• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan Teori Ensembel dan Ensembel Mikrokanik. Ref. Kerson Huang, Statistical Mechanics, Chap. 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendahuluan Teori Ensembel dan Ensembel Mikrokanik. Ref. Kerson Huang, Statistical Mechanics, Chap. 7"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan Teori Ensembel

dan Ensembel Mikrokanik

(2)

Ruang Fasa Klasik (Classical Phase Space)

• Model : Gas dalam volum V sejumlah N partikel klasik

yang terbedakan.

• Satu keadaan dari sistem ini dikarakterisasi oleh 1 buah koordinat di ruang fasa yang berdimensi 6N yaitu :

(q1,..,qN, p1,…,pN) dengan qk adalah posisi partikel ke-k dan pk: momentum partikel ke-k. Titik ini disebut juga titik

fasa (phase point)

• Ruang fasa  terdiri dari 6 koordinat (x,y,z, Px,Py,Pz), setiap keadaan 1 partikel diwakili oleh 1 titik.

• Ruang yg berdimensi 6N, dengan koordinat di atas disebut

ruang fasa (Γ). Sketsa gambar berikut ini menunjukkan

hubungan ruang fasa  dan Γ dalam menggambarkan 1 sistem N partikel yang sama:

(3)

Ruang Fasa  dan 

r(x,y,z) (Px, py, pz) r1,…,rN P1,…,pN 1 partikel 1 sistem N partikel 1 sistem N partikel saat t tertentu 1 sistem N partikel

(4)

Dinamika sistem N partikel dinyatakan oleh koordinat posisi sebanyak 3N q={q1,…,qN} dan momentum p={p1,p2,…pN},

dengan qk, pk : koordinat vektor posisi dan momentum

partikel ke –k.

Misal hamiltonian sistem diberikan oleh : H= H(p1,p2,…pN, q1,q2,…qN,), maka persamaan gerak sistem diberikan oleh

(perkomponen): N j q H q q H p j j j j 1,..,3          

(5)

Dinamika Sistem N Partikel (Hamiltonian)

• Spefisikasi keadaan 1 sistem N partikel ini akan diberikan

oleh 3N+3N koordinat posisi dan momentum {q,p}. • Tiap titik di ruang fasa Γ mewakili satu keadaan system

pada suatu saat t.

• Evolusi sistem N-partikel ini akan berupa trayektori di ruang fasa Γ.

Jika sistem bersifat konservatif (kekekalan energi), maka berlaku

(6)

• Misal gas dengan keadaan makroskopik tertentu (misal P,V,T tertentu) akan terkait dengan sejumlah sangat besar keadaan mikroskopik {q,p} yang semuanya terkait dengan keadaan makroskopik yang sama tsb.

• Kumpulan dari sistem-sistem dengan keadaan

makroskopik yang sama ini disebut sebagai ENSEMBEL. • Dalam limit thermodinamika

(N--> , N/V : berhingga},

maka kumpulan titik-titik di ruang fasa tsb dapat didekati sebagai kontinuum.

(7)

• Sehingga jumlah total keadaan mikroskopik di ruang fasa tsb, akan diberikan oleh volume sbb:

: jumlah seluruh keadaan mikroskopik sistem yang berada di dalam volum d3Np d3Nq.

• Dengan fungsi ρ= ρ(q,p,t) disebut fungsi rapat keadaan yg menyatakan jumlah keadaan mikroskopik per satuan

volum di ruang fasa.

• Sehingga deskripsi lengkap evolusi sistem diberikan oleh evolusi fungsi ρ(p,q,t). p qd d t) 3N 3N , , ( pq

(8)

Kecepatan Evolusi Titik-titik Fasa

Di ruang fasa, titik-titik fasa {q,p} akan bergerak dengan kecepatan yang diberikan oleh vektor kecepatan:

}

,

{ p

q

v

• Gerak titik ini di Γ akan terbatas dalam volume di Γ sebab TOTAL ENERGI dan momentum sistem sudah

tertentu dan terbatas.

