i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHANBELAJAR PADA KELUARGA Tn.S DENGAN KELUARGA BERENCANA
DI DESASEMONDO KECAMATAN GOMBONG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh: DWI ISWANTI
A01301843
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
iv PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
KTI, Agustus 2016
Dwi Iswanti1, Rina Saraswati2, M. Kep. Ns
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR DI DESA
SEMONDO KECAMATAN GOMBONG
Latar Belakang: Keluarga Berencana (KB) adalah usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak dengan menggunakan kontrasepsi dan perencanaan keluarga. Pada pasangan usia subur (PUS) kendala untuk memilih alat kontrasepsi terkait dengan keuntungan dan kerugian, untuk itu perlu dilakukannya pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan PUS. Tujuan Penulisan: untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan belajar.
Asuhan Keperawatan: Saat dikaji pada tanggal 09 Juni 2016, pukul 11.00 WIB didapatkan data klien mengatakan masih bingung untuk memilih penggunaan KB yang akan digunakan, ibu klien mengatakan memiliki riwayat DM, jarang berolahraga, kaki terasa kaku dan kesemutan. Intervensi dan implementasi yang dilakukan melakukan pendidikan kesehatan mengenai alat kontrasepsi, dan mengajarkan senam kaki DM. Hasil evaluasi hari keempat di dapatkan keluarga sudah lebih faham mengenai metode kontrasepsi, dan sanam kaki.
Kesimpulan: Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dalam keluarga, sehingga dapat memudahkan PUS untuk pemilihan alat kontrasepsi.
v DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH GOMBONG SCHOOL OF HEALTH SCIENCE Nursingg care report, August 2016
Dwi Iswanti1, Rina Saraswati2, M. Kep. Ns
NURSING CARE OFFULFILLING LEARNINGNEED TO THE FAMILYOF Mr.S WITH FAMILY PLANNING IN
SEMONDOVILLAGE, GOMBONG
Background: Family planning is a husband and wife attempt to measure the number and spacing of children by using contraception and family planning. The couple of reproductive age has obstacles to choose contraceptive tools related tothe benefits and the detriment. It is necessary to give health education to increase their knowledge.
Objective: To describenursing care offulfilling learningneed to the familyof Mr.S with Family Planning in Semondo Village, Gombong.
Nursing: The assessment on June 9, 2016, at 11:00 pm obtained the client said thatshe was still confused to choose contraception tools, the client saidthat her mother has diabeteshistory, sedentary lifestyle, stiff and tinglinglegs. Health education has been given regarding contraception and DM feetgymnastics. The evaluation on the fourth day showed that the family had understood more about contraceptive methods, and DM feetgymnastics.
Conclusion: Health education may increase the familyknowledge, therefore the couple of reproductive agewill easily decide their contraceptive choice.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT,
karena dengan rahmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan tugas penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar Pada Keluarga Tn. S dengan Keluarga Berencana di Desa
Semondo Kecamatan Gombong” dalam upaya memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan diploma III keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Alhamdulillah dengan waktu yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan
KaryaTulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Belajar Pada Keluarga Tn. S dengan Keluarga Berencana di Desa Semondo
Kecamatan Gombong, pada tanggal 09-12 Juni 2016.
Padapenyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami
hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. M. Madkhan Anis, S.Kep. Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
mengikuti pendidikan keperawatan.
2. Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi DIII keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong yang telah mendidik penulis.
3. RinaSaraswati, M.Kep.Ns selaku pembimbing akademik dalam penulisan
karya tulis komprehensif yang telah banyak memberikan support dan
bimbingan pada penulis.
4. Segenap staff karyawan Puskesmas Gombong II yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dan peran
vii
5. Segenap dosen dan staf karyawan STIKES Muhammadiyah Gombong
yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan materi selama
penulis menempuh pendidikan.
6. Keluarga Tn. S sebagai klien yang diberikan asuhan keperawatan dan
peran aktifnya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.
7. Kedua orang tuaku ayah dan ibuku (Dulah Khaeri & Fatimah) yang telah
dengan sabarnya membesarkan, mendidik, memberikan semangat
danmenyekolahkan sampai sejauh ini.
8. Kakak perempuanku Murtiningtiyas dan adik-adiku Imam Arifudin dan
Nuraini Azizah yang selama ini telah memberikan dorongan dan semangat
selama menempuh pendidikan serta membantu menghilangkan kejenuhan
selama dirumah.
9. Teman–teman kelompoku Yuyun Tity Wahyuni, Yuliana Sari,Sofiani, Yudi Prasetyo, Yusuf Bachtiar, yang telah membantu memberikan
dorongan dan motivasi serta membantu penulis dalam pengumpulan
materi.
10.Teman-teman seperjuangan dan sahabatku yang telah memberikan saran
dan bantuannya sehigga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Alloh SWT selalu berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua, amin.Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun metode penulisan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak
yang bersifat membangun demi perbaikan Karya Tulis ilmiah ini dimasa yang
akan datang.Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan dunia keperawatan selanjutnya, Amin.
Gombong, Agustus 2016
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penulisan ... 4
C. Manfaat Penulisan ... 4
BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Belajar ... 6
1. Definisi Belajar ... 6
2. Proses Belajar ... 6
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 7
4. Prinsip – Prinsip Belajar... 7
B. Promosi Kesehatan ... 8
1. Definisi ... 8
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ... 8
3. Strategi Promosi Kesehatan ... 11
4. Media Promosi Kesehatan... 11
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 16
B. Analisa Data ... 19
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ... 20
BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ... 24
ix
2. Gaya Hidup Kurang Gerak... 27
B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan... 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 34
1 BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian
dan peran masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, binaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (UU No.10 tahun 1992). KB
merupakan usaha suami dan istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
dinginkan, melalui usaha penggunaan alat kontrasepsi atau pencegahan kehamilan
dan perencanaan keluarga (Purwoastuti & Walyani, 2015).
Kebutuhan belajar mengenai KB di dalam keluarga sangat penting untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman keluarga mengenai KB, dan
dapat membantu keluaga dalam mengambil keputusan KB yang akan dipilih
sesuai dengan kebenaran yang ada (Lucky & Titik, 2013). Belajar adalah
perubahan untuk memperoleh tingkah laku yang lebih baik (Aunurahman, 2010).
Meningkatkan kebutuhan belajar dapat dilakukan suatu tindakan pemberian
konseling tentang pemilihan metode kontrasepsi yang tepat untuk memberikan
pemahaman bahwa penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan dirinya sendiri selain untuk mengatur jarak kehamilan
(Purwoastuti & Walyani, 2015).
Menurut Lucky & Titik (2013) kurang berhasilnya program KB,
diantaranya karena dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang pemilihan
alat kontrasepsi yang tepat. Pengetahuan adalah kemampuan kognitif yang paling
rendah, tetapi sangat penting karena dapat membentuk perilaku seseorang
individu. Bertambahnya pengetahuan yang didapat oleh para akseptor KB dapat
membantunya dalam mengambil suatu keputusan dengan mempertimbangkan
kebenaran yang ada.
2
menggunakan KB, mereka ingin menghentikan atau menunda memiliki anak
tetapi mereka tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun. Negara yang
memiliki pengetahuan terpenuhi tinggi yaitu terdapat di di Negara Afrika Timur,
Afrika Tengah, Afrika Barat, Melanesia, Mikronesia dan Polinesia dan untuk
daerah yang memiliki pengetahuan terpenuhi rendah yaitu di Negara Asia Timur,
Eropa Utara, Eropa Barat dan Amerika Utara.
Menurut RISKEDAS (2013) hasil proporsi penggunaan KB di Indonesia
mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari hasil tiga tahun yang lalu. Hasil dari
2010 mencapai (55,8%) sedangkan tahun 2013 mencapai (59,7%), untuk
penggunaan KB terendah terdapat di daerah papua dengan proporsi (19,8%), dan
untuk yang tertinggi di daerah lampung dengan proporsi (70,5%).
Menurut profil kesehatan JATENG (2013) jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) sebanyak 6.700.981 menurun dibanding tahun 2012 yang berjumlah
6.738.688. Peserta KB baru pada tahun 2013 (13,83%), menurun apabila
dibandingkan dengan tahun 2012 (15,3%). Cakupan peserta KB aktif Provinsi
Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 80,34%, mengalami sedikit peningkatan
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 (80,2%). Cakupan tertinggi di
Kabupaten Rembang (88,23%) dan terendah di KotaTegal (73,49%).
Berdasarkan data statistik DINKES KEBUMEN (2015) jumlah PUS di
Kabupaten Kebumen tahun 2015 sebanyak 208.938. Seluruh PUS yang ada
sebesar 74,5% adalah peserta KB aktif. Cakupan peserta KB aktif sebesar 76%,
mengalami kenaikan dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2014 (4,3%).
Cakupan tertinggi di Kecamatan Poncowarno (83%) dan terendah di Kecamatan
Sruweng (65%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Selviana (2010) di Desa
Karang Klesem Kecamatan Purwokerto di dapatkan hasil bahwa keseluruhan PUS
akseptor KB mendapatkan konseling KB yaitu sebanyak 88 (100,0%) responden
dan sebagian besar PUS non akseptor KB tidak mendapatkan konseling KB yaitu
54 (76,1%) responden, dan hanya 17 (23,9%) responden yang mendapatkan
3
antara konseling KB dengan pengambilan keputusan PUS dalam penggunaan alat
kontrasepsi karena didapatkan hasil ρ=0,00.
Hasil penelitian tersebut juga sependapat dari hasil penelitaian Sukriani &
Wulandari (2013) di wilayah Puskesmas Tambakaji Semarang bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu primipara tentang alat
kontrasepsi dengan pemilihan alat konrasepsi yang akan digunakan. Hasil
penelitian dari Sandrinilta (2015) di puskesmas Tegal Rejo Yogyakarta juga
didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pemberi konseling pada akseptor KB
terhadap ketepatan pemilihan alat kontrasepsi.
Hasil penelitian dari Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN (2011)
di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kota Semarang bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dan kualitas pelayanan, dan untuk pelayanan disini adalah terkait
dengan ketersediaan alat kontrasepsi, informasi-informasi yang diberikan,
kemudahan pelayanan, hubungan interpersonal / konseling, mekanisme tindak
lanjut, dan kemampuan teknis petugas dengan pemilihan alat kontrasepsi pada
PUS.
Menurut Endang & Elisabeth (2014) Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) dan konseling dapat meningkatkan pengetahuan sikap dan praktik KB
sehingga tercapai penambahan peserta KB. Konseling adalah aspek yang sangat
penting dalam pelayanan KB, dengan melakukan konseling petugas akan
membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling juga dapat membantu klien
merasa lebih puas dengan kontarsepsi yang dipilih. Konseling yang baik akan
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsi lebih lama dan akan
meningkatkan keberhasilan KB (Lucky & Titik, 2013) .
Menurut hasil penelitian dari Sudarti & Puji (2011) menunjukan adannya
pengaruh yang signifikan antara program pendidikan kesehatan terhadap minat
untuk menggunakan KB. Semakin baik program pendidikan kesehatan yang
ditujukan dengan penjelasan yang meyakinkan, memberikan kesempatan untuk
bertanya, penjelasan mudah dipahami, kesediaan memberikan penjelasan, dan
4
Demikan sebaliknya semakin tidak memadainya program pendidikan kesehatan
maka akan menurunkan minat berpartisipasi untuk menggunakan KB.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin menyusun masalah pada
pemenuhan kebutuhan belajar keluarga berencana (KB), sehingga KaryaTulis
Ilmiah ini di beri judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar
Pada Keluarga Tn. S dengan Keluarga Berencana di Desa Semondo Kecamatan
Gombong”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah adalah mahasiswa
mampu menjelaskan asuhan keperawatan bagi pasien dengan masalah
gangguan pemenuhan kebutuhan belajar.
2. Tujuan Khusus
Tujuah khusus dari penulisann karya tulis ilmiah ini adalah:
a. Mahasisiwa mampu memaparkan hasil pengkajian pada klien
dengan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan belajar.
b. Mahasiswa mampu memaparkan hasil analisa data pada klien
dengan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan belajar.
c. Mahasiswa mampu memaparkan intervensi keperawatan pada klien
dengan masalah gangguan belajar.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi tindakan keperawatan
yang sesuai dengan intervensi keperawatan.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari implementasi yang
telah dilakukan.
C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Keilmuan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi kajian, acuan serta
bacaan dalam studi literature dalam konteks karya tulis ilmiah
5
2. Manfaat Aplikatif
a. Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi untuk
pentingnya penggunaan alat kontrasepsi bagi PUS.
b. Karya Tulis Ilmiah ini dapat meningkatkan peran perawat
komunitas dan pihak puskesmas untuk memberikan informasi
mengenai KB.
c. Karya Tulis Ilmiah ini dapat mengoptimalkan peran keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono. A. (2009). Cooperative Learning, Teori & Aplikasi. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran.Cetakan ke-4. Bandung: Alfabeta.
Balai Pelatihan dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah. (2011). Pengetahuan Klien dan Kualitas Pelayanan sebagai Dasar Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 6, No. 3, Desember 2011.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Promosi Kesehatan Bagi Perawat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
DINKES Kebumen. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Kebumen. DINKES Jateng. (2013). Provil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah. Dochterman, J. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth Edition.
Mosby: An Affiliate Of Elsevier.
Efendi, F. & Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Komang. (2011). Teori & Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Lucky & Titik. (2013). Buku Ajar Kependudukan dan pelayanan KB. Jakarta:EGC.
Moorhead, S. et all. (2012). Nursing Outcomest Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby: Elsevier.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Herdman. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC. Purwoastuti & Walyani. (2015). Panduan Materi Kesehatan Reproduksi & KB.
RIKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan RI tahun. 2013.
Sandrinilta. (2015). Hubungan Pemberian Konseling pada Akseptor KB Terhadap Ketepatan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta. Skripsi. 2015.
Shirazi, A.R. (2012). Impact of Family Planning Health Education on the Knowledge and Attitude among Yasoujian Women. Global Journal of Health Science. Vol. 4, No. 2; March (2012). Diakses hari Sabtu tanggal 16 Juli 2016 pkl:12.56 WIB.
Silviana, Evi, dkk. (2010). Hubungan Konseling dengan Pengambilan Keputusan PUS dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jurnal Ilmiah Kebidanan.vol.I no.I. Edisi Desember 2010. www.portal garuda/org diakses hari Jumat 24 Juni 2016.
Sudarti. K, Puji.P. Peningkatan Minat dan Keputusan Berpartisipasi Akseptor KB. JDM Vol.2. (2011), pp 130-138.
http://Journal.unnes.ac.id./nju/index.php/jdm.
Sukrian, Priharyanti. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Alat Kontrasepsi dengan Pemilihan Alat Kontrsepsi pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Tambak Aji Semarang. www. portal garuda/org diakses hari jumat 24 juni 2016.
Tumini. (2010). Pengaruh Pemberian Konseling Terhadap Pengetahuan Tentang KB dan Kemantapan Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Calon Akseptor KB. Tesis (2010).
United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2015). Trends in Contraceptive Use Worldwide.(ST/ESA/SER.A/349). http://www.un.org/en/development/desa/population/publications/pdf/famil y/trendsContraceptiveUse2015Report.pdf. Diakses hari Jum’at tanggal 15 Juli 2016 pkl:20.57 WIB.
Wilkinson, M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Penggunaan KB
untuk Ibu Menyusui
Di Susun Oleh:
DWI ISWANTI (A01301843) STIKES MUHAMMADYAH GOMBONG
2016
A.
Pengertian
Pengertian KB: adalah usaha untuk
mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal
tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga.
Kontrasepsi Adalah?
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan.
B.
Macam-Macam KB yang
dapat di gunakan untuk ibu
menyusui
Selanjutnya……
2. KB Implant
Keuntungan:
1. Tdk menekan produksi ASI 2. Praktis dan efektif
3. Tdk hrs mengingat-ingat
4. Masa pakai jangka panjang (3-5 tahun) 5. Kesuburan cpt kembali setelah
pengangkatan
6. Dpt digunakan untuk yg tdk cocok dgn hormone estrogen
Efek sampingnya?
1. Gangguan siklus haid
2. Keluar bercak-bercak darah/ pendarahan yg lebih banyak selama menstruasi
3. Pembengkakan (hematoma) dan nyeri 4. Pusing dan mual (jarang terjadi) 5. Perubahan berat badan
3. KB IUD/AKDR/ Spiral
Keuntungannya?
Praktis dan ekonomis
Kesuburan segera kembali jika dibuka
Tdk hrs mengingat seperti Pil
Tdk menganggu pemberian ASI Efek Samping?
Terjadi pendarahan yg lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi
Keluar bercak-bercak (spotting) setelah 1 atau 2 hari pemasangan
Kram/ nyeri selama menstruasi
Keputihan
4. KB Suntik
Keuntungannya?
Praktis, efektif, dan aman
Tdk mempengaruhi ASI, Cocok untuk ibu menyusui
Tdk terbatas umur Efek Samping:
Pusing, mual (jarang terjadi)
Kadang-kadang menstruasi tdk keluar selama 3 bln pertama
Kadang-kadang terjadi pendarahan yg bnyk pd saat menstruasi
Keputihan
Perubahan berat badan
5. KB KONDOM
Keuntungannya?
Murah, mudah didapat, tdk perlu resep dokter
Mudah dan dapat dipakai sendiri
Senam Kaki
Diabetes Millitus
Di Susun Oleh:
DWI ISWANTI (A01301843) STIKES MUHAMMADYAH GOMBONG
2016
A.
Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan
yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki.
B.
Manfaat
a. Memperbaiki sirkulasi darah b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan
paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
C.
Langkah-Langkah
Gerakan:
a. Posisi kan pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
b. Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
e. . Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit
diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f.Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
g. Luruskan salah satu kaki di atas lantai
kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan
kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. . Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan
posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke
depan dan ke belakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki
pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara
dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara
bergantian.
j. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas
itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki.
Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
1) Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan
kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki
kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek kan kertas pada bagian kertas yang utuh. 4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki
menjadi bentuk bola
JAGA KESEHATANMU DENGAN BEROLAHRAGA, TIDAK ADA KATA
RUGI DARI OLAHRAGA
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE: 02
IMPLEMENTASI dan EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA PADA Ny. Y DI DESA SEMONDO
KECAMATAN GOMBONG
Disusun Oleh :
DWI ISWANTI NIM. A01301843
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian yang di laksanakan pada tanggal 09
Juni 2016 pada keluarga Tn.S, di dapatkan data bahwa Ny.Y saat ini
belum menggunakan KB setelah melahirkan anak yang ke-2. Ny.Y
mengatakan masih bingung memilih KB yang akan digunakan karena
sedang menyusui dan saat ini bayak kasus yang mengalami kegagalan
dalam berKB. Ny.Y mengatakan ingin menggunakan KB implant tetapi
ibunya menyuruh untuk memakai spiral, Sehingga sampai saat ini anaknya
berumur 3 bulan Ny.Y masih bingung untuk memilih KB ynag akan
digunakan.
Berdasarkan data di atas di dapatkan diagnosa keperawatan yaitu
Defisiensi Pengetahuan tentang pengambilan keputusan KB yang akan
dilakukan . Dengan adannya masalah di atas maka perlu di lakukan
tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang penggunaan
KB yang aman untuk ibu menyusui, dan disini di jelaskan tentang macam-
macam KB yang aman untuk ibu menyusui, cara penggunaanya, manfaat,
kelebihan , efek samping, kontraindikasi.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit di
harapkan keluarga Tn.S khususnya Ny.Y mengetahui lebih jelas tentang
penggunaan KB yang akan digunakan.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit pada
Ny.Y, klien dapat menjelaskan tentang:
a. Macam- macam KB yang aman untuk ibu menyusui
b. Cara penggunaan macam-macam alat kontrasepsi
b. Manfaat dari macam-macam alat kontrasepsi
c. Efek samping dari macam- macam alat kontrasepsi
C. METODE PELAKSANAAN
Diskusi dan Tanya jawab
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran :Ny. Y
Target : keluarga
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : Sabtu, 11 Juni 2016
Waktu : Pukul : 13.30 WIB
Tempat :Rumah Keluarga Tn. S
F. MEDIA DAN ALAT
Leaflet
Lembar balik
G. SETTING TEMPAT
Keterangan:
A :Mahasiswa dwi
B :Ny.Y
C :Perawat Ny.I
D : Dosen Pembimbing
H. SUSUNAN ACARA
No Waktu Kegiatan Mahasiswa
1 5 menit Orientasi
Mengucapkan salam
Mengulangi kontrak yang di sepakati
Menjelaskan tujuan B
2 20 menit Kerja
Menjelaskan tentang macam- macam KB yang aman untuk ibu menyusui, cara penggunaanya,
manfaat,kelebihan,efek samping, kontraindikasi.
Memberi kesempatan pada Ny.Y untuk bertanya
Menjelaskan kembali hal- hal yang belum di mengerti
Menanyakan kembali hal- hal yang di diskusikan bersama
Memberikan reinforcement positif atas jawaban keluarga yang benar
3 5 menit Terminasi
Memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih
Menyimpulkan hasil pertemuan
Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
Salam penutup
I. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi Struktural
a. Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan.
b. Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya.
c. Media sudah disiapkan yaitu lembar balik dan leaflet
2) Evaluasi Proses
a. Media dapat digunakan dengan baik.
b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak.
c. Anggota keluarga dapat mengikuti sampai selesai.
a. Pasien dapat menyebutkan macam- macam KB yang aman untuk ibu
menyusui
b. Pasien dapat menyebutkan cara penggunaan dari macam- macam alat
kotrasepsi
c. Pasien dapat menyebutkan manfaat dari alat kotrasepsi yang di
gunakan
d. Pasien dapat menyebutkan efek samping dari macam- macam alat
kontrasepsi
e. Pasien mengetahui kontrindikasi dari macam –macam penggunaan
Lampiran:
A. Pengertian KB:
adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut
termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga.
B. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan.
C. Macam- Macam KB yang dapat digunakan untuk ibu menyusui:
1. KB MINI PIL
Mini pil adalah pil yang mengandung progestin saja tanpa estrogen.
Dengan dosisi kecil yaitu 0,03-0,05 mg, pil ini disebut pil ibu
menyusui.
Manfaat: Cocok untuk perempuan, sangat efektif untuk pada masa
laktasi, dosis rendah, tidak menurunkan produksi ASI.
Kerugian: Digunakan setiap hari dalam waktu yang sama, peningkatan
atau penurunan berat badan, bila lupa kegagalan lebih besar.
2. KB IMPLANT
Adalah 1 atau 6 kapsul (seperti korek api) yg dimasukkan ke bawah
kulit lengan atas, secara perlahan melepaskan hormon progesteron
selama 3 atau 5 tahun .Tingkat keberhasilan 97-99%. Keuntungannya:
1. Tdk menekan produksi ASI
2. Praktis dan efektif
3. Tdk hrs mengingat-ingat
4. Masa pakai jangka panjang (3-5 tahun)
5. Kesuburan cpt kembali setelah pengangkatan
6. Dpt digunakan untuk yg tdk cocok dgn hormone estrogen
Kerugiannya:
2. Dpt menyebabkan perubahan pola haid
3. Pemakai tdk dpt menghentikan pemakaiannya sendiri
Cara pemasangannya:
Saat yg tepat adalah pada saat haid/ 1-2 hari setelah menstruasi
Efek sampingnya:
Gangguan siklus haid
Keluar bercak-bercak darah/ pendarahan yg lebih banyak selama menstruasi
Pembengkakan (hematoma) dan nyeri
Pusing dan mual (jarang terjadi)
Perubahan berat badan Kontraindikasi:
Hamil atau diduga hamil
Pendarahan di vagina yg tdk tahu penyebabnya
Penyakit jantung, varises, kencing manis, darah tinggi, dan kanker 3. KB SUNTIK
Hormon progesteron yg disuntikkan ke bokong/ otot panggul lengan atas
tiap 3 bln atau 1 bln (hormonestrogen) .Tingkat keberhasilan (efektifitas) >
99%, sangat efektif .
Keuntungannya
Praktis, efektif, dan aman
Tdk mempengaruhi ASI, Cocok untuk ibu menyusui Tdk terbatas umur
Efek Samping:
1. Pusing, mual (jarang terjadi)
2. Kadang-kadang menstruasi tdk keluar selama 3 bln pertama
3. Kadang-kadang terjadi pendarahan yg bnyk pada saat
menstruasi
4. Keputihan
Kontra indikasi (yg tdk boleh menggunakan):
Ibu hamil
Pendarahan di vagina yg tdk tahu sebabnya
Tumor
Penyakit jantung, lever (hati), darah tinggi, dan kencing manis
Sedang menyusui bayi < 6 minggu
6. KB IUD
Alat kontrasepsi yg dimasukkan ke dlm rahim yg bentuknya
bermacam-macam, terbuat dari plastik, plastik yg dililit tembaga atau tembaga
bercampur perak yg dpt berisi hormon. Waktu penggunaannya bisa sampai
10 tahun.
Keuntungannya:
Praktis dan ekonomis
Kesuburan segera kembali jika dibuka
Tdk hrs mengingat seperti Pil
Tdk menganggu pemberian ASI Kerugiannya
Dpt keluar sendiri apabila ukuran IUD tidak cocok dgn ukuran rahim pemakai
7. KB KONDOM
Kondom adalah alat kontrasepsi yang dual proteksi, maksudnya
adalah bahwa kondom selain dapat mencegah kehamilan, juga dpt
mencegah penularan penyakit seksual .Tingkat keberhasilan
(Efektifitas) 80-95%
Keuntungannya:
Murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter
Mudah dan dapat dipakai sendiri
Selalu hrs memakai kondom yg baru
Selalu hrs ada persediaan
Kadang-kadang ada yg tdk tahan (alergi) terhadap karetnya
Tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila terlambat memakainya
Dapat sobek bila memasukkannya tergesa-gesa
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE: 03
IMPLEMENTASI dan EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA SEMONDO
KECAMATAN GOMBONG
Disusun Oleh :
DWI ISWANTI NIM. A01301843
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian yang di laksanakan pada tanggal 09
Juni 2016 pada keluarga Tn.S, di dapatkan data bahwa Ny.S mengatakan
menderita DM sejak 5 thn yang lalu, Ny.S mengatakan saat aktivitas cepat
lelah Ny.S megatakan jarang berolahraga, klien mengatakan hanya
mengikuti senam 1 bulanan di puskesmas. Ny.S mengatakan bahwa kadar
gula bulan ini belum dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan data di atas di dapatkan diagnosa keperawatan yaitu
Defisiensi Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, yang akan dilakukan
dengan adannya masalah di atas maka perlu di lakukan tindakan
keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang senam kaki untuk
meningkatkan olahraga klien,meliputi penjelasan tenytang senam kaki,
manfaat, langka-langkah senam kaki dan mempraktekannya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit di
harapkan keluarga Tn.S khususnya Ny.S dapat mempraktekan
langkah-langkah senam kaki.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit pada
Ny.S, klien dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian senam kaki 2. Manfaat senam kaki
3. Dapat memahami langkah- langkah gerakan senam kaki
4. Dapat mempraktekan gerakan senam kaki
5. Dapat menerapkan ked ala kehidupan sehari-hari
C. METODE PELAKSANAAN
Diskusi , Tanya jawab, dan demonstrasi
D. SASARAN DAN TARGET
Target : keluarga
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : Senin, 13 Juni 2016
Waktu : Pukul : 10,00 WIB
Tempat :Rumah Keluarga Tn. S
F. MEDIA DAN ALAT
Leaflet
G. SETTING TEMPAT
Keterangan:
A :Mahasiswa dwi
B :Ny.S
H. SUSUNAN ACARA
No Waktu Kegiatan Mahasiswa
1 5 menit Orientasi
Mengucapkan salam
Mengulangi kontrak yang di sepakati
Menjelaskan tujuan
2 20 menit Kerja
Menjelaskan pengertian tenytang senam kaki
Menjelaskan tentang manfaat senam kaki
Menjelaskan langkah-langkah gerakan senam kaki
Mempraktekan gerakan senam kaki
Mempraktekan gerakan barsama dengan klien
Memotivasi klien untuk rutin melakukan senam
kaki
3 5 menit Terminasi
Memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih
Menyimpulkan hasil pertemuan
Salam penutup
H. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi Struktural
a. Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan.
b. Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya.
c. Media sudah disiapkan yaitu lembar balik dan leaflet
2) Evaluasi Proses
a. Media dapat digunakan dengan baik.
b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak.
c. Anggota keluarga dapat mengikuti sampai selesai.
3) Evaluasi Hasil
a. Pasien dapat menjelaskan pengertian senam kaki
b. Pasien dapat menjelaskan manfaat senam kaki
c. Pasien dapat memahami gerakan senam kaki
LAMPIRAN TEORI
SENAM KAKI
A. PENGERTIAN
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki.
B. MANFAAT
1. Secara garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah:
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Memperkuat otot-otot kecil
4. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
5. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
6. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
C. LANGKAH-LAGKAH SENAM KAKI
1. Posisi kan pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh
lantai
2. Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu dibengkokan kembali ke bawah seperti
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak
kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai
dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan
pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak
10kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke
atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada
5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke
depan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
7. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan
8. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut.
Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang. Ulangi
sebanyak 10 kali.
9. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan
secara bergantian.
10. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti
bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara:
a. Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua
kaki
c. Pindahkan kumpulan
sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek kan kertas
pada bagian kertas yang utuh.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE- 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG
Disusun Oleh :
DWI ISWANTI NIM. A01301843
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PRODI DIII KEPERAWATAN
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE- 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S
DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG
I.
LATAR BELAKANGA. DATA YANG PERLU DIKAJI LEBIH LANJUT
Keluarga adalah unit rekecil dalam masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang bekumpul disuatu tempat
tinggal dibawah satu atap dan saling bergantung. Keperawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditunjukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana.
Sebelum kita menentukan masalah dari suatu keluarga maka harus
dilakukan pengkajian keluarga secara menyeluruh secara actual.
B. MASALAH KEPERAWATAN Belum diketahui
II. RENCANA KEPERAWATAN A. DIAGNOSA
-
B. TUJUAN UMUM
Tujuan Umum dilakukan proses pengkajian adalah untuk mendapatkan
data secara actual untuk merumuskan sebuah masalah keperawatan.
A. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukan pengkajian antara lain:
a. Membangun Bina Hubungan Saling Percaya dengan keluarga.
b. Menemukan suatu masalah dalam keluarga tersebut.
c. Dapat mengkaji data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress
1. RANCANGAN KEGIATAN A. Metode
Metode yang digunakan dalam proses pengkajian yang dilakukan
adalah: Wawancara
B. Media dan Alat
Media dan Alat yang digunakan dalam pengkajian keluarga yang
dilakukan antara lain:
a. Alat Tulis
b. Form Pengkajian Keluarga
c. Tensimeter
d. Stetoskop
C. Waktu dan Tempat
Proses pengkajian keluarga dilakukan pada:
Hari/ Tanggal : kamis, 09 juni 2016
Waktu : Pukul 11.00WIB
Tempat : Rumah Tn.S
D. Setting Tempat
Keterangan:
A : Pengkaji
B : Keluarga
C : Keluarga
E. Susunan Acara
No. Acara Kegiatan
1. Pembukaan
(5 Menit)
a. Memberi salam
b. Orientasi dan Validasi perasaan
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
B
2. Pelaksanaan
(60 menit)
a. Menanyakan tentang data umum keluarga
b. Menanyakan tentang riwayat dan tahap
perkembangan keluarga
c. Menanyakan tentang lingkungan
d. Menanyakan tentang struktur keluarga
e. Menanyakan tentang fungsi keluarga
f. Menanyakan tentang stress dan koping
g. Menanyakan tentang harapan keluarga
h. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Penutup
(5 menit)
a. Memvalidasi data yang telah didapat
b. Validasi perasaan
c. Kontrak pertemuan selanjutnya
d. Berpamitan mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi a. Struktur
a) Mempersiapkan daftar pertanyaan satu hari sebelum
melakukan pengkajian keluarga.
b) Membuat Pre Planning satu hari sebelum pengkajian.
c) Mempersiapkan Form Pengkajian Keluarga.
d) Mempersiapkan alat tulis dan alat untuk pemeriksaan
b. Proses
a) Seluruh anggota keluarga ada dirumah saat pengkajian.
b) Seluruh anggota keluarga aktif saat dilakukan pengkajian.
c) Dapat terjalin BHSP yang baik anggota keluarga dapat
terbuka.
c. Hasil
a) Dapat mengkaji data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan serta struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping, harapan
b) Keluarga dapat bercerita dan terbuka.
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
1.Siapakah nama, pekerjaan , pendidikan dan nomor telepon kepala keluarga?
2.Berapa komposisi dalam keluarga?
3.Suku apa yang dianut dalam keluarga?
4.Apa agama yang dianut keluarga?
5.Aktivitas rekreasi apa yang biasa keluarga lakukan di saat waktu senggang?
6.Bagaimana perkembangan keluarga saat ini?
7.Bagaimana riwayat keluarga inti?
8.Bagaimana riwayat keluarga sebelummnya?
9.Apakah rumah yang ditinggali saat ini merupakan rumah kepemilikan sendiri?
10. Berapa ruaangan dalam rumah ini?
11. Berapa jumlah jendela setiap ruangan?
12. Kira-kira berpaa luas rumah ini?
13. Apa sumber air yang digunakan dalam keluarga?
14. Bagaimana dengan air yang digunakan, apakah jernih, berbau?
15. Berapa minggu sekali keluarga menguras bak
mandi?
16. Berapa jarak septic tang dengan sumber air yang
digunakan?
17. Bagaiman pembuangan sampah yang dilakukan
keluarga?
18. Bagaimana cara pengolahan sampah yang biasa di
lakukan?
19. Bagaimana menurut keluarga perkumpulan dengan
20. Bagaimana perkumpulan-perkumpulan keluarga
dengan masyarakat? Perkumpulan apa yang biasa
diikuti?
21. Apakah keluarga memilki kartu BPJS, atau kartu
1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S
DENGAN MASALAH KURANG PENGETAHUAN TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN KB YANG AKAN DILAKUKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Disusun oleh : DWI ISWANTI NIM. A01301843
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
2
A. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM
1. Nama Keluarga(KK) : Tn. S
2. Alamat : Ds. Semondo, Kec.Gombong, Kebumen
3. Pekerjaan KK : Pedagang
4. Pendidikan KK : SD
5. Komposisi Keluarga : 7
NO NAMA JK HUB.KK UMUR PENDIDIKAN IMUNISASI
1 Tn.S L
Kepala
Keluarga 59 th SD
2 Ny.S P Isteri 52 th SD 3 Ny.R P Anak 29 th SMP
4 Ny.Y P Anak 26 th SMP
5 An.B P Cucu 5 th TK Lengkap
6 An.F L Cucu 4 th - Lengkap
7 An.K P Cucu 3 bulan - BCG, DPT
3
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
:Tinggal satu rumah
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga besar, terdiri dari suami, istri, 2 anak dan 3 cucu.
7. Suku
Keluarga Tn.S memiliki suku jawa, bahasa yang di gunakan sehari-hari bahasa jawa, dan di dalam keluarga Tn.S tidak ada budaya yang mempengaruhi kesehatan.
8. Agama
Keluarga Tn.S menganut agama Islam, keluarga taat dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Di dalam keluarga Tn.S tidak ada kepercayaan yang mempangaruhi kesehatan.
9. Status Sosek Keluarga
Tn.S memiliki pekerjaan sebagai pedagang ayam. Keluarga Tn. S mendapat penghasilan hidup dari hasil dagangnya, dan dari penghasilan anaknya. Penghasilan keluarga Tn. S kira-kira 1 juta/bln. Dari penghasilan tersebut di gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di rumah keluarga Tn. S terdapat 1 sepeda motor,1 TV, 1 kulkas, 1 sepeda, dan 1 kompor gas.
10.Aktivitas Rekreasi
4
2) RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.S memiliki 3 anak anak pertama, sudah menikah, tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga usia dewasa.
Tugas perkembangannya adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah mengenai
mempertahankan keintiman pasangan. Ny.S mengatakan bahwa anak
pertamanya belum bisa memiliki anak.
3. Riwayat keluarga Inti
Keluarga Tn. S saat ini dalam keadaan sehat, tetapi Ny. Y memiliki masalah untuk memilih KB yang akan digunakan setelah melahirkan anak yang ke 2, dan sampai anaknya sekarang berumur 3 bulan klien masih bingung untuk memlih KB yang akan digunakan. Ny.S juga memiliki riwayat penyakit DM, beliau rutin minum obat dari puskesmas, dan diit makan mulai diperhatikan, tetapi klien mengatakan jarang berolahraga, hanya mengikuti senam 1 bln sekali di puskesmas.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny.S mengatakan dalam keluarganya terdapat riwayat penyakit yaitu DM dari orang tuanya. Klien juga mengatakan terdapat riwayat penyakit stroke dan hipertensi dari kakak kadungnya.
3) LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah
5
tempatnya tertutup. Bak mandi bersih dikuras seminggu 2x. Di rumah Tn. S terdapat ± 3 jendela. Pencahayaan dalam rumah cukup, baik pencahayaan dari lampu-lampu yang dipakai juga pencahayaan alami dari sinar matahari. Kondisi rumah bersih, keluarga mengatakan selalu membersihkan lingkungan rumah. Peralatan dapur tertata rapi, dapur telihat bersih . Sumber air yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari air sumur milik pribadi, air terlihat bersih, jernih dan tidak berbau.
2. Denah Rumah
3. Karakteristik tetangga dan interaksi dengan masyarakat
Rumah Tn.S bertetangga cukup dekat, di samping kanan dan kirinya dekat
dengan rumah tetangganya. Di depan rumah terdapat jalan kecil dan di
belakangnya terdapat sawah. Ny.S mengatakan mayoritas tetangganya
beragama islam dan asli suku jawa. Di RW tersebut juga terdapt aturan
atau kesepakatan yang di jalankan bersama oleh warga tersebut, dan di
masyarakat tersebut tidak ada budaya yang mempengaruhi status
kesehatan.
4. Mobilitas geografis keluarga
Setelah menikah , Ny. S, mengatakan menetap bertempat tinggal di desa
Semondo, hingga sampai saat ini bertempat tinggal di rumah tersebut.
Ny.S mengatakan setelah menikah belum pernah pindah tempat tinggal
ataupun merantau.
Halaman depan Rumah
6
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.S mengatakan setiap malam anggota keluarga berkumpul di ruang
tamu untuk menonton TV dan untuk mengobrol-ngobrol. Sehingga
interaksi dengan semua anggota keluarganya berjalan dengan harmonis.
Dalam berinteraksi dengan masyarakat, terjalin harmonis, keluarga
mengatakan sering mengikuti perkumpulan masyarakat yang diadakan di
desanya, Seperti dalam kegiatan PKK, arisan, yasinan dan kegiatan 1
bulanan di puskesmas
6. Sistem pendukung keluarga
Ny.S mengatakan untuk mendukung masalah kesehatan keluarga memiliki
kartu Indonesia sehat, sehingga memudahkan keluarga untuk berobat ke
dokter atupun ke rumah sakit. Anggota keluarga juga mendukung Ny.S
untuk selalu memeriksakan kesehatan setiap bulannya ataupun setiap ada
gejala yang dirasakan. Keluarga juga mendukung supaya Ny.Y bisa cepat
– cepat untuk menggunakan KB kembali.
4) STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga terjalin hubungan yang harmonis. Dalam
sehari-hari keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa jawa, dan untuk
berkomunikasi dengan anak/saudara yang jauh menggunakan alat
teknologi HP.
2. Struktur Kekuatan keluarga
Dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dalam keluarga, biasanya
dilakukan musyawarah bersama antar anggota keluarga. Sistem
pengambilan keputusan biasanya di tentukan oleh kepala keluarga dari
hasil pendapat anggota keluarga.
3. Struktur peran
a) Tn. S
7
Tn.S sebagai seorang suami dan kepala keluarga, mencari nafkah untuk
menghidupi keluarganya.
Peran Informal
Tn.S sebagai seorang yang dihormati dan di taati oleh anggota keluarga,
sekaligus pengambil keputusan dalam keluarga.
b) Ny. S
Peran Formal
Ny. S sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga
Peran Informal
Ny. S sebagai ibu yang di sayangi oleh anak-anaknya dan sekaligus
sebagai pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya.
c) Ny.R
Formal
Ny.R sebagai pengganti anak tertua, sekaligus sebagai ibu rumah tangga
Informal
Ny.R sebagai ibu yang di sayangi oleh anaknya dan sekaligus sebagai
pendidik dan pelindung bagi anaknya.
d) Ny.Y
Formal\
Ny.Y sebagai anak terakhir dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
Informal
Ny.Y sebagai ibu yang disayangi oleh anaknya dan sekaligus sebagai
pendidik dan pelinduung bagi anak-anaknya.
e) An.B
Peran Formal
An.B sebagai anak dari Ny.R sekaligus sebagai cucu di dalam keluarga,
dan sebagai siswi anak TK
Peran Informal
8
f) An.F
Peran Formal
An. F sebagai anak dari Ny.Y sekaligus sebagai cucu di dalam keluarga,
dan sebagai siswa anak PAUD
Peran Informal
-
g) An.K
Peran Formal
An.K sebagai anak ke-2 dari Ny.Y sekaligus sebagai cucu di keluarga.
Peran Informal
-
4. Nilai dan norma budaya
Nilai yang terapkan dalam keluarga Tn.S adalah menerapkan etika dan
sopan santun dalam bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Hidup
untuk tidak mementingkan diri sendiri, menghormati orang yang lebih tua,
saling menyayangi satu sama lain. Budaya yang di terapkan dalam
keluarga Tn.S adalah solat 5 waktu, mandi 2x sehari, selalu cuci tangan
sesudah dan sebelum makan, mendidik anak untuk menjadi anak soleh dan
berbakti kepada orang tua.
5) FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.S termasuk keluarga yang harmonis, interaksi dalam keluarga
terjalin baik antar anggota keluarga dan saling menghormati,
memperhatikan, membantu, melindungi, dan menyayangi satu sama lain
sehingga tidak ada istilah pilih kasih di dalam keluarga Tn.S.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan keluaga Tn.S dengan masyarakat terjalin sangat dekat dan
harmonis antar tetangga satu dengan yang lainnya. Anggota keluarga Tn.S
sering berkumpul mengikuti kegiatan yang di laksanakan dalam
9
3. Fungsi Perawatan keluarga
A. Mengenal masalah
Ny.Y belum paham mengenal masalah tentang KB, dan masih bingung
untuk KB yang akan digunakan. Ny.S sudah mulai faham tentang penyakit
DM yang dialaminya, beliau rutin melakukan pemeriksaan di puskesmas,
dan rutin dalam minum obat, tetapi Ny. S mengatakan jarang untuk
berolahraga.
B. Memutuskan masalah
Ny.S mengatakan jika terdapat anggota keluarganya yang sakit di bawa ke
tenaga kesehatan terdekat, atau puskesmas.
C. Merawat anggota keluarga
Keluarga Tn.S belum terlalu tau tentang bagaimana cara merawat anggota
keluarganya yang sakit dengan benar , paling hanya diberi obat yang
diberikan oleh dokter dan menyuruhnya untuk beristirahat.
D. Memodifikasi Lingkungan
Halaman rumah Keluarga Tn.S terlihat bersih ,pencahayaan di rumah baik
, lantai rumah terbuat dari keramik ,tehel dan terlihat bersih.
E. Memanfaatkan
Keluarga sudah dapat menggunakan fasilitas yang ada, bila ada anggota
keluarga yang sakit maka dibawa berobat ke dokter/ puskesmas terdekat
terlebih dahulu bila tidak kunjung sembuh di bawa ke Rumah Sakit
dengan menggunakan kartu Indonesia sehat.
4. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 3 anak, terdiri dari 2 perempuan dan 1 laki- laki. 3 anak
tersebut sudah berumah tangga, beliau mengatakan dahulu dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga memakai alat kontrasepsi Spiral
dan sudah dilepas 5bulan yang lalu.
Ny.Y mempunyai 2 orang anak, 1 anak laki-laki, dan 1 perempuan, klien
mengatakan sebelum hamil yang ke 2 klien menggunakan KB Implan.
10
Tn. S sebagai tulang punggung keluarga, Ny. S bekerja sebagai Ibu rumah
tangga. Penghasilan yang didapat cukup untuk biaya kehidupan sehari-
hari.
6) STRES DAN KOPING
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek keluarga: Ny.Y masih bingung untuk memilih KB
yang akan digunakan. Ny.S takut jika kadar gulanya naik.
Stressor jangka panjang keluarga: Ny.Y mengatakan takut jika KB nya
gagal karena saat ini banyak yang gagal menggunakan KB yang dipilih.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga selalu berusaha dan berdoa supaya selalu di beri kesehatan untuk
semua anggota keluarga.
3. Strategi koping yang di gunakan
Dalam mengatasi suatu permasalahan yang di hadapi keluarga Tn. S
biasanya di lakukan musyawarah terlebih dahulu antar anggota keluarga.
Jadi sebelum kepala keluarga mengambil keputusan menanyakan pendapat
terlebih dahulu dari anggota keluarga.
4. Stertegi adaptasi disfungsional
Biasanya jika anak tidak bisa dinasehati hanya didiamkan saja karena
sudah besar, sudah bisa berfikir mana yang baik dan mana yang buruk.
7) HARAPAN KELUARGA
11
. Pemeriksaan Fisik
14
B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS:
- Ny.Y mengatakan bahwa saat ini
belum menggunakan KB setelah
melahirkan anak yang ke2.
- Ny.Y mengatakan masih bingung
memilih KB yang akan
digunakan karena sedang
menyusui dan saat ini bayak
kasus yang mengalami kegagalan
dalam berKB.
- Ny.Y mengata suaminya belum
mengijinkan jika ibunya
menyuruh untuk menggunakan
spiral.
DO:
- Saat ini Ny.Y belum
menggunakan alat kontrasepsi
lagi.
- Ny.Y masih terlihat bingung
untuk menggunakan KB yang
akan digunakan.
Defisiensi Pengetahuan ( 00126) mengenai KB yang akan digunakan
2 DS:
- Ny.S mengatakan menderita DM
sejak 5 thn yang lalu.
- Ny.S mengatakan saat aktivitas
cepat lelah
- Ny.S megatakan jarang
berolahraga, klien mengatakan
Ketidakefektifan
15
hanya mengikuti senam 1
bulanan di puskesmas.
- Ny.S mengatakan bahwa kaki
seringg terasa kaku dan
kesemutan.
DO:
- Bulan ini klien belum dilakukan
pengecekan gula darah, fisik
klien tampak tidak bugar, lesu
dan lemas.
C. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH Problem: 1. Defisiensi Pengetahuan
NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI KEBENARAN
2 Kemungkinan
masalah dapat
3 Potensi masalah
untuk dicegah:
2/3 1 3
2
16
a. Tinggi
b.Rendah
c. Sedang
1
4 Menonjolnya
masalah:
a. Masalah berat
harus di tangani
b. Ada masalah
tetapi tidak perlu
segera ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan
Problem: 2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI KEBENARAN
2 Kemungkinan
17
untuk dicegah:
a. Tinggi
b.Rendah
c. Sedang
2
1
4 Menonjolnya
masalah:
a. Masalah berat
harus di tangani
b. Ada masalah
tetapi tidak perlu
segera ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan
½ 1 2
1
0
Masalah berat
harus ditangani
JUMLAH 2 3/6
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas:
1. Defisiensi Pengetahuan( 00126) mengenai KB yang akan digunakan.
18
KB secara jelas.
A.Keluarga mampu mengenal.
Setelah dilakukan
intervensi selama
1x30 menit, keluarga
mampu memahami:
1. Pengertian KB
2. Pengertian alat
kontrasepsi
4. Cara penggunaan,
Respon
Verbal
1. Pengertian KB adalah usaha untuk
mengukur jumlah
dan jarak anak yang
di inginkan.
2. Pengertian alat Kontrasepsi adalah
suatu cara yang
19
kelebihan dan
efek samping dari
macam- macam
menyusui: Mini pil,
KB suntik, Implant,
Spiral, dan Kondom
4. Cara penggunaan, kelebihan, efek
samping dari
macam-macam alat
kontrasepsi berbeda.
Terlampir di LB.
5. Kontraidikasi dari macam- macam alat
kontrasepsi berbeda
20
kunjunan, keluarga
berpartisipasi dalam
memutuskan
perawatan kesehatan.
Verbal lebih jelas tentang
macam-macam alat kontrasepsi, dan
mampu memilih alat
kontrasepsi yang akan
digunakan.
C. Keluarga mampu merawat.
Setelah dilakukan
kunjungan, keluarga
mampu untuk
memutuskan untuk kontrol
setelah menggunakan alat
kontrasepsi
berikan penjelasan
kapan klien harus
kontol ulng setelah
penggunaan alat
kontrasepsi.
21
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
Setelah dilakukan
kunjungan , keluarga
mampu
mengguanakan
fasilitas kesehatan
yang ada.
Verbal berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan yang ada.
untuk berkonsultasi
Tujuan Khusus Evaluasi Kriteria
Evaluasi Standar Rencana Keperawatan
Ketidakefektifan
Respon verbal 1. Pengertian senam
kaki adalah
kegiatan atau
latihan yang
dilakukan oleh
1. Jelaskan pengertian senam kaki
2. Jelaskan manfaaat senam kaki
langkh-22
hari,
keluarga
mampu
memahami
senam kaki
DM
keluarga mampu
mengenal:
- Pengertian senam
kaki
- Manfaat senam
kaki
- Langkah- langkah
gerakan senam kaki
pasien DM untuk
mencegah
terjadinya luka
2. Manfaat senam
kaki adalah
Memperbaiki
sirkulasi darah,
memperkuat
otot-otot,
mencegah
terjadinya
kelainan bentuk
kaki, mengatasi
keterbatasan
gerak sendi.
3. Terdapat 10
laangkah gerakan
senam kaki
langkah senam kaki
23
- Motivasi klien untuk
selalu rutin
memeriksakan
kesehatannya ke
puskesmas/tenaga
kesehatan terdekat
- Motivasi klien untuk
selalu rutin
memeriksakan kadar
gula darahnya
- Motivasi klien untuk
menjaga pola makan
- Motivasi klien untuk
selalu minum obat
C. Keluarga
- Motivasi keluarga
untuk melakukan
senam kaki DM
24
Keluarga mau untuk
selalu memeriksakan
kesehatannya ke tenaga
kesehatan terdekat
- Motivasi keluarga
untuk selalu
memeriksakan
kesehatannya
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Tanggal&
waktu
Implementasi Evaluasi Paraf
Ketidakefektifan
pemeliharaan
Jum at 10 Juni
2016
Melakukan pengecekan kadar gula
darah
S:
Ny.S mengatakan selalu rutin minu
25
kesehatan Jm 14.00 obat dari puskesmas, dan mulai
memperhatikan diit makanan yang di
makan.
O:
Hasil pemeriksaan kadar gula darah
belum terukur
A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Melakukan pengecekan kadar
gula darah ulang
- Melatih klien untuk senam
kaki pasien DM.
Defisiensi
Pengetahuan
Sabtu, 11 Juni
2016
- Melakukan penkes tentang
penggunaan KB yang aman S:
Keluaga khususnya Ny.Y
26
J m 13.30 untuk ibu menyusui
- Menjelaskan pengertian KB
- Menjelaskan pengertian alat
kontrasepsi
- Menjelaskan macam-macam
KB yang digunakan untuk
ibu menyusui
- Menjelaskan cara
penggunaan, kelebihan dan
efek samping dari
macam-macam alat kontrasepsi
- Menjelaskan kintraindikasi
dari macam- macam alat
kontrasepsi
mengatakan sudah faham dengan
materi ynag sudah di jelaskan.
Ny.Y mengatakan secepatnya untuk
menggunakan KB
O:
Ny tampak anatusias mendengarkan
penjelasan
Keluarga aktif dalam bertanya
A:
Masalah defisiensi mengenai KB
yangakan digunakan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Melakukan evaluasi terhadap
penkes yang teah dilakukan
- Menganjurkan klien untuk
secepatnya menggunakan KB,
27
Pengetahuan 2016 KB . - Ny.Y mengatakan masih
belum menggunakan KB
- Ny.Y mengatakan inging enggunakan KB implant
O:
- Klien dapat menyebutkan
efek samping , keuntungan
dan kontraindikasi dari KB
implant
- Klien dapat menyebutkan
keuntungan, efek samping
dan kontraindikasi dari KB
IUD
- Klien dapat menyebutkan
kerugian dari KB mini PIL
A:
- Masalah keperawatan
defisiensi pengetahuan belum