• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA DALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA DALA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 5 KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

LINTANG KARYA ARDINI PANGASTUTI B.N.

Andan Wahyu Karana karanaandanwahyu@ymail.com Universitas Muhammadiyah Purworejo

ABSTRAK

Tujuan yang akan dicapai penulis dalam penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan struktur sastra novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. dan (2) mendeskripsikan aspek sosiologi sastra tokoh utama novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. Sumber data penelitian ini berupa novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. cetakan ke-1 diterbitkan oleh Yayasan Adhigama Semarang, dengan tebal 85 halaman. Selanjutnya, instrumen yang digunakan berupa buku-buku acuan tentang teori sastra, teori sosiologi, artikel-artikel dari internet, dan novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak catat. Teknik analisis data menggunakan metode Content Analysis atau teknik analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis dengan metode penyajian informal. Tokoh utama dalam novel Lintang adalah Gilar Bagaskara. Dari pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan bahwa aspek sosiologi sastra tokoh utama dalam novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. dari sudut pandang sosiologi sastra yaitu aspek moral dalam hal ini yang diungkap adalah perbuatan, sikap, budi pekerti, susila para tokoh utama; aspek etika membahas tentang kesusilaan yang menentukan tentang bagaimana manusia hidup dalam masyarakat; aspek sosial ekonomi terbagi atas tiga golongan (1) golongan ekonomi rendah, (2) golongan ekonomi menengah, (3) golongan ekonomi atas; aspek cinta kasih membahas hubungan rasa cinta kasih antara Gilar Bagaskara dan Nur Endah; aspek agama yang terdapat dalam novel Lintang adalah para tokoh utama percaya dengan adanya Tuhan yaitu Allah, hal ini terlihat pada saat keduanya mendapat nikmat atau cobaan selalu menyebut nama Allah; aspek pendidikan yang ditampilkan mencakup pendidikan formal dan pendidikan dalam keluarga dan masyarakat.

Kata Kunci: Kajian Sosiologi Sastra, Novel Lintang

A. PENDAHULUAN

Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. ini mengisahkan tentang

lika-liku perjalanan cinta antara Gilar Bagaskara dan Nur Endah. Yang menjadikan

novel ini menarik dikarenakan kecerdasan Ardini Pangastuti, B.N. dalam

memainkan alur cerita dan emosi pembaca. Lebih jelasnya secara singkat dapat

penulis kemukakan mengenai alasan penelitian ini, yaitu bahwa novel Lintang

(2)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 6

moral terutama melalui tokoh utamanya Gilar Bagaskara dan Nur Endah. Mereka

memiliki ketabahan, keuletan untuk mencapai cita-cita serta menjalani

kehidupannya dengan tidak melanggar norma agama, bergitu pula kisah cintanya

yang penuh lika-liku namun tetap dalam arah yang benar, meskipun dipisahkan

oleh keadaan karena demi mencapai cita-cita untuk mencapai kesuksesan hidup

dan keduanya tetap setia dan penuh keyakinan bahwa keduanya akan

dipertemukan. Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. menarik diteliti dari

segi sosiologi terutama para tokoh utamanya, yang penulis anggap cukup

representatif dari keseluruhan tokoh yang ada dalam novel Lintang karya Ardini

Pangastuti, B.N. Novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. ini menurut penulis

akan menambah perbendaharaan kasusastraan Jawa yang layak dicatat dan

mendapatkan tempat di kalangan pencintanya. Dengan demikian judul yang

penulis ajukan dalam penelitian ini “Kajian Sosiologi Sastra Tokoh Utama Dalam Novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, B.N.”.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sastra.

a. Pengertian Sastra

Secara etimologis, kata sastra dalam bahasa Indonesia (dalam bahasa Inggris

sering disebut literature dan dalam bahasa Prancis disebut litterature) berasal dari

bahasa Sansekerta: akar kata sas-, dalam kata kerja turunan berarti

“mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi”. Akhiran -tra,

biasanya menunjukkan “alat, sarana”. Jadi sastra dapat berarti “alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran” (Endraswara, 2008: 4).

b. Struktur Sastra

Menurut Baribin (1985: 52) unsur pembangun fiksi terdiri dari tema,

tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, gaya bahasa, pusat pengisahan.

Unsur cerkaan yang terpenting adalah alur, penokohan, latar, dan pusat

pengisahan.

2. Sosiologi Sastra

(3)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 7

Sosiologi merupakan studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia

dalam masyarakat, studi mengenai lembaga sosial dan proses-proses sosial.

Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat

dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya dan mengapa masyarakat itu

bertahan hidup (Swingewood dalam Faruk, 2010: 1).

b. Aspek-aspek Sosiologi

Sosiologi merupakan studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia

dalam masyarakat, studi mengenai lembaga sosial dan proses-proses sosial.

Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat

dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya dan mengapa masyarakat itu

bertahan hidup. Lewat penelitian yang ketat mengenai lembaga-lembaga

sosial, agama, ekonomi, politik, dan keluarga yang secara bersama-sama

membentuk apa yang disebut sebagai struktur sosial, sosiologi dikatakan

memperoleh gambaran mengenai cara-cara manusia menyesuaikan dirinya

dan ditentukan oleh masyarakat-masyarakat tertentu, gambaran mengenai

mekanisme sosialisasi, proses belajar secara kultural, yang dengannya

individu-individu dialokasikan pada dan menerima peranan-peranan tertentu

dalam struktur sosial itu (Swingewood dalam Faruk, 2010: 1).

C. METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang kajian struktural

dan sosiologi sastra dalam novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian. Pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak, dengan metode deskriptif kualitatif seorang peneliti

sastra dituntut mengungkap fakta-fakta yang tampak atau data dengan cara

memberi deskripsi. Bungin (2003: 5) penelitian kualitatif membutuhkan kekuatan

analisis yang lebih mendalam, terperinci namun meluas dan holistis, maka

kekuatan akal adalah satu-satunya sumber kemampuan analisis dalam seluruh

proses penelitian. Penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan diharapkan dapat

(4)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 8

penelitian tentang kajian struktural dan sosiologis sastra dalam novel Lintang

karya Ardini Pangastuti, B.N.

Subjek penelitian penulis adalah novel berjudul Lintang karya Ardini

Pangastuti, B.N. cetakan ke-3 diterbitkan oleh Yayasan Adhigama Semarang,

dengan tebal 85 halaman.

Objek penelitian ini adalah struktur sastra dan aspek sosiologi sastra tokoh

utama yang terdapat dalam novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N.

Menurut Arikunto (2010: 136), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih

mudah diolah. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kertas pencatat

data dan alat tulis. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan instrumen utama yaitu

penulis dan menggunakan buku-buku acuan tentang teori sastra, teori sosiologi,

artikel-artikel dari internet dan novel “Lintang” karya Ardini Pangastuti, B.N.

Dalam pengumpulan data digunakan teknik simak catat. Teknik simak catat

adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan menggunakan sumber-sumber

tertulis (Subroto, 1992: 42).

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak catat,

yakni:

1. Membaca novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. secara berulang-ulang.

2. Mencari aspek struktur sastra novel Lintang Karya Ardini Pangastuti, B.N.

3. Mencari aspek sosiologi sastra tokoh utama novel Lintang karya Ardini

Pangastuti, B.N.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang

digunakan adalah metode Content Analisys atau teknik menganalisis isi. Disebut

juga analisis konten deskriptif adalah metode penelitian yang memanfaatkan

seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang lebih sahih dari sebuah

buku atau dokumen (Weber dalam Haryani, 2009:30) pada novel Lintang karya

Ardini Pangastuti, B.N. ini yang digunakan adalah pendekatan analisis sosiologi

sastra, yang meliputi aspek moral, aspek etika, aspek sosial ekonomi, aspek cinta

kasih, aspek agama dan aspek pendidikan.

