• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pemeriksaan Kehamilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Pemeriksaan Kehamilan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Fisiologi Manusia Laporan Praktikum Fisiologi Manusia

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Oleh : Oleh :

ROSDIANA MUS

ROSDIANA MUS

143112620120077

143112620120077

JURUSAN S1 BIOLOGI MEDIK

JURUSAN S1 BIOLOGI MEDIK

FAKULTAS BIOLOGI

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

2015

2015

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM 5 FISIOLOGI MANUSIA

A. Judul : Pemeriksaan Kehamilan B. Tanggal : 1 Desember 2015

C. Tujuan :

1. Menyebutkan tanda-tanda pada katak jantan

2. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara Galli Mainini dan cara Imunologi

3. Menarik kesimpulan hasil pemeriksaaan

4. Menerangkan dasar-dasar pemeriksaan kehamilan D. Dasar Teori

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua wanita. Jika sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat menye- babkan kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, teruta- ma oleh pengaruh hormon-hormon somato- tropin, estrogen dan progesteron. (Harti, A.S. dkk. 2013)

Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak ter salurkan, akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).

HCG (Human Chorionic Gonadotro- pin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma.

(3)

Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi. (Harti, A.S. dkk. 2013)

Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).

Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, dkk, 1980).

Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan Fahriyan, 1992; Ville, 1984).

Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis untuk mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried, dkk., 2006 ; Sumarmin, 2008).

Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan lapisan granulosa menjadi lebih responsif terhadap LH pada saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar

(4)

estrogen di atas ambang akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi (Donald, dkk, 1980 ; Hapez, 2000).

1. Hormon yang Mempengaruhi Kehamilan

a. Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Hormon HCG terdeteksi 8-9 hari setelah pembuahan dan merupakan dasar dari tes kehamilan. Sekresi hormone ini dapat diukur, segera setelah blastokista berimplementasi dalam endometrium. Kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam hingga kehamilan 6 minggu. Berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum dan mencegah menstruasi selama kehamilan, memiliki fungsi yang sama dengan LH yang diskresikan klelenjar hipofisis yang menyebabkan meningkatnya estrogen dan progesterone, dan merangsang testoterone. Dampak morning sick (mual-mual), karena akibat dari tingginya kadar HCG dalam darah meningkat. (Nuryadi, dkk. 2014)

b. HCS (Human Chorionic Sematomammotropin)

Merupakan hormone plasenta yang baru ditemukan. Hormon ini merupakan protein dengan berat molekul 38.000 yang mulai disekresikan oeh plasenta kurang lebih minggu kelima kehamilan. Sekresi HCS meningkat secara progresif selama masa kehamilan (Pustaka.Unpad.ac.id). fungsi HCS, memiliki fungsi yang berhubungan dengan nutrisi bagi ibu dan janin, sebagai proses laktasi, membantu menurunkan sensitive insulin, sebagai hormon pertumbuhan (Pustaka.Unpad.ac.id). HCS berdampak pada penurunan glukosa oleh ibu sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus lebih besar dan meningkatkan pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu sehingga menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolisme ibu. (Nuryadi, dkk. 2014)

c. HPL (Human Placental Lactogen)

Merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon ini merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon ini produksinya terus naik pada saat matang mencapai 2 gram

(5)

per hari (Kusmiyati, 2008). Hormon ini berfungsi penting dalam memproduksi ASI, mirip dengan hormon pertumbuhan. Dampak dari hormon ini adalah bersifat diabetogenik sehingga kebutuhan insulin wanita hamil mengalami kenaikan, membuat rasa sakit dan ngilu pada puting ketika disentuh, dan memperbesar payudara. (Nuryadi, dkk. 2014)

d. Pituitary Gonadotropin

Yang termasuk dalam Pituitary Gonadotropin  yaitu FSH dan LH. FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta. (Nuryadi, dkk. 2014)

e. Prolaktin

Prolaktin merupakan hormone Pituitary Gonadotropin. Produksi prolaktin pada saat kehamilan meningkat sebagai dari kenaikan sekresi estrogen. Sekresi air susu dihambat oleh estrogen di tingkat target organ. Hormon ini berfungsi untuk memperbesar payudara agar merangsang produksi ASI. (Nuryadi, dkk. 2014)

f. MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Hormon ini merangsang kulit untuk menghasilkan pigmen dan kadarnya meninggi selama kehamilan. Meningginya kadar hormone ini dapat membuat ibu hamil mengalami pigmentasi atau hitamnya kulit di bagian tertentu, biasanya pada leher Mommy. (Nuryadi, dkk. 2014)

g. Tiroksin

Kelenjar tiroid mengalami hipertrofi hingga 50% dan produksi T4 meningkat. Tetapi T4 bebas relatif tetap karena thyroid binding globin meninggi (Kusmiyati, 2008). Peningkatan produksi hormon tiroksin juga disebakan oleh efek tirotropin HCG dan juga oleh sejumlah kecil hormon yang perangsang tiroid khusus yaitu human chorionic tyrotropin  yang disekresi oleh plasenta. (Nuryadi, dkk. 2014)

h. Parathormon

Kelenjar paratiroid membesar selama masa kehamilan, khususnya jika ibu mengalami defisiensi kalsium dalam makananya. Pembesaran ini menyebabkan absorbsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium normal ketika fetus

(6)

mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi hormone paratiroid semakin meningkat setelah kelahiran bayi pada masa laktasi. (Nuryadi, dkk. 2014)

i. Insulin

Produksi insulin meningkat sebagai akibat dari peningkatan estrogen, progesterone, dan HPL. (Nuryadi, dkk. 2014)

 j.  Aldosterone, rennin, angiostensin

Jika hormon-hormon tersebut naik maka akan terjadi kenaikan volume intravasikuler. Aldosteron dan estrogen yang meningkat dapat menyebabkan retensi cairan ginjal. Sumsum tulang juga menjadi sangat aktif menghasilkan eritrosit tambahan serta kelebihan volume cairan sehingga menimbulkan pembengkakan pada daerah ekstremitas. (Nuryadi, dkk. 2014)

k. Relaksin

Merupakan hromon tambahan yang disekresikan oleh Corpus Luteum. Hormon ini berfungsi untuk melunakkan serviks sebagai persiapan dilatasi serviks saat persalinan dan untuk melemaskan  jaringan ikat antara tulang panggul sebagai persiapan untuk persalinan.

(Nuryadi, dkk. 2014) l. Oksitoksin

Fungsi hormon ini adalah pada saat persalinan, terjadi peningkatan reseptor oksitoksin alam otot rahim sehingga dapat menimbulkan kontraksi, dan menigkatkan pembentukan prostaglandin sehingga persalinan dapat berlangsung lancar. (Nuryadi, dkk. 2014) 2. Macam- Macam Tes Kehamilan

Menurut Irene M Bobak (2003) : Untuk mengetahui kehamilan dapat dilakukan beberapa tes berikut :

a. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

HCG dapat diukur dengan radio imunoesai dan dideteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode mentruasi terakhir (LMT = Last Menstrual Periode). Keberadaan hormon ini dalam urine pada awal kehamilan merupakan dasar berbagai tes kehamilan di laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksi di dalam urine 14 hari setelah konsepsi. Spesimen urine yang pertama kali

(7)

dikeluarkan di pagi hari (urine yand didiamkan minimal 6 jam) mengandung kadar HCG yang kira-kira sama dengan kadar HCG di dalam serum. Kadar HCG di dalam serum meningkat secara eksponensial antara hari ke-21 dan ke-70 (dihitung hari pertama LMP). Sampel urine yang diambil secara acak biasanya memiliki kadar yang lebih rendah. Kemampuan untuk mengenali sub unit beta HCG merupakan inovasi terbaru evolusi tes endokrin untuk mendeteksi kehamilan.

b. Tes Lateks Aglutinotion Inhibition (LAI)

Tes ini mudah dilakukan dan hasil diperoleh dalam dua menit. Tes ini akurat 4-10 hari setelah terlambat haid. Contoh tes tipe ini ialah

 preparat Gravidex, Pregnosticon, dan UCG beta. c. Tes Hemagglutination Inhibition (HAI)

Tes ini lebih sensitif daripada tes LAI, tetapi Neocept yang memerlukan satu sampai dua jam sampai hasil diperoleh. Akan tetapi, Neocept yang memberi hasil yang akurat sebelum atau pada haid terlambat, semua tes HAI akurat sekitar empat hari sesudah terlambat haid. Di pasaran juga dijual E.P.T (Early Pregnancy Test  = Tes Kehamilan dini). Suatu tes HAI yang dapat dilakukan di rumah, dijual umum.

d. Radioreceptor Assay 

Tes ini adalah salah satu kategori terbaru tes kehamilan. Tes serum 1 jam ini memerlukan peralatan yang cukup canggih.  Assay radioreceptor   biasanya akurat paa saat haid terlambat (14 hari setelah konsepsi). Biocept G adalah contoh tes tipe ini.

e. Tes Hamil Radioimunoesai

Tes hamil radioimunoesai untuk subunit beta HCG, memakai tanda berlabel radioaktif sehingga tes harus dilakukan di laboratorium. Bergantung pada derajat sensitivitas yang diinginkan, waktu tes bervariasi dari 1 jam sampai 48 jam. Radioimunoesai adalah tes kehamilan yang paling sensitif saat ini. Kehamilan dapat didiagnosis 8 hari setelah ovulasi atau enam hari sebelum haid berikutnya.

f. Enzim Immunoassay 

Tes ini memakai kompleks anti-HCG monoklonal dan enzim. Perubahan warna membuat hasil mudah dibaca. Tes baru ini memberi

(8)

harapan di masa depan. Confidot adalah tes kehamilan essay immunoenzimatik  yang dikerjakan di rumah.

g. Enzyme-linked Immunosorbent Assay  (ELISA)

Tes ELISA adalah tes kehamilan yang paling populer. Tes ini menggunakan anti body monoklonal spesifik yang dihasilkan oleh teknologi cell-line hibrida. Suatu enzim, yang buka merupakan senyawa radioaktif, mengidentifikasi antigen substansi yang akan diukur. Enzim menginduksi reaksi perubahan warna. Hasil akhir tes dapat dibaca dengan mata telanjang atau spectrometer. Tes ELISA memiliki banyak kelebihan. Antigen enzim berkonjugasi dan reagen tes stabil, peralatan yang diperlukan sederhana, dan tidak ada produk sampah nuklir. Baik di rumah atau di klinik, prosedur ELISA memerlukan waktu minimal dan memberi hasil dalam 5 menit dengan tingkat sensitifitas dari 25-50 mIU per ml HCG dalam spesimen. Teknologi adalah tes-tes baru yang dapat dibeli bebas.

h. Ultrasonografi  (USG)

Dibandingkan dengan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena memakai prinsip sonar (bunyi). USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran organ atau jaringan. Refleksi gelombang suara ditransmisikan pada layar monitor sebagai lapisan jaringan dengan densitas yang berbeda. USG aman bagi ibu dan  janin, kapan saja dilakukan saat kehamilan dan dapat digunakan berulang bila digunakan USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu ke-6 dan menjadi alat diagnostik yang amat erguna dalam praktik obstetrik, secara luas menggantikan X-ray. Pada layar dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin (Persis Mary Hamilton, 2000).

Telah diketahui bahwa dalam melakukan reaksi Galli Mainini harus di gunakan katak Buffo vulgaris  jantan. Adapun ciri  –  ciri dari katak Buffo vulgaris jantan adalah sebagai berikut :

a. Pada telapak kaki depan terdapat penebalan berwarna hitam.

 b.  Pada kulit leher bagian ventral terdapat warna agak merah yang kekuning – kuningan.

(9)

c. Warna tubuh biasanya lebih agak gelap di banding dengan betina. (Anonim, 1989).

3. Ciri-ciri Kelas Amphibia

Kulit selalu basah karena mengandung lendir, kebanyakan tidak bersisik, kecuali memiliki dua pasang anggota gerak untuk jalan atau berenang,jari kaki 4 –5 atau kurang, tidak berkuku atau cakar, ada yang tidak berkaki, jantung beruang tiga, dua atrium satu ventrikel, sel darah merah bentuknya oval dan memiliki inti sel, bernafas dengan insang, paru – paru, dan kulit atau lapisan dinding rongga mulut (Soedarjatmo, 1991).

Berdarah dingin, suhu tubuh berubah  –  ubah sesuai suhu di sekitarnya (poikiloterm), fertilisasi umumnya eksternal, tetapi ada yang internal,n kebanyaka ovipar, telur dibungkus lapisan lendir, diletakkan di air, larva hidup di air bernafas dengan insang luar, insang dalam, bentuk dewasa bernafas dengan paru  –  paru atau kulit dan hidup di air atau termasuk tempat yang lembab di darat (Soedarjatmo, 1991).

Hormone HCG tidak hanya terdapat pada perempuan hamil saja, tetapi terdapat juga pada cancer dari ovarium, permulaan menopause, kehamilan yang abnormal, abnrtus, tumor dari testis, dan lain  –  lain. Bentuk dari chonon gonadotropin belum begitu jelas, (Anonim, 1989).

Penetapan HCG dalam urin sejak lama di pakai sebagai indikator kehamilan. Saat ini uji serologic, HCG dalam cairan tubuh, di samping digunakan untuk kehamilan, juga dapat dipakai untuk menunjang diagnosis kehamilan di luar kandungan, memperkirakan terjadinya abnotus, tumor tiofoblastik, tumor testicular, bahkan beberapa jenis tumor lain yang tidak berasal dari tiofoblas, (Kresno, 1985).

E. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat

 Alat yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan yaitu sebagai berikut :

NO Nama Alat Jumlah

(10)

2 3 4 5

Jarum suntik

Kaca objek dan kaca penutunya Beker glass

Strip test pack

1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan yaitu :

No Nama Bahan Jumlah

1 2

Urine wanita yang diduga hamil Katak jantan

-1 ekor

3. Cara Kerja

a. Percobaan Galli Mainini

1) Urine yang akan diperiksa disuntikkan sebanyak 3 – 5 ml ke dalam kantong getah bening katak jantan di bawah kulit

2) Katak dimasukkan ke dalam gelas yang diisi sedikit air, kemudian ditutup dengan memberikan lobang sebagai ruang untuk pernafasan.

3) Setelah 2  –  3 jam katak diambil dan diusahakan mengeluarkan urine pada pelat kaca yang kering.

4) Diteteskan 1 – 2 tetes urine di atas kaca objek dan ditutup dengan kaca penutupnya.

5) Diperiksa di bawah mikroskop. b. Membedakan jenis golongan Darah

1) Celupkan strip test pack ke dalam urine yang telah tersedia selama 5 detik di dalam botol urine.

2) Angkat strip dan diamati garis merah yang muncul.

3) Jika dua garis merah muncul yaitu pada garis C dan T, maka test dinyatakan positif.

4) Jika satu garis yang muncul yaitu pada garis C, maka test dinyatakan negatif dan test pack masih valid.

5) Jika satu garis merah pada garis C tidak muncul, maka test pack dinyatakan tidak valid/invalid.

(11)

F. Hasil

Terlampir

G. Pembahasan

Percobaan pemeriksaan darah II yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2015 dilakukan pemeriksaan tes kehamilan dengan 2 cara yaitu Cara Galli Mainini dan cara Imunologi.

1. Cara Galli Mainini

Galli manini merupakan suatu uji kehamilan yang dapat digunakan untuk mengetahui HCG pada urine wanita yang diduga hamil. Percobaan ini menggunakan objek yaitu Bufo sp dan urine wanita yang diduga hamil Penggunaan Bufo sp. jantan karena hewan uji ini mudah didapatkan, mudah dibedakan jenis kelaminnya, dan sperma kodok dapat dipicu pengeluarannya dengan mudah

Dari hasip percobaan dengan menggunakan katak jantak diperoleh hasil :

Gambar. Hasil pemeriksaaan dibawah mikroskop reaksi antara urine wanita yang diduga hamil dan katan jantan

Hasil yang diperoleh tampak tidak jelas sperma dan hanya ditemukan sedikit jumlah sperma. Hal ini mungkin disebabkan karena urine yang ditampung bukanlah urine pagi, selain itu pemeriksaan dengan metode ini memiliki sensitivitas yang kurang baik. Pada saat penyuntikan urine tidak mencapai 3 ml.

(12)

Dalam melakukan praktikum pemeriksaan uji kehamilan cara biologis reaksi Galli Mainini, terkadang di peroleh hasil negative palsu, hal ini disebabkan oleh :

a. Urine umur kehamilan yang di pilih kurang sesuai, karena jika umur kehamilan sudah mencapai > 5 bulan, maka HCG yang ada dalam wanita hamilsemakin lama akan semakin berkurang,sehingga menyebabkan berkurangnya rangsangan katak untuk mengeluarkan sperma.

b. Kurang teliti dalam menyuntikan bagian tubuh katak.

c. Kurang tepat dalam cara menyuntikan urin, jadi pada saat penyuntikan , banyak urine yang tidak masuk atau keluer dari area yang diinginkan. d. Kurang tepat dalam menyuntikan jumlah urine, sehingga jumlah urin

yang masuk kurang banyak atau berlebihan, sebaiknya jumlah urine yang di suntikan pada katak disesuaikan dengan besarnya katak.

Dapat diperoleh hasil positif palsu, di sebabkan oleh karena pada saat katak belum di suntikan dengan urin orang hamil, pada urin katak tersebut sudah terdapat sperma, sehingga setelah katak di suntikan dengan urin orang hamil, urin dari katak tersebut dapat terlihat sperma juga dan tidak dapat di bedakan, apakah sperma tersebut berasal dari rangsangan HCG yang terdapat dalam urin orang hamil atau sperma karena katak yang sedang birahi karena pada saat meletakan di suatu tempat, katak jantan tersebut tercampur dengan katak betina.

2. Cara Imunologi

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan kehamilan dengan test pack yaitu positif dengan terbentuk 2 garis merah pada strip.

(13)

 Apabila stick planotest dimasukkan dalam urine, maka urine akan meresap secara kapiler, sehingga terjadi ikatan antara urine yang mengandung anti HCG pada test line (T) dan control line (C) akibatnya akan timbul garis warna merah pada test line (T) dan control line (C), garis warna merah ini menunjukkan hasil yang positif. Dan apabila garis warna merah tidak tampak pada test line (T) atau hanya terdapat pada control line (C) menunjukkan hasil test yang negative, karena tidak terjadi reaksi antara monoklonal HCG lengkap dengan anti HCG. (Harti, A.S. dkk. 2013)

Garis warna merah yang terjadi pada test line (T) dapat terjadi karena pada test telah disensitisasi Ag dan konjugat ditambah urine sehingga kromogen berikatan dengan Ab maka akan terbentuk reaksi garis warna merah. Konjugat berisi Ab yang ditempeli enzyme jika kromogen bereaksi dengan en- zyme (peroksidase), maka warna tereduksi sehingga tidak terbentuk warna merah teta- pi apabila warna teroksidasi akan terbentuk warna merah pada test line (T). Pada pemeriksaan kehamilan meng- gunakan dapat menggunakan sampel urin karena pengambilan sampel mudah, praktis, dan hanya memerlukan tempat penampung urin saja. (Harti, A.S. dkk. 2013)

Keuntungan pemeriksaan HCG secara immunokromatografi : 1. Cepat, sehingga waktu yang dibutuhkan sangat singkat

2. Mudah didapat karena diperdagangkan secara komersil

3. Pesien dapat melakukan sendiri tanpa pergi ke RS, puskesmas, atau pada bidan setempat.

4. Hasil pemeriksaan mudah dibaca sehingga tidak perlu diragukan.

Meskipun banyak keuntungan dari pemeriksaan metode ini, tetapi juga terdapat beberapa kekurangan yaitu : tidak diketahui kadar HCG secara pasti, membutuhkan bi- aya yang mahal. Test kehamilan metode ini terutama digunakan untuk mendeteksi ke- hamilan pada awal setelah terjadinya ovula-si. HCG dapat di deteksi dalam urine wanita hamil kira-kira 7 hari setelah pembuahan sel telur. Dengan adanya HCG maka akan sangat membantu dalam penentuan diagnose kehamilan dini. Pemeriksaan ini menunjuk- kan hasil yang positif lebih besar apabila digunakan urine pagi hari karena lebih kon- sentrat sehingga mengandung lebih banyak HCG per satuan volume.

(14)

Pemilihan metode untuk pemeriksaan adanya HCG dalam urine wanita yang diduga hamil dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan dari masing-masing reagen yang digunakan untuk pemeriksaan. (Harti, A.S. dkk. 2013)

H. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

a. Dari pemeriksaan kehamilan reaksi Galli Mainini, di dapatkan kesimpulan bahwa, urine wanita yang diduga hamil bereaksi positif, ditandai dengan adanya sel sperma pada urine katak yang di periksa. b. Dari pemeriksaan kehamilan cara imunologi di dapatkan kesimpulan

bahwa, urine wanita yang diduga hamil bereaksi positif, ditandai dengan terbentuknya dua garis merah pada strip test pack yaitu pada garis C dan T.

2. Saran

Pada pemeriksaan kehamilan Galli Mainini sebaiknya menggunaan urine pagi atau urine yang pekat.

I. Daftar Pustaka

 Anonim. 1989. Serologi. Jakarta : Pendidikan Tenaga Kesehatan RI. Bobak. I. M. 2003. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin Heidelberg: Germany

Donal, Mc.L.E.1980. Veterinary Endocrinology and Reproduction, 3th Edition, Lea and Febriger: Philadelphia

Fried, H dan George, J.H.2006. Schaums Outlines Biology, Edisi II, Penerjemah: Damaningtyas, Erlangga: Jakarta

Harti, A.S. dkk. 2013. Pemeriksaan Hcg (Human Chorionic Gonadotropin) Untuk Deteksi Kehamilan Dini Secara Immunokromatografi. Jurnal kesmadaska. Poltekes Surakarta

Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono dan K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta

Hafez, E, S.E.2000. Reproduction In Farm Animal. 7th Edition, Lea and Febiger. Philadelphia

(15)

Hamilton. P. M. 2000. Dasar-Dasar Keperawtan Maternitas. Jakarta : EGC. Imam dan Fahriyan.1992. In Vitro Fertilisasi Transfer Embrio dan

Perkembangan Embrio, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, IPB: Bogor

Kresno, Siti Boerding. Imunologi Penuntun Praktikum Imunologi Serologi, Jakarta : FKUI

Nuryadi, dkk. 2014. Uji Test Pack Kehamilan. STIKES Mahardika Cirebon Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI: Jakarta

Sumarmin,R,dkk.2008. Perkembangan Folikel dan Viabilitas Oosit Domba Pasca Transplantasi Ovarium Domba Intra utenin Pada Kelinci Bunting Semu, Jurnal Veteriner, Vol 9, No.3: 115-121

Soedarjatmo, dkk. 1991. Biologi . Klaten : Intan Pariwara.

Referensi

Dokumen terkait

Data frekuensi pemeriksaan kehamilan diperoleh dari data karakteristik responden yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dan data pengetahuan gizi ibu

pencernaan katak dimulai dari rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut.. untuk memegang mangsa dan lidah menangkap mangsa, kemudian

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tuladhar dan Dhakal (2011) di Nepal yang menyatakan bahwa kehamilan akan berjalan normal apabila ibu hamil

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tuladhar dan Dhakal (2011) di Nepal yang menyatakan bahwa kehamilan akan berjalan normal apabila ibu hamil

Deteksi dini komplikasi kehamilan dengan pemeriksaan laboratorium ditemukan 2 ibu hamil (13,3%) dari 15 ibu hamil mengalami anemia dalam kehamilan dan hasil pemeriksaan

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pengambilan urin tidak pada waktu yang telah ditentukan, terjadi kesalahan dalam mengoperasikan HPLC sehingga data yang diperoleh

Hasil uji perbedaan hasil pemeriksaan protein urin positif dan berat jenis urin terhadap urin positif yang diperiksa secara langsung dan tunda 2 jam dengan metode

Jika positif 4, cairan berwarna merah bata keruh Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada video tersebut didapatkan hasil reduksi urin positif 3 karena cairan yang berada di dalam