BAB II
PEMUDA PANCASILA DARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN
2.1Organisasi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP)
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yaitu lembaga kepemudaan yang tumbuh dan eksis
dalam masyarakat, dimana umur dari anggota-anggotanya dibatasi sampai dengan umur 35
tahun.Didalam penjelasan atas Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 18 thun 1986 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang no 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan bahwa
untuk melaksanakan Undang-Undang nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan agar dapat berlaku secara berdaya guna dan berhasil ditengah-tengah
masyarakat sehingga perlu ditetapkan peraturan pemerintah.8
Setelah keluarnya Undang-Undang nomor 8 tahun 1985 tentang keormasan, maka
dalam undang-undang itu diatur, bahwa organisasi kemasyarakatan bersifat independen.
Pada masa Orde Baru partai politik pada waktu itu hanya tiga, yaitu PPP, GOLKAR, dan
PDI. Sebagai wadah penyaluran aspirasi politik bagi setiap orang, kelompok, lembaga atau
8
komponen masyarakat lainnya, maka organisasi Pemuda Pancasila mempercayakan
Golongan Karya sebagai tempat aspirasinya politiknya. Tetapi pada Mubeslub tahun 1999 di
cipayung Jawa Barat aspirasi politiknya itu dicabut dan organisasi Pemuda Pancasila
menjadi independent sampai sekarang.
Membicarakan struktur organisasi Pemuda Pancasila secara garis besar tidak jauh
berbeda dengan organisasi kemasyarakatan pemuda lainnya, karena sama-sama
membicarakan tentang suatu kerangka hubungan yang berstruktur yang didalamnya terdapat
wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja untuk menjalankan fungsinya
masing-masing. Pada saat Pemuda Pancasila masih berbasis Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda(OKP) dipakai istilah “Dewan” untuk susunan kepengurusannya dan semenjak
menjadi Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) berubah menjadi “Majelis”. Pada tahun 1996
bulan Desember diadakanlah Musyawarah Wilayah ke-XI Dewan Pimpinan Wilayah
Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang mengeluarkan beberapa pokok pikiran antara lain:
1. Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila hasil musyawarah Pemuda Pancasila
Sumatera Utara dalam mengemban misi dan visi dalam pembangunan nasional akan
sangat tergantung pada kualitas kepemimpinan yang berperan pada segenap jenjang
struktur organisasi.
2. Pemuda Pancasila sebagai salah satu organisasi terdepan dalam penumpasan komunis
beserta dengan antek-anteknya senantiasa tetap waspada terhadap bahaya laten
komunis yang sewaktu-waktu dapat muncul menjadi gerakan nyata dalam
3. Menguatkan arus globalisasi sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya transportasi dan komunikasi menghadapkan bangsa Indonesia
khususnya masyarakat Sumatera Utara kepada pemikiran-pemikiran yang dibingkai
oleh faham liberalis yang semakin dominan dalam pergaulan antar bangsa.
4. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan diakui telah memperlihatkan hasil dimana
penghasilan perkapita bangsa Indonesia semakin meningkat, akan tetapi disisi lain
masalah pemerataan pendapatan dan ketimpangan pembangunan masih tetap
merupakan isu sentral yang harus mendapatkan penyelesaian.
5. Pemuda Pancasila tetap memiliki komitmen yang tinggi dan mendukung upaya
pemerintah dalam penanganan kemiskinan melalui Inpres Desa Tertinggal (IDT),
Gerakan Marsipature Huta Na Be (MHB) yang sudah memperlihatkan hasil.
6. Bangsa Indonesia khususnya yang berdiam di Sumatera Utara merupakan bangsa dan
masyarakat yang majemuk, oleh karena itu Pemuda Pancasila menyusulkan agar
dibentuk dan diterapkan peraturan perundang-undangan untuk kemajemukan ini agar
tidak berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
7. Keberhasilan pembangunan politik ditandai oleh berfungsinya mekanisme politik,
dimana salah satu diantaranya adalah pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada
tanggal 29 Mei 1997.
8. Pemuda Pancasila Sumatera Utara tetap mendukung sepenuhnya kesinambungan
perjuangan Orde Baru dan pelaksanaan dwi fungsi ABRI, mendukung sepenuhnya
kebijakan pemerintah untuk menciptakan aparatur yang bersih dan berwibawa serta
9. Pemuda Pancasila mengusulkan kepada pemerintah menindak dengan tegas dan tanpa
pandang bulu para penjual serta pemakai minuman keras, pil ectasy, pil koplo, ganja
dll yang dapat merusak fisik dan psikis bangsa Indonesia.
10.Pemuda Pancasila menyatakan siap mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dan
aparat kepolisian dalam menindak pelaku serta penyelenggara segala bentuk
kejahatan yang akhir-akhir ini semakin berkembang di wilayah Sumatera Utara.
Adapun struktur organisasi Pemuda Pancasila sewaktu menjadi Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda secara keseluruhan adalah sebagai berikut :9
1. Ketua Dewan Penasehat
a. Dewan Penasehat :
2. Anggota-anggota.
b. Dewan Pembina :
1. Ketua Dewan Pembina
2. Anggota-anggota
c. Presidium
1. Ketua Presidium
2. Wakil Ketua
3. Anggota-anggota
9Ibid.,
d. Badan Pelaksana Harian :
1. Seorang Ketua
2. Wakil-wakil ketua
3. Sekretaris
4. Wakil-wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil-wakil Bendahara
7. Biro-biro
e. Lembaga-lembaga
f. Koperasi
g. Yayasan.
Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan
Pimpinan Cabang, Pimpinan Ranting dan pimpinan Anak Ranting semuanya terdapat
didalam AD dan ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). Adapun struktur
organisasinya secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
1. Dewan Penasehat ( ada di DPP, DPW dan DPC)
2. Dewan Pembina (ada di DPP, DPW, DPC)
3. Presidium (di DPP dan DPW)
Didalam organisasi Pemuda Pancasila pembagian kerjanya disebut dengan Departemen
pada Majelis Pimpinan Pusat, di Majelis Pimpinan Wilayah dibentuk Biro, di Majelis
Pimpinan Cabang dibentuk bagian dan pada Pimpinan anak Cabang dibentuk seksi, maka
biro yang ada di Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara berada pada
Badan Pelaksana Harian yang bertugas untuk mengkoordinir setiap kegiatan organisasi
Pemuda Pancasila ditingkat Propinsi Sumatera Utara. Dalam organisasi Pemuda Pancasila
Sumatera Utara ada tujuh biro :
1. Biro Organisasi, Pendidikan dan pengembangan Anggota
2. Biro Cendikiawan dan Penelitian
3. Biro Seni Budaya dan Olahraga
4. Biro kewiraswastaan dan Pengembangan Usaha
5. Biro Hukum dan hubungan Lembaga Negara
6. Biro pengembangan Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Hidup
7. Biro Peranan Wanita
Dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam menjalankan program kerja Organisasi
Pemuda Pancasila Sumatera Utara perlu untuk melakukan langkah-langkah terobosan dalam
memperkuat keadaannya di tengah-tengah masyarakat dan diantara OKP-OKP lainnya.
Adapun langkah-langkah yang dapat dicapai melalui pendataan kembali seluruh anggota
Pemuda Pancasila dari pengurus wilayah sampai anak ranting, kemudian pelaksanann
kaderisasi. Kemudian dilakukan pembentukan lembaga-lembaga pada organisasi Pemuda
(BKS), Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH), dan Komando Inti (KOTI
MAHATIDANA).
Adapun pembentukan lembaga-lembaga ini dilakukan dalam rangka merubah citra
Pemuda Pancasila yang dipandang negatif dengan melakukan pengkaderan dari kalangan
terpelajar seperti SAPMA dan LPPH diharapkan bahwa pengembangan sumber daya
manusia yang lebih berkualitas. Jadi tuntutan akan kualitas sumber daya manusia guna
mengantisipasi pengelolaan organisasi, kaderisasi akan turut mempengaruhi kualitas orientasi
dari OKP itu sendiri dalam menjawab persoalan bangsa, masyarakat dan masa depan.
Konkritnya setiap anggota Pemuda Pancasila Sumatera Utara termasuk pengurusnya harus
mengaktualisasikan potensi dirinya sebagai kader organisasi sehingga akan mampu
mengakumulasikan diri dalam merespon serta menjawab permasalahan.
Selain itu tantangan kedepan juga menyangkut bagaimana kemandirian Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Salah satu faktor penting bagi sebuah organisasi yaitu masalah
kemandirian. Karena kemandirian akan memperkuat Pemuda Pancasila Sumatera Utara bisa
bertahan dari ujian kultural, maupun dari gesekan-gesekan berbagai kepentingan baik, antara
OKP serta kekuatan sospol lainnya di Sumatera Utara haruslah dapat terjalin dengan
harmonis saling bahu membahu, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing saling
menghormati perbedaan antara sesame organisasi kepemudaan.
2.3 Pemuda Pancasila sebagai Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) 2001 sampai sekarang
Derasnya arus reformasi yang mengkehendaki perubahan disegala aspek kehidupan
reformasinyapun melanda organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila yang dilahirkan
tanggal 28 Oktober 1959 secara historis politis tidak bisa dilepaskan dari misi perjuangannya
sebagai “Benteng Pancasila”. Sejarah perjalanan Pemuda Pancasila membuatnya tidak
pernah ragu sedikitpun dalam mempertahankan Pancasila. Sebagai salah satu organisasi
kepemudaan yang menyandang nama Pancasila membuat setiap gerakannya selalu diikuti
oleh masyarakat luas. Anehnya masyarakat atau kelompok-kelompok masyarakat selalu saja
mengidentikkan Pemuda Pancasila dengan berbagai cap negatif atau stigma sehingga
terkadang menimbulkan nada-nada sumbang bahkan tidak jarang mendatangkan antipasti.
Derasnya tuntutan perubahan dan pembaharuan yang sedang terjadi akibat reformasi
yang mempunyai implikasi kepada wajah dunia kepemudaan termasuk Pemuda Pancasila.
Maka pada tanggal 28-30 April tahun 1999 diadakanlah Musyawarah Luar Biasa untuk
menjawab semua tuntutan-tuntutan itu. Tuntutan yang pertama adalah perlunya revaluasi,
reposisi, dan reaktualisasi peran dan fungsi Pemuda Pancasila sebagai Organisasi
Kepemudaan (OKP) menjadi Organisasi sosial Kemasyarakatan (ORMAS) yang diharapkan
akan teridentifikasi tantangan dan peluang yang harus dihadapi dimasa mendatang. Kedua
adalah tuntutan reformasi adalah peninjauan ulang hal-hal yang selama ini dianggap telah
usang tidak up to date lagi dan segera diganti dengan hal-hal baru yang sesuai dengan iklim
reformasi.10
Untuk menghadapi tantangan bangsa di masa depan Organisasi Pemuda Pancasila
harus mampu mengantisipasinya secara cepat, karena demokratisasi partisipasi bisa
berkembang dalam dua kemungkinan. Pertama, demokrasi dengan partisipasi masyarakat
10Ibid
luas yang menggunakan kelompok sebagai mekanisme operasinya. Kedua, demokrasi yang
melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses politik. Dalam keadaan ini Pemuda
Pancasila dapat memainkan peranan diantara dua faktor tersebut. Artinya Pemuda Pancasila
bisa dikatakan satu-satunya Ormas Pemuda yang mampu menunjukkan kemandiriannya.
Kemandirian dalam program akan menjadi sarana untuk negoisasi politik. Dengan demikian
peran dan fungsi yang dilakukan Pemuda Pancasila sebagai penyambung aspirasi masyarakat
dalam hal ini pemuda dari tingakat bawah ke elite yang memerintah. Inilah asset yang harus
dimanfaatkan Pemuda Pancasila. Dengan itu berupaya meningkatkan kualitas dirinya dengan
berbagai persiapan penataan sumber daya manusia yang sejalan dengan dinamika dan
tuntutan jaman.
Musyawarah Luar Biasa Pemuda Pancasila di Cipayung Bogor pada tahun 1999 telah
telah mencanangkan bahwa Pemuda Pancasila menjadi Organisasi Sosial Kemasyarakatan
sehingga tidak lagi menjadi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda(OKP), te1tapi wacana ini
tidak mendapat respon dari para peserta, sebab dianggap kalau tidak lagi menjadi OKP
Organisasi Pemuda Pancasila tidak lagi besar dan tidak mempunyai kegiatan lagi, sehingga
serupa dengan OKP-OKP lainnya.
Pada tanggal 28-30 Oktober 2001 di Caringin Bogor diselenggarakan suatu momentum
yang meneguhkan itikad dan eksistensi Pemuda pancasila sebagai kader bangsa yang tidak
membeda-bedakan suku, agama ras dan golongan, terbuka tetapi berbeda dilintas politik.
Mubes ke VII 2001 juga merupakan langkah besar Pemuda Pancasila melaksanakan
reorientasinya pada dua aspek yaitu: Pertama, orientasi kemasyarakatan, yang memposisikan
pemerintahan sekaligus membina kesadaran dan kecerdasan masyarakat. Kedua, orientasi
kepemudaan telah meluas pada berbagai bidang kehidupan seperti petani, nelayan, pekerja,
wanita, pengusaha, mahasiswa, pelajar, sarjana dan lain-lain.
Pada Mubes VII target program umum yang merupakan aspek kualitas atau program
diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup internal dan eksternal. Pada ruang lingkup
internal yaitu meningkatkan sumber daya manusia (SDM), kedua yaitu mengemban kualitas
peran sektoral organisasi meliputi pendayagunaan lembaga dan badan. Dalam lingkup
eksternal ialah meningkatkan kualitas partisipasi organisasi. Pada Mubes ke VII ini
organisasi Pemuda Pancasila telah mendeklarasikan sebagai organisasi yang tidak lagi
berorientasi kepemudaan (OKP) melainkan berorientasi kemasyarakatan (ormas). Dewan
Presidium dan Badan Pelaksana Harian ditiadakan juga penggunaan kata Dewan diganti
menjadi Majelis. Majelis melambangkan adanya akomodasi struktur secara lebih paripurna
dengan bobot dan ruang lingkup pergumulan organisasi yang telah meluas.
Mubes VII tahun 2001 telah mendeklarasikan Pemuda Pancasila sebagai organisasi
yang tidak lagi berorientasi kepemudaan melainkan berorientasi kemasyarakatan adapun
konsekuensinya ialah Ormas Pemuda Pancasila sudah harus menempatkan anggotanya bukan
saja sekedar objek tetapi juga subjek dari sutu pelaksanaan program. Disisi lain Pemuda
Pancasila juga harus menjadikan masyarakat umum sebagai aset program bukan anggotanya
saja baik potensi maupun kondisi masyarakat itu sendiri.11
Selepas pengembangan organisasi menjadi Ormas, dalam kurun waktu beberapa tahun
ini dirasakan masih banyak terdapat kendala untuk mensejajarkan Ormas Pemuda Pancasila
11 Makalah Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara
dengan Ormas lainnya yang tidak mengkhususkan diri bagi kelompok pemuda (seperti
Muhammadiyah, NU, Kosgoro, MKGR dan lain-lain). Pasalnya semangat untuk menjadi
pemuda Pancasila sebagi Ormas yang mengakar, mandiri, modern, memang membentuk
ketentuan dengan waktu yang cukup, mengingat selama 41 tahun sebelumnya Pemuda
Pancasila mengidentifikasikan diri sebagai wadah berkumpulnya Pemuda.
Adapun struktur organisasi Pemuda Pancasila setelah menjadi Organisasi
kemasyarakatan keseluruhan adalah sebagai berikut :12
a) 1 (satu) orang Ketua
Majelis Pimpinan Wilayah:
b) 2 (dua) orang wakil ketua
c) 9 (sembilan) orang ketua bidang
d) 1 (satu) orang sekretaris
e) 9 (Sembilan) orang sekretaris
f) 1 (satu) orang bendahara
g) 2 (dua) orang wakil bendahara
h) 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang
i) Ex-Officio Lembaga/Badan
Bidang-bidang pada Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MPW) Sumatera
Utara terdiri dari :
a) Bidang Organisasi dan Keanggotaan
12
b) Bidang Ideologi dan Politik
c) Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas)
d) Bidang Latihan Pengembangan dan Kaderisasi
e) Bidang Ekonomi
f) Bidang Agama, Sosial dan Budaya
g) Bidang Hukum dan HAM
h) Bidang Pengembangan Usaha
i) Bidang Alam dan Lingkungan Hidup
Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara hanya mempunyai 4
(empat) lembaga, padahal ada 8 (delapan) lembaga yang ada di pusat (DPP), karena
lembaga yang empat ini sudah dianggap mencakup segala kebutuhan organisasi Pemuda
Pancasila di Sumatera Utara adalah :
a. Komando inti Mahatidana (KOTI)
b. Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA)
c. Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH)