PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG OPERASI HITUNG PEMBAGIAN
MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE
TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT
) PADA SISWA KELAS
III DI SDN CANDIGARON 02 KECAMATAN
SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ARNANDA AFROH LAILA
11510082
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG OPERASI HITUNG PEMBAGIAN
MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE
TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT)
PADA SISWA KELAS
III DI SDN CANDIGARON 02 KECAMATAN
SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ARNANDA AFROH LAILA
11510082
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai (JRR Tolkien)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas Alfa Edison)
PERSEMBAHAN
Buah karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku yang selalu menyayangiku dengan tulus dan iklhlas. 2. Kakakku tersayang Adi dan Eka yang selalu memberi dukungan baik
moril maupun materiil.
3. Adikku tersayang Gani dan Zaki yang selalu menemani dan memberi motivasi.
ABSTRAK
Laila, Arnanda Afroh. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Pembagian Melalui Metode Kooperatif TipeTeams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas III di SDN Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Eni Titikusumawati, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Kooperatif Tipe TGT.
Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung pembagian yang masih rendah yaitu dibawah KKM= 60. Secara klasikal nilai tes formatif siswa belum memenuhi KKM, dari 16 siswa baru 4 siswa yang memenuhi KKM atau sebesar 25% sedangkan sisanya masih berada di bawah KKM, rata-rata kelas hanya mencapai 45,5. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan belajar matematika mengenai operasi hitung pembagian dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas III SDN Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dengan langkah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas III SDN Candigaron 02 dengan siswa yang berjumlah 16 siswa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Pembagian Melalui Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas III di SDN Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2014/2015” dapat terwujud.
Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendapat gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, sebab penulis sadar betul tanpa bantuan tersebut penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu dengan tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.selaku rektor STAIN Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si.selaku kaprogdi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran guna memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis.
6. Bapak Budi Sasetya S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SDN Candigaron 02 yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Suprihantini, A.Ma.selaku guru kelas III SDN Candigaron 02 yang telah membantu kelancaran dalam penelitian.
8. Siswa kelas III SDN Candigaron 02 yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Sahabat-sahabatku (Luluk, Upik, Aufa, Ika) yang selalu berjuang bersama-sama.
10. Teman-teman bimbingan skripsi (Erma, Ika, Indri, Rizki, Novi, Tari) yang selalu membantu dan memberi dukungan.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua Amiin.
Salatiga, 5 Desember2014
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL………. I
LEMBARBERLOGO……….. ii
JUDUL……….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN………. V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……… vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… vii
ABSTRAK………... viii
KATA PENGANTAR………... ix
DAFTAR ISI………. xi
DAFTAR TABEL………. xiv
DAFTAR GAMBAR……….... xv
DAFTARLAMPIRAN……… xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah……….. 4
C. Tujuan Penelitian……… 5
D. Hipotesis Penelitian……….... 5
E. ManfaatPenelitian………. 6
F. Definisi Operasional……….. 7
G. Metode Penelitian……….. 9
1. Rancangan Penelitian……….. 9
2. Subjek Penelitian………. 10
3. Langkah-langkah……… 10
4. InstrumenPenelitian……… 13
5. Pengumpulan Data………... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar……… 18
1. PengertianBelajar……… 18
a. Ciri-ciri Belajar………... 20
b. Prinsip-prinsip Belajar……….. 20
2. Pengertian Hasil Belajar……….... 22
a. Wujud Hasil Belajar……….. 22
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi HasilBelajar…………. 24
B. Matematika………... 28
1. Pengertian Matematika……… 28
2. Karakteristik Matematika……… 29
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika……….... 29
4. Tujuan PembelajaranMatematika………... 29
5. Hakikat Belajar Matematika... 30
C. Materi Operasi Hitung Pembagian………... 30
1. Pengertian Operasi Hitung Pembagian………... 30
2. Aturan Penting PengerjaanOperasi Hitung Pembagian……... 31
D. Metode Kooperatif TipeTeams Games Tournamen (TGT)…... 31
1. Pengertian Metode Pembelajaran……….... 31
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif...….... 32
3. Pembelajaran Kooperatif TipeTGT...………... 35
4. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ………... 40
5. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT…………... 40
6. Penerapan Metode Kooperatif Tipe TGT dalam Materi Operasi Hitung Pembagian... 41 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian...……….. 42
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 42
C. Deskripsi Penelitian Siklus II... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi pada Tahap PraSiklus………... 52
B. Hasil Penelitian...……….. 53
1. Deskripsi Siklus I……… 53
2. Deskripsi Siklus II……….. 60
C. Pembahasan HasilPenelitian………. 68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 75
B. Saran……….. 75
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kemampuan Akademik Siswa Kelas III SDN Candigaron 02... 43
Tabel 4.1 Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Kelas III SDN Candigaron 02 Pra Penelitian... 52
Tabel 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I... 57
Tabel 4.3 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I... 57
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I... 58
Tabel 4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II... 64
Tabel 4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II... 65
Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siklus II... 66
Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus II... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 PTK Model Spiral Kemmis dan Taggart... 11
Gambar 2.1 Bagan Penempatan Peserta Turnamen... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II Lampiran 3 Lembar pengamatan siswa siklus I
Lampiran 4 Lembar pengamatan siswa siklus II Lampiran 5 Lembar pengamatan guru siklus I Lampiran 6 Lembar pengamatan guru siklus II Lampiran 7 Angket umpan balik siswa
Lampiran 8 Rekapitulasi hasil pengamatan siswa siklus I Lampiran 9 Rekapitulasi hasil pengamatan siswa siklus II Lampiran 10 Rekapitulasi hasil pengamatan guru siklus I Lampiran 11 Rekapitulasi hasil pengamatan guru siklus II Lampiran 12 Nilai hasil tes formatif siklus I
Lampiran 13 Nilai hasil tes formatif siklus II
Lampiran 14 Rekapitulasi angket umpan balik siswa Lampiran 15 Foto kegiatan
Lampiran 16 Nota pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dewasa ini memerlukan usaha yang maksimal untuk dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas untuk menghadapi era ilmu dan teknologi. Untuk itu penting adanya sumber daya manusia yang dapat menguasai, menerapkan, dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar Indonesia dapat setara dengan negara-negara lain yang telah maju.
Kenyataannya bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha bekerja dengan jalan memilih menggunakan suatu metode yang dianggap tepat untuk mencapai tujuannya. Demikian juga dalam melakukan pembelajaran di sekolah, guru selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang paling tepat dan di anggap efektif sehingga pembelajaran yang diberikan oleh guru benar-benar di pahami oleh murid. Menurut Gordon (1984: 3) Bila proses belajar mengajar secara efektif, itu berarti telah terbina suatu hubungan yang unik antara guru dan murid, proses itu sendiri adalah mata rantai yang menghubungkan antara guru dan murid.
harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar. Dalam hal itu, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal Mulyasa (2011:21). Namun dalam prakteknya guru lebih banyak menghadapi permasalahan diantaranya kurangnya pemahaman guru terhadap model pembelajaran sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung pengajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Tujuan pembelajaran Matematika adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi perubahan keadaan dan mampu mensikapinya. Dalam hal ini, pembelajaran matematika yang diterapkan di sekolah merupakan dasar yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kenyataan yang terjadi pada saat ini menunjukan bahwa mata pelajaran matematika tidak begitu diminati oleh para siswa, hanya siswa tertentu saja yang menyukai pelajaran matematika. Sebagian besar siswa menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Yang lebih memprihatinkan lagi bahwa hasil prestasi siswa di bidang matematika masih relatif rendah.
yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai matematika kelas 3 yang diperoleh dari guru yang menunjukkan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 60. Secara klasikal nilai tes formatif siswa belum memenuhi KKM, dari 16 siswa baru 4 siswa yang memenuhi KKM atau sebesar 25% sedangkan sisanya masih berada di bawah KKM, rata-rata kelas hanya mencapai 45,5. Ini berarti masih banyak siswa yang belum menguasai materi pembagian. Hal ini dikarenakan siswa kelas III SDN Candigaron 02 menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit.
Permasalahan pembelajaran yang ditemukan di kelas III, yakni masih banyak siswa yang belum paham operasi hitung pembagian sehingga dalam mengerjakan soal masih asal-asalan. Ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama pemahaman siswa tentang isi dan maksud soal yang terkait dengan pembagian masih relatif rendah. Kedua sebagian siswa masih bingung atau tidak tahu harus dari mana menemukan jawaban. Ketiga, terkadang siswa lupa dengan aturan matematis, rumus-rumus yang telah dipelajari. Keempat, terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban sehingga mempengaruhi hasil akhir jawaban.
metode Kooperatif tipe Times Games Tournament (TGT). Metode TGT termasuk salah satu metode pengajaran yang didalamnya terdapat unsur permainan, berdasarkan pengertian permainan menurut Loy Mcpherson dan Kennyon sendiri yakni bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh: keterampilan fisik, strategi, atau kesempatan, yang dapat dilakukan secara perorangan atau gabungan (Hidayatullah, 2008: 5). Dengan menggunakan metode tersebut, topik-topik dalam pembelajaran matematika dapat disajikan dalam bentuk permainan yang dapat membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Deborah Burnett Stroter
(Sam’s, 2010:38) berpendapat bahwa bermain sebagai alat transformasi,
sebagai pemandu pengalaman dan pemahaman. Bagi semua anak bermain adalah jalan untuk asimilasi pengetahuan dan pemahaman terhadap dunia. Bermain merupakan kebutuhan esensial bagi anak, sebuah aktifitas bawaan yang krusial untuk pertumbuhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut “apakah dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung pembagian pada siswa kelas III SDN Candigaron 02 kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun Pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan belajar matematika mengenai operasi hitung pembagian dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas III SDN Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Penelitian yang dilakukan ini, peneliti tidak menggunakan KKM yang ditentukan oleh sekolah sebagai tolak ukur keberhasilan siswa, melainkan menggunakan KKM yang ditentukan oleh peneliti dengan alasan untuk memaksimalkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi operasi hitung pembagian. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:
a. Secara individu
Siswa diharapakan dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi operasi hitung pembagian.
b. Secara Klasikal
Presentase sebanyak 80% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai≥ 70.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Mewujudkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai tolok ukur dalam meningkatkan hasil belajar matematika.
a. Bagi guru
Dengan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ini guru dapat mengetahui metode, strategi pembelajaran yang bervariasi.
b. Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika
c. Bagi sekolah
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan agar mampu bersaing dengan sekolah lain.
d. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan metode yang menarik untuk dalam pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam judul skripsi. Penulis perlu menjelaskan definisi istilah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
2010:33) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar.
2. Operasi Hitung Pembagian
Menurut Johnson dan Myklebust (Sam’s, 2010:11-12) matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran. Operasi hitung matematika adalah pengerjaan hitungan yang didalamnya terdapat operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Dalam skripsi ini difokuskan pada matematika tingkat dasar kelas III pada pokok bahasan operasi hitung pembagian. Pembagian adalah merupakan pengurangan berulang (Firmanawaty, 2003: 27)
3. Pembelajaran kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT)
Times Games Tournament (TGT) atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh Davied De Vries dan Keath Edward (Trianto, 2009: 83) adalah model pembelajaram yang didalamnya siswa diminta untuk memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
Berdasarkan pengertian tersebut maka metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil yang disertai dengan adanya permainan utuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diberikan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian.
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun Pelajaran 2014/2015. b. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.
2. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III di SDN Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 7 perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah model dari Kemmis dan Taggart
(Sam’s, 2010:72) berupa suatu siklus spiral. Pengertian siklus di sini
Gambar 1.1 Skema siklus menurut Kemmis dan Taggart (Sam’s, 2010:73).
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Menyiapkan materi tentang operasi hitung pembagian
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang operasi hitung pembagian menggunakan metode Kooperatif tipe TGT(Teams Games Tournament).
SIKLUS II
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I Pengamatan I SIKLUS I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan II Refleksi II
3) Menyiapkan lembar soal tentang operasi hitung pembagian menggunakan metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT)untuk mengetahui hasil belajar siswa. 4) Menyiapkan instrumen.
a) Lembar observasi kegiatan siswa tentang penggunakan metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT). b) Lembar observasi kegiatan guru tentang penggunakan
metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT). c) Angket tentang penggunaan metode Kooperatif tipeTeams
Games Tournament (TGT).
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT) yang telah direncanakan, dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain
pembelajran yang didalamnya terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan (observing)yaitu mengamati semua peristiwa selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegiatan siswa dan guru yaitu mencatat apa yang dilihat, didengar, dan diamati selama proses pembelajaran dengan
d. Refleksi
Refleksi(reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT).Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian
a. Pedoman/ lembar pengamatan
Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati kegiatan langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas III. Hasil observasi ini berbentuk catatan lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
b. Soal Evaluasi
menggunakan pilihan ganda siswa dituntut untuk fokus dalam mengerjakan. Karena, apabila terjadi kesalahan kalkulasi jawaban maka akan berpengaruih pada hasil akhir jawaban.
c. Dokumentasi
Diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Pedoman berisi dokumen-dokumen hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Tes
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar
(Sam’s, 2010:93).
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian ini kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.
a. Ketuntasan individu
Untuk mengetahui ketuntasan setiap individu dalam mencapai skor
≥ 70 pada materi operasi hitung pembagian dapat dilihat dari hasil
tes evaluasi. Tehnik yang digunakan untuk mengukur presentase kompetensi secara individu adalah sebagai berikut:
N= jumlah soal benar ×5
b. Ketuntasan klasikal
Presentase ketuntasan belajar yang peneliti harapkan adalah ≥80 dari jumlah siswa satu kelas. Tehnik mengukur presentase kompetensi secara klasikal dapat digunakan rumus sebagai berikut:
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan E. Manfaat Penelitian
F. Definisi Operasional G. Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian 2. Subjek Penelitian
6. Analisis Data H. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar B. Matematika
C. Operasi hitung Pembagian
D. Metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT) BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek penelitian
B. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I C. Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil observasi pada tahap Pra Penelitian B. Hasil penelitian deskripsi per siklus C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran
C. Kata Penutup 3. Bagian Akhir
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Sam’s (2010: 31) belajar artinya berusaha (berlatih)
supaya mendapat suatu kepandaian. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungan. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati, dan ada pula yang tidak dapat diamati.
Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginan untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Dengan demikian seseorang atau peserta didik belajar karena adanya bermacam-macam rangsangan sehingga terjadi interaksi. Hal ini sependapat dengan Thorndike (Uno, 2007: 11) yang mengatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus ( yang dapat berupa pikiran, perasaan dan gerakan) dan respon (yang dapat berupa pikiran, perasaan, dan gerakan).
tadinya tidak berhubungan. Respon tertentu kemudian itu diperkuat ikatannya melalui berjenis-jenis cara yang berkondisi. Menurut teori Gestalt (Daryanto dan Tasrial, 2012: 45) hakekat belajar adalah penemuan hubungan unsur-unsur di dalam ikatan keseluruhan.
a. Ciri-ciri Belajar
Aktifitas belajar haruslah mempunyai ciri-ciri tertentu. Menurut Baharuddin dan Esa N.W (Sriyanti, Suwardi, dan Erawati, 2009:18) ciri-ciri belajar meliputi:
1) Belajar ditandai dengan adanya tingkah laku.
2) Perubahan perilaku dari hasil belajar relatif permanen.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 42) salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Prinsi-prinsip itu adalah sebagai berikut:
2) Belajar menunjukkan jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya sekedar menyimpan saja tanpa mengadakan transformasi.
3) Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. 4) Belajar memerlukan latihan dan pengulangan agar apa yang
telah dipelajari dapat dikuasai.
5) Adanya tantangan dan hambatan, siswa harus dapat mengatasinya secara tepat.
6) Belajar harus didasari kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya.
7) Belajar menurut pada tempo (kecepatan)nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar.
8) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan (Slameto, 1991:29).
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sam’s (2010: 33) hasil belajar pada dasarnya adalah
hasil belajar sebagai perubahan dalam kapabilitas (kemampuan tertentu) sebagai akibat belajar, maka jenkins dan Unwin (Uno,2007: 17) menyatakan bahwa hasil akhir dari kegiatan belajar adalah apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil belajarnya. Hal ini serupa dengan pengertian Gagne (Uno, 2007: 17) yaitu siswa yang mampu mengerjakan sesuatu sebagai hasil belajar tentulah akibat kapabilitasnya. Berdasarkan pengertian Gagne serta jenkins dan Unwin, dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.
Hasil belajar juga merupakan kemampuan untuk mencapai perubahan-perubahan dalam dalam jiwa seseorang seperti memperoleh pengertian tentang bahasa, bersikap susila dan lain sebagainya (Ahmadi, 1991: 14).
a. Wujud Hasil Belajar
Uraian definisi belajar telah menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar itu adanya perubahan dalam diri individu. Syah (Sriyanti, 2009: 20) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:
1) Kebiasaan
2) Keterampilan
Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu.
3) Pengamatan
Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.
4) Berfikir asosiatif dan daya ingat
Orang yang belajar dapat berfikir asosiatif untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya serta akan memiliki daya ingat yang baik.
5) Berfikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berfikir rasional dan kritis. Berfikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramal sesuatu.
6) Sikap
Hasil belajar akan ditandai dengan munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang salam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
7) Inhibisi
tidak perlu. Hasil belajar dapat dilihat dari kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
8) Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar yakni muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap objek tertentu.
9) Tingkah laku efektif
Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan erat dengan proses belajar sehingga faktor yang mempengaruhi belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Seperti apa yang diutarakan Slameto (1991: 56-74) bahwa faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1) Faktor jasmaniah
Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, ia akan cepat lelah, mudah pusing, ngantuk jika badan lemah, kurang darah atau gangguan fungsi alat indra.
Agar seseorang belajar dengan baik dan mendapatkan hasil belajar yang baik, maka harus diusahakan agar kesehatannya terjamin dengan istirahat cukup, pola makan yang benar dan lain sebagainya.
2) Faktor psikologis
Terdapat tujuh hal yang mempengaruhi belajar dalam faktor psikologis yaitu: intellegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
a) Intellegensi yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, timbul kebosanan sehingga ia tidak suka belajar. c) Minat, minat sangat berpengaruh besar terhadap belajar,
d) Bakat, adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyataseseudah belajar atau berlatih.
e) Motif, dalam proses belajar harus memperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. f) Kematangan, suatu tingkat atau fase dalam seseorang, jika
alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misal, jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dan sebagainya.
g) Kesiapan, kesediaan untuk memberi respon. 3) Faktor kelelahan
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan belajar menjadi hilang. Kelelahan dapat dihilangkan melalui: tidur, istirahat, olahraga teratur, mengimbangi makan dengan syarat kesehatan.
Faktor ekstern, meliputi: 1) Faktor keluarga
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
B. Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yaitu mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan berfikir logis, analitis, sistematis dan kreatif pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Menurut Sriyanto (2007: 12) kata
“matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang
Menurut Johnson dan Myklebust (Sam’s, 2010: 11) matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran. Menurut Mulyani
Sumantri (Sam’s, 2010: 12) matematika adalah pengetahuan yang
tidak kurang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika ialah agar siswa dapat berkonsultasi dengan menggunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika.
2. Karakteristik Matematika
Menurut Soedjadi (2000: 13) dalam definisi matematika dapat dilihat adanya ciri-ciri atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:
a. Memiliki objek kajian abstrak b. Bertumpu pada kesepakatan c. Berpola pikir deduktif
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti e. Memperhatikan semesta pembicara f. Konsisten dalam sistemnya
3. Fungsi Matematika
Untuk itulah mengapa matematika diajarkan, hal ini disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan dan perindustrian, dan karena matematika itu menyediakan suatu daya, alat komunikasi, yang singkat dan tidak ambigus.
4. Tujuan Pembelajaran Matematika
Menurut Sodjadi (2000: 43) Secara umum tujuan diberikannya matematika disekolah adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, dan kritis. Serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
5. Hakikat Belajar Matematika
Menurut Subarinah (Sam’s, 2010: 29) matematika merupakan ilmu
C. Operasi Hitung Pembagian.
1. Pengertian Operasi Hitung
Operasi dalam matematika maksudnya adalah pengerjaan. Operasi hitung atau pengerjaan hitung dapat dilakukan terhadap semua jenis bilangan.
Pembagian dapat di definisikan sebagai pengurangan berulang sehingga diperoleh hasil akhir 0 (Firmawati, 2005: 16).
Operasi hitung pembagian dapat di identikkan dengan operasi pengurangan bilangan yang diulang sampai dengan kelipatan tertentu sehingga nilainya sama dengan 0 (Supriyanto, 2008: 96).
2. Aturan penting dalam pengerjaan pembagian
Pembagian juga didefinisikan sebagai pengurangan berulang sehingga diperoleh hasil akhir nol. Misalnya 15: 5 bisa dimaknakan berapa kali mengurangkan 15 dengan 5 sehingga hasilnya 0. Artinya angka 15 akan habis dikurangi dengan angka 5 sebanyak 3 kali sehingga 15- 5- 5- 5= 0
Operasi pembagian juga dapat disebut sebagai kebalikan dari operasi perkalian. Sehingga 15: 5=
15= 5+ 5+5
D. Metode Kooperatif tipeTeams Games Tournament(TGT)
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Sam’s (2010: 18) metode pembelajaran diartian sebagai
cara yang digunakan guru, yang dalam tugas mengajarnya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sebagai seorang guru, harus mengenal berbagai macam metodologi dalam kegiatan belajar mengajar, agar KBM dapat berjalan secara variatif, sehingga guru bersama murid lebih semangat dalam KBM. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan dan karakteristik siswa, agar metode pembelajaran itu dapat berlangsung secara optimal dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Menurut Fathurrahman Pupuh (Hamruni, 2012: 6) metode secara harfiah berati cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan memilih metode.
dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif dan efidien. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
2. Pengertian pembelajaran Kooperatif
dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang etnik yang berbeda (Slavin, 2005: 103). Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam kerja atau membantu diantara sesama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Pembelajaran ini diharapkan guru dapat menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari kegiatan yang telah mereka lakukan dan amati melalui pembelajaran. Pembelajaran ini lebih menekankan pada proses dari pada hasil dengan asumsi mengembangkan kompetensi dan potensi siswa melalui pendidikan.
Pembelajaran kooperatif mengembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 243) terdapat langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif. Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetesni dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
b. Menyampaikan informasi. Guru menyampaikan informasi kepada siswa.
c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. guru menginformasikan pengelompokan siswa.
e. Evaluasi. Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
f. Memberi penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
3. Pembelajaran Kooperatif tipeTeams Games Tournament(TGT)
Times Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran tim siswa, ini pada mulanya dikembangkan oleh Davied De Vries dan Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins (Slavin, 2005: 13). Jadi Times Games Tournament (TGT) merupakan pembelajaran yang berupa kelompok, permainan, kerjasama dan pertandingan yang mana pembelajaran tersebut mengutamakan kekompakan.
Walaupan siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam turnamen, ini berarti siswa harus menguasai materi tersebut. Tanggung jawab pribadi ini memotivasi siswa untuk mempelajari materi dengan sungguh-sungguh. Selain motivasi-motivasi diatas Times Games Tournament (TGT) memiliki dimensi kegembiraan karena menggunakan permainan-permainan, ini yang membedakan TGT dengan model kooperatif lainnya.
Menurut Slavin (2005: 166-169) pembelajaran kooperatif tipeTGT terdiri dari 5 komponen yakni:
a. Presentasi di kelas
Pertama-tama guru menyampaikan materi. Pada saat penyampaian materi siswa harus benar-benar memperhatian dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena dengan demikian akan membantu mereka dalam dalam tim dan pada saat game.
b. Tim (kelompok)
Tim terdiri dari 4 atau 5 siswa yang memiliki kemampuan berbeda (heterogen). Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusunya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya dalam sebuah game. c. Game
masing-masing ditempatkan pada meja tournament. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 peserta, dan diusahakan tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Permainan diwali dengan memberitahukan aturan permainan.Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci jawaban diletakkan terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci jawaban tidak terbaca).
d. Turnamen
pemain yang jawabannya benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
e. Rekognisi Tim (penghargaan kelompok)
Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Penghargaan ini selain memotivasi siswa agar lebih baik dalam mengikuti pelajaran diharapkan dapat juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Gambar 2.1 Bagan Penempatan Peserta Turnamen
Kategori kemampuan :
Team A
4
1 2 3
Meja 1 Meja 2 Meja 3 Meja 4
Team B Team C
3. (Sedang) 4. (Rendah)
TGT terdiri dari siklus reguler dari aktifitas pengajaran yang diatur seperti dalam (Slavin, 2005: 171-174) sebagai berikut:
Mengajar : menyampaikan pelajaran.
Belajar Tim : siswa mempelajari lembar kegiatan dalam tim. Turnamen : siswa terlibat dalam permainan akademik dalam
meja-meja turnamen.
Penghargaan Tim : Skor tim dihitung berdasarka skor turnamen anggota tim.
4. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif tipeTGT
a. Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru
b. Siswa lebih percaya diri untuk untuk berfikir mandiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar bersama siswa lainnya
c. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain
d. Menumbuhkan sikap respon terhadap orang lain
e. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
f. Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial,
5. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipeTGT
a. Dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk melaksanakan cooperative learning tipe teams games tournaments,
b. Siswa yang memiliki kemampuan lebih akan merasa terhambat oleh siswa yang berkemampuan kurang.
c. Memerlukan kerja keras dalam memadukan kemampuan individu siswa dengan kerjasamanya
d. menciptakan kondisi saling memberi pemahaman antar siswa, bisa timbul pemahaman yang berbeda dengan apa yang diharapkan. ( http://www.homedukasi.com/2013/04/kelebihan-dan-kekurangan-tgt.html. diakses pada hari jum’at 26/09/2014).
6. Penerapan metode Kooperatif tipe TGT dalam materi Operasi
Hitung Pembagian.
1) Guru menyiapkan kartu soal, LKS operasi hitung pembagian. 2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (setiap kelompok
anggotanya 4 orang).
3) Guru menempatkan siswa dalam tim belajar beranggotakan empat orang secara heterogen.
dalam tim, pastikan seluruh anggota tim menguasai pelajaran tersebut.
5) Memberi kesempatan kepada tim untuk berdiskusi, berfikir, menganalisis, serta menyelesaikan masalah secara berkelompok. 6) Setelah selesai mengerjakan LKS dengan waktu yang ditentukan,
guru mengarahkan siswa untuk bersiap-siap mengikuti game turnamen.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Negeri Candigaron 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Bagian ini memaparkan tentang lokasi dilaksanakannya penelitian. Hal ini dipandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisa data yang dilakukan. Secara garis besar lokasi penelitian sebagai berikut: a. Identitas
Nama Sekolah : SDN Candigaron 02
Alamat : Dsn. Garon, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.50662 Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Operasi Hitung Pembagian
Kelas : III/I
b. Karakteristik Siswa Kelas III
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas III di SDN Candigaron 02 Tahun 2014/2015.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung pembagian pada semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Penelitian menggunakan pembelajaran yang terdapat mata pelajaran matematika
No Nama Jenis Kelamin
1. SANDY OCTAVIAN Laki-laki
2. YOGA SURYA ADIDA Laki-laki
3. ABITA DWI PUTRI Perempuan
4. ADITYA WARDANI Laki-laki
5. DEDI MANSUR WIJAYA Laki-laki
6. DINA AFRIYANI Perempuan
7. EFRIDA FEBY ROHMAH Perempuan
8. FINDIKA Perempuan
9. GITA VERONICA Perempuan
10. LILIS WIDYAHANTI Perempuan
11. MUHAMMAD BAHRUL U Laki-laki
12. MUHAMMAD HASANUDIN Laki-laki
13. MUHAMMAD SODIQ Laki-laki
14. SANIA RAHMAH Perempuan
15. WAFI RAKA FAUZI Laki-laki
Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1) Kegiatan siklus I : Rabu dan Kamis, 15–16 Oktober 2014 2) Kegiatan siklus II : Rabu dan Kamis, 22–23 Oktoder 2014
B. Deskripsi Penelitian Siklus I
1. Perencanaan(Planning)
Tahap perencanaan pada siklus ini mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan pada 15 dan 16 Oktober
2014.
b. Menyiapkan RPP pembelajaran operasi hitung pembagian melalui metode kooperatif tipeTGT.
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran tentang operasi hitung pembagian melalui metode kooperatif tipeTGT.
Perangkat yang perlu disiapkan pada siklus I meliputi absensi, lembar pengamatan guru dan siswa, angket, LKS, soal evalusi, alat peraga,meja turnamen.
2. Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka (4 x 35 menit). Materi yang di ajarkan pada pertemuan ini adalah mengubah bentuk pembagian menjadi bentuk pengurangan berulang. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan awal meliputi salam, do’a, absensi, apersepsi
(guru bercerita tentang membagi sesuatu, permen misalnya), guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran TGT, siswa bergabung dengan kelompok yang sudah ditentukan, menginformasikan materi yang akan di ajarakan.
b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi
• Siswa menggali informasi dari guru tentang operasi
hitung pembagian mengubah bentuk pembagian menjadi bentuk pengurangan berulang dengan menggunakan alat peraga.
2) Elaborasi
• Siswa diminta maju untuk mendemonstrasikan
mengubah bentuk pembagian menjadi bentuk pengurangan berulang dengan alat peraga di papan tulis.
• Guru mempersilahkan siswa bergabung dalam
kelompok masing-masing dan membagi LKS tentang operasi hitung pembagian melalui metode kooperatif tipeTGT.
• Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS tentang
• Setelah siswa mengerjakan LKS, kemudian diadakan
game/quis TGT yang soalnya berasal dari LKS yang sudah dikerjakan.
3) Konfirmasi
• Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban
dari siswa yang menjawab soal pada saat game/quis TGT.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang pelajaran yang belum dipahami. c. Kegiatan Akhir
Kegiatan penutup meliputi kesimpulan, pemberian penghargaan, memberi motivasi belajar, memberi evaluasi, memberi PR dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, do’a dan salam
3. Pengamatan (Observation)
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati kegiatan guru dalam mengajar dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran melalui metode kooperatif tipeTGT. Kegiatan observasi ini juga untuk mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan tujuan mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipeTGT.
mengetahui ketepatan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada operasi hitung pembagian, baik bagi guru maupun siswa di SDN Candigaron 02.
4. Refleksi (Reflektion)
Pengamat mencatat hal-hal baik yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaa pada siklus ini mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan pada 22 dan 23 Oktober
2014.
b. Menyiapkan RPP pembelajaran operasi hitung pembagian melalui metode kooperatif tipeTGT.
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran tentang operasi hitung pembagian melalui metode kooperatif tipeTGT.
Perangkat yang perlu disiapkan pada siklus II meliputi absensi, lembar pengamatan guru dan siswa, angket, LKS, soal evalusi, alat peraga, meja turnamen.
2. Tindakan (Action)
bilangan dua angka dengan bilangan satu angka. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, do’a, absensi, apersepsi
(guru bertanya tentang cara lain menyelesaikan operasi hitung pembagian), guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran TGT, siswa bergabung dengan kelompok yang sudah ditentukan, menginformasikan materi yang akan di ajarakan.
b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi
• Siswa menggali penjelaskan guru tentang operasi
hitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan menggunakan pembagian bersusun panjang dan bersusun pendek.
2) Elaborasi
• Siswa diminta bergabung dalam kelompoknya
masing-masing yang sudah ditentukan.
• Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS tentang
pembagian bersusun panjang dan bersusun pendek yang nantinya akan dimainkan galam game turnamen. • Setelah siswa mengerjakan LKS, kemudian diadakan
3) Konfirmasi
• Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban
dari siswa yang menjawab soal pada saat game/quis. • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang pelajaran yang belum dipahami. c. Kegiatan Akhir
Kegiatan penutup meliputi kesimpulan , pemberian penghargaan, memberi motivasi belajar, memberi evaluasi, memberi PR dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, do’a dan salam.
3. Pengamatan (Observation)
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati kegiatan guru dalam mengajar dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran melalui metode kooperatif tipeTGT. Kegiatan observasi ini juga untuk mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan tujuan mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipeTGT.
4. Refleksi (reflektion)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi pada Tahap Pra Penelitian
Kondisi awal siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari kebiasaan belajar matematika di kelas, ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kemampuan siswa dalam berhitung pembagian. Kondisi awal ini digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III SD Candigaron 02, Kecamatan Sumowono.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum penelitian, menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan siswa terhadap mata pelajaran matematika terutama pada materi operasi hitung pembagian pada semester I. Kemampuan siswa dalam mengerjakan matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Ketuntasan Nilai Matematika Siwa Kelas III SDN Candigaron 02 Pra Penelitian.
No Kategori Frekuensi Presentase
1. Tuntas 4 25%
2. Belum Tuntas 12 75%
Jumlah 16 100%
KKM yaitu 60 dan 12 siswa (75%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM.
Data pengamatan ini digunakan sebagai dasar diterapkannya metode kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebelum melakukan penelitian pada siswa kelas III SDN Candigaron 02 kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Oktober 2014 di kelas III dengan jumlah 16 siswa. Siklus I dibagi dalam 2 pertemuan yaitu pertemuan I dan II. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
a. Perencanaan
kerja siswa, media pembelajaran, dan lembar observasi. Peneliti
merancang RPP pertemuan I dengan pokok bahasan “mengubah
bentuk pembagian menjadi pengurangan berulang”. Pembahasan
yang dilakukan pada pertemuan I yaitu konsep pembagian, tabel pembagian dan sifat pengelompokan pada pembagian. Pembahasan pada pertemuan II yaitu pembagian bilangan 2 dan 10 secara cepat dan membedakan bilangan ganjil dan genap. Akhir pertemuan II siswa diberikan tes evaluasi sebagai tes siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Oktober 2014 pada materi operasi hitung pembagian. Langkah-langkah pelaksanaanya yaitu:
1) Awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdo’a, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yaitu bercerita tentang pengalaman membagi sesuatu, dilanjutkan dengan penyampain tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipeTGT.
3) Sebagai kegiatan akhir dalam pembelajaran guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dalam game dan memberi semangat bagi kelompok lain yang belum berhasil. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi siswa dan melakukan refleksi. Guru memberikan soal evaluasi berupa pilihan ganda sebagai tes Siklus I dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
c. Observasi
Ketika pembelajaran Siklus I sedang berlangsung, peneliti meminta bantuan observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengeksplor pengetahuan siswa serta menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan oleh observer mencakup:
1) Lembar pengamatan siswa
Tabel 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I.
No Fase Skor Jml
0 1 2 3 4
2. Lembar pengamatan guru
Observer mengamati aktivitas peneliti/ guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Berikut hasil rekapitulasi data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No Fase Skor Jml
0 1 2 3 4
Skala kategori pen skoran Skor maksimal = 4 Skor minimal = 0
Kategori rata-rata: Skor maksimal = 4 Skor minimal = 0
Kategori rata-rata: 0,0–0, 8 = Kurang sekali
0,9–1,6 = Kurang
1,7–2,4 = Cukup
3. Nilai Hasil Belajar
Nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan metode kooperatif tipeTGTdengan melakukan penilaian.
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan 1. Sandy Octavian 70 65 Belum tuntas 2. Yoga Surya A 70 85 Tuntas 3. Abita Dwi P 70 50 Belum tuntas 4. Aditya Wardani 70 75 Tuntas 5. Dedi Mansur M 70 50 Belum tuntas 6. Dina Afriyani 70 50 Belum tuntas 7. Efrida Febri R 70 80 Tuntas
8. Findika 70 70 Tuntas
9. Gita Veronica 70 55 Belum tuntas 10. Lilis Widhayanti 70 75 Tuntas 11. M. Bahrul Ulum 70 50 Belum tuntas 12. M. Hasanudin 70 30 Belum tuntas 13. M. Sodiq 70 30 Belum tuntas 14. Sania Rahmah 70 15 Belum tuntas 15. Wafi Raka Fauzi 70 70 Tuntas 16. Zaini Mahfuds 70 40 Belum tuntas
Jumlah 890
Rata-rata 55,6 Belum Tuntas
Persentase ketuntasan dari penelitian siklus I dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P = 100%
= 6
16 100%
d. Refleksi
Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh pada Siklus I masih belum memuaskan karena baru 6 anak dari 16 siswa yang dinyatakan tuntas memenuhi nilai KKM yang ditentukan peneliti yaitu ≥70. Sisanya yaitu 10 siswa masih dinyatakan belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran operasi hitung pembagian. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada Siklus I ini adalah 55,6 dengan presentase ketuntasan baru mencapai 37,5 %. Ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1) Guru kurang tegas dalam mengatur siswa sehingga siswa asyik bermain sendiri.
2) Masih banyak siswa yang masih bingung tentang operasi hitung pembagian.
3) Penerapan metode kooperatif tipe TGT belum terbiasa dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih bingung dalam melakukan game dalam metode kooperatif tipeTGT.
4) Suasana kelas menjadi gaduh saat siswa berebut menjawab pertanyaan dalam game.
Hambatan yang ada pada Siklus I, menjadi acuan perbaikan yang dilakukan pada Siklus II. Perbaikan yang dilakukan antara lain:
1) Guru harus lebih tegas dalam mengatur siswa agar siswa tidak bermain sendiri.
2) Guru meminta kepada siswa untuk belajar dirumah sebelum pemahasan materi di sekolah.
3) Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
4) Guru dapat memberi peringatan bagi siswa yang gaduh dengan akan mengurangi point yang diperoleh kelompoknya. Dengan begitu siswa akan terkendali dan tidak gaduh.
5) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi sehingga keterampian kerjasama kelompok semakin meningkat.
4. Deskripsi Siklus II
Hasil refleksi pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, yakni belum tercapainya indikator yang telah dirumuskan. Indikator yang dirumuskan peneliti adalah:
c. Secara individu
d. Secara Klasikal
Presentase sebanyak 80% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai≥ 70.
Belum tercapainya indikator keberhasilan dikarenakan masih adanya hambatan-hambatan guru maupun siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode kooperatif tipe TGT. Oleh karena itu dari hambatan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Oktober 2014 di kelas III dengan jumlah 16 siswa. Siklus II dibagi dalam 2 pertemuan yaitu pertemuan I dan II. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
a. Perencanaan
“pembagian bersusun”. Pada pertemuan I akan dibahas yaitu
pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan cara pembagian bersusun. Pada pertemuan II yaitu akan dibahas yaitu pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka dengan cara pembagian bersusun . Pada akhir pertemuan II siswa diberikan tes evaluasi sebagai tes siklus II.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Oktober 2014 pada materi operasi hitung pembagian. Langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:
1) Awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdo’a, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, dilanjutkan dengan penyampain tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipeTGT.
kelompok berfikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban dan pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota didalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Setelah selesai mengerjakan LKS selanjutnya diadakan game turnamen. Guru memanggil perwakilan siswa dari masing-masing kelompok dengan nomor dada siswa secara urut. Kemudian siswa yang nomornya sesuai berdiri dan mencoba menjawab pertanyaan. Siswa kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil jawaban dari anggota kelompok lain. Kemudian siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dalam game dengan benar maka diberikan poin bagi kelompoknya. Siswa antusias dan gembira pada saat game turnamen. Guru bertanya hal yang kurang dipahami dalam diskusi setelah selesai siswa dibimbing guru meluruskan kesalah pahaman dan pemberian umpan balik.
c. Observasi
Ketika pembelajaran Siklus II berlangsung, peneliti meminta bantuan observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Observasi ini juga sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengeksplor pengetahuan siswa serta menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.Pengamatan yang dilakukan mencakup:
1) Lembar pengamatan siswa
Observer mengamati aktivitas siswa, situasi, dan kondisi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT, rekapitulasi data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No Fase Skor Jml
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 0 1 3 0 11
2. Kegiatan Inti 0 0 0 3 7 37
3. Kegiatan Akhir 0 0 0 4 0 12
Jumlah 60
Rata-rata 3,2
Skala kategori penskoran Skor maksimal = 4 Skor minimal = 0
Kategori rata-rata: 0,0–0, 8 = Kurang sekali
0,9–1,6 = Kurang
2) Lembar pengamatan guru
Observer mengamati aktivitas peneliti/ guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Berikut hasil rekapitulasi data adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
No Fase Skor Jml
0 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal 0 0 1 3 0 11
2. Kegiatan Inti 0 0 0 6 5 38
3. Kegiatan Akhir 0 0 0 3 1 13
Jumlah 62
Rata-rata 3,3
3) Angket umpan balik
Sebagai umpan balik siswa terhadap proses pembelajaran operasi hitung pembagian pada Siklus II melalui metode kooperatif tipe TGT. Angket umpan balik digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa tertarik dan memahami metode
Skala kategori penskoran Skor maksimal = 4 Skor minimal = 0
Kategori rata-rata: 0,0–0, 8 = Kurang sekali
0,9–1,6 = Kurang
1,7–2,4 = Cukup
2,5–3,2 = Baik
siswa termotivasi untuk dapat meningkatkan hasil belajar di dalam kelas. Berikut adalah data angket umpan balik yang diberikan pada kelas III.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siklus II No Nama Jumlah % Kriteria 1. Sandy Octavian (A) 10 100 SS
2. Yoga Surya A (B) 7 70 SS
10. Lilis Widhayanti (J) 10 100 SS
11. M Bahrul Ulum (K) 6 60 S
N = Jumlah butir pertanyaan
Kriteria:
Tidak Senang :≤ 32 %
Senang :≤ 33%- 66 %
Sangat Senang :≤ 67%- 100%
4) Nilai hasil belajar
Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan 1. Sandy Octavian 70 75 Tuntas
2. Yoga Surya A 70 90 Tuntas 3. Abita Dwi P 70 75 Tuntas 4. Aditya Wardani 70 70 Tuntas 5. Dedi Mansur M 70 75 Tuntas 6. Dina Afriyani 70 85 Tuntas 7. Efrida Febri R 70 95 Tuntas
8. Findika 70 70 Tuntas
9. Gita Veronica 70 70 Tuntas 10. Lilis Widhayanti 70 85 Tuntas 11. M. Bahrul Ulum 70 75 Tuntas 12. M. Hasanudin 70 70 Tuntas 13. M. Sodiq 70 55 Belum tuntas 14. Sania Rahmah 70 50 Belum tuntas 15. Wafi Raka Fauzi 70 80 Tuntas 16. Zaini Mahfuds 70 70 Tuntas
Jumlah 1190 Rata-rata 74,4
Persentase ketuntasan dari penelitian siklus II dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P = 100%
= 14
16 100%
= 87,5%
d. Refleksi