• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOGRAFI PERUPA INDONESIA DOLOROSA SINAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BIOGRAFI PERUPA INDONESIA DOLOROSA SINAG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

MEDIA SENI

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RIEN NUR AZIZAH

17011003

STUDIO KAJIAN SENI

(2)
(3)

BIOGRAFI DOLOROSA SINAGA

Dilorosa Sinaga lahir di Sibolga, Sumatera Utara, Indonesia, 31 Oktober 1953; umur 60 tahun. Merupakan seorang pematung perempuan. Dolorosa Sinaga lulus dari Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1977 dan kemudian meneruskan studinya di St. Martin's School of Art, London, Karnarija Lubliyana, Yugoslavia, dan San Francisco Art Institute serta Universitas Maryland, Amerika Serikat. Karya-karya patungnya kebanyakan bercerita tentang perempuan, menyimbolkan ilusi dan kesetiaan, krisis, solidaritas, mulrikultural, serta perjuangan perempuan melawan kekerasan. Dolorosa telah menerima beberapa penghargaan dan pengakuan atas prestasi nya di Indonesia, diantaranya Penghargaan Citra Adhikarya Budaya dan Anugerah Seni 2009 dari bentuk-bentuk yang bervolume itu lebih disukainya dari bentuk-bentuk dua dimensi. Ia merasa menemukan “chemistry” pada patung ketika menjelang ujian akhir di LPKJ. Dolo asyik dengan sesuatu yang lebih menantang dan membutuhkan tenaga lebih untuk diseselsaikan.

MEDIUM YANG DIGUNAKAN

(4)

dimiliki oleh kaum lelaki. Namun ia dapat dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk-bentuk yang feminin, ringan, bergerak dan berapi api seperti semangat dan kelembuatan yang dimiliki kaum perempuan. Karena perunggu memiliki karakter yang berlawanan itulah, Dolo menggunakannya sebagai medium pada karyanya. Ia juga menggunakan medium alumunium foil dan fiberglass dalam karya di pameran tunggal terbarunya yang bertema “Menarilah! Dance Your Life!”. Menurut Ruth Rahayu, aktivis perempuan dan peneliti, Dolorosa menggunakan medium baru yaitu alumunium, bukan berarti medium lama yang ia gunakan tidak lagi menantang, namun Dolorosa memiliki konsep kerja berdasarkan medium yang tidak memberikan ruang emosionil penciptaan seperti kertas atau materi tak bermasa lainnya.

KARYA DOLOROSA SINAGA

(5)

dibentuknya hampir semuanya memiliki bentuk tubuh yang tipis dan gelung rambut yang mengingatkan pada bentuk tubuhnya sendiri. Figur-figur itu seperti berteriak, menyampaikan sesuatu yang pedih, tapi tetap terlihat artistik. Dolo mengatakan bahwa itu sebuah metafora bahwa dalam keindahan itu ada pengorbanan, ada luka, kepedihan. Tak tahu mengapa perempuan tiba-tiba menjadi fokusnya. Dari penghayatan dan pengalaman Dolo, masalah perempuan mengambil perhatiannya. Sejak itu dia mengambil sikap dalam berkarya, dan memutuskan bahwa karya-karyanya adalah tentang perempuan, karena merekalah yang perlu dibela. meskipun demikian dalam karya seni patung dolorosa yang lain tampil pula beberapa patung dengan ekspresi cinta dan kelembutan seorang perempuan seperti dalam empat karyanya ibu dan anak.

Hal yang saya suka dari karya Dolorosa adalah figurnya yang terlihat hidup, bergerak, segar, fleksibel, tidak kaku, seolah-olah benar-benar tertiup oleh segarnya angin. Bebas dan merdeka. Melayang-layang di udara. Dolo tak tahu bagaimana ruh itu muncul dalam karya-karyanya. Tapi barangkali rasionalisasinya mudah. Dolo beruntung punya pengalaman bahwa ia ditempa untuk selalu melihat dari dalam, baru ke luar, bukan dari luar ke dalam. Jadi, baik dalam materi di mana semua gestur itu memberikan arti dalam ekspresi, di mana setiap struktur juga harus mendukung. Pemahaman ini ia dapat waktu belajar di Inggris. Di sana, ia dididik mempelajari tubuh manusia seperti layaknya di laboratorium. Belajar tentang bangun manusia dari Dokter ahli tulang dan otot. Di studio sekolah tempat kami bekerja, proyek tentang figur ini dibuat tidak dengan medium tanah liat yang memiliki massa, melainkan dengan medium kertas. “Tapi dari situ aku paham maksudnya, bahwa studi tentang tubuh manusia membuat kita mesti menemukan bentuk, ada gagasan inovasi diajarkan di sini.” Ujarnya dalam sebuah wawancara.

