• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014"

Copied!
239
0
0

Teks penuh

(1)

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014

TABEL INPUT OUTPUT

UPDATING EKONOMI

KREATIF 2014

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

(2)

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING

E K O N O M I

K R E A T I F

2 0 1 4

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL

INPUT OUTPUT

2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710

(021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

(3)

ISBN: 978-602-438-192-9 No. Publikasi: 07130.1801 No. Katalog: 9401005 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman: xiv + 224 halaman

Naskah: Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Penyunting/Editor: Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional Gambar Kulit: Badan Ekonomi Kreatif

Gambar: Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik

Dicetak oleh: PT. Citra Mawana Patamaro

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/ atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

(4)

KATA PENGANTAR

E

konomi kreatif (ekraf) sebagai konsep ekonomi baru yang

mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi kreatif menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS

dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun 2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan

Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016 dan Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.

Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf.

Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh) kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf. Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional.

Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini. Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Pusat Statistik,

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

A

tivitas ekonomi pada dasarnya merupakan rangkaian

aktivitas yang saling terkait dari satu sektor terhadap sektor yang lain, sehingga analisis yang dilakukan secara independen terhadap satu sektor tidak akan berhasil maksimal. Produksi suatu sektor membutuhkan input produk dari sektor lainnya, dan sebaliknya menjadi input produk bagi sektor lain. Produk ekonomi kreatif dipercaya merupakan input yang bisa mengungkit nilai tambah bagi sektor yang lain yang

menggunakannya.

Namun, opini saja tidak cukup kuat digunakan sebagai dasar kebijakan, perlu didukung oleh data yang

membuktikan kebenaran opini tersebut. Alasan inilah yang mendorong disusunnya Tabel Input Output

Updating Ekonomi Kreatif 2014. Dari tabel input ouput ini, dampak yang tercipta dari produk-produk

kreatif terhadap sektor lain dapat dibuktikan. Dengan perhitungan yang akurat, kebijakan yang diambil pun menjadi lebih tepat sasaran.

Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014 merupakan disagresasi dari Tabel Input Output Nasional. Tabel ini memuat struktur biaya dari enam belas subsektor ekonomi kreatif. Dari sini, subsektor yang memiliki rasio nilai tambah yang besar akan terukur. Selain itu, Tabel Input Output juga akan menunjukan sektor-sektor mana saja yang menggunakan dan memanfaatkan produk kreatif. Lebih jauh, buku ini akan membahas keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage) subsektor ekonomi kreatif secara sederhana.

Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasinya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Ekonomi Kreatif,

(7)

Naskah Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional

Penanggung Jawab Umum Setianto, S.Si, M.Si.

Penanggung Jawab Teknis Suryadiningrat, SE, MM,

Editor Tim Direktorat Neraca Produksi,

Tim Direktorat Neraca Pengeluaran.

Penulis Naskah Cahya Alkahfi, SST,

Pardomuan Robinson Sihombing, SST.

Pengolah Data Tim Direktorat Neraca Produksi,

Tim Direktorat Neraca Pengeluaran.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA BPS ______________________________ iii KATA PENGANTAR KEPALA BEKRAF __________________________ v PENYUSUN ______________________________________________ vi DAFTAR ISI ______________________________________________ vii DAFTAR TABEL ___________________________________________ viii DAFTAR GAMBAR _________________________________________ ix DAFTAR LAMPIRAN _______________________________________ x

Bab I Pendahuluan __________________________________ 3

Bab II Pemahaman Tabel Input Output ___________________ 11

Bab III Gambaran Ekonomi Kreatif Indonesia _______________ 55

Bab IV Kesimpulan ____________________________________ 75

LAMPIRAN ______________________________________________ 79 DAFTAR PUSTAKA ________________________________________ 221

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Permintaan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar Rupiah) ________________________________________ 57 Tabel 3.2. Struktur Penyediaan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (miliar

rupiah) _________________________________________ 58 Tabel 3.3. Struktur Output Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 _________ 59 Tabel 3.4. Struktur NTB atas Dasar Harga Dasar Sektor Ekonomi Kreatif,

2014 ___________________________________________ 60 Tabel 3.5. Struktur Input Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 ___________ 61 Tabel 3.6. Struktur Input Primer Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar

Rupiah) ________________________________________ 62 Tabel 3.7. Pengganda Output Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 _______ 63 Tabel 3.8. Pengganda Pendapatan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 ___ 65 Tabel 3.9. Pengganda Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 __ 66 Tabel 3.10. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Ekonomi Kreatif,

2014 ___________________________________________ 67 Tabel 3.11. Dampak Output Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar Rupiah)

_______________________________________________ 68 Tabel 3.12. Dampak Pendapatan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar

Rupiah) ________________________________________ 69 Tabel 3.13. Dampak Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar

Rupiah) ________________________________________ 70 Tabel 3.14. Simulasi Kenaikan Ekspor Sektor Kriya terhadap Perekonomian Nasional ________________________________________ 71

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Perbandingan Nilai Tambah Bruto, Kontribusi dan

Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kreatif, 2016 _________ 4 Gambar 2.1. Perbandingan Supply and Use Table dan Tabel Input

Output _______________________________________ 11 Gambar 2.2. Kerangka Supply and Use Table ___________________ 15 Gambar 2.3. Kerangka Tabel Input Output _____________________ 17

Gambar 2.4. Tahapan Penyusunan Tabel Input Output Updating

Ekonomi Kreatif 2014 ___________________________ 20 Gambar 2.5. Alur Keterkaitan antar Sektor dalam Perekonomian ___ 46 Gambar 3.1. Penyediaan dan Penawaran Sektor Ekonomi Kreatif,

2014 ________________________________________ 55 Gambar 3.2. Aliran Barang dan Jasa Indonesia, 2014 ____________ 56 Gambar 3.3. Skema Pengganda Output Sektor Kriya ____________ 64

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Klasifikasi Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014 ________________________________________ 79 Lampiran 2. Korespondensi Klasifikasi Tabel Input Output Updating

Ekonomi Kreatif 2014 __________________________ 85 Lampiran 3. Transaksi Total atas Dasar Harga Pembeli, 2014 (Juta

Rupiah) _____________________________________ 109 Lampiran 4. Transaksi Total atas Dasar Harga Dasar, 2014 (Juta Rupiah)

____________________________________________ 147 Lampiran 5. Transaksi Domestik atas Dasar Harga Dasar, 2014 (Juta

(12)
(13)
(14)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang saat ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah isu pelemahan ekonomi global. Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan diperlukan penentuan prioritas kegiatan sektor ekonomi khususnya sektor ekonomi kreatif yang diyakini dapat menjadi mesin pendorong baru pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sektor-sektor perekonomian pada hakikatnya saling terkait satu sama lainnya. Kemajuan suatu sektor tidak terlepas dari dukungan suatu sektor ekonomi untuk meningkatkan sektor ekonomi lainya sehingga dapat berdampak pada kemajuan perekonomian secara agregat.

Dalam rangka memberikan ukuran keterkaitan sektor ekonomi kreatif dengan sektor ekonomi lainnya, efek pengganda (multiplier) untuk mengetahui sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi pemacu perekonomian nasional, dan gambaran penyediaan dan penawaran produk barang dan jasa ekonomi kreatif secara komprehensif disusun Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.

Tahun 2014, sektor ekonomi kreatif yang mempunyai indeks backward dan forward linkages tertinggi adalah sektor kriya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kriya memiliki kaitan dengan sektor-sektor lain yang tinggi sehingga menyebabkan sektor ini lebih unggul dari pada sektor-sektor yang lain untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Efek pengganda suatu sektor dapat digambarkan menggunakan angka pengganda yang terdiri dari pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja. Sektor kuliner merupakan sektor dengan pengganda output dan pendapatan terbesar. Sedangkan sektor dengan efek pengganda tenaga kerja tertinggi adalah sektor seni pertunjukan. Semakin besar efek pengganda, semakin besar pula peran sektor tersebut dalam perekonomian.

Informasi yang dihasilkan dari hasil analisis Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014 dapat dijadikan salah satu dasar identifikasi lebih

(15)

lanjut sektor-sektor ekonomi kreatif yang dapat ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat, serta menyerap lebih banyak tenaga kerja Indonesia.

(16)

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014 2014 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

PENDAHULUAN

(17)
(18)

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini berdampak pada perubahan tata kelola informasi, pola perdagangan, dan konsumsi di berbagai belahan dunia. Perubahan yang dinamis tersebut juga memicu pengembangan ekonomi baru yang semakin kompetitif, penuh kreativitas dan berkelanjutan. Saat ini, negara maju dan berkembang mulai banyak yang mengandalkan kegiatan ekonomi baru yang bertumpu pada ide dan kreativitas serta dukungan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan, yang dikenal dengan ekonomi kreatif. Hal itu ditengarai karena ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian negara secara signifikan.

World Bank mencatat pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 sebesar 2,5 persen, sedikit lebih rendah dari capaian 2015 sebesar 2,8 persen. Bila dilihat dari kelompoknya, kelompok ekonomi negara maju tumbuh 1,8 persen lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2015 sebesar 2,3 persen. Hal tersebut didorong pelemahan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, sedangkan kelompok negara berkembang sedikit meningkat dari 3,8 persen pada 2015 menjadi 4,0 persen. Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 4,88 persen. Capaian sektor ekonomi kreatif juga menunjukkan kinerja positif

Bab I

Pendahuluan

£

World Bank mencatat pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016 sebesar 2,5 persen, sedikit lebih rendah dari capaian 2015 sebesar 2,8 persen

(19)

dengan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan tahun 2015 dari 4,41 persen menjadi 4,95 persen. Peranan sektor ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional pada tahun 2016 mencapai 7,44 persen atau sebesar 923 triliun rupiah. Tiga sektor yang paling dominan yaitu sektor kuliner, fesyen dan kriya dengan kontribusi sebesar 74,81 persen dari total nilai tambah sektor ekonomi kreatif. Sektor kuliner berkontribusi besar dalam pembentukan nilai tambah sektor ekonomi kreatif yaitu sebesar 41,40 persen dan pertumbuhannya sebesar 5,06 persen. Di sisi lain sektor ekonomi kreatif yang kontribusinya masih dibawah 10 persen seperti sektor televisi dan radio dan sektor film, animasi, dan video mampu tumbuh di atas 10 persen. Sektor ekonomi kreatif dengan pertumbuhan tertinggi adalah televisi dan radio sebesar 10,33 persen walaupun peranannya baru mencapai 8,27 persen. Hal tersebut dapat dijadikan dasar identifikasi pengembangan lebih lanjut sektor-sektor yang masih dapat ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Gambaran nilai tambah bruto, kontribusi dan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Perbandingan Nilai Tambah Bruto, Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kreatif, 2016

£

Tiga sektor yang paling dominan yaitu sektor kuliner, fesyen dan kriya dengan kontribusi sebesar 74,81 persen dari total nilai tambah sektor ekonomi kreatif

Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dilanjutkan oleh Kabinet Kerja Presiden Jokowi-Jusuf Kalla (2015-2019) dengan membentuk badan baru yaitu Badan Ekonomi Kreatif melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya, Peraturan Presiden tersebut diubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Per tum bu han ( per sen)

Nilai Tambah Bruto (triliun)

Kuliner 43,22% Periklanan 0,82% Arsitektur 2,38% Lainnya 1,62% Fesyen 18,80% Kriya 16,27% Televisi dan Radio 8,06%

Penerbitan 6,52% Aplikasi dan Game

Developer 1,84% Desain 0,47%

(20)

tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif agar dapat memenuhi tuntutan kompleksitas pengembangan ekonomi kreatif.

Di dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015, produk-produk ekonomi kreatif diklasifikasikan kedalam 16 sektor ekonomi kreatif yang berkorespondensi dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia (KBKI). Rincian keenam belas subsektor ekonomi kreatif tersebut yaitu (1). Arsitektur; (2). Musik; (3). Desain Interior; (4). Fesyen; (5). Desain Komunikasi Visual; (6). Aplikasi dan Game Developer; (7). Desain Produk; (8). Penerbitan; (9). Film, Animasi, dan Video; (10). Periklanan; (11). Fotografi; (12). Televisi dan Radio; (3). Kriya; (14). Seni Pertunjukan; (15). Kuliner; dan (16). Seni Rupa.

Pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia merupakan rangkaian upaya dan proses perbaikan yang terencana, terpadu, bertahap dan berkesinambungan dalam berbagai bidang. Pembangunan yang dilakukan bertumpu pada ide dan kreatifitas yang merupakan sumberdaya berkelanjutan dan menuangkan kreatifitas tersebut untuk di proses menjadi produk-produk kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan pemanfaatan seluruh sumber daya yang terbarukan secara optimal. Hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah saat ini untuk melakukan proses transformasi ekonomi dari ekonomi berbasis konsumsi rumah tangga menjadi investasi dan mulai meninggalkan sumber daya alam tanpa proses menuju industri pengolahan menggunakan sumber daya berkelanjutan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan memberikan efek pengganda (multiplier) yang tinggi untuk peningkatan perekonomian nasional. Proses peningkatan nilai tambah merupakan pemicu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan diharapkan berpihak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja.

Untuk melakukan perencanaan, memonitor dan mengevaluasi seberapa besar perkembangan pembangunan yang dicapai, diperlukan bermacam-macam data statistik sebagai alat informasi sekaligus guna menentukan strategi kebijakan sehingga sasaran pembangunan dapat dicapai seperti yang diharapkan. Salah satu data statistik tersebut adalah Tabel Input-Output (I-O). Penyusunan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif dimaksudkan untuk menyediakan data statistik khususnya ekonomi kreatif secara komprehensif yang mampu menggambarkan hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar unit ekonomi dan nilai pengganda serta analisis dampak perubahan konsumsi akhir yang dilakukan rumahtangga, pemerintah dan perusahaan (konsumsi,

£

Pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia merupakan rangkaian upaya dan proses perbaikan yang terencana, terpadu, bertahap dan berkesinambungan dalam berbagai bidang

(21)

investasi, dan ekspor) terhadap pertumbuhan output, penciptaan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Jenis data yang disajikan pada tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif antara lain dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis dan proyeksi perekonomian sektor ekonomi kreatif dalam perencanaan pembangunan khususnya pada bidang ekonomi kreatif.

1.2. Ruang Lingkup

Penyusunan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif tahun 2014 disusun untuk tingkat nasional. Dalam publikasi ini disajikan bagaimana Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif disusun, sumber data dan metode estimasi yang digunakan serta analisis gambaran sektor ekonomi kreatif berdasarkan Tabel I-O.

Secara umum, lingkup penyusunan publikasi ini adalah :

1. Menyajikan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif tahun 2014 yang dapat digunakan sebagai dasar perumusan pembangunan sektor ekonomi kreatif;

2. Menyajikan analisis dengan berdasarkan Tabel I-O updating Ekonomi Kreatif tahun 2014 yang dapat bermanfaat untuk:

a. Memberikan gambaran sektor-sektor unggulan melalui identifikasi keterkaitan sektor-sektor ekonomi kreatif dengan sektor ekonomi lainnya

b. Mengukur efek berganda sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional;

c. Untuk memperkirakan dampak pembangunan sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional.

1.3. Sistematika Penulisan

Publikasi Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014 diterbitkan dalam 4 bab dengan pembabakan isi sebagai berikut:

1. Bab I merupakan pendahuluan dan berisi uraian tentang latar belakang, ruang lingkup dan sistematika isi publikasi.

2. Bab II berisi uraian tentang konsep dan definisi untuk kerangka dasar Supply and Use Table (SUT), Tabel I-O, output, tahapan

(22)

penyusunannya, dan metode analisisnya.

3. BAB III berisi analisis gambaran ekonomi kreatif berdasarkan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014.

(23)
(24)

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014 2014 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

LAPORAN TABEL INPUT OUTPUT 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax (021) 3857046 bpshq@bps.go.id www.bps.go.id

BADAN EKONOMI KREATIF

Gedung Kementerian BUMN Lt. 15.17.18 Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 info@bekraf.go.id www.bekraf.go.id

PEMAHAMAN

TABEL INPUT

OUTPUT

(25)
(26)

Tabel I-O merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Saat ini penyusunan Tabel I-O di Indonesia mengikuti pedoman System of National Accounts (SNA) 2008 yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Berdasarkan pedoman tersebut, Tabel I-O disusun berbasis SUT dan penggunaannya untuk kepentingan analisis makro saja tidak lagi sebagai kerangka kerja untuk konsistensi data dan basis penentuan level Produk Domestik Bruto (PDB). Secara umum perbandingan antara SUT dan Tabel I-O adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Perbandingan SUT dan Tabel I-O

Bab II

Pemahaman Tabel Input

Output

SUT Tabel I-O

Tujuan Sebagai basis untuk konsistensi penyusunan PDB menurut 3 pendekatan, Tabel I-O dan Neraca lainnya

Sebagai basis untuk analisis dan modeling

Dimensi Matriks Rektanguler (tidak simetris),

industri x produk Matriks simetris, produk x produk

Periode Tahunan 5 tahunan atau tidak reguler

Kompilasi Data dikompilasi sedekat mungkin

(27)

Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan Tabel I-O yang disusun, dalam bab ini diuraikan konsep dan definisi tentang SUT dan Tabel I-O, serta metode penyusunan Tabel I-O updating ekonomi kreatif yang dilakukan dengan cara updating. Diharapkan dengan penjelasan ini dapat digunakan sebagai panduan untuk pemanfaatan Tabel I-O dalam berbagai keperluan analisis khususnya di bidang ekonomi kreatif.

2.1. Supply and Use Tables

SUT merupakan suatu kerangka kerja yang fokus pada kegiatan produksi dalam ekonomi, sehingga di dalam SUT akan tergambar bagaimana aliran produk barang dan jasa dalam perekonomian. SUT terdiri dari dua kerangka utama yaitu tabel Supply dan tabel Use.

Tabel Supply atau penyediaan memberikan gambaran rinci atas penyediaan barang dan jasa yang diproduksi di domestik dan yang didatangkan dari luar wilayah (impor). Sedangkan Tabel Use atau penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa untuk permintaan antara dan permintaan akhir (konsumsi domestik, pembentukan modal bruto dan ekspor). Selain itu, Tabel Use juga menggambarkan bagaimana komponen nilai tambah (kompensasi pekerja, surplus usaha bruto dan pajak lainnya atas produksi neto) diciptakan oleh industri dalam ekonomi domestik. Sehingga, SUT juga dapat memberikan informasi rinci dalam proses produksi, saling ketergantungan dalam kegiatan produksi, penggunaan barang dan jasa serta penciptaan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi. SUT yang seimbang memberikan gambaran hubungan data industri, produk dan sektor secara koheren. Adapun manfaat penyusunan SUT antara lain:

1. SUT merupakan alat yang paling efisien untuk mengintegrasikan berbagai jenis data dasar dan menghubungkannya secara koheren antara industri, produk, dan pengguna utama secara sistematis; 2. SUT mengkonfrontasi perbedaan data dasar secara efisien dan

memberikan landasan yang kuat untuk membuat koreksi yang tepat. Konfrontasi data tersebut mengarah pada peningkatan akurasi estimasi;

3. SUT mengintegrasikan penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut tiga pendekatan (Produksi, Pengeluaran, dan Pendapatan); 4. SUT merupakan dasar penyusunan Tabel Input-Output (I-O).

£

SUT merupakan suatu kerangka kerja yang fokus pada kegiatan produksi dalam ekonomi, sehingga di dalam SUT akan tergambar bagaimana aliran produk barang dan jasa dalam perekonomian

(28)

Klasifikasi

SUT dan Tabel I-O adalah suatu sistem yang memberikan gambaran perekonomian secara menyeluruh. Oleh karena itu sistem tersebut dituntut untuk mampu mencakup seluruh komoditi dan kegiatan perekonomian, baik komoditi yang dihasilkan oleh aktivitas produksi dalam negeri (domestik) maupun komoditi yang berasal dari produksi luar negeri (impor). Pada praktiknya, barang dan jasa atau komoditi yang dihasilkan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk fisik yang beragam. Oleh karena itu, pada tahap awal penyusunan SUT dan Tabel I-O proses mengelompokkan barang dan jasa maupun aktivitas produksi ke dalam kelompok-kelompok tertentu dilakukan di tahap awal. Proses pengelompokkan barang dan jasa inilah yang dikenal sebagai tahap penyusunan klasifikasi.

Pada saat menyusun klasifikasi, selain mencakup seluruh komoditi dan aktivitas dalam perekonomian juga harus mempertimbangkan ketersediaan data dan kerangka analisis yang akan dicapai. Hal tersebut dilakukan agar data yang dihasilkan dapat menjawab kebutuhannya. Proses penyusunan klasifikasi juga harus mencakup konkordansi dari suatu sistem klasifikasi ke lainnya.

Kerangka Kerja SUT

Gambaran tentang dua kerangka utama SUT terdiri dari tabel supply dan tabel use terdapat pada gambar 2.2. Tabel supply memberikan gambaran tentang penyediaan barang dan jasa menurut komoditi (baris) yang

dihasilkan berdasarkan lapangan usaha yang menghasilkan (kolom). Penyediaan barang dan jasa dibedakan antara komoditi yang dihasilkan di dalam wilayah itu sendiri (output domestik) dan dari luar negeri (impor). Dalam tabel supply penilaian output dinilai berdasarkan harga dasar (basic price) dan pada tabel supply juga terdapat tabel valuasi (valuation tables) yang terdiri dari kolom pajak dikurangi subsidi atas produk dan kolom margin perdagangan dan pengangkutan. Tabel penilaian tersebut diestimasi untuk mendapatkan penilaian total penyediaan atas harga pembeli (purchasers’ price).

Tabel use terdiri dari 3 (tiga) komponen matriks yaitu permintaan antara, permintaan akhir, dan komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) atau input primer. Tabel use dinilai atas dasar harga pembeli. Matriks permintaan antara dirinci menurut produk (baris) dan lapangan usaha yang menghasilkan (kolom). Informasi didalamnya menunjukkan penggunaan produk menurut jenis unit yang memproduksinya. Hal

£

Penyediaan barang dan jasa dibedakan antara komoditi yang dihasilkan di dalam wilayah itu sendiri (output domestik) dan dari luar negeri (impor)

(29)

tersebut merupakan salah satu aspek yang menarik dari SUT dan Tabel I-O. Permintaan akhir terdiri dari komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), perubahan inventori dan ekspor. Sedangkan informasi pada komponen nilai tambah yang terdiri dari kompensasi tenaga kerja, surplus usaha/ pendapatan campuran bruto serta pajak lainnya dikurang subsidi lainnya atas produksi.

Persamaan pada SUT yang harus dipenuhi: Total Penyediaan = Total Penggunaan Total Output = Total Input

Dimana:

Total Penyediaan = Total output domestik atas dasar harga dasar + impor barang dan jasa + Pajak kurang subsidi atas produk + Margin perdagangan dan biaya pengangkutan

Total Penggunan = Total permintaan antara + permintaan akhir menurut produk

Total Output = Total Input = Total konsumsi antara + Nilai tambah menurut lapangan Usaha.

Dari tabel SUT dapat diperoleh indikator makro PDB menurut 3 (tiga) pendekatan yang konsisten yaitu PDB Produksi = PDB Pengeluaran = PDB Pendapatan.

PDB Produksi = Total nilai tambah menurut lapangan usaha + pajak dikurangi subsidi atas produk

PDB Pengeluaran = Total permintaan akhir – impor

PDB Pendapatan = penjumlahan komponen NTB (input primer) yang terdiri dari (kompensasi tenaga kerja + surplus usaha bruto + pajak dikurangi subsidi lainnya atas produksi) + pajak dikurangi subsidi atas produk

(30)

TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014 15

2.2. Tabel Input Output

Tabel I-O menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks. Isian sepanjang baris Tabel I-O menunjukkan pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Disamping itu, isian pada baris nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral. Sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara maupun input primer.

Menurut Baumol (1972) analisis input ouput sebagai upaya memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi. Keseimbangan dalam analisis input-output didasarkan arus transaksi antar pelaku perekonomian. Teknologi produksi yang digunakan memegang peranan penting yaitu teknologi dalam kaitannya dengan penggunaan input antara.

£

Tabel I-O menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks

8

Sedangkan informasi pada komponen nilai tambah yang terdiri dari kompensasi tenaga kerja, surplus usaha/pendapatan campuran bruto serta pajak lainnya dikurang subsidi lainnya atas produksi.

TABEL SUPPLY TABEL USE

LAPANGAN

USAHA Valuasi LAPANGAN USAHA PERMINTAAN AKHIR harga pembeli

KOM ODIT I Ou tp ut Dom estik har ga d as ar Im por B ar ang d an J as a M ar gi n Pe rdaga ngan d an P engangk ut an P ajak ku ra ng s ub sidi a ta s pr od uk T OT AL P E NY E DIAA N at as h ar ga p em bel i KOM ODIT I Per m in taan A nt ar a har ga p em bel i K ons um si ru m aht an gga K on su m si L NP RT K on su m si P em er in ta h K on su m si P M TB P er ubahan Inv ent or i E ks por b ar ang d an j as a TOT AL P E NGGUNA AN at as h ar ga p em bel i TOTAL OUTPUT Total Konsumsi Antara NTB (Input Primer) TOTAL INPUT

Sumber: Sanjiv Mahajan, “Development, Compilation and Use of SUT in the United Kingdom National Accounts”, 2011

Gambar 1.1 Kerangka Kerja SUT Persamaan pada SUT yang harus dipenuhi:

Total Penyediaan = Total Penggunaan. Total Output = Total Input

Dimana:

Nilai sama

Nilai sama

(31)

Keterbatasan Tabel Input Output

Data yang disajikan dalam Tabel I-O merupakan informasi rinci tentang input dan output sektoral yang mampu menggambarkan keterkaitan antar sektor dalam kegiatan perekonomian. Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam proses penyusunannya, model input output bersifat statis dan terbuka. Asumsi dasar dalam penyusunan Tabel I-O adalah:

1. Keseragaman (homogenity), yaitu asumsi bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dengan susunan input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang berbeda.

2. Kesebandingan (proportionality), yaitu asumsi bahwa hubungan antara input dan output pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding (berbanding lurus) dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.

3. Penjumlahan (additivity), yaitu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing sektor secara terpisah. Ini berarti bahwa di luar sistem Tabel I-O semua pengaruh dari luar diabaikan.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka Tabel I-O sebagai model kuantitatif memiliki keterbatasan, yaitu bahwa koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Karena koefisien teknis dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output.

Walaupun demikian, model I-O masih merupakan alat analisis yang lengkap dan komprehensif. Beberapa kegunaan Tabel I-O antara lain adalah:

1. Menggambaran kondisi perekonomian dari sisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa secara komprehensif.

2. Untuk analisis-analisis keterkaitan antar sektor dan analisis pengganda untuk melihat pengaruh suatu sektor dengan sektor lainnya serta memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap perekonomian.

£

Data yang disajikan dalam Tabel I-O merupakan informasi rinci tentang input dan output sektoral yang mampu menggambarkan keterkaitan antar sektor dalam kegiatan perekonomian

(32)

3. Untuk analisis dan dasar penyusunan model ekonomi lainnya yang lebih kompleks.

Kerangka Kerja

Secara umum, matriks dalam Tabel I-O dapat dikelompokkan menjadi tiga kuadran (sub matriks), yaitu kuadran I, II dan III. Isi dan pengertian masing-masing kuadran tersebut secara ringkas dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Kerangka Tabel I-O

£

Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi 19 Alokasi Output PERMINTAAN PENYEDIAAN Permintaan Antara Permintaan Akhir Industri homogen Susunan Input 1 - 185 1800 3011 3012 3020 3030 3040 3070 3090 3100 4090 5090 6090 7000 8000 Kom odi ti 1 Transaksi antara (Kuadran I) Per m in taan ant ar a Kons um si R um aht angga Ko nsu m si L NP RT Kons um si P em er in tah Pem bent uk an M odal T et ap B rut o Per ubahan I nv ent or i Ek spor b ar ang d an jas a Tot al P er m int aan A khi r TOT AL P E RM INT AA N Im por b ar an g d an j as a M ar gi n per da ganga n d an p engan gk ut an Pa jak ata s p ro du k n et o TOT AL OUT P UT TOT AL P E NY E DIAA N . . . 185 1900 Konsumsi antara

1950 Pajak dikurang subsidi atas produk 2000 Impor

In

pu

t P

rim

er 2010 2020 Kompensasi tenaga kerja Surplus Usaha Bruto

2030 Pajak dikurang subsidi lainnya atas produksi

2090 Nilai Tambah Bruto

2100 TOTAL INPUT

Gambar 1.3. Kerangka Kerja Tabel I-O

a. Kuadran I.

Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Isian sepanjang baris pada kuadran ini memperlihatkan alokasi output suatu sektor ekonomi yang digunakan sebagai input oleh sektor lainnya dan disebut sebagai permintaan antara. Sedangkan isian-isian sepanjang kolomnya memperlihatkan penggunaan input oleh suatu sektor yang berasal dari sektor lainnya dan disebut sebagai input antara. Dalam analisis menggunakan model I-O, kuadran I memiliki peranan penting karena

K uad ran II I Kuadran II 1. Kuadran I

Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Isian sepanjang baris pada kuadran ini memperlihatkan alokasi output suatu sektor ekonomi yang digunakan sebagai input oleh sektor lainnya dan disebut sebagai permintaan antara. Sedangkan isian-isian sepanjang kolomnya memperlihatkan penggunaan input oleh suatu sektor yang berasal dari sektor lainnya dan disebut sebagai input antara. Dalam analisis menggunakan model I-O, kuadran I memiliki peranan penting karena kuadran inilah yang

(33)

menunjukkan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.

2. Kuadran II

Isian sel-sel pada kuadran II ada dua jenis, yaitu (a) transaksi permintaan akhir dan (b) komponen penyediaan pada masing-masing sektor produksi. Permintaan akhir terdiri dari enam komponen, yaitu pengeluaran total konsumsi rumah tangga (3010), konsumsi LNPRT (3012), pengeluaran konsumsi pemerintah (3020), PMTB (3030), perubahan inventori (3040), total ekspor barang dan jasa (3070) terdiri dari ekspor barang dan jasa (3070). Jumlah permintaan (3100) merupakan jumlah permintaan antara (1800) ditambah dengan jumlah permintaan akhir (3090). Sedangkan jumlah penyediaan (8000) terdiri dari produksi dalam negeri atau output domestik (7000), barang dan jasa yang berasal dari impor dan margin perdagangan dan biaya pengangkutan (5090) serta pajak atas produk dikurang subsidi atas produk (6090). Barang dan jasa impor (4090). Margin perdagangan dan biaya pengangkutan atau Trade and Transport Margin (TTM) terdiri dari margin perdagangan dan biaya pengangkutan (5090). Dengan demikian isian sepanjang baris pada kuadran II memperlihatkan komposisi permintaan akhir terhadap suatu sektor produksi dan bagaimana komposisi penyediaannya. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan distribusi masing-masing komponen permintaan akhir dan penyediaan.

3. Kuadran III

Isian kuadran III terdiri dari sel-sel nilai tambah bruto atau input primer. Nilai tambah bruto (2090) terdiri dari kompensasi tenaga kerja (2010), surplus usaha bruto (2020), dan pajak dikurangi subsidi lainnya atas produksi (2030). Isian sepanjang baris pada kuadran III menunjukkan distribusi penciptaan masing-masing komponen nilai tambah bruto menurut kelompok produk sesuai industri yang menghasilkan. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah bruto oleh masing-masing kelompok industri menurut komponennya. Dalam banyak analisis, nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok produk dikonversikan ke PDB. Untuk menghasilkan total PDB maka nilai tambah bruto atas dasar harga dasar terlebih dahulu harus ditambah dengan pajak kurang subsidi atas produk (6090). Di samping melalui nilai tambah bruto, produk domestik bruto dapat juga diturunkan dari permintaan akhir, yaitu jumlah seluruh permintaan akhir (3090) dikurangi dengan total impor barang jasa (4090).

£

Isian sel-sel pada kuadran II ada dua jenis, yaitu (a) transaksi permintaan akhir dan (b) komponen penyediaan pada masing-masing sektor produksi

(34)

Transaksi yang digunakan dalam Tabel I-O ada dua jenis, yaitu transaksi total dan transaksi domestik. Transaksi total mencakup semua transaksi barang dan jasa, baik yang berasal dari produksi dalam negeri (output domestik) maupun yang berasal dari impor. Sedangkan yang dicakup pada transaksi domestik hanya transaksi atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor produksi di dalam negeri saja. Di samping itu pada Tabel I-O juga menggunakan dua jenis harga untuk penilaian setiap transaksi yang digunakan, yaitu harga pembeli dan harga dasar. Pada transaksi atas dasar harga pembeli, semua transaksi dinilai atas dasar harga yang dibayar oleh pembeli yang mencakup juga margin perdagangan dan biaya pengangkutan serta pajak dikurangi subsidi atas produk. Sedangkan pada transaksi atas dasar harga dasar yang digunakan sebagai dasar penilaian adalah harga dari produsen barang dan jasa yang bersangkutan tanpa margin perdagangan dan biaya pengangkutan serta pajak dikurangi subsidi atas produk. Berdasarkan uraian tersebut, maka Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014 yang disusun terdiri dari tiga tabel dasar, yaitu

1. tabel transaksi total atas harga pembeli; 2. tabel transaksi total atas harga dasar; 3. tabel transaksi domestik atas harga dasar.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada tabel transaksi domestik atas dasar harga dasar transaksinya tidak lagi mencakup barang dan jasa impor. Untuk menjaga agar tetap seimbang (balance), maka barang dan jasa yang diperoleh dari impor pada tabel transaksi domestik dikumpulkan pada baris tersendiri dan diberi kode (2000) sedangkan nilai pajak dikurang subsidi atas produk dikumpulkan pada baris tersendiri dengan kode (1950).

Hubungan antara tabel transaksi atas dasar harga pembeli dan harga dasar dijelaskan pada formula di bawah ini:

Tabel transaksi total atas dasar harga pembeli

dikurang (-) tabel margin perdagangan dan pengangkutan dikurang (-) tabel pajak atas produk neto

= Tabel transaksi total atas harga dasar

£

Transaksi yang digunakan dalam Tabel I-O ada dua jenis, yaitu transaksi total dan transaksi domestik

(35)

dikurang (-) tabel impor

= Tabel transaksi domestik atas harga dasar

2.3. Tahapan Penyusunan

Penyusunan Tabel I-O ekonomi kreatif dilakukan dengan teknik updating, metode ini menggabungkan pendekatan secara langsung dengan metode tak langsung. Dengan kata lain sebagian sel-sel matriks koefisien teknis diperkirakan dari hasil survei dan sebagian lagi menggunakan model berdasarkan Tabel I-O terkini yang disusun lengkap/sebagai benchmarking pada periode sebelumnya dan data makro ekonomi. Dengan kata lain updating Tabel I-O ekonomi kreatif 2014 disusun menggunakan data-data hasil sensus, survei, data administratif, dan Tabel I-O Indonesia 2010. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa level dan nominal (current price) sektor-sektor ekonomi untuk proses produksi barang dan jasa, mengalami perubahan cukup berarti, meskipun secara struktur ekonomi tidak berubah secara nyata. Tahapan umum dan penjelasan penyusunan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014 adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4. Tahapan Penyusunan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014

£

Penyusunan Tabel I-O ekonomi kreatif dilakukan dengan teknik updating, metode ini menggabungkan pendekatan secara langsung dengan metode tak langsung

Penyusunan klasifikasi dan framework

Dimensi klasifikasi tabel I-O ekonomi kreatif 2014 adalah 63x63 produk

Updating komponen supply dan use

* updating output

* updating permintaan antara * updating nilai tambah * updating permintaan akhir * transformasi tabel I-O

Updating Tabel I-O

* Rekonsiliasi tabel I-O * updating Matriks impor * updating Matriks valuasi

Catatan mengenai tahapan pokok penyusunan tersebut dielaborasi lebih lanjut pada pembahasan berikut ini.

Klasifikasi Tabel Input-Output Ekonomi Kreatif

Untuk menyusun klasifikasi sektor, sifat dan jenis setiap komoditi yang ada harus dipelajari dengan seksama. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah teknologi pembuatan dan prospek masa depan dari peranan dan kegunaan setiap komoditi dalam kegiatan perekonomian secara menyeluruh. Jika penyusunan klasifikasi sektor dibuat semakin rinci, maka akan lebih mendalam pula pengenalan terhadap anatomi fisik

(36)

berbagai barang dan jasa yang dicakup oleh masing-masing sektor. Asumsi utama yang digunakan dalam penyusunan klasifikasi sektor adalah bahwa satu sektor hanya akan menghasilkan satu macam barang dan jasa. Pada kenyataannya, satu kegiatan ternyata dapat menghasilkan lebih dari satu macam komoditi. Dalam hal ini maka harus diusahakan agar komoditi-komoditi yang dihasilkan oleh suatu sektor memiliki kelas yang sama atau setara. Namun demikian jika ternyata dari kegiatan di suatu sektor dihasilkan pula suatu komoditi yang sangat berbeda dengan sifat komoditi di sektor yang bersangkutan, maka komoditi ini harus dikeluarkan dari sektor tersebut dan dimasukkan ke sektor yang sesuai.

Dalam penyusunan Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014, pertimbangan utama yang digunakan adalah Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015, aktivitas ekonomi kreatif diklasifikasikan kedalam 16 subsektor. Klasifikasi 16 subsektor ekonomi kreatif yang berbasis KBLI dikorespondensikan dengan produk-produk yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi tersebut berdasarkan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia (KBKI). Klasifikasi tersebut dikorespondensikan dengan klasifikasi Tabel I-O. Adapun rincian klasifikasi Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014 berdimensi 63x63 produk dimana rincian klasifikasi dan korespondensinya dapat dilihat pada tabel lampiran 1.

Dimensi Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014 diklasifikasikan berdasarkan 63 produk-x-produk. Dalam penyusunannya diintegrasikan dengan penyusunan klasifikasi SUT sehingga dapat ditelusuri kesesuaian klasifikasi Tabel I-O dengan sistem klasifikasi standar. Tabel I-O produk-x-produk mendeskripsikan hubungan teknologi antara produk dan unit produksi yang homogen. Bagian transaksi antara mendeskripsikan untuk setiap produk, jumlah produk yang digunakan untuk memproduksi suatu produk, terlepas dari industri yang memproduksi. Analisisnya dapat dilakukan untuk melihat dampak perubahan konsumsi akhir suatu produk terhadap produksi produk tersebut. Klasifikasi Tabel I-O Updating Ekonomi Kreatif 2014 berkorespondensi dengan KBKI 2010 dapat dilihat pada tabel lampiran 2.

Updating Output

Output adalah nilai dari seluruh produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh lapangan usaha produksi di suatu wilayah domestik tanpa membedakan kepemilikan faktor-faktor produksi yang ada di wilayah itu. Jadi pelaku produksinya dapat berupa penduduk di wilayah domestik tersebut atau perusahaan dan penduduk asing. Oleh karena itu output sering juga

£

Dalam penyusunan updating Tabel I-O ekonomi kreatif 2014, pertimbangan utama yang digunakan adalah Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015

(37)

disebut sebagai output domestik. Penghitungan output dilakukan dengan menjumlah nilai dari barang/jasa yang telah dihasilkan oleh suatu lapangan usaha tanpa memperhatikan apakah produk tersebut terjual atau tidak. Untuk sektor perdagangan, output atau margin perdagangan merupakan nilai jual dikurangi nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkutan yang dikeluarkan oleh pedagang.

Secara umum metode yang digunakan untuk estimasi output dari masing-masing industri menggunakan pendekatan produksi. Uraian metodologi masing-masing Sektor di bawah ini merujuk pada klasifikasi pada lampiran 2, bahwa setiap sektor mencakup beberapa kategori dan lima digit KBKI. Estimasi output dan input dilakukan per kategori dalam tiap-tiap Sektor ekonomi kreatif. Berikut adalah cakupan, sumber data dan metode estimasi output dan input dengan berbagai indikator yang digunakan dari masing-masing sektor ekonomi kreatif.

1. Sektor Arsitektur

Berdasarkan klasifikasi Industri sektor arsitektur mencakup aktivitas arsitektur dan keinsinyuran. Penghitungan output pada sektor arsitektur menggunakan data output SE 2006 dimana nilai output tahun 2014 diestimasi dengan menggunakan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga berupa rata-rata output per tenaga kerja. Sementara itu untuk memperoleh nilai struktur input sektor arsitektur, menggunakan struktur input hasil SE 2006 dan Survei Khusus Neraca Produksi Ekonomi Kreatif (SKNP-EK) tahun 2017 serta data dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ).

2. Sektor Desain Interior

Serupa dengan sektor arsitektur, sektor desain interior juga mencakup aktivitas arsitektur dan keinsinyuran dimana nilai output diestimasi dengan menggunakan output SE 2006. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja sementara indikator harga berupa rata-rata output per tenaga kerja. Sementara itu untuk penghitungan struktur input pada sektor desain interior, data-data yang digunakan meliputi data struktur input hasil SE 2006, SKNP-EK tahun 2017 serta data hasil SKSPJ.

3. Sektor Desain Komunikasi Visual

Berdasarkan klasifikasi Industri sektor desain komunikasi visual juga

£

Penghitungan output dilakukan dengan menjumlah nilai dari barang/jasa yang telah dihasilkan oleh suatu lapangan usaha tanpa

memperhatikan apakah produk tersebut terjual atau tidak

(38)

serupa dengan sektor arsitektur dan desain interior yaitu mencakup aktivitas arsitektur dan keinsinyuran. Penghitungan output pada sektor ini menggunakan output hasil SE 2006 dimana indikator produksi yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja sementara indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja.Untuk penghitungan struktur input sektor desain komunikasi visual, data-data yang digunakan meliputi struktur input hasil SE 2006, data SKNP-EK tahun 2017, SKSPJ serta informasi yang bersumber dari Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI).

4. Sektor Desain Produk

Sektor desain produk mencakup tiga aktivitas yaitu aktivitas perancangan khusus, pengepakan dan pendidikan teknik swasta. Untuk aktivitas perancangan khusus dan pengepakan, nilai output diestimasi dengan menggunakan output SE 2006 dengan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja. Untuk aktivitas pendidikan teknik swasta nilai output dihitung berdasarkan perkalian indikator produksi yaitu jumlah siswa dengan indikator harga yaitu rata-rata output per siswa.

Penghitungan struktur input sektor desain produk untuk ketiga aktivitas menggunakan metode yang sama yaitu menggunakan struktur input hasil SE 2006 dan SKNP-EK tahun 2017. Secara Keseluruhan sumber data yang digunakan dalam penghitungan sektor desain interior meliputi data SE 2016, data SKNP-EK 2017, data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan SKSPJ.

5. Sektor Film, Animasi dan Video

Sektor film, animasi dan video mencakup tiga aktivitas yaitu industri pengolahan, informasi dan komunikasi serta jasa pendidikan. Penghitungan output pada aktivitas industri pengolahan menggunakan output dari data Industri Besar Sedang (IBS) yang dihasilkan oleh BPS. Sementara itu untuk data informasi dan komunikasi dihitung berdasarkan data jumlah film, sinetron, dan sejenisnya dikalikan dengan rata-rata biaya pembuatan film, sinetron, dan sejenisnya tersebut. Untuk struktur supply, menggunakan struktur data produksi IBS dan data SE 2006. Pada aktivitas jasa pendidikan nilai output dihitung berdasarkan hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan data output per peserta menggunakan data hasil SKSPJ. Struktur output dan input dibentuk

(39)

dengan menggunakan hasil SUT Nasional.

Penghitungan struktur input pada sektor desain produk untuk ketiga aktivitas menggunakan metode yang sama yaitu menggunakan struktur input hasil SE 2006 dan SKNP-EK tahun 2017.

6. Sektor Fotografi

Sektor fotografi mencakup tiga aktivitas yaitu jasa perusahaan, jasa pendidikan dan jasa lainnya baik jasa lainnya swasta maupun yang disediakan pemerintah. Pada aktivitas jasa perusahaan estimasi output didasarkan pada hasil SE 2006 dengan menggunakan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja. Selanjutnya, dilakukan proses konkordansi untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2014 menurut KBLI 2015. Pada aktivitas jasa pendidikan struktur output dan input dibentuk dengan menggunakan hasil SUT Nasional. Output dihitung berdasarkan hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kemendikbud, sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari hasil SKSPJ. Untuk penghitungan data terkait aktivitas jasa lainnya nilai output dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara indikator produksi dan indikator harga. Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Selain itu untuk sektor jasa lainnya khususnya jasa lainnya pemerintah sumber data yang digunakan adalah realisasi belanja pegawai dan estimasi penyusutan APBN dan APBD.

7. Sektor Kriya

Sektor kriya mencakup dua aktivitas yaitu industri pengolahan dan perdagangan. Untuk aktivitas industri pengolahan penghitungan output menggunakan output dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan Industri Mikro dan Kecil (IMK). Sementara itu untuk aktivitas perdagangan penghitungan output untuk menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang sektor kriya yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan eceran produk kriya. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing-masing produk kriya. Output yang didapat dari penghitungan tersebut merupakan output utama yang

(40)

mana ditambahkan lagi dengan output sekundernya yang dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio output sekunder ini diperoleh dari SKSPJ.

8. Sektor Kuliner

Sektor Kuliner mencakup tiga aktivitas yaitu industri pengolahan, perdagangan dan aktivitas penyediaan akomodasi dan makan minum. Penghitungan output pada aktivitas industri pengolahan menggunakan output dari data IBS dan IMK. Sementara itu untuk menghitung output pada aktivitas perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/ commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang sektor kuliner yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing-masing produk kuliner. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama kemudian ditambahkan dengan output sekundernya yang dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio output sekunder ini diperoleh dari SKSPJ.

Semua kegiatan yang masuk dalam kategori penyediaan makan minum masuk dalam cakupan dalam sektor kuliner. Total output produk jasa penyediaan makan minum merupakan perkalian konsumsi makanan jadi per kapita dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Data konsumsi yang diperoleh dari Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan konsumsi seluruh anggota rumahtangga, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (misalnya, turis Indonesia membeli makanan di restoran di luar negeri). Dengan kata lain, output yang dihasilkan merupakan total supply produk jasa penyediaan makan minum yang dihasilkan oleh seluruh industri, termasuk yang berasal dari impor. Untuk mendapatkan total output domestik produk jasa penyediaan makan minum Susenas, maka konsumsi penduduk tersebut dikurangi dengan impor produk jasa penyediaan makan minum lalu ditambah dengan ekspor produk jasa penyediaan makan minum. Selain itu, konsumsi rumah tangga yang dihasilkan dalam Susenas, bisa dilakukan di restoran selain kaegori penyediaan makan minum (transportasi dan penyediaan akomodasi) sehingga diperlukan output yang dihasilkan oleh industri tersebut.

9. Sektor Musik

(41)

perdagangan, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan, jasa pendidikan serta aktivitas jasa lainnya. Penghitungan output sektor musik pada aktivitas industri pengolahan menggunakan data output dari IBS dan IMK. Sementara itu penghitungan output untuk kegiatan perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang sektor musik yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk setiap produk sektor musik. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama kemudian ditambahkan dengan output sekundernya yang dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio output sekunder ini diperoleh dari SKSPJ. Output sektor musik pada aktivitas jasa pendidikan diperoleh sebagai hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kemendikbud, sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari SKSPJ. Struktur output dan input dibentuk dengan menggunakan hasil SUT Nasional.

Penghitungan output pada aktivitas informasi dan komunikasi menggunakan data SE 2006 dengan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja, data output industri produksi gambar bergerak, video dan program televisi, perekaman suara dan penerbitan musik diproporsikan untuk memperoleh output sektor Musik. Untuk struktur output dan input, menggunakan struktur data produksi Industri Besar dan Sedang dan SE 2006.

Penghitungan output pada aktivitas jasa perusahaan menggunakan output hasil SE 2006. Dari hasil SE 2006 digunakan data tenaga kerja untuk mengestimasi nilai output untuk tahun 2014. Untuk Struktur output dan input dibentuk dengan menggunakan hasil SUT Nasional. Aktivitas terkahir yaitu aktivitas jasa lainnya dimana nilai output dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara indikator produksi dan indikator harga. Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja.

(42)

10. Sektor Fesyen

Sektor Fesyen mencakup tiga aktivitas yaitu industri pengolahan, perdagangan serta aktivitas jasa pendidikan. Penghitungan output untuk aktivitas industri pengolahan menggunakan output dari data IBS dan IMK. Sementara itu penghitungan output untuk kegiatan perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity fIow, yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang sektor fesyen yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk setiap produk sektor fesyen. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama kemudian ditamahkan output sekundernya yang dihitung dengan menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio output sekunder ini diperoleh dari hasil SKSPJ. Penghitungan output untuk aktivitas berikutnya yaitu jasa pendidikan diperoleh sebagai hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kemendikbud, sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari SKSPJ.

11. Sektor Aplikasi dan Game Developer

Sektor aplikasi dan game developer mencakup empat aktivitas yaitu informasi dan komunikasi, jasa perusahaan dan jasa lainnya. Output sektor aplikasi dan game developer diperoleh dari data SE 2006 dengan menggunakan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja. Dari hasil SE 2006, diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2014 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan petakan untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2014 menurut KBLI 2015.Untuk struktur output dan input, diperoleh dari struktur pendapatan laporan keuangan perusahaan terbuka dan data SE 2006.

Penghitungan nilai output pada aktivitas jasa perusahaan didasarkan pada hasil SE 2006 dengan menggunakan indikator produksi perupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja. Dari hasil SE 2006, diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2014

(43)

menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2014 menurut KBLI 2015. Struktur output dan input dibentuk dengan menggunakan hasil SUT Nasional.

Aktivitas terakhir pada sektor ini aktivitas jasa lainnya dimana nilai output dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara indikator produksi dan indikator harga. Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja.

12. Sektor Penerbitan

Sektor penerbitan mencakup lima aktivitas yaitu industri pengolahan, perdagangan, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan dan jasa lainnya. Pada aktivitas industri pengolahan nilia output dihitung dengan menggunakan data output dari IBS dan IMK.

Penghitungan output sektor penerbitan untuk aktivitas perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow, yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang sektor penerbitan yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk setiap produk sektor penerbitan. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk masing-masing produk tersebut. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama kemudian ditambah dengan output sekundernya yang dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio output sekunder ini diperoleh dari SKSJ.

Penghitungan nilai output untuk aktivitas penerbitan diperoleh dari data nilai output IBS ditambah dengan pendapatan dari nilai belanja iklan yang dinikmati oleh surat kabar, majalah dan sejenisnya untuk tahun 2014. Kemudian dilakukan disagregasi lima digit KBLI ekonomi kreatif menggunakan data dari SE 2006 dan laporan keuangan kantor berita Antara. Sedangkan untuk struktur output, menggunakan struktur data produksi Industri Besar dan Sedang dan data SE 2006.

Untuk aktivitas jasa perusahaan penghitungan nilai output didasarkan pada hasil SE 2006 dengan menggunakan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja. Dari hasil SE 2006, diperoleh level output tahun

(44)

2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2014 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2014 menurut KBLI 2015. Struktur output dan input dibentuk dengan menggunakan hasil SUT Nasional.

Output pada aktivitas jasa lainnya dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara indikator produksi dan indikator harga. Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja.

13. Sektor Periklanan

Sektor Periklanan di dalam KBLI 2015 merupakan bagian dari aktivitas jasa jerusahaan. Penghitungan nilai output sektor ini didasarkan pada hasil SE 2006 dengan menggunakan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja. Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2014 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2014 menurut KBLI 2015. Struktur output dan input dibentuk dengan menggunakan hasil SUT Nasional.

14. Sektor Televisi dan Radio

Sektor televisi dan radio mencakup aktivitas pada kategori informasi dan komunikasi baik yang di kelola swasta maupun pemerintah. Penghitungan nilai output sektor televisi dan radio diperoleh dari nilai belanja iklan yang dinikmati oleh televisi dan radio serta dari data pendapatan laporan keuangan RRI dan TVRI. Untuk struktur output dan input, diperoleh dengan menggunakan struktur pendapatan laporan keuangan perusahaan terbuka dan data SE 2006.

15. Sektor Seni Pertunjukan

Sektor seni pertunjukan mencakup tiga aktivitas yaitu jasa perusahaan, jasa lainnya dan jasa pendidikan. Penghitungan nilai output pada aktivitas jasa perusahaan didasarkan pada hasil SE 2006 dengan meenggunakan indikator produksi berupa jumlah tenaga kerja dan indikator harga menggunakan rata-rata output per tenaga kerja. Dari hasil SE 2006, diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level

Gambar

Gambar 1.1. Perbandingan Nilai Tambah Bruto, Kontribusi dan  Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kreatif, 2016
TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014 15
Gambar 2.5. Alur Keterkaitan antar Sektor dalam Perekonomian
Tabel 3.1. Struktur Penawaran Sektor Ekonomi Kreatif, 2014   (Miliar Rupiah) Sektor Permintaan  Antara Permintaan Akhir Total  Permintaan Domestik Ekspor  Barang  dan Jasa Total  Permintaan Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Arsitektur 26.462 7.605 8.341
+7

Referensi

Dokumen terkait

Foto Alat uji Berat Jenis Tanah..

Variasi massa dan konstanta pegas yang digunakan antara lain, untuk sistem pegas sebuah massa dihubungkan dengan dua buah pegas tersusun seri: nilai konstanta

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan, mahasiswa Tahun Akademik 2013/ 2014 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

• Teridentifikasinya sektor ekonomi kreatif unggulan dan berpotensi untuk ditetapkan sebagai fokus pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung dari 15 kategori

Persentase penghambatan pertumbuhan fungi patogen oleh fungi endofit dihitung dengan rumus (Nuangmek et.al. oxysporum dengan fungi endofit yang diisolasi dari

E-CRM adalah strategi bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, dapat diandalkan dan terintegrasi

Hasil pengukuran diperoleh nilai true density untuk serbuk awal BaFe 12 O 19 , serbuk FeMn, dan serbuk BaFe 12 O 19 yang ditambahkan dengan FeMn disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar

Sedangkan cluster 3 merupakan kelompok aksesi aren dengan karakter fenotip yang sesuai untuk memproduksi nira (bahan baku gula aren) dari mayang bunga jantan.. Kata kunci