• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengembangan Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengembangan Media Pembelajaran"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengembangan Media Pembelajaran

a. Definisi Media

Media mempunyai peran penting dalam pembelajan, media dapat membantu dan mempermudah guru menyampaikan informasi kepada peserta didik. Kata “media” berasal dari bahasa latin (medius) yang mempunyai arti “tengah” atau “perantara” (Arsyad, 2013), yang memiliki makna perantara dari sumber pesan yang akan diterima oleh penerima pesan. Media adalah salah satu komponen yang harus ada dalam proses penyampaian pesan supaya pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu untuk memahami materi pemebalajaran yang sengaja digunakan guru sebagai alat perantara untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik, baik berupa fisik maupun nonfisik supaya tercipta pembelajaran yang efektif dan efisian Musfiqon (2012: 28). Sulfemi (2019: 76) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah perantara atau penyalur pesan oleh guru sebagai sumber pesan

(2)

sebagai penerima pesan supaya pesan tersampaikan dengan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penggunaan media saat pembelajaran dapat mengurangi penggunaan bahasa verbal, sehingga diharapkan peserta didik memperoleh pengalaman berlajar yang berarti. Dengan demikian, media pembelajaran sangat penting digunakan sebagai alat untuk merangsang proses pembelajaran. Media pembelajaran menurut Asyhari (2016: 3) adalah suatu benda atau alat yang digunakan sebagai perantara penyampaian materi atau informasi supaya peserta didik lebih mudah memahami materi atau informasi yang disampaikan guru.

Bersadarkan pengertian diatas, disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang digunakan guru menyampaikan materi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat tersampaikan dengan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. dengan arti lain, media merupakan alat bantu yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, dan adanya media, proses pembelajaran akan lebih bervariasi dan menarik perhatian peserta didik untuk belajar.

b. Fungsi dan Manfaat Media

Media mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, penggunaan media dalam proses pembelajaran memberikan pengalaman secara langsung dengan melibatkan

(3)

peserta didik dengan media. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi yang penting menurut Munadi (2010: 37) menjelaskan bahwa secara teknis media sebagai sumber belajar untuk membantu siswa. Dalam kata “sumber belajar” ini memiliki makna sebagai penyalur, keaktifan, perantara penyampai, dan penghubung. Fungsi media juga disampaikan oleh Haryono (2015: 49) yang meliputi ; 1) mengatasi keterbatasan peserta didik, 2) dapat melihat langsung benda yang sulit diamati, 3) menanamkan kosep yang jelas dan konkret, 4) menumbuhkan gairah dan motivasi untuk belajar, 5) memberikan pengalaman dari konkret hingga abstrak.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk membantu keberhasilan dalam pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai manfaat dan peran penting dalam proses pembelajaran sehingga penyampaian materi lebih objektif dan mudah (Asyari, 2016:4). Manfaat media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang konkrit, mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Pendapat tersebut selaras dengan Arsyad (Haryono, 2015: 51) yang menagtakan manfaat dari media pembelajaran adalah untuk memperjelas penyampaian materi sehingga dapat meningkatkan dan memperjelas proses pembelajaran, maningkatkan perhatian peserta didik untuk

(4)

menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar, dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran yaitu dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik melalui perantara dan dihrapkan mampu meningkatkan perhatian peserta didik dan memberikan pengalam secara langsung kepada peserta didik. Media pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik yang diharapkan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran.

c. Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai jenis menurut Asyhar (Hapsari, 2017: 5) yang meliputi : 1) media visual yaitu media yang melibatkan satu indera yaitu indera penglihatan seperti media cetak meliputi gambar, peta, jurnal, buku dan sebagainya, 2) media audio adalah salah satu media yang hanya mampu menyalurkan suara dan hanya melibatkan satu indera yaitu pendengaran seperti radio dan tape recorder, 3) media audio visual adalah media yang melibatkan dua indra yaitu pendengaran dan penglihatan yang digunakan secara bersamaan seperti program TV, video dan film, 4) multimedia adalah media yang melibatkan beberapa jenis media dan perntara. Rivai dan Hapsari (2017: 5) berpendapat bahwa media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pertama

(5)

adalah media grafis atau dua dimensi seperti foto, gambar, diagram, grafik dan lain-lain. Kedua adalah tiga dimensi seperti

mock up, diaroma, model susun, dan model pahat. Ketiga adalah

media proyek seperti film dan slide. Keempat adalah penggunaan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Sedangkan jenis media berdasarkan pemakain yang menggunakan media pembelajaran menurut Asyhari (2016: 3) mempunyai dua jenis yaitu yang pertama adalah media yang digunakan secara massal, yaitu dugunakan secara massal yakni belajar melalui radio, televisi ataupun internet. Sedangkan media yang digunakan secara individual, yaitu digunakan secara individual yakni belajar mneggunakan buku maupun majalah. Dalam penelitian ini menggunakan audio visual dalam bentuk koper yang didalamnya dilengkapi dengan tabel. Menurut Irfan dkk (2018: 131), media visual adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran dan melibatkan indera penglihatan untuk memudahkan peserta didik belajar dan dapat menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar.

Bersadarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media mempunyai beberapa jennies media visual, audio, audio visual, multimedia, dua dimensi, tiga dimensi dan lingkungan. Salah satu media yang digunakan peneliti untuk mengembangkan media KOTATUNG adalah media visual.

(6)

2. Media KOTATUNG (Koper Cerita Hitung)

a. Definisi Media KOTATUNG

Media KOTATUNG adalah koper yang didalamnya dilengkapi tabel dan angka untuk memudahkan peserta didik menyelesaikan soal bilangan bulat pada perkalian. Menurut Riska (2019) takalintar adalah suatu media pembelajaran yang membantu peserta didik lebih mudah melakukan operasi hitung perkalian. KOTATUNG termasuk dalam media visual, dengan demikian KOTATUNG dapat membantu dalam menyelesaikan soal pada perkalian sehingga mudah dipahami dan dipelajari peserta didik.

Pada penelitian ini mengembangkan media yang berbentuk koper yang dapat melindungi tabel dan angka yang ada didalamnya supaya tidak mudah rusak dan lebih tahan lama. Media KOTATUNG dirancang sesuai dengan pembelajaran tematik khususnya materi bilangan cacah pada perkalian. KOTATUNG dapat mengubah cara belajar peserta didik yang berpedoaman kepada buku serta ceramah guru dan belum adanya media pembelajaran yang membantu dalam proses pembelajaran. Dengan adanya media KOTATUNG, peserta didik dapat belajar dengan terlibat langsung dengan media, dan peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri.

(7)

b. Desain Media KOTATUNG

Media KOTATUNG merupakan media yang terdapat koper serta dilengkapi dengan tabel dan angka didalamnya. Secara konstruk media ini berbentuk koper yang dibagian luarnya dilengkapi dengan nama media dan gambar yang menarik serta warna yang menarik. Media ini terbuat dari kayu dan tripkek dengan ukuran 50cm x 10cm x 40cm. Pada bagian dalam koper terdapat tabel dan angka yang didesain dan diberi warna yang menarik sehingga peserta didik lebih semangat dalam belajar.

Media KOTATUNG dilengkapi dengan petunjuk penggunaan untuk mempermudah peserta didik dalam menggunakan, dan juga dilengkapi dengan LKPD. Petunjuk penggunaan berisi langkah-langkah penggunaan media dan untuk memberi arahan kepada peserta didik apa yang harus dilakukan, sedangkan LKPD berisikan soal-soal yang akan dikerjakan peserta didik dengan menggunakan KOTATUNG.

c. Kelebihan dan Kekurangan Media KOTATUNG

1) Kelebihan media KOTATUNG

a. Peserta didik lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung karena peserta didik terlibat langsung dengan media sehingga pembelajaran lebih bermakna.

(8)

b. Memberikan pengalaman dan akan mudah diingat oleh peserta didik.

2) Kekurangan media KOTATUNG

Penggunaan media KOTATUNG terbatas untuk beberapa orang sehingga perlu solusi untuk memperbaiki media, seperti tata letak bangku sehingga semua peserta didik dapat mennjangkau.

3. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah proses yang dirancang untuk menghasilkan aktivitas belajar peserta didik menurut Aspriyani (2017: 18). Proses belajar yang dilakukan disekolah bertujuan agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar. Sama dengan belajat matematika, peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang nantinya akan digunkana dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Daryanto dan Raharjo dalam Purnama (2017: 46) pembelajaran matematika di sekolah dasar akan melatih peserta didik untuk berfikir kritis, logis, analitis serta kemampuan bekerjasama.

Proses pembelajaran matematika dikatakan berhasil jika saat menyampaikan materi dilakukan secara menarik dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan membuat

(9)

peserta didik ingin tahu apa yang akan dipelajari dan pembelajaran yang bermakna serta berkesan bagi peserta didik. Konsep matematika akan akan mudah dipelajari peserta didik jika berbentuk konkret. Demikian dapat dikatakan bahwa peserta didik mudah memahami dan memecahkan masalah jika bersifat konkret atau nyata (Purnama, 2017: 46)

Matematika adalah ilmu universal yang mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia dan mempunyai peran penting untuk perkembangan teknologi modern serta berfungsi mengembangkan dan meningkatkan daya pikir manusia menurut Kemendikbud (2016: 5). Pendapat lain juga disampaikan oleh Brunner dalam Nyimas Aisyah dkk (2010: 1-5) bahwa pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar mengenai konsep dan struktur dalam materi yang dipelajari dan mencari hubungan antara konsep dan struktur matermatika tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pembelajaran matematika akan berhasil jika dikemas secara menyenangkan, menarik dan bermakna. Proses pembelajaran akan berhasil jika komponen pada pembelajaran seperti, metode, strategi, pendekakatan dan media pembelajaran diterapkan. Dari beberapa komponen tersebut digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung, karena sudah menjadi komponen yang wajib diterapkan dalam pembelajaran.

(10)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah ilmu yang bermanfaat untuk proses pengembangan daya pikir manusia, serta kegiatan belajar mengenai konsep dan struktur dalam materi yang dipelajari. Proses tersebut akan berhasil jika metode, strategi, pendekakatan dan media pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

b. Hakikat Matematika

Matematika adalah satu bidang yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Matemtika merupakan ilmu bernalar, yaitu dalam menyelesaikan masalah matematika dibutuhkan kemampuan memahami masalah terlebih dhulu dan kemudian dikonstruksikan dalam bentuk ide-ide serta menyelesaikan ide tersebut sesuai dengan konsep dan prinsip matematik mehurut Aspriyani (2017: 122). Bernalar adalah salah satu tujuan dalam pembelajaran matematia, bernalar akan mengajak peserta didik berlatih mengembangkan kemampuannya untuk memecahkan masalah,

mensrik kesimpulan, menyampaikan informasi,

mengkomunikasikan ide secara lisan, tulis, diagram, grafik dan sebagainya menurut Sumartini (2015: 1).

Materi yang ada didalam pembelajaran matematika mempunyai tingkatan yang akan bertambah sulit, sehingga pemahaman terhadap konsep matematika sangat penting. Menurut Monariska (2017: 18) proses pembelajaran tidak hanya mentransfer

(11)

pengetahuan kepada peserta didik, tapi untuk membantu peserta didik memahami konsep dengan benar. Pendapat tersbut sejalan dengan Hendratni (2017: 100) bahwa pembelajaran matematika mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik melelui pemberian pengalaman dan pembiasaan berpikir.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulakan bahwa matematika merupakan ilmu yang mengaja peserta didik untuk bernalar supaya peserta didik mampu memcahkan masalah, membuat kesimpulan, mengkomunikasikan ide secara lisan, tulus, grafik, diagram, dan lainnya sesuai dengan konsep dan prinsip matematika. Penanaman konsep matematika menjadi hal yang penting dalam pembelajaran matematika karena peserta didik dapat memperoleh pengalaman yang berkesan dan diingat.

c. Karakteristik Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang diberikan mulai tingkat sekolah dasar yang mempunyai tujuan supaya peserta didik memiliki kemampuan bernalar, berpikir, memecahkan masalah, dan mengkomunikasikan ide sesuai dengan konsep matematika. Mempelajari matematika dapat menjadikan peserta didik mampu memecahkan masalah dari berbagai persoalan, sehingga peserta didik akan terbiasa dan memiliki kemampuan dasar yang bermakna dalam berpikir serta membuat

(12)

strategi untuk memecahkan masalah-masalah selanjutnya (Sundayana, 2016: 7).

Pembelajaran matematika memiliki karakteristik menurut Soedjadi (2000: 13) yaitu; (1) Mempunyai objek kajian abstrak, (2) Bertumpu pada kesepakatan, (3) Mempunyai pola piker deduktif, (4) Mempunyai simbol yang kosong dari arti, (5) Memperhatikan semesta pembicaraan, (6) Konsisten pada sistemnya. Sedangkan menurut Juhrani (2017: 253) karakteristik metematika adalah abstrak yang meiliputi istilah dan simbol sehingga peserta didik hanya menghafal dan tidak memahami makna yang ada dalam matematika. Peran pembelajaran matematika sangatlah penting bagi perkembangan pola pikir manusia yang berguna bagi kehidupan, oleh karena itu pembelajaran matematika sangatlah diperlukan.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar akan terarah dan menjadi lebih baik jika guru mampu memenuhi karakteristuk matematika. Konsep-konsep karakteristik matematika menurut Heruman (2013: 120) terdapat tiga bagian antara lain; (1) penanaman konsep dasar yaitu pembelajaran tentang suatu konsep yang belum pernah diajarkan dan peserta didik belum pernah mempelajarinya, (2) pemehaman konsep yaitu pembealajaran lanjutan diawali penanaman konsep yang bertujuan supaya peserta didik lebih paham tentang konsep yang telah diajarkan, (3) pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari

(13)

penanaman dan pemahaman konsep yang bertujuab supaya peserta didik lebih terampil untuk menggunakan konsep matematika.

4. Materi Bilangan Cacah pada Perkalian

a. Pengertian Perkalian

Perkalian merupakan salah satu dari empat operasi hitung dasar aritmatika. Perkalian diartikan dalam penjumlahan yang dilakukan dengan cepat dan dipahami dengan penjumlahan yang berulang menurut Steve Slavin (2009: 176). Dalam menyelesaikan masalalah pada perkalian, dibutuhkan kemampuan berfikir yang lebih kompleks yang perlu dimiliki peserta didik.

b. Sifat-Sifat Operasi Hitung Perkalian

1) Sifat komutatif (pertukaran)

Jika terdapat dua bilangan yang dijumlahkan dan dilakukan pertukaran tempat akan menghasilkan bilangan sama, dapat ditulis: a x b = b x a contoh : 80 x 60 = 4.800 60 x 80 = 4.800 80 x 60 = 60 x 80 = 4.800

(14)

2) Sifat Assosiatif (pengelompokan)

Jika perkalian dilakukan dengan cara mengelompokkan yang berbeda urutan, maka akan memberikan hasil yang sama.

(a x b) x c = a x (b x c)

Contoh :

(40 x 30) x 50 = 60.000

40 x (30 x 50) = 60.000

3) Sifat Distributif (penyebaran)

Sifat distributif berlaku jika dalam operasi hitung terdapat perkalian dan jua ada penjumlahan maupun pengurangan. Sifat distributif berlaku pada operasi hitung berikut :

a x (b + c) = (a x b) + (a x c) = n a x (b - c) = (a x b) - (a x c) = n contoh : 50 x (15 + 10) = (50 x 15) + (50 x 10) = 750 + 500 = 1.250 60 x (20 – 10) = (60 x 20) – (60 x 10) = 1.200 – 600 = 600 (40 x 30) x 50 = 40 x (30 x 50) = 60.000

(15)

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

Pengarang Tahun Judul Persamaan Perbedaan

Ulfa Fauziah 2019 Efektifitas penggunaan

metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan media tabel perkalian pintar (TAKALINTAR) terhadap pencapaian prestasi belajar matematika kelas III SDN Prawit 1 Menggunakan TAKALINTAR 1. Media diberi tambahan berupa koper sehingga lebih sempurna 2. Penelitian terdahulu dirancang untuk kelas III, penelitian sekarang untuk kelas IV Ferry Muhamad Firdaus 2018 Pengaruh teknik TAKALINTAR terhadap kemampuan proses kognitif siswa sekolah dasar Menggunakan TAKALINTAR 1. Media diberi tambahan berupa koper sehingga lebih sempurna 2. Penelitian terdahulu fokus pada proses kognitif, penelitian sekarang fokus pada pengembangan media1 Aisyah Fitri Handayani 2019 Penggunaan Alat Peraga takalintar untuk meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitunh

perkalian SDN Negerti 5 Raman Aji Kec. Raman Utara Menggunakan TAKALINTAR 1. Media diberi tambahan berupa koper sehingga lebih sempurna 2. Penelitian terdahulu fokus pada penggunaan alat peraga, penelitian sekarang fokus kepada pengembangan media

(16)

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kondisi Ideal: Media pembelajaran dapat

mempermudah dan meningkatkan semangat belajar peserta didik serta memberikan kemampuan berfikir kongkret kepada peseta didik dan media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik

Kondisi di Lapangan:

Kesulitan menyeselaikan masalah pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 4 khususnya pada penyelesaian bilangan cacah perkalian pada penempatan angka saat menghitung perkalian dengan cara bersusun

Analisis Kebutuhan: Perlu dikembangkan media yang dapat membantu peserta didik

memahami materi dan menyelesaikan soal pada materi bilangan cacah pada perkalian kelas II Sekolah Dasar

Solusi: Pengembangkan Media KOTATUNG (Koper Cerita Hitung) pada Tema 2

Subtema 4 Kelas II Sekolah Dasar

Metode Penelitian: Menggunakan model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation)

Teknik Pengumpulan Data:

Observasi,Wawancara, Angket, Dokumentasi.

Teknik Analisis Data:

Kualitatif dan Kuantitatif Pengembangkan Media KOTATUNG (Koper Cerita Hitung) pada Tema 2

Subtema 4 Kelas II Sekolah Dasar

Instrumen Penelitian:

Pedoman Observasi, Lembar Wawancara, Lembar Angket, Dokumentasi.

Hasil yang diharapkan : Untuk mengembangkan Media KOTATUNG (Koper Cerita

Hitung) pada Tema 2 Subtema 4 Kelas II Sekolah Dasar

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Relevan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 50 orang ibu menyusui obesitas dan normal yang memenuhi kriteria awal bersedia untuk diambil sampel ASI-nya, ditimbang berat badan bayinya setelah lahir, dan

Membangun kepercayaan Peserta pada modul Membangun kepercayaan Peserta pada fasilitator dan narasumber Ceramah Video Kesaksian Berkenalan dengan peserta Memberikan apresiasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media magnetic portable counting board menggunakan model ADDIE sebagai media pembelajaran untuk operasi hitung perkalian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang implementasi personal selling Koran Tangerang Ekspres dalam

Memberikan jawapan yang terperinci yang memenuhi butiran kriteria secara jelas.. Conclusion Kesimpulan 1.0 No conclusion Tiada

Jawab : iya betul, di LP kita tidak mencantumkan tujuan, namun sudah bisa dilhat dari indikator yang susunannya ABCD. Indikator harus menggambarkan secara lengkap. i) Apa

Dr.R.D.Kandou Manado pada tahun 2015 ditemukan bakteri terbanyak yaitu Bacillus subtilis, 14 pada penelitian ini Enterobacter cloacae merupakan bakteri terbanyak

Siswa mengidentifikasi tulang daun dan menggolongkan tumbuhan berdasarkan tulang daunnya Siswa dapat mengidentifik asi jenis tulang daun dan menggolongk an tumbuhan