SAMBUTAN
KEPALA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG
Puji dan Syukur patut dipanjatkan ke hadlirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia-Nya sehingga Laporan Tahunan Pelaksanaan Program/ Kegiatan Balai POM di Kupang tahun 2019 dapat diselesaikan. Salah satu wujud pertanggungjawaban Balai POM di Kupang di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat dan makanan diformulasikan dalam bentuk Laporan Tahunan, yang memberikan gambaran terkait berbagai informasi yang berhubungan dengan pengawasan obat dan makanan di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat, tantangan yang dihadapi oleh Balai POM di Kupang di bidang pengawasan obat semakin luas dan kompleks. Pengawasan obat dan makanan tidak akan efektif jika Balai POM di Kupang bekerja sendiri. Untuk itu kerjasama dengan instansi terkait baik dengan instansi vertikal maupun pemerintah daerah, produsen, distributor, konsumen dan seluruh lapisan masyarakat sangat penting dan perlu terus dikembangkan dan disinergikan.
Di dalam Laporan tahunan ini, disajikan berbagai informasi yang menggambarkan beban kerja dan pencapai serta berbagai tantangan yang dihadapi Balai POM di Kupang selama tahun 2019. Laporan ini juga menyajikan data kinerja 2 (dua) Loka POM yaitu Loka POM Ende dan Loka POM Manggarai Barat, sesuai Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan BPOM. Di samping itu juga terdapat Pos POM Atambua dan Pos POM Sumba Timur, yang bertujuan memperkuat dan mendekatkan pengawasan obat dan makanan ke tingkat Kabupaten/ Kota
Disadari bahwa apa yang telah dicapai oleh Balai POM di Kupang selama tahun 2019 tidak terlepas dari dukungan semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat aktif dalam pencapaian kinerja Balai POM di Kupang selama tahun 2019. Terima kasih juga kepada Tim Laptah yang telah menyusun dengan
baik Laporan Tahunan ini. Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan.
Kupang, 27 April 2020 Kepala Balai POM di Kupang
DAFTAR ISI
Sambutan i
Daftar Isi iii
Daftar Gambar v
Daftar Grafik vi
Daftar Tabel ix
Tim Penyusun Laporan Tahunan 2018 xi
BAB I. PENDAHULUAN
Gambaran Umum Institusi 1
A. Tugas Pokok 1
B. Fungsi 1
C. Visi dan Misi 2
D. Budaya Organisasi 3
E. Kegiatan Utama 3
F. Kegiatan Prioritas Tahun 2018 5
BAB II. KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN
A. Lingkungan Eksternal 8
Data Umum Wilayah Kerja 8
B. Lingkungan Internal 10
Inventaris Kantor/Aset 10
Sumber Daya Manusia 15
BAB III. HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
1. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Produk Terapetik/Obat 17
Sampling dan Pengujian 17
Pemerikasaan Sarana Distribusi Terapetik/Obat 18
2. Pengawasa Napza 19
Sampling dan Pengujian 19
Pemeriksaan Sarana Distribusi Napza 20
3. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Suplemen Makanan 21
Sampling dan Pengujian 21
Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Makanan 22 4. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Obat Tradisional 22
Sampling dan Pengujian 22
5. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Kosmetik 23
Sampling dan Pengujian 23
Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik 23
6. Pengawasan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan Pangan 24
Sampling dan Pengujian 24
Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan 26
7. Pemantauan Iklan dan Label 29
8. Pemberdayaan Masyarakat/Konsumen 30
9. Penyidikan dan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan Makanan 60 10. Quality Assurance dan Quality Management System 62
11. Pengawasan oleh Pos POM Atambua 63
12. Pengawasan oleh Loka POM Manggarai Barat 67
13. Pengawasan oleh Loka POM Ende 80
BAB IV. MASALAH 109
BAB V. PENUTUP
Kesimpulan 114
Saran 116
DAFTAR GAMBAR
Uraian Hal
Gambar 1.1 Pencanangan Zona Integritas di Balai POM di Kupang 7
Gambar 2.1 Peta Wilayah Nusa Tenggara Timur 8
Gambar 3.1 Kegiatan Pemeriksaan Produk di wilayah NTT 27
Gambar 3.2 Kegiatan Bimtek Calon Penerima PB1KP di Kabupaten Sikka Tahun 2019
35 Gambar 3.3 Kegiatan Advokasi Kelembagaan Desa di Kabupaten Timor
Tengah Utara
36 Gambar 3.4 Kegiatan Bimbingan Teknis Kader Keamanan Pangan Desa di
Kabupaten Timor Tengah Utara
38 Gambar 3.5 Kegiatan Bimbingan Teknis Keamanan Pangan untuk
Komunitas Desa di Kabupaten Timor Tengah Utara
39 Gambar 3.6 Kegiatan Advokasi Pengawasan Pangan Fortifikasi Nasional
Pada Tahun 2019
43 Gambar 3.7 KIE dengan Tokoh Masyarakat di Kabupaten Sumba Timur
Tahun 2019
46 Gambar 3.8 Kegiatan Pameran Hari Pangan Sedunia ke-39 Tahun 2019 di
Kabupaten Manggarai Timur
48 Gambar 3.9 Kunjungan Sosialisasi Pengawasan Obat dan Makanan secara
Langsung Tahun 2019
50 Gambar 3.10 Kegiatan Operasional Mobil Keliling di Tahun 2019 51 Gambar 3.11 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pasar Aman dari Bahan
Berbahaya di Kota Kupang Tahun 2019
54
Gambar 3.12 Kegiatan On Air di Radio di Tahun 2019 56
Gambar 3.13 Kegiatan Talkshow di Televisi di Tahun 2019 56
Gambar 3.14 Kegiatan Workshop PKP Tahun 2019 58
Gambar 3.15 Kegiatan In House Training Jurnalistik Media Tahun 2019 59 Gambar 3.16 Pemusnahan Kerupuk yang mengadung Boraks (a), Operasi
Aksi Pasar (b), Operasi Pemeriksaan Produk yang Tidak Memenuhi Ketentuan dan Tindak Lanjut (c)
61
Gambar 3.17 Pelatihan Internal Auditor for ISO/IEC 17025:2017 (in Accordance with ISO 19011:2018)
62 Gambar 3.18 Kegiatan Pemeriksaan Sarana oleh Pos POM Atambua 65 Gambar 3.19 Kegiatan KIE yang dilakukan oleh POS POM Atambua 66 Gambar 3.20 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan oleh Loka POM di
Kabupaten Ende Tahun 2019
99
Gambar 3.21 Pameran Expo Kelimutu 2019 104
DAFTAR GRAFIK
Uraian Hal
Grafik 3.1 Jumlah Sampling Obat Targeted dan Acak tahun 2019 17
Grafik 3.2 Sampel Terapetik Balai POM di Kupang Tahun 2019 18
Grafik 3.3 Penyebaran Sarana Distribusi/Pelayanan Obat dan Napza di Provinsi NTT Tahun 2019
18 Grafik 3.4 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Terapetik/Obat berdasarkan
Jenis Sarana yang Diperiksa di Provinsi NTT Tahun 2019
19 Grafik 3.5 Jumlah Sampling Napza (Kelas Terapi NAPZA, Antipsikosis Lain
Termasuk Antiepileptik dan Anestesi) Targeted dan Acak tahun 2019
20
Grafik 3.6 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi/Pelayanan Napza Tahun 2019 21 Grafik 3.7 Profil Sampel Suplemen Kesehatan Balai POM di Kupang Tahun
2019
21 Grafik 3.8 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Suplemen Makanan di
Provinsi NTT Tahun 2019
22 Grafik 3.9 Sampel Obat Tradisional Balai POM di Kupang Tahun 2019 22 Grafik 3.10 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat Tradisional di Provinsi
NTT Tahun 2019
23
Grafik 3.11 Sampel Kosmetika Balai POM di Kupang Tahun 2019 24
Grafik 3.12 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetika Di Provinsi NTT Tahun 2019
24 Grafik 3.13 Hasil Sampling Pangan Balai POM di Kupang Tahun 2019 25
Grafik 3.14 Sarana Produksi Pangan di NTT Tahun 2019 27
Grafik 3.15 Penyebaran Sarana Industri Pangan (MD) di Provinsi NTT Tahun 2019
28 Grafik 3.16 Hasil Pemeriksaan Sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
di Provinsi NTT Tahun 2019
28 Grafik 3.17 Pemantauan penandaan Obat, Napza, Obat Tradisional, Suplemen
Makanan, Kosmetik, Pangan dan Rokok di Provinsi NTT Tahun 2019
29
Grafik 3.18 Iklan Obat, Napza, Obat Tradisional, Suplemen Makanan, Kosmetik, Pangan dan Rokok di Provinsi NTT Tahun 2019
29 Grafik 3.19 Jumlah Pengaduan/ Permintaan Informasi berdasarkan Jenis
Produk
30
Grafik 3.20 Permintaan Informasi Konsumen Menurut Profesi 31
Grafik 3.21 Profil Sarana Yang Digunakan Konsumen dalam Menyampaikan Pengaduan/Permintaan Informasi
31 Grafik 3.22 Data Kasus Keracunan di Kota Kupang Berdasarkan Kelompok
Usia Tahun 2019
32 Grafik 3.23 Data Kasus Keracunan Berdasarkan Penyebab Keracunan di Kota
Kupang Tahun 2019
33 Grafik 3.24 Data KLB Keracunan Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2019
34
Grafik 3.25 Audit Surveilan PB1KP Kantin Sekolah Tahun 2019 35
Grafik 3.26 Data Kader Keamanan Pangan Desa di Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2019
37 Grafik 3.27 Data Komunitas Desa di Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun
2019
38 Grafik 3.28 Data Intensifikasi Pengawasan Keamanan Pangan Pre Intervensi
Tahun 2019
39 Grafik 3.29 Data Hasil Uji Sampel Intensifikasi Pre Intervensi Tahun 2019 39 Grafik 3.30 Data Intensifikasi Pengawasan Keamanan Pangan Post Intervensi
Tahun 2019
Grafik 3.31 Data Hasil Uji Sampel Intensifikasi Post Intervensi Tahun 2019 40
Grafik 3.32 Data KIE Bersama Tokoh Masyarakat Tahun 2019 46
Grafik 3.33 Data BPOM Goes to School/Campus Tahun 2019 47
Grafik 3.34 Data Jumlah Sampel Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Tahun 2019
54 Grafik 3.35 Data Hasil Uji Sampel Pasar Aman dari Bahan Berbahaya Tahun
2019
54
Grafik 3.36 KIE di Media Elektronik/Cetak Tahun 2019 57
Grafik 3.37 Hasil Pengujian Sampel Menurut Parameter Uji Kimia & Mikrobiologi Tahun 2019 Pos POM Atambua
63 Grafik 3.38 Pengujian Sederhana dengan Tes Kit Pos POM Atambua 64 Grafik 3.39 Fasilitas Distribusi Pangan, Kosmetik dan Obat Tradisional di
Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka & Kabupaten TTU (Pos POM Atambua)
65
Grafik 3.40 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat di Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2019
67 Grafik 3.41 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat berdasarkan Jenis
Sarana yang Diperiksa di Wilayah Kerja Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat
68
Grafik 3.42 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi NAPZA di Wilayah Kerja Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2019
68 Grafik 3.43 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Suplemen Kesehatan
di Wilayah Kerja Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2019
69
Grafik 3.44 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Obat Tradisional di Wilayah Kerja Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2019
70
Grafik 3.45 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Kosmetik di Wilayah Kerja Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2019
71 Grafik 3.46 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Pangan di Wilayah
Kerja Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2019
72 Grafik 3.47 Jenis Produk Pelayanan Loka POM di Kabupaten Manggarai
Barat
73 Grafik 3.48 Mekanisme Menjawab di Kabupaten Manggarai Barat 73
Grafik 3.49 Profil Konsumen di Kabupaten Manggarai Barat 74
Grafik 3.50 Grafik 3.50 Rekap Postingan Media Sosial Loka POM Manggarai Barat di Facebook, Instagram, dan Twitter
74 Grafik 3.51 Kegiatan Penyebaran informasi yang dilakukan oleh Loka
POM di Kabupaten Manggarai Barat
74 Grafik 3.52 Sampel Mobil Keliling Loka Manggarai Barat Tahun 2019 75
Grafik 3.53 Sampel PJAS Loka Manggarai Barat Tahun 2019 76
Grafik 3.54 Target dan Realisasi Sampling dan Pengujian Obat Loka POM Ende
80 Grafik 3.55 Hasil Pengujian Sampel Obat Tahun 2019 Loka POM Ende 80
Grafik 3.56 Profil Parameter Uji Produk Obat Loka POM Ende 81
Grafik 3.57 Grafik 3.57 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi/Pelayan Obat oleh Loka POM di Kabupaten Ende tahun 2019
81 Grafik 3.58 Rincian Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi/Pelayan Obat oleh
Loka POM di Kabupaten Ende tahun 2019
82 Grafik 3.59 Profil Parameter Uji Produk Nappza Loka POM Ende 84 Grafik 3.60 Target dan Realisasi Sampling dan Pengujian Obat Tradisional
Loka POM Ende
85 Grafik 3.61 Profil Parameter Pengujian Kimia Obat Tradisional Loka POM Ende 85 Grafik 3.62 Profil Parameter Pengujian Mikrobiologi Obat Tradisional Loka
POM Ende
86 Grafik 3.63 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat Tradisional oleh Loka 87
POM di Kabupaten Ende Tahun 2019
Grafik 3.64 Target dan Realisasi Sampling Suplemen Kesehatan Loka POM Ende
88 Grafik 3.65 Parameter Kimia Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan Loka
POM Ende Tahun 2019
88 Grafik 3.66 Parameter Mikrobiologi Pengujian Sampel Suplemen Kesehatan
Loka POM Ende Tahun 2019
89 Grafik 3.67 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Kesehatan oleh
Loka POM di Kabupaten Ende Tahun 2019
89 Grafik 3.68 Target dan Realisasi Sampling dan Pengujian Kosmetik Loka POM
Ende
90 Grafik 3.69 Profil Parameter Pengujian Kimia Kosmetik Loka POM Ende 91 Grafik 3.70 Profil Parameter Pengujian Mikrobiologi Kosmetik Loka POM Ende 91 Grafik 3.71 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik oleh Loka POM di
Kabupaten Ende Tahun 2019
92
Grafik 3.72 Sampel Produk Pangan di Loka POM Ende 93
Grafik 3.73 Profil Jumlah Parameter Uji Kimia Pengujian Sampel Pangan 94 Grafik 3.74 Profil Jumlah Parameter Uji Mikrobiologi Pengujian Sampel Pangan
Loka POM Ende
95 Grafik 3.75 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan oleh Loka POM di
Kabupaten Ende Tahun 2019
96 Grafik 3.76 Rencana dan Realisasi Kegiatan Sosialisasi Melalui Media Massa
Loka POM Ende
100 Grafik 3.77 Rencana Dan Realisasi Bimbingan Teknis Layanan Kefarmasian
Terhadap Tenaga Kesehatan Loka POM Ende
100 Grafik 3.78 Perbandingan Jumlah Kegiatan Mobil Laboratorium Keliling Loka
POM Ende
101 Grafik 3.79 Perbandingan Jumlah Sekolah Dalam Kegiatan Mobil Laboratorium
Keliling Loka POM Ende
101 Grafik 3.80 Jumlah Peserta Dalam Kegiatan Mobil Laboratorium Keliling Loka
POM Ende
102 Grafik 3.81 Persentase Kegiatan Operasional Mobling Loka POM Ende Tahun
2019
103 Grafik 3.82 Profil Pengaduan/Pertanyaan Menurut Jenis Produk Tahun 2019
Loka POM Ende
106 Grafik 3.83 Sarana yang Dipergunakan dalam Menyampaikan
Pengaduan/Pertanyaan Tahun 2019 Loka POM Ende
107 Grafik 3.84 Penggolongan Konsumen Menurut Profesi Tahun 2019 Loka POM
Ende
DAFTAR TABEL
Uraian Hal
Tabel 1A Sampling dan Pengujian Rutin Obat dan Makanan 117
Tabel 1B Sampling dan Pengujian Non Rutin Obat dan Makanan 121 Tabel 1C Sampling dan Pengujian Sederhana Obat dan Makanan dengan
Rapid Test Kit
122
Tabel 2A Hasil Pengujian Obat Menurut Parameter Uji 123
Tabel 2B Hasil Pengujian Obat Tradisional Menurut Parameter Uji 124 Tabel 2C Hasil Pengujian Suplemen Kesehatan Menurut Parameter Uji 125
Tabel 2D Hasil Pengujian Kosmetik Menurut Parameter Uji 126
Tabel 2E Hasil Pengujian Pangan Menurut Parameter Uji 128
Tabel 2F Hasil Pengujian Mikrobiologi Menurut Parameter Uji 131 Tabel 3A Jenis Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Sampel Obat Tradisonal 134 Tabel 3B Jenis Bahan Berbahaya/Dilarang dalam Sampel Kosmetik 135 Tabel 3C Jenis Kandungan Bahan Berbahaya dalam Sampel Pangan 136
Tabel 4A Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat 137
Tabel 4B Evaluasi Umum Prioritas Sampling Obat Tradisional 137
Tabel 4C Evaluasi Umum Prioritas Sampling Suplemen Kesehatan 138
Tabel 4D Evaluasi Umum Prioritas Sampling Kosmetik 138
Tabel 4E Evaluasi Umum Prioritas Sampling Pangan dan Kemasan Pangan 139 Tabel 5 Hasil Pengujian Barang Bukti Kasus di Bidang Narkotika dan
Psikotropika
140
Tabel 6A Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Obat 141
Tabel 6B Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Obat Tradisional 143 Tabel 6C Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Suplemen Kesehatan 145
Tabel 6D Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Kosmetik 147
Tabel 6E Hasil Pemeriksaan Fasilitas Produksi Pangan 148
Tabel 7A Hasil Pemeriksaan Fasilitas Distribusi Obat dan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
150 Tabel 7B Pemeriksaan Fasilitas Distribusi Obat Tradisional. Suplemen
Kesehatan, Kosmetik, dan Pangan Olahan
152 Tabel 8 Matriks Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang Dilakukan oleh Balai
Besar/Balai POM
154 Tabel 9 Sertifikasi Produk dan Fasilitas Produksi dan/atau Distribusi Obat dan
Makanan
156
Tabel 10 Pengawasan Iklan Sediaan Farmasi dan Makanan 157
Tabel 11 Pengawasan Label/Penandaan Sediaan Farmasi dan Makanan 160
Tabel 12 Data Rawan Kasus 161
Tabel 14 Penyidikan di Bidang Pengawasan Obat dan Makanan 187 Tabel 15A Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) 189 Tabel 15B Rincian Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Langsung ke Masyarakat
193 Tabel 16A Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan Makanan 228 Tabel 16B Rujukan Layanan Pengaduan dan Informasi Obat dan Makanan 230
Tabel 17 Penggolongan Konsumen Berdasarkan Profesi 232
Tabel 18 Sarana Yang Dipergunakan Konsumen dalam Menyampaikan Pengaduan/Pertanyaan
233 Tabel 19 IRTP Yang Telah Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan 235 Tabel 20A Data Kasus Keracunan Berdasarkan Penyebab Keracunan 236
Tabel 20B Data Kasus Keracunan Berdasarkan Kelompok Usia 237
Tabel 20C Frekuensi Kasus Keracunan 238
Tabel 20D Data Kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) 239
Tabel 21A Desa Yang Diintervensi Keamanan Pangan 247
Pangan
Tabel 22A Bimtek Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
249 Tabel 22B Pemberian Produk Informasi Keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS)
250 Tabel 22C Sekolah Penerima Penghargaan Piagam Bintang Keamanan
Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS)
251 Tabel 22D Hasil Sampling dan Pengujian Intervensi Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
251 Tabel 23A Bimtek dan Pelatihan Pelaksanaan Pasar Aman dari Bahan
Berbahaya
252 Tabel 23B Hasil Sampling dan Pengujian Monitoring dan Evaluasi Pasar Aman
dari Bahan Berbahaya
254
Tabel 24 Keterjangkauan Pengawasan 256
Tabel 25 Jumlah Penduduk 257
Tabel 26 Sarana dan Prasarana 258
Tabel 27 Sumber Daya Manusia (SDM) 260
Tabel 28 Profil Pegawai Menurut Pendidikan dan Unit Kerja 261
Tabel 29 Profil Pegawai Berdasarkan Riwayat Pengembangan Kompetensi 262
Tabel 30 Profil Kemampuan Kerja Tenaga Penguji 289
Tabel 31 Pelatihan Uji Profisiensi 290
Tabel 32A Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium Teranokoko 291 Tabel 32B Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium Pangan 295 Tabel 32C Daftar Standar Minimum Peralatan Laboratorium Mikrobiologi 298
Tabel 33 Sertifikasi/Akreditasi/Penghargaan 301
Tabel 34 Kerja Sama 303
Tabel 35 Pengadaan Barang/Jasa 305
Tabel 36 Laporan Realisasi Anggaran 306
TIM PENYUSUN LAPTAH BALAI POM DI KUPANG TAHUN 2019
Ketua : Drs. Jafet Rampo, Apt. Wakil Ketua : Etni Ira Risva Banunu, S.Si. Sekretaris : Dilaekha Ryan Permata, S.Si
Anggota : Fransiska Dessy Marista Roman, S.Si. Meryca Setia Busta, S.Si.
Rosa Endang Setiyaati, S.Farm., Apt Bidasari, S.Si., Apt.
Fadhila Putri Imananta, S.Farm., Apt. Monika Yosefa Surat, S.Si.
Steffi Dwi Astuti, A.Md.
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM INSTITUSI
Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: 05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001 yang telah beberapa kali disempurnakan untuk mengikuti perkembangan hingga diterbitkannya Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 8 tahun 2018 tanggal 8 Juni 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 3 (tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu Balai POM di Kupang, Loka Pengawas Obat dan Makanan di Kabupaten Ende dan Loka Pengawas Obat dan Makanan di Kabupaten Manggarai Barat.
Selain itu, Balai Pengawas Obat dan Makanan di Kupang memiliki 2 (dua) Pos Pengawas Obat dan Makanan yaitu Pos Pengawas Obat dan Makanan Atambua yang terletak di Kota Atambua Kab. Belu, Pulau Timor dan Pos Pengawas Obat dan Makanan di Sumba Timur yang terletak di Kota Waingapu Kab. Sumba Timur, Pulau Sumba.
Tugas pokok dan fungsi UPT Badan POM sebagai berikut:
A. Tugas Pokok
Melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, serta pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya di Wilayah Nusa Tenggara Timur.
B. Fungsi
a. Penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/ fasilitas produksi Obat dan Makanan; c. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/ fasilitas distribusi Obat dan Makanan
dan/ atau sarana/ fasilitas pelayanan kefarmasian;
d. Pelaksanaan sertifikasi produk dan sarana/ fasilitas produksi dan/ atau distribusi Obat dan Makanan;
e. Pelaksanaan pengambilan contoh/ sampling Obat dan Makanan; f. Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan;
g. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan; h. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat
di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
i. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
j. Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
C. Visi dan Misi
Dalam melaksanakan kegiatan, Balai POM di Kupang, Loka POM di Kabupaten Ende dan Kabupaten Manggarai Barat berpedoman pada Visi dan Misi Badan POM RI sebagai lembaga induk. Visi dan Misi Badan POM RI semula ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.21.4466 tanggal 11 Juni 2007 tentang Pernyataan Visi dan Misi Badan POM RI. Dalam perjalanannya, untuk mengakomodir berbagai kebijakan aktual yang berkembang di bidang pengawasan obat dan makanan maka dilakukan penyempurnaan terhadap visi dan misi Badan POM RI dengan diterbitkannya Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor : HK.04.01.21.11.10.10509 tanggal 03 November 2010 tentang Penetapan Visi dan Misi Badan POM RI yaitu :
Visi :
Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa
Misi :
Dalam rangka mewujudkan Visinya Badan POM memerlukan tindakan nyata sesuai dengan penguatan peran Balai POM di Kupang, Loka POM di Kabupaten Ende dan Manggarai Barat sebagai perpanjangan fungsi di Provinsi NTT yang dituangkan dalam Misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat.
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan POM
D. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini, dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya. Nilai-nilai luhur yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya.
1. Profesional
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi.
2. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
3. Kredibilitas
Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.
4. Kerjasama Tim
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.
5. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.
6. Responsif/Cepat Tanggap
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah
E. Kegiatan Utama
Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi sesuai visi dan misi organisasi, Sesuai Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 8 tahun 2018 tanggal 8 Juni 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Balai POM di Kupang menetapkan kegiatan utama di tahun 2019 dengan targetnya meliputi :
1. Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di wilayah kerja Balai POM di Kupang, dengan indikator sebagai berikut:
a. Indeks Pengawasan Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 71
b. Persentase Obat yang memenuhi syarat di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 94 %
c. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 60 %
d. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 80 %
e. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 87 %
f. Persentase Makanan yang memenuhi syarat di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 71 %
2. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat, dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai POM di Kupang, dengan indikator sebagai berikut :
a. Indeks kepatuhan (compliance indeks) pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 61 3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan
aman di wilayah kerja Balai POM di Kupang, dengan indikator sebagai berikut:
a. Indeks pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 61
4. Meningkatnya efektifitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di wilayah kerja Balai POM di Kupang, dengan indikator sebagai berikut:
a. Persentase pemenuhan pengujian sesuai standar di Provinsi Nusa Tenggara Timur = 100 %
b. Persentase sarana produksi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 17 %
c. Persentase sarana distribusi Obat dan Makanan yang memenuhi ketentuan di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 49,8 %
tepat waktu di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 80 %
e. Rasio tindak lanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan yang dilaksanakan di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 49,95. 5. Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan
Makanan di wilayah kerja Balai POM di Kupang, dengan indikator sebagai berikut :
a. Persentase perkara yang diselesaikan hingga tahap II di wilayah kerja Balai POM di Kupang = 50 %
6. Terwujudnya reformasi birokrasi Balai POM di Kupang sesuai roadmap reformasi birokrasi Badan POM 2015-2019, dengan indikator sebagai berikut :
a. Nilai AKIP Balai POM di Kupang = 81
F. Kegiatan Prioritas Tahun 2019
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, guna meningkatkan efektivitas keberhasilan program Badan POM RI, Balai POM di Kupang tahun 2019 melaksanakan kegiatan-kegiatan prioritas sebagai berikut :
1. Terwujudnya Obat dan Makanan yang aman dan bermutu di wilayah kerja Balai POM di Kupang
Komoditas/ produk yang diawasi BPOM tergolong produk berisiko tinggi yang sama sekali tidak ada ruang untuk toleransi terhadap produk yang tidak memenuhi standar keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu. Dalam konteks ini, pengawasan tidak dapat dilakukan secara parsial hanya pada produk akhir yang beredar di masyarakat tetapi harus dilakukan secara komprehensif dan sistemik. Pada seluruh mata rantai pengawasan tersebut, harus ada sistem yang dapat mendeteksi secara dini jika terjadi degradasi mutu, produk sub standar dan hal-hal lain untuk dilakukan pengamanan sebelum merugikan konsumen/masyarakat. Meningkatnya pengawasan produk Obat dan Makanan yang disampling dan diuji, dilakukan dengan pemenuhan pengujian produk menggunakan parameter uji kritis sesuai dengan pedoman sampling yang telah disusun oleh Badan POM. Selain itu dilakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan teknis dan manajemen laboratorium seperti meningkatkan keikutsertaan dalam uji Profisiensi Sampel Obat, Makanan, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Kesehatan.
2. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat, dan mutu Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai POM di Kupang.
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu program yang terkait dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah. Jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu produk Obat dan Makanan pada dasarnya merupakan kewajiban dari pelaku usaha. Untuk itu pelaku usaha wajib mematuhi ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan pemerintah sebagai regulator dalam rangka perlindungan masyarakat. Pengawasan oleh pelaku usaha sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir, dimulai dari pemeriksaan bahan baku, proses produksi, distribusi, hingga produk tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. Pelaku usaha mempunyai peran dalam memberikan jaminan produk Obat dan Makanan yang memenuhi syarat (aman, berhasiat/bermanfaat, dan bermutu) dimulai dari proses produksi yang sesuai dengan ketentuan. Selain itu, dalam sub sistem pengawasan Obat dan Makanan oleh masyarakat sebagai konsumen, kesadaran masyarakat terkait Obat dan Makanan yang memenuhi syarat harus diciptakan. Obat dan Makanan yang diproduksi dan diedarkan di pasaran (masyarakat) masih berpotensi untuk tidak memenuhi syarat, sehingga masyarakat harus lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk Obat dan Makanan yang aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu. Upaya peningkatan kesadaran masyarakat dilakukan Balai POM di Kupang melalui kegiatan pembinaan dan bimbingan melalui Komunikasi, layanan Informasi dan Edukasi (KIE), selain itu tersedia juga layanan pengujian bagi masyarakat melalui jalur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat dan Makanan aman di wilayah kerja Balai POM di Kupang.
Untuk mencapai tingkat partisipasi dan pengetahuan masyarakat yang tinggi, Balai POM di Kupang perlu secara aktif memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) melalui berbagai forum. Layanan informasi dan pengaduan juga bisa diakses oleh masyarakat dengan datang langsung ke kantor, melalui telepon ataupun media sosial (facebook, whatsapp, twitter, instagram). Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat
terhadap Obat dan Makanan aman, diharapkan akan mampu menimbulkan sikap dan perilaku yang mampu membentengi diri sendiri.
4. Meningkatnya efektifitas pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko di wilayah kerja Balai POM di Kupang.
Pengawasan rutin ke setiap kabupaten rutin dilakukan oleh Balai POM di Kupang, juga kegiatan operasi terpadu oleh PPNS Balai POM di Kupang bersama stakeholders pada tahun 2019 ini antara lain baik dalam bentuk Operasi Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal (Operasi Obson dan Operasi Gabungan Nasional), Operasi Menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Natal, serta aksi penertiban kosmetik yang tidak memenuhi ketentuan. Dengan penjaminan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk Obat dan Makanan yang konsisten/ memenuhi standar aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu, diharapkan mampu melindungi masyarakat dengan optimal.
5. Meningkatnya efektivitas penyidikan tindak pidana Obat dan Makanan di wilayah kerja Balai POM di Kupang
Penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan juga merupakan salah satu upaya dalam menguatkan sistem pengawasan obat dan makanan. Penegakan hukum didasarkan pada bukti hasil pengujian, pemeriksaan, maupun investigasi awal. Dengan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait Balai POM di Kupang dapat menindaklanjuti beberapa kasus dengan tindakan Pro justitia.
6. Terwujudnya reformasi birokrasi Balai POM di Kupang sesuai roadmap reformasi birokrasi Badan POM 2015-2019.
Sasaran Reformasi Birokrasi (RB) diwujudkan oleh Balai POM di Kupang melalui enam (6) area perubahan, antara lain : Manajemen Perubahan; Penguatan Pengawasan; Penataan Tata Laksana; Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM); Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik.
KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal
A. Data Umum Wilayah Kerja Luas Wilayah Kerja
Secara astronomis Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak antara 8o-12o Lintang Selatan dan 118o-125o Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki batas-batas sebelah Utara dengan Laut Flores, sebelah Selatan dengan Samudera Hindia, sebelah Timur dengan Negara Timor Leste dan sebelah Barat dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan letak geografisnya, Provinsi NTT berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Indonesia dan Laut Flores.
Gambar 2.1 Peta Wilayah Nusa Tenggara Timur
Luas wilayah daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur 47.931,54 km2
tersebar pada 1.192 pulau (43 pulau dihuni dan 1.149 pulau tidak dihuni). Sebagian besar wilayahnya bergunung dan berbukit, hanya sedikit dataran rendah. Memiliki sebanyak 40 sungai dengan panjang antara 25-118 kilometer.
Jumlah Kabupaten/ Kota
Provinsi NTT terdiri dari 21 Kabupaten dan 1 Kota yang terletak di tujuh pulau besar yaitu :
• Pulau Sumba :Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, dan
• Pulau Timor : Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Kota Kupang, Kab. Malaka,
• Pulau Flores : Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur,
• Pulau Alor : Alor,
• Pulau Lembata : Lembata,
• Pulau Rote :Rote Ndao,
• Pulau Sabu : Sabu Raijua
NTT terkenal dengan sebutan Flobamorata yang merupakan kumpulan lima pulau besar di NTT (Flores, Sumba, Timor, Alor dan Lembata). Pulau terluas di NTT adalah pulau Timor (14.200 km2). Wilayah administrasi di NTT
terbagi atas 21 kabupaten dan 1 kota. Wilayah terluas adalah Kabupaten Sumba Timur dengan luas 7.005,00 km2 (14,61%) dan Kabupaten Kupang
dengan luas 5.525,83 km2 (11,53%). Wilayah terkecil adalah Kota Kupang
dengan luas 180,27 km2 (0,38%) dan Kabupaten Sabu Raijua dengan luas
460,47 km2 (0,96%). Karena merupakan provinsi kepulauan akses menuju ibu
kota provinsi NTT, Kupang, dapat ditempuh menggunakan beberapa sarana. Jalur darat/ transportasi darat digunakan untuk Kabupaten/ Kota yang berada di pulau Timor (Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, dan Kota Kupang). Untuk kabupaten lain dapat menggunakan jalur laut ataupun udara (sumber: Provinsi NTT dalam Angka 2019).
Pola Transportasi Balai POM di Kupang di Wilayah Kerja.
Selain menggunakan transportasi darat, untuk menuju ke wilayah kerja di NTT juga menggunakan jenis transportasi udara. Dari 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, sudah tersedia 14 pelabuhan udara dengan lebih dari 35 ribu penerbangan pada tahun 2018. Keterjangkauan Pengawasan NTT (Terlampir).
B. Lingkungan Internal Inventaris Kantor/Aset Gedung Kantor
a. Balai POM di Kupang
Gedung Balai POM di Kupang berlokasi di Jalan R.A. Kartini, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang yang dibangun secara bertahap sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Pembangunan gedung dengan anggaran Rp.5.337.000.000,- mencakup kantor dan laboratorium dengan luas bangunan 1.712 m2 di atas tanah seluas 3.646
m2 dengan Nomor Sertifikat 24.13.01.01.2.00539.
Tahun 2012 Gedung Laboratorium Mikrobiologi dibangun di sebelah gedung utama dengan luas bangunan 547m2 dan menghabiskan dana sebesar
Rp.3.490.895.400,-.
Tahun 2015 dilakukan pembangunan Gudang Reagensia dan Barang Bukti dengan anggaran Rp. 809.097.256,- untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan reagen dan barang bukti seluas 200 m2
Tahun 2018 dilakukan renovasi terhadap ruang arsip pemeriksaan diubah menjadi ruang untuk seksi penindakan dengan menambah luas bangunan sebesar 12,54 dan menghabiskan anggaran Rp. 44.000.000,-.
Tahun 2019 dilakukan renovasi pada tempat parkir motor, dibangun ruang olahraga dan ruang arsip seluas 65,86 m2 dan menghabiskan anggaran Rp
122.700.000,-.
Secara keseluruhan luas bangunan kantor, gudang dan laboratorium Balai POM di Kupang adalah 2.438 m2 dengan nilai bangunan Rp. 9.051.975.216,-.
b. Pos POM Atambua
Gedung Pos POM Atambua oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belu disediakan lahan untuk Pinjam Pakai seluas 500 m2 yang terletak di Jl. El
Tari, Kecamatan Atambua, Kabupaten Atambua. Tanah tersebut milik Pemerintah Daerah Kabupaten Belu yang dimanfaatkan oleh Badan POM untuk membangun Pos POM Atambua dengan dasar surat tanggal 29 Maret 2004 nomor: Pem.130/277/III/2004 tentang Penyediaan Lahan untuk Persiapan Pembangunan BPOM di Kabupaten Belu. Tahun 2007 sampai dengan tahun 2015 telah dilakukan pembangunan dan renovasi sebanyak empat kali dan menghabiskan anggaran sebesar Rp. 498.775.000,-. Gedung
Pos POM di Atambua dibangun pada tahun 2006 dengan luas bangunan 63 m2 dengan luas tanah 500 m2 dan mulai beroperasi sejak tahun 2007. Pada
tahun 2015 telah dilakukan renovasi gedung Pos POM di Atambua, pada bangunan belakang menjadi bangunan berlantai dua. Pekerjaan pada bangunan lantai dua telah diselesaikan pada tahun anggaran 2017 dengan nilai Rp.287.114.500,-, sehingga luas bangunan menjadi 212 m2. Selain
gedung, sarana prasarana lain seperti perabotan kantor maupun penunjang kegiatan lainnya juga telah dilengkapi (mebel, AC, Laptop dll). Selain itu, Pos POM Atambua juga telah dilengkapi dengan peralatan laboratorium untuk pengujian kimia dan Mikrobiologi secara terbatas. Dengan demikian diharapkan petugas Pos POM di Atambua dapat melakukan pengawasan dengan didukungan laboratorium pengujian.
Untuk jangka panjang Pemerintah Kabupaten Belu telah menyediakan lahan seluas 3.000 m2 dalam tahun 2019 dan siap untuk dihibahkan. (Sertifikat masih atas nama Pemda Belu).
c. Pos POM Sumba Timur
Pos Pengawas Obat dan Makanan di Sumba Timur mulai beroperasi sejak sejak tanggal 01 Oktober 2019. Saat ini oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur disediakan gedung untuk Pinjam Pakai seluas 90 m2 yang
terletak di Jln. Jend Soeharto No. 42 (Komp. Kantor Bupati) Waingapu – Kab. Sumba Timur, gedung tersebut milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur yang dimanfaatkan sementara sebagai kantor Pos POM di Sumba Timur oleh Badan POM dengan dasar Surat Perjanjian Pinjam Pakai Bangunan tanggal 02 Oktober 2019 Nomor BKAD.900/1209/X/2019 tentang Perjanjian Pinjam Pakai Bangunan sampai tahun 2020 dan akan diperpanjang sampai dengan adanya gedung definitif Pos POM di Sumba Timur.
Gedung Pos POM di Sumba Timur seluas 90 m2 dengan anggaran senilai
Rp. 24.800.000 (dua puluh empat juta delapan ratus ribu rupiah) telah direnovasi juga partisi menjadi beberapa ruangan yakni ruang pelayanan publik, ruang rapat/ruang staf, ruang penyimpanan barang bukti dan ruangan koordinator. Selain gedung, sarana prasarana lain seperti perabotan kantor maupun penunjang kegiatan lainnya Pos POM di Sumba
Timur juga telah dilengkapi dengan meubel, laptop dan juga AC Standing yang membuat suasana ruangan lebih nyaman dalam bekerja.
d. Loka POM di Kabupaten Ende dan di Kabupaten Manggarai Barat
Loka POM di Kabupaten Ende sudah memiliki bangunan sendiri yang dibangun bertahap sejak 2009 dan dilanjutkan sampai 2018, pada lahan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Bangunan seluas 250 m2
diatas tanah 1.368 m2 milik Pemerintah Daerah Kabupaten Ende dengan
dasar surat nomor BU.445.04/228/Dinkes/2007 tentang Permohonan pendirian kantor Pos Pengawasan Obat dan Makanan tanggal 13 Juli 2007 Loka POM di Kabupaten Ende melakukan komunikasi untuk proses hibah. Adapun bangunan Loka POM di Kabupaten Ende telah memiki 2 (dua) ruang staf, 1 (satu) ruang kepala, 1 (satu) ruang rapat/aula, 1 (satu) ruang sebagai gudang dan ruang laboratorium yang terdiri atas Laboratorium Kimia (ruang preparasi, ruang timbang dan ruang instrumen) serta Laboratorium Mikrobiologi (ruang preparasi, ruang dekstruksi dan sterilisasi, ruang uji cemaran bakteri ,ruang uji jamur dan ruang inkubasi). Untuk mengoptimalkan operasional kantor, Loka POM di Kabupaten Ende juga sudah dilengkapi dengan fasilitas perkantoran seperti genset, AC, meja dan kursi karyawan, meja dan kursi kepala, meja dan kursi rapat/aula, lemari arsip/reagen/sampel, komputer, laptop, printer, scanner, telpon dan faximile serta telah dilengkapi dengan jaringan internet melalui indihome. Selain itu memiliki 1 (satu) buah motor dinas, 1 (satu) mobil laboratorium keliling dan 1 (satu) buah mobil operasional (sewa).
Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat saat ini belum memiliki Gedung sendiri dan masih berada di Kantor Bupati Manggarai Barat di Jl. Frans Sales Lega lantai dua. Fasilitas yang ada di kantor Loka POM di Kabupaten Mnaggarai Barat meliputi meja dan kursi karyawan, AC, meja dan kursi pimpinan, meja rapat, lemari arsip, kulkas reagen, computer, laptop, scanner, printer, serta telah dilengkapi internet melalui indihome. Selain fasilitas perkantoran diatas, Loka POM Manggarai Barat juga memiliki fasilitas berupa 1 buah mobil operasional dan rumah dinas (sewa).
Rumah Dinas
Rumah Dinas Kepala Balai POM di Kupang berlokasi di Jalan KB. Mandiri No.1, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, memiliki luas bangunan 142 m2 dan luas tanah 750 m2 dengan nomor sertifikat
No. 24.13.01.01.4.00046.
Sumber Tenaga Listrik Dan Air
Sumber tenaga listrik Balai POM di Kupang berasal dari PLN dengan daya sebesar 105 KVA, sedangkan sumber tenaga listrik di Pos POM Atambua sebesar 13000 VA. Untuk mencegah terhentinya kegiatan pengujian dan pelayanan kepada masyarakat akibat pemutusan sementara arus listrik oleh PLN, Balai POM di Kupang memiliki sumber tenaga listrik cadangan berupa tenaga 2 (dua) buah generator dengan kapasitas 100 KVA dan 150 KVA, sedangkan Pos POM Atambua memiliki 1 (satu) buah generator dengan kapasitas 15000 VA.
Sumber air di Balai POM di Kupang berasal dari PDAM, namun ketersediaan air belum memadai karena penyediaan air PDAM yang tidak kontiniu sehingga memerlukan penambahan air yang diangkut dengan mobil tangki.
Sumber tenaga listrik Loka POM di Kabupaten Ende berasal dari PLN dengan daya sebesar 33000 VA. Untuk mencegah terhentinya kegiatan pengujian dan pelayanan kepada masyarakat akibat pemutusan sementara arus listrik oleh PLN, Loka POM di Kabupaten Ende memiliki sumber tenaga listrik cadangan berupa tenaga satu buah generator dengan kapasitas 50 KVA.
Sumber air Loka POM di Kabupaten Ende berasal dari PDAM, namun ketersediaan air belum memadai karena penyediaan air PDAM yang tidak kontinyu sehingga memerlukan penambahan air yang diangkut dengan mobil tangki.
Kendaraan
Kendaraan dinas di Balai POM di Kupang, terdiri atas kendaraan roda empat dan roda dua dengan rincian sebagai berikut :
a. Kendaraan roda empat sejumlah 9 unit, dengan rincian 7 unit dalam keadaan baik, 2 unit dalam keadaan rusak berat.
Adapun Mobil yang dalam keadaan baik tersebut meliputi 1 Unit Mobling untuk Pos POM Atambua, 1 Unit mobling untuk Loka POM Ende, 1 unit mobil untuk Loka POM Manggarai Barat dan 1 unit mobling pada Balai POM Kupang serta 3 unit mobil operasional.
b. Kendaraan roda dua sejumlah 5 unit, semua dalam kondisi baik. 1 unit ditempatkan di Pos POM Atambua, 1 unit di Loka POM Ende, 1 unit di Pos POM Sumba Timur dan 2 unit di Balai POM di Kupang.
Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi eksternal yang dimiliki oleh Balai POM di Kupang antara lain: a. Saluran telepon Balai POM di Kupang sejumlah tiga nomor telepon yaitu
0380-8554595, 8554596 dan 827565
b. Saluran telepon Pos POM di Atambua sejumlah satu nomor telepon yaitu 0389- 2325586
c. S aluran telepon Pos POM di Ende sejumlah satu nomor telepon yaitu 0381-2701550.
