• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol.14 No.4 Oktober 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Vol.14 No.4 Oktober 2013"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL OF

Economic

Management

& Business

ISSN: 1412-968X Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013

Konsep Mawah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara

Damanhur dan Muammar Khaddai 363

Kepuasan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara Terhadap Pelayanan Kesehatan Publik Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara

Fakriah dan Syawal Harianto 375

Analisis Pengaruh Upah dan Pengangguran Terhadap Jumlah Pencari Kerja di Indonesia

Fanny Nailufar 385

Analisis Valuasi Saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Hakim Muttaqim 391

Keseimbangan Investasi Jangka Panjang di Indonesia

I R F A N 397

Implementasi Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruksi/Membangun Suatu Konsep Ekonomi

Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal

Juni Ahyar Dan Ikramuddin 409

Analisis Efektivitas Pengawasan Kerja Karyawan

Studi Kasus pada PT. Shandhy Putra Makmur Cabang Regional Sumatera

Muhammad Diah 423

Analisis Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.14/10/DPBP Tahun 2012 Terhadap Penjualan Kredit Honda BeAT di Kota Lhokseumawe

Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata 435

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bumi Persada Kota Lhokseumawe

Teuku Edyansyah 451

Analisis Kontribusi dan Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe

Umaruddin Usman 465

(2)
(3)

JOURNAL OF

Economic

Management

& Business

ISSN: 1412-968X Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013

Konsep Mawah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara

Damanhur dan Muammar Khaddai 363

Kepuasan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara Terhadap Pelayanan Kesehatan Publik Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara

Fakriah dan Syawal Harianto 375

Analisis Pengaruh Upah dan Pengangguran Terhadap Jumlah Pencari Kerja di Indonesia

Fanny Nailufar 385

Analisis Valuasi Saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Hakim Muttaqim 391

Keseimbangan Investasi Jangka Panjang di Indonesia

I R F A N 397

Implementasi Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruksi/Membangun Suatu Konsep Ekonomi

Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal

Juni Ahyar Dan Ikramuddin 409

Analisis Efektivitas Pengawasan Kerja Karyawan

Studi Kasus pada PT. Shandhy Putra Makmur Cabang Regional Sumatera

Muhammad Diah 423

Analisis Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.14/10/DPBP Tahun 2012 Terhadap Penjualan Kredit Honda BeAT di Kota Lhokseumawe

Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata 435

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bumi Persada Kota Lhokseumawe

Teuku Edyansyah 451

Analisis Kontribusi dan Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe

Umaruddin Usman 465

(4)

Diterbitkan Oleh :

Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Dewan Penasehat/Advisory Board

Rektor Universitas Malikussaleh

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Ketua Penyunting/ Chief Editor

Wahyuddin

Pengelola Penyunting/Managing Editor Khairil Anwar (Chief)

Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni, Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/

Editorial Advisory and Review Board

Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal), Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),

Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK), Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),

Jeliteng Pribadi, MA (USK), Sirkulasi & Secretary :

Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail

Kantor Penyunting/Editorial Ofice

Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941 E-mail : emabis@fe-unimal.org - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis

Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000

Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi, Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan

Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.

ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

E-MABIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

(5)

Daftar Isi

Konsep Mawah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara

Damanhur dan Muammar Khaddai 363

Kepuasan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara Terhadap Pelayanan Kesehatan Publik Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara

Fakriah dan Syawal Harianto 375

Analisis Pengaruh Upah dan Pengangguran Terhadap Jumlah Pencari Kerja di Indonesia

Fanny Nailufar 385

Analisis Valuasi Saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Hakim Muttaqim 391

Keseimbangan Investasi Jangka Panjang di Indonesia

I R F A N 397

Implementasi Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruksi/Membangun Suatu Konsep Ekonomi

Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal

Juni Ahyar Dan Ikramuddin 409

Analisis Efektivitas Pengawasan Kerja Karyawan

Studi Kasus pada PT. Shandhy Putra Makmur Cabang Regional Sumatera

Muhammad Diah 423

Analisis Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.14/10/DPBP Tahun 2012 Terhadap Penjualan Kredit Honda BeAT di Kota Lhokseumawe

Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata 435

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bumi Persada Kota Lhokseumawe

Teuku Edyansyah 451

Analisis Kontribusi dan Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe

(6)
(7)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 363

KONSEP MAWAH DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN ACEH UTARA

JOURNAL OF ECONOMIC MANAGEMENT & BUSINESS

Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013 ISSN: 1412 – 968X

Hal. 363-373

DAMANHUR DAN MUAMMAR KHADDAFI

Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe

Life in Acehnese society can not be separated between religious and cultural life of society, people’s social lives often tinged with religious moral values , in order

Acehnese economy are familiar with the concept of mawah (proit sharing) as a mechanism in living economy, the purpose of this study to ind the concept mawah as one loan product that will be used by Islamic inancial institutions. Research sites in North Aceh Regency in 4 districts; Seunuddon, Lhoksukon, Dewantara and Sawang, the business sector mawah includes plantations, rice ields and farms. For each of the business areas will be sampled as many as 43 people in a non-probability sampling. Non-probability sampling technique used sampling. Metode convenience of data analysis used in this study is a simple regression analysis, statistics deskrip-tif. This study result showed a correlation coeficient (R) of 0.755 which shows the

close relationship between the independent variables, namely the concept mawah the

dependent variable is welfare community at 75.5%. while the coeficient of determi-nation (R2) of 0.570. This result means that the public welfare may be affected by the concept mawah by 57%. While the remaining 43% (100% - 57%) is inluenced by other variables outside the model of this study.

(8)

LATAR BELAKANG

Didalam kehidupan masyarakat telah ban-yak kita temui konsep bagi hasil, di desa-desa khususnya di sektor pertanian dan perkebunan. Konsep bagi hasil yang berkembang dikehidupan masyarakat ini yang mendekati konsep ekonomi Islam sebenarnya juga telah lama berkembang di desa-desa.Pelaksanaan bagi hasil yang dilaksana-kan oleh para petani banyak mengacu pada nilai-nilai kebersamaan.

Sistem perekonomian Islam merupakan masalah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan pada awal terjadinya kon-trak kerja sama (akad), yang ditentukan adalah porsi masing-masing pihak, misalkan 50:50 yang berarti bahwa atas hasil usaha yang diperoleh akan didistribusikan sebesar 50% bagi pemilik dan 50% bagi penggarap.

Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan berproduksi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak.Karena itu bagi Islam produksi yang sur-plus dan berkembang baik secara kualitatif mau-pun kuantitatif tidak dengan sendirinya mengin-dentiikasikan kesejahteraan bagi masyarakat. Apalah artinya produksi yang menggunung jika hanya untuk segelintir orang yang memiliki uang.

Jadi usaha bagi hasil yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan pada umumnya adalah usa-ha bagi usa-hasil pertanian perkebunan dan peterna-kan yang berlaku didalam masyarakat umumnya, dilakukan secara lisan dan atas dasar saling per-caya kepada sesama anggota masyarakat.

Dalam hal masih banyak melaksanakan kon-sep usaha bagi hasil baik untuk usaha tanah per-tanian, Perkebunan juga Peternakan. Penggarapan tanah pertanian dengan konsep bagi hasil tersebut

telah dilaksanakan dimulai sejak dahulu bahkan sudah turun-temurun dari generasi ke generasi se-lanjutnya hingga saat sekarang ini. Ada beberapa konsep mawah yang selama ini dilaksanakan pada tatanan kehidupan masyarakat Aceh Utara: 1. Mawah sawah adalah pemilik sawah

memberi-kan sawahnya kepada penggarap untuk untuk digarap dan setelah panen hasilnya dibagi dua atau 50:50.

2. Mawah tanah (mawahtanoh) yaitu kesepaka-tan antara dua belah pihak yang mana pihak pemilik memberikan lahan kepada pengelola untuk digarap/dikelola sampai lahan menjadi bersih siap untuk ditanam, akan tetapi sebe-lum ditanam lahan tersebut dibagi dua antara pemilik lahan dengan pengelola lahan . 3. Mawah kebun yaitu kesepakatan antara dua

belah pihak dimana pemilik kebun memberi-kan kebunnya kepada pihak pengelola untuk dikelola hingga panen dan hasilnya dibagi dua. 4. Mawah ternak yaitu Pemilik hewan memberi-kan hewannya kepada pengembala/pemeliha-ra untuk dipelihapengembala/pemeliha-ra dan setelah berkembang, anak dari hewan tersebut dibagi dua. Misalnya, pemilik hewan memberikan 10 ekor kambing kepada pengembala, dalam jangka waktu 1 (satu) tahun kambing tersebut telah berjumlah 20 (Dua puluh) ekor kambing, disini adanya pertambahan kambing sebanyak 10 ekor, jadi 10 ekor kambing ini dibagi dua 5 (lima) Ekor untuk untuk pemilik kambing dan 5 (lima) ekor lagi bagi pengembala.

Dari Tabel 1 dapat kita simpulkan tradisi mawah merupakan hal yang sudah menjadi bu-daya dalam tatanan kehidupan masyarakat Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Utara.

Tabel 1

Jenis mawah di Kabupaten Aceh Utara

No Kecamatan

Jenis mawah dan jumlah populasi

Jumlah Sawah pertanian

(orang)

Perkebunan

(orang) Ternak (orang)

1 Seunuddon 20 10 40 70

2 Lhoksukon 40 40 50 120

3 Dewantara 22 5 30 57

4 Sawang 30 10 40 70

Jumlah 112 65 160 317

(9)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 365

TINJAUAN TEoRITIs

Mawah, di Indonesia merupakan hukum adat yang di kenal dengan berbagai istilah setempat, seperti maro atau jejuron (Jawa Barat, Priangan), nyakap (Lombok), mawah (Aceh), memperduai (Sumatera Barat), melahi atau pebalokan (Tanah Karo), belah pinang (Toba), toyo (Minahasa), te-sang (Sulawesi Selatan), Separoan (Palembang).

Berdasarkan tradisi mawah, nampaknya tel-ah berkembang sedemikian rupa sebagai akibat pengaruh ekonomi keuangan, maka prinsip yang mengandung pemerataan telah mulai bergeser ke arah kepentingan ekonomi.Menurut Hurgronye (1985:326) Mawah dalam bahasa Aceh adalah sinonim dengan meudua laba, yaitu keuntungan dibagi dua sama banyak.

Menurut Kamus Aceh Indonesia, Secara ter-minologi, Mawah dalam adat Aceh berarti “cara bagi hasil yang mengerjakan sawah dengan mem-pergunakan alat-alat sendiri, memelihara ternak seseorang dengan memperoleh setengah bagian dari penghasilannya: bagi dua laba”.

Menurut Hurgronye (1985:326) mereka me-nyerahkan ladangnya berdasarkan kontrak mawah (peumawah) tidak ikut campur tangan lagi sampai panen. Maka akan dihadirinya sendiri atau oleh orang wakil untuk menghitung padi dan menyisi-hkan setengah yang menjadi bagiannya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa mawah merupakan kesepaka-tan antara dua belah pihak yang mana satu pihak memberikan lahan pertanian maupun perkebunan kepada pihak kedua untuk dikelola atau di garap setelah panen hasilnya di bagi dua (50:50).

Konsep Bagi Hasil menurut Muhammad (2000:129), terjadi bila pemilik modal (sahibul mall) menyerahkan modalnya kepada pengelola (mudharib) untuk dikelola atau di usahakan, se-dangkan keuntungannya dibagi menurut kesepa-katan bersama.

Menurut Muhammad (2000:10), terdapat be-berapa ketentuan tentang konsep bagi hasil atau pembagian keuntungan dan pertanggung jawaban kerugian pada sistem kerja sama dalam Islam ada-lah:

1. Kerugian merupakan bagian modal yang

hi-lang, karena kerugian akan dibagi kedalam bagian modal yang di investasikan dan akan di tanggung oleh para pemodal.

2. Keuntungan akan dibagi diantara sekutu atau mitra usaha dengan bagian yang telah ditentu -kan oleh mereka dengan bagian atau persentase tertentu, bukan dalam jumlah nominal yang pasti ditentukan oleh bagi pihak manapun. 3. Dalam suatu kerugian usaha yang berlangsung

terus, diperkirakan usaha akan menjadi baik kembali melalui keuntungan sampai usaha tersebut menjadi seimbang kembali. Penen-tuan jumlah nilai ditentukan kembali dengan menyisihkan modal awal dan jumlai nilai yang tersisa akan dianggap sebagai keuntungan atau kerugian.

Pihak-pihak yang berhak atas bagi hasil atau pembagian keuntungan usaha boleh meminta bagian mereka hanya jika mereka para penanam modal awal telah memperoleh kembali investas-inya, atau pemilik modal melakukan suatu transfer yang sah kepada mereka.

Muzara’ah menurut Ibrahim (1983:401) dalam bahasa Arab berasal dari pada kata zara’a yaitu tanaman.Muzara’ah dari segi bahasa ber -maksud menjadikan tanah sebagai satu kegiatan penanaman atau pertanian dengan berkongsi di antara pemilik tanah dengan pengusaha untuk mendapatkan hasil. Hasilnya itu akan dibagikan antara kedua-dua pihak mengikut apa yang telah dipersetujui di dalam akad.

Menurut Nasroen (2002:275) muzara’ahsecara etimologi, berarti kerja sama di bidang pertanian antara pemilik tanah dengan petani penggarap. Se-cara terminologi, terdapat beberapa deinisi para ulama, menurut ulama malikiyah berarti perseri-katan dalam pertanian, ulama hanabilah mengar-tikannya sebagai penyerahan tanah pertanian ke-pada seorang petani untuk digarap dan hasilnya dibagi berdua (paroan).

(10)

sementara yang menyewa kadang-kadang men-dapatkan hasil tanaman dan kadang-kadang juga tidak. Sementara itu para ulama berbeda pendapat dalam soal manakah yang boleh, muzara’ah atau muajaraah, dan yang benar boleh adalah kedua-duanya

Menurut jaribah (2006:98) muzara’ah yaitu menyerahkan lahan tanah kepada orang yang akan menanaminya dan pengolahanya dengan bagian yang maklum dari hasil tanaman.

Muzara’ah bertujuan untuk saling membantu antara petani yang tidak memiliki lahan olahan dengan para pemilik lahan yang tidak mampu mengolah lahannya, dengan ketentuan hasilnya mereka bagi dengan sesuai dengan kesepakatan bersama. Hal ini sejalan dengan irman Allah SWT dalam Al-Qur’an:Artinya :“Bertolong-to-longanlah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan dan jangan bertolong-tolongan atas dosa dan permusuhan”. (Al-Maidah: ayat 2).

Dari beberapa deinisi diatas dapat disimpu-lakan bahwa muzara’ah yaitu penyerahan lahan pertanian kepada seseorang untuk digarap dan hasilnya di bagi sesuai dengan kesepakatan ber-sama.

Musaqah menurut Sudarsono (1994:159) berasal dari kata Al-Saqa yaitu memperkerjakan orang untuk mengurus pohon kurma atau anggur atau lainnya dan hasil di bagi dua.

Menurut Sudarsono (2001:224-225), Musaqah ialah yang punya kebun memberikan kebun-nya kepada tukang kebun agar dipeliharakebun-nya dan penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi antara keduanya, menurut perjanjian keduanya se-waktu perjanjian (akad).

Dari beberapa deinisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa musaqah adalah aqad antara pemilik kebun dengan pengelola dengan tujuan agar kebun itu dipelihara dan dirawat sehingga dapat memberikan hasil yang baik dan dari hasil itu akan dibagi menjadi dua sesuai dengan aqad yang disepakati.

Syarat musaqahmenurut jumhur ulama ada lima :

1. Sighat (ungkapan) ijab dan qabul

2. Al-aqidain, dua orang pihak yang melakukan transaksi

3. Obyek musaqah yang terdiri atas pepohonan yang berbuah baik berbuahnya dalam bentuk tahunan atau juga setahun sekali, seperti padi, jagung, dll

4. Ketentuan mengenai pembagian hasil dari musaqah tersebut

5. Masa kerja, hendaknya ditentukan lama waktu yang akan dipekerjakan.

Menurut para ulama iqh berakhirnya akad musaqah itu apabila :

1. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad telah habis

2. Salah satu pihak meninggal dunia

3. Ada udzur yang membuat salah satu pihak tidak boleh melanjutkan akad.

Kesejahteraan

Suisyanto (2005:105) tujuan memben-tuk masyarakat islam adalah mensejahterakan masyarakat secara lahir dan batin.

Menurut Yusuf (1995:32) kesejahteraan hidup merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat yang sejahtera tidak akan terwujud jika para masyarakatnya hidup dalam keadaan miskin oleh karena itu kemiskinan harus dihapuskan karena merupakan suatu bentuk ketidaksejahteraan yang menggambarkan suatu kondisi yang serba kurang dan dalam pemenuhan ekonomi.

Menurut Gunawan (1998:7) keinginan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi adalah sebagaimana diakui dalam is-lam, yaitu memberikan hak yang pasti kepada masyarakat dan menyediakan tata tertib sosial yang menjamin kesejahteraan sosial bersama dan menghapuskan kemiskinan.

Menurut Tsumanto (1987:28) kesejahteraan masyarakat dideinisikan sebagai kegiatan yang terorganisai dengan tujuan meningkatkan kes-ejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebu-tuhan-kebutuhan didalam bebarapa bidang sep-erti kehidupan keluarga dan anak.Kesehatan, pe-nyesuain sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial.

(11)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 367

oleh rasa keselamatan dan ketentraman lahir dan batin, dengan memberikan hak yang pasti kepada masyarakat dan menyediakan sebagai tata tertib sosial yang menjamin kesejahteraan sosial ber-sama dan menghapuskan kemiskinan.

METoDE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh.Pada empat kecamatan, per-tama Kecamatan seunoddon, kedua Kecamatan Lhoksukon, kecamatan Dewantara dan Kecamatan Sawang. Alasan peneliti memilih lokasi didasari pada data kabupaten aceh utara yang berlandaska pada perkebunan, pettanian dan peternakan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuan-titatif dengan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan meng -gunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Responden kajian terdiri dari: petani sektor pertanian, petani sektor perkebunan, petani sektor peternakan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling.Teknik non-non-probability sam-pling digunakan convenience samsam-pling.Teknik convenience sampling merupakan teknik dimana elemen populasi dipilih berdasarkan kemudahan dan kesediaan untuk menjadi sampel.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Statistik Deskriptif. Data diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, tabulasi silang.

2. Analisis Regresi sederhana untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan vari-abel bebas.

PEMBAHAsAN

Penelitian ini menganalisis pengaruh konsep mawah terhadap kesejahteraan masyarakat di

Aceh Utara.Konsep mawah diukur berdasarkan jumlah modal yang diberikan kepada penggarap/ pengelola dan kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan jumlah pendapatan yang diterima setelah menerapkan konsep mawah. Deskriptif nilai maksimum, minimum dan rata-rata variabel modal, pendapatan sebelum dan sesudah menera -pkan konsep mawah dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 modal yang diterima penggarap/pengelola nilai terendah sebesar Rp.180.000, nilai tertinggi sebesar Rp.3500.000, dan rata-rata modal yang diterima sebesar Rp.877.209,30. Untuk pendapatan sebelum mel-akukan konsep mawah nilai terendah sebesar Rp.300.000, nilai tertinggi Rp.700.000, dan ra-ta-rata pendapatan sebelum melakukan mawah Rp.482.558,14, terakhir untuk pendapatan sesu-dah melakukan konsep mawah nilai terendah Rp.800.000, nilai tertinggi sebesar Rp.6.000.000, dan rata-rata pendapatan sesudah melakukan mawah sebesar Rp.2.388.372,09.

Berdasarkan data diatas menunjukkan terjadin-ya peningkatan terjadin-yang sangat signiikan pendapatan yang diterima sebelum dan sesudah melakukan konsep mawah.Hal ini terlihat dari pendapatan rata-rata sebelum melakukan konsep mawah sebe -sar Rp. 482.558,14.sedangkan pendapatan rata-rata sesudah melakukan konsep mawah sebesar Rp.2.388.372,09. Penerapan konsep mawah di Kabupaten Aceh utara tentunya dapat meningkat-kan kesejahteraan masyarakat.

Namun dikarenakan penerima konsep mawah atau yang menjalankan konsep mawah rata-rata berada pada garis kemiskinan maka diperlukan perhatian khusus untuk masyarakat yang men-jalankan konsep mawah khususnya di sektor pe-ternakan. Karena untuk sektor peternakan profesi ini lebih bersifat sebagai pekerjaan sampingan bu-kan sebagai pekerjaan tetap.

Minimnya akses dana yang dapat dijadikan Tabel 2.

Deskriptif statistik

Deskriptif Statistik N Terendah Tertinggi Rata-rata Modal yang diterima penggarap/pengelola 43 180000 3500000 877209.30 pendapatan sebelum melakukan konsep mawah 43 300000 700000 482558.14 Pendapatan sesudah melakukan konsep mawah 43 800000 6000000 2388372.09

Valid N (listwise) 43

(12)

sebagai modal untuk mawah membuat konsep mawah susah mengembangkan dirinya sebagai produk keuangan, pada sisi lain modal usah yang disediakan oleh pihak perbankan tidak dapat di-akses oleh masyarakat dikarenakan keberadaan bank di desa tidak bankeble.

Perlunya lembaga intermediasi antara masyarakat dengan pihak perbankan, potensi ini sangat besar mengingat peran pemerintah daerah khususnya aparatur desa atau tokoh masyarakat yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam keg-iatan mawah. Karena mawah merupakan kegkeg-iatan yang menjadi tradisi turun temurun yang dilaku-kan oleh orang tuanya terdahulu, sehingga secara alamiah kegiatan ini merupakan seleksi alam, mis-alnya dalam satu desa sudah terkenal dengan ke-luarga yang mawah, hal ini karena sudah dijalani oleh beberapa generasi sebelum dia.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apa-kah dalam suatu model regresi linear variabel be-bas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Menguji normalitas residual dengan menga-nalisis dengan geraik normal probability plot (pp plot) of regression standardized residual yang membandingkan distribusi kumulatif dari distri-busi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan den-gan garis diagonal.

Jika distibusi data adalah normal maka garis akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis-garis diagonalnya. Jika distribusi data residualnya normal, maka titik sebaran data tersebar tidak terlalu jauh (mengukuti garis diago-nalnya).

Hasil analisis graik normal probability plot (pp plot) of regression standardized residual dili -hat pada Gambar 1.

Menurut Santoso (2010:2013) mengatakan de-teksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari graik, dengan dasar pengam-bilan keputusan:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka mo-del memenuhi asumsi normalitas

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dari Gambar p-plot dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model memenuhi asumsi normalitas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menunjukkan penyebaran varians gangguan.Het-eroskedastisitas terjadi bila Varians residu ber-beda dari satu pengamatan kepengamatan lainnya. Deteksi dapat dilakukan dengan metode grais. Dalam penelitian ini akan dilakukan metode terse-but, yaitu metode grais dengan melihat gambar scaterplot.

Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk Var-iabel modal yang diterima oleh penggarap/pen-gelola menggunakan metode graik dapat dilihat dari gambar scaterplot sebagai berikut:

Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk vari-abel modal yang diterima penggarap/pengelola dapat dilihat pada Gambar 2.

Pedoman pengambilan keputusan mengguna-kan graik scaterplot adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu maka terjadi

heteroske-dastisitas

2. Jika tidak ada pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Dari gambar graik pada Gambar 2 dapat dili-hat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta menyebar diatas dan dibawah titik nol pada sumbu Y. hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heter-okedastisitas dalam penelitian ini.

Analisis Regresi Linear sederhana

(13)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 369

Gambar 1. Graik normal probability plot (pp plot) of regression standardized residual Sumber: Hasil kuesioner, 2013 (Olah Data)

Gambar 2. Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk variabel modal yang diterima penggarap/pengelola dapat dilihat pada gambar

Sumber data: Hasil kuisioner (Data Diolah, 2013)

Tabel 3

Analisi Regresi Linear sederhana

Model B thitung ttabel Sig

Konstanta 1288754,052 6.884 0.000

Konsep mawah 1,254 7.369 2,019 0.000

(14)

Dari hasil perhitungan ststistik melalui pro-gram SPSS hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 dia-tas, maka perolehan hasil persamaan hasil resgresi sederhana sebagai berikut:

Y = 1288754,052+ 1,254X

Dari persamaan regresi sederhana tersebut, dapat dijelaskan bahwa a = intersept sebesar 1288754,052 artinya apabila variabel independ-en (konsep mawah) dianggap konstan (bernilai 0), maka kesejahteraan masyarakat sebesar 1288754,052. Koeisien nilai konsep mawah (X) sebesar 1,254, artinya apabila nilai konsep mawah mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka kes-ejahteraan masyarakat akan mengalami kenaikan sebesar 1,254.

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa koeisien korelasi (R) sebesar 0,755 yang menunjukkan er-atnya hubungan (korelasi) antara variabel bebas yaitu konsep mawah dengan variabel terikat yaitu kesejahteraan masyarakat sebesar 75.5%.Sedang-kan nilai koeisien determinasi (R2) sebesar 0,570.

Hasil ini berarti bahwa kesejahteraan masyarakat dapat dipengaruhi oleh konsepmawah sebesar 57%. Sedangkan sisanya 43% (100% - 57%) dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar model penelitian ini.

Konsep mawah mempunyai hubungan yang erat dengan kesejahteraan, hal ini dikarenakan mawah sudah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat, sehingga tidak perlu kepada sosial-isasi dan pemasaran produk, sehingga sangat ber-potensi untuk dijadikan sebagai instrumen pembi-ayaan mikro, bahkan pihak perbankan sudah dapat menjadikan sebagai produk perbankan dengan sentuhan inovasi-inovasi modern sehingga dapat diterima dalam nuasan perbankan.

Ada beberapa kendala dalam melaksanakan mawah diantaranya konsep mawah ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh keluarga se-cara turun menurun, sehingga ada beberapa state -men masyarakat yang -mengatakan jangan pernah memberikan mawah ternak untuk orang yang tidak pernah mawah atau bukan dari keluarga pemawah.

Selain itu akses modal dan minimnya biaya mawah yang didapatkan membuat

perkemban-gan mawah tergolong lambat, karena selama ini pelaksanaan mawah belum tersentuh manajemen modern seperti jadwal pelaksanaan kegiatan se-cara rutin. Pelaksanaan kegiatan masih bersifat esidentil seperti masa tanam kebun yang jarang direncanakan kecuali si penggarap dengan ber-sungguh-sungguh mencai funding untuk dapat mengucurkan dana mawah.

Untuk sektor peternakan, belum adanya siklus pemeliharaan hewan ternak yang rutin, misalnya dengan memberi modal mawah lembu pada bulan pertama akan mendapatkan hasil pada bulan ke enam, hal seperti ini belum dilakukan karena pen-gelolaan mawah masih bersifat sebagai pekerjaan sampingan.

Oleh sebab itu peneliti menyarankan agar kon-sep mawah yang sangat berpotensi ini dapat di -jadikan sebagai salah produk perbankan berbasis kearifan lokal, dengan menyiapkan instrumen-in-strumen penting bagi terlaksanaya konsep mawah sebagai produk perbankan.

Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis dalam peneli-tian ini apakah variabel bebas berpengaruh terha-dap variabel terikat, maka digunakan uji–t. Uji–t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara par-sial. Untuk mengetahui pengaruh konsep mawah (X) terhadap kesejahteraan masyarakat (Y), maka dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji–t diperoleh nilai thitungsebesar 7,369 sedangkan ttabel sebesar 2,019. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa thitung>ttabel dengan tingkat signiikansi sebesar 0,000 atau α< 0,05, maka hasil penelitian menun-jukkan terdapat pengaruh yang signiikan antara konsep mawah terhadap kesejahteraan masyarakat di Aceh Utara.

KEsIMPULAN

1. Selama ini manajemen mawah masih bersifat tradisional, belum tersentuh secara manaje -men moderen.

(15)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 371

3. Selama ini keberadaan mawah sangat mudah diterima oleh masyarakat Aceh hal ini karena budaya lokabudaya masyarakat masih sangat kental dengan waqaf tanah untuk pemakaman dan pembangunan mesjid.

sARAN

1. Mawah perlu mendapat sentuhan secara mana-jemen moderen sehingga benar-benar dapat

menjadi kearifan lokal dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

2. Mawah perlu di jadikan sebagai produk per-bankan baik BPRS atau perper-bankan berskala nasional yang berkiprah di Aceh.

(16)

REfERENsI

Ahmad Muhammad. (1991) Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, terj, Iman Saefuddin, Pustaka Setia, Bandung.

Baniah. (2011) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peraktik Penggarapan Kebun Karet Dan Per-janjian Bagi Hasil di Kalangan Masyarakat Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.

Erviana. (2005) Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian di Kabupaten ogan Komering Ilir Propinsi sumatera selatan

Gunawan, Sumodiningrat. (1998:28) Membangun Perekonomian Rakyat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hidup, Iko. (2008) Pelaksaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Kabupaten Brebes Jawa Tengah di Kecamatan Bulakamba. Semarang.

Jaribah. (2006) fiqh Ekonomi Umar Bin Al-Khthab, Khalifa (Pustaka Al-Kautsar Grup), Jakarta.

Muhammad, (2000) sitem Dan Prosedur operasional Bank syariah, cet I, UII press, Yogyakarta.

Haroen, Nasroen. (2000) figh Mu’amalah, cet I, Gaya media pratama, Jakarta.

Ibrahim Madzkur. (1983) Majma’ al-Lughah al-Arabiyah al-Mu’jamWasit, j. 3, c. 3.T.T.T. Maktabah Bi Syarikah al-Ilanat al-Syarqiyyah.

Kuncoro, Mudrajad. (2003) Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Erlangga, Jakarta.

Muhammad, dkk. (1966) Hasyiah Radd al-MuhktarAla al-Dar al-Mukhtar Syarh Tanwir. al-Absar, Qaherah.

Mushaf Al-Qur’ab dan Terjemah. (2009) terj. Pustaka Al-Kausar, Jakarta Timur.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Aceh Indonesia, 2, Seri K-85 025,tt

Ridwan, Muhammad. (2004) Manajemen Baitul Mall Wat Tamwil (Bmt), UII Press, Yogyakarta.

Santoso,Singih. (2010) statistik Parametik Konsep dan Aplikasi dengan sPss. Jakarta : Alex Media Komputindo.

Snouck Hurgronye. (1985) Aceh di Mata Kolonialis.Yayasan Soko Guru Jakarta.

Sugiono, (2005) Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Subarsismi Arikunto. (1998) Prosedur Penelitian, cet. 11 Edisi Revisi IV, PT. Rineka, Jakarta.

(17)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 373

Sumanto (1987) Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, Hanindita, Yogyakarta.

Wiroso (2005). Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank syariah, Grasindo, Jakarta.

Yusuf, Qardawi (1995) Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Gema Insani, Jakarta.

(18)
(19)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 375

KEPUASAN MASYARAKAT KABUPATEN

ACEH UTARA TERHADAP PELAYANAN

KESEHATAN PUBLIK

Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara

JOURNAL OF ECONOMIC MANAGEMENT & BUSINESS

Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013 ISSN: 1412 – 968X

Hal. 375-384

FAKRIAH DAN SYAwAL HARIANTO

Dosen pada Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe

This study aims to look into the performance and the service of health ofice (society’s satisfactory) . The sample in this study consisted of ive health service units. They were one general hospital, and four clinics. The questioners were given to the society who had ever got the health service. Data proccessing used based on KEPMENPAN Number: KEP/25/M.PAN/2/2004 about Guidelines Managerial Public Service. The method that used is survey method by spreading questionnaires. Respondents were chosen based on Stratiied Random Sampling. There were 150 respondents of each clinic. The value of society satisfaction of four clinics and one general hospital in Aceh Utara distric are: one clinic resulting 2,9; two clinics ing 2,8; and one clinic resulting minimum value is 2,5; while general hospital result-ing 2,68. Based on the categori of public service quality of general hospital and three clinics are good, one clinic is bad.

(20)

pendahuluan

Pemerintah daerah sebagai unit wilayah pemerintahan mempunyai posisi yang sangat strategis untuk menunjang keberhasilan pening-katan pelayanan publik. Pengukuran Kepuasan Masyarakat sangat perlu dilakukan. Pengukuran ini akan memberikan pemahaman kepada aparatur pemerintah di dalam tata cara penyusunan standar pelayanan. Dengan tingkat pemahaman tersebut aparatur pemerintah dapat memberikan pelayanan prima sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Pelayanan publik salah satunya di bidang pe-layanan kesehatan. Point penting yang menarik akses masyarakat terhadap unit pelayanan keseha-tan. Pemilihan masyarakat terhadap rumah sakit pemerintah dikarenakan tidak terdapat perbedaan strata ekonomi dalam pelayanannya. Tapi perlu juga dilihat kecendrerungan masyarakat miskin yang juga banyak memilih Puskesmas untuk men-dapatkan pelayanan unit rawat inap.

Kabupaten Aceh Utara dengan 27 kecamatan di wilayahnya, telah memiliki Puskesmas ham-pir di setiap kecamatannya. Induk Rujukan ru-mah sakit di setiap kecamatan adalah ruru-mah sakit Cut Meutia. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas di seluruh kabupaten Aceh Utara telah maksimal. Namun hal ini perlu mendapat masu-kan dari masyarakat atas pelayanan prima yang telah diberikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terha-dap pelayanan kesehatan pada Rumah sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara.

TInJauan TeorITIs

Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/m.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. In-deks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyeleng-garaan pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Beberapa

me-tode untuk menilai manajemen Puskesmas antara lain:

a. Sistem keluhan dan saran

Institusi yang berorientasi pada pelanggan akan memberikan kemudahan kepada pelang-gannya untuk menyampaikan keluhan dan sa-ran. Misalnya dengan menyediakan formulir untuk menyampaikan hal-hal yang disukai dan tidak disukai, menyediakan telepon khusus bagi pelanggan. Namun dikatakan bahwa un-tuk mengukur kepuasan pasien tidak dapat di-lakukan dengan menggunakan tingkat keluhan pelanggan.

b. Survei Kepuasan Pelanggan

Perusahaan yang berfokus pada pelanggan akan mengukur kepuasan pelanggannya se-cara berkala. Cara pengukuran dapat sese-cara langsung atau tidak langsung.

c. Ghost Shopping

Yaitu dengan mempekerjakan orang lain untuk berpura-pura menjadi pembeli (dalam hal ini menjadi keluarga pasien) dan melaporkan hal-hal positif maupun negatif yang dialami saat membeli produk.

unsur-unsur dan standarisasi pelayanan publik

Berdasarkan Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, mengembangkan 14 un -sur minimal yang harus ada untuk dasar penguku-ran kepuasan masyrakat adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Pelayanan (U1), yaitu kemudahan

tahapan pelayanan dilihat dari kesederhanaan alur pelayanan;

2. Persyaratan Pelayanan (U2), yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan;

3. Kejelasan Petugas Pelayanan (U3), yaitu Ke-jelasan nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawabnya petugas pelayanan;

4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan (U4), yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pe-layanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 5. Tanggung jawab Petugas Pelayanan (U5),

yai-tu kejelasan wewenang dan tanggung jawab; 6. Kemampuan Petugas Pelayanan (U6), yaitu

(21)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 377

petugas;

7. Kecepatan Pelayanan (U7), yaitu target waktu pelayanan;

8. Keadilan mendapatkan Pelayanan (U8), yaitu dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9. Kesopanan dan keramahan Petugas (U9), yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan;

10. Kewajaran Biaya Pelayanan (U10), yaitu ket -erjangkauan terhadap besarnya biaya yang ditetapkan;

11. Kepastian Biaya Pelayanan (U11), yaitu kes -esuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;

12. Kepastian Jadwal Pelayanan (U12), yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13. Kenyamanan Lingkungan (U13), yaitu kondi -si sarana dan prasarana pelayanan yang dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

14. Keamanan Pelayanan (U14), yaitu terjamin -nya tingkat keamanan lingkungan unit penye-lenggara pelayanan ataupun sarana yang digu-nakan;

sasaran IKM Bidang pelayanan Kesehatan Penelitian mengenai kepuasan masyarakat ini merupakan instrumen untuk mengetahui in-deks kepuasan masyarakat, melalui evaluasi kin-erja unit pelayanan instansi pusat maupun daerah, sasarannya antara lain:

1. Mengetahui dan mengevaluasi tingkat kinerja unit pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

2. Mendorong tumbuhnya inovasi untuk pena-taan sistem, mekanisme dan prosedur pelay-anan kesehatan, sehingga pelaypelay-anan kepada masyarakat dapat dilaksanakan lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam mengevalu-asi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Rahmah Hida dan Wiko (2011) menjelaskan tingkat pelayanan kesehatan di RSUD Achmad

Mochtar Padang sudah masuk dalam kategori baik di mana unsur pelayanan yang paling menonjol adalah kemampuan petugas serta pelayanan kea-manan. Dari hasil penelitian sebelumnya diper-oleh gambaran bahwa rumah sakit yang diteliti telah memberikan pelayanan kepada masyarakat secara memadai. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) memberikan penilaian yang objektik dan berguna untuk pengambilan kebijakan periode berikkutnya dalam hal perbaikan-perbaikan kuali-tas pelayanan kesehatan.

MeTode penelITIan

Penelitian yang dilakukan dibatasi hanya pada Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) dan 4 Puskesmas lainnya yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara yaitu Puskesmas Simpang Kramat, Puskesmas Paya Bakong, Puskesmas Tanah Jambo Aye, Puskesmas Baktiya Barat. Data yang digunakan adalah hasil quesioner dari 150 responden yang menjadi responden pada 5 (lima) titik lokasi pelayanan. Pengukuran dilakukan se-lama satu bulan.

Variabel penelitian ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang Pelayanan Prima yaitu: (1) Prosedur pelayanan; (2) Persyaratan pelayanan; (3) Kejelasan petugas pelayanan; (4) Kedisiplinan petugas pelayanan; (5) Tanggung jawab petugas pelayanan; (6) Ke-mampuan petugas pelayanan; (7) Kecepatan Pe-layanan;(8) Keadilan mendapatkan pelayanan; (9) Kesopanan dan Keramahan Petugas; (10) Kewaja -ran biaya pelayanan; (11) Kepastian biaya pelay -anan; (12) Kepastian jadwal pelay-anan; (13) Ken -yamanan lingkungan; (14) Keamanan pelayanan.

Metode pengolahan data dengan mengguna-kan “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing unsur pelayanan. Setiap unsur pelayanan memi-liki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah bobot Jumlah unsur = 1/14

= 0,071

Untuk memperoleh nilai kepuasan masyarakat dari unit pelayanan digunakan pendekatan nilai

(22)

rata-rata tertimbang dengan rumus sbagai berikut:

Untuk memudahkan interpretasi terhadap pe-nilaian kepuasan masyarakat yaitu antara 25 – 100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversi-kan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan x 25

Mengingat unit pelayanan mempunyai karak-teristik yang berbeda-beda, maka setiap unit pe-layanan dimungkinkan untuk:

a. Menambah unsur yang dianggap relevan b. Memberikan bobot yang berbeda terhadap 14

(empat belas) unsur yang dominan dalam unit pelayanan, dengan catatan jumlah bobot selu-ruh unsur tetap 1 (satu).

Analisis dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Untuk penghitungan Nilai Kepuasan Masyarakat digunakan rumus sebagai berikut:

a. Untuk abstain (tidak mengisi) diberi skor 0 b. Untuk “Tidak...= 1, “kurang...=2, “puas = 4

dan sangat...= 5

c. Semua pilihan jawaban responden (frekuensi), masing-masing dikalikan dengan skor sehing-ga diperoleh nilai. Contoh item pertanyaan no-mor 1 tentang kemudahan prosedur pelayanan. d. Selanjutnya dihitung Kepuasan Masyarakat

dengan formula sebagai berikut: IKM = (F0 x S0) + (F1 x S1) + (F2 x S2) + (F4 x S4) + (F5 x S5) x 100% (ΣF x 5)

Keterangan:

F0 = Jumlah (Frekuensi) responden yang tidak menjawab (0)

F1 = Jumlah (Frekuensi) responden yang men -jawab “tidak...” (skor 1 )

F2 = Jumlah (Frekuensi) responden yang men -jawab “kurang...”(skor 2 )

F4 = Jumlah (Frekuensi) responden yang men -jawab “puas” (skor 4 )

F5 = Jumlah (Frekuensi) responden yang men -jawab “sangat...” (skor 5)

S0-5 = Skor 1,2,4 dan 5

Σ F = Jumlah total responden (Total Frekuensi)

Metode pengukuran untuk survei masyarakat, dengan responden sebagai pengguna/ pengunjung rumah sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara. Alat ukur adalah kuesioner pilihan den-gan skala Likert. Angka 1 mewakili: tidak puas, 2 mewakili: kurang puas, 3 sengaja dihilangkan untuk menghindari central tendency 2, 4 mewak-ili: puas, 5 mewakmewak-ili: sangat puas. Pemilihan kata di atas disesuaikan dengan item pertanyaan agar responden mudah memahami pertanyaan dalam kuesioner. Pengolahan data diberikan skor seperti tersebut di atas.

