• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran Surat No : 512/EQ.S/IX/2015, tanggal 14 September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran Surat No : 512/EQ.S/IX/2015, tanggal 14 September 2015"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Surat No : 512/EQ.S/IX/2015, tanggal 14 September 2015

PENGUMUMAN HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK)

DI KUB JAYA BERSAMA KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH

Identitas LV-LK :

I. Nama LV-LK

:

PT. EQUALITY INDONESIA

Alamat

:

Jl. Raya Sukaraja No. 72 Ciater, Kec. Sukaraja

Kabupaten Bogor 16710

Telp.

:

(0251) 7550722

Fax.

:

(0251) 7550724

Email

:

eq@equalityindonesia.com

Website

:

www.equalityindonesia.com

Identitas Auditee :

II. Nama Kelompok

:

KUB JAYA BERSAMA

Akta/Kesepakatan

:

Kesepakatan Kelompok tanggal 18 Mei 2015

Kapasitas Produksi

:

-

Jenis Usaha

:

Industri Furniture dar Kayu

Produk

:

Furniture dari Kayu

Alamat

:

Ds. Bawu RT. 29/RW.06 Kec. Batealit, Kab. Jepara, Prov.

Jawa Tengah

III. Waktu Pelaksanaan

:

18 – 24 Agustus 2015

IV. Hasil Penilaian

:

NILAI AKHIR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU MENDAPAT

PREDIKAT LULUS, SEHINGGA KUB JAYA BERSAMA

PROVINSI JAWA TENGAH BERHAK MENDAPATKAN

SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK).

Demikian agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 14 September 2015

PT. EQUALITY INDONESIA

Ucep Sucitra, A.Md

(2)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 156/EQI-KEP.Cert/IX/2015

TENTANG

PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK)

PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMA

DI KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH

KESEPAKATAN KELOMPOK TANGGAL 18 MEI 2015

JUMLAH 5 ANGGOTA

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang

:

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Verifikasi pada KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMA Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor 074/EQI-F090 tanggal 3 September 2015;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar Rekomendasi Nomor 073/EQI-F037 tanggal 3 September 2015 dan Tinjauan Hasil Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor 133/EQI-F039 tanggal 7 September 2015 dan pernyataan pemeriksaan yang disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut 152 tanggal 7 September 2015 menunjukkan telah “MEMENUHI” seluruh norma penilaian untuk setiap verifier Legalitas Kayu (LK);

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014, KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMAtelah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK).

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang; 2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party Certification Systems:

8. SNI ISO/IEC 17065:2012 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa;

(3)

Halaman 2 dari 4 LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LVLK – 006 – IDN 9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO/IEC 19011:2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

10.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.30/Menhut-II/2012 tanggal 20 Juli 2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak;

11.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.41/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Alam;

12.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu yang berasal dari Hutan Tanaman Industri; 13.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009

tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.95/Menhut-II/2014 tanggal 29 Desember 2014;

14.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

15.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda V-Legal;

16.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

17.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

18.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

19.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014 Tanggal 24 Desember 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

20.Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal; 21.DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

22.Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO/IEC Guide 65:1996 General requirements for bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

23.Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) dan penerbitan dokumen V-Legal;

24.Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo. P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);

25.

Manual Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Sertifikasi Legalitas Kayu (SLK) beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

(4)

LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU LVLK – 006 – IDN

Memperhatikan

:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : PSC – 019/2015 tanggal 3 Agustus 2015.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PENERBITAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMA DI KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH KESEPAKATAN KELOMPOK TANGGAL 18 MEI 2015 JUMLAH 5 ANGGOTA.

PERTAMA : KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMA dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) Nomor : 130/EQC-VLK/IX/2015.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 7 September 2015 sampai dengan tanggal 6 September 2021 selama KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMA(Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014.