• Tinjau sekumpulan (ensembel) titik-titik representasi sistem yang terkait dengan makroskopik yang sama di ruang Γ.

• Sejalan dengan t, titik-titik tsb akan bergerak

(mengalir), pergerakan ini digambarkan oleh evolusi dari fungsi kerapatan ρ(q,p,t).

(9)

Rata-rata Ensembel

  p q p q p q p q p q N N N N d d t d d t f f 3 3 3 3 ) , , ( ) , , ( ) , (  

• Dengan mengetahui ρ ini dapat dihitung rata-rata dari suatu besaran f tertentu (rata-rata ensembel):

• Integral tsb prinsipnya dilakukan di seluruh ruang fasa 6N-D, akan tetapi secara efektif, hanya perlu dilakukan dimana ρ≠0 saja.

• Suatu ensembel disebut stasioner kalau nilai ρ bukan fungsi waktu (t) secara eksplisit, yaitu jika

• Untuk ensembel stasioner, maka nilai rata-rata

ensembelnya juga tidak bergantung waktu, jadi <f> independent dari waktu.

0    t

(10)

Tinjau suatu elemen volume dω dengan luas permukaan σ

di ruang fasa Γ.

Adalah Laju (rate) penambahan jumlah titik dalam elemen volum ω

Sedangkan laju netto arus titik-titik yang menembus keluar permuakaan batas σ:

Teorema Liouville:

Pergerakan Titik Representasi

σ ω n vp q q p t d d d N d N t 3 3 ) , , (   

      

 d t v n q p, , ) ˆ (

(11)

Menurut teorema Divergensi Gauss maka :

Dengan divergensi ruas kanan adalah:

Karena titik-titik representasi dlm ruang fasa kekal (tidak ada sumber atau sumur), maka berlaku hukum kekekalan jumlah titik representasi, sehingga:

Atau:

Pers. Ini harus berlaku tak peduli berapapun ukuran ω, sehingga mestilah: Pers. Kontinutas/Liouville:

Persamaan Kontinuitas/Liouville

              N k k k k k 3 1 ) ( p p q q v         

   nˆd ( v)d v      

      d d t ( v) 0 ) (           

    d t v 0 ) (       t  v

(12)

Jadi mestilah:

Tetapi suku terakhir =0, sebab berlaku :

Sehingga: atau

Sedang suku kedua dapat dituliskan sbg:

Teorema Liouville

0 3 1               

N k k k k k t p p q q    0 3 1 3 1                           

  N k k k k k N k k k k k t p p q q p p q q         k k k k k k H H p q q q p q            2  k k k k k k H H q p p p q p              2  0       k k k k p p q q  0 3 1 2 2               

N k k k k k k H H p p q p q k k k k k k k k q H p p H q p p q q                    

(13)

Berarti pers kontinutas menjadi: Atau dapat dituliskan sbg:

Telah dipakai definisi Poisson Bracket :

Berarti secara umum karena dρ/dt=0, maka jumlah titik kekal dan aliran titik tsb seperti fluida incompressible. Jikalau ensembel stasioner

atau dalam Kesetimbangan maka akibatnya: atau {ρ,H}=0

Teorema Liouville

0 3 1                

dt d t N k k k k k     p p q q   0 3 1            

N k k k k k p p q q     0    t  0 } , {      H t dt d 

                N k k k k qk H p p H q H 3 1 } , {  

(14)

Solusi dari kondisi stasioner ini adalah (1) jika: ρ independent dari q dan p!

Dengan ω adalah daerah dimana titik-titik fasa (microstate) memenuhi syarat batas persoalannya (macrostate yg sama) Nilai fungsi rapat keadaan ρ = konstan, artinya sembarang nilai (q,p) punya peluang nilai sama untuk muncul!

Asal di dalam volume ω yg memenuhi syarat batas!

