TARGET MASUK
PTN FAVORIT
SMA/MA
IPS
2017
SUPERTRIK
KISI-KISI LULUS
Kisi-kisi UN SMA/MA IPS
Pendalaman materi dibuat berdasarkan kisi-kisi UN
SMA/MA IPS
Contoh soal UN SMA/MA IPS berdasarkan level
kognitif (penalaran, aplikasi, pengetahuan, dan
pemahaman)
Paket Soal dan Pembahasan UN SMA/MA IPS 2016
Paket Prediksi dan Pembahasan UN SMA/MA IPS 2017
Free Aplikasi
UNBK
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA INGGRIS
|
MATEMATIKA
|
EKONOMI
|
GEOGRAFI
|
SOSIOLOGI
Diterbitkan oleh Penerbit PT Grasindo, Jakarta, 2016
SUPERTRIK KISI-KISI
LULUS UN
SMA/MA IPS 2017
TIM SIGMA
Muslihun, S.Si.
Zaenal Abidin, S.Pd., M.Si.
Ike Karti Wahyuni, S.S., M.Si.
Neng Sri Nuraeni, M.Pd.
Sodikin, S.Pd., M.Si.
Uce Rahmawati, S.Sos.
Okky Widya Arditya, S. Si.
Handika Dany Rahmayati, S.Si.
Adhita Asma Nurunnizar, S.Pd.
Fisca Dian Utami, S.Pd.
Binti Mariatul Kiptiyah, S.Pd.
ID: 571680056
© Penerbit PT Grasindo, Jalan Palmerah Barat 33—37, Jakarta 10270 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Editor: Eko Setiawan Desainer sampul: DiensCreative
Penata isi: Iwan Kurniawan
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo, anggota Ikapi, Jakarta, 2016
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotokopi, mikroi lm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan
SUPERTRIK KISI-KISI
LULUS UN SMA/MA IPS 2017
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Peng-gunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
... iv
Ringkasan Materi
... 1
Bahasa Indonesia ... 1
Bahasa Inggris ... 37
Matematika IPS ... 83
Ekonomi ... 123
Geograi ... 209
Sosiologi ... 309
Soal dan Pembahasan UN SMA IPS 2015/2016
... 347
Bahasa Indonesia ... 347
Bahasa Inggris ... 368
Matematika IPS ... 384
Ekonomi ... 396
Geograi ... 414
Sosiologi ... 433
Prediksi dan Pembahasan UN SMA IPS 2016/2017
... 447
Bahasa Indonesia ... 448
Bahasa Inggris ... 460
Matematika IPS ... 470
Ekonomi ... 474
Geograi ... 481
Sosiologi ... 487
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
B
uku Supertrik Kisi-Kisi Lulus UN SMA/MA IPS 2017 hadir dengan harapan agar siswa dapat latih dan mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional SMA IPS 2017. Buku ini disusun ber-dasarkan kisi-kisi Ujian Nasional terbaru. Materinya sudah menjadi jaminan sebagai materi yang pasti keluar dalam Ujian Nasional. Secara umum, buku ini dibagi dalam lima bagian.1. Kisi-Kisi UN SMA IPS
Kisi-kisi UN SMA IPSsebagai gambaran tentang materi yang keluar di Ujian Nasional.
2. Materi UN SMA IPS
Ringkasan materi dibuat berdasarkan kisi-kisi UN SMA IPS terbaru. Materi yang ditulis ringkas, dan mencakup semua yang tercantum dalam kisi-kisi UN SMA, dan penekanan utama materi pada konsep-konsep yang dianggap penting.
3. Contoh Soal UN SMA IPS
Contoh soal UN SMA IPS dipilih berdasarkan level kognitif yang terdapat pada kisi-kisi UN SMA IPS meliputi penalaran, aplikasi, pengetahuan dan pemahaman. Selain itu, contoh soal juga dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan.
4. Soal dan Pembahasan UN SMA/MA IPS 2016
Berisi paket soal ujian nasional 2016 yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan.
5. Prediksi UN SMA/MA IPS 2017
Berisi paket prediksi UN SMA IPS 2017 yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan. Semoga kehadiran buku ini dapat membantu kalian dalam menguasai materi pelajaran yang diuji-kan. Lebih dari itu, semoga kalian memperoleh nilai UN yang memuasdiuji-kan. Akhirnya, penulis menyam-paikan terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan serta dalam penyusunan buku ini. Tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini selanjutnya melalui email: mchmuslihundemak@gmail.com.
Penulis
Audio Listening Bahasa Inggris
dan UN CBT SMA IPS
Gunakan aplikasi QR code scanner yang ada pada handphone Android kamu. Arahkan kamera
handphone ke QR code di bawah ini, secara otomatis kamu akan dibawa ke halaman
download
Audio Listening UN Bahasa Inggris SMA.
Jangan lupa, kamu membutuhkan akun
Gmail
dan jaringan internet. Kami merekomendasikan
untuk menggunakan jaringan WiFi bila memungkinkan. Ayo belajar bersama Grasindo!
QR C
ode Audio Listening UN Bahasa Inggris
QR C
ode UN CBT SMA IPS
Gunakan aplikasi QR code scanner yang ada pada handphone Android kamu. Arahkan kamera
handphone ke QR code di bawah ini, secara otomatis kamu akan dibawa ke halaman download
aplikasi soal
Grasindo Lulus UN
di Google Play Store.
Jangan lupa, kamu membutuhkan jaringan internet. Kami merekomendasikan untuk
menggunakan jaringan WiFi bila memungkinkan. Ayo belajar bersama Grasindo!
Grasindo Lulus UN SMA IPA 2017
Grasindo Lulus UN SMA IPS 2017
Aplikasi UN SMA Berbasis Android
MATERI KISI-KISI UN
BAHASA INDONESIA SMA
Level Kognitif dan Paragraf
Membaca Nonsastra
Membaca satra Menulis terbatas Menyunting Kata, Kalimat,
Menyunting Ejaan dan Tanda Baca Pemahaman dan
Pengetahuan • Mengidentii kasi • Memaknai
Siswa mampu - memaknai istilah - Mengidentii kasi informasi tersurat
Siswa mampu - mengidentii kasi
kata yang bermak-na simbolik/majas/ kias dalam karya sastra - mengidentii kasi
kesalahan penggunaan kata - mengidentii kasi
kesalahan penggunaan konjungsi - mengidentii kasi
kesalahan
penggunaan kalimat - mengartikan kata
Siswa mampu - mengidentii kasi
kesalahan pengguanaan ejaan (judul sapaan/gelar, nama kota, kata depan)
- mengidentii kasi kesalahan
isi tersirat dalam teks nonsastra
Siswa mampu - menyimpulkan
isi tersirat dalam cerpen/novel (sebab onl ik, akibat konl ik, nilai moral) - melengkapi unsur
teks eksposisi - melengkapi unsur
teks deskripsi - melengkapi unsur
teks narasi - melengkapi teks
sastra
- melengkapi teks ulasan
- melengkapi teks
Siswa mampu - menggunakan istilah
dalam kalimat - menggunakan kata
bentukan (mengisi
- mengomentari isi teks
isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra (berdasarkan data pada karya sastra (bukti watak, seting, nilai) - menyusun paragraf
dari beberapa data - menentukan alasan
dari segi pilihan kata, kalimat paragraf dari segi ejaan dan tanda baca
KISI-KISI UJIAN NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
Bahasa Indonesia
MATERI
1
MEMBACA TEKS
NONSASTRA
Dei nisi Teks Nonsastra
A.
Teks nonsastra merupakan tulisan yang isinya diperoleh dari fakta-fakta. Bahasa yang digunakan dalam teks nonsastra bersifat denotatif dan tidalk memiliki sifat multi-interpretatif artinya bahasa yang digu-nakan mudah dipahami.
Jenis Teks Nonsastra
B.
1. Teks Berita
Teks berita adalah teks yang berisi tentang yang terjadi di dunia yang disiarkan melalui media cetak maupun media elektronik. Teks berita berisi fakta.
a. Ciri-ciri
• Berisi fakta
• Pembahasannya: baku
• Terdapat keterangan seperti keterangan waktu (pada hari Senin…), keterangan tempat (di sekolah), keterangan tujuan (guna, untuk), keterangan cara (dengan hati-hati), keterangan penyebaban (karena).
• Terdapat verba transitif. Verba transitif adalah verba yang memerlukan dua nomina, sebagai subjek dan sebagai objek dalam kalimat aktif. Dalam kalimat pasif objek itu dapat berfungsi sebagai subjek.
• Terdapat verba pewarta. Verba pewarta merupakan kata yang digunakan untuk mengindika-sikan suatu percakapan, misalnya kata, tutur, tukas, dan ujar.
b. Struktur
• Orientasi berita
Orientasi berita merupakan pembuka pada teks berita yang berisi pembuka hal yang akan diberitakan.
• Peristiwa
Bagian ini merupakan bagian inti. Pada bagian ini berita yang berisi fakta-fakta dinarasikan sedemikian rupa.
• Sumber berita
Sumber berita berisi dari mana sumber diperolehnya berita tersebut. Sumber berita tidak selalu berada di akhir berita, tapi bisa juga berada di dalam berita itu sendiri.
2. Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Tujuan dari teks ekposisi adalah memberikan penjelas an dan memaparkan pandangan pribadi terhadap suatu hal.
a. Ciri-ciri
• Bersifat ilmiah.
• Gaya informasinya mengajak, dengan menggunakan kata-kata leksikal (nomina, verba, ad-jektif dan adverb).
• Penyampaiannya lugas menggunakan bahasa yang baku.
b. Struktu
• Pernyataan Pendapat (Tesis)
Tesis berisi gagasan utama atau pendapat penulis tentang suatu permasalahan yang ber-dasarkan fakta.
• Argumentasi
Menjelaskan secara lebih mendalam pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenaran-nya melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penejelasan argumnen penulis.
• Penegasan Ulang Pendapat
Menguatkan kembali atas pendapat yang telah didukung oleh fakta-fakta dalam argumentasi.
3. Teks Prosedur
Teks prosedur memberikan penjelasan tentang bagaimana suatu hal dikerjakan melalui serangkaian langkah.
a. Ciri-ciri
• Menggunakan partisipan manusia • Terdapat verba material
• Terdapat verba tingkah laku
b. Struktur
• Tujuan
Bagian tujuan berisi tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang ingin dicapai dari teks prosedur tersebut.
• Material
Berisi informasi tentang alat dan bahan yang digunakan. Namun beberapa teks prosedur tidak terdapat bagian ini.
• Langkah-angkah
Bagian ini memaparkan cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Langkah-langkah ini diujelaskan secara berurutan dan tidak dapat diubah urutannya.
4. Teks Deskripsi
Teks deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan, menjelaskan apa yang dapat diindra, megggambarkan perasaan, dan perilaku jiwa.
a. Ciri-ciri
• Menggunakan kata rujukan yang menunjukkan adanya keterkaitan.
• Menggunakan konjungsi yang berfungsi untuk menambah deskripsi atau gambaran suatu hal, misalnya konjungsi dan, tetapi, dan sehingga.
b. Struktur
• Deskripsi Umum
Deskripsi umum berisi penjelasan deinisi suatu objek yang dideskripsikan. • Deskripsi Khusus
Deskripsi khusus berisi penjelasan yang lebih spesiik atau pengklasiikasian suatu objek yang dideskripsikan.
5. Teks Editorial atau Opini
Teks editorial atau opini adalah suatu paragraf yang berisi pikiran atau pendapat pribadi seseorang tentang suatu isu/masalah aktual. Pendapat dapat berupa saran, kritik, tanggapan, harapan atau ajakan. Terdapat dua macam teks opini, yaitu opini hortatoris dan opini analitis.
a. Ciri-ciri
• Berisi pendapat tentang suatu isu aktual.
• Mengandung adverbia frekuentif yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhunbung-an dengberhunbung-an frekuensi terjadinya sesuatu yberhunbung-ang diterberhunbung-angkberhunbung-an adverbia tersebut. Kata-kata yberhunbung-ang digunakan antara lain biasanya, selalu, sering, kadang-kadang dan jarang.
• Menggunakan kata konjungsi.
• Menggunakan verba material, yaitu verba yang menunjukkan perbuatan isik atau peristiwa. • Menggunakan verba relasional.
• Menggunakan verba mental, yaitu verba yang menerangkan persepsi (melihat, merasa), af-eksi (suka, khawatir) dan kognisi (berpikir, mengerti).
b. Struktur
• Pernyataan Pendapat (Tesis)
Pernyataan pendapat berisi topik suatu hal yang akan dibahas. • Argumentasi
Argumentasi adalah kalimat pendukung yang memperkuat opini yang akan disampaikan. Argumentasi biasanya berisi fakta-fakta tentang suatu hal yang dibahas dengan tujuan menunjukkan objektivitas opini tersebut.
• Pernyataan Ulang Pendapat
Pernyataan ulang pendapat bertujuan untuk menegaskan kembali pendapat penulis ten-tang masalah yang dibahas.
6. Teks Resensi
a. Ciri-ciri
• Berisi ulasan suatu karya sastra. • Mengandung kata sifat sikap. • Menggunakan kata rujukan.
b. Struktur
• Orientasi
Orientasi merupakan gambaran umum karya sastra yang akan diulas berupa nama, kegu-naan dan sebagainya.
• Tafsiran
Tafsiran berisi pendapat atau pandangan sendiri terhadap karya sastra yang diulas. Pada ba-gian ini biasanya dituliskan kelebihan dan kekurangan karya sastra tersebut.
• Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang berisi evaluasi terhadap karya sastra yang diulas, biasanya berupa ciri-ciri dan kualitas karya tersebut.
• Rangkuman
Bagian ini adalah pembahasan: terakhir yang berisi simpulan dari karya sastra yang diulas.
Unsur-unsur Paragraf
C.
Paragraf adalah gabungan kalimat yang mengandung satu gagasan pokok atau ide pokok dan didu-kung oleh gagasan-gagasan penjelas. Beberapa unsur yang terdapat pada paragraf.
1. Gagasan Utama atau Ide Pokok
Gagasan pokok atau ide pokok merupakan unsur penting dalam sebuah paragraf. Unsur ini merupakan gagasan atau ide yang ingin disampaikan penulis pada masing-masing paragraf.
2. Kalimat Utama
Kalimat utama pada sebuah paragraf berisi gagasan utama atau ide pokok. Kalimat utama bisa berada di awal, tengah, atau akhir kalimat, Namun ada pula paragraf yang tidak mempunyai kalimat utama, karena dalam paragraf tersebut kalimat utamaya tersirat.
3. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung atau memperjelas kalimat utama pada sebuah paragraf. Kalimat penjelas biasanya menjelaskan lebih rinci tentang suatu hal. Kalimat penjelas harus mempunyai kesatuan.
4. Informasi Tersurat dan Tersirat
Informasi tersurat merupakan informasi yang dinyatakan secara langsung melalui kalimat yang terlulis. Sedangkan informasi tersirat tidak dituliskan secara langsung dalam kalimat pada sebuah paragraf. Informasi tersirat dapat diperoleh setelah memahami maksud dari sebuah kalimat.
5. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan suatu konsep, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah dapat berupa kata atau gabungan beberapa kata (idiom).
6. Inti Kalimat
Inti kalimat merupakan kalimat yang berisi inti dari suatu kalimat. Contoh, Kakak saya yang paling sulung sedang mempelajari bahasa Inggris. Inti kalimat tersebut Kakak mempelajari bahasa Inggris.
7. Makna Rujukan
Makna rujukan adalah makna yang merujuk pada kata lain yang telah disebutkan sebelumnya. Terdapat tiga jenis makna rujukan, yaitu rujukan personil (ia, dia, mereka), rujukan tempat (di sini, di sana) dan rujukan benda atau hal (ini, itu, tersebut)
8. Simpulan
Simpulan merupakan suatu pernyataan yang menggambarkan keseluruhan pembahasan: dengan kalimat sendiri
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN:
Level Kognitif 1: Pengetahuan dan Pemahaman
Bacalah paragraf berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 1 s.d. 2.
(1) Badan Pertahanan Nasional menyatakan ada 73 hektare lahan terlantar. (2) Lahan jutaan hektare tersebut selayaknya tidak dibiarkan terlantar. (3) Un-dang-undang agraria menyebutkan semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. (4) Pemerintah di-tuntut memiliki kebijakan dan strategi pertahanan nasional, membagi dengan jelas peruntukan lahan pertanian, industri, pemukiman, dan hutan. (5) Hal itu akan menjamin kepastian hukum sehingga se-tiap orang dapat bekerja dan berproduksi dengan tenang.
1. Arti kata strategi pada paragraf tersebut adalah….
A. Musyawarah untuk melaksanakan kegiat-an.
B. Cara menempatkan personel dalam me-ngatur kegiatan.
C. Rencana yang cermat mengenai kegiatan sesuai dengan tujuan.
D. Usulan untuk menyusun sebuah kegiatan. E. Rencana untuk melaksanakan suatu
tu-juan.
Pembahasan:
Konsep: Membaca Nonsastra
Arti kata strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan sesuai dengan tujuan.
Kunci: C
2. Kalimat fakta terdapat pada nomor… A. (1) dan (3) D. (3) dan (4) B. (1) dan (4) E. (4) dan (5) C. (2) dan (3)
Pembahasan:
Konsep: Membaca Nonsastra
Kalimat fakta merupakan kalimat yang me-ngandung kenyataan dari sebuah peristiwa yang telah terjadi. Kalimat fakta biasanya di-tandai dengan penggunaan bentuk lampau/ waktu yang telah terjadi dan penggunaan data/angka dari hasil pengamatan/penelitian. Kalimat fakta pada paragraf tersebut terdapat pada kalimatnomor (1) dan kalimat nomor (3).
Kunci: A
Level Kognitif 2: Aplikasi
1. Kebutuhan kornea donor di Indonesia sa-ngat tinggi, tetapi kesadaran masyarakat untuk mendonorkan kornea rendah. Sumbangan kor-nea donor dari sejumlah negara belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Akibatnya, antrean warga yang ingin mendapatan kor-nea donor kian panjang. Manajer Laborato-rium Bank Mata Indonesia (BMI) menuturkan ada sekitar delapan puluh orang masuk daftar antrean. Di BMI cabang DKI ada sekitar seribu orang yang antre. Antrean panjang itu tidak se-banding dengan kornea donor yang diperoleh BMI
Ide pokok paragraf tersebut adalah.... A. Kebutuhan kornea donor di Indonesia B. Rendahya kesadaran masyarakat. C. Antrean donor kian panjang. D. Perolehan kornea donor oleh PMI.
E. Rendahnya kesadaran mendonorkan kor-nea
Pembahasan:
Konsep: Membaca Nonsatra
sangat tinggi, tetapi kesadaran masyarakat untuk mendonorkan kornea rendah. Jadi ide pokok paragrafnya yaitu Kebutuhan kornea donor di Indonesia.
Kunci: A
2. (1) Lanskap budaya subak di Bali telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia pada siding komite warisan dunia ke-36 organisasi pendidikan,ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB/UNESCO di Saint Petersbrg, Rusia, pada 2012. (2) Sistem subak menjadi menarik karena terkait erat dengan ajaran Hindu yang tertuang dalam Tri Hita Karma atau tiga sumber kebaikan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan manusia. (3) Harmonisasi hubungan yang diterapkan secara turun temurun lewat subak sarat makna solidaritas sosial, gotong royong, dan toleransi. (4) Sistem subak ini tercatat dalam Prasasti Sukawana tahun 882M yang menyebutkan kata “huma” dan “parlak” yang berarti tegalan. (5) ini berarti masyarakat sudah mengenal cara menggarap sawah dan tegalan.
Kalimat utama paragraf tersebut terdapat pada nomor ....
Kalimat utama adalah sebuah kalimat yang diperjelas oleh kalimat-kalimat lain dalam suatu paragraf. Dengan kata lain, kalimat utama adalah kalimat yang berisi gagasan utama. Kalimat utama bisa terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf
campuran. Kalimat utama pada paragraf tersebut terletak pada awal paragraf. Oleh karena itu paragraf tersebut disebut sebagai paragraf deduktif.
Kunci: A
Level Kognitif 3: Penalaran
Perhatikan kedua teks berikut!
Teks 1
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi melanjutkan kembali pembangunan sarana trans-portasi massal berbasis rel bernama Jakarta Eco Transport Monorail (JET). Pembangunan monorel yang sempat terhenti ini diharapkan selesai tiga hingga empat tahun lagi. Direktur Teknis PT Jakarta Monorail (PT JM), Rosa Bovananto, mengatakan JET terdiri atas dua jalur, yakni green line dan blue line. Jalur hijau (green line) sepanjang 14,3 kilometer dari Pal merah hingga Jalan Sudirman dengan 16 stasiun. Sementara itu, pembangunan jalur biru diperkirakan rampung selama empat tahun atau tahun 2017.
Disadur dari:
http//nasional..kompas.com
Teks 2
Kepolisian daerah Metro Jaya menyebutkan beberapa kemungkinan motif penembakan kan-tor Gojek di Kemang, Jakarta Selatan pada Minggu (1/11/2015). Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes POl M. Iqbal menyebut, motif pelaku bisa saja kare-na bisnis atau yang lainnya. Namun pihaknya belum dapat memastikan motif kasus tersebut.
Disadur dari: Bisnis.com
1.
Perbedaan pola penyajian kedua berita terse-but adalah …Teks 1 Teks 2
A. Diawali unsur siapa dan apa
Diawali unsur siapa, apa, dimana dan kapan
B. Diawali unsur apa, di mana, kapan
Diawali unsur, apa, di mana
C. Diawali unsur siapa Diawali unsur kapan
D. Diawali unsur apa dan mengapa
Diawali unsur apa dan siapa
E. Diawali unsur apa dan dimana
Diawali unsur apa dan kapan
Pembahasan:
Konsep: Membaca Nonsatra
Perbedaan pola penyajian terletak pada kalimat pertama masing-masing teks.
Teks 1: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
[siapa] secara resmi melanjutkan kembali pembangunan sarana transportasi massal berbasis rel bernama Jakarta Eco Transport Monorail (JET) [apa].
Teks 2: Kepolisian daerah Metro Jaya [siapa]
menyebutkan beberapa kemungkinan motif penembakan kantor Gojek [apa] di Kemang, Jakarta Selatan [di mana] pada Minggu (1/11/2015) [kapan].
Kunci: A
2. Perhatikan teks berikut!
(1) Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah dengan prioritas utama pem-bangunan masyarakat Jakarta. 2) Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan adalah semua warga negara berhak memperoleh dera-jat kesehatan optimal, bekerja produktif, hidup layak, dan bermartabat. 3) Selanjutnya, Pemer-intah dan masyarakat bersama- sama bertang-gung jawab dalam upaya memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat tersebut. 4) Amandemen tahun 2002 Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33 dan 34, ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) meng amanatkan adanya
penyelenggaraan jamin an sosial bagi selu-ruh rakyat Indonesia, terutama bagi keluarga miskin. 5) Oleh karena itu, diharapkan seluruh penduduk di Provinsi DKI Jakarta terlindungi oleh jaminan kesehatan.
Disadur dari: http//www.jamsosindonesia.com/jamsosda/ cetak/90
Bukti yang menunjukkan bahwa warga miskin berhak mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah adalah …
A. Pemerintah hanya menjamin warga yang membayar jaminan sosial
B. Adanya amandemen tahun 2002 Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33 dan 34, ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) mengamanatkan adanya penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi keluarga miskin
C. Jaminan sosial hanya bagi warga Jakarta D. Warga negara miskin terlindungi jaminan
kesehatan
E. Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah dengan prioritas utama pembangunan masyarakat Jakarta.
Pembahasan:
Konsep: Membaca Nonsatra
Warga miskin berhak mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah ditunjukkan atau di-buktikan dengan Adanya amandemen tahun 2002 Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33 dan 34, ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) menga-manatkan adanya penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi keluarga miskin
Kunci: B
MATERI
2
MEMBACA SASTRA
Teks Sastra
A.
1. Cerita Pendek
Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif i ktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya i ksi lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel. Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah karangan i ktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman saja. Selain itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan sebuah kesan tunggal yang demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya satu situasi saja. Ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut
• Jalan ceritanya lebih pendek dari novel.
• Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 kata. • Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari.
• Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang digambar-kan hanyalah inti sarinya saja.
• Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konl ik hingga pada tahap penyelesainnya.
• Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
• Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
• Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan. • Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
• Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat.
a. Struktur Teks
Struktur teks merupakan struktur pembangunan teks sehingga bagian-bagian teks saling ber-hubungan dalam mendukung kekuatan cerita. Struktur teks cerpen adalah sebagai berikut. • Abstrak, merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan menjadi
sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struk-tur abstrak tersebut.
• Orientasi, berkaitan dengan waktu, suasana dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
• Komplikasi, berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan. • Evaluasi, yaitu struktur konl ik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai
mendapatkan penyelesaiannya dari konl ik yang terjadi tersebut.
• Resolusi, pada bagian ini pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh. • Koda, pada bagian ini terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek
tersebut oleh pembacanya. b. Kaidah Kebahasaan
Dalam penulisan cerpen harus memerhatikan kaidah kebahasaan diantaranya.
• Diksi, merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk meng-ungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
• Gaya bahasa atau majas, berfungsi untuk meningkatkan efek dengan cara memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
2. Novel
Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrin-sik dan ekstrinintrin-sik. Atau dei nisi novel adalah suatu bentuk dari sebuah karya sastra, novel merupakan kisah atau cerita i ksi dalam bentuk tulisan/kata-kata dan memiliki unsur instrinsik dan juga unsur ekstrinsik. Sebuah novel biasanya mengisahkan/menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan juga sesamanya.
Di dalam sebuah novel, biasanya si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarah-kan si pembaca kepada berbagai macam gambaran realita kehidupan melalui cerita yang termengarah-kan- terkan-dung di dalam novel tersebut. Ciri-ciri novel yang paling utama adalah sebagai berikut.
• Memiliki alur/plot yang kompleks. Berbagai peristiwa dalam novel ditampilkan saling berkaitan sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas, dan lebih men-dalam.
• Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan. Oleh karena itu, pe-ngarang novel dapat membahas hampir semua segi persoalan.
• Tokoh/karakter tokoh dalam novel bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-masing digambarkan secara lengkap dan utuh.
a. Struktur Teks
Struktur teks novel secara umum sama dengan struktur cerpen, yakni abstrak, orientasi, kom-plikasi, evaluasi, resolusi dan koda. Hanya saja, karena novel merupakan genre teks makro, dalam tubuh novel terkandung beberapa genre mikro. Misalnya, jika dalam tubuh suatu novel terkan-dung teks deskriptif, maka novel tersebut juga menganterkan-dung struktur teks deskriptif, yakni per-nyataan umum, urutan sebab akibat dan resolusi.
b. Kaidah Kebahasaan
Kaidah kebahasaan dalam penulisan novel adalah sebagai berikut.
• Diksi, bahasa dalam novel pada umumnya penuh makna dan menimbulkan efek estetik. Kata-kata yang dipilih dapat memperkaya makna, menggambarkan objek dan peristiwa secara imajinatif, serta memberikan efek emotif bagi pembacanya.
• Gaya bahasa atau majas, digunakan untuk melukiskan sosok dan watak tokoh serta suasana latar belakang cerita baik waktu maupun tempat.
• Perluasan kata sifat, untuk melukiskan sesuatu sering menggunakan kata sifat yang meluas agar dapat memberikan penggambaran yang lebih jelas. Misalnya, untuk menggambarkan
wanita yang menangis sedih, agar pembaca mengetahui seberapa dalam kesedihan yang dialami si wanita dapat digambarkan dengan “wanita ini tak dapat menahan isak tangisnya denga terus mengucurkan air mata.”
• Idiom, yakni konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Arti-nya maknaArti-nya tidak dapat diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna kata yang membentuknya.
• Penggunaan bahasa asing yang telah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia.
Unsur-unsur Teks sastra
B.
Sebuah teks dibangun oleh berbagai unsur sehingga menghasilkan makna yang menyeluruh. Teks sastra harus memiliki unsur-unsur seperti berikut
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun teks sastra dari dalam. Unsur intrinsik teks sastra antara lain
a. Tema
Merupakan sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampil-kan dalam karangannya.
b. Amanat
Pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan, dan kekayaan batin kita ter-hadap hidup.
c. Plot/Alur
Merupakan jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Tahap-tahap alur sebagai berikut
1) Tahap perkenalan/Eksposisi
Merupakan tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi be-lum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran isik, penggambar an tempat).
2) Tahap pertentangan /Konlik
Merupakan tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menu-ju pertentangan selanmenu-jutnya).
Konlik ada dua yaitu
• konlik internal, adalah konlik yang terjadi dalam diri tokoh,
• konlik eksternal, adalah konlik yang terjadi di luar tokoh(konlik tokoh dengan tokoh, konlik tokoh dengan lingkungan, konlik tokoh dengan alam, konlik tokoh dengan Tuhan dan lain-lain).
3) Tahap penanjakan konlik/Komplikasi
Merupakan tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar).
4) Tahap klimaks
Merupakan tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasib pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita).
5) Tahap penyelesaian
Merupakan tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung tanpa ada penyelesaian. Macam-macam alur sebagai berikut
1) Alur maju
adalah peristiwa-peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
2) Alur mundur/Sorot balik/Flash back
adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/ masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
3) Alur gabungan/Campuran
adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutaraan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau, kemudian me-ngenang peristiwa pokok (dialami oleh tokoh utama) lagi.
d. Perwatakan/Penokohan
adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh Ada tiga cara untuk melukiskan watak tokoh
1) Analitik
adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh :
Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang. 2) Dramatik
adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal, lingkungan, percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, isik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh :
Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah laku tokoh)
3) Campuran
adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia, bina-tang, atau benda-benda mati yang diinsankan.
Pelaku/Tokoh Utama dalam Cerita 1) Pelaku utama
adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
2) Pelaku pembantu
adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita, bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
3) Pelaku protagonis
adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran (jujur,setia,baik hati dan lain-lain).
4) Pelaku antagonis
adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dan lain-lain).
5) Pelaku tritagonis
adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
e. Latar/seting
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Macam-macam latar
1. Latar tempat
adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dan lain-lain).
2. Latar waktu
adalah kapan cerita itu terjadi (pagi, siang,malam, kemarin, besok dan lain-lain). 3. Latar suasana
adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dan lain-lain).
f. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibedakan atas :
1) Sudut pandang orang kesatu
adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, teruta-ma sebagai pelaku utateruta-ma. Pelaku utateruta-manya (aku, saya, kata ganti orang pertateruta-ma jateruta-mak: kami, kita)
2) Sudut pandang orang ketiga
adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
2.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk teks sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi memengaruhi bangunan atau sistem organisme teks sastra. Tidak ada sebuah teks sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk teks sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi mempengaruhi bangunan atau sistem organisme teks sastra.
Unsur-unsur yang dimaksud antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi teks yang ditulisnya, unsur berikutnya adalah psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial juga akan mempengaruhi teks sastra.
3.
Gaya Bahasa atau Majas
Gaya bahasa atau majas adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum.
Majas yang digunakan dalam teks sastra, antara lain sebagai berikut. a. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 4 jenis, yaitu: 1) Majas Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang se-ngaja dianggap sama.
Contoh:
• Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil) 2) Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang menggantinya.
Contoh:
• Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu? 3) Personiikasi
Personiikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh:
• Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh. 4) Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia. Contoh:
• Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam rumah tangga).
b. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terbagi menjadi 7 macam, yaitu: 1) Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan. Contoh:
• Keringatnya menganak sungai.
2) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
• Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggoro-kan saja yang ada.
3) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
• Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati. 4) Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimiliki-nya.
Contoh:
• Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya. 5) Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap se-suatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
• Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
6) Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
7) Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang su-dah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
c. Majas Pertautan
Majas pertautan dibedakan menjadi: 1) Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Contoh:
• Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok) 2) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
3) Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
4) Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
• Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila) d. Majas Perulangan
Contoh majas perulangan adalah “Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin mera-sa dirinya kaya”.
4.
Perbedaan Karakteristik Karya Sastra
Hakikatnya, setiap novel memiliki karakteristik yang berbeda bergantung pada penulisnya. Perbe-daan karakteristik novel dapat terlihat dari gaya penulisan maupum unsur instrinsiknya, seperti tema yang diangkat, penggambaran watak tokoh, alur, latar, maupun sudut pandang, meringkas.
5.
Meringkas
Meringkas teks sastra adalah kegiatan menyajikan teks secara singkat dengan menuliskan garis besar teks tersebut dalam beberapa kalimat yang padu sehingga seluruh bagian penting teks terwakili dalam ringkasan.
Adapun langkah-langkah dalam meringkas karya sastra adalah sebagai berikut: • Membaca karya sastra secara utuh.
• Menandai pokok-pokok karangam dengan memberi garis bawah atau mencatatnya. • Menuliskan kembali pokok-pokok karangan dengan bahasa sendiri.
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN:
Level Kognitif 1: Pengetahuan dan Pemahaman
1. Cermati Penggalan cerpen berikut!
Tidak lama bus Trans Jakarta tiba di terminal Pulo Gadung. Kami bersiap-siap turun, antre bersama penumpang yang lain.
“Lebih baik Ibu langsung ke loket pembeli-an karcis,” kataku kepada ibu ypembeli-ang tadi duduk di sebelahku. … Saya menyarankan dia untuk naik bus “Damri”. Bus ini dikenal memiliki pelayanan yang baik.
“Terima kasih, ya,” katanya sambil terse-nyum. “Nanti sore saya terbang ke Surabaya.””…”
Kalimat bermajas metonomia yang tepat un-tuk melengkapi cerpen tersebut adalah … A. Ibu itu langsung bergegas kea rah loket. B. Kami berpisah setelah bersalaman terlebih
dahulu.
C. Ia akan pergi ke Yogja untuk menengok anaknya.
D. Kalau begitu ibu naik “Garuda” saja.
E. Saya mengajaknya langsung membeli karcis.
Pembahasan:
Konsep: Mengidentiikasi Kata Bermakna Majas
Majas metonomia adalah majas yang berupa pemakaian nama ciri atau nama hal yang di-tautkan dengan orang, barang, atau hal se-bagai penggantinya.
Kunci: D
Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fa-sih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin dite-balkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K
Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah …
A. orang pertama pelaku utama B. orang ketiga pelaku sampingan C. orang ketiga pelaku utama D. orang pertama dan ketiga E. orang ketiga serbatahu
Pembahasan:
Konsep: Mengidentiikasi Unsur dalam Karya Sastra
Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan cerita di atas berperan langsung sebagai orang pertama dan pelaku utama. Pengarang memakai istilah aku dalam ceritanya sehingga pengarang berperan se-bagai pelaku utama.
Kunci: A
Level Kognitif 2: Aplikasi
1. Cermatilah kutipan cerpen berikut!
Sepeninggal kedua orang tuanya, anak itu sering terlihat duduk termenung di ping-gir sungai sambil memandang ke arah riak air. Benar saja seperti yang dikatakan oleh orang tuanya. Pada suatu hari yang panas, hujan tu-run rintik-rintik dan ada pelangi. Terlihat air di sungai berubah menjadi putih seperti air susu. Itulah tanda bahwa kedua orang tuanya telah menang dalam perkelahian maut dengan naga putih. Namun, anak itu tak dapat hidup sendiri tanpa orang tuanya. Oleh karena itu, ia tetap duduk termenung sampai akhir hayatnya.
Legenda Lok Si Naga: Cerita Rakyat dari Kalimantan, oleh James Danandjaja
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan karya sastra di atas adalah ...
A. Seorang anak yang merasa bahagia atas kemenangan kedua orang tuanya.
B. Seorang anak yang sering duduk ter-menung di pinggir sungai sambil meman-dang ke arah air sungai.
C. Seorang anak yang setia menunggu ke-datangan orang tua sampai akhir hayat.
D. Seorang anak yang selalu patuh dan menurut nasihat orang tua.
E. Seorang anak yang senang melihat air sungai berwarna putih seperti susu.
Pembahasan: Konsep:
Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Cerpen
Kutipan cerita di atas menceritakan bagai-mana kesetiaan seorang anak kepada kedua orang tuanya dalam keadaan panas ataupun hujan bahkan sampai akhir hayatnya untuk menunggui berubahnya air sungai menjadi putih seperti air susu yang sebagai pertanda bahwa kedua orang tuanya telah menang dalam perkelahian dengan naga putih seperti yang pernah diceritakannya. Jadi, nilai moral yang terkandung dalam kutipan karya sastra di atas adalah seorang anak yang setia menunggu kedatangan orang tua sampai akhir hayat.
Kunci: C
2. Bacalah kutipan novel berikut!
Melihat tingkah kedua remaja itu, ditambah dengan ajakannya yang menggoda, serta musik pengiringnya yang merangsang, penumpang-penumpang yang banyak itu pun tergelitik ikut menari. Semua mereka sekarang menari. Anak gadis yang duduk di sebelahku mungkin tergo-da pula untuk menari. Dia menoleh kepatergo-daku dan berkata,” Mari kita ikut menari, Pak.”
“Taklah. Badan Bapak masih terasa sakit. Kau sajalah yang menari.”
“Tapi tak ada pasangan yang tersisa untuk-ku. Ayolah! Temani saya. Tak apalah sakit-sakit sedikit. Apa kata anak muda itu? Lupakan se-jenak segala duka! Ayo. Mari sese-jenak kita ikut berlupa-lupa.”
“Bapak tidak pantas menari bersamamu. Malu dilihat orang. Apa kata mereka nanti? Si tua yang tak tahu dituanya!”
“Semua orang sekarang ini sedang gila menari! Tak pantas kalau tak ikut menari di
tengah orang yang sedang menari. Ayolah, Pak. Ayolah. Malu bukan lagi milik orang sekarang ini. Ayolah. Lupakan sejenak segala duka! Mari bergembira.” Ditariknya tanganku.
“Saya ingin sekali menari di atas kereta rel listrik yang sedang berjalan. Bagaimana rasan-ya melenggok di atas lantai rasan-yang bergorasan-yang. Tak pernah saya temukan suasana gila seperti ini, seumur-umur. Ayolah, Pak. Mumpung ada orang yang mengambil inisiatif.”
Di Atas Kereta Rel Listrik, Hamsad Rangkuti
Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Rasa malu hendaknya disesuaikan de-ngan situasi dan kondisi pada saat itu. B. Anak-anak muda sebaiknya tidak
meng-ikuti perkembangan budaya asing.
C. Orang harus mempertimbangkan sesuatu sebelum melakukan perbuatan.
D. Sebaiknya orang harus pandai menye-suaikan diri dengan lingkungan saat itu. E. Anak-anak muda sebaiknya jangan
mu-dah tergoda oleh budaya dalam negeri.
Pembahasan:
Konsep: Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Novel
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karangan. Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah orang harus mempertimbangkan sesuatu sebelum melakukan perbuatan yang diwakilkan oleh tokoh “aku” dengan bersikap teguh hati dan tetap tidak mau ikut menari karena berbagai alas an dan pertimbangan.
Kunci: C
Level Kognitif 3: Penalaran
1. Bacalah kutipan cerpen tersebut dengan
seksama!
Sebermula maka Sri Rama dan Laksamana pun pergilah mencari Sita Dewi. Maka ia pun berjalanlah di dalam hutan rimba belantara.
Beberapa lamanya berjalan, mereka itu tiada bertemu tempat menanyakan waktu Sita Dewi. Maka dilihatnya ada seekor burung jantan. Maka Sri Rama pun bertanya, “Hai burung, ada-kah engkau melihat istriku dilarikan orang?”
Sahut burung jantan itu,”Engkau yang ber-nama Sri Rama? Aku dengar masyhur ber-namamu laki-laki dan gagah berani tiada terlawan di tengah medan peperangan. Akan binimu ti-adalah terpelihara, perempuan seorang. Lihat-lah olehmu aku ini, empat ekor biniku lagi dapat aku peliharakan, konon engkau manusia dua orang pula saudaramu tiadakah dapat memeli-harakan binimu itu.”
Nilai moral yang tersirat dalam kutipan cerita tersebut adalah ...
A. Kasih sayang seorang suami terhadap istrinya.
B. Keberanian seorang suami dalam mem-bela istrinya.
C. Tabah menerima ejekan orang.
D. Tabah dalam menerima segala penderi-taan.
E. Keadilan yang diberikan oleh suami ke-pada istri
Pembahasan: Konsep:
Menganalisis nilai-nilai dalam Karya Sastra
Dalam kutipan cerita, nilai moral yang tersirat jelas dari keseluruhan cerita, melalui tindakan dan perilaku tokoh. Hal ini terlihat dalam kalimat “Sebermula maka Sri Rama dan Laksamana pun pergilah mencari Sita Dewi ...” dan kalimat “.. empat ekor biniku lagi dapat aku peliharakan.” Dapat disimpulkan bahwa nilai morah yang tersirat dari cerita tersebut adalah kasih sayang seorang suami terhadap istrinya.
Kunci: A
2. Bacalah kutipan novel berikut dengan
saksama!
“Jadi, kita akan kuburkan dia di Sirnagara?” katanya pelan-pelan, setengah ditujukan
kepada dirinya sendiri. Soleha tidak bisa menjawab. Ia mau berpikir panjang. Ia mau mengatakannya, tapi ia segera ingat pada yang lain.” Tapi, kita sudah kawinkan dia. Dan sekarang dia sudah jadi istri Sumarto. Apa yang akan dikatakan oleh Sumarto?” Pikirannya makin tidak enak kalau mengingat soal itu. Ia memang sudah keberatan ketika suami Soleha dipanggil orang dari kampung sawah untuk mengobati Pak Murad. Sebagai mantri kesehatan di sekitar itu memang tak ada dokter. Suami Soleha sering diminta pertolongan. Namun, ia tahu betul Pak Murad ayah Murni. Murni sekarang menjanda karena suaminya meninggal dunia. Suami Soleha saling mencintai dengan Murni ketika masih bujang dan gadis. Mereka tak dapat melaksanakan niat hatinya sebab Murni dipaksa kawin.
Peristiwa yang terjadi akibat konlik dalam ku-tipan cerpen tersebut adalah ...
A. Suaminya mengobati Pak Murad yang sakit.
B. Suaminya sering diminta pertolongan karena tidak ada dokter.
C. Soleha tidak dapat menentukan tempat penguburan anaknya.
D. Suaminya akan bertemu dengan Murni anak Pak Murad.
E. Murni yang pernah dicintai suaminya su-dah menjanda.
Pembahasan:
Konsep: Meringkas Isi Karya Sastra
Peristiwa akibat konlik merupakan kejadian yang menimbulkan berbagai masalah, per-tentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. Konlik dalam cerita ter-jadi karena Soleha pernah mencintai Murni sehingga peristiwa yang mungkin akan ter-jadi akibat konlik adalah suami Soleha akan bertemu dengan Murni anak Pak Murad.
Kunci: D
MATERI
3
MENULIS TERBATAS
K
eterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Melalui keterampilan menulis, siswa dituntut untuk memiliki sikap kreatif dan aktif dalam berpikir dan menuangkan ide-ide dalam pikirannya ke dalam bahasa tertulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat pengertian menulis yaitu melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang dapat menuangkan ide kreatif seseorang. Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan seseorang menggunakan pola-pola bahasa dalam tata bahasa tertulis untuk menuangkan ide atau gagasannya. Kemampuan menulis terbatas ini mencakup penentuan kata atau istilah, melengkapi unsur teks, mengurutkan unsur teks, memvariasikan kata atau kalimat yang semakna, menyusun paragraf, serta menggabungkan kalimat dengan konjungsi yang tepat.Kata
A.
1. Jenis-jenis Kata
a. Kata Benda (Nomina)Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu pada suatu benda, manusia (konkret mau-pun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek pelengkap, dan keterangan dalam kali-mat. Untuk mengenali jenis kata benda, dapat dilakukan dengan menambahkan yang + KS (kata sifat), dapat juga berupa ai ks (prei ks, sui ks, ini ks) pembentuk kata benda. Contoh kata benda adalah buku, pengetahuan, ketua, pikiran, telunjuk dan terdakwa.
b. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses dan ke-adaan. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat pada suatu kalimat. Untuk menge-nali jenis kata ini, dapat dilakukan dengan menambahkan + dengan + KB (kata benda) / KS (kata sifat), tidak dapat didahului kata paling, dan dapat juga berupa ai ks pembentuk kata kerja. Con-toh kata kerja yaitu tulis, pergi, bicara, melihat, bepergian, berkarya, tertawa, diselimuti, mem-perjelas dan memperbaiki.
c. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, tabiat seseorang atau suatu benda. Kata sifat biasanya berfungsi sebagai penjelas subjek, predikat, dan objek. Menurut bentuknya kata sifat dibagi menjadi dua macam yaitu kata sifat berbentuk tunggal dan kata sifat berimbuhan. Ciri kata sifat berbentuk tunggal adalah dapat diberi keterangan pem-banding (lebih, kurang, dan paling), dapat diberi keterangan penguat (sangat, amat, sedikit sekali), dan dapat diingkari dengan kata ingkar (tidak). Contoh kata sifat tunggal yaitu baik,
dah, pandai, senang, benar. Untuk kata sifat berimbuhan dibentuk dengan aiks pembentuk kata sifat. Contoh kata sifat berimbuhan yaitu formal, nasional, alamiah, iktif, surgawi, sebaik-baiknya, sepandai-pandainya.
