• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Pembuatan minuman kesehatan “marissa” Kaya antioksidan dan vitamin c

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR - Pembuatan minuman kesehatan “marissa” Kaya antioksidan dan vitamin c"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

PEMBUATAN MINUMAN KESEHATAN “MARISSA”

KAYA ANTIOKSIDAN DAN VITAMIN C

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

Anastasia Purbo Lestari Eko Widyaningtyas

H3108073

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Minuman Kesehatan ... 4

B. Jahe ... 5

C. Jeruk Nipis ... 9

D. Cengkeh ... 11

E. Serai Wangi ... 13

F. Kayu Manis ... 14

G. Gula Pasir ... 16

H. Gula Merah ... 18

I. Natrium Klorida (NaCl) ... 20

(4)

commit to user

ix

K. Total Fenol ... 23

L. Vitamin C ... 24

M.Uji Organoleptik ... 26

N. Yeast ... 27

O. Analisis Ekonomi ... 27

BAB III. METODE PELAKSANAAN ... 30

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 30

B. Pelaksanaan ... 30

C. Alat, Bahan, dan Proses Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C ... 31

D. Metode Analisis ... 36

E. Rancangan Penelitian dan Analisis Data... 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Uji Organoleptik ... 37

B. Analisis Karakteristik Kimia ... 40

1. Aktivitas Antioksidan ... 41

2. Total Fenol ... 42

3. Kadar Vitamin C ... 43

C. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C ... 46

BAB V. PENUTUP ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA... 59

(5)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SNI Sirup 01-3544-1994 ... 5

Tabel 3.1 Perbandingan Formulasi Minuman Kesehatan “MARISSA” ... 36

Tabel 3.2 Metode Analisis ... 36

Tabel 4.1 Karakter Sensoris Minuman Kesehatan dengan Tiga Formulasi ... 37

Tabel 4.2 Formulasi Minuman Kesehatan Kombinasi Jeruk Nipis (901) ... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Karakteristik Kimia dan Kandungan Gizi Sirup berdasarkan Data Depkes dan Gizi Nasional (1998-1999) ... 41

Tabel 4.4 Biaya Investasi ... 46

Tabel 4.5 Biaya Bahan Utama dan Bahan Pembantu ... 47

Tabel 4.6 Biaya Bahan Bakar / Energi ... 47

Tabel 4.7 Biaya Perawatan dan Perbaikan ... 48

Tabel 4.8 Biaya Umum Perusahaan ... 49

Tabel 4.9 Biaya Usaha ... 49

Tabel 4.10 Amortisasi ... 50

Tabel 4.11 Biaya Penyusutan / Depresiasi ... 50

Tabel 4.12 Bunga Modal Investasi... 51

Tabel 4.13 Penentuan Net Present Value ... 53

(6)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1a Jahe Merah... 7

Gambar 2.1b Jahe Emprit ... 7

Gambar 2.1c Jahe Gajah ... 7

Gambar 2.2 Rumus Bangun Gingerol ... 8

Gambar 2.3 Rumus Bangun Shogaol ... 8

Gambar 2.4 Jeruk Nipis ... 9

Gambar 2.5 Cengkeh ... 11

Gambar 2.6 Serai Wangi ... 12

Gambar 2.7 Kayu Manis ... 13

Gambar 2.8 Gula Pasir ... 15

Gambar 2.9 Rumus Bangun Sukrosa ... 16

Gambar 2.10 Gula Merah ... 17

Gambar 2.11 Garam ... 19

Gambar 2.12 Rumus Bangun DPPH ... 22

Gambar 2.13 Rumus Bangun Fenol ... 23

Gambar 2.14 Rumus Bangun Vitamin C ... 25

Gambar 2.15 Yeast ... 27

(7)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran IDokumentasi Proses Produksi

Gambar 1. Bahan Baku ... 67

Gambar 2. Jahe Hasil Penghalusan ... 67

Gambar 3. Perebusan Bahan Tambahan ... 67

Gambar 4. Pengambilan Ekstrak Jahe ... 67

Gambar 5. Perebusan Gula Pasir dan Gula Merah ... 67

Gambar 6. Minuman Kesehatan Jahe - Asam Jawa (546) ... 67

Minuman Kesehatan Jahe –Asam Jawa– Jeruk Nipis (713) ... 67

Minuman Kesehatan Jahe –Jeruk Nipis (901) ... 67

Gambar 7. Pamflet Minuman Kesehatan “MARISSA” ... 68

Gambar 8. Label Minuman Kesehatan “MARRISSA”... 69

Gambar 9. Kardus Kemasan Minuman Kesehatan “MARISSA” ... 69

Lampiran II Prosedur Pengujian Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C a. Uji Orgonoleptik... 70

b. Analisis Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH ... 70

c. Analisis Total Fenol ... 71

Lampiran III Borang Lampiran IV Perhitungan Analisis Kimia a. Aktivitas Antioksidan ... 74

b. Total Fenol ... 75

(8)

commit to user

iv MOTTO

’’Ketika semua terasa berat, berdiamlah sejenak Renungkanlah apa yang telah kita perbuat

Selamilah hati dan fikiranmu

Pelajarilah apa yang menurutmu terasa berat, Berdoalah niscaya semuanya akan terasa lebih ringan’’

(9)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala

kasih dan kuasaNya yang berlimpah. Sehingga dapat terselesaikannya tugas ini. Tugas ini merupakan refleksi dari perjuangan yang telah penulis lakukan, karya yang merupakan kumpulan dari tawa, keringat dan air mata ini penulis persembahkan kepada:

™ Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmatnya hingga diberikan

kelancaran, kesehatan dan keselamatan pada umatnya, semoga rahmat dan kasih yang diberikan tidak akan ada habisnya hingga semasa hidup Amien………

™ Bapak dan Mamah yang selalu setia akan kasihnya, akan doa-doanya yang

selalu mengiringi langkah saya. Terima kasih pula karena telah berjuang untuk biaya kuliah saya serta memberikan dukungan moral, spiritual bahkan financial yang tanpa pamrih. Adik saya tersayang yang selalu menghibur saya dikala mba sedang sedih. Tetap semangat sekolah semoga bisa membanggakan orangtua dan semua keluarga yang sudah memberi dukungan

penuh hingga sekarang yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

™ Thomas Surya Agung, terima kasih atas dukungan, doa, dan kasih sayang

yang diberikan, nasehat-nasehat yang membuat saya selalu tetap berusaha dan bersemangat. Maaf, jika terkadang saya membuat kamu marah.

™ Teman-teman kontrakan Yanti, Rika, dan Atik, terima kasih ya atas semua

suka dukanya selama ini, semua yang telah kita lewati bersama semoga menjadi salah satu proses pendewasaan buat kita.

™ Terima kasih buat nyak (Nia), Evin, Hening, Ani, dan Feri semoga

pertemanan kita terjaga sampai nanti.

™ Teman-teman D-III THP dan D-III AGRIBISNIS 2008. Selamat ya...

(10)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas seluruh nikmatNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan diselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmato, M.S, selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Choiroel Anam, M.P, M.T, selaku Ketua Program DIII Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dian Rachmawanti, STP, M.P, selaku Komisi Tugas Akhir Program Studi D-III THP.

4. Esti Widowati, S.S.i., M.P, selaku pembimbing I Tugas Akhir. 5. Ir. Kawiji, M.S, selaku pembimbing II Tugas Akhir.

6. Semua dosen Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberi ilmunya kepada kami. 7. Orang tua dan adik serta segenap keluarga tercinta yang telah banyak

membantu dalam hal materi maupun dorongan, bimbingan serta waktu untuk berdiskusi.

8. Rekan-rekan DIII THP ’08 dan Agribisnis ’08 yang telah berjuang bersama makasih atas kebersamaan dan kerjasamanya.

(11)

commit to user

vii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Demikian Tugas Akhir ini penulis buat. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2011

(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minuman kesehatan menurut (Herry, 2001) merupakan suatu minuman

yang dikonsumsi supaya menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai manfaat terhadap kesehatan tubuh kita. Efek kesehatan yang dimaksud adalah dapat mencegah atau mengobati berbagai macam penyakit, atau dapat menjaga kesehatan secara prima apabila dikonsumsi secara rutin. Adapun beberapa minuman kesehatan yang bermanfaat untuk kesehatan

antara lain minuman isotonik, panjare isotonik, velva fruit, kambucha tea, dan cidear jahe (buah). Adapun penjelasan dari masing-masing minuman kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Minuman isotonik, adalah minuman yang mempunyai tekanan osmotik

sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, minuman ini akan secara cepat diserap oleh tubuh setelah diminum.

2. Panjare isotonik, merupakan minuman tradisional yang terbuat dari bahan pandan wangi, jahe, dan serai yang dicampur dengan bahan isotonik. Minuman ini merupakan perpaduan antara minuman tradisional dengan

minuman olahragawan.

3. Velvet fruit, adalah salah satu jenis makanan pencuci mulut yang berbahan baku buah – buahan dan dibekukan dengan alat pembeku es krim. Produk ini merupakan produk berkadar lemak rendah dan berserat tinggi.

4. Teh kambucha, merupakan minuman yang dihasilkan dari proses fermentasi air teh manis dengan kultur kambucha selama 1 sampai 7 hari tergantung keasaman yang dikehendaki.

5. Cider jahe atau buah cider adalah minuman dengan kadar alkohol rendah yang diperoleh dari fermentasi buah - buahan atau bahan lain yang

(13)

commit to user

 

 

2

Dalam proses produksi kali ini dilakukan pembuatan minuman kesehatan dalam bentuk sirup. Sirup menurut Satuhu (2001) adalah sejenis minuman ringan yang berupa larutan kental dengan cita rasa beraneka ragam.

Berbeda dengan sari buah, sirup penggunaannya tidak langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kandungan gulanya tinggi yaitu sekitar 65%. Pada dasarnya sirup terbuat dari larutan gula yang kental untuk menambah rasa dan aroma, sering disertai

penambahan rasa, pewarna, asam sitrat, asam tartarat atau asam laktat. Berdasarkan bahan baku utamanya sirup dibedakan menjadi tiga yaitu sirup essen, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan. Sirup buah-buahan rasa dan aromanya ditentukan oleh bahan dasarnya yaitu buah segar. Sirup yang terbuat dari jambu biji mempunyai rasa dan aroma dari jambu biji. Demikian pula

buah-buahan lainnya.

Moko (2005) menambahkan bahwa proses pembuatan sirup buah ataupun rempah-rempah yaitu melalui proses pemerasan, yang artinya dilakukan pemotongan, dihaluskan dan diendapkan atau didiamkan untuk memperoleh sari buah ataupun rempah-rempah tersebut. Proses kedua adalah

penyaringan dan pengendapan sari buah atau rempah-rempah dengan mengunakan kain saring. Proses ketiga yaitu penambahan gula pasir dan pewarna makanan, kemudian campuran diaduk sampai semua gula larut. Hasilnya dinamakan sirup mentah. Proses keempat adalah pemanasan. Sirup mentah sampai mendidih sambil diaduk. Proses kelima adalah penyiapan

botol yang bersih. Botol dibilas dengan air panas, setelah itu direbus lagi dalam air mendidih selama 30 menit. Proses terakhir adalah pembotolan dan pasteurisasi, yaitu pengisian sirup ke dalam botol dan botol direbus dalam air mendidih.

(14)

commit to user

 

 

3

jenis emprit ini mudah didapat dipasaran. Modifikasi pembuatan sirup jahe dapat dilakukan dengan menggunakan jeruk nipis dan asam jawa. Jeruk nipis memiliki kandungan flavonoid yang menunjukkan aktivitas antioksidan dan

berfungsi sebagai antibiotik bagi tubuh (Raharjo, 2000). Sedangkan asam jawa memiliki kandungan gula invert yang baik untuk memperoleh kekentalan sirup (Nia, dkk, 2010).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut

1. Bagaimana karakteristik sensoris Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C yang meliputi warna, rasa, aroma, dan

overall?

2. Bagaimana aktivitas antioksidan, total fenol, dan kadar vitamin C pada Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C ?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui karakteristik sensoris pada Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C yang meliputi warna, rasa, aroma, dan

overall.

(15)

commit to user

30

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek Produksi Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya

Antioksidan dan Vitamin C dilaksanakan mulai bulan April sampai Juni 2011

di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Pelaksanaan

1. Pengamatan

Metode ini merupakan langkah awal dalam melaksanakan praktek

produksi, yaitu melakukan pengamatan pasar mengenai produk apa yang

belum ada di pasaran maupun sudah ada untuk dikembangkan.

2. Studi pustaka

Setelah menentukan jenis produk apa yang akan dibuat, kemudian

mahasiswa melakukan pembelajaran mengenai produk tersebut, yang

berhubungan dengan bahan, cara pembuatan, dan parameter mutu dari

produk tersebut. Hal-hal tersebut dapat diperoleh dari pustaka.

3. Percobaan

Mahasiswa dituntut untuk dapat membuat produk dengan formula yang

sesuai dengan selera konsumen. Oleh karena itu dilakukan percobaan

pembuatan produk dengan beberapa formula selanjutnya ditentukan

formula yang digunakan dalam pembuatan produk.

4. Praktek produksi

Produk ini akan dibuat di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan

Pangan dan Hasil Pengolahan Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

5. Pengujian Produk

Produk yang telah dibuat dengan beberapa formulasi kemudian dilakukan

(16)

commit to user

31

 

produk yang diterima dan yang paling disukai oleh konsumen. Produk

dengan formula ini yang akan dibuat dalam praktek dan dikembangkan

lebih lanjut. Selain itu juga dilakukan pengujian secara kimiawi meliputi

uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH, total fenol, dan

kadar vitamin C.

6. Analisis Kalayakan Ekonomi

Untuk mengetahui harga pokok dan harga jual produk maka dilakukan

analisis kelayakan ekonomi meliputi biaya produksi (biaya tetap, biaya

tidak tetap), Break Even Point (BEP), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan

laju pengembalian modal.

C. Alat, Bahan, dan Proses Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA”

Kaya Antioksidan dan Vitamin C

1. Alat

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

a. Alat yang digunakan dalam Proses Produksi Pembuatan Minuman

Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C dalah pisau,

blender, baskom, telenan, saringan, kain saring, sendok, kompor, panci,

timbangan, dan timbangan analitik (ACIS BC 5000).

b. Alat yang digunakan untuk uji organoleptik adalah alat tulis dan

borang, sendok, dan sloki.

c. Alat yang digunakan dalam uji aktivitas antioksidan dan total fenol

adalah spektrofotometer UV-vis 1240 (Shimadzu Jepang), vortex

(Heidolph reax control), timbangan analitik (ACIS BC 5000), alat gelas

(pyrex) antara lain Erlenmeyer 250 ml, gelas beaker, tabung reaksi,

pipet volume 1 ml, dan pipet volume 5 ml.

d. Alat yang digunakan dalam uji kadar vitamin C adalah timbangan

analitik (ACIS BC 5000), vortex (Heidolph reax control), dan alat gelas

antara lain pipet volume 25 ml, pipet ukur 5 ml, buret 50 ml, labu takar

(17)

commit to user

32

 

2. Bahan

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

a. Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Minuman Kesehatan

“MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C adalah jahe emprit,

jeruk nipis, cengkeh, serai wangi, kayu manis, gula pasir, gula

jawa/gula merah, garam (garam dapur) diperoleh dari Pasar Bunder,

Sragen, dan air bersih (air sumur).

b. Bahan yang digunakan untuk uji organoleptik adalah minuman

kesehatan dengan tiga kombinasi, yaitu minuman kesehaatan jahe asam

jawa (546), minuman kesehatan jahe asam jawa dan jeruk nipis (713),

dan minuman kesehatan jahe jeruk nipis (901) serta penetral (aqua).

c. Bahan yang digunakan untuk uji aktivitas antioksidan adalah minuman

kesehatan jahe jeruk nipis, (DPPH) Diphenyl picrylhydrazyl, 0,1 mM,

methanol p.a dan aquades.

d. Bahan yang digunakan untuk uji total fenol adalah minuman kesehatan

jahe jeruk nipis, Na2CO3 alkali, Follin ciocalteu p.a. fenol murni dan

aquades.

e. Bahan yang digunakan untuk uji kadar vitamin C adalah minuman

kesehatan jahe jeruk nipis, indikator amilum 1 %, larutan iodine 0,01 N,

dan aquadest.

3. Proses Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan

dan Vitamin C

Jahe emprit memiliki kandungan gizi serta manfaat yang baik bagi

tubuh. Jahe dikombinasikan dengan rempah-rempah akan menghasilkan

minuman kesehatan yang kaya akan antioksidan dan vitamin C. Dalam

proses produksi ini dilakukan pembuatan minuman kesehatan dalam

bentuk sirup dengan tahap (modifikasi Kristiana dan Bayu, 2007), yaitu:

a. Sortasi, jahe disortasi untuk memisahkan jahe busuk dan jahe yang

(18)

commit to user

33

 

b. Pencucian, jahe yang sudah dikupas kemudian dicuci. Pencucian ini

bertujuan untuk menghilangkan kotoran, noda, debu, dan kotoran lain

yang tidak dikehendaki.

c. Pengupasan, hal ini bertujuan untuk menghilangkan bagian yang tidak

dikehendaki (undesirable) maupun bahan yang tidak berguna atau tidak dapat dimakan (inedible).

d. Pengecilan Ukuran, pengecilan ukuran dengan pisau yang bertujuan

untuk memudahkan dalam proses penghalusan dengan blender.

e. Penghalusan Ukuran, penghalusan ukuran dilakukan dengan blender.

Perbandingan bahan dan air sebesar 400 g jahe dan 800 ml air.

f. Penyaringan, penyaringan jahe dilakukan sebanyak dua kali dengan

menggunakan kain saring. Hal ini dilakukan untuk dapat meminimalkan

ampas jahe yang dapat lolos ke dalam wadah. Jahe yang sudah disaring

dimasukkan dalam botol bening. Setelah ekstrak jahe yang sudah

mengendap kemudian dilakukan proses pengambilan ekstrak jahe

dengan menggunakan selang kecil. Hal tersebut dilakukan untuk

memperoleh ekstrak jahe yang jernih tanpa ampas maupun

kotoran-kotoran lain yang masih dapat lolos dalam proses pemerasan.

g. Pencampuran Tahap Awal, tahap ini dilakukan dengan penambahan

jeruk nipis 80 g, serai 8 g, kayu manis 12,5 g yang dicairkan dalam air

sebesar 300 ml. Gula pasir 0,5 kg, gula merah 300 g, garam 5 g

dicairkan dalam air sebesar 300 ml. Rempah-rempah dan gula tersebut

direbus selama 30 menit dengan suhu ±100oC. Setelah itu disaring

dengan kain saring.

h. Pencampuran Tahap Akhir, tahap ini dilakukan dengan mencampurkan

rempah-rempah dan gula yang sudah dicairkan ditambah ekstrak jahe

jernih. Perebusan dilakukan selama 1 jam dengan suhu ±100oC dan

waktu dipertahankan selama 1 jam.

i. Setelah diperoleh minuman kesehatan jahe jeruk nipis kental, dilakukan

(19)

commit to user

Diperas 2 kali dengan kain saring

Pengambilan ekstrak jahe (400 ml)

Perebusan dan evaporasi sampai mendidih dan kental

selama ± 1 jam (800 ml)

Untuk variasi kombinasi jahe asam jawa maupun jahe asam jawa dan

jeruk nipis cara pembuatannya sama, hanya bahan tambahannya yang

berbeda.

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C

Diagram alir proses pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA”

(20)

commit to user

35

 

Berdasarkan diagram alir diatas, dilakukan pemisahan dalam proses

perebusan antara bahan baku dan bahan tambahan. Perebusan terpisah

dilakukan pada bahan baku jahe emprit; pada bahan jeruk nipis, serai, kayu

manis, cengkeh; serta pada bahan tambahan gula pasir, gula jawa, dan garam.

Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh hasil perebusan pada

masing-masing bahan dengan keadaan yang lebih baik. Pada perebusan jahe,

dilakukan supaya aroma khas pada jahe dapat maksimal (terkontrol). Pada

perebusan bahan jeruk nipis, serai, kayu manis, cengkeh dilakukan supaya

dapat memperoleh aroma dan rasa yang khas dari rempah-rempah tersebut.

Pada perebusan gula pasir, gula jawa, dan garam dilakukan supaya dapat

memperoleh gula dalam keadaan yang bersih, misalnya meminimalisir

kotoran-kotoran yang terdapat dalam gula pasir, gula jawa, dan garam

tersebut. Pada proses perebusan akhir, yaitu perebusan bahan baku dan

bahan-bahan tambahan dilakukan sampai tahap evaporasi. Evaporasi atau

penguapan merupakan pengambilan sebagian uap air yang bertujuan utuk

meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan makanan cair. Salah satu

tujuan lain dari operasi ini adalah untuk mengurangi volume dari suatu

produk sampai batas-batas tertentu tanpa menyebabkan kehilangan zat-zat

yang mengandung gizi. Pengurangan volume produk dilakukan supaya dapat

menurunkan biaya pengangkutan. Disamping itu, juga akan meningkatkan

efisiensi penyimpanan dan dapat membantu pengawetan (Estevian, 2011).

Pemilihan tiga kombinasi dalam formula minuman kesehatan jahe

kombinasi asam jawa, minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa dan

jeruk nipis, dan minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis dilakukan

karena melihat dari kandungan gizi, manfaat, dan nilai ekonomi. Ketiga

kombinasi tersebut kemudian diuji organoleptik dengan uji kesukaan pada 30

panelis di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil uji

organoleptik yaitu minuman kesehatan jahe yang paling disukai panelis,

selanjutnya diuji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH, total

(21)

commit to user

36

 

Tabel 3.1 Perbandingan Formulasi Minuman Kesehatan Jahe

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

Minuman

Formulasi I : Minuman kesehatan jahe asam jawa dengan kode 546

Formulasi II : Minuman kesehatan jahe jeruk nipis asam jawa dengan kode 713 Formulasi III : Minuman kesehatan jahe jeruk nipis dengan kode 901

D. Metode Analisis

Metode analisis sensori, aktivitas antioksidan, total fenol, dan kadar

vitamin C dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Metode Analisis

No Macam Analisis Metode

1. Sensoris dengan uji

organoleptik

Kesukaan (Prajatno, 2009)

2. Aktivitas Antioksidan DPPH (Amrum, dkk, 2007)

2. Total Fenol Follin-Ciocalteu (Waterhouse, 2002)

3. Kadar Vitamin C Titrasi Iodometri (Sudarmadji, dkk, 1984)

E. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Analisis sensori dengan uji organoleptik yang dilakukan pada

minuman kesehatan jahe-asam jawa, minuman kesehatan jahe-asam

jawa-jeruk nipis, dan minuman kesehatan jahe-jawa-jeruk nipis. Data hasil uji

organoleptik dianalisis dengan menggunakan metode Analysis of Variance

(ANOVA) dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antarperlakuan

dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf

(22)

commit to user

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktek produksi ini dilakukan dengan membuat minuman kesehatan

jahe dengan tiga formulasi. Untuk formulasi yang pertama adalah minuman

kesehatan jahe kombinasi asam jawa (546), formulasi yang kedua minuman

kesehatan jahe kombinasi asam jawa dan jeruk nipis (713), dan formulasi yang

ketiga minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901). Ketiga kombinasi

tersebut dilakukan uji organoleptik supaya mendapatkan komposisi minuman

kesehatan jahe yang paling disukai panelis, baik dari segi warna, rasa, aroma,

dan overall. Setelah dilakukan uji organoleptik diketahui bahwa yang paling

disukai adalah minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901).

A. Uji organoleptik

Uji organoleptik dengan tiga formulasi yang berbeda ini bertujuan

untuk memilih minuman kesehatan jahe yang terbaik. Hasil uji organoleptik

dari ketiga formulasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakter Sensoris Sirup Jahe dengan Tiga Formulasi

Sampel Warna Rasa Aroma Overall

Minuman

ƒ Angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α0,05. ƒ Skor 1 = tidak suka, skor 2 = kurang suka, skor 3 = netral, skor 4 = suka, skor 5 = sangat

(23)

commit to user

  38

Uji sensoris pada suatu produk sangat penting, terutama pada produk

minuman kesehatan karena berkaitan dengan penerimaan konsumen terhadap

produk minuman kesehatan yang akan diberikan. Untuk mengetahui tingkat

kesukaan panelis terhadap produk minuman kesehatan jahe tiga formulasi

yang berbeda dengan uji sensoris menggunakan uji kesukaan.

1.Warna

Warna menjadi atribut kualitas yang paling penting, walaupun suatu

produk pangan bernilai gizi tinggi, rasa enak dan tekstur baik, namun apabila

warna yang ditampilkan kurang menarik akan menyebabkan produk pangan

tersebut kurang diminati oleh konsumen. Pengujian dengan indera penglihat

masih sangat menentukan dalam pengujian sensoris warna pada produk

pangan (Setyaningrum, dkk, 2008) dan Bambang dan Widodo (1988)

menambahkan bahwa warna merupakan suatu sifat yang dianggap berasal dari

penyebaran spektrum sinar. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sampel

minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa (546) dan sampel minuman

kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901) tidak beda nyata, akan tetapi

sampel minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa dan jeruk nipis (713)

berbeda nyata dengan sampel minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa

(546) dan minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901). Meskipun

dari ketiga sampel minuman kesehatan jahe diperoleh hasil netral, namun

dapat dikatakan bahwa warna minuman kesehatan jahe yang diterima oleh

konsumen adalah pada sampel minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis

(901) dibandingkan dengan kedua sampel minuman kesehatan jahe lainnya.

2.Rasa

Rasa didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diketahui dengan indera

perasa. Rasa memiliki empat macam rasa dasar yaitu manis, asin, asam, dan

pahit (Bambang dan Widodo, 1988). Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa

sampel minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa dan jeruk nipis (713)

dan sampel minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa (546) tidak beda

nyata, akan tetapi sampel minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901)

(24)

commit to user

  39

kesehatan jahe yang paling diterima oleh konsumen adalah pada sampel

minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901) dibandingkan dengan

kedua sampel minuman kesehatan jahe lainnya.

3.Aroma

Aroma didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera

pembau (Bambang dan Widodo, 1988). Berdasarkan tabel 4.1 diketahui

bahwa sampel minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa dan jeruk nipis

(713) dan sampel minuman kesehatan jahe kombinasi asam jawa (546) tidak

beda nyata, akan tetapi sampel minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis

(901) menunjukkan beda nyata. Maka dapat dikatakan bahwa aroma minuman

kesehatan jahe yang paling diterima oleh konsumen adalah pada sampel

minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901) dibandingkan dengan

kedua sampel minuman kesehatan jahe lainnya.

4.Overall

Overall didefinisikan sebagai sesuatu dari keseluruhan baik dari indera

penglihatan, indera perasa, indera pembau, maupun yang digunakan untuk

mendeteksi secara keseluruhan warna, rasa, dan aroma (Kandeda, 1999).

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sampel minuman kesehatan jahe

kombinasi asam jawa dan jeruk nipis (713) dan sampel minuman kesehatan

jahe kombinasi asam jawa (546) tidak beda nyata, akan tetapi sampel

minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis (901) menunjukkan beda

nyata. Maka dapat dikatakan bahwa secara overall minuman kesehatan jahe

yang paling diterima oleh konsumen adalah pada sampel minuman kesehatan

jahe kombinasi jeruk nipis (901) dibandingkan dengan kedua sampel minuman

kesehatan jahe lainnya.

Berdasarkan hasil uji organoleptik pada minuman kesehatan jahe

dengan kriteria warna, rasa, aroma, dan overall maka dapat diketahui

formulasi yang disukai atau dapat diartikan sebagai minuman kesehatan yang

diterima oleh konsumen adalah pada minuman kesehatan formulasi jahe jeruk

nipis (901). Formulasi yang digunakan pada minuman kesehatan jahe

(25)

commit to user

  40

Tabel 4.2 Formulasi Minuman Kesehatan Jahe Kombinasi Jeruk Nipis (901)

Komposisi  Jumlah

Berdasarkan formulasi minuman kesehatan jahe kombinasi jeruk nipis

(901) diatas penggunaan air sebanyak 1,4 liter digunakan dari proses

perebusan sampai proses pengentalan. Uji organoleptik membantu

menentukan formula paling disukai konsumen untuk dipasarkan. Oleh karena

itu pemasaran minuman kesehatan jahe jeruk nipis kedepannya sudah

memiliki gambaran tentang selera konsumen terhadap produk ini. Karena

minuman kesehatan jahe secara umum sudah banyak dipasaran, maka dengan

adanya kombinasi minuman kesehatan jahe jeruk nipis ini mampu diterima di

pasaran. Selain itu, uji organoleptik juga membantu untuk mengetahui seperti

apa selera dari konsumen di pasaran yang dalam hal ini telah diwakili oleh

panelis.

B. Analisis Karakteristik Kimia

Setelah mengetahui komposisi yang tepat untuk dipasarkan,

selanjutnya dilakukan uji karakteristik kimia yaitu aktivitas antioksidan

(26)

commit to user

  41

Tabel 4.3 Hasil Uji Karakteristik Kimia dan Kandungan Gizi Sirup

Buah-Buahan berdasarkan Data Depkes dan Gizi Nasional (1998)

Karakteristik Kimia

Nilai Kadar

Hasil Uji Menurut Depkes

dan Gizi Nasional

Aktivitas Antioksidan 62, 7% 30 – 45 %

Total Fenol 0,18 % 0,1 – 0,6 %

Kadar Vitamin C 22, 73 mg/100 g 24 – 26 mg/100 g

1. Aktivitas Antioksidan

Mekanisme aktivitas antioksidan adalah menghambat reaksi oksidasi

dengan bertindak sebagai donor hidrogen atau penangkap radikal bebas yang

menghasilkan senyawa yang lebih stabil (Sing, 2007). Mekanisme penentuan

aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH Radical Scavenging Ability (1,1 Diphenyl -2- picrylhydrazyl). Metode DPPH dipilih karena memiliki kelebihan yaitu sederhana dan efektif untuk evaluasi aktivitas

antioksidan dari senyawa bahan alami (Hartati dan Ersam, 2006).

Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan

menggunakan DPPH diperoleh aktivitas antioksidan sebesar 62,7 %. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan pada sirup jahe jeruk nipis tinggi,

karena menurut Departemen Kesehatan dan Gizi Nasional (1998-1999) pada

tabel 4.3 aktivitas antioksidan pada minuman kesehaatan jahe jeruk nipis

berkisar antara 30 - 45%. Dengan tingginya aktivitas antioksidan tersebut,

maka dengan mengkonsumsi minuman kesehatan jahe jeruk nipis akan dapat

membantu mengurangi dampak radikal bebas. Minuman kesehatan jahe jeruk

nipis memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, karena adanya

(27)

commit to user

  42

2. Total Fenol

Antioksidan yang berasal dari golongan fenol antara lain hidrokuinon,

gossipol, pyrogallon, katekhol, resorsinol, eugenol, flavonoid, kumarin, dan

limonoid, Ketaren (1986). Tranggono (1990) menambahkan bahwa

antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat reaksi oksidasi di

dalam bahan. Senyawa yang mempunyai daya antioksidatif tersebut pada

umumnya adalah senyawa fenol atau senyawa amino aromatis.

Secara kimiawi senyawa fenolik dapat didefinisikan sebagai substansi

yang mempunyai cincin aromatik mengandung satu atau lebih sudstituen

hidroksi, termasuk turunan fungsionalnya. Umumnya senyawa fenolik

terdapat pada makanan termasuk senyawa fenolat, flavonoid, lignin, stilben,

coumarin, dan tanin. Keberadaan senyawa fenolik dalam makanan memiliki

efek penting pada stabilitas oksidatif dan keamanan mikrobiologis produk.

Antioksidan fenolik berfungsi sebagai terminator radikal bebas (Maria, 2005).

Berdasarkan uji total fenol pada minuman kesehatan jahe jeruk nipis

diperoleh hasil sebesar 0,18 %. Menurut Departemen Kesehatan dan Gizi

Nasional (1998-1999) pada tabel 4.3 kandungan total fenol pada sirup

berkisar sebesar 0,1 – 0,6 %. Oleh karena itu kandungan total fenol pada

minuman kesehatan jahe jeruk nipis memiliki kandungan yang lebih besar

dibandingkan dengan kisaran kandungan total fenol sirup menurut Kesehatan

dan Gizi Nasional tersebut. Pada minuman kesehatan jahe jeruk nipis dapat

dikatakan memiliki antioksidan karena bahan - bahan yang digunakan

mengandung senyawa yang mampu menangkal radikal bebas seperti fenol dan

flavonoid. Hal tersebut sama yang disampaikan oleh ( Pratt, 1992 ) yaitu

terdapat keterkaitan hubungan antara kandungan total fenol, total flavonoid,

dan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol beberapa tanaman obat

Indonesia. Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa

fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam

sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan

flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol,

(28)

commit to user

  43

3. Kadar Vitamin C

Vitamin C tergolong sebagai antioksidan yang memiliki kadar tinggi

serta memiliki peran dalam menangkal radikal bebas dan menjaga struktur

kolagen yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut,

kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh (Daviest, et al, 1991). Menurut Arifin (2007) vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan

yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh,

seperti protein, lipida, karbohidrat dan asam nukleat dari kerusakan dari

radikal bebas. Berdasarkan uji kadar vitamin C diperoleh hasil sebesar 22,47

mg/100g, hal ini berbeda dengan yang dinyatakan oleh Departemen Kesehatan

dan Gizi Nasional (1998-1999) pada tabel 4.3, yaitu pada sirup buah memiliki

kandungan vitamin C sebesar 24 – 26 mg/100g. Maka kandungan kadar

vitamin C pada minuman kesehatan jahe jeruk nipis memiliki kadar sedikit

lebih kecil dibandingkan yang dikemukakan oleh Departemen Kesehatan dan

Gizi Nasional. Hal tersebut terjadi karena komposisi jahe emprit 400 g lebih

besar dibandingkan dengan komposisi jeruk nipis yang digunakan hanya

sebesar 80 g. Sedangkan menurut Petti (2011) melaporkan bahwa konsumsi

vitamin C harian seorang pria dewasa adalah sebesar 90 mg, sedangkan pada

wanita dewasa adalah sebesar 75 mg. Maka dianjurkan bagi pria dewasa untuk

mengonsumsi minuman kesehatan jahe jeruk nipis ini sehari 4 sampai 5 kali.

Sedangkan pada wanita dewasa dianjurkan untuk mengonsumsi minuman

kesehatan ini dalam sehari sebanyak 3 sampai 4 kali supaya kebutuhan asupan

vitamin C dalam tubuh pria dan wanita dapat tercukupi.

Secara keseluruhan pada proses produksi pembuatan Minuman

Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C ini dilakukan sesuai

dengan prosedur yang benar. Dari proses awal sampai proses akhir. Pada

proses awal perebusan bahan baku dan bahan-bahan tambahan tidak terdapat

kristal yang biasanya terjadi pada saat sukrosa dipanaskan sampai titik dididh

160oC dan pada titik lebur 170oC. Jika terjadi kristalisasi atau yang biasa

diartikan sebagai tingkat kelarutan gula yang menurun pada minuman

(29)

commit to user

  44

berpengaruh juga pada rasa dan warna. Sedangkan pada proses akhir yaitu

proses pembotolan dilakukan secara hotfil dan dalam botol minuman

kesehatan “MARISSA” ini diberi rongga udara secukupnya supaya dapat

meminimalisir reaksi oksidasi berlebih dalam minuman kesehatan ini, karena

oksidasi yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna dan

rasa. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Teti (2009) ketentuannya

dalam pengisian bahan dalam botol jangan terlalu penuh dan harus disisakan

tempat kosong di bagian atas wadah ( head space ). Volume head space tidak

boleh lebih dari 10 % dari kapasitas wadah. Head space berguna supaya waktu

proses sterilisasi masih ada tempat untuk pengembangan isi. Besar head space

dalam wadah sangat penting. Bila terlalu kecil akan sangat berbahaya, karena

ujung botol akan pecah akibat pengembangan isi selama pengolahan. Bila

head space tidak cukup, kecepatan pemindahan panas menurun, dengan

demikian waktu pengolahan lebih lama. Sebaliknya apabila head space terlalu

besar, udara yang terkumpul di dalam ruang tersebut lebih banyak, sehingga

dapat menyebabkan oksidasi dan perubahan warna bahan yang dibotolkan.

Namun, dalam head space Minuman Kesehatan “MARISSA” lebih dari 10 %

dari kapasitas wadah, kapasitas wadah adalah berkisar antara 740 ml sampai

750 ml, sedangkan dalam pengiisiannya adalah sebesar 650 ml. Hal ini adalah

salah satu faktor yang menyebabkan umur simpan pada Minuman Kesehatan

“MARISSA” singkat, yaitu 2 bulan lebih dua minggu.

Selain pengaruh adanya head space, jika terlalu banyak rongga udara

yang ada pada botol, maka akan menjadi sarana yeast yang akan semakin

cepat berkembangbiak dalam botol tersebut. Karena menurut Buckle, et al

(2010) yeast merupakan organisme yang dapat berpengaruh pada produk

pangan berkadar gula tinggi seperti pada minuman kesehatan ini, selain itu

yeast juga memilki suhu optimum yaitu 25 oC - 30oC, pH yeast adalah 4,0 –

4,5 yang dapat menyebabkan kerusakan produk dalam bentuk larutan yang

pekat seperti minuman kesehatan ini. Berpengaruhnya yeast dalam hal ini

yaitu dapat merubah flavor yang dihasilkan, rasa dan warna minuman

(30)

commit to user

  45

Menurut Buckle, et al (2010) dan Widyana (2011) sinar ultraviolet dengan frekuensi 1015 Hz sampai 1016 Hz serta panjang gelombang 8-10 m

dan radiasi seperti sinar X yang memiliki frekuensi 10 Hz sampai 15 Hz,

panjang gelombangnya berkisar 10 cm dan sinar gamma memiliki frekuensi

antara 10 Hz sampai 13 Hz atau panjang gelombang antara 8 – 10 cm dapat

menjadi salah satu cara dalam meminimalisir mikroorganisme pangan.

Sinar-sinar tersebut dapat mengganggu metabolisme sel dan secara umum

dapat cepat mematikan mikroorganisme tersebut. Berdasarkan pernyataan

diatas maka untuk memperkecil kemungkinan mikroorganisme berkembang

cepat, selain pencucian dan sterilisasi dengan panas sebelum maupun sesudah

pembotolan akan lebih dilakukan sterilisasi dengan menggunakan sinar

ultraviolet yang telah banyak digunakan di industri-industri besar. Hal ini

sesuai dengan yang disampaikan Atikawati (2011), bahwa prosedur

pembotolan yang baik dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet yang

memiliki kemampuan untuk merusak DNA sel, baik sel bakteri, virus, dan

jamur. Kerusakan DNA akan memicu kematian sel. Hal ini dapat terjadi

karena hampir semua aktivitas sel dikendalikan dari DNA. Kemampuan sinar

ultraviolet untuk membunuh kuman sebanding dengan banyaknya sinar dan

lamanya penyinaran. Jika penyinaran tidak cukup lama, maka sel tidak mati

namun hanya mengalami mutasi. Jadi, dengan penyinaran yang cukup, baik

virus, bakteri, maupun jamur yang ada dalam makanan atau minuman akan

mati.

Sedangkan menurut Allen (2011), sterilisasi botol dengan

menggunakan oven atau yang biasa disebut hot-air oven, merupakan sterilisasi

yang menggunakan prinsip panas kering. Dengan cara oven maka dapat

mengontrol suhu, dan ruang insulasi yang umumnya dilengkapi kipas untuk

mensirkulasikan udara sehingga diperoleh panas rata dalam botol yang

disterilisasi. Umumnya dengan suhu 160oC-170oC. Selain itu, sterilisasi

dengan sinar infra merah merupakan bentuk sterilisasi dengan udara panas

yang baik digunakan pada gelas, dan botol, alat-alat tersebut dilewatkan

(31)

commit to user

  46

temperature 190oC dengan panjang gelombang antara 700 nm dan 1 nm. Maka

secara keseluruhan yang menjadi faktor penyebab singkatnya umur simpan

Minuman Kesehatan “MARISSA” ini adalah cara pembotolan, head space

yang digunakan serta tumbuhnya yeast secara cepat.

C. Analisis Kelayakan Usaha Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya

Antioksidan dan Vitamin C

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui kapasitas

produksi, penjualan, keuntungan maupun kerugian dari produksi Pembuatan

Minuman Kesehatan “MARRISA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C. Untuk

mengetahui rincian dari perhitungan analisis biaya usaha meliputi dibawah ini:

¾ Perhitungan:

1 bulan : 25 hari kerja

1 hari : 1 kali produksi menghasilkan 40 botol

1 bulan : 40 botol x 25 hari = 1000 botol

a. Biaya Investasi

Tabel 4.4 Biaya Investasi

No Uraian Rp

1. Biaya Sewa Tempat dan Bangunan 12.000.000

2. Ijin Usaha 500.000

3. Ijin Depkes 500.000

4. Pra Operasi

• Pelatihan 300.000

• Tryal and Error 200.000 5. Peralatan

• Pompa Air 500.000

• Produksi 2.150.000

• Mebeler (kursi, meja) 1.500.000

(32)

commit to user

  47

b. Perhitungan Biaya Tidak Tetap (VC)

1. Biaya Bahan Utama dan Bahan Pembantu

Tabel 4.5 Biaya Bahan Utama dan Bahan Pembantu

No Uraian Rp/Hari Rp/Bulan 1. Jahe Emprit 12 kg @ 11.000 132.000 3.300.000

2. Jeruk Nipis 2,5 kg @ 4.500 11.250 281.250

3. Kayu Manis 370 g @ 3000/500 g 2.250 56.250 4. Cengkih 150 g @ 3.400/500 g 1.020 25.250 5. Serai 240 g @ 2.500/500 g 1.050 26.250 6. Garam 150 g @ 1.400/250 g 850 21.250 7 . Gula Merah 9 kg @ 8.000 72.000 1.800.000 8. Gula Pasir 15 kg @ 11.000 165.000 4.125.000

9. Kemasan Primer

•Botol @ 900 36.000 900.000

•Stiker @ 800 32.000 800.000

10. Kemasan Sekunder

•Kardus @ 2000 12.000 300.000

Jumlah 465.420 11.635.250

2. Biaya Bahan Bakar / Energi

Tabel 4.6 Biaya Bahan Bakar / Energi

No Uraian Rp

1. Gas 222.000

2. Air 22.000

3. Penerangan 16.560

4. Parut Listrik 8.625

Jumlah 269.185

¾Air ( 220 watt ) =

= 16,5 kwh x 1.380

(33)

commit to user

  48

¾Penerangan ( 160 watt ) =

= 12 kwh x 1.380

= 16.560

¾Parut Listrik ( 250 watt ) =

= 6,25 kwh x 1.380

= 8.625

3. Biaya Perawatan dan Perbaikan

Tabel 4.7 Biaya Perawatan dan Perbaikan

No Nama Alat Nilai Awal Nilai Sisa Jam/ BPP(Rp/Bulan)

Bulan

(P) (S) (P%FPP/Jam)

1. Pisau (5) 11.500 0 50 5.000

2. Parut Listrik 1.500.000 30.000 30 529,2

3. Baskom 30.000 0 25 90

4. Telenan (5) 17.500 0 25 52,5

5. Saringan (5) 22.000 0 13 35,1

6. Kain Saring 3.000 0 13 4,68

7. Sendok (5) 8.000 0 25 2.000

8. Kompor (2) 600.000 4.000 75 5.364

9. Panci (5) 250.000 1.500 75 2.236

10. Timbangan 400.000 2.500 25 1.191

11. T.Analitik 250.000 2.000 25 744

12. Pompa Air 500.000 10.000 75 4.410

13. Mebeler 1.500.000 30.000 300 52.920

Jumlah 74.576

4. Gaji Karyawan

Karyawan Produksi = 3 x Rp 750.000

(34)

commit to user

  49

5. Biaya Umum Perusahaan

Tabel 4.8 Biaya Umum Perusahaan

No Uraian Rp/Bulan

     1. Peralatan Perusahaan 100.000

2. Transportasi 500.000

Jumlah 600.000

TOTAL BIAYA TIDAK TETAP (TVC)

= 1) + 2) + 3) + 4) + 5)

= Rp 11.635.250,- + Rp 269.185,- + Rp 74.576,- + Rp 2.250.000,- + Rp600.000,-

= Rp 14.829.011,-

c. Perhitungan Biaya Tetap (FC)

1. Biaya Usaha

Tabel 4.9 Biaya Usaha

No Uraian Rp/Bula n

  1. Gaji Pimpinan Perusahaan 1.000.000

2. Gaji Karyawan Pemasaran 700.000

3. Biaya Promosi 250.000

4. Biaya Sewa Tempat dan Bangunan 1.000.000

(35)

commit to user

  50

2. Amortisasi

Tabel 4.10 Amortisasi

No Harta Tak Berwujud Rp/Bulan

  1. Pajak Reklame 50.000

2. Ijin Usaha 41.700

3. Ijin Depkes 41.700

4. Pra Operasi

ƒ Pelatihan 25.000

ƒ Tryal and Error 16.700

Jumlah 175.100

3. Biaya Penyusutan / Depresiasi

Tabel 4.11 Biaya Penyusutan / Depresiasi

No Nama Alat Nilai Awal Nilai Sisa Umur/Tahun Depresiasi (P) (S) (N) (P-S)/N (Tahun)

1. Pisau (5) 11.500 0 5 2.300

2. Parut Listrik 1.500.000 30.000 5 294.000

3. Baskom 30.000 0 5 6.000

4. Telenan (5) 17.500 0 5 3.500

5. Saringan (5) 22.000 0 5 4.500

6. Kain Saring 3.000 0 5 600

7. Sendok (5) 8.000 0 5 1.600

8. Kompor (2) 600.000 4.000 5 119.200

9. Panci (5) 250.000 1.500 5 49.700

10. Timbangan 400.000 2.500 5 79.500

11. T.Analitik 250.000 2.000 5 49.600

12. Pompa Air 500.000 10.000 5 98.000

13. Mebeler 1.500.000 30.000 5 294.000

Jumlah 1.002.500

Jumlah depresiasi adalah sebesar Rp 1.002.500,-/Tahun, Rp 83.542/Bulan

4. Dana Sosial Rp 50.000,-/Bulan 

(36)

commit to user

  51

5. Bunga Modal Investasi 

Tabel 4.12 Bunga Modal Investasi

No Uraian Rp/Bulan Rp/Tahun

1. Biaya Produksi 148.290 1.779.480 2. Biaya Usaha 29.500 354.000

3. Investasi 176.500 2.118.000

4. Amortisasi 175 2.100

Jumlah 354.465 4.253.580

TOTAL BIAYA TETAP (FC)

= 1) + 2) + 3) + 4) + 5)

= Rp 2.950.000,- + Rp 175.100,- + Rp 1.002.500,- + Rp 50.000,-

+ Rp 354.465.-

= Rp 4.532.065,-

¾ Biaya Produksi = FC + VC

= Rp 4.532.065,- + Rp 14.829.011,-

= Rp 19.361.076,-/Bulan

¾ Kapasitas Produksi = 40 botol x 25 hari

= 1.000 botol/bulan

¾ Harga Pokok Produksi =

=

= Rp 19.361 ≈ Rp 19.400

¾ HargaJual = Rp 19.800,-/botol

¾ Penjualn = Harga Jual x Kapasitas Produksi

= Rp 21.000,- x 1.000

(37)

commit to user

  52

¾ Biaya Tidak Tetap (VC)/Botol =

=

= 14.829,01

= Rp 14.850,-/botol

¾ Laba Kotor/Bulan = Hasil Penjualan – Biaya Produksi

= Rp 21.000.000,- – Rp 19.361.076,-

= Rp 1.638.924,-

¾ Laba Bersih/Bulan = Laba Kotor – Pajak Kepemilikan Usaha

= Laba Kotor – ( 5% x Laba Kotor )

= Rp 1.638.924,- - ( 5% x Rp 438.924,- )

= Rp 438.924,- - Rp 81.946,-

= Rp 1.556.978,-

¾ QBEP =

 

 

= 734,4 Botol/Bulan

Artinya, titik impas akan tercapai pasda tingkat produksi sebanyak

734,4 botol/bulan.

¾ PBEP =

   

= 4.532,065 + 14.825,011

(38)

commit to user

  53

d. Penentuan NPV (Net Present Value) dan Net B/C

Tabel 4.13 Penentuan Net Present Value

Th Investasi Biaya

Operasional

Tabel 4.14 Penentuan IRR, Net B/C

Net Benefit DF NPV DF NPV

150 % 150% 170% 170%

-17.650.000 1 -17.650.000 1 -17.650.000

19.667.088 0,4 7.866.835 0,370 7.276.822

19.667.088 0,307 6.037.796 0,257 5.054.442

(39)

commit to user

  54

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa analisis

usaha Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C

adalah:

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha

dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun

perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas

biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana

sosial. Biaya tetap produksi Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya

Antioksidan dan Vitamin C setiap bulan sebesar Rp 4.532.065,-.

b. Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika

melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari Biaya bahan

baku, pembantu dan kemasan, biaya bahan bakar/energi, biaya tenaga

kerja, serta biaya perawatan dan perbaikan. Biaya variabel produksi

Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C

setiap bulan sebesar Rp 14.829.011,-.

2. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat

dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas

produksi Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan

Vitamin C setiap bulan adalah 1.000 botol, setiap harinya produksi 40

botol.

3. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan merupakan harga minimal yang harus

diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal

dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya varibel) dibagi dengan jumlah

(40)

commit to user

  55

Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C

adalah Rp 19.400,- /botol.

4. Harga Jual

Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah

ditambah keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan

mengacu/berdasarkan harga pokok, sehingga untuk memperoleh

keuntungan maka harga jual harus lebih tinggi dari harga pokok. Harga

jual Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C

adalah Rp 21.000,-/botol.

5. Keuntungan (Laba)

Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan

pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba

perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih.

a. Laba Kotor

Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil

penjualan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba

kotor produksi Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan

Vitamin C sebesar Rp 1.638.924,-/bulan dari 1.000 botol.

b. Laba Bersih

Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor

dengan pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi Minuman

Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C sebesar Rp

1.556.978,-/bulan dari 1.000 botol.

6. Break Even Point (BEP)

Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik

impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak

mendapatkan keuntungan. Produksi Minuman Kesehatan “MARISSA”

Kaya Antioksidan dan Vitamin C mencapai titik impas pada tingkat

(41)

commit to user

  56

tingkat harga jual Rp 21.000. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan

titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh

karena itu produksi Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan

dan Vitamin C ini tetap dapat berjalan.

7. Benefit Cost Ratio (B/C)

Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika niali B/C

lebih kecil dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan

karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika B/C lebih dari 1,

maka proses produksi (usaha) tetap dapat dijalankan karena perusahaan

mendapatkan keuntungan. Jika B/C sama dengan 1 maka perusahaan

mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu

mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap menjalankan usaha. B/C

rationya dari analisis ekonomi Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya

Antioksidan dan Vitamin C adalah sebesar 4,01. Sedangkan PBEP adalah

sebesar 19,361 Rp/Botol, ini terjadi pada tingkat produksi 1000

botol/bulan.

8. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam

persen pertahun. Dalam pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA”

Kaya Antioksidan dan Vitamin C ini didapatkan tingkat pengembalian

Gambar

Gambar 1. Bahan Baku ...................................................................................
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Minuman Kesehatan “MARISSA” Kaya Antioksidan dan Vitamin C
Tabel 3.2 Metode Analisis
Tabel 4.1 Karakter Sensoris Sirup Jahe dengan Tiga Formulasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dengan metode yang digunakan dalam pendidikan anak jalanan, seorang pendidik terlebuh dahulu harus mengetahui tujuan pendidikan, anak didik dan karakternya,

Abstrak: Masalah umum dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode inquiry pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dapat menigkatkan hasil belajar siswa

Berat kering angin pada perlakuan pemberian air pada kapasitas lapang secara umum lebih tinggi dari kelompok pemberian air pada 50% kapasitas lapang, yang juga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan kualitas pelayanan customer service dan teller BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang ini, dapat

PENDIDIKAN OLAYRAGA PADA.. I Hanya untuk beberapa cabang olahraga 93.. PERSENTASE SAR-ANA OLAHRAGA DAN JmSEHATAN YANG DmILIHI S D DI KECAMATAN ?NR.ANJI. BERDASARKAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kinerja publik berdasarkan metode Balanced Scorecard RSUD Dr.Saiful Anwar Malang 2014 - 2016 terbagi menjadi 4 pendekatan:

Besaran pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dengan

Kondisi di atas sesuai dengan prinsip-prinsip literasi dalam tahap pembiasaan, antara lain peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah dan buku yang dibaca