(5)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 9

a. Membaca novel berulang-ulang;

b. Mengumpulkan data berupa kutipan-kutipan langsung maupun tidak langsung

yang berhubungan dengan unsur struktur dan sosiologi sastra;

c. Mengklasifikasikan data-data struktur dan sosiologi sastra;

d. Menganalisis data yang telah diklasifikasikan dari membaca dan

mencocokkan dari kutipan.

Teknik penyajian hasil analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini

dengan metode penyajian informal. Metode informal adalah perumusan dengan

kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Teknik penyajian hasil analisis dalam

kajian sastra Tokoh Utama dalam novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N.

antara lain aspek moral, aspek etika, aspek sosial ekonomi, aspek cinta kasih,

aspek agama dan aspek pendidikan.

D. PEMBAHASAN DATA

1. Struktur Sastra

a. Tema: Perjuangan seseorang meraih cita-cita dan tujuannya.

b. Tokoh dan penokohan

1. Gilar: pendiam; tampan; jujur; rendah diri; kocak dan romantis; cerdas,

ulet, dan loyalitas kerjanya tinggi; setia; pengarang kondang; mudah

mengeluh dan kadang sulit berpikir jernih;sering ngelangut memikirkan

wanita yang dicintainya.

2. Nur Endah: dingin terhadap laki-laki; tidak gampangan; cantik; baik

hatinya dan suka mensuport; dia pintar.

c. Alur: alur maju.

d. Latar: Latar Tempat, Latar Waktu, Latar Sosial

e. gaya bahasa: Hiperbola, Personifikasi

f. Sudut Pandang: sudut pandang orang ketiga

2. Aspek Sosiologi Tokoh Utama novel Lintang karya Ardini Pangastuti, B.N. a. Aspek moral

(6)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 10

Ucapan Gilar kepada Nur Endah menunjukkan bahwa Gilar bermoral

baik. Gilar mempunyai sifat yang jujur. Hal itu tampak ketika harus

menjawab pertanyaan dari Nur Endah. Seperti kutipan berikut.

Satemene bisa wae aku goroh. Kandha kuliah ing hukum kek, sastra utawa apa wae. Nanging aku emoh goroh. Sebab wong goroh iku ora wurung akhire ya konangan” (Lintang: 8).

Terjemahan:

„Sebenarnya bisa saja aku berbohong bilang kuliah di hukum kek, sastra atau apa saja. Tetapi aku tidak mau berbohong. Karena orang berbohong itu akhirnya ya ketahuan juga‟.

- Nur Endah bermoral baik

Nur Endah merupakan wanita baik-baik, ia sosok wanita yang tidak

gampangan, hal itu tampak pada waktu masa lalunya saat Nur Endah

menjalin hubungan dengan Firman. Nur Endah berusaha keras

mempertahankan kesuciannya, ketika Firman berani meraba bagian tubuh

Nur Endah, Nur Endah lebih baik dibunuh jika Firman berhasil merenggut

kesuciannya. Hal itu menunjukan bahwa Nur Endah mempunyai moral

baik. Seperti kutipan berikut.

“Fir, yen kowe tetep nekad luwih becik patenana aku sawise kowe rampung nguja nafsumu. Aku pasrah lan ora bakal nuntut apa-apa marang kowe” (Lintang: 5).

Terjemahan:

Fir, kalau kamu tetep nekad lebih baik bunuh saja aku sesudah kamu selesai melepas nafsumu. Aku pasrah dan tidak akan menuntut apa-apa kepadamu‟.

b. Aspek etika

- Etika Gilar

Gilar saat bertemu omnya ketika dia baru tiba di rumah tantenya

menunjukkan bahwa Gilar mempunyai etika baik. Hal itu tampak pada

kutipan berikut.

(7)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 11

benik klambine, cepet-cepet Gilar nyedhak langsung nyalami”

(Lintang: 42).

Terjemahan:

„Selamat pagi, Om. Maaf, saya merepotkan,” kata Gilar sambil mendengkur ke bawah. Tetapi sesudah Om Ndaru selesai memasang

kancing baju, cepat-cepat Gilar mendekat langsung bersalaman‟.

-Etika Nur Endah

Nur Endah mempersilahkan Gilar untuk meminum minuman jeruk

buatannya. Di situ dapat di lihat bahwa Nur Endah mempunyai etika yang

baik. Hal itu tampak pada kutipan berikut.

“Diunjuk mas Gilar. Aku ora duwe kopi. Anane mung teh karo jeruk. Nanging yen aku gawe teh mengko kesuwen. Wong tehe dudu teh celup,

aloke sawise nyelehake wedang mau ing ndhuwur meja, ing sangarepe Gilar” (Lintang: 35).

Terjemahan:

„Diminum Mas Gilar. Aku tidak punya kopi. Adanya hanya teh sama jeruk. Tetapi kalau saya nanti bikin teh nanti kelamaan. Orang tehnya

bukan teh celup, ujarnya setelah meletakkan minuman tadi di atas meja, di depannya Gilar‟.

c. Aspek Ekonomi

- Ekonomi Gilar

Sekarang hidup Gilar sudah enak setelah dia pergi merantau ke Jakarta, dia bekerja pada perusahaan jamu “Cipta Sekar” milik Pak Sastra. Gajinya besar selain itu juga memperoleh fasilitas-fasilitas kantor.

Hal itu menunjukkan bahwa Gilar memiliki tingkat ekonomi yang

meningkat. Hal itu tampak pada kutipan berikut.

“Saiki uripe kena diarani kepenak. Bayar gedhe, isih ketambahan fasilitas-fasilitas liyane. Ingatase dheweke iku pendhidhikane mung SMA, bisa oleh kedhudhukan apik kaya saiki” (Lintang: 67).

Terjemahan:

(8)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 12

itu pendidikannya hanya SMA, bisa mendapatkan kedudukan bagus seperti sekarang‟.

- Ekonomi Nur Endah

Nur Endah tingkat sosial ekonominya menengah. Orang tuanya

meskipun tani tapi cukup. Nur Endah adalah anak tunggal. Jadi

setengahnya Nur Endah dimanja oleh bapak ibunya. Hal itu tampak pada

kutipan berikut.

“Wong tuane senajan tani nanging cukup. Malah kalebu dieringi ing desane. Anake ya mung siji thil, Nur Endah. mula setengahe Kenya iku diuja dening bapak ibune” (Lintang: 53).

Terjemahan:

„Orang tuanya meskipun tani tapi cukup. Malah termasuk dipekerjai oleh warga desanya. Anaknya ya hanya satu, Nur Endah. Jadi setengahnya Nur Endah dimanja oleh bapak ibunya‟.

d. Aspek cinta kasih

Akhirnya Gilarpun dipertemukan dengan Lintang saat Gilar mendapat

undangan dari organisasi remaja Yogyakarta untuk mengisi sebuah acara.

Lintang datang menghadiri acara itu. Gilar kaget melihat Lintang ada di situ.

Gilarpun memanggil Lintang dengan seruan penuh kerinduan. Nur Endah

senyum rasanya Gilar ingin lari menuju Lintang yang dicintainya itu untuk

mengeluhkan rasa kangennya itu. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Dumadakan priya iku ndengongok. Kaget weruh Lintang ana kono”.

“Lintang! panjelihe tanpa sadar”.

“Nur Endah mesem”.

“Rasane Gilar kepengin mlayu marani wanita kinasih iku. Nyuntak rasa kangene. Nanging dheweke ora mentala nguciwakake para pandhemene sing isih padha antri ngenteni tandhatangane” (Lintang: 85).

Terjemahan:

„Tiba-tiba priya itu memandang tajam. Kaget melihat Lintang ada di situ‟.

(9)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 13

„Rasanya Gilar ingin lari mendekat wanita tercinta itu. Mengeluhkan rasa kangennya. Tetapi dirinya tidak ingin mengecewakan para pengagumnya yang masih pada antri menunggu tanda tangannya‟.

e. Aspek Agama

- Gilar

Gilar merasa menyesal karena telah berbuat salah menganggap Tuhan

itu tidak adil karena telah memberi cobaan yang berat terhadap dirinya.

Gilarpun sadar, kemudian meminta maaf atas kesalahannya kepada

Tuhan. Dari hal tersebut menunjukkan kan bahwa Gilar mempunyai

keyakinan yang kuat terhadap Tuhannya. Seperti kutipan berikut:

“Dhuh Gusti Ingkang Maha Wicaksana. Kawula nyuwun pangapunten dhumateng sedaya kalepatan kula. Kawula khilaf saengga wuta

dhumateng sih Padhuka ingkang tanpa winates. Dhuh Gusti ingkang

Maha Pirsa, mugi Padhuka kersaa paring pangaksami dhumateng kawula” (Lintang: 39).

Terjemahan:

„Dhuh Gusti Yang Maha Bijaksana. Hamba minta maaf atas semua kesalahan hamba. Hamba khilaf sehingga hamba murka kepada kasih

sayang-Mu yang tanpa batas. Dhuh Gusti Yang Maha Mengetahui,

semoga Engkau mau memberi maaf kepada hamba‟.

- Nur Endah

Nur Endah kagum dan percaya akan kebijaksanaan Tuhan, yang

membuat kehidupan antar umatnya tidak sama, saling berlawanan,

bertentangan. Sebab kalau semua dibuat sama ritme kehidupan tidaklah

ada. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa Nur Endah sangat percaya

kepada Tuhannya. Hal itu tampak pada kutipan berikut.

“Hem…. Bener Tuhan pancen Maha Wicaksana. Sebab yen kabeh digawe padha, tanpa ana sing lelawan, tanpa adanya pertentangan,

ritme kehidupan ora ana. Panguripan iku dhewe dadi ora greget.

Kurang bergairah. Kemajuan terhambat. Merga semangat kanggo

(10)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 14

Terjemahan:

„Hem…. Benar Tuhan memang Maha Bijaksana. Sebab kalau semua

dibuat sama, tanpa adanya perbedaan, tanpa adanya pertentangan,

ritme kehidupan tidak ada. Kehidupan itu sendiri jadi tidak ada greget.

Kurang bergairah. Kemajuan terhambat. Karena semangat untuk maju

mewujudkan upaya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, Kehidupannya manusia itu sendiri‟.

f. Aspek pendidikan

- Pendidikan Gilar

“Sebab pendhidhikanku ora dhuwur. Mung jebolan SMA. Aku ora bisa nerusake ing sekolah sing luwih dhuwur kaya liya-liyane” (Lintang: 9).

Terjemahan:

„Sebab pendidikanku tidak tinggi hanya jebolan SMA. Aku tidak bisa

meneruskan di sekolah yang lebih tinggi seperti yang lainnya‟.

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Gilar hanyalah lulusan

SMA.

- Pendidikan Nur Endah

“Nganti saprene, nganti meh setaun dheweke dadi mahasiswi Fakultas Ekonomi ing sawijining PTN paling kondhang ing kutha gudheg iku” (Lintang: 1).

Terjemahan:

„Sampai sekarang, sudah hampir setahun dirinya menjadi mahasiswi

Fakultas Ekonomi di salah satu PTN paling ternama di kota gudeg itu‟. Pada kutipan di atas menunjukkan bahwa Nur Endah sedang menempuh

pendidikan sekolah formal yaitu di Perguruan Tinggi Negeri.

E. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada Kajian Sosiologi Sastra

Tokoh utama Novel “Lintang” karya Ardini Pangastuti, B.N. maka peneliti

(11)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 15

a. Unsur struktural novel Lintang meliputi tema, tokoh dan penokohan,

alur, latar, gaya bahasa dan sudut pandang atau pusat pengisahan. (a)

tema, yaitu perjuangan hidup seseorang meraih cita-cita dan tujuannya.

(b) tokoh dan penokohan, dalam penelitian ini peneliti hanya mengkaji

tokoh utama saja yaitu Gilar Bagaskara dan Nur Endah. (c) alur, novel

Lintang menggunakan alur maju. (d) latar, terdapat tiga macam latar

yaitu, latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (e) gaya bahasa, novel

lintang terdapat gaya bahasa hiperbola dan personifikasi. (f) pusat

pengisahan atau sudut pandang, dalam novel Lintang pengarang

menggunakan sudut pandang persona ketiga. “Dia” maha tau. Jadi

pengarang dapat menceritakan apa saja hal yang menyangkut tokoh

“Dia”, ia bersifat (omniscient). Pengarang mengetahui berbagai hal

tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatar

belakanginya.

b. Aspek sosiologi tokoh utama novel Lintang terbagi menjadi enam aspek

yaitu aspek moral dalam hal ini yang diungkap adalah perbuatan, sikap,

budi pekerti, susila para tokoh utama; aspek etika membahas tentang

kesusilaan yang menentukan tentang bagaimana manusia hidup dalam

masyarakat; aspek ekonomi terbagi atas tiga golongan (1) golongan

ekonomi rendah, (2) golongan ekonomi menengah, (3) golongan

ekonomi atas; aspek cinta kasih membahas hubungan rasa cinta kasih

antara Gilar Bagaskara dan Nur Endah; aspek agama yang tergambar

dalam novel Lintang adalah para tokoh utama percaya dengan adanya

Tuhan yaitu Allah, hal ini terlihat pada saat mereka mendapat nikmat

atau cobaan selalu menyebut nama Allah; aspek pendidikan yang

ditampilkan mencakup pendidikan formal dan pendidikan dalam

keluarga dan masyarakat.

2. Saran

Penulis memberikan saran-saran agar penelitian ini lebih baik di masa

yang akan datang. Bagi peneliti hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini

(12)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 16

diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyampaikan

pelajaran khususnya tentang sastra, dan bagi para siswa hendaknya

menambah pengetahuan dengan banyak membaca. Membaca novel Lintang

bisa menambah pengetahuan dan pemahaman akan kehidupan, siswa dapat

mengambil nilai-nilai positif yang ada pada novel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sebuah Pengantar Ringkas. „Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Endraswara, Suwardi. 2008. Pengantar Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Sewon Press.

Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haryani. 2009. “Tinjauan Sosiologi Sastra Novel Trah karya Atas S.

Danusubroto”. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Hidayah, Nurul. 2012. “Kajian Sosiologi Sastra Novel Nalika Prau

Gonjing karya Ardini Pangastuti, B.N.”. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Janatun. 2010. “Kajian Struktural Objektif Tokoh Utama dalam novel

Jejaring Kalamangga karya Suparto Brata. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Mahasiswati, Sari. 2010. “Tinjauan Sosiologi Sastra dalam novel Tretes Tintrim karya Suparto Brata”. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

(13)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 17

Pangastuti, Ardini. 1997. Lintang. Semarang: Yayasan Adhigama.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Santosa, Wijaya Heru & Sri Wahyuningtyas. 2009. Pengkajian Prosa Fiksi. Purworejo: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Referensi

Dokumen terkait

UNIT LAYANAN PENGADAAN Alamat : Jalan Dharma Praja No..

Ketentuan mengenai pengaturan lokasi tempat usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.3.

Sedangkan deskriptor yang memiliki persentase paling tinggi adalah kepala sekolah senantiasa mendorong peningkatan ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan kualitas

Prosthesis mempunyai pengaruh terhadap tingkat kemampuan mobilitas, hal ini terlihat dari hasil penelitian yang mana menunjukan bahwa pasien pengguna prosthesis

Tradisi sedekah dusun yang ada di dusun Krajan desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang ini dilakukan rutin setiap tahun dan sesuai adat yang berlaku.

kecemasan (situasi mengancam), yang secara langsung atau tidak langsung hasil. pengamatan/pengalaman tersebut diolah melalui proses

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat sehingga meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat dalam memberikan dukungan spiritualitas baik

Pada awal penataan organisasi perangkat daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Sleman sangat membutuhkan SDM yang berpengalaman