• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOKIMIA - PEMBENTUKAN PATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIOKIMIA - PEMBENTUKAN PATI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBENTUKAN

PEMBENTUKAN P

PA

ATI

TI

Pati yang merupakan simpanan energi di

Pati yang merupakan simpanan energi di dalam sel-sedalam sel-sel tumbuhan ini l tumbuhan ini berbenberbentuk butiran-tuk butiran- butirankecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Dan di alam, pati akan  butirankecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Dan di alam, pati akan  banyak terkandungdalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang  banyak terkandungdalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandungdi dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang hijau dan banyak juga terkandungdi dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.Di dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer  atau ubi.Di dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer  molekul glukosa yaitu amilosa (

molekul glukosa yaitu amilosa (amyloseamylose) dan amilopektin () dan amilopektin (amylopectinamylopectin). Amilosa merupakan). Amilosa merupakan  polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer   polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer  glukosa dengan susunan yang bercabang cabang.Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin glukosa dengan susunan yang bercabang cabang.Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.

amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna. Pa

Pati ti memerurupapakan kan sisimpmpananan an kakarbrbohohididrarat t daldalam am tutumbmbuh-uh-tutumbmbuhauhan n dan dan memerurupapakankan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi- padian, biji-bijian, danumbi-umbian.Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati  padian, biji-bijian, danumbi-umbian.Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati  berbeda satu sama lain,

 berbeda satu sama lain,

Dalam daun terdapat amilum (polisakarida) yang merupakan hasil proses fotosintesis Dalam daun terdapat amilum (polisakarida) yang merupakan hasil proses fotosintesis (Dwidjoseputro, 1990). Hal ini dibuktikan bahwa pada daun kontrol berwarna bercak-bercak  (Dwidjoseputro, 1990). Hal ini dibuktikan bahwa pada daun kontrol berwarna bercak-bercak  ungu rata pada seluruh daunnya sedangkan pada daun yang diberi perlakuan yaitu bagian tengah ungu rata pada seluruh daunnya sedangkan pada daun yang diberi perlakuan yaitu bagian tengah daun ditutup dengan aluminium foil, pada bagian tertutup ini berwarna hijau muda dan hampir  daun ditutup dengan aluminium foil, pada bagian tertutup ini berwarna hijau muda dan hampir  tidak berwarna

tidak berwarna. War. Warna na ungu muncul ungu muncul saat daun saat daun ditetditetesi dengan esi dengan larutlarutan an I-KI yang I-KI yang dibentdibentuk uk oleholeh ikatan antara amilum yang mampu mengikat iodium sehingga menghasilkan warna ungu. Bagian ikatan antara amilum yang mampu mengikat iodium sehingga menghasilkan warna ungu. Bagian daun yang tertutupi dengan aluminium foil tidak mampu menyerap cahaya sehingga tidak terjadi daun yang tertutupi dengan aluminium foil tidak mampu menyerap cahaya sehingga tidak terjadi fotosintesis menyebabkan amilum tidak terbentuk (Loveless, 1987).

fotosintesis menyebabkan amilum tidak terbentuk (Loveless, 1987). Kar

Karbohbohidridrat at utautama ma yanyang g disdisimpimpan an pada pada sebsebagiaagian n besbesar ar tumtumbuhabuhan n adaadalah lah patpati i dandan selulosa. Pati atau amilum banyak terdapat pada kloroplas daun, yang merupakan tempat proses selulosa. Pati atau amilum banyak terdapat pada kloroplas daun, yang merupakan tempat proses fot

fotosiosintentesissis. . KarKarbohbohidridrat at tertersimsimpan pan daldalam am benbentuk tuk amiamiloploplaslas, , yanyang g terterbentbentuk uk sebsebagai agai hashasilil translokasi sukrosa atau karbohirat lain dari daun. Jumlah pati pada bagian jaringan bergantung translokasi sukrosa atau karbohirat lain dari daun. Jumlah pati pada bagian jaringan bergantung  pada banyaknya faktor genetik dan lingkungan serta lama cahaya. Pati terbentuk pada siang hari  pada banyaknya faktor genetik dan lingkungan serta lama cahaya. Pati terbentuk pada siang hari ketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi dan translokasi, kemudian hilang pada ketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi dan translokasi, kemudian hilang pada waktu malam melalui kedua proses tersebut (Dwidjoseputro, 1990).

(2)

Pengangkutan amilum dari sel ke sel adalah dalam bentuk gula karena gula larut dalam air. Reaksi iodium dengan amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Amilum terdiri atas 2 bagian, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa lebih mudah larut dalam air. Untuk  mengetahui adanya karbohidrat dalam tanaman dapat dilakukan suatu pengujian. Menurut Tjitrosomo (1985), bahwa akumulasi pati dalam daun sebagai cadangan sementara mudah diperlihatkan.

Proses pembentukan amilum melalui fotosintesis adalah sebagai berikut: 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 CO2 + Energi

Menurut Salisbury and Ross (1992) amilum terbentuk dari hasil fotosintesis. Pada proses fotosintesis dibutuhkan cahaya matahari dan klorofil, apabila tidak ada cahaya matahari yang diserap oleh klorofil maka fotosintesis tidak akan terjadi dan amilum pun tidak akan terbentuk. Hal inilah yang akan menyebabkan tidak adanya warna ungu (mengindikasikan adanya amilum)  pada daun yang ditutupi oleh aluminium foil. Proses pembentukan amilum menurut Borner dan

Varner (1976) yaitu:

1. Pertama-tama melalui reaksi antara sukrosa dengan air sehingga terbentuk fruktosa ADP UDP

Sukrosa + H2O Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP + Fruktosa (s) (I) (s) (s)

2. Fruktosa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa tadi akan mengalami interkonversi menjadi Glukosa-1P. Selanjutnya glukosa-1P akan mengalami dua jalur reaki yang  berbeda. Jalur pertama yaitu Glukosa-1P bereaksi dengan ATP atau UTP menghasilkan Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP. Jalur ke dua yaitu glukosa-1P akan bereaksi dengan enzim fosforilase dan berunah menjadi amilum.

Fruktosa Glukosa-1P

Glukosa-1P + ATP atau UTP Glukosa-ADP atau Glukosa UDP Glukosa-1P + Fosforilase Amilum

3. Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP yang dihasilkan bereaksi dengan enzim amilum sintetase dan berubah menjadi amilum.

(3)

Menurut Hopkins (1995) amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin. Amilosa  bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah ungu. Warna ini

ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati/amilum dan Iod.

Faktor–faktor yang mempengaruhi pembentukan amilum menurut Dwidjoseputro (1990) adalah: 1. Temperatur.

Pada umumnya temperatur yang rendah memiliki pengaruh yang baik bagi pengubahan amilum menjadi gula. Menurut Purvis dan Yelenosky (1983), sumber karbohidrat yang terdapat di dalam daun akan terkumpul di dalamnya pada saat tumbuhan berada pada kondisi dengan temperatur rendah.

2. Pengaruh air.

Persediaan air yang agak berlebihan menambah kegiatan penyusunan amilum. 3. Konsentrasi ion-ion H+

Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. Ada beberapa enzim yang bekerja  berlawanan, jika lingkunganya mengalami perubahan pH.

4. Konsentrasi gula.

Di dalam sel terdapat suatu keseimbangan antar gula dan persediaan amilum. Pada malam hari, sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula sekedar untuk menjaga ketetapan konsentrasinya.

Tidak terbentuknya warna biru kehitaman pada daerah yang tidak terkena cahaya matahari menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak mengalami fotosintesis. Cahaya merupakan faktor utama dalam proses fotosintesis dan jika tidak ada cahaya maka fotosintesis tidak dapat   berlangsung. Intensitas cahaya yang tinggi terjadi pada siang hari yang panjang saat musim   panas dapat menyebabkan terjadinya penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan  penyimpanan pati di amiloplas sebagai organ cadangan sel non-fotosintesis. Jumlah pati yang disimpan atau dibentuk akan semakin meningkat dengan meningginya intensitas cahaya. Pati merupakan produk berlebih atau kelebihan produk dari fotosintesis (Taiz, 1995).

Praktikum karbohidrat dalam tanaman, daun yang akan mengalami perlakuan ditutup dengan aluminium foil dan dijepit dengan penjepit. Selanjutna, daun yang ditutup aluminium foil dan daun kontrol dipotong dan dimasukkan ke dalam alkohol panas selama 20 menit. Alkohol

(4)

  panas digunakan untuk melarutkan klorofil yang terdapat pada daun, sehingga kandungan amilum dalam daun akan mudah diamati. Pencucian dalam air panas dilakukan untuk  menghilangkan alkohol dari perlakuan sebelumnya yang melekat pada daun. Pemberian larutan I-KI berguna sebagai indikator warna, sehingga memudahkan dalam mengamati karbohidrat yang terdapat dalam daun. Amilosa menjadi ungu apabila diwarnai dengan larutan Iodin-Kalium Iodida, suatu campuran yang menghasilkan ion reaktif I5 (Manners, 1985). Reaksi antara Amilum dan I-KI adalah sebagai berikut:

C5H8O4 + I-KI C5H8O4 + I-5 + KI

Warna pada daun yang diuji akan berwarna cokelat Iodin sedangkan pada daun yang digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap, sedangkan daun yang diberi perlakuan akan berwarna putih atau hijau muda. Hal ini karena daun yang diberi perlakuan tidak  menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu (Dwidjoseputro, 1990).

Penemuan susunan sel dalam organisme adalah bersamaan dengan permulaan pemakaian Mikroskop. Dari hasil penelitian beberapa para ahli dihasilkan beberapa teori sel diantaranya: Sel  berasal dari sel dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Sel adalah suatu unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Sel adalah suatu unit aktifitas Biologi yang dibatasi oleh membran semipermiabel dan dapat melakukan reproduksi sendiri pada medium di luar  makhluk hidup. Di dalam sel terdapat beberapa bagian diantaranya mitokondria dan kloroplas. Mitokondria pertama-tama diobservasi oleh Kolliker tahun 1880 pada otot serangga. Ia mendapati bahwa granula tersebut dapat mengembang dalam air. Pada tahun 1882 Fleming memberinya nama Fila dan tahun 1890 Altman memberi nama Biobblas. Nama mitokondria   berasal dari Benda (1897-1898) tahun 1948 Hogeboom melihat bahwa mitokondria sebagai tempat (lokasi) respirasi sel. Nass (1963) membuktikan bahwa di dalam mitokondria terdapat ADN. Kloroplas merupakan organel yang mengandung klorofil, untuk digunakan pada saat fotosintesis. Kloroplas dapat memperbanyak dengan membelah diri (replikasi). Kloroplas mempunyai ADN yang sirkulasi ADN kloroplas berisi informasi genetik untuk pembentukan r  ARN, t ARN (d ARN) untuk pembentukan protein struktural. Kloroplas mempunyai derajat otonomi karena mempunyai genom tersendiri, tapi pada replikasi dan dan diferensiasinya sebagian dipengaruhi ADN inti dan sebagian lagi oleh ADN kloroplas. Replikasi dan diferensiasi kloroplas dipengauhi oleh faktor-faktor lingkungan tertentu seperti cahaya, suhu, regulator   pertumbuhan dan mineral.

(5)

Subfraksi Membran Dalam ATP sintetase merupakan kompleks lain pada membran dalam mitokondria yang terdiri atas 10 polipeptida. Setengahnya merupakan protein intrinsik dan setengahnya merupakan protein ekstrinsik. Protein intrinsik merupakan agregat yang tidak larut yang berisi reseptor untuk oligomisin dan disiklo heksilkarbodlimida yang merupakan inhibitor  yang spesifik untuk produksi ATP. Protein ekstrinsik merupakan suatu agregat dari kompleks tempat terjadi aktivitas ATPase. Jalur-Jalur (pathways) Oksidasi Hidrat Arang Fase-fase oksidasi hidrat arang adalah :

Glikolisis

Glikolisis terjadi di sitoplasma yang bersifat anaerob selama glikolisis molekul glukosa dipecah menjadi asam piruvat dan melepaskan energi untuk mensintesis 2 (dua) molekul ATP. Asam piruvat asetal dehid etil alkohol + energi Asam piruvat dehidrogenaselaktat asam laktat + energi +NADH

Dekarboksilasi Oksidatif 

Yaitu asam piruvat masuk ke mitokondria dan diubah menjadi asetil ko A. Disebut dekarboksilasi oksidatif karena terjadi oksidasi dan kehilangan gugusan karboksil menjadi karbondioksida

Daur Krebs

Terjadi dalam matriks mitokondria. Daur krebs juga disebut daur asam sitrat atau daur  asam trikarboksilat. Daur krebs dimulai dengan dilepaskannya gugusan asetil dari asetil ko A dan   bereaksi dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat. Rantai Pernafasan dan Fosforilasi

Oksidatif Rantai respirasi yaitu, koenzim yang telah direduksi dioksidasi oleh molekul oksigen melalui sebuah sistem enzim dan koenzim. Rantai respirasi terjadi pada membran dalam mitokondria.fosforilasi oksidatif yaitu sintesis ATP pada protein ekstrinsik waktu proses oksidasi. ADN dan Biogenesis Mitokondria ADN mitokondria Mitokondria berisi ADN yang membentuk  D ARN (M RNA) dan t ARN untuk mensintesis sejumlah protein enzim mitokondria. Tetapi   protein, ribosom, ARN dan ADN polimerase dan enzim-enzim yang penting untuk translasi sintesisnya ditentukan oleh ADN inti. Jadi dua genom (dari ADN inti dan ADN mitokondria)  bekerja sama untuk membentuk mitokondria yang sempurna struktural dan fungsional.

Biogenesis Mitokondria Berbagai hipotesis tentang bagaimana terjadinya mitokondria di dalam sel yaitu hipotesi “de novo” yaitu mitokondria berasal dari yang ada didalam sel itu

(6)

sendiri. Hipotesis lain mengatakan bahwa mitokondria berasal dari RE atau membran plasma yang juga kurang dapat diterima. Hipotesis yang paling banyak diterima adalah mitokondria   berasal dari mitokondria yang telah ada, telah ditemukan pula bahwa berubah memanjang

kemudian memisahkan diri menjadi bagian-bagian kecil (fragmen). Tiap fragmen dapat membentuk mitokondria baru, selama pembelahan sel mitokondria kelihatan membelah secara transfersal menjadi dua dan tiap bagian berkembang menjadi mitokondria baru[5].

Pembentukkan Amilum dalam proses reaksi gelap fotosintesis.

Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang   berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat

diperlukan bagi reaksi katabolisme. Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi 12 molekul   beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya, 3-asam

fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi.

Fase reduksi,dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian  berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi.

Fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani siklus reaksi gelap.

(7)

RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6)

Pada tanaman yang mengalami defisiensi unsur tertentu mengakumulasi pati, dan ini agaknya untuk menghalangi sintesis sukrosa di sitosol atau menurunkan kebutuhan karbohidrat dalam sel. Akumulasi pati di daun adalah route sekunder dari metabolisme P. Umumnya nampak  nyata bila kecepatan asimilasi CO2 melebihi produksi dan eksport sukrosa. Urutan sintesis pati dari triose fosfat dikloroplas dapat digambarkan sebagai berikut. Dua molekul triose-P akan mengalami aldolasi oleh enzim aldolase membentuk satu molekul Fruktose 1.6 bifosfat yang kemudian oleh enzim fructose 1.6 P2 fosfatase dalam kloroplas dikalalisis menghasilkan Fruktose-6P dan selanjutnya dengan enzim heksosa P isomerase dan glucose P mutase diubah menjadi glucose 1P. Hal penting ialah bahwa glukosa-P kemudian diaktivasi oleh ATP (bukan UTP) dengan adanya enzim ADP glukose pirofosforilase,enzim spesifik di kloroplas menghasilkan ADP glukose dan pirofosfat (Ppi). Terakhir dengan  pemanjangan oligomer glukose oleh penambahan satu molekul glukose pada ikatan(14) dan

eliminasi ADP dan seterusnya untuk menghasilkan pati. Pati inipun lebih lanjut dapat dimetabolismekan untuk menghasilkan sucrose di sitosol bila kebutuhan karbon di sitosol melebihi kecepatan asimilasi karbon dioksida. Aliran senyawa karbon di sel mesofil tanaman C3 secara ringkas, enzim yang terlibat :

(1) fruktose1.6 P2 fosfatase, (2) ADP glukose-pirofosforilase, (3) fosfofruktokinase,

(4) fosfat translokator,

(5) fruktose 1.6 P2 fosfatase sitosol, (6) sukrose P sintetase,

(7) sukrose sintetase,

(8) fruktose 6P-PPi fosfotransferase, (9) fosfofruktose kinase sitosol

Hopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil. Kahadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan

(8)

aquades panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu. Dwijoseputro (1986), menggambarakan hubungan antara amilum dan I-KI dalam reaksi berikut:

C5H8O4 + I – KI C5H8O4 + I5- + KI

Pembentukan pati terjadi melalui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-p. Tentunya warna pada daun yang diuji seharusnya berwarna coklat iodin, sedangkan pada daun yang digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap. Hal ini karena daun yang di beri  perlakuan tidak menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu (Dwijosapoetro,

1994).

Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di dalam leukoplas sebagai tempat untuk  menyimpan. Penyusunan amilum memerlukan bahan berupa glukosa-1-pospat serta bantuan enzim berupa posporilase amilum. Molekul glukosa-1-pospat dapat digandeng-gandengkan dengan pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan itu terlepaslah molekul pospat (Dwidjoseputro, 1994). menyatakan bahwa setelah semua klorofil larut, semua bagian daun ditetesi I-KI maka, warna daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu gelap. Hal ini menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Sedangkan pada daun yang ditutup alumunium foil akan berwarna coklat. Namun dalam percobaan tidak dihasilkan warna ungu. Hal ini dikarenakan larutan IKI yang dipakai sudah tidak berfungsi.

Menurut Salisbury dan Ross (1992) pembentukan pati atau amilum terjadi terutama melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG  berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya.

Reaksi berikut merangkum pembentukan pati dari ADPG :

ADP + amilosa kecil (unit n-glukosa) → amilosa (lebih besar dengan unit n+1glukosa) + ADP. Menurut Lakitan (2000) karbohidrat yang terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati atau amilum. Pembentukan amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama

(9)

secara berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang mirip UDPG yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dalam kloroplas atau plastida lainnya menggunakan Atp dan glukosa-1-p :

(n-glukosa) amilosa → (n+1 glukosa) amilosa ADPG → ADP

Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa, ADPG. Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang sedang tumbuh dengan unit glukosa yang mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya, bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan dari ADPG. Pati sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+. Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada rantai cabang dibentuk oleh berbagai isoenzim dari beberapa enzim yang secara ringkas disebut enzim percabangan atau enzim Q. Tingkat cahaya yang tinggi dan siang hari yang panjang, menguntungkan fotosintesis dan translokasi karbohidrat. Sehingga menyebabkan penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan penyimpanan pati di amiloplas. Pembentukan pati di kloroplas diuntungkan oleh cahaya terang, sebab enzim yang membentuk ADPG secara alosetrik diaktifkan oleh 3-PGA dan dihambat secara alosetrik Pi (Preiss). Kandungan 3-PGA agak meningkat saat terang sewaktu  penambahan CO2 terjadi, tapi kandungan Pi agak turun karena ditambah ADP untuk membentuk 

ATP selama fosforilasi fotosintesis (Salisbury & Ross,1992).

Tanaman jika pada bulan-bulan yang dingin, konsentrasi gula tinggi sedangkan kadar  amilum menyusut, bulan-bulan panas keadaan itu berkebalikan. Persediaan air yang berlabihan menambah kegiatan penyusunan amilum. Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim.  pH 7 merupakan pH optimal untuk pembentukan gula, sedang gula akan terbentuk menjadi

(10)

Daftar Pustaka

Sasmita, Djamhur Winata.1986. Biologi Sel . Karunika, Jakarta. Aryulina, Dyah, dkk. 2003. Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Tim penulis Biologi, Biologi SMU kelas 3, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Kimball, Jhon. 1983. Biologi jilid I , Erlangga, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan membandingkan histeresis pada amilosa, amilopektin, protein, dan selulosa dibantu model maternatika isotermi sorpsi yang

monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer

Rantai polimer glukosa pada granula pati bergabung satu sama lain melalui ikatan hidrogen yang kuat membentuk kristal atau misela (Swinkels, 1985).. Daerah amorf

Karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang yang disebut dengan polisakarida, misalnya

Menurut hasil penelitian Jading (2011), pati sagu termasuk dalam golongan pati dengan kandungan amilosa tinggi (28,84% amilosa dan 71,16% amilopektin), dan

(2012) pati terhidrolisis asam tidak menunjukkan profil pasting karena beberapa sebab, antara lain terjadi peluruhan amilosa dari granula, penurunan panjang rantai

Merupakan jenis material plastik yang terdiri dari molekul primer dengan struktur rantai polimer yang bercabang atau saling terkait.. Ikatan kovalen yang kuat pada rantai

Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang- cabang, disebut polisakarida, misalnya pati,