(6)

mengalun itu dalam gestur karya-karyanya. Dikatakan secara tidak Sementara itu, musik yang disukainya beragam dari musik klasik, jazz, musik tahun 1970-an sampai musik reage pun bisa dia apresiasi. Mungkin kesukaannya pada musik telah menambatkan pilihan hatinya pada Arjuna Hutagalung, yang pernah mengajar di Jurusan Musik Institut Kesenian Jakarta (IKJ), yang menjadi suaminya kini. “Selain musik, dia juga mengajarkan aku tentang asas keadilan saat melihat persoalan,”ucap Dolo yang terobsesi pada Led Zeppelin.

Ia juga memberikan pendapatnya mengenai posisi karya seni di Indonesia. Menurutnya, karya seni di Indonesia masih ditempatkan pada tempat yang belum layak. Contohnya kehadiran lukisan dan patung-patung di tempat umum seperti halnya di hotel dan perkantoran. Demikian halnya dengan monumen sebagai penghias kota. Contohnya monumen atau tugu pembebasan Irian Barat tugu Selamat Datang, patung Dirgantarayang masih memperlihatkan bentuk representatif atau dengan kata lain masih dibuat dalam bentuk letter. Kreativitas seperti simbolik artistik belum termaksimalkan disana.

PAMERAN TERBARU DOLOROSA

(7)

itu digambarkan begitu rapuh namun kuat (yang menjadi ciri khas nya). Terlihat dari membiarkan warna asli dari bahan yang ia gunakan. Warnanya memberikan kesan ekslusif, anggun serta mewah. Kesan menari sangat terasa dalam karyanya. Walaupun karnyanya bukanlah kinetik art dan itu statis, namun gerakan seolah-olah karya itu bernyawa sangat terasa. Terlihat dari draperi dan gesturya. Semua itu meninggalkan kesan bahwa bahan yang digunakan itu terbuat dari alumunium dan fiber glass.

PEMBAHASAN KARYA

Sufi dancer” merupakan salah satu karya yang dipamerkan pada pemeran terbarunya di Galeri Cipta TIM, Jakarta dengan tema ”Menarilah! Dance Your Life”. Sebenarnya, gestur-gestur wanita menari dalam karyanya dibuat berdasarkan perasaan “ingin bebas” dari kemelut dunia yang dihadapi. Terutama permasalahan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Dalam hal ini baginya menari adalah kegiatan yang menyenangkan, kegiatan yang dapat melepaskan seluruh kepenatan tubuh dan jiwa. Medium alumunium foil yang digunakannya dalam karya ini sangat ia senangi karena mudah untuk dikerjakan.

(8)

LAMPIRAN

Dolorosa Sinaga, Suf Dance

Alumunium foil

2013

Poster pameran ke 6 Dolorosa Sinaga

(9)

2013

Patung perunggu karya Dolorosa Sinaga yang dipamerkan dalam pameran tunggalnya Have You Seen A Sclupture From The Body? di Galeri Nasional Jakarta, 10-31 Oktober 2008. [TEMPO/ Amatul Rayyani; Digital Image; 20011029].

“Perempuan Duduk Menatap langit”

Dolorosa Sinaga, “Untitled”

Bronze

20 x 14 x 35 cm

(10)

Referensi

Dokumen terkait

kehilangan mulai dirasakan, sehingga sesuatu yang hilang tersebut mulai dilepaskan secara bertahap dan dialihkan kepada objek lain yang baru. Individu akan

Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor nomor 800/432/-ikan/2014 tentang penetapan pemenang lomba kinerja kelompok perikanan Pokdakan Minakarya Bersama memuat hal

1) Promosi jabatan dan kompensasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja; 2) Promosi jabatan secara parsial berpengaruh positif dan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK..

Dari metode ini akan dapat diidentifikasi jenis kecacatan dominan yang mempengaruhi kualitas produk ini yaitu retak/pecah dan warna tidak merata.. Kemudian

Pemindahan arsip adalah kegiatan memindahkan arsip-arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan karena jarang sekali dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pemindahan

Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa dalam proses produksi produk kloset jongkok model C ini masih terjadi kecacatan yang cukup tinggi dimana secara

Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP se-Kecamatan Sukasari Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |