• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Kecombrang (Nicolai speciosa) Terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Kecombrang (Nicolai speciosa) Terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Buah Kecombrang (Nicolai speciosa) Terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa

Mujtahid bin abd Kadir, Rahma Kusuma Dewi Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Jl. Selomangleng No.01 Kediri,jawa timur Indonesia Email: mujtahid@unik-kediri.ac.id

ABSTRAK

Penelitan ini bertujuan untuk menentukan zona hambat ekstrak buah kecombrang dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi (Test Kirby dan Bauer). Dari hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah kecombrang pada semua konsentrasi dapat menghambat Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak etanol buah kecombrang pada konsentrasi 5% b/v menunjukkan zona hambatan yang paling besar terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi zona hambatannya masih lebih kecil daripada pemberian tetrasiklin sebagai pembanding.

Kata kunci: Antibakteri, Ekstrak Buah Kecombrang, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa

(2)

PENDAHULUAN

Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia digunakan oleh masyarakat sebagai sumber bahan obat alam untuk pengobatan secara tradisional. Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang terutama pada segi farmakologi maupun fitokimia berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang telah digunakan sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris. Hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan khasiat maupun kegunaannya (Dalimartha, 2006).

Salah satu tanaman yang dapatdigunakan sebagai bahan obat alami adalah tanaman kecombrang. Kecombrang merupakan tanaman yang sering dipakai sebagai bahan sayuran seperti pecal atau sebagai lalapan. Kandungan kimia yang terdapat di batang, daun , bunga dan rimpang kecombrang adalah saponin dan flavonoid. Selain itu, kecombrang juga mengandung polifenol dan minyak atsiri. (Tampubolon, O. T, 2011).

Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme yang tidak dapat

dilihat dengan kasat mata, tetapi hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Radji,2011). Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadic maupun endemik, antara lain Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa (Djide dan Sartini, 2008).

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang- kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, Pseudomonas aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia. (Radji. M, B. 2011) Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi.Dalam keadaan normal S. aureus terdapat di saluran pernapasan atas, kulit, salurancerna, dan vagina. Infeksi kulit aureus termasuk penyakit infeksi yang paling sering, misalnya lebih dari 1,5 juta kasus furunkulosis terjadi di Amerika Serikatsetiap tahunnya (Radji. M, B. 2011).

Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang dilakukan oleh Aswin D. Baskoro, 2010 tentang uji potensi ekstrak bunga kecombrang (Nicolaia speciosa) sebagai insektisida alami terhadap nyamuk Culex sp, hasil penelitian menununjukkan bahwa Ekstrak bunga kecombrang (Nicolaia

(3)

speciosa) dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, dan 5% memiliki potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Culex sp.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1,25%, 2,5%, dan 5% b/v dengan tiga kali perlakuan menggunakan metode difusi (Test Kirby dan Bauer) dengan bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

apakah ekstrak buah kecombrang dapat a. Alat yang digunakan menghambat pertumbuhan Staphylococcus

aureusdan Pseudomonas aeruginosa?.

Maksud penelitian yaitu untuk mengetahui daya hambat antibakteri ekstrak buah kecombrang terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

Aluminium foil, batang, Erlenmeyer (pyrex), gelas ukur (pyrex), inkubator (memmert), jangka sorong, laminar air flow (LAF), ose bulat, Autoklaf (memmert), Oven pengaduk, cawan petri (memmert), piper disk, penangas air, pinset, spoit 1 cc dan 20 cc, tabung reaksi (pyrex) dan timbangan analitik.

Adapun tujuan penelitian yaitu untuk b. Bahan yang digunakan Air suling, menentukan zona hambat ekstrak buah

kecombrang dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.Adapun manfaat penelitian ini yaitu untuk memperoleh data ilmiah dapat menambahinformasi tentangkemampuan Buah kecombrang sebagai salah satu tanaman obat yang mempunyai efek antibakteri.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yang merupakan penelitian laboratorium dengan menggunakan rancangan eksperimental sederhana. Dengan bahan uji yang digunakan adalah Buah Kecombrang (Nicolaia speciosa).

Sampel penelitian yang digunakan yaitu ekstrak buah kecombrangdengan kosentrasi

Buah kecombrang), kultur murni Pseudomonas aeruginosa, kultur murni Staphylococcus aureus, medium muller hinton agar (MHA), NaCl 0,9% dan tetrasiklin HCl 30 bpj.

Prosedur Kerja

1. Pengambilan dan pengolahan sampel 2. Pembuatan Ekstrak Buah kecombrang

dengan metode Refluks

3. Pembuatan Suspensi ekstrak buah kecombrang dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, dan 5% b/v

4. Pembuatan Larutan Kontrol Positif 5. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif 6. Sterilisasi Alat

7. Pembuatan Media (Merck, 1988) a. Peremajaan bakteri uji

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh berupa pengukuran diameter zona hambatan ekstrak etanol buah kecombrang (Nicolai speciosa) yang

dibuat dengan metode difusi terhadap bakteri Staphylococcus aureus danPseudomonas aeruginosa dengan massa inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37o C.

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambatan ekstrak etanol buah kecombrang (Nicolai speciosa) terhadap Staphylococcus aureus

Bakteri Uji

Diameter Zona Hambatan (mm) Na. CMC 1%) Ekstrak 1,25% b/v Ekstrak 2,5% b/v Ekstrak 5% b/v Tetraciklin HCl 30 ppm Staphylococcus aureus 0 12,25 14,35 16,25 21,15 0 12,95 15,23 16,50 20,25 0 13,45 15,95 17,50 20,50 Jumlah 0 38,65 45,53 50,25 61,9 Rata-rata 0 12,88 15,17 16,75 20,63

Tabel 2. Hasil pengukuran diameter zona hambatan ekstrak etanol buah kecombrang (Nicolai speciosa) terhadap Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Uji

Diameter Zona Hambatan (mm) Na. CMC 1%) Ekstrak 1,25% b/v Ekstrak 2,5% b/v Ekstrak 5% b/v Tetraciklin HCl 30 ppm Pseudomonas aeruginosa 0 12,25 15,75 17,25 20,50 0 13,75 16,25 18,40 21,50 0 14,15 17,15 18,95 22,75 Jumlah 0 40,15 49,15 54,60 64,75 Rata-rata 0 13,38 16,38 18,20 21,58 Pembahasan

Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop (Radji,2011).

Bakteri patogen lebih berbahaya

dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik, antara lain Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol buah kecombrang (Nicolai speciosa) dengan perbedaan konsentrasi yaitu 1,25% b/v, 2,5% b/v, dan 5% b/v.

(5)

Buah kecombrang dibuat ekstrak dengan menggunakan metode refluks, Pemilihan metode refluks dikarenakan tekstur dari simplisia keras sehingga diperlukan metode ekstrasi secara panas, kemudian dipekatkan diretovapor lalu diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapatkan kemudian diuapkan di atas penangas air hingga didapatkan ekstrak kering.

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, yang kesemuanya merupakan bakteri patogen pada manusia. Pengujian daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri dilakukan dengan menggunakan metode tuang. Medium Mueller Hinton Agar (MHA) dituang secara aseptik kedalam cawan petri dibiarkan memadat, kemudian suspensi bakteri diusapkan secara aseptik diatas permukaan medium MHA lalu diletakkan paper disc yang sebelumnya direndam dengan sampel dan kontrol kemudian diletakkan berturut searah jarum jam.

Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa zona hambat ekstrak etanol buah kecombrang dengan konsentrasi 1,25% b/v, 2,5% b/v dan 5% b/v dan tetrasiklin sebagai pembanding memiliki daerah zona hambatan terhadap Staphylococcus aureus masing- masing12,88 mm, 15,17 mm, 16,75 mm dan 20,63 mm. Sedangkan zona

hambatan terhadap Pseudomonas aeruginosa masing-masing 13,38 mm, 16,38 mm, 18,20 mm dan 21,58 mm.

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa ekstrak etanol buah kecombrang dengan konsentrasi 1,25% b/v, 2,5% b/v dan 5% b/v dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Dan konsentrasi yang paling besar zona hambatnya adalah konsentrasi 5% b/v. Hal ini disebabkan karena perbedaan kandungan senyawa yang terikat pada setiap konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin banyak pula senyawa antibakteri yang dikandung oleh ekstrak tersebut.

Pada hasil penelitian ini mikroba gram negatif lebih efektif dihambat pertumbuhannya oleh ekstrak bunga kecombrang dibandingkan mikroba gram positif. Hal ini disebabkan karena kandungan kimia dari ekstrak etanol kecombrang menghambat peptidoglikan, Peptidoglikan hanya ditemukan pada spesies bakteri, contohnyaStaphylococcus aureus, Peptidoglikan ditemukan baik pada bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif tetapi dengan struktur yang sedikit berbeda. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang lebih tebal, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis danmempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal. Mikroba gram negatif memiliki

(6)

sistem seleksi terhadap zat-zat asing yaitu pada lapisan lipopolisakarida. Struktur dinding sel mikroba gram negatif relatif lebih kompleks, berlapis tiga yaitu lapisan luar yang berupa lipoprotein, lapisan tengah yang berupa lipopolisakarida dan lapisan dalam berupa peptidoglikan. Sedangkan struktur dinding sel mikroba gram positif relatif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa antimikroba untuk masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja (Zuhud et al, 2001)

Adapun komponen kimia yang bersifat sebagai antibakteri yang terdapat dalam buah kecombrang yaitu senyawa alkaloid Senyawa Alkaloid bekerja dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian pada sel bakteri tersebut ( Muhaimin, 2007)

Hasil pengukuran diameter daerah hambatan menunjukkan perbedaan pada tiap-tiap konsentrasi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan konsentrasi zat akt1if.. Peningkatan konsentrasi pada umumnya akan diikuti dengan peningkatan diameter zona hambatan sebagaimana dikemukakan

mengikuti kaidah ini, karena beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pengujian daya hambat yaitu kemampuan dan laju difusi bahan aktif pada medium, laju pertumbuhan mikroorganisme, kepekaan mikroorganisme terhadap zat aktif, serta ketebalan dan viskositas medium.

Hasil analisis statistika menggunakan metode uji t menunjukkan bahwa pemberian Na.CMC sebagai kontrol negatif, ekstrak etanol buah kecombrangdan tetrasiklin sebagai pembanding memberikan zona hambat yang berbeda nyata baik terhadap Staphylococcus aureus maupun Pseudomonas aeruginosa, Data tersebut menunjukkan bahwa pada taraf kemaknaan 0,05 dan daftar kepercayaan (DK) 3 (n1 + n2 - 2), (1-α/2) sehingga thitung = 0,58< ttabel = 3,18, artinya Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan bermakna atau signifikan Ekstrak Etanol Buah Kecombrang Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa

KESIMPULAN

Ekstrak etanol buah kecombrang pada semua konsentrasi dapat menghambat

Staphylococcusaureus dan Pseudomonas aeruginosa.

Pelczar (1998) bahwa konsentrasi da2n. Ekstrak etanol buah kecombrangpada bahan kimia akan mempengaruhi

mikroorganisme dimana konsentrasi tertinggi akan menyebabkan kematian mikroorganisme. Akan tetapi zona hambatan yang terbentuk tidak selalu

konsentrasi 5% b/v menunjukkan zona hambat yang paling besar terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi zona hambatnya masih lebih kecil daripada pemberian tetrasiklin

(7)

sebagai pembanding.

Ekstrak etanol bunga kecombrang lebih efektif menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dibandingkan Staphylococcus aureus

DAFTAR PUSTAKA

Aswin D. Baskoro, 2010,Uji Potensi Ekstrak Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa) Sebagai Insektisida Alami Terhadap Nyamuk Culex sp

Bonang,C., Koeswardono,E,S 1982.Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.

Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Dirjen POM. 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Djide,M.N dan Sartini 2008.Analisis Mikrobiologi Farmasi. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar.

Jawetz, et al. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Salemba Medika, Jakarta

Maksum R, 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Merck, D.E, 1998, Culture Media Handbook, Federal Republik Of Germany

Pratiwi. S, 2008, Mikrobiologi Farmasi, PT Erlangga, Jakarta.

Radji. M, B. 2011. Buku ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Setiadi, R. dan Sarwono, B., 2007, Tanaman Obat Keluarga, Kelompok Gramedia Majalah Jakarta.

Suparni dan Wulandari , 2012, Herbal Nusantara, 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia, Jakarta

Tampubolon, O. T., S. Suhatsyah dan S. Sastrapradja. 2011. Penelitian Pendahuluan Kandungan Kimia Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) dalam Risalah Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III. Fakultas FarmasiUGM. DIY. Hal: 451-459.

Tjitrosoepomo, G., 2002, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Tjay, T. H dan Kirana R. 2002. Obat - obat Penting. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta.

Waluyo, L., 2008. Teknik Dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Zulkifli. 2004. Pengobatan Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif harus Dilestarikan. Karya Ilmiah. FKM USU,Medan

Gambar

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambatan ekstrak etanol buah kecombrang (Nicolai  speciosa) terhadap Staphylococcus aureus

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan: (1) model pembelajaran Problem Solving berbantuan alat peraga memberikan prestasi belajar yang sama baiknya

penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan. perubahan persepsi

Hasil pengujian penelitian dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi simbolik masyarakat meliputi faktor internal (nilai-nilai yang

sebagai berikut. Pelaksanaan pembelajaran menulis ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis terlaksana dengan baik. Hal ini

Faktor-faktor yang diduga dapat memengaruhi daya saing lada Indonesia adalah harga ekspor , Gross Domestic Product (GDP) per kapita negara pengimpor lada

Setelah dihasilkan serbuk bit merah dilakukan analisa kimia meliputi kadar air dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH serta analisa fisik (bulk density,

Based on the results of the research and discussion that has been done on PT XYZ, many advices and suggestions are given that may be useful as an input and evaluation to assist

1. Industri telekomunikasi telepon seluler pada tahun 2013 mengarah kepada struktur pasar oligopoli, dengan ciri-ciri 1) Memiliki hanya beberapa penjual yaitu sebanyak 7