Postulate : Equal Apriori Probability

     lainnya kons 0 ) , ( tan ) , (   q p q p

(15)

Prinsip Equal Apriori Probability:

Setiap keadaan mikroskopik (microstate) yg berkenaan dengan keadaan makroskopik (macrostate) yang sama (syarat batas), memiliki peluang yang sama untuk muncul atau terpilih.

Akibatnya nilai rata-rata besaran f(q,p) diberikan oleh:

Postulate : Equal Apriori Probability

 

  f f t d qd p N N 3 3 ) , , ( ) , (q p q p Ensembel mikrokanonik

(16)

Ensembel Mikrokanonik

1.   Hypersurface

2.   Hypershell 3.   Hypervolumel

 f   rata-rata ensembel f = rata-rata thd waktu  f  =  rata-rata thd waktu f  2 perata2an ini independen

= rata-rata waktu f dari 1 anggota ensembel untuk t lama sekali = f terukur

     lainnya C 0 ) , ( ) , (   q p q p           /2 3 3 2 / 3 3 ) , , ( E H N N E H N Nqd p C d qd p d t p q    volume Hypershell E H E H E H      ) , ( 2 / ) , ( ) , ( p q p q p q contoh:

(17)

Ensembel Mikrokanonik

Jika 0  volume (fundamental) yg berisi 1 keadaan microstate, maka banyak keadaan untuk “volume” ω adalah:

Kaitan mekanika statistik dengan thermodinamika diberikan oleh definisi entropi :

0

 

 ln

k

S

(18)

Mengapa S=k ln Ω

• Secara termodinamika, kesetimbangan termal terjadi jika temperatur sistem sama (T1=T2).

• Bagaimana hal ini dipahami di Mekanika Statistik?

• Definisikan Ω (N,V,E)= banyak microstate terkait dengan macrostate dengan nilai besaran (N,V,E) tertentu.

• Tinjau 2 buah sistem makroskopik 1 dan 2 yg dipisah dinding

diathermal. Gabungan sistem 1+2 terisolasi.

• Asumsi • N1, N2 : masing-masing konstan • V1, V2 : masing-masing konstan • E0= E1+E2= konstan N1, E1 V1 N2, E2 V2

(19)

Kesetimbangan Thermal Dalam

Mekanika Statistik

• Banyak keadaan sistem-1 : Ω1 (N1 ,V1 ,E1) • Banyak keadaan sistem-2 : Ω2 (N2 ,V2 ,E2)

• Banyak keadaan sistem 1+2, dimana energi sistem 1: E1 dan sistem 2: E2 adalah:

Ω (E1,E2) = Ω1 (E12 (E2) = Ω1 (E12 (E0-E1)

• Kesetimbangan tercapai jika nilai E1 memaksimalkan Ω (E1,E2) • Saat kesetimbangan berarti : dΩ/dE1 =0

0 ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 * 1 2 2 2 2 * 1 1 1 * 1 2 2 1 1 1 1                  E E E E E E E E E E E E E

(20)

Syarat Kesetimbangan Thermal

• Karena E0=E1+E2, maka saat kesetimbangan thermal :

) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 * 2 2 2 2 2 * 1 1 1 2 2 1 1 E E E E E E E E E E            2 2 1 1 2 * 2 2 1 2 * 1 1 1 1 1 ) ( ) ( 1 ) ( ) ( 1 E E E E E E E E E E         2 2 1 1 2 * 2 2 * 1 1 1( ) ln ( ) ln E E E E E E E E          0 ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 1 2 * 2 2 2 2 2 * 1 1 1 * 1 2 2 1 1 1 1                    E E E E E E E E E E E E E E E

(21)

Kesetimbangan Thermal Dalam

Mekanika Statistik

• Bandingkan dengan kesetimbangan thermal menurut thermodinamika, yaitu T1= T2, dan

• Maka ln Ω sebanding dengan S (entropi thermodinamika). Planck mengusulkan :

• Dengan k: konstanta Boltzmann.

) ( ln E k S   T E S V N 1 ,   

(22)

Kesetimbangan Thermal Dalam

Mekanika Statistik

• Dalam limit thermodinamika, formulasi yang ekivalen dari bentuk diatas adalah :

• Γ(E) : banyak keadaan dengan H < E

• ρ(E) : density of states (dΩ/dE) atau rapat keadaan

) ( ln E k S   ) ( ln E k S  

(23)

Berapa Besar Fundamental Volume ω

0

?

Tinjau kasus Osilator harmonis 1D.

Hamiltonian sistem 1 partikel :

Persamaan geraknya : Dengan solusi umum :

Energi total osilator E :

Persamaan trayektori di ruang fasa (q,p) untuk H=E=konstan  Permukaan 0   q m k qm p kq p q H 2 2 1 ) , ( 2 2  ) cos( ) (tAt 0 q 2 2 2 2 1 2 1 A m kA E    E m p k q E H     2 / 2 2 2 1 2 / 2 2 2   mE p k E q Persamaan Ellips 2  m k  1 2 / 2 2 2 2   mE p m E q

(24)

• “Volume” (Luas) ellips di ruang fasa

• Luas kulit ellips dengan energi antara E-1/2 dan E-1/2:

Berapa Besar Fundamental Volume ω

0

?

q p mE 2 2 / 2E m     mE E m E A 2 2 / 2 2

      

      2 ) 2 / 1 ( ) 2 / 1 ( 2 2 / 1 2 / 1 E E dqdp A E H E

• Menurut Mekanika Kuantum, energy 1 Osilator Harmonis : En= (n+1/2)ћω

(25)

Menghitung Banyak Keadaan (semi klasik)

h A       2 N

h

3

• Jadi jarak antara 2 energi berdekatan E= ћω • Berarti nilai  terkecil :  = ћω

• Luas terkecil di ruang fasa yang berisi 1 status keadaan:

• “Volume” fundamental di ruang fasa yg berisi 1 status keadaan:ω0=h

• Hal ini berlaku umum, (px)terkecil berisi 1 status keadaan = h • Sehingga secara umum: untuk N partikel dalam V banyak

(26)

Banyak Keadaan Ensembel Mikrokanonik

           /2 3 3 3 2 / 3 3 1 ) , , ( E H N N N E H N N d qd p h p qd d t p q

• Jadi banyak status keadaan untuk ensembel mikrokanonik :

• Batasan Volume di ruang fasa di atas dapat diganti menjadi : hypersurface atau hypervolume

(27)

Strategi Menerapkan Ensembel

Mikrokanonik

1. Dapatkan Hamiltonian sistem yang terisolasi

2. Tentukan “volume” di ruang fasa yg dipakai (alternative): H= E= konstan = hypersurface

E-/2 < H < E+/2 : hypershell H < E = konstan : hypervolume

3. Hitung banyak keadaan microstate terkait: Ω, atau ρ atau Γ

(28)

Strategi Menerapkan Ensembel

Mikrokanonik

5. Pecahkan persamaan U = fungs (S,V) dengan U=E= energi system

6. Pakai hubungan-hubungan Thermodinamika, misalnya:

7. Pergunakan berbagai hubungan thermodinamika yg lain untuk mendapatkan berbagai besaran thermodinamika yg dikehendaki, misalnya U S V V S T S U P S U T                            

(29)

Strategi Menerapkan Ensembel

Mikrokanonik

A = U – TS G = U+PV – TS V V T U C        

(30)

Partikel Tunggal bebas dalam Volume V

            mE p p p z y x mE p p p V E H z y x z y x dp dp dp h V p d q d h p qd d t 2 ) ( 3 2 ) ( 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 ) , , ( pqm p p p H x y z 2 2 2 2  3 3 4 p Vp   3 3 1 3 4 ) ( h p V p    mE p2  2 3 2 / 3 1 3 ) 2 ( 4 ) ( h mE V E   

