mudah memahami materi
setelah pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi Membaca Gambar?
4. Bagaimana kesan kalian terhadap strategi membaca gambar
yang telah dipaktikkan?
a) Teknik pengumpulan data kualitatif
1). Tes
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan
peningkatan pemahaman materi Mengenal Kegiatan Musyawarah
pelajaran PKn dengan melihat nilai yang diperoleh siswa. Tes
tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam
penerapan pembelajaran dengan menggunakan strategi Membaca
Gambar
Tes yang digunakan adalah tes tulis. Skor tes ini juga
53
Musyawarah, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
prestasi dan keaktifan siswa terhadap materi Mengenal Kegiatan
Musyawarah melalui penerapan strategi Membaca Gambar
Instrumen yang digunakan adalah butir-butir soal tes tulis.
Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut:
Tabel3.8
Kisi-kisi Penilaian Siklus I
Mata Pelajaran : PKn Bentuk soal : Isian
Kelas/Semester : II/2 Jumlah soal : 5 butir
No Unsur yang Diukur
Indikator Bentuk Penilaian
Teknik Penilaian
Instrumen Penilaian
1. Menjelaskan Peserta
didik dapat menjelaskan pengertian musyawarah
Uraian Tes Tulis Butir Soal
( 2 butir)
2. Menjelaskan Peserta
didik dapat menjelaskan sikap yang baik dalam musyawarah
Uraian Tes Tulis Butir Soal
(3 butir)
Tabel 3.9
Kisi-kisi Soal Siklus I
54
Kelas/Semester : II/2 Jumlah soal : 5 butir
No Indikator Kompetensi Indikator Butir Soal Bentuk Penilaian Nomor soal Skor
1. Menjelaskan
pengertian musyawarah
Dijasikan materi
berupa bacaan,
siswa mampu
menjelaskan pengertian musyawarah
[image:62.612.133.509.109.698.2] Disajikan sebuah
tabel, siswa
mampu
menuliskan contoh
masalah yang
dijadikan permasalahan dalam musyawarah Uraian Uraian 1 2 15 15
2. Menjelaskan
kegiatan musyawarah
Disajikan sebuah
gambar, siswa
mampu menjelaskan
kegiatan pada
gambar tersebut
Dijasikan materi
berupa bacaan ,
Uraian
Uraian
55
siswa mampu
menyebutkan tugas pemimpin
musyawarah
Dijasikan materi
berupa bacaan ,
siswa mampu
menyebutkan sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh
peserta musyawarah
Uraian
4
5
15
30
3) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip nilai, buku, surat kabar,
majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Untuk mendapat kebenaran
data yang valid maka peneliti perlu melihat arsip-arsip dari
administrasi guru mata pelajaran yang meliputi data mulai dari
sebelum siswa belajar sampai sesudahnya.
Dokumentasi dala