• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG CARA MENGKONSUMSI TABLET Fe DI BPS FINULIA SRI SURJATI BANJARSARI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG CARA MENGKONSUMSI TABLET Fe DI BPS FINULIA SRI SURJATI BANJARSARI SURAKARTA"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh: INDAH FITRIA SARI

NIM. B10.084

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv 

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Primigravida tentang Cara Mengkonsumsi Tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Leni Kurniawati, SST., M.Kes., selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Ibu Finulia Sri Surjati, A.Md. Keb., selaku Pimpinan BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

(5)

v 

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, Juli 2013

(6)

vi 

TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG CARA MENGKONSUMSI TABLET Fe DI BPS FINULIA SRI

SURJATI BANJARSARI SURAKARTA (xiii + 48 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 3 gambar)

ABSTRAK

Latar Belakang: Kehamilan merupakan pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Anemia pada kehamilan merupakan penyakit yang sering ditemui pada ibu hamil. AKI di Indonesia tahun 2007 masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar 49,5%, kematian waktu hamil 26%, pada waktu nifas 24%. Salah satu program yang menjadi andalan dalam menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil adalah program distribusi tablet Fe dan asam folat yang diberikan bagi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap hari selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Oktober 2012 di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari dari 10 ibu hamil hanya 6 (60%) orang ibu yang mengetahui tentang pengertian tablet Fe dan cara meminum selama kehamilan.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Mei – 20 Juni 2013. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dengan jumlah responden 39 orang, instrumen penelitian menggunakan kuesioner, teknik analisis data dengan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dengan bantuan program SPSS Versi 17.0.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (64,1%), dimana ibu kurang mengetahui tentang cara meminum, waktu mengkonsumsi dan makanan yang membantu penyerapan tablet Fe.

Kesimpulan: Hasil penelitian terhadap 39 ibu hamil di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari diperoleh hasil yang memiliki pengetahuan berkategori baik sebanyak 6 responden (15,4%), pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (64,1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (20,5%).

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu hamil, tablet Fe Kepustakaan : 26 literatur (2002 s/d 2012)

(7)

vii 

MOTTO

¾ Semua usaha itu tidak ada yang sia-sia, hanya saja belum bisa kita dapatkan yang kita inginkan dan semua pasti akan indah pada waktunya.

¾ Hanya orang yang tulus hati, senantiasa aktif bekerja dan tidak mengenal lelah akan berhasil dalam meniti hidup.

¾ Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan adalah keberhasilan yang datangnya terlambat.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

2. Ayah dan ibu tercinta terima kasih atas doa, dukungan moral dan materialnya.

3. Adik beserta keluarga yang selalu memberikan semangat.

4. Someone “M.A.S” terima kasih atas semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.

5. Teman-temanku Kost (Tante Rohmah, Tante Fitri, Teteh Siti), teman-teman yang lain (Ayuk Yuyun, Tutik), dan teman-teman yang tak bisa disebutkan satu per satu.

6. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2010. 7. Almamaterku tercinta.

(8)
(9)

ix 

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5 F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

(10)

x 

B. Kerangka Teori ... 29

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .... 32

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Variabel Penelitian ... 38

G. Definisi Operasional ... 38

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 39

I. Etika Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 42

B. Hasil Penelitian ... 42 C. Pembahasan ... 44 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 47 B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi 

Tabel 2.1. Jadwal Pemeriksaan Ibu Hamil ... 21 Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner ... 34 Tabel 3.2. Definisi Operasional ... 38 Tabel 4.1. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan

Program SPSS Tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia

Sri Surjati Banjarsari Surakarta ... 43 Tabel 4.2. Tingkat pengetahuan primigravida tentang cara

mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati

(12)

xii 

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 29 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ... 30 Gambar 4.1. Grafik Batang Pengetahuan Ibu Primigravida tentang

(13)

xiii 

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Informed Consent Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Hasil Data Tingkat Pengetahuan Primigravida tentang Cara Mengkonsumsi Tablet Fe

Lampiran 16. Perhitungan Manual, Mean, Std. Deviasi & Prosentase Tingkat Pengetahuan

Lampiran 17. Tabel r Product Moment Lampiran 18. Lembar Konsultasi

(14)

1 A. Latar Belakang

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan (Waryana, 2010).

Kejadian anemia pada kehamilan merupakan penyakit yang sering ditemui pada ibu hamil, terutama pada ibu hamil yang kekurangan asupan gizi. Berkurangnya jumlah sel darah merah akibat kehamilan adalah fenomena yang terjadi secara alami pada tubuh ibu hamil. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita anemia kehamilan terbanyak. Program pemberian tablet Fe pada setiap ibu hamil yang berkunjung ke bidan atau dokter kandungan nyatanya masih belum mampu menurunkan jumlah penderita anemia kehamilan secara signifikan. Ketidakberhasilan program ini dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya cara mengkonsumsi tablet Fe yang tidak tepat, baik dari segi waktu maupun cara mengkonsumi (Admin, 2012 ).

(15)

Salah satu program yang menjadi andalan dalam menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil adalah program distribusi tablet Fe yang mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat dan diberikan bagi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap hari selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Banyak kendala yang menyertai program ini karena rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang diberikan. Hal ini dibuktikan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih tinggi (Arisman, 2010).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan millenium. Hasil survei Depkes RI, 2007 AKI di Indonesia masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar 49,5%, kematian waktu hamil 26%, pada waktu nifas 24% (Dinkes, 2011).

Penyebab terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI) terbesar di Indonesia adalah pendarahan, infeksi dan eklamsi, selain itu ada juga “4Terlalu “ terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, faktor fisiologis yang secara langsung dapat menambah angka tersebut (Saifuddin, 2002).

Angka kejadian anemia di Jawa Tengah 2010 mencapai 57,1%. Angka kejadian anemia di Kabupaten Sukoharjo didapat anemia pada balita umur 0 – 5 tahun (40,5%), usia sekolah (26,5%), Wanita Usia Subur (WUS) (39,5%), pada ibu hamil (43,5%) (Depkes RI, 2010).

(16)

Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu (2011), Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tablet Fe di BPM Sri Sunaryati Sukoharjo dapat dikategorikan pengetahuan baik 9 responden, pengetahuan cukup 19 responden, dan pengetahuan kurang 6 responden.

Berdasarkan studi pendahuluan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri Surjati Banjarsari terdapat sebanyak 75 kunjungan ibu hamil dengan jumlah primigrvida 39 orang dan jumlah multigravida 36 orang pada bulan

Oktober 2012, setelah peneliti mengadakan wawancara terhadap 10 primigravida yang berkunjung di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri

Surjati Banjarsari, 6 ibu hamil (60%) mengetahui tentang pengertian tablet Fe dan cara meminum selama kehamilan sedangkan 4 ibu hamil (40% ) belum mengetahui tentang cara meminum tablet Fe. Pentingnya tablet Fe yang dibutuhkan dalam kehamilan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta serta untuk peningkatan masa sel darah merah ibu selama kehamilan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta?”.

(17)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe di Bidan Praktek Swasta (BPS) Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang asuhan pada ibu hamil dan peneliti selanjutnya dengan masalah yang sama.

(18)

2. Bagi diri sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh di pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe. 3. Institusi Kesehatan

a. Bagi BPS

Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan tentang pengetahuan ibu hamil sehingga dapat memberikan konseling tentang pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe dalam kehamilan sehingga kejadian anemia dapat dicegah.

b. Bagi Institusi Akademik

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi kepustakaan di perpustakaan Stikes Kusuma Husada tentang cara mengkonsumsi tablet Fe.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe pernah dilakukan:

1. Sitoresmi, Dyah A., (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tablet Fe di BPM Sri Sunaryati Sukoharjo Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel 34 ibu hamil. Teknik sampling dengan menggunakan accidental sampling. Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu

(19)

hamil tentang tablet Fe. Hasil tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe di BPM Sri Sunaryati Sukoharjo dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), pengetahuan cukup 19 responden (55,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (17,6%).

Perbedaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada tempat, waktu penelitian dan hasil penelitian, sedangkan persamaannya terletak pada judul penelitian yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe, jenis dan rancangan penelitian, teknik pengambilan sampel, variabel dan instrument penelitian serta analisis data.

F. Sistematika Penelitian

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 Bab yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan teori medis tentang pengetahuan, kehamilan, tablet Fe, kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, alat penelitian,

(20)

pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, dan analisis data serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(21)

8 A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

1) Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010).

2) Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, ketrampilan, informasi, akidah dan pikiran-pikiran (Isyraq, 2007).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

(22)

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan lain sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

(23)

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian.

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari : a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelm adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut terpecahkan. b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetualan terjadi karena tidak disengaja oleh orang bersangkutan.

(24)

c) Secara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang memiliki wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

(25)

e) Cara akal sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya dengan pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Anjuran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

(26)

pengetahuannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari petnyataan-pernyataan umum kepada yang ksusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra yang kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

(27)

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626) yang mengembangkan metode berfikir induktif yang kemudian dilanjutkan oleh Deobold van Dallen yang mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok,yakni :

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesutu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Erfandi (2009), menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka

(28)

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.

2) Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari informasi formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immedate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

(29)

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melaui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

(30)

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah yang nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

(31)

2. Konsep Kehamilan a. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).

Dalam kehamilan itu sendiri terdapat istilah primigravida dan

multigravida. Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya sedangkan multigravida adalah wanita yang hamil dan wanita yang telah hamil sedikitnya dua kali (Kamus Kedokteran, 2009).

b. Tanda-tanda kehamilan

Menurut Saryono (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenore (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita hamil tidak haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan.

b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.

c) Mengidam terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Mammae menjadi tegang dan membesar. e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang semakin membesar.

(32)

g) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun.

h) Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. 2) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi ismus, menjadi panjang dan lunak) d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam)

e) Tanda piscaceck (uterus membesar ke salah satu jurusan) f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks

g) Teraba ballotement h) Reaksi kehamilan positif 3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan 18 – 20 minggu memakai Doppler dan umur kehamilan 12 minggu memakai stetoskop Leannec.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan Multigravida umur 16 minggu.

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka janin dapat dilihat.

(33)

c. Asuhan pada ibu hamil

Asuhan pada ibu hamil meliputi 14 T, yaitu mengukur tinggi badan/berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet selama kehamilan), test terhadap penyakit menular seksual/VDRL, temu wicara/konseling, test/pemeriksaan Hb, test/pemeriksaan urine protein, test reduksi urine, perawatan payudara (tekan pijat payudara), pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil), terapi yodium kapsul, terapi obat malaria (Saryono, 2010).

Menurut Saifuddin (2002), tujuan asuhan antenatal yaitu :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar ibu nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

(34)

Tabel 2.1 Jadwal pemeriksaan Ibu Hamil

Usia Kehamilan Waktu Pemeriksaan

0 – 28 Minggu 28 – 36 Minggu Di atas 36 Minggu 4 Minggu sekali 2 Minggu sekali 1 Minggu sekali Sumber : Saifuddin, 2002

d. Kebutuhan gizi ibu hamil

Menurut Saifuddin (2002), pada permulaan kehamilan ibu telah harus makan-makanan yang mempunyai nilai gizi yang bermutu tinggi. Dan harus banyak makan yang mengandung protein, kalsium, mineral, dan vitamin.

Menurut Kristiyanasari (2010), kebutuhan gizi ibu hamil meliputi kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan asam amino, lemak, vitamin, mineral, dan elemen sisa.

3. Zat Besi (Tablet Fe) a. Pengertian

Zat besi merupakan microelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini yang paling banyak terdapat dalam tubuh dalam pembentukan darah, yaitu dalam sintesa hemoglobin. Jumlah besi yang dibutuhkan untuk kehamilan yang dianjurkan ialah mengkonsumsi sekitar 60 – 100 mg/hari (Waryana, 2002). Menurut Fatkhi (2011), tablet Fe adalah sel darah merah yang sangat dibutuhkan untuk mencegah anemia dalam kehamilan yang berbentuk tablet.

b. Manfaat Tablet Fe

Fe merupakan mineral mikro paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Fe sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menunjang aktifitas kerjanya. Di dalam tubuh Fe berperan sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke

(35)

jaringan, sebagai alat angkut elektron pada metabolisme energi, sebagai bagian dari enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan. Adapun manfaat lainnya adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A (Waryana, 2002).

Manfaat tablet Fe menurut Musbikin (2008), diantaranya untuk mendorong perkembangan janin, zat besi juga penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah, sehingga bisa menjamin sirkulasi zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Zat besi bergabung dengan protein di dalam sel zat besi akan membentuk enzim yang berperan serta dalam pembentukan energi di dalam sel. c. Sumber Fe

Keanekaragaman konsumsi makanan sangat dibutuhkan untuk menunjang ketersediaan zat besi dalam tubuh. Makanan sumber Fe yang baik antara lain daging, ayam, ikan, telur, hati, serealia tumbuk,kacang-kacangan, sayuran hijau, dan pisang ambon. Fe yang berasal dari makanan hewani lebih mudah diserap oleh tubuh daripada Fe yang berasal dari makanan nabati (Waryana, 2002).

Makanan sumber Fe ada yang berasal dari hewan (hewani) dan makanan sumber Fe yang berasal dari sayur dan buah-buahan (nabati). Untuk produk hewani, sumber zat besi yang baik yaitu daging merah, daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna, sarden serta jenis kerang-kerangan. Untuk sumber zat besi yang berasal dari sayuran dan buah-buahan antara lain bayam, brokoli, tahu, kedelai, sereal, kentang sera berbagai buah-buahan yang dikeringkan seperti kismis, apricot, dan prune. Kita dapat dengan mudah mengetahui makanan sumber zat besi

(36)

karena biasanya makanan sumber zat besi adalah juga makanan sumber vitamin A (Syakur, 2012).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi Fe

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi Fe (Waryana, 2002) yaitu :

1) Bentuk Fe

Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-non hem yang berasal dari makanan nabati.

2) Asam organik

Vitamin C dan asam sitrat sangat membantu penyerapan besi-non hem dengan merubah bentuk feri menjadi fero.

3) Asam fitat, asam oksalat dan tanin

Ketiga jenis zat tersebut dapat mengikat Fe sehingga menghambat penyerapannya. Namun pengaruh negatif ini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C.

4) Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi. 5) Kebutuhan tubuh

Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat maka penyerapannya juga akan meningkat. Kebutuhan Fe untuk tenaga kerja laki-laki dewasa adalah 13 miligram per hari.

(37)

e. Kebutuhan tablet Fe dalam kehamilan

Menurut Waryana (2002 ), kebutuhan tablet Fe dalam kehamilan, yaitu:

1) Pada trimester I tablet Fe yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan kebutuhan janin dan red cell mass 30-40 mg.

2) Pada trimester II tablet Fe yang diberlakukan adalah ± 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan kebutuhan

red cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg.

3) Pada trimester III tablet Fe yang dibutuhkan adalah 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8/hari ditambah dengan kebutuhan red cell

mass 150 mg dan conceptus 233 mg. Maka kebutuhan pada trimester II dan III jauh lebih besar dari jumlah tablet Fe yang didapat dari makanan.

Jumlah tablet Fe yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar dari pada tidak hamil. Pada waktu trimester I kehamilan, kebutuhan tablet Fe lebih rendah dari sebelum hamil karena tidak menstruasi dan jumlah tablet Fe yang di transfer kepada janin lebih rendah, pada waktu mulai menginjak trimester II, sampai trimester III. Penambahan massa sel darah merah ini mencapai 35% dengan penambahan kebutuhan tablet Fe sebanyak 450 mg.Keadaan diimbangi dengan menurunnya kadar Hg yaitu sebanyak 1 gr/100 ml (pada wanita tidak hamil batas Hg normal adalah 12 gr/100 ml).

Tiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet (Saifuddin, 2002).

(38)

f. Cara mengkonsumsi tablet Fe dalam kehamilan

Makanan yang mempunyai kandungan zat besi yang tinggi belum tentu menjadi sumber zat besi yang baik bagi anda, karena tergantung pada proses penyerapan yang dipengaruhi oleh penghambat (inhibitor) dan enhancer (pembantu). Cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar diantaranya (Hartoko, 2012) :

1) Minum tablet Fe dengan air putih saja,air jeruk atau jus buah, agar penyerapan zat besi dalam tubuh dapat berjalan dengan baik.

2) Sebaiknya diminum setelah makan malam atau menjelang tidur malam disertai buah-buahan untuk membantu proses penyerapan, karena kandungan vitamin C pada buah dapat membatu penyerapan zat besi.

3) Jangan minum tablet bersamaan dengan susu atau tablet calsium (kalk), karena calsium dalam susu dan dalam kalk akan menghambat penyerapan zat besi. Selain calsium, teh dan kopi juga dapat menghambat penyerapan zat besi, oleh karena jika ingin minum teh dan kopi sebaiknya jangan dekat waktunya dengan saat minum tablet Fe.

4) Kemasan tablet Fe yang telah dibuka agar ditutup kembali dengan rapat.

5) Tablet Fe yang sudah berubah warna jangan diminum.

Menurut Musbikin (2008) dalam mengkonsumsi tablet Fe biasanya akan ada efek samping seperti timbul mual, nyeri lambung, konstipasi, maupun diare serta tinja berwarna hitam. Keluhan- keluhan tersebut biasanya ringan dan tidak membahayakan. Untuk mengatasinya, sebaiknya minum dengan setengah dosis yang

(39)

dianjurkan, makan buah-buahan/makanan lain yang mengandung serat serta minum sedikitnya delapan gelas cairan dalam sehari.

Hindari makanan atau minuman seperti alkohol, susu, kopi, teh, coklat serta buah-buahan yang mengandung alkohol (durian, mangga kueni, nanas) karena dapat menyebabkan menghambat penyerapan Fe dan penyerapan Fe bisa meningkat bila ada zat asam dalam lambung (Mandriawati, 2007).

Menurut Varney (2007), untuk meningkatkan penyerapan tablet Fe antara lain :

1) Minumlah tablet Fe diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.

2) Hindari mengkonsumsi kalsium bersama tablet Fe (susu, antasida, makanan tambahan prenatal).

3) Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).

4) Masaklah makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu masak sesingkat mungkin agar zat besi yang terkandung didalamnya tidak hilang.

5) Makanlah daging, unggas, dan ikan karena zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain.

6) Makanlah berbagai jenis makanan

Menurut Wisnu (2010), dengan menambah makanan yang mengandung vitamin C, seperti air jeruk, kubis, kentang, tomat dan buah-buahan lainnya ke dalam makanan yang mengandung zat besi non heam, maka akan mengubah beberapa rintangan sehingga penyerapan zat besi menjadi mudah, sebab vitamin C dapat mengubah zat besi Ferri

(40)

menjadi Ferro yaitu suatu bentuk yang diperlukan dalam penyerapan zat besi. Perlu diketahui bahwa vitamin C yang dapat mengubah zat besi ini, tidak termasuk dosis yang dihitung dalam keperluan vitamin C sehari-hari yaitu kurang lebih 60 mg.

Makanan lain seperti yoghurt, kangkung, kismis, telur, jagung, bayam, aprikot, bit hijau, buah jeruk, chard, ikan salmon, beras merah, outmeal, dan kacang-kacangan merupakan beberapa makanan yang juga mengandung zat besi (Ellealawiah, 2011).

Dalam suatu hidangan apabila memakan daging yang mengandung zat besi hem dan juga menyantap makanan yang mengandung zat besi non hem, maka ini akan mempermudah penyerapan zat besi non hem. Penyerapan zat besi juga dibantu oleh adanya vitamin B, protein, dan sedikit tembaga. Hal ini penting diketahui kaum vegetaris (menyukai sayur-sayuran), setelah makan sebaiknya minum air jeruk atau makan buah-buahan agar zat besi yang terkandung di dalam makanan dapat diserap oleh tubuh. Dalam memasak sayuran pun sebaiknya dicuci kemudian dipotong dan jangan dimasak terlalu matang, agar zat besi yang terkandung didalamnya tidak banyak yang hilang. Kuning telur mengandung zat besi berkualitas baik yang mudah diasimilasi, dan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding dengan zat besi dalam daging. Menurut penelitian, penyerapan zat besi tidak akan terpengaruh apabila minum kopi atau teh 1 jam sebelum makan. Penyerapannya akan terganggu apabila meminumnya 1 jam sesudah makan.

Menurut World Health Organization (2004), cara mengkonsumsi tablet Fe adalah dalam mengkonsumsi atau minum

(41)

suplement tablet Fe baik dalam hal waktu, frekuensi meminum tablet Fe dan cara meminum suplement tablet Fe yaitu sehari sekali dan diminum pada saat malam hari karena efek dari mengkonsumsi tablet Fe dapat menimbulkan rasa mual dan diminum dengan menggunakan air jeruk agar penyerapan lebih maksimal serta dianjurkan untuk menghindarkan makan dan minum yang menghambat penyerapan besi misalnya kopi serta teh. Suatu penelitian menunjukan bahwa wanita hamil yang tidak minum tablet Fe mengalami penurunan ferritin (cadangan besi) cukup tajam sejak minggu ke 12 usia kehamilan.

Menurut World Health Organization (2004), pengaruh apabila ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet Fe antara lain sebagai berikut: 1) Dapat terjadi keguguran

2) Dapat terjadi kecacatan pada bayi 3) Dapat terjadi kelahiran prematur

4) Dapat terjadi kelahiran dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan kondisi bayi yang lemah

(42)

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori Pengetahuan Primigravida Tentang Tablet Fe Sumber : (Modifikasi) Notoatmodjo (2010), Waryana (2010) Faktor yang mempengaruhi :

1. Pendidikan 2. Media massa

3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida

1. Sumber zat besi 2. Cara minum tablet Fe 3. Waktu mengkonsumsi tablet Fe 4. Makanan yang menghambat penyerapan tablet Fe 5. Makanan yang membantu penyerapan tablet Fe

(43)

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Kategori

: Yang mempengaruhi

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan ibu

primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe Baik Cukup Kurang 1. Pendidikan 2. Media massa 3. Sosial budaya dan

ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia

(44)

31 A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),

deskripsi yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam populasi tertentu. Menurut Riwidikdo (2009), kuantitatif yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini mengambil lokasi untuk dijadikan obyek penelitian di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei – 20 Juni 2013.

(45)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi yang diteliti adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta dengan berdasarkan rata-rata kunjungan setiap bulannya 39 orang primigravida.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan obyek penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana bagian tersebut mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2007), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dalam penelitian ini yang digunakan sebanyak 39 primigravida yang diambil di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tanggal 31 Mei – 20 Juni 2013.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili populasi yang ada (Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti ini adalah accidental

sampling yaitu sampel yang diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada di suatu tempat atau keadaan tertentu (Notoatmodjo, 2010).

(46)

Menurut Hidayat (2007), dalam pengambilan sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subyek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Adapun kriteria inklusi dari subyek penelitian adalah :

1) Primigravida yang bisa menulis dan membaca.

2) Primigravida yang berkunjung di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tanggal 31 Mei – 20 Juni 2013.

3) Primigravida yang bersedia menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Primigravida yang tidak bisa menulis dan membaca. 2) Primigravida yang tidak bersedia menjadi responden. 3) Primigravida yang sedang sakit.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam instrumen ini instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian

(47)

mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator Pertanyaan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable Tingkat Pengetahuan Primigravida tentang cara mengkonsumi tablet Fe.

1. Sumber zat besi 1, 2, 3 4, 5 5 2. Cara minum tablet Fe 6, 8, 9, 10,

12, 15* 7,11,13,14 10 3. Waktu mengkonsumsi tablet Fe 16, 17, 18, 21, 22* 19, 20 7 4. Makanan yang tidak

menghambat penyerapan tablet Fe 24 23 2 5. Makanan yang membantu penyerapan tablet Fe 25, 28, 30* 26, 27, 29 6 Jumlah 18 12 30

Sumber : Data Primer, Desember 2012

Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 30 pernyataan serta ada jawabannya. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini adalah pernyataan yang mendukung dan yang tidak mendukung. Untuk pernyataan yang mendukung, apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan yang tidak mendukung, apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 0.

Kuesioner untuk untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.

(48)

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas ini dilakukan di RB Marga Waluyo Surakarta kepada 30 orang primigravida tanggal 17 Maret – 31 Maret 2013.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Instrumen penelitian sebelumnya diuji terlebih dahulu kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS

(Statistical Product and Service Solution). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai p-value < 0,05 maka item tersebut valid, tetapi jika nilai p-value > 0,05 maka item alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.

Menurut Riwidikdo (2009) rumus product moment adalah :

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

( )

X

}

{N

Y

-

( )

Y

}

X

{

Y

X.

-XY

.

N

2 2 2 2

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=

N

r

xy

(49)

Untuk mengetahui apakah kuesioner valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel dan dinyatakan valid apabila nilai p-value < 0,05. Dari 30 pernyataan yang dilakukan uji validitas terdapat 3 pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 15, 22 dan 30, kemudian untuk pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam instrumen penelitian, dikarenakan soal yang tidak valid tersebut sudah terwakili dalam kisi-kisi kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetas asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Menurut Riwidikdo (2009), rumus dari Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

»

¼

º

«

¬

ª

Σ

»¼

º

«¬

ª

=

t

b

k

k

r

2 2 11

1

1

σ

σ

Keterangan : r11 : Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ™ıb2 : Jumlah varians butir

(50)

Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai koefisien Alpha Chronbach minimal 0,7 sehingga untuk mengetahui sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai alpha (Riwidikdo, 2010). Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapat r Cronbach’s Alpha sebesar 0,905. Karena lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner untuk pengetahuan responden terbukti reliabilitasnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner hingga selesai dan kuesioner diambil saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer menggunakan kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapat dari data ibu hamil primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta.

(51)

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan ukuran yang dimiliki dalam anggota dari kelompok yang berbeda (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe.

G. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala Data 1. Tingkat Pengetahuan Primigravida Tentang Cara Mengkonsum si Tablet Fe Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe yang meliputi : 1. Pengertian 2. Manfaat 3. Sumber 4. Faktor yang mempengaru hi absorbsi 5. Cara meminum tablet Fe.

Kuesioner a. Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ” x ” mean + 1 SD

c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)

Ordinal

(52)

H. Metode Pengolahan Dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010) proses pengolahan data ada 4 yaitu :

a. Editing

Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan Data (Data entry)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program atau “softwere” komputer.

d. Pembersihan Data (cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisa Data

Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Analisa

Univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentasi dari variabel (Notoatmodjo, 2010).

(53)

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo (2010) yaitu : X =

n

x

¦

Keterangan : X : rata-rata ( mean )

¦

x

: Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut Riwidikdo (2010) yaitu :

SD = Keterangan :

SD : Simpangan Baku xi : nilai dari data n : banyaknya data

Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010) yaitu sebagai berikut :

Σ Ibu menurut Tingkat Pengetahuan

Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Σ Responden

(54)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010) adalah sebagai berikut :

a. Baik : bila responden (x) > mean +1 SD

b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ” x ” mean + 1 SD c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2009) antara lain :

a. Anonimity

Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan serta menerangkan sumber data atau responden yang menjadi sumber data dalam penelitian.

b. Informed Consent

Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang ditandai dengan pemberian tanda tangan pada surat persetujuan.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden, apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberitahukan segala informasi tentang responden yang bersangkutan.

J. Jadwal Penelitian

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei – 20 Juni 2013 di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Alamat BPS ini terletak di Jl. Dr. Lumban Tobing No. 31 Surakarta, Telp. 0271 – 647541. Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan pelayanan di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA). Pelayanan yang diberikan meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan normal, KB, imunisasi, konseling gizi dan pelayanan balita. Fasilitas untuk pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai, yaitu 1 ruang nifas dilengkapi kamar mandi dalam, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan bervasilitas AC dan 1 ruang administrasi serta rata-rata kunjungan perbulan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) + sebanyak 25 orang dan pelayanan KB + sebanyak 50 orang.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta menggunakan program SPSS Versi 17.0 For Windows:

Tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe diperoleh hasil sebagai berikut:

(56)

Tingkat pengetahuan No. Pengetahuan 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Jumlah Sumber: Data primer

Dari tabel primigravida mengkonsumsi tablet Fe baik, 25 responden ( (20,5%) berpengetahuan kurang. pengetahuan Surakarta tentang sebanyak 25 responden (

Untuk lebih jelasnya dapat di berikut:

Gambar 4. 1. Grafik Batang Pengetahuan

Ϭ ϱ ϭϬ ϭϱ ϮϬ Ϯϱ ĂŝŬ ϲ Tabel 4. 1

Tingkat pengetahuan primigravida tentang cara mengkonsumsi BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta

Pengetahuan Frekuensi Prosentase

6

25

Kurang 8

Jumlah 39

Sumber: Data primer, 2013

Dari tabel 4. 2 di atas didapatkan tingkat pengetahuan primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta

mengkonsumsi tablet Fe antara lain: 6 responden (15,4%) berpengetahuan responden (64,1%) berpengetahuan cukup dan

%) berpengetahuan kurang. Jadi kesimpulannya mayoritas tingkat pengetahuan ibu primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari entang cara mengkonsumsi tablet Fe adalah cukup yaitu

responden (64,1%).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik histogram sebagai

Grafik Batang Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Cara Mengkonsumsi Tablet Fe

ĂŝŬ ƵŬƵƉ <ƵƌĂŶŐ ϲ

Ϯϱ

ϴ WĞŶŐĞƚĂŚƵĂŶ

primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta

Prosentase (%) 15,4 64,1 20,5 100 pengetahuan ibu BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta tentang cara %) berpengetahuan dan 8 responden Jadi kesimpulannya mayoritas tingkat BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari adalah cukup yaitu

lihat pada grafik histogram sebagai

Ibu Primigravida tentang Cara

(57)

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta tentang cara mengkonsumsi tablet Fe mayoritas berada pada tingkat cukup yaitu sebanyak 25 orang (64,1%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi (Notoatmodjo, 2010).

Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini yang paling banyak terdapat dalam tubuh dalam pembentukan darah, yaitu dalam sintesa hemoglobin. Jumlah besi yang dibutuhkan untuk kehamilan yang dianjurkan ialah mengkonsumsi sekitar 60 – 100 mg/ hari (Waryana, 2002). Menurut Fatkhi (2011), tablet Fe adalah sel darah merah yang sangat dibutuhkan untuk mencegah anemia dalam kehamilan yang berbentuk tablet. Manfaat tablet Fe bagi ibu hamil diantaranya untuk mendorong perkembangan janin, zat besi juga penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah, sehingga bisa menjamin sirkulasi zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ibu hamil.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dena Tri Warsianingsih (2006). Hasil penelitian ini menunjukkan ketidakteraturan

(58)

mengkonsumsi tablet Fe pada ibu hamil pada tingkat pengetahuan tidak baik dan kurang baik. Kemungkinan pengetahuan ibu hamil dipengaruhi oleh umur dan pendidikan.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta tentang cara mengkonsumsi tablet Fe pada tingkat baik sebanyak 6 responden (15,4%), hal ini karena responden dapat menjawab semua kisi-kisi kuesioner tentang sumber, cara minum, waktu mengkonsumsi, makanan yang tidak menghambat penyerapan dan makanan yang membantu penyerapan tablet Fe. Jumlah responden pada tingkat cukup sebanyak 25 responden (64,1%), hal ini dikarenakan sebagian besar ibu primigravida kurang mengetahui tentang cara meminum, waktu yang tepat untuk mengkonsumsi dan makanan yang membantu penyerapan tablet Fe dari kuesioner yang telah diberikan. Jumlah responden pada tingkat kurang sebanyak 8 responden (20,5%), hal ini dikarenakan sebagian besar ibu hamil primigravida kurang mengetahui tentang sumber, cara minum, waktu mengkonsumsi, makanan yang tidak menghambat penyerapan dan makanan yang membantu penyerapan tablet Fe. Kemungkinan faktor yang mempengaruhi diantaranya kurangnya informasi berupa penyuluhan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tablet Fe dari tenaga kesehatan dan kurang memanfaatkan media elektronik atau media cetak secara baik sehubungan dengan informasi tentang tablet Fe.

(59)

D. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kendala Penelitian

Responden tidak sedang berada di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta, sehingga peneliti harus mencari responden lain dan jika peneliti tidak mendapatkan responden peneliti harus menunggu sampai responden saat ada di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban.

b. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe.

(60)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat baik yaitu sebanyak 6 responden (15,4%).

2. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat cukup yaitu sebanyak 25 responden (64,1%).

3. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengkonsumsi tablet Fe di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tingkat kurang yaitu sebanyak 8 responden (20,5%).

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan ibu primigravida di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang tablet Fe serta mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang diadakan di Posyandu, Puskesmas, Polindes dan Instansi Kesehatan Pemerintah yang terkait.

(61)

2. Bagi Institusi Terkait

a. BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta

Diharapkan dapat memberikan penyuluhan dan menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/ Puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang tablet Fe, gizi pada ibu hamil dan kebutuhan ibu hamil.

b. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah dan dijadikan sebagai sumber referensi khususnya tentang cara mengkonsumsi tablet Fe.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan acuan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian tentang cara mengkonsumsi tablet Fe dan untuk mengembangkan variabel peneliti.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Teori Pengetahuan Primigravida Tentang Tablet Fe  Sumber : (Modifikasi) Notoatmodjo (2010), Waryana (2010)  Faktor yang mempengaruhi :
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan ibu
Tabel 3.1   Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.2 Definisi Operasional
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Salah satu faktor penyebab dari rasa ketidaknyamanan adalah nyeri, nyeri merupakan suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan

Asupan karbohidrat responden dapat mempengaruhi status gizi karena jumlah konsumsi karbohidrat dapat meningkatkan jumlah energi secara signifikan.Hasil penelitian ini

Dengan menggunakan F hitung dapat diartikan bahwa menerima Ha dan Ho ditolak yaitu 204.811 ≥ 3.162 F hitung lebih besar dari F tabel berarti variabel

Model prediksi yang dibangun dengan Model Tree pada penelitian ini memiliki performa cukup baik untuk memprediksi level muka air harian rata-rata di Stasiun

Pada umumnya metode peramalan causal meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel yang diprediksi seperti analisi regresi sedangkan metode peramalan time series

STUN allows two devices that are normally connected by a direct serial link, using protocols compliant with SDLC or High-level Data Link Control (HDLC), to be connected through one

• Faktor teknikal – kurang mengetahui ciri-ciri • Faktor teknikal – kurang mengetahui ciri-ciri jentera yang sesuai, pengendali yang kurang mahir, kurang perkhidmatan

”Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan