• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Ekstrak Kering Kayu Merbau (Intsia Bakeri Prain.) Dalam Sediaan Pewarna Rambut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggunaan Ekstrak Kering Kayu Merbau (Intsia Bakeri Prain.) Dalam Sediaan Pewarna Rambut"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

119

Penggunaan Ekstrak Kering Kayu Merbau (Intsia Bakeri Prain.)

Dalam Sediaan Pewarna Rambut

The Use of Merbau Wood (Intsia bakeri Prain.) Dried Extract

In Hair Dye Preparation

M. Khairil Nasution, Nazliniwaty*, Djendakita Purba

Departemen Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Latar Belakang: Bagian merbau (Intsia bakeri Prain.) yang digunakan sebagai pewarna adalah kayunya yang menghasilkan warna coklat kemerahan. Masyarakat biasanya menggunakan zat warna yang dihasilkan oleh kayu merbau ini untuk pewarna pakaian.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan pewarna rambut menggunakan ekstrak kering kayu merbau dengan penambahan bahan pembangkit warna tembaga (II) sulfat dan pirogalol dengan berbagai konsentrasi ekstrak kayu merbau untuk mendapatkan warna coklat terbaik.

Metode Penelitian: Ekstraksi zat warna dari kayu merbau dilakukan dengan cara perkolasi menggunakan etanol 96%, kemudian dikeringkan menjadi ekstrak kering. Sediaan pewarna rambut dibuat dengan formula yang terdiri dari ekstrak kering kayu merbau dengan berbagai konsentrasi, yaitu 2, 3, 4, 5, dan 6%. Pirogalol, tembaga (II) sulfat, dan xanthan gum masing-masing 1%. Sebagai pelarut digunakan akuades. Pewarnaan dilakukan dengan cara merendam rambut uban dalam sediaan pewarna rambut selama 1-4 jam dan diamati perubahan warna setiap jam perendaman rambut uban secara visual.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak kering kayu merbau dan lamanya waktu perendaman. Semakin besar konsentrasi ekstrak kering kayu merbau, maka warna rambut yang dihasilkan semakin gelap sampai pada konsentrasi 5%. Diatas konsentrasi 5% warna rambut yang dihasilkan semakin terang.

Kesimpulan: Ekstrak kering kayu merbau dapat digunakan sebagai pewarna rambut.

Kata kunci: ekstrak kering kayu merbau, Intsia bakeri Prain., tembaga (II) sulfat, pirogalol,

xanthan gum, pewarna rambut

ABSTRACT

Background: The part of merbau (Intsia bakeri Prain) used as coloring agent is the inside part of its wood that produce the florid brown. People usually use coloration that produced by this merbau wood is for clothes coloration.

Objective: The objective of this research was to formulate hair dye preparation using of merbau wood extract with plant color agent copper (II) sulfate and pyrogalol with various concentrations of merbau wood extract that can produce the best brown colour.

Methods: Extraction of color essence from the body of merbau wood was done with percolation method way using 96% of ethanol then dried to be dried extract. Hair dye preparation was made with a formula consisting of merbau wood extract with various concentrations, these were 2, 3, 4, 5, and 6%. Pyrogallol, copper (II) sulfate, and xanthan gum were 1%, respectively. Aquadest *Korespondensi penulis: nazliniwaty@usu.ac.id

(2)

120

was used as the solvent. Coloring process was done by soaking of gray hair on hair dye preparation for 1-4 hours and the color change was observed visually every hour of gray hair soaking.

Results: The result showed that brown color was influenced by the concentration of merbau wood extract and duration of soaking. The greater concentration of merbau wood extract, until the hair colour was changed from brown to darker at the concentration of 5%. The concentration above 5% the coloring of hairs were lighter.

Conclusion: Merbau wood extract can be used as hair coloring agent.

Keywords: dried extract merbau wood, Intsia bakeri Prain), copper (II) sulfate, pyrogalol,

xanthan gum, hair dye

PENDAHULUAN

Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam lapisan dermis kulit dan melalui saluran folikel rambut keluar dari kulit. Bagian rambut yang keluar dari kulit dinamakan batang rambut (Tranggono dan Latifah, 2007). Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit bila dipangkas (Barigina dan Ideawati, 2001).

Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asli atau mengubah warna rambut asli menjadi warna baru. Keinginan untuk mewarnai rambut memang sudah berkembang sejak dahulu. Bahkan ramuan yang dijadikan zat warna pada waktu itu diperoleh dari sumber alam, pada umumnya berasal dari tumbuhan dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan (Ditjen POM, 1985).

Merbau (Intsia bakeri Prain) merupakan salah satu tanaman kayu keras yang umumnya dipakai untuk balok, tiang, papan bangunan perumahan dan jembatan, kayu perkapalan dan lantai (Martawijaya, dkk., 2005). Kayu merbau memiliki kandungan zat warna yang berwarna coklat kemerahan dan dapat diekstraksi dengan alkohol. Kandungan flavonoid yang terdapat pada kayu merbau dapat

berperan sebagai zat pewarna yaitu naringenin dan aromadendrin. Masyarakat biasanya menggunakan zat warna yang dihasilkan oleh kayu merbau ini untuk pewarna pakaian (Indah, 2010; Heyne, 1987).

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan pewarna rambut menggunakan ekstrak kering kayu merbau dengan penambahan bahan pembangkit warna tembaga (II) sulfat dan pirogalol dengan berbagai konsentrasi ekstrak kayu merbau.

METODE PENELITIAN

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu merbau, etanol 96% (teknis/Merck), pirogalol (Merck), tembaga (II) sulfat (Merck), xanthan gum (Coyote brand), aquadest dan rambut uban.

Pengumpulan sampel

Pengumpulan sampel

(tumbuhan) dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kayu dari batang merbau dengan diameter 12 cm yang diambil dari kawasan hutan Batu Holing, Desa Tagur, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

(3)

121 Pengolahan sampel

Batang merbau dibersihkan dari kulit batang (korteks lignum). Kayu merbau dengan berat 1,8 kg diketam lalu diperoleh berat ketaman kayu merbau 1,25 kg. Bahan kemudian dikeringkan di lemari pengering pada temperatur ± 0

40 C hingga kering, lalu ditimbang berat keringnya sebanyak 900 g, lalu diserbukkan dengan menggunakan blender kemudian diayak dan disimpan ditempat kering.

Ekstraksi kayu merbau

Ekstraksi kayu merbau dilakukan secara perkolasi menggunakan penyari etanol 96% (teknis). Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap rotary

evaporator pada suhu 40-50oC hingga

diperoleh ekstrak kental, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer (Ditjen POM, 1979). Ekstrak yang diperoleh adalah ekstrak kering yang kemudian digerus menjadi hingga menjadi sebuk. Pembuatan formula

Formula yang dipilih

berdasarkan formula standard yang terdapat pada Formularium Kosmetika Indonesia (1985) seperti pada Tabel 1. Dalam penelitian ini, sediaan yang akan dibuat adalah sediaan pewarna rambut dengan tujuan untuk

memberikan warna coklat gelap. Selanjutnya dilakukan lagi

orientasi terhadap rambut uban dengan penambahan xanthan gum 1% pada Tabel 2.

Tabel 1. Formula standar

Komposisi Coklat muda Coklat tua Hitam

Serbuk inai 30

Pirogalol 5

Tembaga (II) sulfat 5

83 10 7 73 15 12

Tabel 2. Formula pewarna rambut yang dibuat

Keterangan:

Formula A = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 2% Formula B = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 3% Formula C = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 4% Formula D = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 5% Formula E = Konsentrasi ekstrak kayu merbau 6% Prosedur kerja

Dikalibrasi beaker glass 100 ml. Sesuai dengan formula yang digunakan. Dicampurkan pirogalol, tembaga (II) sulfat, ekstrak kering kayu merbau dan xanthan gum ke dalam lumpang,

digerus homogen. Ditambahkan air destilasi 50 ml ke dalam lumpang, lalu digerus hingga homogen. Dipindahkan massa ke dalam beaker glass yang telah dikalibrasi, kemudian dicukupkan dengan air suling sampai batas kalibrasi. Pengujian terhadap rambut uban

Komposisi Formula (%)

A B C D E

Ekstrak kering kayu merbau 2 3 4 5 6

Pirogalol 1 1 1 1 1

Tembaga (II) Sulfat 1 1 1 1 1

Xanthan gum 1 1 1 1 1

(4)

Empat ikat rambut uban masing-masing seratus helai yang telah dipotong kira-kira 7 cm dan telah dicuci dengan shampoo, dimasukkan ke dalam campuran bahan pewarna rambut, dilakukan perendaman selama 1-4 jam dengan satu ikat rambut diambil setiap jamnya untuk kemudian dicuci, dikeringkan, dan dipisahkan serta diamati warna yang terbentuk sesuai dengan waktu perendaman.

Pengamatan secara visual

Pengamatan ini dilakukan terhadap masing-masing formula untuk tiap kali perendaman. Dari hasil percobaan yang dilakukan, ditentukan waktu perendaman yang optimal, yaitu dengan membandingkan hasil pewarnaan setelah 1 sampai 4 jam perendaman. Kemudian masing-masing formula diamati hasil akhir pewarnaannya dan warna tersebut diklasifikasikan menurut Natural Color Levels seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Natural Color Levels

(Dalton,1985). Keterangan: blonde (pirang); brown (coklat); black (hitam); light (terang); medium (sedang); dark (gelap).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perendaman rambut uban dari masing-masing formula yang dibuat memberikan perubahan warna pada rambut uban seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Data hasil pengamatan secara visual pengaruh konsentrasi ekstrak kering kayu merbau terhadap perubahan warna rambut uban.

Keterangan:

Formula A = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 2% Formula B = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 3% Formula C = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 4% Formula D = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 5% Formula E = Konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 6%

Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak kering kayu merbau, pewarnaan menjadi lebih gelap sampai pada konsentrasi 5%. Pada konsentrasi 6% pewarnaannya menjadi lebih cerah. Hal

ini disebabkan karena semakin tinggi jumlah ekstrak kering kayu merbau akan memberikan warna yang lebih dominan dibandingkan formula dengan konsentrasi ekstrak lebih rendah.

No. Formula Hasil pewarnaan pada lama perendaman (jam)

I II III IV

1 A Pirang gelap Pirang gelap Coklat terang Coklat sedang

2 B Pirang gelap Pirang gelap Coklat sedang Coklat sedang

3 C Pirang gelap Coklat terang Coklat sedang Coklat gelap

4 D Coklat terang Coklat terang Coklat sedang Coklat gelap

(5)

A1 A2 A3 A4 Gambar 2. Pewarnaan rambut selama 1 jam (A1), 2 jam (A2), 3 jam (A3), 4 jam i(A4)

B1 B2 B3 B4

Gambar 3. Pewarnaan rambut selama 1 jam (B1), 2 jam (B2), 3 jam (B3), 4 jam i(B4)

C1 C2 C3 C4 Gambar 4. Pewarnaan rambut selama 1 jam (C1), 2 jam (C2), 3 jam (C3), 4 jam i(C4)

D1 D2 D3 D4 Gambar 5. Pewarnaan rambut selama 1 jam (D1), 2 jam (D2), 3 jam (D3), 4 jam i(D4)

E1 E2 E3 E4 Gambar 6. Pewarnaan rambut selama 1 jam (E1), 2 jam (E2), 3 jam (E3), 4 jam i(E4)

Pengaruh waktu perendaman terhadap pewarnaan rambut uban

Pencampuran ekstrak kering kayu merbau, pirogalol, dan tembaga

(II) sulfat dapat memperbaiki daya lekat warna pada rambut. Zat warna dapat menempel lebih kuat pada batang rambut, hal ini disebabkan karena

(6)

124 molekul-molekul tersebut menembus kutikula dan masuk kedalam korteks rambut sehingga terjadi perubahan warna pada rambut (Ditjen POM, 1985).

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa lamanya waktu perendaman mempengaruhi hasil pewarnaan rambut uban seperti terlihat pada Gambar 2-6.

Perendaman rambut uban dalam sediaan pewarna rambut dilakukan selama 1-4 jam. Penentuan waktu perendaman ini berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa pewarnaan rambut uban terjadi secara bertahap hingga mencapai pewarnaan maksimal pada perendaman selama 4 jam yang dapat mengubah rambut uban (putih) menjadi warna coklat gelap.

Hasil pengamatan secara visual terhadap perendaman rambut uban diperoleh formula yang menghasilkan perubahan warna paling jelas yang mengarah kepada warna coklat gelap, yaitu formula D yang terdiri dari ekstrak kering kayu merbau 5%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 1%.

KESIMPULAN

Ekstrak kering kayu merbau dapat digunakan ke dalam sediaan pewarna rambut dengan menghasilkan warna dari pirang gelap pada formula A (konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 2%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1% dan xanthan gum 1%) sampai coklat gelap pada formula D (konsentrasi ekstrak kering kayu merbau 5%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1% dan xanthan gum 1%). Formula yang menghasilkan warna

terbaik adalah formula D yang terdiri dari ekstrak kering kayu merbau, pirogalol, tembaga (II) sulfat, dan xanthan gum dengan perbandingan konsentrasi 5%: 1%: 1%: 1% yaitu berwarna coklat gelap.

DAFTAR PUSTAKA

Bariqina, E., dan Ideawati, Z. (2001). Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa. Hal. 1-4.

Dalton, J.W. (1985). The Professional Cosmetologist. Edisi Ketiga. St. Paul: West Publishing Company. Hal. 211 -233.

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 86, 208-219.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia II. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. Hal. 907-910.

Indah, U.R. (2010). Optimasi Ekstraksi Zat Warna Pada Kayu Intsia Bijuga Dengan Metode Pelarutan. Tugas Akhir Semester Ganjil. Surabaya: Jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Martawijaya, A., Kartasujana, I.,

Mandang, Y.I., Prawira, S.A., dan Kadir, K. (2005). Atlas Kayu Indonesia. Jilid II. Bogor: Media Pustaka Utama. Hal. 91-96.

Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007).

Buku Pegangan Ilmu

Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 33-37.

Gambar

Tabel 1. Formula standar
Gambar  1.  Natural  Color  Levels  (Dalton,1985).  Keterangan:  blonde  (pirang);  brown (coklat); black (hitam);

Referensi

Dokumen terkait

M Djamil Padang dan Tidak Menuntut diangkat sebagai CPNS atau bersedia diangkat sebagai tenaga kerja waktu tertentu dan tidak menuntut diangkat sebagai Non PNS

Keberhasilan dari spontaneus symmetry breaking (pemecahan simetri spontan) da- lam menjelaskan fisika electroweak membuat para fisikawan berpikir, apakah Stan- dard Model

Another approach similar to this has been proposed which does not need the clutter ground truth labels (Wang et al., 2010). The proposed method detects edges and groups them into

Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan penegasan perubahan susunan pemegang

Jadi fokus kajian dari penelitian ini adalah bagaimana pola asuh yang diterapkan wanita karir dalam membentuk kepribadian anak usia dini yang masih dalam masa

Misalkan diduga dalam sebuah kolam, yang berisi dua jenis ikan, terdapat lebih banyak ikan patin daripada ikan gurami. Bagaimana membuktikan

Tim Pelaksana telah berhasil mencapai tujuannya, yaitu menanamkan pemahaman dan penerapan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan guru dan karyawan

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa penutur kedua (dalam kalimat jawaban) telah melakukan alih kode yang berwujud alih bahasa dari bahasa Jawa ngoko.. ke dalam