NAMA : WIWIT TRI RAHAYU
NIM : 071311233082
Peran Regionalisme dalam Keamanan Internasional
Seiring dengan perkembangan yang ada, keamanan internasional menjadi fokus yang tidak kalah penting dibandingkan dengan ekonomi, politik, ataupun bidang lainnya. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena keamanan secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada bidang-bidang yang lainnya. Menanggapi hal tersebut, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan internasional, salah satunya adalah dengan membentuk organisasi ataupun institusi regional. Organisasi atau institusi regional dapat diartikan sebagai kerjasama yang didasarkan pada suatu kesamaan tertentu. Regional di sini tidak terbatas pada wilayah saja, seperti yang dijelaskan oleh Fawcett (2004: 429) bahwa regionalisme merupakan kerjasama pada wilayah tertentu yang didasarkan pada kedekatan letak geografis, kesamaan politik, ekonomi, ataupun kesamaan pada nilai-nilai lainnya. Regionalisme dibentuk berdasarkan berbagai alasan. Regionalisme yang lahir pasca Perang Dunia II dapat diartikan sebagai bentuk aliansi atas negara-negara untuk menyeimbangkan kekuatan dengan negara yang lebih besar. Fawn (2009: 5) menambahkan bahwa tujuan regionalisme adalah untuk menciptakan kerjasama dengan negara-negara lain guna mencegah dan menghindari terjadinya konflik dalam skala regional. Namun tidak semua organisasi regional bermula dengan fokus keamanan, Uni Eropa misalnya merupakan organisasi regional yang awalnya terbentuk untuk membahas tentang permasalahan ekonomi. Namun seiring dengan kebutuhan regional, Uni Eropa kemudian juga memiliki fokus khusus pada keamanan.
dalam menangani kasus Georgia yang notabene berbatasan langsung dengan Laut Hitam. Konflik Georgia dinilai akan mengganggu stabilitas keamanan negara Uni Eropa sehingga perlu untuk ikut menyelesaikannya (Bardakçı, 2010).
Di sisi lain, organisasi regional juga dapat dijadikan alternatif dalam menciptakan perdamaian internasional. Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa perdamaian dan keamanan juga menjadi agenda dari organisasi regional. Buzan (2003: 43) bahkan menjelaskan bahwa regionalisme berfungsi sebagai penghubung antara konsep keamanan nasional dan keamanan internasional yang merupakan dua konsep berbeda. Terbentuknya suatu organisasi regional secara tidak langsung dapat dijadikan bukti adanya integrasi antar negara. Integrasi antar negara yang lahir dari organisasi regional tersebut merupakan langkah awal untuk meminimalisir adanya konflik. Organisasi regional juga menampung kepentingan negara-negara hingga kemudian lahirlah kepentingan kolektif yang juga menghindari adanya konflik kepentingan. Organisasi regional umumnya akan memiliki prinsip khusus yang mengikat anggotanya kedalam satu kesamaan prinsip. Contohnya adalah ASEAN Ways yang diterapkan oleh ASEAN sebagai prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan organisasi ASEAN. Selain itu, ASEAN juga melakukan kerjasama dengan negara-negara Asia Timur yang kemudian dikenal dengan ASEAN+3. Adanya kerjasama tersebut tentu akan meningkatkan integrasi antar negara sehingga konflik akan semakin minim terjadi.
