Pendahuluan Teori Ensembel
dan Ensembel Mikrokanik
Ruang Fasa Klasik (Classical Phase Space)
• Model : Gas dalam volum V sejumlah N partikel klasikyang terbedakan.
• Satu keadaan dari sistem ini dikarakterisasi oleh 1 buah koordinat di ruang fasa yang berdimensi 6N yaitu :
(q1,..,qN, p1,…,pN) dengan qk adalah posisi partikel ke-k dan pk: momentum partikel ke-k. Titik ini disebut juga titik
fasa (phase point)
• Ruang fasa terdiri dari 6 koordinat (x,y,z, Px,Py,Pz), setiap keadaan 1 partikel diwakili oleh 1 titik.
• Ruang yg berdimensi 6N, dengan koordinat di atas disebut
ruang fasa (Γ). Sketsa gambar berikut ini menunjukkan
hubungan ruang fasa dan Γ dalam menggambarkan 1 sistem N partikel yang sama:
Ruang Fasa dan
r(x,y,z) (Px, py, pz) r1,…,rN P1,…,pN 1 partikel 1 sistem N partikel 1 sistem N partikel saat t tertentu 1 sistem N partikelDinamika sistem N partikel dinyatakan oleh koordinat posisi sebanyak 3N q={q1,…,qN} dan momentum p={p1,p2,…pN},
dengan qk, pk : koordinat vektor posisi dan momentum
partikel ke –k.
Misal hamiltonian sistem diberikan oleh : H= H(p1,p2,…pN, q1,q2,…qN,), maka persamaan gerak sistem diberikan oleh
(perkomponen): N j q H q q H p j j j j 1,..,3
Dinamika Sistem N Partikel (Hamiltonian)
• Spefisikasi keadaan 1 sistem N partikel ini akan diberikanoleh 3N+3N koordinat posisi dan momentum {q,p}. • Tiap titik di ruang fasa Γ mewakili satu keadaan system
pada suatu saat t.
• Evolusi sistem N-partikel ini akan berupa trayektori di ruang fasa Γ.
Jika sistem bersifat konservatif (kekekalan energi), maka berlaku
• Misal gas dengan keadaan makroskopik tertentu (misal P,V,T tertentu) akan terkait dengan sejumlah sangat besar keadaan mikroskopik {q,p} yang semuanya terkait dengan keadaan makroskopik yang sama tsb.
• Kumpulan dari sistem-sistem dengan keadaan
makroskopik yang sama ini disebut sebagai ENSEMBEL. • Dalam limit thermodinamika
(N--> , N/V : berhingga},
maka kumpulan titik-titik di ruang fasa tsb dapat didekati sebagai kontinuum.
• Sehingga jumlah total keadaan mikroskopik di ruang fasa tsb, akan diberikan oleh volume sbb:
: jumlah seluruh keadaan mikroskopik sistem yang berada di dalam volum d3Np d3Nq.
• Dengan fungsi ρ= ρ(q,p,t) disebut fungsi rapat keadaan yg menyatakan jumlah keadaan mikroskopik per satuan
volum di ruang fasa.
• Sehingga deskripsi lengkap evolusi sistem diberikan oleh evolusi fungsi ρ(p,q,t). p qd d t) 3N 3N , , ( pq
Kecepatan Evolusi Titik-titik Fasa
Di ruang fasa, titik-titik fasa {q,p} akan bergerak dengan kecepatan yang diberikan oleh vektor kecepatan:}
,
{ p
q
v
• Gerak titik ini di Γ akan terbatas dalam volume di Γ sebab TOTAL ENERGI dan momentum sistem sudah
tertentu dan terbatas.
• Tinjau sekumpulan (ensembel) titik-titik representasi sistem yang terkait dengan makroskopik yang sama di ruang Γ.
• Sejalan dengan t, titik-titik tsb akan bergerak
(mengalir), pergerakan ini digambarkan oleh evolusi dari fungsi kerapatan ρ(q,p,t).
Rata-rata Ensembel
p q p q p q p q p q N N N N d d t d d t f f 3 3 3 3 ) , , ( ) , , ( ) , ( • Dengan mengetahui ρ ini dapat dihitung rata-rata dari suatu besaran f tertentu (rata-rata ensembel):
• Integral tsb prinsipnya dilakukan di seluruh ruang fasa 6N-D, akan tetapi secara efektif, hanya perlu dilakukan dimana ρ≠0 saja.
• Suatu ensembel disebut stasioner kalau nilai ρ bukan fungsi waktu (t) secara eksplisit, yaitu jika
•
• Untuk ensembel stasioner, maka nilai rata-rata
ensembelnya juga tidak bergantung waktu, jadi <f> independent dari waktu.
0 t
Tinjau suatu elemen volume dω dengan luas permukaan σ
di ruang fasa Γ.
Adalah Laju (rate) penambahan jumlah titik dalam elemen volum ω
Sedangkan laju netto arus titik-titik yang menembus keluar permuakaan batas σ:
Teorema Liouville:
Pergerakan Titik Representasi
σ ω n v dσ p q q p t d d d N d N t 3 3 ) , , (
d t v n q p, , ) ˆ (Menurut teorema Divergensi Gauss maka :
Dengan divergensi ruas kanan adalah:
Karena titik-titik representasi dlm ruang fasa kekal (tidak ada sumber atau sumur), maka berlaku hukum kekekalan jumlah titik representasi, sehingga:
Atau:
Pers. Ini harus berlaku tak peduli berapapun ukuran ω, sehingga mestilah: Pers. Kontinutas/Liouville:
Persamaan Kontinuitas/Liouville
N k k k k k 3 1 ) ( p p q q v
nˆd ( v)d v
d d t ( v) 0 ) (
d t v 0 ) ( t vJadi mestilah:
Tetapi suku terakhir =0, sebab berlaku :
Sehingga: atau
Sedang suku kedua dapat dituliskan sbg:
Teorema Liouville
0 3 1
N k k k k k t p p q q 0 3 1 3 1
N k k k k k N k k k k k t p p q q p p q q k k k k k k H H p q q q p q 2 k k k k k k H H q p p p q p 2 0 k k k k p p q q 0 3 1 2 2
N k k k k k k H H p p q p q k k k k k k k k q H p p H q p p q q Berarti pers kontinutas menjadi: Atau dapat dituliskan sbg:
Telah dipakai definisi Poisson Bracket :
Berarti secara umum karena dρ/dt=0, maka jumlah titik kekal dan aliran titik tsb seperti fluida incompressible. Jikalau ensembel stasioner
atau dalam Kesetimbangan maka akibatnya: atau {ρ,H}=0
Teorema Liouville
0 3 1
dt d t N k k k k k p p q q 0 3 1
N k k k k k p p q q 0 t 0 } , { H t dt d
N k k k k qk H p p H q H 3 1 } , { Solusi dari kondisi stasioner ini adalah (1) jika: ρ independent dari q dan p!
Dengan ω adalah daerah dimana titik-titik fasa (microstate) memenuhi syarat batas persoalannya (macrostate yg sama) Nilai fungsi rapat keadaan ρ = konstan, artinya sembarang nilai (q,p) punya peluang nilai sama untuk muncul!
Asal di dalam volume ω yg memenuhi syarat batas!
Postulate : Equal Apriori Probability
lainnya kons 0 ) , ( tan ) , ( q p q p
Prinsip Equal Apriori Probability:
Setiap keadaan mikroskopik (microstate) yg berkenaan dengan keadaan makroskopik (macrostate) yang sama (syarat batas), memiliki peluang yang sama untuk muncul atau terpilih.
Akibatnya nilai rata-rata besaran f(q,p) diberikan oleh:
Postulate : Equal Apriori Probability
f f t d qd p N N 3 3 ) , , ( ) , (q p q p Ensembel mikrokanonikEnsembel Mikrokanonik
1. Hypersurface2. Hypershell 3. Hypervolumel
f rata-rata ensembel f = rata-rata thd waktu f = rata-rata thd waktu f 2 perata2an ini independen
= rata-rata waktu f dari 1 anggota ensembel untuk t lama sekali = f terukur
lainnya C 0 ) , ( ) , ( q p q p /2 3 3 2 / 3 3 ) , , ( E H N N E H N Nqd p C d qd p d t p q volume Hypershell E H E H E H ) , ( 2 / ) , ( ) , ( p q p q p q contoh:
Ensembel Mikrokanonik
Jika 0 volume (fundamental) yg berisi 1 keadaan microstate, maka banyak keadaan untuk “volume” ω adalah:
Kaitan mekanika statistik dengan thermodinamika diberikan oleh definisi entropi :
0
ln
k
S
Mengapa S=k ln Ω
• Secara termodinamika, kesetimbangan termal terjadi jika temperatur sistem sama (T1=T2).
• Bagaimana hal ini dipahami di Mekanika Statistik?
• Definisikan Ω (N,V,E)= banyak microstate terkait dengan macrostate dengan nilai besaran (N,V,E) tertentu.
• Tinjau 2 buah sistem makroskopik 1 dan 2 yg dipisah dinding
diathermal. Gabungan sistem 1+2 terisolasi.
• Asumsi • N1, N2 : masing-masing konstan • V1, V2 : masing-masing konstan • E0= E1+E2= konstan N1, E1 V1 N2, E2 V2
Kesetimbangan Thermal Dalam
Mekanika Statistik
• Banyak keadaan sistem-1 : Ω1 (N1 ,V1 ,E1) • Banyak keadaan sistem-2 : Ω2 (N2 ,V2 ,E2)
• Banyak keadaan sistem 1+2, dimana energi sistem 1: E1 dan sistem 2: E2 adalah:
Ω (E1,E2) = Ω1 (E1)Ω2 (E2) = Ω1 (E1)Ω2 (E0-E1)
• Kesetimbangan tercapai jika nilai E1 memaksimalkan Ω (E1,E2) • Saat kesetimbangan berarti : dΩ/dE1 =0
0 ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 * 1 2 2 2 2 * 1 1 1 * 1 2 2 1 1 1 1 E E E E E E E E E E E E E
Syarat Kesetimbangan Thermal
• Karena E0=E1+E2, maka saat kesetimbangan thermal :
) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 * 2 2 2 2 2 * 1 1 1 2 2 1 1 E E E E E E E E E E 2 2 1 1 2 * 2 2 1 2 * 1 1 1 1 1 ) ( ) ( 1 ) ( ) ( 1 E E E E E E E E E E 2 2 1 1 2 * 2 2 * 1 1 1( ) ln ( ) ln E E E E E E E E 0 ) ( ) ( ) ( ) ( 1 1 1 2 * 2 2 2 2 2 * 1 1 1 * 1 2 2 1 1 1 1 E E E E E E E E E E E E E E E
Kesetimbangan Thermal Dalam
Mekanika Statistik
• Bandingkan dengan kesetimbangan thermal menurut thermodinamika, yaitu T1= T2, dan
• Maka ln Ω sebanding dengan S (entropi thermodinamika). Planck mengusulkan :
• Dengan k: konstanta Boltzmann.
) ( ln E k S T E S V N 1 ,
Kesetimbangan Thermal Dalam
Mekanika Statistik
• Dalam limit thermodinamika, formulasi yang ekivalen dari bentuk diatas adalah :
• Γ(E) : banyak keadaan dengan H < E
• ρ(E) : density of states (dΩ/dE) atau rapat keadaan
) ( ln E k S ) ( ln E k S
Berapa Besar Fundamental Volume ω
0?
Tinjau kasus Osilator harmonis 1D.
Hamiltonian sistem 1 partikel :
Persamaan geraknya : Dengan solusi umum :
Energi total osilator E :
Persamaan trayektori di ruang fasa (q,p) untuk H=E=konstan Permukaan 0 q m k q m p kq p q H 2 2 1 ) , ( 2 2 ) cos( ) (t A t 0 q 2 2 2 2 1 2 1 A m kA E E m p k q E H 2 / 2 2 2 1 2 / 2 2 2 mE p k E q Persamaan Ellips 2 m k 1 2 / 2 2 2 2 mE p m E q
• “Volume” (Luas) ellips di ruang fasa
• Luas kulit ellips dengan energi antara E-1/2 dan E-1/2:
Berapa Besar Fundamental Volume ω
0?