peMBahasan

Indek Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan

Hasil penghitungan nilai kepuasan masyarakat setiap unit pelayanan diperoleh dari jumlah nilai rata-rata setiap unsur pelayanan. Sedangkan nilai indeks komposit (gabungan) untuk setiap unit pe-layanan adalah jumlah nilai rata-rata dari setiap unsur pelayanan dikalikan dengan penimbangan yang sama, yaitu 0,071. Hasil penghitungan nilai kepuasan masyarakat per unit pelayanan sejumlah instansi pemerintah di kabupaten Aceh Utara ta-hun 2012 sebagaimana terdapat pada Tabel 2 Kepuasan Masyarakat = Total dari Nilai Persepsi Per Unsur x Nilai penimbang

Total unsur yang terisi

Tabel 1

nilai persepsi Indeks Kepuasan Masyarakat

Nilai Persepsi

Nilai Interval IKM Nilai interval Konversi IKM

Mutu Pelayanan

Kinerja unit pelayanan kesehatan

1 1,00 – 1,74 25 – 43,75 D Tidak baik (Bad)

2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang baik (NG)

3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik (G)

(23)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 379

Tabel 2

nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan pada puskesmas simpang Kramat Kabupaten aceh utara

No. Unsur Pelayanan Nilai Unsur Nilai Unsur Pelayanan x 0,071 Tanggung jawab petugas pelayanan Kemampuan Petugas pelayanan Kecepatan Pelayanan

Keadilan mendapatkan pelayanan Kesopanan dan Keramahan Petugas Kewajaran biaya pelayanan Kesesuaian biaya pelayanan Ketepatan Jadwal Pelayanan Kenyamanan lingkungan

Jumlah Nilai Indeks 2,89

Tabel 3

nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan pada puskesmas paya Bakong Kabupaten aceh utara

No. Unsur Pelayanan Nilai Unsur Nilai Unsur Pelayanan x 0,071 Tanggung jawab petugas pelayanan Kemampuan Petugas pelayanan Kecepatan Pelayanan

Keadilan mendapatkan pelayanan Kesopanan dan Keramahan Petugas Kewajaran biaya pelayanan Kesesuaian biaya pelayanan Ketepatan Jadwal Pelayanan Kenyamanan lingkungan

Jumlah Nilai Indeks 2,87

Tabel 4

nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan pada puskesmas Tanah Jambo aye Kabupaten aceh utara

No. Unsur Pelayanan Nilai Unsur Nilai Unsur Pelayanan x 0,071 Tanggung jawab petugas pelayanan Kemampuan Petugas pelayanan Kecepatan Pelayanan

Keadilan mendapatkan pelayanan Kesopanan dan Keramahan Petugas Kewajaran biaya pelayanan Kesesuaian biaya pelayanan Ketepatan Jadwal Pelayanan Kenyamanan lingkungan

(24)

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai indeks pelayanan kesehatan dan surat Rekomendasi Pen-gujian Kesehatan pada Puskesmas Simpang Kra-mat Kabupaten Aceh Utara adalah 2,89 dimana hasilnya sebagai berikut:

a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,89 x 25

= 72,17

b. Mutu Pelayanan = B

c. Kinerja Unit Pelayanan = Baik

pelayanan Kesehatan dan surat rekomendasi pengujian Kesehatan pada puskesmas paya Bakong Kabupaten aceh utara

Dari hasil survey yang telah dilakukan, diper-oleh data nilai kepuasan masyarakat per unsur pelayanan sebagaimana terdapat pada Tabel 3 me-nunjukkan bahwa nilai indeks pelayanan keseha-tan dan surat Rekomendasi Pengujian Kesehakeseha-tan pada Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara adalah 2,87 dimana hasilnya sebagai beri-kut:

a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,87 x 25

= 71,67

b. Mutu Pelayanan = B

c. Kinerja Unit Pelayanan = Baik

pelayanan Kesehatan dan surat rekomendasi pengujian Kesehatan pada puskesmas Tanah Jambo aye Kabupaten aceh utara

Dari hasil survey yang telah dilakukan diper-oleh data nilai kepuasan masyarakat per unsur pe-layanan sebagaimana terdapat pada Tabel 4 men-unjukkan bahwa nilai indeks pelayanan kesehatan dan surat Rekomendasi Pengujian Kesehatan pada Puskesmas Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Ut -ara adalah 2,50 dimana hasilnya sebagai berikut: a. Nilai IKM setelah dikonversi

= Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,50 x 25

= 62,59

b. Mutu Pelayanan = C

c. Kinerja Unit Pelayanan = Kurang Baik

pelayanan Kesehatan dan surat rekomendasi pengujian Kesehatan pada puskesmas Baktiya Barat Kabupaten aceh utara

Dari hasil survey yang telah dilakukan diper-oleh data nilai kepuasan masyarakat per unsur pe-layanan sebagaimana terdapat pada Tabel 5 men-unjukkan bahwa nilai indeks pelayanan kesehatan dan surat Rekomendasi Pengujian Kesehatan pada Puskesmas Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara adalah 2,94 dimana hasilnya sebagai berikut: a. Nilai IKM setelah dikonversi

= Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,94 x 25

= 73,54

b. Mutu Pelayanan = B

c. Kinerja Unit Pelayanan = Baik

pelayanan surat Izin pengujian Keseha-tan, surat Visum et-repertum, surat Izin pemeriksaan laboratorium dan surat Izin pasien rawat Inap/ darurat pada rsu Cut Meutia Kabupaten aceh utara

Dari hasil survey yang telah dilakukan diper-oleh data nilai kepuasan masyarakat per unsur pe-layanan sebagaimana terdapat pada Tabel 6 men-unjukkan bahwa nilai indeks pelayanan Surat Izin Pengujian Kesehatan, Surat Visum Et-Repertum, Surat Izin Pemeriksaan Laboratorium dan Surat Izin Pasien Rawat Inap/ Darurat Pada RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara adalah 2,68 dima-na hasilnya sebagai berikut:

a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,68 x 25

= 67,08

b. Mutu Pelayanan = B

(25)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 381

Tabel 5

nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan pada puskesmas Baktiya Barat Kabupaten aceh utara

No. Unsur Pelayanan Nilai Unsur Nilai Unsur Pelayanan x 0,071 Tanggung jawab petugas pelayanan Kemampuan Petugas pelayanan Kecepatan Pelayanan

Keadilan mendapatkan pelayanan Kesopanan dan Keramahan Petugas Kewajaran biaya pelayanan Kesesuaian biaya pelayanan Ketepatan Jadwal Pelayanan Kenyamanan lingkungan

Jumlah Nilai Indeks 2,94

Tabel 6

nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan pada rsu Cut Meutia Kabupaten aceh utara

No. Unsur Pelayanan Nilai Unsur Nilai Unsur Pelayanan x 0,071 Tanggung jawab petugas pelayanan Kemampuan Petugas pelayanan Kecepatan Pelayanan

Keadilan mendapatkan pelayanan Kesopanan dan Keramahan Petugas Kewajaran biaya pelayanan Kesesuaian biaya pelayanan Ketepatan Jadwal Pelayanan Kenyamanan lingkungan

Jumlah Nilai Indeks 2,68

prioritas peningkatan Kualitas pelayanan Dari hasil survey yang telah dilakukan ter-hadap unit pelayanan kesehatan Pemerintah Ka-bupaten Aceh Utara yang meliputi 5 (lima) unit pelayanan kesehatan menunjukkan tidak terda-pat satu instansi pun yang mendaterda-patkan predikat penilaian sangat memuaskan (A). Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat rata-rata 2,84. Satu instansi kesehatan (medis) yang paling rendah adalah pe-layanan kesehatan pada Puskesmas Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara yaitu 2,50.

Secara umum mutu pelayanan yang diberikan oleh kelima unit instansi pemerintah mendapat nilai kinerja B (Kinerja Unit Pelayanan Baik), dengan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat rata-rata di atas 2,65 sampai 2,94. Namun demikian masih ada beberapa Unit Pelayanan instansi pemerintah yang mendapat nilai C (Kinerja Unit

Pelayanan Kurang Baik). Beberapa unsur dinilai lemah karena berada dalam kategori Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat berkisar antara 2,1 sampai dengan 2,49, yaitu:

1. Kemampuan petugas pelayanan pada Puskes -mas Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara 2. Kecepatan pelayanan pada Puskesmas Tanah

Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara

3. Kepastian Biaya pelayanan pada Puskesmas Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara 4. Kepastian jadwal pelayanan pada Puskesmas

Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara 5. Kenyamanan lingkungan pada Puskesmas

Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara 6. Keamanan lingkungan pada Puskesmas Tanah

Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara

(26)

perlu perbandingan hasil survey indeks kepuasan masyarakat tahun 2012 dengan periode/tahun se -belumnya. Sampai sejauh ini belum diperoleh informasi dan data hasil survey nilai kepuasan masyarakat tahun sebelumnya.

prioritas unsur pelayanan

Upaya meningkatkan kualitas pelayanan yang perlu diprioritaskan adalah pada unsur yang mempunyai nilai paling rendah. Sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap dipertahankan. Dari 14 (empat belas) unsur yang ditetapkan seluruhnya dapat dikategorikan sudah mencukupi unsur Indeks Kepuasan Masyarakat di atas 2,50 dengan mutu pelayanan adalah B (Baik).

Proses menciptakan pelayanan publik yang berkualitas, maka ke-14 unsur pelayanan di atas harus ditingkatkan kembali khususnya unsur ke-cepatan pelayanan (penilaian rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di kabupaten Aceh Utara sebesar 2,64), kepastian biaya pelayanan (pe-nilaian rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di kabupaten Aceh Utara sebesar 2,64), dan kepas-tian jadwal pelayanan (penilaian rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di kabupaten Aceh Utara sebesar 2,66) serta kewajaran biaya pelayanan (penilaian rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di kabupaten Aceh Utara sebesar 2,69). Keempat unsur di atas harus menjadi perioritas untuk pe-layanan pada masa yang akan datang, di samping tetap mempertahankan dan meningkatkan unsur-unsur pelayanan yang lain. Karena keberadaan semua instansi pemerintah berhubungan langsung dengan masyarakat dari berbagai unsur.

Dari 14 (empat belas) unsur yang dinilai se -mua adalah dalam kategori B (Baik) dari nilai 2,64 sampai dengan 2,92, maka ke depan perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan hingga mendapat kategori mutu pelayanan A (Sangat Baik) den-gan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat mencapai 3,25 ke atas. Untuk mencapai target tersebut perlu dukkungan dari semua pihak khususnya aparatur pemberi pelayanan, kesungguhan pimpinan serta partisipasi masyarakat terhadap kelancaran pe-layanan. Peningkatan kedisiplinan kerja mutlak diperlukan. Beberapa Puskesmas di kecamatan yang lokasinya jauh di pedalaman sulit terpantau tingkat kedisiplinan para pegawainya. Banyak

petugas medis belum siap melayani masyarakat meskipun sudah memasuki jam kerja. Kecepatan pelayanan masih menjadi persoalan utama bagi masyarakat. Rendahnya pengetahuan, pengelo-laan manajerial perkantoran rumah sakit serta ren-dahnya kemampuan petugas pelayanan menjadi-kan masyarakat lebih nyaman berobat ke rumah sakit di perkotaan.

Dua Puskesmas diketahui tidak memperhati-kan unsur kebersihan lingkungan. Faktor keny-amanan lingkungan kedua rumah sakit tersebut dinilai masih rendah. Semestinya faktor keber-sihan dan sanitasi menjadi syarat utama instansi kesehatan. Demikian halnya faktor keamanan, misalnya rasa aman dari kejahatan pencurian ken-deraan bermotor para pengunjung, kerahasiaan ri-wayat penyakit pasien, dan penyediaan prasarana lainnya yang mendukung kenyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan dari Puskesmas.

Seiring kemajuan teknologi dan informasi dalam bidang pelayanan serta tingkat pendidi-kan pengguna layanan di Kabupaten Aceh Utara yang berbeda-beda, maka semakin tinggi tuntutan kecepatan pelayanan artinya target waktu pelay-anan diharapkan dapat disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Ketetapan waktu hen-daknya mempedomani Keputusan Bupati Aceh Utara tentang Sistem dan Prosedur Kerja masing-masing unit Pelayanan (Keputusan Bupati Aceh Utara Nomor 016/232/2002 s/d 061/245/2002). Demikian pula dengan kepastian biaya pelay-anan juga belum jelas sehingga sering terjadi komplain/keluhan dari masyarakat, dan untuk masalah kepastian jadwal pelayanan, yaitu adanya kejelasan waktu pelayanan dimulai dari jam be-rapa dan berakhir pada jam bebe-rapa setiap harinya. Atas semua masalah tersebut, perlu segera diam-bil langkah-langkah perbaikan dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab serta perlu segera menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi seluruh unit pelayanan.

KesIMpulan

(27)

kesim-Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 383

pulan dan rekomendasi.

1. Dari 5 (lima) unit pelayanan yang disurvey diketahui satu instansi dengan kinerja rendah adalah Puskesmas Tanah Jambo Aye Kabupa-ten Aceh Utara.

2. Dari survey indeks kepuasan masyarakat ter-hadap 5 (lima) unit kerja pelayanan kesehatan publik yang dijadikan sampel di Kabupaten Aceh Utara tahun 2012 rata-rata nilai IKM mendapat prediket baik.

3. Penilaian terhadap 14 (empat belas) unsur pe -layanan terlihat adanya stagnasi dengan vari-asi nilai dari 2,50 sampai dengan 3,02 kategori B (Baik).

saran

Dari hasil analisis data survey nilai kepuasan masyarakat pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2012, maka dapat disampaikan beberapa sa -ran yang dapat dipertimbangkan:

1. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara perlu kira -nya menetapkan target bahwa seluruh instansi di bawah jajarannya tidak lagi memiliki nilai kinerja kurang baik. Semua unit pelayanan komitmen untuk mencapai target kinerja pe-layanan yang optimal (Sangat Baik).

2. Para pejabat hendaknya sering melakukan pe-mantauan terhadap kualitas pelayanan publik. 3. Sanitasi dan kebersihan lingkungan juga perlu

diperhatikan agar masyarakat merasa nyaman. Suatu kondisi yang kontradiktif jika instansi

medis kurang memperhatikan faktor kebersi-han, perawatan gedung, dekorasi, dan pena-taan lingkungan yang asri dan nyaman bagi setiap pengunjung.

4. Perlu segera menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang lebih jelas dan tegas. Hal ini tidak hanya menggunakan pendekatan ber-dasarkan kepentingan pemerintah sebagai pe-nyedia layanan, atau melihat kepada produk-tiitas (hasil kerja) semata, tetapi harus melihat kepada kualitas layanan yang diberikan. 5. Pimpinan unit pelayan berkewajiban

mem-publikasikan prosedur, proses dan mekan-isme pelayanan masyarakat di kantornya di tempat yang mudah terlihat. Penyajian infor-masi tersebut harus sederhana dan mudah di-mengerti.

6. Perlu adanya kepastian jadwal, biaya, prose-dur, persyaratan, petugas yang melayani dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

7. Kegiatan penyusunan indeks kepuasan masyarakat dapat terus dilaksanakan secara rutin sebagai salah satu cara penilaian pelay-anan publik dengan membandingkan indeks kinerja unit pelayanan secara berkala.

(28)

referensI

BPMPPT, Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat. http://magelang2.magelangkab.go.id/index. php?option=com_content&view=arrticle&id=892:pengukuran-indeks-kepuasan-masyarakat&catid =106:beritaperijinan. Monday, 19 March 2012 14:45

http://www.babelprov.go.id/?q=/node/1400. sosialisasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) unit pelayanan Instansi pemerintah digelar. diskominfo (Wed, 6 Jun 2012 at 17:37)

Rahmah Hida dan Wiko (2011). pengukuran tingkat pelayanan kesehatan di rsud achmad Mo-chtar. Padang

MENPAN (2004). nomor/25/M.pan/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat unit pelayanan Instansi pemerintah.

http://id.shvoong.com/humanities/1920467-keputusan-menpan-kep-25-pan/#ixzz1zGs0Kv8n

(29)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 385

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN

PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH

PENCARI KERJA DI INDONESIA

JOURNAL OF ECONOMIC MANAGEMENT & BUSINESS Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013

ISSN: 1412 – 968X Hal. 385-390

FANNy NAILUFAR

Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh

This study aims to determine the effect of wages and the number of unemployed on the number of job seekers in Indonesia. The research is conducted using second-ary data from the period 1990-2010 are sourced from the Central Bureau of Statistics (BPS). Data are analyzed with descriptive and quantitative approach through the presentation and compilation of data into the table. This study uses multiple linear

regression models. The results of the t-test with 95 percent conidence level (α =

0.05) shows that the real wage and unemployment variables have a positive and

signiicant impact on the variables of job seekers. Minimum wage policy to increase

public interest to seek employment because of a guaranteed fair wage. Increase in the number of unemployed will increase the number of job seekers as unemployment will endeavor to get back to work. The government is expected to set pay rates ac-cording to market conditions with the welfare of workers and takes into account the ability of entrepreneurs. The Government should also be able to create more job for job seekers in Idonesia.

(30)

Pendahuluan

Jumlah penduduk di Indonesia terus menin-gkat. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama ode 2000-2010 lebih tinggi dibandingkan peri-ode 1990-2000. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 233,477 juta orang. Hasil Sensus Penduduk 2010 menempatkan posisi Indo-nesia di urutan keempat dalam jumlah penduduk setelah China, India dan USA.

Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia, dapat menghambat proses pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat yaitu jumlah tenaga kerja yang semakin be-sar pula (Mulyadi, 2003: 16). Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Tingginya pasokan tenaga ker-ja di satu sisi dan lambannya penyerapan tenaga kerja di sisi lain merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi hampir semua perekonomian negara yang sedang berkembang.

Masalah kesempatan kerja Indonesia ber -sangkut paut dengan tingkat pertambahan angka-tan kerja yang masih relatif tinggi, produktiitas tenaga kerja yang rendah, penyerapan tenaga kerja yang kurang memadai dan rendahnya tingkat upah yang berlaku. Perhatian pemerintah terhadap ting-kat upah ini tampaknya masih kurang memadai. Ditandai dengan masih banyaknya pergerakan massa yang menuntut kenaikan upah bagi para pekerja dan buruh.

Membahas mengenai upah, maka akan muncul masalah dalam bidang angkatan kerja yaitu kes-eimbangan antara penawaran akan tenaga kerja

(demand of labor) dan permintaan akan tenaga kerja (supply for labor) pada suatu tingkat upah. Keseimbangan ini diharapkan agar dapat tercapai untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan lainnya seperti masalah pengangguran yang masih menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia.

Berdasarkan klasiikasi BPS, data permintaan tenaga kerja di Indonesia disebutkan sebagai data Lowongan Kerja Terdaftar, sedangkan penawaran tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu Pencari Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja. Maksud kata

terdaftar adalah bahwa lowongan kerja maupun pencari kerja mendaftarkan informasi lowongan pekerjaan dan diri pencari kerja pada Kemen-terian/Dinas Tenaga Kerja. Oleh sebab itu, data Lowongan Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja Terdaftar tidak dapat mewakili data riil lowongan kerja (permintaan tenaga kerja) dan pencari kerja (penawaran tenaga kerja) di Indonesia. Data-data tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.

Besarnya upah minimum akan disesuaikan dengan laju inlasi. Para pencari kerja akan melihat dan membandingkan tingkat upah dengan laju in-lasi. Jika upah minimum naik lebih sedikit diban -dingkan laju inlasi maka kenaikan upah minimum tidak mampu meningkatkan kesejahteraan karena daya guna uang berkurang. Oleh sebab itu, untuk melihat pengaruh upah terhadap pencari kerja ha-rus menggunakan jenis upah riil yaitu upah yang telah disesuaikan dengan laju inlasi. Berdasarkan data dari BPS (2011), pada tahun 2010, terjadi kenaikan upah nominal dari Rp 13.616.400 per ta -hun pada ta-hun 2009 menjadi Rp 13.988.400 per tahun. Kenaikan tersebut tidak diikuti oleh jumlah pencari kerja, bahkan jumlah pencari kerja menu-run, hal ini disebabkan upah riil pada tahun 2010 lebih rendah dari tahun 2009. Pada tahun 2010 upah riil sebesar Rp 2.009.827,59, sedangkan tahun 2009 mencapai Rp 4.897.985,61 per tahun. Penyebabnya adalah laju inlasi pada tahun 2010 lebih tinggi dari tahun 2009.

Permasalahan

(31)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013 387

akan mendapat upah yang layak.

Pencari kerja juga dipengaruhi oleh jumlah pengangguran. Pengangguran tercipta karena jumlah pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja. Semakin banyak jumlah pengangguran maka semakin ba-nyak orang yang akan mencari kerja. Pertumbu-han penduduk juga berkontribusi terhadap penca-ri kerja. Pertumbuhan penduduk pada usia kerja akan menambah jumlah angkatan kerja. Penamba-han ini akan menyebakan semakin banyak jumlah pencari kerja.

Tinjauan TeoriTis

Pencari kerja atau penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang mempunyai peker-jaan dalam masyarakat, ditambah jumlah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan dan jumlah mereka yang seharusnya dapat diikut sertakan dalam kegiatan ekonomi jika terdapat kesempatan kerja yang memadai (Suroto, 1992: 176).

Pada dasarnya, pengertian persediaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja adalah sama, bedanya terletak pada faktor upah. Dimana perse-diaan tenaga kerja diartikan sebagai jumlah orang yang tersedia, mampu dan bersedia untuk melaku-kan pekerjaan, dalam hal ini faktor upah tidak ikut dipertimbangkan. Sedangkan dalam istilah pena-waran tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upah. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu, atau menawarkan tenag-anya apabila kepadtenag-anya diberikan upah tertentu.

Pengangguran

Seseorang dianggap bekerja jika dia meng-habiskan sebagian besar minggu sebelumnya bek-erja di sebuah pekbek-erjaan yang dibayar. Sesorang menganggur jika ia berada di PHK sementara, se-dang mencari pekerjaan, atau sese-dang menunggu tanggal mulai pekerjaan baru. Seseorang yang co-cok baik dari dua kategori pertama, seperti sebagai mahasiswa penuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan, tidak dalam angkatan kerja (Mankiw, 2008).

Dalam menghitung pengangguran, ada beber-ap hitungan yang dbeber-apat digunakan sebagai infor-masi ketenagakerjaan, seperti (Mankiw, 2008): a. Angkatan Kerja (Labor force)

Angkatan Kerja = Jumlah Orang Bekerja +

Jumlah Pengangguran

b. Tingkat Pengangguran (Unemployment rate)

upah

Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 (2003: 5), upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusa-han atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjan-jian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Tabel 1

lowongan Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja di indonesia Tahun 2000 – 2010

Tahun Lowongan Kerja Terdaftar

Pencari Kerja

Terdaftar Pencari Kerja

2000 512.791 1.191.750 4.069.262

2001 388.508 975.215 5.330.101

2002 417.826 651.903 5.909.386

2003 97.801 418.773 5.756.332

2004 552.811 621.581 6.478.394

2005 167.724 382.706 7.559.480

2006 201.247 696.600 7.348.560

2007 300.402 750.324 8.320.017

2008 2.360.277 2.970.286 6.959.653

2009 3.149.514 4.707.875 7.438.972

2010 2.915.591 3.268.711 6.905.417

Sumber: BPS Indonesia, 2011

Gambar

Tabel 1 di Kabupaten Aceh Utara
Gambar 1. Graik normal probability plot (pp plot) of regression standardized residualSumber: Hasil kuesioner, 2013 (Olah Data)
Tabel 1 nilai persepsi Indeks Kepuasan Masyarakat
Tabel 4nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf pasal 40 yang menjelaskan tentang harta benda wakaf yang sudah diikrarkan tidak

hal atau benda yang benar- benar baru atau penemuan hal atau benda yang sebelumnya tidak ada. 3) Inovasi adalah penemuan sesuatu yang dianggap baru bagi

Tata cara pengaturan dan pembinaan rumah susun yang meliputi aspek-aspek rencana kota, Izin Mendirikan Bangunan , Izin Layak Huni, Pengesahan Pertelaan, Pengesahan

Pada abad yang lalu Adam Smith telah megemukakan suatu pandangan yang pada hakekatnya menyetakan bahan kegiatan dalam prekonomian tidak perlu di atur

Perlindungan sosial adalah upaya Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi Lansia Tidak Potensial agar dapat mewujudkan dan

Tiada kata terindah selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan dan

Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, merumuskan diskresi adalah Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan