• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Advokasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 Dalam Memperjuangkan Hak Normatif Buruh (Studi Kasus pada Dewan Pimpinan Daerah Serikat Buruh Sejahterah Indonesia 1992 Sumatra Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Advokasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 Dalam Memperjuangkan Hak Normatif Buruh (Studi Kasus pada Dewan Pimpinan Daerah Serikat Buruh Sejahterah Indonesia 1992 Sumatra Utara)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Fungsi Advokasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 Dalam

Memperjuangkan Hak Normatif Buruh

(Studi Kasus pada Dewan Pimpinan Daerah SBSI 1992 Sumatra Utara)

Konflik antara buruh dan pemilik modal tidak lagi bersifat lokal melainkan regional dan nasional. Kepentingan langsung buruh untuk memperbaiki kehidupan ekonomi dan sosialnya mendorong buruh bersatu dalam organisasi buruh. SBSI 1992 merupakan organisasi buruh yang dibentuk untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak buruh. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan fungsi advokasi DPD Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (DPD SBSI 1992) dalam memperjuangkan hak-hak buruh. Penelitian ini menggunakan teori konflik menurut Lewis Coser dalam melihat konflik realistis yang dialami oleh buruh dan teori katup penyelamat dalam melihat SBSI 1992 sebagai organisasi yang berfungsi menjadi katup penyelamat bagi buruh.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, pengamatan dan mengumpulkan data-data dari buku-buku, dokumen dan media elektronik. Informan dalam penelitian ini adalah pengurus DPD SBSI 1992 Sumut, buruh dan pegawai Disnaker Sumut. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pengurus DPD SBSI 1992 Sumut.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa konflik realistis berasal dari kekecewaan buruh terhadap pengusaha yang tidak memenuhi haknya. Hak yang dituntut oleh buruh adalah hak normatif. Hak normatif adalah hak yang melekat pada buruh seperti menerima upah yang layak, pesangon dan jaminan sosial dan kesehatan. Untuk menuntut hak normatifnya kepada pengusaha, buruh membutuhkan serikat buruh yaitu SBSI 1992. SBSI melakukan advokasi untuk memperjuangkan hak buruh. Advokasi yang dilakukan SBSI 1992 ditempuh dengan cara bipartit dan tripartit. Advokasi secara bipartit dilakukan dengan cara SBSI 1992 menemui perwakilan perusahaan untuk melakukan musyawarah. Penyelesaian secara bipartit tidak selesai maka langkah selanjutnya adalah SBSI 1992 mengajukan pengaduan kepada Disnaker. Seperti pada kasus PT Tunas Artha Gardatama SBSI 1992 melakukan musyawarah dengan perwakilan PT Tunas Artha Gardatama. Musyawarah tidak mencapai titik temu maka SBSI 1992 mengajukan laporan kepada Disnaker Sumut. Akhirnya pengusaha membayarkan pesangon buruh dan bersedia menyelesaikan konflik dengan cara damai. Bentuk advokasi lain yang dilakukan oleh SBSI 1992 adalah melakukan aksi demonstrasi ke kantor Gubernur untuk menyampaikan problematika yang dihadapi buruh seperti kenaikan upah, tindakan premanisme dan outsourcing. SBSI 1992 sebagai katup penyelamat meredakan konflik yang terjadi antara buruh dan pengusaha agar tidak terjadi perlawanan yang bersifat merusak yang dapat merugikan.

Kata Kunci:, konflik realistis, hak normatif, advokasi SBSI 1992, katup penyelamat

Referensi

Dokumen terkait

sering frustasi untuk pengacara Amerika karena hakim hukum perdata tidak.. mudah menerima

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh likuiditas, inflasi, Capital Adequacy Ratio, Return On Assets, dan Loan to Deposit Ratio terhadap cadangan kerugian

Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 6 laporan keuangan yang diberi opini audit going concern dari total 18 laporan

Analisis ini bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu pendidikan, umur, pendapatan, pengeluaran keluarga, jumlah tanggungan, sumber informasi, pengalaman

Tujuan Penelitian : (1) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang diberi Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang diberi

umum tentang kewajiban majikan dan buruh atau pengusaha angkutan dengan Mengenai Pengertian perjanjian pengangkutan di dalam buku II. KUHDagang tidak diberikan

Suaka Margasatwa Lamandau (Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten.. Bengkayang), Taman Nasional Gunung Palung (Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten.. Ketapang), Taman

Berdasarkan hasil perhitungan biomassa tersimpan dan cadangan karbon di Hutan Adat Lekuk 50 Tumbi (Lempur) yang terbagi dalam tiga tipe penggunaan lahan, diketahui kawasan