q p mE 2 2 / 2E m mE E m E A 2 2 / 2 2
2 ) 2 / 1 ( ) 2 / 1 ( 2 2 / 1 2 / 1 E E dqdp A E H E• Menurut Mekanika Kuantum, energy 1 Osilator Harmonis : En= (n+1/2)ћω
Menghitung Banyak Keadaan (semi klasik)
h A 2 Nh
3
• Jadi jarak antara 2 energi berdekatan E= ћω • Berarti nilai terkecil : = ћω
• Luas terkecil di ruang fasa yang berisi 1 status keadaan:
• “Volume” fundamental di ruang fasa yg berisi 1 status keadaan:ω0=h
• Hal ini berlaku umum, (px)terkecil berisi 1 status keadaan = h • Sehingga secara umum: untuk N partikel dalam V banyak
Banyak Keadaan Ensembel Mikrokanonik
/2 3 3 3 2 / 3 3 1 ) , , ( E H N N N E H N N d qd p h p qd d t p q
• Jadi banyak status keadaan untuk ensembel mikrokanonik :
• Batasan Volume di ruang fasa di atas dapat diganti menjadi : hypersurface atau hypervolume
Strategi Menerapkan Ensembel
Mikrokanonik
1. Dapatkan Hamiltonian sistem yang terisolasi
2. Tentukan “volume” di ruang fasa yg dipakai (alternative): H= E= konstan = hypersurface
E-/2 < H < E+/2 : hypershell H < E = konstan : hypervolume
3. Hitung banyak keadaan microstate terkait: Ω, atau ρ atau Γ
Strategi Menerapkan Ensembel
Mikrokanonik
5. Pecahkan persamaan U = fungs (S,V) dengan U=E= energi system
6. Pakai hubungan-hubungan Thermodinamika, misalnya:
7. Pergunakan berbagai hubungan thermodinamika yg lain untuk mendapatkan berbagai besaran thermodinamika yg dikehendaki, misalnya U S V V S T S U P S U T
Strategi Menerapkan Ensembel
Mikrokanonik
A = U – TS G = U+PV – TS V V T U C Partikel Tunggal bebas dalam Volume V
mE p p p z y x mE p p p V E H z y x z y x dp dp dp h V p d q d h p qd d t 2 ) ( 3 2 ) ( 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 ) , , ( pq m p p p H x y z 2 2 2 2 3 3 4 p Vp 3 3 1 3 4 ) ( h p V p mE p2 2 3 2 / 3 1 3 ) 2 ( 4 ) ( h mE V E Hamiltonian Partikel tunggal bebas : Banyak keadaan dalam hypervolume dengan H =<E:
Integralnya = volume bola dalam ruang momentum dengan jari-jari, p2=2mE
Sehingga banyak keadaannya : Atau dalam variabel energi :
Partikel Tunggal bebas dalam Volume V
Density of state (rapat keadaan, thd energi:
Dengan cara serupa akan kita turunkan untuk N partikel bebas dalam ruang volume V.
dE h E m V dE E d dE E g 3 2 / 1 2 / 3 1( ) 2 (2 ) ) (
Gas Ideal dalam Volume V
V p p p mE N N E H N N N iz iy ix p d q d h p qd d t 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 ) , , ( pq
N i iz iy ix p p p m H 1 2 2 2 2 1Hamiltonian N partikel bebas dalam volume V :
Banyak keadaan dalam hypervolume dengan H =<E:
mE p p p Nz Ny Nx z y x N N iz iy ix dp dp dp dp dp dp h V 2 1 1 1 3 2 2 2 Gas Ideal dalam Volume V
) 1 2 3 ( ) 2 ( ) ( ) 1 2 3 ( ) ( 2 / 3 2 / 3 3 3 2 / 3 3 N mE E V N R R V N N N N N N Integralnya = volume hypersphere dalam ruang momentum dengan jari-jari, R2=2mE, sehingga volum hypersphere-nya
adalah :
Dengan Γ(x) : fungsi gamma!
Jadi banyak keadaan dalam hypervolume dengan H <=E:
) 1 2 3 ( ) 2 ( ) ( 2 / 3 2 / 3 3 3 N mE h V E N N N N
Hubungan Thermodinamika Gas Ideal
Definisi entropi diberikan oleh Entropi S : S= k ln Ω
Untuk N besar dapat dipakai aproksimasi Stirling : ln x! xlnx - x ln(2 ) 2 3 ln ) 1 2 3 ( ln ) ( ln ) , ( 3 2 / 3 3 mE N h V N N k E k V E S N N 2 3 ) 2 3 ln( 2 3 ln 2 3 )! 2 3 ln( ln 2 3 ) 1 2 3 ( ln 2 / 3 N N N N N N N N
Hubungan Thermodinamika Gas Ideal
Sehingga entropi dapat diaproksimasi sbb:
Untuk menurunkan berbagai perilaku thermodinamika, tuliskan E sebagai fungsi E:
Temperature T: atau
Persamaan keadaan diperoleh dari :
2 3 3 4 ln ) , ( 2 / 3 2 Nk N h mE V Nk V E S Nk U S U T V 3 2 1 3 2 exp 4 3 ) , ( 2/3 2 Nk S V N m h V S E U NkT U 2 3 V NkT V U V U P S 3 2
Paradox Gibbs
Telah diturunkan entropi Gas Ideal is:Untuk gas ideal monoatomik telah diperoleh bahwa:
Sehingga S dapat ditulis ulang sbb: 2 3 3 4 ln ) , ( 2 / 3 2 Nk N h mE V Nk V E S NkT U E 2 3 2 0 0 2 / 3 3 4 ln 1 2 3 2 3 ) ( ) ln( ) , ( h m k s kT T u Ns Vu Nk V E S
Paradox Gibbs
• Sekarang, tinjau sebuah volume V yang disekat 2, masing V1 berisi N1 dan V2 berisi N2, sehingga
V=V1+V2, N=N1+N2.
• Misal kedua gas memiliki massa dan temperature yg sama.
• Kemudian kedua gas tersebut diperbolehkan bercampur! Tentu suku u(T) tetap sama setelah pencampuran.
Pertanyaan : berapa perubahan entropi yang terjadi akibat pencampuran ini ?
Paradox Gibbs
Entropi sistem mula-mula Si = S1+S2Entropi sistem setelah pencampuran: Sf
Perubahan entropinya : S Karena V>V1 V>V2, maka S>0 0 2 2 / 3 2 2 0 1 2 / 3 1 1
k
ln(
V
u
)
N
s
N
k
ln(
V
u
)
N
s
N
S
i
0 2 1 2 / 3 2 1 2 1 0 2 / 3)
(
)
ln((
)
)
(
)
ln(
Vu
Ns
N
N
k
V
V
u
N
N
s
Nk
S
f
i fS
S
S
)
ln(
)
ln(
)
ln(
)
ln(
)
ln(
2 2 1 1 2 2 1 1V
V
k
N
V
V
k
N
S
V
k
N
V
k
N
V
Nk
S
Paradox Gibbs
• Padahal kedua volum mengandung gas dengan temperatur sama dan massa sama (sejenis),
• maka ketika dicampur tak ada alasan entropinya bertambah!
• Bayangkan berapa entropinya jika partisi ruang V, banyak?
• Entropi jadi tak terdefinisikan! (Kenapa?)
Solusi Gibbs:
Menghitung jumlah status keadaan salah, mestinya dibagi N! (tanpa ada penjelasan alasannya!)
Buktikan hal ini tidak mempengaruhi fungsi-fungsi thermodinamika yang diperoleh dan mampu
Prinsip Ekipartisi Umum
Ada hubungan umum yang menarik antara temperatur, energi rata-rata sistem dan derajat kebebasannya.
Misalkan Xi : pi atau qi dg i=1….,3N.
Hitung nilai rata-rata (Xi H/ Xj ) dengan H: hamiltonian sistem. < 𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 > = 1 Γ 𝐸 𝐸<𝐻<𝐸+𝑑𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 = 𝑑𝐸 Γ 𝐸 𝜕 𝜕𝐸 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗
Prinsip Ekipartisi Umum
Jika Σ 𝐸 = 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑓 maka Σ E + dE − Σ E = Γ 𝐸 = 𝜔 𝐸 𝑑𝐸 = (𝜕Σ 𝐸 𝜕𝐸 )𝑑𝐸 Γ 𝐸 = 𝐸<𝐻<𝐸+𝑑𝐸 = 𝐻<𝐸+𝑑𝐸 − 𝐻<𝐸Selanjutnya mengingat E/ xi=0, maka:
𝐻<𝐸
𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻
𝜕𝑥𝑗 = 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖
𝜕(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗
Prinsip Ekipartisi Umum
Kemudian memakai hubungan product rule:𝜕𝑥𝑖(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 = 𝜕𝑥𝑖 𝜕𝑥𝑗 𝐻 − 𝐸 + 𝑥𝑖 𝜕 (𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 𝑥𝑖 𝜕 (𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 = 𝜕𝑥𝑖(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 − 𝛿𝑖𝑗 𝐻 − 𝐸 Maka: 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 = 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞 𝜕𝑥𝑖(𝐻 − 𝐸) 𝜕𝑥𝑗 − 𝛿𝑖𝑗 𝐻<𝐸𝑑𝑝𝑑𝑞(𝐻 − 𝐸)
Suku pertama ruas kanan =0 (sebab menjadi intergal permukaan, dan dipermukaan tsb H=E)
Prinsip Ekipartisi Umum
Substitusikan semua hasil diperoleh:< 𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 > = 𝛿𝑖𝑗 𝜔 𝐸 𝜕 𝜕𝐸 𝐻<𝐸 𝑑𝑝𝑑𝑞 𝐻 − 𝐸 = 𝛿𝑖𝑗 𝜔 𝐸 𝐻<𝐸𝑑𝑝𝑑𝑞 = 𝛿𝑖𝑗 𝜔 𝐸 Σ 𝐸 • = 𝛿𝑖𝑗 𝜕Σ 𝐸 /𝜕(𝐸)Σ 𝐸 = 𝛿𝑖𝑗 𝜕ln(Σ 𝐸 )/𝜕(𝐸) = 𝛿𝑖𝑗𝑘 𝜕𝑆/𝜕𝐸 = 𝑘𝑇𝛿𝑖𝑗 • Jadi : < 𝑥𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑥𝑗 > = 𝑘𝑇𝛿𝑖𝑗
Hasil ini dikenal dengan nama: Generalized Equipartition Theorem.
Prinsip Ekipartisi Umum
Hasil-hasil khusus:a. i=j dan xi=pi maka < 𝑝𝑖 𝜕𝐻
𝜕𝑝𝑖 > = 𝑘𝑇 atau < 𝑝𝑖𝑞𝑖 > = 𝑘𝑇
b. i=j dan xi=qi maka < 𝑞𝑖 𝜕𝐻
𝜕𝑞𝑖 > = 𝑘𝑇 atau < 𝑞𝑖𝑝𝑖 > = −𝑘𝑇
Banyak Hamiltonian sistem yg dapat dinyatakan sebagai fungsi kuadrat dari posisi dan momentum:
𝐻 = Σ𝑖𝐴𝑖𝑝𝑖2 + Σ𝑖𝐵𝑖𝑞𝑖2 Dengan Ai dan Bi konstanta. Jelas bahwa :
𝑖
𝐴𝑖𝑝𝑖 𝜕𝐻
𝜕𝑝𝑖 + 𝐵𝑖𝑞𝑖
𝜕𝐻
Prinsip Ekipartisi Umum
Maka berarti : < 𝐻 > = 1 2 Σ𝑖 < 𝑝𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑝𝑖 > +< 𝑞𝑖 𝜕𝐻 𝜕𝑞𝑖 > = 1 2 𝑓𝑘𝑇 Sebab tiap suku <…> yg tak NOL menyumbang kT.Jadi setiap derajat kebebasan sistem menyumbang ½ kT kepada energi rata-rata sistem.
Prinsip ini dikenal dengan nama theorema Ekipartisi energi.
Prinsip Ekipartisi Umum
• Berdasarkan prinsip ini maka kapasitas kalor sistem CV adalah (kf/2).
• Jadi kapasitas kalor sebanding dengan derajat kebebasan sistem.
• Paradox prinsip ekipartisi klasik. Dalam Fisika klasik, setiap sistem memiliki derajat kebebasan tak hingga sebab benda dapat dibagi secara terus menerus tak terbatas ad infinitum.
• Ini membawa konsekuensi kapasitas kalor sistem apapun juga menjadi tak hingga.
Prinsip Ekipartisi Umum
• Pemecahan hal ini terletak di konsep Fisika kuantum. • Dalam mekanika kuantum derajat kebebasan sistem
hanya muncul jika tersedia cukup energi untuk mengeksitasinya.
• Sehingga formula prinsip ekipartisi hanya valid jikalau temperatur cukup tinggi sehingga derajat kebebasannya memang berwujud.