Hamiltonian Partikel tunggal bebas : Banyak keadaan dalam hypervolume dengan H =<E:

Integralnya = volume bola dalam ruang momentum dengan jari-jari, p2=2mE

Sehingga banyak keadaannya : Atau dalam variabel energi :

(31)

Partikel Tunggal bebas dalam Volume V

Density of state (rapat keadaan, thd energi:

Dengan cara serupa akan kita turunkan untuk N partikel bebas dalam ruang volume V.

dE h E m V dE E d dE E g 3 2 / 1 2 / 3 1( ) 2 (2 ) ) (    

(32)

Gas Ideal dalam Volume V

     

    V p p p mE N N E H N N N iz iy ix p d q d h p qd d t 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 ) , , ( pq

    N i iz iy ix p p p m H 1 2 2 2 2 1

Hamiltonian N partikel bebas dalam volume V :

Banyak keadaan dalam hypervolume dengan H =<E:

      mE p p p Nz Ny Nx z y x N N iz iy ix dp dp dp dp dp dp h V 2 1 1 1 3 2 2 2 

(33)

Gas Ideal dalam Volume V

) 1 2 3 ( ) 2 ( ) ( ) 1 2 3 ( ) ( 2 / 3 2 / 3 3 3 2 / 3 3        N mE E V N R R V N N N N N N  

Integralnya = volume hypersphere dalam ruang momentum dengan jari-jari, R2=2mE, sehingga volum hypersphere-nya

adalah :

Dengan Γ(x) : fungsi gamma!

Jadi banyak keadaan dalam hypervolume dengan H <=E:

) 1 2 3 ( ) 2 ( ) ( 2 / 3 2 / 3 3 3           N mE h V E N N N N

(34)

Hubungan Thermodinamika Gas Ideal

Definisi entropi diberikan oleh Entropi S : S= k ln Ω

Untuk N besar dapat dipakai aproksimasi Stirling : ln x!  xlnx - x                                    ln(2 ) 2 3 ln ) 1 2 3 ( ln ) ( ln ) , ( 3 2 / 3 3 mE N h V N N k E k V E S N N  2 3 ) 2 3 ln( 2 3 ln 2 3 )! 2 3 ln( ln 2 3 ) 1 2 3 ( ln 2 / 3 N N N N N N N N                    

(35)

Hubungan Thermodinamika Gas Ideal

Sehingga entropi dapat diaproksimasi sbb:

Untuk menurunkan berbagai perilaku thermodinamika, tuliskan E sebagai fungsi E:

Temperature T: atau

Persamaan keadaan diperoleh dari :

2 3 3 4 ln ) , ( 2 / 3 2 Nk N h mE V Nk V E S                  Nk U S U T V 3 2                         1 3 2 exp 4 3 ) , ( 2/3 2 Nk S V N m h V S E UNkT U 2 3  V NkT V U V U P S             3 2

(36)

Paradox Gibbs

Telah diturunkan entropi Gas Ideal is:

Untuk gas ideal monoatomik telah diperoleh bahwa:

Sehingga S dapat ditulis ulang sbb: 2 3 3 4 ln ) , ( 2 / 3 2 Nk N h mE V Nk V E S                  NkT U E 2 3                    2 0 0 2 / 3 3 4 ln 1 2 3 2 3 ) ( ) ln( ) , ( h m k s kT T u Ns Vu Nk V E S

(37)

Paradox Gibbs

• Sekarang, tinjau sebuah volume V yang disekat 2, masing V1 berisi N1 dan V2 berisi N2, sehingga

V=V1+V2, N=N1+N2.

• Misal kedua gas memiliki massa dan temperature yg sama.

• Kemudian kedua gas tersebut diperbolehkan bercampur! Tentu suku u(T) tetap sama setelah pencampuran.

Pertanyaan : berapa perubahan entropi yang terjadi akibat pencampuran ini ?

(38)

Paradox Gibbs

Entropi sistem mula-mula Si = S1+S2

Entropi sistem setelah pencampuran: Sf

Perubahan entropinya : S Karena V>V1 V>V2, maka S>0 0 2 2 / 3 2 2 0 1 2 / 3 1 1

k

ln(

V

u

)

N

s

N

k

ln(

V

u

)

N

s

N

S

i

0 2 1 2 / 3 2 1 2 1 0 2 / 3

)

(

)

ln((

)

)

(

)

ln(

Vu

Ns

N

N

k

V

V

u

N

N

s

Nk

S

f

i f

S

S

S

)

ln(

)

ln(

)

ln(

)

ln(

)

ln(

2 2 1 1 2 2 1 1

V

V

k

N

V

V

k

N

S

V

k

N

V

k

N

V

Nk

S

(39)

Paradox Gibbs

• Padahal kedua volum mengandung gas dengan temperatur sama dan massa sama (sejenis),

• maka ketika dicampur tak ada alasan entropinya bertambah!

• Bayangkan berapa entropinya jika partisi ruang V, banyak?

• Entropi jadi tak terdefinisikan! (Kenapa?)

Solusi Gibbs:

Menghitung jumlah status keadaan salah, mestinya dibagi N! (tanpa ada penjelasan alasannya!)

Buktikan hal ini tidak mempengaruhi fungsi-fungsi thermodinamika yang diperoleh dan mampu

(40)

Prinsip Ekipartisi Umum

Ada hubungan umum yang menarik antara temperatur, energi rata-rata sistem dan derajat kebebasannya.

Misalkan Xi : pi atau qi dg i=1….,3N.

Hitung nilai rata-rata (Xi H/ Xj ) dengan H: hamiltonian sistem. < 𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 > = 1 Γ 𝐸 𝐸<𝐻<𝐸+𝑑𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 = 𝑑𝐸 Γ 𝐸 𝜕 𝜕𝐸 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗

(41)

Prinsip Ekipartisi Umum

Jika Σ 𝐸 = 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑓 maka Σ E + dE − Σ E = Γ 𝐸 = 𝜔 𝐸 𝑑𝐸 = (𝜕Σ 𝐸 𝜕𝐸 )𝑑𝐸 Γ 𝐸 = 𝐸<𝐻<𝐸+𝑑𝐸 = 𝐻<𝐸+𝑑𝐸 − 𝐻<𝐸

Selanjutnya mengingat E/ xi=0, maka:

𝐻<𝐸

𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻

𝜕𝑥𝑗 = 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖

𝜕(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗

(42)

Prinsip Ekipartisi Umum

Kemudian memakai hubungan product rule:

𝜕𝑥𝑖(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 = 𝜕𝑥𝑖 𝜕𝑥𝑗 𝐻 − 𝐸 + 𝑥𝑖 𝜕 (𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 𝑥𝑖 𝜕 (𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 = 𝜕𝑥𝑖(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 − 𝛿𝑖𝑗 𝐻 − 𝐸 Maka: 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 = 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞 𝜕𝑥𝑖(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 − 𝛿𝑖𝑗 𝐻<𝐸𝑑𝑝𝑑𝑞(𝐻 − 𝐸)

Suku pertama ruas kanan =0 (sebab menjadi intergal permukaan, dan dipermukaan tsb H=E)

(43)

Prinsip Ekipartisi Umum

Substitusikan semua hasil diperoleh:

< 𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 > = 𝛿𝑖𝑗 𝜔 𝐸 𝜕 𝜕𝐸 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞 𝐻 − 𝐸 = 𝛿𝑖𝑗 𝜔 𝐸 𝐻<𝐸𝑑𝑝𝑑𝑞 = 𝛿𝑖𝑗 𝜔 𝐸 Σ 𝐸 • = 𝛿𝑖𝑗 𝜕Σ 𝐸 /𝜕(𝐸)Σ 𝐸 = 𝛿𝑖𝑗 𝜕ln(Σ 𝐸 )/𝜕(𝐸) = 𝛿𝑖𝑗𝑘 𝜕𝑆/𝜕𝐸 = 𝑘𝑇𝛿𝑖𝑗 • Jadi : < 𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 > = 𝑘𝑇𝛿𝑖𝑗

Hasil ini dikenal dengan nama: Generalized Equipartition Theorem.

