I.
I. Identitas PasienIdentitas Pasien
Nama Nama : : Tn. Tn. AA
Umur Umur : : 54 54 tahuntahun
Jenis Jenis kelamin kelamin : : Laki-LakiLaki-Laki
Agama Agama : : IslamIslam
Status Status : : Sudah Sudah MenikahMenikah
Pekerjaan Pekerjaan : : petanipetani
Alamat Alamat : : Jati Jati wetanwetan
Dikirim Dikirim oleh oleh : : IGDIGD
Nomor Nomor CM CM : : 680015680015
Dirawat Dirawat di di ruang ruang : : Melati Melati 2, 2, bed bed A2A2
Masuk Masuk bangsal bangsal : : Sabtu,5 Sabtu,5 Juli Juli 20142014
Keluar Keluar bangsal bangsal : : sabtu, sabtu, 12 12 Juli Juli 20142014
Dikasuskan Dikasuskan : : Senin, Senin, 7 7 Juli Juli 20142014
Golongan Golongan darah darah : : 0 0 , , Rh Rh ++
II.
II. AnamnesisAnamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa.Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa.
Keluhan Keluhan utama utama : : kedua kedua kaki kaki bengkakbengkak
Keluhan Keluhan tambahan tambahan : : pusing, pusing, mualmual
Riwayat Riwayat penyakit penyakit sekarang sekarang ::
Pasien masuk ke IGD karena kaki bengkak sejak 7 hari SMRS. OS juga Pasien masuk ke IGD karena kaki bengkak sejak 7 hari SMRS. OS juga mengeluh pusing dan mual 7 hari SMRS, mual dirasakan terutama setiap makan, mengeluh pusing dan mual 7 hari SMRS, mual dirasakan terutama setiap makan, kadang
kadang – – kadang disertai muntah. Pasien juga mengeluh nyeri saat buang air kadang disertai muntah. Pasien juga mengeluh nyeri saat buang air kecil yang disertai warna seperti air teh yang dirasakan kurang lebih 7 hari SMRS. kecil yang disertai warna seperti air teh yang dirasakan kurang lebih 7 hari SMRS. Demam turun saat diberi obat penurun panas yang kemudian naik lagi.
Demam turun saat diberi obat penurun panas yang kemudian naik lagi. Selama diSelama di RS pusing sudah membaik. Os juga merasa mual berkurang sejak masuk RS. RS pusing sudah membaik. Os juga merasa mual berkurang sejak masuk RS.
Selain itu nyeri saat BAK juga berkurang sejak di RS. Warna urin juga sudah tidak Selain itu nyeri saat BAK juga berkurang sejak di RS. Warna urin juga sudah tidak berwarna seperti air teh,
berwarna seperti air teh, tetapi masih dirasakan bengkak di kedua tungkai.tetapi masih dirasakan bengkak di kedua tungkai.
± 3 tahun yang lalu pasien mengaku pernah mengalami gejala serupa dan ± 3 tahun yang lalu pasien mengaku pernah mengalami gejala serupa dan didiagnosa menderita sakit hati dan sempat berobat di
didiagnosa menderita sakit hati dan sempat berobat di RS MardiRahayu.RS MardiRahayu.
RiwayatPenyakitDahulRiwayatPenyakitDahulu :u :
o
o Riwayat hipertensi disangkalRiwayat hipertensi disangkal o
o Riwayat hepatitis diakuiRiwayat hepatitis diakui o
o Riwayat diabetes melitus disangkalRiwayat diabetes melitus disangkal o
o Riwayat asma disangkalRiwayat asma disangkal o
o Riwayat TB paru disangkalRiwayat TB paru disangkal o
o Riwayat alergi disangkalRiwayat alergi disangkal
RiwayatPenyakitKeluargRiwayatPenyakitKeluarga a ::
o
o Riwayat penyakit yang sama disangkalRiwayat penyakit yang sama disangkal o
o Riwayat hipertensi disangkalRiwayat hipertensi disangkal o
o Riwayat diabetes melitus disangkalRiwayat diabetes melitus disangkal o
o Riwayat TB paru disangkalRiwayat TB paru disangkal
Riwayatsosialdanpekerjaan:Riwayatsosialdanpekerjaan:
o
o Pasien seorang petaniPasien seorang petani
RiwayatKebiasaan :RiwayatKebiasaan :
o
o Riwayat merokok (+)Riwayat merokok (+)
Riwayatlingkungan :Riwayatlingkungan :
o
o Lingkungan kerja banyak Lingkungan kerja banyak genangan air genangan air dan empang dengan.dan empang dengan.
III.
III. Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Keadaaan Keadaaan umum umum : : tampak tampak sakit sakit ringanringan
Kesadaran Kesadaran : : compos compos mentismentis
Tekanan Tekanan darah darah : : 120/90120/90
Laju pernapasan : 20 x/menit Suhu :370C (aksila)
TB : 170 cm
BB : 73 kg
IMT : 25,3→normal
Kulit : Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-),turgorkulit baik
Kepala :Mesocephal, rambut terdistribusi merata, tidak mudah
dicabut
Mata : Konjungtivaanemis (+/+), konjugtiva palpebra
hiperemis (-/-) , skleraikterik (-/-), reflexpupil (+/+), isokor, diameter 2mm, konjugtiva hiperemis (-/-)
THT : Otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-)
Mulut : Sulcus nasolabialissimetris, bibirkering (-), sianosis(-) Leher : JVP meningkat (-), trachea di tengah, pembesaran
KGB leher (-), pembesarantiroid (-)
Paru depan :
Sisi Kanan Kiri
Inspeksi Simetris pada posisi statis dan dinamis
Simetris pada posisi statis dan dinamis
Palpasi Nyeri tekan (-) Stem fremitus kanan kiri
sama kuat
Nyeri tekan (-) Stem fremitus kanan kiri
sama kuat
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Suara dasar vesikuler Wheezing (-)
Ronki (-)
Suara dasar vesikuler Wheezing (-)
Paru belakang
Sisi Kanan Kiri
Inspeksi Simetris pada posisi statis dan dinamis
Simetris pada posisi statis dan dinamis
Palpasi Nyeri tekan (-) Stem fremitus kanan kiri
sama kuat
Nyeri tekan (-) Stem fremitus kanan kiri
sama kuat
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Suara dasar vesikuler Wheezing (-)
Ronki (-)
Suara dasar vesikuler Wheezing (-)
Ronki (-)
Jantung
Inspeksi: tidaktampakpulsasi ictus cordis
Palpasi: terabapulsasi ictus cordis di ICS V midclavicularissinistra
Perkusi: Redup
Batas atas ICS II para sternal line sinistra Batas kanan ICS V para sternal line dextra Batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
KULIT
Scar Tidak tampak
Striae Tidak tampak
Dilatasi Vena Tidak tampak
UMBILIKUS
Inflamasi Tidak tampak
KONTUR ABDOMEN Simetris, mendatar
PERISTALTIK Tidak tampak
PULSASI EPIGASTRIUM Tidak tampak
Auskultasi
Pemeriksaan Hasil
Bising usus (+) Normal
Bruit Negatif
Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan Timpani di keempat kuadran abdomen Daerah pekak hepar Kanan : 12 cm; Kiri 8 cm
Castle sign Negatif
Nyeri ketok ginjal Negatif
Palpasi
Palpasi superfisial Supel di keempat kuadran abdomen Nyeri tekan dan nyeri lepas terdapat nyeri tekan pada daerah
epigastrium, kuadran kiri bawah
Palpasi hepar Sulit teraba
Palpasi lien Tidak teraba
Palpasi pada ginjal Balotemen (-) pada ginjal kanan dan kiri
o Asites
o Fluid wave : negatif o Shifting dullness : negatif
o Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior
Pembesaran kelenjar limfe aksiller
-/-
-/-Pembesaran kelenjar limfe inguinal -/- -/-Edema -/- +/+ Sianosis -/- -/-Petechiae -/- -/-Gerakan +/+ +/+ Kekuatan 5/5 5/5 Refleks fisiologis N/N N/N Refleks patologis -/- -/-Tonus N/N N/N
o Genitalia, anus, rektum : tidak diperiksa
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Tanggal 7 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 3.8 x103/ul 4.0-12.0 x 103/ul
Eritrosit 6.60 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 15.6 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 47.2% 40-52 %
Trombosit 90 x103/ul 150-400 x 103/ul
Netrofil 60.3% 50-70 %
Limfosit 28.8% 25-40 %
Monosit 10.3% 2-8%
Basofil 0.3% 0-1%
MCV 71.5 fL 79.0-99.0 fL
MCH 23.6 pg 27.0-31.0 pg
MCHC 33.1 g/dl 33.0-37.0 g/dl
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Ureum 22.6 mg/dl 19-44 mg/dl Creatinin 1.1 mg/dl 0.6-1.3 mg/dl Kolestrol 136 mg/dl ≤200 mg/dl HDL 19 mg/dl 27-67 mg/dl LDL 90 mg/dl <150 mg/dl Trigliserida 135 mg/dl <160 mg/dl Protein total 6.1 g/dl 6.0-8.0 g/dl o Tanggal 8 Juni 2014 Hematologi
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 3.0 x103/ul 4.0-12.0 x103/ul
Eritrosit 5.62 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 13.6 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 42.3% 40-52 %
Trombosit 34 x103/ul 150-400 x103/ul
Granula 46.0% 50-70 %
Limfosit 45.3% 25-40 %
Monosit 8.7% 2-8%
Pemeriksaan Hasil Rujukan
SGOT 224 U/L 0-50 U/L
SGPT 59 U/L 0-50 U/L
o Tanggal 9 Juni 2014
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 4.4 x103/ul 4.0-12.0 x103/ul
Eritrosit 7.41 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 17.5 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 56.5% 40-52 %
Trombosit 27 x103/ul 150-400 x103/ul
Granula 45.9% 50-70 % Limfosit 42.8% 25-40 % Monosit 11.3% 2-8% PROBLEM Demam Trombositopenia Epistaksis Dispesia Problem 1
Demam Berdarah Dengue
Initial Assesment :
o Mencariwarning sign o Menentukan klasifikasi o Mencari komplikasi
Plan diagnostic
o Pemeriksaan antigen NS1 pada hari ke 1-8 demam o Pemeriksaan IgM dengue mulai hari ke 3-5 demam
o Pemeriksaan IgG dengue untuk infeksi primer mulai hari ke 1 dan
infeksi sekunder mulai hari ke2
o Lakukan pemeriksaan radiologis
Plan monitoring
o Lakukan pemeriksaan darah serial o Pantau gejala klinis dan tanda vital
Plan therapy
o Infus RL 20tpm
o Paracetamol 3x500 mg bila demam
Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit serta pemeriksaan
yang dilakukan
Problem 2
Dispepsia
Initial Assesment
o Menentukan klasifikasi ( fungsional atau organik ) o Menentukan etiologi
Plan diagnostik
o Endoskopi
Plan therapy
o Omeprazole 20 mg 2x1
o Hindari makanan pedas, NSAID, alkohol o Atur jam makan jangan sampai terlambat
Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit, tatalaksana non
farmakologis
Catatan Kemajuan
Tanggal
Anamnesis
Pemeriksaan
10 Juni 2014
TD : 130/70
S: 37
Dada sesak , kepala
masih
pusing,
punggung
bawah
masih pegal. BAK BAB
lancar
Abdomen : Nyeri tekan
di epigastrium, kanan
dan kiri atas serta kiri
bawah
Rumple Leed negatif
Akral dingin
Pemeriksaan lab
11 Juni 2014
TD : 120/80
S: 36
Masih terasa sesak di
epigastrium
dan
terkadang
masih
pusing
Abdomen : Nyeri tekan
di epigastrium
12 Juni 2014
TD : 120/70
S: 36,5
Keluhan tidak ada
Pemeriksaan
seluruhnya
dalam
batas normal
Tanggal
Terapi
9 Juni 2014
Infus RL 20 tpm
Injeksi Dexamethasone 3x1 ampul
selama 2 hari
Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
10 Juni 2014
Infus RL 20 tpm
Injeksi Dexamethasone 3x1 ampul
selama 2 hari
Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Pamol oral 3x1
11 Juni 2014
12 Juni 2014
Pasien pulang
o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 08.49
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 5.1 x103/ul 4.0-12.0 x103/ul
Eritrosit 6.25 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 15.0 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 44.3% 40-52 %
Trombosit 27 x103/ul 150-400 x103/ul
Granula 43.6% 50-70 %
Limfosit 42.3% 25-40 %
Monosit 14.1% 2-8%
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 4.6 x103/ul 4.0-12.0 x103/ul
Eritrosit 5.61 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 13.5 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 42.0% 40-52 %
Trombosit 36 x103/ul 150-400 x103/ul
MCV 75.0 fL 79.0-99.0 fL
MCH 24.0 pg 27.0-31.0 pg
MCHC 32.0 g/dl 33.0-37.0 g/dl
o Tanggal 11 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 9.3x103/ul 4.0-12.0 x103/ul
Eritrosit 5.78 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 13.9 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 40.2% 40-52 %
Trombosit 92 x103/ul 150-400 x103/ul
Granula 57.6% 50-70 %
Limfosit 35.7% 25-40 %
Monosit 6.7% 2-8%
o Tanggal 12 Juni 2014
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Leukosit 10.4 x103/ul 4.0-12.0 x103/ul
Eritrosit 6.08 jt/ul 4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin 14.4 g/ dl 14-18 g/dl
Hematokrit 43.1% 40-52 %
Trombosit 157 x103/ul 150-400 x103/ul
Granula 73.0% 50-70 %
Limfosit 21.6% 25-40 %
Monosit 5.4% 2-8%
PEMBAHASAN
Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi kriteria WHO untuk demam berdarah dengue.
Epidemiologi
Prevalensi tinggi pada musim hujan
150,000 kasus pada tahun 2007 dimana > 25,000 di Jakarta dan Jawa Barat
Lebih banyak terjadi di daerah tropik dan subtropik, dan lebih tinggi di daerah urban
serta semi urban.
Etiologi
Virus dengue, dari famili Flaviviridae yang ditransmisikan oleh vektor nyamuk Aedes
Aegypti dan Albopictus.
Virus dengue memiliki 4 tipe yakni DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4
Klasifikasi
Klasifikasi virus dengue
o Undifferentiated fever o Dengue fever
o Dengue haemorrhagic fever o Dengue Shock syndrome
Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan
Manifestasi Klinis
Terdapat 3 fase
Fase febrile
o Demam akut 2-7 hari
o Wajah memerah, eritema kulit, mialgia, sakit kepala o Nafsu makan menurun, mual dan muntah
o Leukosit meningkat
Fase kritis
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah → hematokrit meningkat o Leukopeni, trombositopenia
o Bisa terjadi syok
o Biasa terjadi selama 24-48 jam
Fase pemulihan
o Keadaan umum membaik, nafsu makan meningkat
Diagnosis
Laboratorium o Pemeriksaan darah Peningkatan hematokrit ≥ 20% Trombositopenia (<100,000 cell/mm3) Leukopeniao Peningkatan AST dan ALT dimana biasanya AST : ALT >2
Kriteria Rawat Inap
Tatalaksana
Komplikasi
Syok menyebabkan asidosis metabolik dan perdarahan sehingga menyebabkan DIC dan kegagalan organ
Terapi cairan pengganti secara berlebihan pada kebocoran plasma menyebabkan terjadinya gangguan respirasi, kongesti pulmoner akut dan atau gagal jantung.
Terapi cairan pengganti terus menerus setelah kebocoran plasma menyebabkan terjadinya edema paru akut
Encephalopathy
Pencegahan
Kuras dan bersihkan air di penampungan
Menggunakan anti nyamuk
Usahakan selalu berada di tempay yang bersirkulasi baik
Jangan ke daerah endemik
Dispepsia
Definisi
Berdasarkan Roma III didefinisikan sebagai
Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri
ulu hati, rasa terbakar epigastrium
Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk pemeriksaan endoskopi) yang dapat
menjelaskan kelaianan tersebut
Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum
diagnosis ditegakkan.
Etiologi
Esofago-gastro-duodenal
o Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan
Obat-obatan
o NSAID, teofilin, digitalis, antibiotik
Hepato-bilier
o Hepatitis, kolelitiasis, kolesistitis, keganasan
Pankreas
Penyakit sistemik lain
o Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit janung
koroner
Gangguan fungsional
o Dispepsia fungsional, IBS
Patofisiologi
Patofisiologi pada dispesia selama ini masih berupa hipotesis. Hipotesis ang diajukan berupa
Sekresi asam lambung
Pada umumnya sekresi asalm lambung baik basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, rata-rata normal. Diduga akibat peningkatan sensitivitas mukosa
lambung sehingga menimbulkan rasa tidak enak di perut.
Helycobacter pylori
Peran infeksi akibat bakteri ini belum sepenuhnya dimengerti ataupun diterima. Eradikasi bakteri dilakukan hanya jika memang terbukti ada bakteri dan gagal dalam pengobatan konservatif.
Dismotilitas gastrointestinal
Studi melaporkan bahwa pada dispepsia terjadi perlambatan pengosonga lambung, adanya hipomotilitas antrum, gangguan akomodasi lambung waktu makan, disritmia gaster, dan hipersensitivitas viseral. Pada kasus dispepsia dengan perlambatan pengososngan lambung berkorelasi dengan keluhan mual, muntah dan rasa penuh di ulu hati. Kasus hipersensitivitas terhadap distensi lambung biasanya akan mengelh nyeri ulu hati, sendawa, dan penurunan berat badan
Ambang rangsang persepsi
Pada pasien dispepsia terjadi hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon di gaster atau duodenum. Pada studi didapatkan bahwa mereka sudah merasa tidak nyaman di perut pada inflasi balon dengan volume lebih rendah dibanding kontrol.
Pada studi ditemukan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus stres sentral.
Gambaran Klinis
Dibagi menjadi beberapa subgrup
Nyeri ulu hati dominan dan disertai nyeri pada malam hari
dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe ulkus.
Kembung, mual cepat kenyang, merupakan yang paling sering
ditemukan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe
dismotilitas
Tidak ada keluhan yang bersifat dominan maka dikategorikan
sebagai dispepsia non spesifik.
Penunjang Diagnostik
Laboratorium ( gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dll)
Radiologi ( barium meal, USG)
Endoskopi
Terapi
Dietetik
o
Menghindari makannan yang bersifat merangsang seperti
yang pedas, asam, tinggi lemak, kopi
o
Makan porsi kecil tapi sering dan rendah lemak untuk
mengurangi keluhan cepat kenyang
Farmakologis
o
Antasida
Efek samping: sindroma susu alkali, konstipasi
(Al(OH)3) dan diare (Mg(OH)2
Preparat : alumunium hidroksida, Kalsium
karbonat, Magnesium hidroksida, Magnesium
trisiklat
o
Penyekat H2 reseptor
Menghambat reseptor H2 secara selektif dan
reversibel
Efek samping : impotensi dan ginekomastia pada
pemakaian simetidin
Preparat : ranitidin, simetidin, famotidin, nizatidin
o
Penghambat Pompa Proton
Menghambat pompa proton yang irreversibel
dalam 3- 4 hari
Efek samping : mual muntah,flatulence, dan diare
Preparat : Lanzoprazole, omeprazole
o
Sitoproteksi
Dibutuhkan suasana asam untuk mengaktifkan obat
Efek samping : konstipasi
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kelima. Jakarta : Interna Publishing, 2009
WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009 Medscape : Dengue Fever