Selain itu, Balai POM Kupang juga memiliki saluran faximile sejumlah 3 line dengan nomor 0380-8554595, 8554596 dan 827565. Sedangkan sarana komunikasi internal berupa aiphone ke seluruh unit yang ada di Balai POM di Kupang. Balai POM di Kupang juga memiliki jaringan internet Virtual Private Network (VPN) dan Indihome sejumlah 4 titik dengan kecepatan 10 MbPs dengan alamat e-mail: balaipom_kupang@yahoo.com,ulpkkupang@gmail.com dan bpom_kupang@pom.go.id.
Di Balai POM di Kupang juga tersedia Local Area Network (LAN) yang dihubungkan dengan VPN yang berbasis satelit di Badan POM. Jaringan LAN di Balai POM di Kupang menggunakan server Pentium 4 Intel, Memory 16B, Hard Disk 80 GB. Untuk mempermudah pelaporan secara elektronik (Sistem Informasi Elektronik), digunakan jaringan internet 5 unit yang ditempatkan di Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan, dan Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen. Jaringan internet ini juga digunakan untuk keperluan Sistem Pelayanan Informasi Masyarakat (SIMPEL) dan laporan keracunan/Kejadian Luar Biasa (KLB) Pangan (SPIMKEr) serta SIPT. Untuk mengantisipasi jaringan Internet terkendala karena router terbakar maka dilakukan pemasangan Speedy unlimited untuk kelancaran pelaporan SIPT serta Indihome dua unit.
Saluran telepon Loka POM di Kabupaten Ende sejumlah satu nomor telepon yaitu (0381)-2667492 dan saluran faximile (0381)-2667492. Loka POM di Kabupaten Ende juga memiliki jaringan internet khusus Virtual Private Network (VPN) dengan alamat e-mail: lokapomende@gmail.com dan
lokapom_ende@yahoo.com.
Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung tugas-tugas Balai POM di Kupang sesuai dengan peran dan fungsinya, diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang mumpuni. SDM yang dimiliki Balai POM di Kupang untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pengawasan Obat dan Makanan sampai tahun 2019 sejumlah 94 orang, yang terdiri dari 60 (enam puluh empat) orang di Balai POM di Kupang, 2 (dua) orang pada Pos POM di Atambua, 1 (satu) orang pada Pos POM di Sumba Timur, 16 (enam belas) orang pada Loka POM di Ende dan 15 (lima belas) orang pada Loka POM di Manggarai Barat. Selain itu, pada Loka POM di Ende terdapat 2 (dua) orang tenaga yang diperbantukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ende.
Sebagian besar pegawai Balai POM di Kupang berpendidikan sarjana. Jika dilihat dari komposisi sumber daya manusianya diharapkan Balai POM di Kupang memiliki kinerja dan strategi yang baik dalam pengembangan pegawai mengingat frekuensi rotasi, mutasi, dan pegawai yang memasuki masa purna bakti cukup tinggi, sehingga tidak terjadi kekosongan sumber daya manusia. Profil Sumber Daya Manusia Balai POM di Kupang dapat terlihat pada
Tabel 27 dan Tabel 28 (terlampir).
Pengembangan Kompetensi SDM
Pengembangan kompetensi selama tahun 2019 dilakukan dengan berbagai kegiatan pengembangan SDM yang menyangkut peningkatan kapabilitas dan kompetensi melalui pelatihan baik teknis maupun manajerial. Profil Pegawai Berdasarkan Riwayat Pengembangan Kompetensi dapat terlihat pada Tabel 29 (terlampir)
Daftar Inventaris Kantor
Inventaris kantor sebagai sarana penunjang terlaksananya kegiatan selain yang sudah disebutkan di atas meliputi mesin ketik, mesin hitung/kalkulator,
Laptop, Personal Computer (PC), Tablet, Ipad, meubelair, tabung pemadam kebakaran, mimbar, alat penyimpanan perlengkapan kantor, alat pembersih, alat pendingin, peralatan studio pemetaan, peralatan dokumentasi (handy cam, LCD, TV Monitor, kamera digital, kamera udara), buku perpustakaan, mesin absensi fingerprint serta alat pengolah data.
Inventaris kantor Loka POM Ende antara lain mesin ketik, mesin hitung/kalkulator, Laptop, Personal Computer (PC), meubel air, tabung pemadam kebakaran, alat penyimpanan perlengkapan kantor, alat pembersih, alat pendingin, peralatan studio pemetaan, peralatan dokumentasi (handy cam), LCD, TV Monitor dan kamera digital, mesin absensi fingerprint serta alat pengolah data.
Anggaran
Anggaran untuk melaksanakan kegiatan di Balai POM di Kupang pada tahun 2019 bersumber dari APBN yang meliputi Rupiah Murni dan PNBP.
Anggaran Balai POM di Kupang sebagaimana disahkan dalam DIPA Balai POM di Kupang TA 2019 Nomor: SP DIPA – 063.01.2.432979/2019 tanggal 05 Desember 2018 sebesar Rp 35.770.249.000,-. Setelah mengalami 5 (lima) kali revisi sehingga anggaran Balai POM di Kupang menjadi Rp 38.679.607.000,- .
Realisasi Pagu Anggaran jika dihitung terhadap Pagu setelah revisi DIPA sebesar Rp 37.646.333.728,- maka persentase realisasi anggaran sebesar 97,33%. Sedangkan untuk penerimaan PNBP ditargetkan Rp. 330.000.000,- capaian pemasukan Balai POM di Kupang sebesar Rp. 205.590.000,- (62,3%).
HASIL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
1. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUK TERAPETIK/OBAT
Sampling dan Pengujian
Jenis dan jumlah obat yang disampling dan diuji oleh Balai POM di Kupang mengacu pada Pedoman sampling tahun 2019. Sampling Obat dibagi menjadi sampling obat acak (sampel obat Non JKN) sebanyak 134 sampel dan sampling obat targeted (Sampel obat JKN, sampel Obat Kasus dan Sampel Rokok dan Ruang Lingkup) sebanyak 241 sampel.
Grafik 3.1 Jumlah Sampling Obat Targeted dan Acak tahun 2019
Selama tahun 2019 dilakukan sampling dan pengujian terhadap 375 sampel produk terapetik yang bersumber dari DIPA Balai POM di Kupang, sejumlah 369 sampel (98,4%) disampling untuk diuji secara kimia mikro (KM) dan kimia (K), 1 sampel (0,27%) disampling untuk diuji secara mikrobiologi, 3 sampel vaksin (0,8%) disampling untuk uji rujuk, dan 2 sampel Rokok (0,53%) disampling untuk uji rujuk. Sedangkan sampel produk terapetik yang diterima dari loka POM Manggarai Barat sejumlah 7 sampel diuji secara kimia. Selain itu Balai POM di Kupang juga menerima sampel produk terapetik dari pihak ketiga/sampel khusus yang diuji di laboratorium produk terapetik sejumlah 13 sampel, berasal dari Dinkes Kabupaten Sumba Barat sebanyak 5 sampel (38,46%), Dinkes Kabupaten Belu sebanyak 4 sampel (30,77%), Dinkes Kabupaten Sikka sebanyak 2 sampel (15,38%), dan Polres Kupang sebanyak 2 sampel (15,38%).
Hasil pengujian 370 sampel terapetik (tanpa sampel rokok & vaksin), sebanyak 368 sampel Memenuhi Syarat (MS) dan 2 sampel Tidak Memenihi Syarat (TMS). Parameter uji TMS untuk sampel terapetik terdiri atas Uji Disolusi Bromheksin dan Potensi Antibiotik). Hasil pengujian 2 sampel rokok adalah Memenuhi Syarat, 3 sampel vaksin memenuhi syarat, Sedangkan untuk sampel pihak ketiga yang masuk pada tahun 2019 yang telah selesai uji di Bulan November 2019 sebanyak 23 sampel dengan hasil Memenuhi Syarat.
370 3 2 368 3 2 2 0 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400
Produk Terapetik Vaksin Rokok
Total MS TMS
Grafik 3.2 Sampel Terapetik Balai POM di Kupang Tahun 2019
Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Terapetik/Obat
Pemeriksaan terhadap sarana distribusi obat meliputi pemeriksaan terhadap Pedagang Besar Farmasi (PBF), Apotek, Toko Obat Berijin (TOB), dan Intstalasi Farmasi Pemerintah (IFP) Farmasi Kabupaten/Kota, Rumah Sakit (RS), Puskesmas (PKM), Balai Pengobatan (Klinik).
Grafik 3.3 Penyebaran Sarana Distribusi/Pelayanan Obat dan Napza menurut Kabupaten di Provinsi NTT Tahun 2019
Pemeriksaan terbanyak dilakukan terhadap Apotek sejumlah 133 sarana (51,15%), diikuti oleh Puskesmas 40 sarana (15,38%), dan Rumah Sakit 34 sarana (13,08%). Hasil pemeriksaan menunjukkan sejumlah 212 sarana MK (81,54%) dan 48 sarana TMK (22,64%) karena melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Cara Disribusi Obat yang Baik.
Grafik 3.4 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Terapetik/Obat berdasarkan Jenis Sarana yang Diperiksa di Provinsi NTT Tahun 2019
2. PENGAWASAN NAPZA Sampling dan Pengujian
Sampling Napza yang termasuk dalam Kelas Terapi Kelas Terapi NAPZA, Antipsikosis Lain Termasuk Antiepileptik dan Anestesi yang dilakukan Balai POM di Kupang selama tahun 2019 sebanyak 24 sampel yang terdiri dari sampling Napza acak sebanyak 7 sampel dan sampling Napza targeted sebanyak 17 sampel.
Grafik 3.5 Jumlah Sampling Napza (Kelas Terapi NAPZA, Antipsikosis Lain Termasuk Antiepileptik dan Anestesi) Targeted dan Acak tahun 2019
Balai POM di Kupang melaksanakan pengawasan pada distribusi dan sarana pelayanan kesehatan yang mengelola narkotika, psikotropika dan precursor. Selama tahun 2019 dilakukan sampling dan pengujian terhadap 24 sampel Napza total seluruh sampel (100,00%) dan sampel Napza yang diterima dari loka POM Manggarai Barat sejumlah 1 sampel diuji secara kimia dan fisika meliputi Identifikasi, Penetapan Kadar, Keseragaman kandungan, Uji disolusi dan pengukuran pH. Dari hasil pengujian didapatkan hasil Memenuhi Syarat (MS) sebanyak 25 sampel (100,00%) .
Balai POM di Kupang juga menerima sampel dari pihak ketiga sebanyak 29 sampel yang berasal dari Polda NTT sebanyak 16 sampel (55,17%), BNN Provinsi NTT sebanyak 4 sampel (13,79%), Polres Sumba Barat sebanyak 5 sampel (17,24 %), Polres Belu sebanyak 6 sampel (20,9%), Polres Manggarai sebanyak 1 sampel (3,45%). Parameter uji yang dilakukan diantaranya Identifikasi dengan menggunakan metode Reaksi Warna, KLT, Spektrofotometri, dan KCKT.
Dari 29 sampel Napza pihak ketiga yang selesai diuji, sejumlah 10 sampel positif ganja (34,48%), 12 sampel positif Methamfetamin (41,38%), 2 sampel positif Clonazepam (6,90%), 2 sampel positif MDMA (6,90%), dan 1 sampel negatif Methamfetamin (4,35%).
Pemeriksaan Sarana Distribusi NAPZA
Pemeriksaan terhadap sarana distribusi Napza meliputi pemeriksaan terhadap Pedagang Besar Farmasi (PBF), Apotek, Instalasi Farmasi Pemerintah (IFP) dan Rumah Sakit. Tahun 2019 target pemeriksaan sarana Distribusi/Pelayanan Napza sebanyak 40 sarana dan telah dilakukan pemeriksaan Napza pada 42 sarana. Jenis sarana yang telah dilakukan
pemeriksaan terdiri dari PBF 8 sarana, Apotek 25 sarana, Instalasi Farmasi Pemerintah 1 sarana, dan Rumah Sakit 8 Sarana.
40 42 33 9 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Target Realisasi MK TMK Grafik 3.6 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi/Pelayanan Napza Tahun 2019
3. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN SUPLEMEN MAKANAN
Sampling dan Pengujian
Selama tahun 2019 Balai POM di Kupang t e l a h melakukan sampling s e b a n y a k 127 sampel y a n g t e r i d i r i d a r i 8 3 s a m p e l t a r g e t e d d a n 4 4 s a m p e l A c a k . Pengujian yan dilakukan terhadap 125 sampel produk suplemen kesehatan yang bersumber dari DIPA Balai POM di Kupang. Sedangkan sampel produk suplemen kesehatan yang diterima dari loka POM Manggarai Barat dan Loka POM Ende masing-masing sejumlah 2 sampel acak. Selain itu Balai POM di Kupang juga menerima sampel produk suplemen kesehatan dari pihak ketiga/sampel khusus yang diuji di laboratorium sejumlah 1 sampel dengan hasil Memenuhi Syarat. Hasil pengujian berdasarkan parameter uji menunjukkan bahwa dari 158 parameter suplemen kesehatan yang diuji secara kimia, seluruh parameter memenuhi syarat (100%).
158 158
Jumlah Parameter Uji Parameter MS
Pemeriksaan Sarana Distribusi Suplemen Makanan
Jumlah Sarana Distribusi Suplemen Makanan yang ada di Provinsi NTT sebayak 32 Sarana. Pencapaian jumlah sarana yang diperiksa tahun 2019 yaitu 15 sarana terhadap 15 sarana yang ditargetkan dengan hasil Memenuhi Ketentuan (MK) sebayak 100%.
Grafik 3.8 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Suplemen Makanan di Provinsi NTT Tahun 2019
4. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN OBAT
TRADISIONAL
Sampling dan Pengujian
Dalam rangka pengawasan mutu dan keamanan obat tradisional yang beredar di wilayah NTT, selama tahun 2019 telah dilakukan sampling sebanyak 383 sampel obat tradisional, yang terdiri dari 230 sampel obat tradisional targeted dan 153 sampel obat tradisional Acak.
Pengujian dilakukan terhadap 348 sampel obat tradisional, sampel yang diterima dari loka POM Manggarai Barat sejumlah 5 sampel (Acak) dan sampel loka POM Ende sejumlah 1 sampel (targeted) dan 5 sampel (Acak). Selain itu Balai POM di Kupang juga menerima sampel obat tradisional dari pihak ketiga/sampel khusus yang diuji di laboratorium kimia obat tradisional sejumlah 6 sampel dengan hasil Memenuhi Syarat. Hasil pengujian terhadap 348 sampel balai, sebanyak 332 sampel Memenuhi Syarat (MS) dan 16 (4,6 %) sampel Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Parameter uji TMS antara lain BKO Alupurinol, Etanol, Angka Lempeng Total (ALT), dan Angka Kapang Khamir (AKK).
Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat Tradisional
Pencapaian jumlah sarana yang diperiksa tahun 2019 yaitu 15 sarana terhadap 36 sarana yang ada di Provinsi NTT (41,67%) dengan hasil pemeriksaan menunjukkan sejumlah 11 (73,33 %) sarana MK dan 4 (26,67 %) sarana TMK. Pelanggaran yang ditemukan antara lain masih ditemukan obat tradisional tanpa ijin edar dan kedaluarsa. Tindak lanjut yang dilakukan berupa peringatan kepada sarana yang TMK.
Grafik 3.10 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Obat Tradisional di Provinsi NTT Tahun 2019
Pemeriksaan Sarana Produksi Obat Tradisional
Selama tahun 2019 tidak dilakukan pemeriksaan terhadap sarana produksi Obat Tradisioal (TR) karena di wilayah provinsi NTT belum ada sarana produksi obat tradisonal, namun dilakukan pendampingan terhadap terhadat 2 Usaha Mikro Obat Tradisonal (UMOT) untuk mendapatkan ijin edar dari BPOM.
5. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN KOSMETIK
Sampling dan Pengujian
Sebagai bentuk konkrit dari tugas pengawasan keamanan, manfaat dan mutu kosmetik yang beredar di wilayah Propinsi NTT, selama tahun 2019 Balai POM di Kupang telah melakukan sampling sebanyak 765 sampel kosmetika, yang terdiri dari 345 sampel targeted dan 420 sampel Acak.
Pengujian dilakukan terhadap 706 sampel kosmetika yang bersumber dari DIPA Balai POM di Kupang. Sampel kosmetika yang diterima dari loka POM
698 8
MS TMS
Manggarai Barat dan Loka POM Ende masing-masing sejumlah 10 sampel (Acak). Hasil pengujian 706 sampel kosmetik, sebanyak 698 (98,87 %) sampel Memenuhi Syarat (MS) dan 8 (1,13 %) sampel Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Parameter uji TMS antara lain logam berat (Pb. Hg, As), Identifikasi pewarna Merah K10, dan Angka Lempeng Total (ALT).
Grafik 3.11 Sampel Kosmetika Balai POM di Kupang Tahun 2019
Pemeriksaan Sarana Distribusi Kosmetik
Persentase jumlah sarana yang diperiksa tahun 2019 mencapai 30,34% dari 445 distribusi Kosmetim yang ada di Propinsi. Dari 135 sarana yang diperiksa terdapat 91 (67,41 %) sarana yang MK dan 44 (32,59 %) sarana yang TMK.
445
135
91 44
YANG ADA DIPERIKSA MK TMK
Grafik 3.12 Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi KosmetikaDi Provinsi NTT Tahun 2019
6. PENGAWASAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN PRODUK PANGAN
Sampling dan Pengujian
Realisasi sampling Pangan Balai POM di Kupang selama tahun 2019 mencapai 100 % dari 550 sampel pangan yang ditargetkan.
Grafik 3.13 Hasil Sampling Pangan Balai POM di Kupang Tahun 2019
Selama tahun 2019 dilakukan sampling dan pengujian terhadap 550 sampel produk Pangan yang bersumber dari DIPA Balai POM di Kupang, dari 550 sampel terdiri dari 2 sampel kemasan wadah wajib SNI, 16 Sampel PJAS, 9 sampel pangan DNA Porcine, 30 Pangan Fortifikasi, 63 sampel penanganan kasus/UMKM/Laboratorium air dan 433 sampel rutin.
Hasil Pengujian laboratorium kimia pangan dan air untuk sampel pangan targeted yang memenuhi syarat sejumlah 89 sampel sedangkan sampel pangan random sejumlah 362 sampel sehingga jumlah total sampel pangan yang memenuhi syarat sejumlah 451 sampel di Balai POM di Kupang. Hasil pengujian untuk sampel kemasan wadah wajib SNI dari 2 sampel yang diambil, yang memenuhi syarat sejumlah 2 sampel di Balai POM di Kupang.
Hasil pengujian laboratorium kimia pangan dan air untuk sampel pangan random yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dibagi menjadi beberapa kriteria. Pertama, TMS pengujian dan TMK (tidak memenui ketentuan) penandaan/label sejumlah 0 sampel, Kedua TMS pengujian dan MK penandaan/label sejumlah 0 sampel dan yang ketiga TMS uji (khusus pangan purposive) sejumlah 28 sampel sehingga total sampel pangan targeted yang TMS adalah 29 sampel di Balai POM di kupang.
Hasil pengujian laboratorium kimia pangan dan air untuk sampel pangan targeted yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dibagi menjadi beberapa criteria. Pertama, TMS pengujian dan TMK (tidak memenui ketentuan) penandaan/label
sejumlah 4 sampel, Kedua TMS pengujian dan MK penandaan/label sejumlah 32 sampel dan yang ketiga TMS uji (khusus pangan purposive) sejumlah 0 sampel sehingga total sampel pangan random yang TMS adalah 36 sampel di Balai POM di kupang. Data detail pengujian rutin pengujian kimia pangan dan air terdapat pada lampiran 1A.
Jumlah sampel pangan yang diuji secara mikrobiologi sebanyak 494 sampel, namun hanya 301 sampel (61%) yang diuji sesuai parameter kritis (n=5). Hal ini disebabkan karena terbatasnya media & reagen mikrobiologi, alat gelas dan jumlah personil.
Laboratorium kimia pangan dan air juga menerima sampel eksternal/non rutin yang berasal dari pihak ketiga seperti pelaku usaha, peneliti, dan stake holder lainnya serta kepentingan investigasi untuk pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya. Jumlah sampel yang masuk sebanyak 389 sampel dan hasil pengujian MS sebanyak 324 sampel sedangkan sampel TMS sebanyak 65. Bahan berbahaya yang paling banyak digunakan adalah asam boraks dengan jumlah 82,4% sedangkan sisanya formalin dengan jumlah 15,7% dan yang terakhir adalah rhodamin B dengan jumlah 1,9%. Data detail pengujian non rutin pengujian kimia pangan dan air terdapat pada lampiran 1B.
Selain pengujian rutin dan non rutin, Balai POM di kupang juga melakukan
pengujian sederhana menggunakan test kit untuk mendeteksi bahan berbahaya seperti asam boraks,formalin,metanil yellow dan rhodamin B secara cepat pada sampel pangan. Jumlah sampel rapid test sejumlah 812 sampel, sampel MS sejumlah 776 sampel dan sampel TMS sejumlah 36 sampel di Balai POM di Kupang. Data detail pengujian rapid sederhana untuk pangan terdapat pada lampiran 1C.
Pemeriksaan Sarana Distribusi Produk Pangan
Sarana distribusi pangan yang terdapat di Provinsi NTT sejumlah 1176 sarana, dimana 115 sarana berada di Kabupaten Belu (Pengawasan POS POM Atambua). Pencapaian jumlah sarana distribusi pangan yang diperiksa pada tahun 2019 yaitu 381 sarana dengan hasil pemeriksaan menunjukkan 310 sarana Memenuhi Ketentuan (MK) dan 71 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK). Pelangaran yang ditemukan yaitu menjual pangan yang kedaluarsa, rusak dan Tanpa Izin edar (TIE)
Gambar 3.1 Kegiatan Pemeriksaan Produk di wilayah NTT
Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan (MD)
Sarana produksi pangan yang terdapat di Provinsi NTT sejumlah 183 sarana terdiri atas Industri Pangan (terdaftar dengan nomor registrasi MD) sejumlah 24 sarana dan IRTP (terdaftar dengan nomor registrasi PIRT) sejumlah 159 sarana.
Grafik 3.14 Sarana Produksi Pangan di NTT Tahun 2019
Hasil Pengawasan terhadap sarana produksi pangan (MD) di Provinsi NTT
Sarana produksi pangan yang terdapat di Provinsi NTT sejumlah 183 sarana terdiri atas Industri Pangan (terdaftar dengan nomor registrasi MD) sebanyak 24 sarana, dan IRTP (terdaftar dengan nomor registrasi PIRT) sebanyak 159 sarana.
Sarana Produksi Pangan b e r u p a I n d u s t r i P a n g a n yang terdapat di Provinsi NTT hanya terbatas pada AMDK, Kopi Bubuk, Mie dan Garam Beryodium. Dari 24 sarana yang ada, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 21
Sarana dengan hasil Memenuhi Ketentuan (MK) 7 sarana dan Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) 14 sarana.
Grafik 3.15 Penyebaran Sarana Industri Pangan (MD) di Provinsi NTT Tahun 2019
Selama tahun 2019 Balai POM di Kupang melakukan pemeriksaan sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) sebanyak 38 sarana dengan hasil 2,63% Memenuhi Ketentuan dan 97,37% tidak memenuhi ketentuan. Pelanggaran yang ditemukan adalah Cara Produksi Pangan Olahan yang belum memenuhi ketentuan meliputi sanitasi lokasi dan lingkungan fisik; sanitasi lingkungan berupa pembuangan/limbah, investasi burung, serangga atau binatang lain; operasional sanitasi di pabrik; peralatan produksi berupa sanitasi, desain penanganan peralatan yg tidak dipergunakan kecukupan, penyucihamaan peralatan; sanitasi dan higiene karyawan, tindakan pengawasan dalam pengujian mutu sebelum diolah dan setelah diolah; sistem jaminan mutu pada keseluruhan proses belum dilakukan secara optimal.
0 50 100 150 200
yang ada yang diperiksa MK TMK 159 38 1 37
Grafik 3.16 Hasil Pemeriksaan Sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) di Provinsi NTT Tahun 2019
7. PEMANTAUAN IKLAN DAN LABEL
Pemantauan penandaan obat dan label kemasan produk obat tradisional, produk komplemen/suplemen makanan, kosmetik, pangan, dan label halal dilakukan terhadap sejumlah 2021 produk dengan hasil 1817 produk MK (89,91%) dan 204 produk TMK (10,09 %).
880 189 64 388 380 120
Obat OT SK Kosmetik Pangan Rokok
Grafik 3.17 Pemantauan penandaan Obat, Napza, Obat Tradisional, Suplemen Makanan, Kosmetik, Pangan dan Rokok di Provinsi NTT Tahun 2019
Pemantauan iklan obat, Napza, obat tradisional, produk komplemen/suplemen makanan, kosmetik, pangan, dan rokok dilaksanakan melalui media cetak, media luar ruang dan brosur/leaflet.
Jumlah produk iklan yang dipantau sejumlah 1076 produk dengan hasil 618 produk MK (57,43%) dan 458 produk TMK (42,57). Semua produk yang TMK telah ditindaklanjuti oleh Badan POM dengan memberikan surat peringatan ke pabrik/distributor.
Grafik 3.18 Iklan Obat, Napza, Obat Tradisional, Suplemen Makanan, Kosmetik, Pangan dan Rokok di Provinsi NTT Tahun 2019
8. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/KONSUMEN
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)
Selama tahun 2019 Balai POM di Kupang telah menerima pengaduan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan sejumlah 377 layanan, 363 layanan informasi dan 14 pengaduan. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 11,50% dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis produk yang mendapatkan perhatian masyarakat cukup besar adalah produk pangan sebesar 71,09% diikuti produk obat, obat tradisional dan kosmetik.
Profil jumlah pengaduan/permintaan informasi berdasarkan jenis produk dapat dilihat pada gambar 40.
Grafik 3.19 Jumlah Pengaduan/ Permintaan Informasi berdasarkan Jenis Produk
Konsumen ULPK didominasi oleh pelaku usaha sebanyak 36,07% diikuti oleh karyawan, umum dan pelajar / mahasiswa. Layanan informasi tahun 2019 berdasarkan profesi konsumen dapat dilihat pada gambar 41 dan data lengkap sesuai tabel 32 terlampir.