(44)

Prinsip Ekipartisi Umum

Hasil-hasil khusus:

a. i=j dan xi=pi maka < 𝑝𝑖 𝜕𝐻

𝜕𝑝𝑖 > = 𝑘𝑇 atau < 𝑝𝑖𝑞𝑖 > = 𝑘𝑇

b. i=j dan xi=qi maka < 𝑞𝑖 𝜕𝐻

𝜕𝑞𝑖 > = 𝑘𝑇 atau < 𝑞𝑖𝑝𝑖 > = −𝑘𝑇

Banyak Hamiltonian sistem yg dapat dinyatakan sebagai fungsi kuadrat dari posisi dan momentum:

𝐻 = Σ𝑖𝐴𝑖𝑝𝑖2 + Σ𝑖𝐵𝑖𝑞𝑖2 Dengan Ai dan Bi konstanta. Jelas bahwa :

𝑖

𝐴𝑖𝑝𝑖 𝜕𝐻

𝜕𝑝𝑖 + 𝐵𝑖𝑞𝑖

𝜕𝐻

(45)

Prinsip Ekipartisi Umum

Maka berarti : < 𝐻 > = 1 2 Σ𝑖 < 𝑝𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑝𝑖 > +< 𝑞𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑞𝑖 > = 1 2 𝑓𝑘𝑇 Sebab tiap suku <…> yg tak NOL menyumbang kT.

Jadi setiap derajat kebebasan sistem menyumbang ½ kT kepada energi rata-rata sistem.

Prinsip ini dikenal dengan nama theorema Ekipartisi energi.

(46)

Prinsip Ekipartisi Umum

• Berdasarkan prinsip ini maka kapasitas kalor sistem CV adalah (kf/2).

• Jadi kapasitas kalor sebanding dengan derajat kebebasan sistem.

• Paradox prinsip ekipartisi klasik. Dalam Fisika klasik, setiap sistem memiliki derajat kebebasan tak hingga sebab benda dapat dibagi secara terus menerus tak terbatas ad infinitum.

• Ini membawa konsekuensi kapasitas kalor sistem apapun juga menjadi tak hingga.

(47)

Prinsip Ekipartisi Umum

• Pemecahan hal ini terletak di konsep Fisika kuantum. • Dalam mekanika kuantum derajat kebebasan sistem

hanya muncul jika tersedia cukup energi untuk mengeksitasinya.

• Sehingga formula prinsip ekipartisi hanya valid jikalau temperatur cukup tinggi sehingga derajat kebebasannya memang berwujud.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tahap awal perusahaan harus mengajukan Permohonan Izin Penyelenggaraan dengan mengisi form seperti dibawah dan jika semua permintaan telah diisi maka

• Jumlah penganggur mengalami peningkatan sebesar 67 ribu orang dibandingkan keadaan Februari 2008 yaitu dari 504 ribu orang pada bulan Februari 2008 menjadi 571 ribu orang pada bulan

Pada penelitian ini penulis akan mengembangkan sensor untuk mendeteksi gelatin yang berasal dari sapi dan babi dengan mengkombinasikan sensor emas dari Quartz Crystal

Repositori internal pada suatu perguruan tinggi dapat berisi berbagai bahan yang. mencerminkan kekayaan intelektual dari suatu perguruan tinggi misalnya, berkas

Pengembangan hortikultura dalam perspektif paradigma baru tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi komoditas saja, tetapi terkait juga dengan

Untuk pegawai non-darurat : Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai:. Evakuasi

Mampu mengambil sikap dan perilaku yang Bertanggungjawab ,Peduli dan Disiplin tentang hubungan timbal balik Kependudukan dan Lingkungan