Organisasi regional yang memiliki agenda khusus terkait perdamaian dan keamanan tentu juga mengambil bagian dalam agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pelopor perdamaian di dunia. Agenda dari organisasi regional dalam menjaga stabilitas keamanan regional memiliki kaitan yang erat dengan stabilitas keamanan internasional. Karena bagaimanapun juga stabilitas regional akan menjadi bagian dari stabilitas internasional. Peran organisasi regional dalam menjaga stabilitas ini dibuktikan dengan adanya bada khusus dalam organisasi regional yang berfokus menangani keamanan regional. Contohnnya adalah ASEAN dengan ASEAN Regional Forum (ARF). ARF memiliki dasar prinsip yang sama dengan PBB yaitu terkait dengan konsultasi di bidang politik dan keamanan. Tujuan yang sama dari organisasi regional dengan PBB menjadi jelas bahwa keduanya saling terintegrasi. Karena keberhasilan organisasi regional dalam menciptakan keamanan regional akan turut mempengaruhi stabilitas keamanan internasional. Dan organisasi regional merupakan organisasi terdekat yang mampu membantu PBB dalam menjaga stabilitas negara-negara anggotanya. Ha ini berkaitan pula dengan sejauh mana organisasi regional mampu memberikan kontribusi bagi keamanan internasional. Keamanan regional yang stabil akan mendorong negara-negara di luar regionalnya untuk turut bergabung menjalin kerjasama dengan negara tersebut. Kerjasama yang terjalin antar banyak negara akan menambah integrasi yang ada sehingga semakin meminimalisir konflik yang ada. Organisasi regional juga berfungsi untuk menjaga stabilitas keamanan regionalnya agar di kemudian hari tidak terjadi konflik baik antar negara anggota ataupun dengan negara di luar anggota.
organisasi regional dari kacamata berbeda. Pandangan positivis percaya bahwa organisasi regional berperan penting dalam keamanan internasional. Acuannya adalah ketika organisasi regional berhasil menyelesaikan atau menjaga stabilitas keamanan regionalnya, hal tersebut tentu akan memberikan kontribusi bagi kemanan internasional. Hal ini sejalan dengan asumsi Fawn (2009: 16) yang mengatakan bahwa fungsi lain dari organisasi regional adalah untuk mengatur keamanan regional negara-negara anggotanya dan menjaganya agar tidak terjadi konflik. Sedangkan pandangan skeptis berasumsi bahwa organisasi regional yang diikuti oleh suatu negara pasti akan mempengaruhi kebijaka luar negeri yang diambil oleh negara tersebut. Hal ini berkaitan dengan rezim yang akan dianut oleh suatu negara dalam membuat kebijakan luar negeri. Pandangan skeptis juga melihat adanya peran hegemon dalam organisasi regional yang dapat mengancam stabilitas. Namun Fawn (2009: 17) juga menjelaskan bahwa hegemon memiliki andil baik dalam organisasi regional, salah satunya adalah untuk menciptakan balance of power dengan organisasi regional lainnya serta mempermudah komando dalam organisasi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi regional merupakan organisasi yang dilakukan oleh negara-negara dalam wilayah tertentu dengan suatu kesamaan tertentu, dapat berupa kesamaan wilayah, politik, ekonomi, hingga kesamaan kepentingan. Organisasi regional pada umumnya juga memiliki agenda khusus terkait keamanan dan perdaimaian yang kemudian dibuktikan dengan membentuk badan yang khusus menangani hal tersebut seperti ARF dalam ASEAN. Adanya badan tersebut secara tidak langsung membuktikan bahwa organisasi regional memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga stabilitas keamanan regional yang kemudian berkaitan dengan keamanan internasional. Organisasi regional bahkan dinilai berfungsi sebagai jembatan antara keamanan nasional dan keamanan internasional. Agenda yang dimiliki oleh organisasi regional tersebut sekaligus membuktikan bahwa organisasi regional turut memberikan sumbangsih bagi PBB yang memiliki agenda untuk menciptakan perdamaian dunia. Namun, ada pandangan skeptis yang menganggap organisasi regional hanya akan menghambat keamanan internasional karena organisasi regional akan mengubah kebijakan luar negeri setiap negara anggotanya.
Referensi:
Bardakçı, Mehmet. 2010. EU Engagement in Conflict Resolution in Georgia: Towards a More Proactive Role [online]. Tersedia dalam http://www.cria-online.org/12_2.html. (Diakses pada 24 Desember 2015). Buzan, Barry dan Waever, Ole. 2003. Regions and Powers The Structure of International Security, Cambridge:
Cambridge University Press.
Fawcet, Louise. 2004. “Exploring regional domains: a comparative history of regionalism”, dalam International Affairs [pdf].