d. Kata Tugas
Kata tugas bukan nama satu jenis kata melainkan kumpulan kata dan partikel. Yang termasuk kata tugas yaitu (1) Preposisi (kata depan) adalah kata tugas yang berada di depan kata benda, kata sifat, kata kerja. Contoh kata depan yaitu di, oleh, tentang, pada, bagi, sejak. (2) Konjungsi (kata hubung) adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Contoh kata hubung yaitu dan, kalau, atau, karena, tetapi, ketika, sehingga, agar, selain itu. (3) Interjeksi adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan seperti kata kagum, sedih, heran, dan jijik. Contoh Interjeksi yaitu ayo, aduh, ih, sial, astaga, wah. (4) Artikulus (kata sandang) adalah kata yang berfungsi sebagai penentu atau mendeinisikan sesuatu nomina, ad-jektifa atau kelas kata lain. Contoh penggunaan dalam kalimat yaitu mana si gendut, sejak tadi belum muncul; sang merah putih berkibar didepan istana. (5) Partikel bermakna unsur kecil dari suatu benda. Partikel berperan membentuk kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat per-nyataan. Contoh partikel yaitu –kah, -tah, -lah, pun.
2. Menentukan Kata/Istilah yang Tepat dalam Paragraf
Dalam menentukan kata/istilah yang tepat dalam mengisi bagian rumpang dari suatu paragraf atau mencari padanan makna (sinonim) dari suatu istilah, diperlukan pemahaman secara menyeluruh baik dari segi makna, kesesuaian konteks, dan keberpaduannya dalam satu kalimat. Diperlukan juga keterampilan untuk dapat membedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang diambil dari kamus, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang sesuai dengan konteks penggunaan kata tersebut dalam suatu kalimat.
Kalimat
B.
1. Jenis-jenis Kalimat
a. Kalimat Tunggal dan Majemuk
Menurut strukturnya, kalimat dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi kalimat tunggal dan ka-limat majemuk. Kaka-limat tunggal adalah kaka-limat yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Pola pembentukan kalimat tunggal dapat berupa pola S + P atau P + S. Contoh kalimat tunggal yaitu Mahasiswa membuat makalah.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih. Kalimat ma-jemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara/bertingkat (subordinatif), ataupun cam-puran (koordinatif-subkoordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang lebih dari satu dinyatakan dengan kalimat majemuk. (1) Kalimat majemuk setara adalah dua kalimat atau lebih yang hubungan antara unsur-unsurnya berrsifat setara. Contohnya: Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos terdekat, atau para petugas me-nagihnya ke rumah pemilik televisi langsung. (2) Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti/induk kalimat dan satu atau lebih kalimat dasar yang ber-fungsi sebagai anak kalimat. Contohnya: Saya mengerjakan tugas ini sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya. (3) Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Contohnya: Tugas matematikaku telah selesai
ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.
b. Kalimat Aktif dan Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan. Kata kerja aktif umumnya ditandai oleh awalan me- dan ber-, seperti menulis, membaca, mencatat, menyeberangi, melintasi, bernyanyi, dan bermain. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Kalimat pasif, antara lain, ditandai oleh predikatnya yang berawalan di-, atau
ter-, kata berimbuhan di-an seperti dicuri, dikerjakan, terikat. c. Kalimat Langsung dan Tak Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan sesuatu yang diujarkan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung ada berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau pun kali-mat kalikali-mat perintah. Contoh: “Apakah keadaanmu baik-baik saja?” tanya Ami. Kalikali-mat tak lang-sung adalah kalimat yang melaporkan sesuatu yang diujarkan orang. Bagian kutipan dalam ka-limat tak langsung semuanya berbentuk berita. Contoh: Orang tua zaman dulu berkata bahwa malu bertanya sesat di jalan.
d. Kalimat Sederhana dan Kompleks
Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk dengan pola pokok (S, P, O/Pel.), Contoh: Hala-man itu luas. Kalimat kompleks adalah kalimat yang telah mengalami perluasan baik berupa penambahan fungsi keterangan maupun perluasan pada fungsinya. Contoh: Halaman rumah Pak Mahmud luas sekali.
e. Kalimat Minor dan Mayor
Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (biasanya Predikat), sedang-kan kalimat mayor adalah kalimat yang mengandung dua atau lebih unsur pusat (S-P atau S-P-O). Contoh: Dengan kereta (jawaban pertanyaan Naik apa Budi pergi ke Jakarta?); Budi pergi ke Jakarta dengan kereta.
2. Menggabungkan Kalimat dengan Konjungsi yang Tepat
Penggabungan dua kalimat atau lebih dapat digunakan kata penghubung atau konjungsi, namun setiap konjungsi memiliki fungsi masing-masing sehingga harus dicermati mana yang tepat sesuai dengan konteks kalimatnya. Seperti konjungsi yang digunakan untuk menunjukkan kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk setara.
Paragraf
C.
1. Menyusun Paragraf
Dalam menyusun sebuah paragraf, perlu dipahami bahwa pargraf dibentuk oleh satu gagasan po-kok yang dirangkai dengan beberapa kalimat penjelas. Paragraf yang baik adalah paragraf yang me-miliki kepaduan antar unsur-unsurnya, meme-miliki kesatuan ide pokok dan terjalin secara logis.
2. Melengkapi Paragraf Rumpang
Paragraf rumpang adalah paragraf yang memiliki bagian yang kosong, baik kata maupun kalimat. Untuk melengkapi bagian kosong dari paragraf yang rumpang, hal-hal yang harus dipahami adalah mencari kata atau kalimat yang memiliki sifat koherensi atau keterpaduan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya.
3. Melengkapi Unsur Teks
Hal utama yang perlu dicermati dalam melengkapi unsur teks yang disajikan baik teks eksposisi, deskripsi, narasi, sastra, ulasan, maupun prosedur adalah mencermati struktur teks tersebut, melihat koherensinya dengan bagian teks sebelum dan sesudahnya.
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN:
D. mengindar, mensucikan, menterjemahkanE. menghindari, mensucikan, menterjemah-kan
Pembahasan:
Konsep: Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan yang tepat untuk meleng-kapi paragraf tersebut adalah menghindari, menyucikan, menafsirkan. Kata mengindari
kurang tepat karena kata dasarnya hindar
bukan indar. Kata yang tepat adalah meng-hindar. Kata mensucikan kurang tepat karena kata dasar yang berawalan k, t, s, p, dan diikuti huruf vokal menjadi luluh apabila mendapat awalan me-, yang tepat adalah menyucikan. Kata mentafsirkan kurang tepat, yang tepat adalah menafsirkan.
Kunci: A
Cermati paragraf berikut!
Para pengembang di beberapa kota besar kini berkompetisi bisnis property yang semakin keras dan penuh inofasi di lapangan. Para pengembang berusaha optimal meraih kinerja pantasi. Mereka mengembangkan antara lokasi, desain, integritas, perusahaan, dan membangun sendiri inprastruktur. Ada yang membangun kompleks hunian, perkan-toran, dan perbelanjaan dengan penekanan pada konsep hijau. Masyarakat diharapkan tertarik dan membeli produk yang ditawarkan.
3. Istilah yang tepat untuk mengganti kata yang bercetak miring pada paragraf tersebut adalah ...
A. Inovatif, fantasi, infrastructural B. Inovasi, fantastik, infrastructural C. Inovatif, fantastis, infrastruktur D. Inovasi, fantastis, infrastruktur E. Inovative, fantastic, infrastruktur
Pembahasan: Konsep: Kata Baku
Agar membentuk paragraf padu, kata-kata yang bercetak miring tersebut harus diganti dengan kata-kata baku yang tepat. Istilah
Level Kognitif 1: Pengetahuan dan Pemahaman
Cermati paragraf berikut!
Ketika saya akan memasuki ruang ujian ini, saya merasa … tidak akan dapat mengikuti ujian dengan tenang. Akan tetapi, setelah saya berdoa, perasaan itu menjadi berkurang. Ternyata saya … ketakut-an, begitu lembar soal saya buka, saya menarik … panjang dan mengucapkan nama Tuhan, perasaan saya menjadi tenang sehingga dapat menjawab soal dengan baik.
1. Kata baku yang tepat untuk melengkapi para-graf tersebut adalah …
A. Kawatir, hanya, nafas B. Khuwatir, hanya, nafas C. Khawatir, hanya, napas D. Kawatir, cuma, napas E. Kuatir, cuma, napas
Pembahasan: Konsep: Kata Baku
Kata baku adalah kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku. Kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah khawatir, hanya, napas.
Kunci: C
Cermati paragraf berikut!
Lena sudah berkali-kali ditanya oleh orang tu-anya, kapan ia akan menikah. Untuk … tekanan dari orang tuanya itu, Lena akhirnya berterus terang bahwa sebenarnya ia ingin … diri dengan menjadi biarawati. Akan tetapi, orang tuanya … pengakuan Lena sebagai upaya Lena menolak lamaran Robert.
2. Kata berimbuhan yang tepat untuk meleng-kapi paragraf tersebut adalah …
A. menghindari, menyucikan, menafsirkan B. mengindah, mensucikan, menafsirkan C. menghindar, menyucikan, mentafsirkan
baku yang tepat untuk mengganti kata yang bercetak miring pada paragraf tersebut yaitu inovatif, fantastis, dan infrastruktur. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah C.
Kunci: C
Level Kognitif 2: Aplikasi
Cermati paragraf deskripsi berikut!
Kali kecil di depan rumah temanku terlihat sa-ngat kotor. Warna airnya hitam pekat dan berminyak. Di pinggir kali, tampak pula tumpukan sampah yang umumnya berupa kantong plastik dan botol plastik bekas. Kotoran-kotoran itu terlihat menghambat lajunya air mengalir atau membuat air tergenang ….
1. Kalimat deskripsi yang tepat untuk meleng-kapi paragraf tersebut adalah ...
A. Dari genangan air itu, tercium bau busuk yang menyengat hidung.
B. Ini kesalahan warga setempat yang mem-buang sampah sembarangan.
C. Kalau dibiarkan tentunya banjir akan me-landa wilayah itu di musim hujan.
D. Di sinilah perlunya pengadaan petugas kebersihan yang senantiasa bertugas. E. Dalam hal ini, bila terjadi banjir, tidak ada
yang dapat disalahkan.
Pembahasan:
Konsep: Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang meng-gambarkan suatu objek sehingga pembaca melihat, mendengar, atau merasakannya. Kalimat untuk melengkapi sebuah paragraf harus memiliki kepaduan makna (koherensi) dengan kalimat sebelum atau sesudahnya. Kalimat terakhir menceritakan air yang ter-genang. Secara maknawi kalimat setelahnya harus berkaitan dengan hal tersebut. Jadi, ka-limat deskripsi yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah dari genangan air itu, tercium bau busuk yang menyengat hidung.
Kunci: A
Cermatilah naskah drama berikut!
Memey : “Jun, mau dibawa kemana kura-kura itu?” Jun : “Ke sungai.”
Memey : ….
Ayah : “Karena kura-kura sebaiknya hidup di alam bebas.”
2. Kalimat yang tepat untuk melengkapi naskah drama tersebut adalah …
A. “Memang ini hari apa ya?” B. “Aku ikut, boleh tidak?” C. “Ke sungai mana kau pergi?” D. “Lho kok ke sungai sih?” E. “Mengapa dibawa ke sungai?”
Pembahasan:
Konsep: Kalimat Padu
Agar menjadi kalimat padu, kalimat yang te-pat untuk melengkapi naskah drama tersebut adalah, “Mengapa dibawa ke sungai?”.
Kunci: E
Bacalah paragraf berikut dengan seksama!
Selokan Mataram yang melintasi wilayah Yog-yakarta bagian utara dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono IX. Selokan itu mengalirkan air dari Sungai Progo di sisi barat sampai wilayah Prambanan di sisi timur Yogyakarta. Di sepanjang lintasannya dibangun kanal-kanal agar air selokan dapat mengairi sawah sepanjang selokan tersebut. Namun, kenyataannya selokan itu juga dapat dijadi-kan tempat pembuangan sampah oleh warga yang bermukim di sepanjang selokan tersebut. Tidak ada kesadaran mereka untuk memelihara dan member-sihkannya….
3. Kalimat yang tepat untuk melengkapi para-graf sebab akibat tersebut adalah ...
A. Sebaiknya warga sekitar selokan diimbau agar tidak mengotori selokan itu.
B. Pemerintah setempat wajib menyadarkan warga sekitar selokan.
C. Hargailah jasa orang-orang yang telah membangun selokan tersebut.
D. Selokan yang kotor merugikan petani yang memanfaatkan selokan tersebut. E. Selokan itu menjadi kotor, penuh sampah,
dan baunya menyengat.
Pembahasan:
Konsep: Paragraf Sebab Akibat
Untuk melengkapi paragraf sebab akibat tersebut harus menggunakan kalimat yang koheren dengan kalimat sebelumnya dan merupakan akibat dari kalimat sebelumnya secara makna. Pada kalimat sebelumnya di-ungkapkan bahwa tidak ada kesadaran me-reka untuk memelihara dan membersihkannya (sampah), sehingga kalimat logis yang meru-pakan akibat dari kalimat tersebut adalah
selokan itu menjadi kotor, penuh sampah, dan baunya menyengat.
Kunci: E
Level Kognitif 3: Penalaran
Cermati kalimat-kalimat berikut!
1. Pupuk dan binalah rasa percaya diri.
2. Pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut.
3. Setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keya-kinan anda.
4. Persiapkan diri Anda sebaik-baiknya bila meng-hadapi situasi atau suasana tertentu.
5. Untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh.
1. Langkah yang runtut untuk mengatasi rasa ta-kut yang benar adalah…
A. (1), (2), (3), (5), dan (4)
Konsep: Langkah-langkah dalam suatu proses
Langkah yang runtut untuk mengatasi rasa takut yang benar adalah (4), (2), (1), (3), dan (5) karena memiliki hubungan kohesif dan ko-heren.
Kunci: E
Cermati kalimat-kalimat berikut ini!
1. Program ini tidak selalu cocok bagi semua siswa. 2. Program akselerasi terkesan eksklusif karena
hanya menerima siswa tertentu.
3. Siswa menginginkan belajar cepat bisa meman-faatkannya.
4. Memang, kegiatan belajar perlu didasari oleh ke-siapan dan kemampuan diri siswa yang bersang-kutan.
5. Apabila siswa tidak siap dan tidak mampu meng-ikuti irama belajar yang serba cepat, mereka ti-dak dapat mencapai prestasi maksimal.
2. Urutan kalimat tersebut agar menjadi para-graf eksposisi yang padu adalah ...
A. (1), (2), (3), (4), dan (5)
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk dengan tujuan pembaca dapat menambah wawasan. Salah satu syarat agar dapat membentuk paragraf yang padu adalah hubungan antar kalimat harus logis dan berkaitan satu sama lain. Urutan kalimat yang logis agar menjadi paragraf eksposisi yang padu adalah (2), (1), (3), (5), dan (4).
Kunci: C