KETIGA : Sertifikat, Logo dan Tanda V-Legal yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di media cetak, brosur atau pun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan atau penggunaan Tanda V-Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat. KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi sistem legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan (surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali selama masa berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan; dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan: a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja

Pemegang Sertifikat;

b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

(5)

Halaman 4 dari 4 LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LVLK – 006 – IDN sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila :

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3 (tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya atau izin usahanya dicabut.

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor Pada Tanggal : 7 September 2015 PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Ketua KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) JAYA BERSAMA, di Jepara;

2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan di Jakarta;

3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.

(6)
(7)
(8)

(1) Identitas LVLK

a.

Nama Lembaga

: PT EQUALITY Indonesia

b.

Nomor Akreditasi

: LVLK-006-IDN

c.

Alamat

: JL Sukaraja No 72 Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor - 16710

d.

Nomor Telepon

Nomor Faks

E-mail

:

:

:

0251-7550722, 7157103

0251-7550724

equalitycert@gmail.com

;

eq@equalityindonesia.com

e.

Direktur

: Ir. Agustri Warsono

f.

Standar

: P.14/VI-BPPHH/2014, P.95/Menhut-II/2014

g.

Tim Audit

: 1.

Ir. Bagus Edhianto (Lead Auditor)

h.

Tim Pengambil

Keputusan

: 1.

Ir. Agustri Warsono (Ketua PK)

2.

Rita Sugiarti, S.Hut (Peninjau)

(2) Identitas Auditee

Nama Pemegang

Izin/Kelompok

: KUB Jaya Bersama

Alamat Kelompok

: Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara,

Provinsi Jawa Tengah

(3) Unit Usaha ( anggota ) yang disertifikasi

(4) a.

Nama Perusahaan

: CV KAISAR REPROFURNI

b.

Nomor & Tanggal SK

: 211/530/PK/III/2003/01, tanggal 7 Januari 2011

c.

Alamat Perusahaan

: Desa Bawu RT. 29 RW. 06, Kecamatan Batealit,

Kabupaten Jepara.

d.

NPWP

: 02.035.025.2-506.000

e.

Penanggung Jawab

: Rianto

f.

Nilai Investasi

: Rp 110.150.000,00

g.

Komoditi

: Kursi Makan, Almari, Nakas, Tempat Tidur

h.

Nomor telepon

: 0813 9059 3910

i.

Kapasitas Terpasang

:

12 Container

(9)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 2 dari 22

(5) a.

Nama Perusahaan

: CV ADI KARYA UTAMA

b.

Nomor & Tanggal SK : 43-101/530/TDI/Pr/VII/2014, tanggal 17 Juli 2014.

c.

Alamat Perusahaan

: Jl. KH. Abdullah Faqih, Desa Kecapi RT. 13/2,

Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

d.

NPWP

: 31.738.519.3-516.000

e.

Penanggung Jawab

: Didik Wahyudi

f.

Nilai Investasi

: Rp 150.000.000,00

g.

Komoditi

: Almari dan Nakas, Dll.

h.

Nomor telepon

: 0857 4127 6864

i.

Kapasitas Terpasang

: 30 Container

(6) Ringkasan Tahapan

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Konsultasi Publik (bila dibutuhkan)

Tidak ada Pertemuan Pembukaan Tanggal 18 Agustus 2015

di ruang rapat sekrertariat Kelompok Jaya Bersama, Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah

 Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Kelompok (Ruang Rapat CV Kaisar Reprofurni). Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan tujuan dan ruang lingkup verifikasi, menyampaikan jadwal/rencana kerja verifikasi, menyampaikan metodologi dan prosedur verifikasi, menyampaikan ketidaksesuaian pada verifikasi, serta menkonfirmasikan waktu, tempat, dan peserta pertemuan penutupan.

 Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan BAP.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

Tanggal 18 - 20 Agustus 2015. Kantor CV Kaisar Reprofurni, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Observasi di Pabrik Pengolahan.

 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen dengan menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

Tanggal 21 – 23 Agustus 2015. Kantor CV Adi

 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan dokumen dengan menggunakan kriteria dan

(10)

Karya Utama, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Observasi di Pabrik Pengolahan.

indikator pada Lampiran 2.7, Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014. Untuk menguji kebenaran data, tim Audit melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik menggunakan kriteria dan indikator pada Lampiran 2.7 Peraturan Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.

Pertemuan Penutupan Tanggal 24 Agustus 2015 di ruang rapat sekrertariat Kelompok Jaya Bersama, Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah

 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada KUB Jaya Bersama atas kerjasamanya selama kegiatan verifikasi.

 Menyampaikan daftar periksa VLK

 Pertemuan penutupan diakhiri dengan pembuatan BAP Pengambilan Keputusan Tanggal 7 September 2015 di Ruang Meeting PT EQUALITY Indonesia

 Rapat pengambilan keputusan meninjau dokumen verifikasi yang diajukan untuk menjamin bahwa verifikasi dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia.

(7) Resume Hasil Penilaian :

(a)

Unit Usaha : CV Kaisar Reprofurni

Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P 1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.

Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki : (a)Tanda Daftar Industri (TDI)

(b)investasi kurang dari Rp 200.000.000 Kriteria K.1.2. Importir kayu dan produk kayu Kriteria K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok

Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1.a

Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir yang dimilki CV Kaisar Reprofurni (Auditee), Akta pendirian perusahaan dikeluarkan oleh kantor Notaris Fatchur Rohman, SH dengan Akta Nomor 01 tanggal 9 Mei 2000 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jepara dengan Nomor : 03/CV/IX/2010 pada tanggal 3 September 2010. Akta pendirian mengalami perubahan pada tanggal 5 Agustus 2015 berupa Akta Nomor 03 yang dikeluarkan oleh Notaris Fatchur Rohman SH. Akta tersebut menerangkan perubahan anggaran dasar CV Kaisar Reprofurni. Akta perubahan tersebut telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jepara dengan Nomor :

(11)

W12-EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 4 dari 22 U10/05/Hk.02.02/VIII/2015 pada tanggal 7 Agustus 2015.

Verifier 1.1.1.b.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin

Usaha Industri (IUI) Kecil MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Auditee telah memiliki dokumen Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan Nomor : 207/11.26/PK/VII/2000/01 yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, Pemerintah Kabupaten Jepara tanggal 5 Januari 2011. SIUP wajib didaftar ulang pada tanggal 4 Januari 2016.

Verifier 1.1.1.c.

Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar industri)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO (Izin Gangguan Lingkungan Sekitar Industri), Auditee telah memiliki Izin Gangguan (HO)/Tempat Usaha berdasarkan Keputusan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Jepara dengan Nomor : 503/IG.ITU/669 Tahun 2010, tanggal 7 September 2010 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jepara. Hasil verifikasi terhadap dokumen Izin Gangguan yang dimiliki oleh Auditee telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peruntukannya sesuai dengan bidang usahanya. Izin gangguan ini berlaku selama 5 (lima) tahun dan wajib didaftar ulang pada tanggal 6 September 2015.

Verifier 1.1.1.d.

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen TDP yang diterbitkan oleh Kantor Kecamatan Batealit dan ditandatangani oleh Camat Batealit, Pemerintah Kabupaten Jepara dengan Nomor : 1126353300383 tanggal 5 Januari 2011. Informasi yang tercantum pada TDP sesuai dengan bidang usaha dan peruntukannya. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan tanggal 22 Agustus 2015.

Verifier 1.1.1.e.

NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee yaitu berupa NPWP dengan Nomor : 02.035.025.2-516.000, Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

dengan Nomor :

PEM-02485/WPJ.10/KP.1303/2013 dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) Nomor : PEM-02486/WPJ.10/KP.1303/2013 yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan atas nama Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara pada tanggal 26 September 2013.

Data yang tercantum pada NPWP berupa 9 digit awal sesuai dengan SKT maupun SPKP, dengan demikian Auditee telah memperlihatkan keabsahan dokumen perpajakan yang seluruhnya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara.

(12)

Verifier 1.1.1.f.

Dokumen lingkungan hidup (UKL – UPL/SPPL/DPLH/SIL/DELH/dokumen lingkungan hidup lain yang setara

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee, telah tersedia Dokumen SPPL yang sesuai dengan lingkup usahanya dan ditandatangani oleh Direktur disertai dengan bukti penyerahan dokumen kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara pada tanggal 4 Oktober 2013

Verifier 1.1.1.g.

Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau Tanda Daftar Industri (TDI)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen perizinan yang dimiliki oleh Auditee berupa Izin Usaha Industri (IUI-K) dengan Nomor : 211/530/PK/III/2003/01, yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jepara pada tanggal 7 Januari 2011. Auditee wajib melakukan daftar ulang Izin Usaha Industri (IUI-K) pada tanggal 6 Januari 2016.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap hasil produksinya menunjukan jenis usaha yang dijalankan oleh Auditee telah sesuai dengan izin yang diberikan dan komoditi yang dihasilkan telah sesuai dengan produk yang diizinkan.

Indikator 1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen.

Verifier 1.1.2

Berstatus Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku dokumen ETPIK yang dimiliki Auditee dengan Nomor : 02.ET-01.14.2045 telah ditandatangani oleh Koordinator dan Pelaksana Pengganti Unit Pelayanan Perdagangan atas nama Menteri Perdagangan pada tanggal 3 Februari 2014. Informasi yang terdapat dalam dokumen ETPIK tersebut telah sesuai dengan dokumen legal lainnya dan dokumen ETPIK berlaku sampai dengan tanggal 3 Februari 2019.

Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah. Verifier 1.2.1

Dokumen pengakuan/pengenal

sebagai importir. NA

Auditee tidak melakukan kegiatan Impor, baik impor bahan baku maupun produk, dengan demikian tidak tersedia dokumen pengakuan / pengenal sebagai importir, sehingga verifier ini tidak diterapkan.

Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence) Verifier 1.2.2.

Panduan/pedoman/

prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir

NA

Auditee tidak melakukan kegiatan Impor, baik impor bahan baku maupun produk, dengan demikian tidak tersedia dokumen pengakuan / pengenal sebagai importir, sehingga verifier ini tidak diterapkan.

Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

(13)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 6 dari 22 Verifier 1.3.1.

Akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pembentukan kelompok, bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jaya Bersama dibentuk sesuai dengan dokumen Kesepakatan Kelompok yang ditandatangani oleh kelima anggota kelompok pada tanggal 18 Mei 2015. Didalam kesepakatan tersebut dijelaskan maksud dan tujuan dibentuknya KUB Jaya Bersama yaitu membantu anggota kelompok menjalankan usaha yang bergerak dalam bidang usaha yang sama yaitu ekspor mebel atau furniture/kerajinan kayu, penjualan kayu dan penggergajian kayu untuk memperoleh atau mendapatkan legalitas atas kayu yang digunakan yang berbentuk Sertifikat Verifikasi Legal.

Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya

Kriteria K.2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya Kriteria K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor

Indikator 2.1.1 Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah

Verifier 2.1.1.a

Dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku dan barang jadi dilengkapi bukti pembelian

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dan kelengkapan dokumen jual beli bahan baku, pemenuhan bahan baku Auditee selama periode Mei – Juli 2015 dengan cara melakukan pembelian bahan baku berupa produk setengah jadi (bahan mentah) dari pengrajin. Pembelian bahan baku berupa produk setengah jadi dari pengrajin tidak melalui kontrak suplai, namun sifatnya hanya beli putus. Pembelian mebel setengah jadi dilengkapi dengan Surat Order dan Form Bukti Penerimaan Barang sebagai bukti pembayaran kepada supplier/pengrajin yang dibayar dengan cara tunai.

Verifier 2.1.1.b

Bukti Penerimaan Bahan Baku dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap penerimaan bahan baku periode Mei – Juli 2015, Auditee menerima bahan baku berupa produk setengah jadi (barang mentah) yang telah dilengkapi dengan bukti berita serah terima bahan baku yaitu berupa surat jalan. Penerimaan mebel setengah jadi melalui pengecekan oleh bagian QC, setelah terdapat kesesuaian maka dibuatkan bukti serah terima barang yang ditandatangani oleh pengrajin dan personil bagian QC. Pengiriman produk setengah jadi telah dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO).

Verifier 2.2.1.c

Dokumen angkutan hasil hutan yang

sah MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen legalitas bahan baku yang diterima dari pengrajin, penerimaan barang setengah jadi yang diterima Auditee bahan bakunya berasal dari kayu rakyat yang telah dilengkapi

(14)

dengan Dokumen Kesesuaian Pemasok (DKP) dan didukung dokumen angkutan hasil hutan berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) yang diterbitkan oleh pemilik jasa penggergajian.

Seluruh penerimaan barang setengah jadi yang diterima Auditee bukan berasal dari hasil lelang, dengan demikian Auditee tidak melakukan pemisahan terhadap bahan baku yang menggunakan dokumen Surat Angkutan Lelang (SAL).

Verifier 2.1.1.d

Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabu- paten/kota atau dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas/hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian

NA

Bahan baku yang digunakan oleh Auditee dan pemasok bukan merupakan kayu bekas atau hasil bongkaran, dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.

Verifeir 2.2.1.e

Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri

NA

Bahan baku yang diterima auditee bukan berupa kayu limbah industri, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.1.f

Dokumen catatan/laporan mutasi kayu

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen laporan mutasi kayu, Auditee telah membuat dan dapat menunjukan laporan mutasi kayu untuk periode Mei sampai dengan Juli 2015. Laporan mutasi kayu telah sesuai dengan dokumen pendukung lainnya berupa data penerimaan bahan mentah (barang setengah jadi), barang yang diolah untuk proses produksi (barang jadi) stock opname bahan mentah dan barang jadi serta catatan hasil penjualannya.

Verifier 2.1.1.g

Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu yang dimiliki pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian

Pemasok. MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen legalitas pemasok bahan baku berupa Dokumen Kesesuaian Pemasok (DKP) dalam periode pengiriman bulan Mei hingga Juli 2015, DKP yang telah diterima Auditee adalah sebanyak 161 lembar dengan jumlah barang 1.167 Pcs dengan volume 88,77 M3. Auditee telah menunjuk personil yang bertanggung jawab dalam pengecekan DKP, sekaligus membuat laporan hasil pengecekannya.

Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier 2.1.2.a

Laporan hasil produksi

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesesuaian hasil produksi dengan catatan mutasi kayu selama tiga bulan terakhir antara bulan Mei – Juli 2015, realisasi penerimaan bahan baku dan hasil produksi telah sesuai dengan laporan mutasi kayunya.

Penerimaan barang setengah jadi yang berasal dari pengrajin pada periode tersebut berjumlah

(15)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 8 dari 22 1.167 Pcs dengan volume 88,77 M3. Dari total penerimaan barang setengah jadi tersebut, telah diproses dan telah menghasilkan barang jadi sebanyak 1.039 Pcs dengan volume 75,02 M3. Dari laporan mutasi kayu tersebut menunjukan adanya kesesuaian dan terdapat hubungan yang logis baik input maupun output. Verifier 2.1.2.b

Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan.

MEMENUHI

Auditee memiliki dokumen Izin Usaha Industri (IUI-K) Nomor : 211/530/PK/III/2003/01 tanggal 7 Januari 2011, komoditi industrinya berupa kursi, almari, nakas dan tempat tidur dengan izin kapasitas produksi terpasang per tahun sebanyak 12 (dua belas) container Berdasarkan hasil pemeriksaan realisasi produksi Auditee menunjukan adanya kesesuaian antara jenis produk yang diproduksi Auditee dengan izin usaha industrinya. Auditee juga telah melakukan penjualan mebel dengan tujuan ekspor sebanyak 1.199 pcs dengan volume 86,57 M3 atau mencapai 9 (sembilan) container. Bila disandingkan antara izin kapasitas dengan realisasi ekspor selama 3 bulan terakhir tidak melebihi kapasitas yang diizinkan.

Verifier 2.1.2.c

Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan

NA

Bahan baku yang diterima auditee bukan berasal dari kayu lelang, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.1.3. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Verifier 2.1.3.a

Dokumen S - LK atau DKP NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.b

Kontrak jasa pengolahan produk antara auditee dengan pihak penyedia jasa (pihak lain)

NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.c

Berita acara serah terima kayu yang

dijasakan NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.d

Ada pemisahan produk yang dijasakan

pada perusahaan penyedia jasa NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.3.e

Adanya pendokumentasian bahan baku, proses produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri penyedia jasa

NA

Dalam proses pengolahan produk, auditee tidak melakukan kontrak melalui jasa dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah. Verifier 2.2.1.a NA Auditee tidak melakukan import bahan baku,

(16)

Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.b

Bill of Lading (B/L) NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.c

Packing List (P/L) Dokumen lisensi

Impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.d

Invoice NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.e

Deklarasi Impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.f

Rekomendasi Impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.g

Bukti pembayaran beamasuk (bila

terkena bea masuk) NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.h

Dokumen lain yang relevan

(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi

NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.i

Bukti penggunaan kayu impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan. Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindahtanganan.

Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-Legal

Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

Verifier 3.1.1.

Dokumen angkutan hasil hutan yang

sah NA

Auditee tidak melakukan penjualan lokal dan unit usaha tidak menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Verifier 3.2.1.a

Produk hasil olahan kayu yang diekspor

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data penerimaan bahan baku berupa barang setengah jadi, data hasil produksi barang jadi dan realisasi hasil penjualan/ekspor dalam periode bulan Mei sampai dengan Juli 2015, semua jenis produk yang diekspor sama dengan jenis produk yang diproses oleh Auditee. Dengan demikian hasil produksi mebel yang diekspor oleh Auditee dapat dipastikan

(17)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 10 dari 22 merupakan hasil produksi sendiri.

Verifier 3.2.1.b

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan data realisasi ekspor, Auditee dapat menunjukan kelengkapan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang menyertai pelaksanaan ekspor sebanyak 9 (sembilan) set. Informasi mengenai eksportir, penerima, data pengangkutan, pelabuhan muat dan bongkar, data barang (jenis dan kuantitas produk) telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, Packing List dan Bill of Lading). Verifier 3.2.1.c

Packing list (P/L)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor selama periode bulan Mei sampai dengan Juli 2015, Auditee dapat menunjukan kelengkapan dokumen Packing List yang menyertai pelaksanaan ekspor sebanyak 9 (sembilan) set Dokumen Packing List tersebut berisikan informasi mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas produk dan telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda tangani oleh petugas bagian ekspor.

Verifier 3.2.1.d Invoice

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor selama periode bulan Mei sampai dengan Juli 2015, Auditee dapat menunjukan keseluruhan dokumen Invoice yang menyertai pengiriman ekspor produk selama periode tersebut sebanyak 9 (sembilan) set dengan nilai ekspor sebesar USD 108.032,00, dimana informasi mengenai eksportir, penerima, deskripsi produk, kuantitas produk dan nilai transaksi telah sesuai dengan dokumen PEB serta dokumen ekspor lainnya (Packing List dan Bill of Lading) dan telah ditandatangani oleh Direktur.

Verifier 3.2.1.e Bill of Lading (B/L)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan kebsahan dan kelengkapan dokumen ekspor, Auditee dapat menunjukkan keseluruhan dokumen Bill of Lading (B/L) yang menyertai pengiriman ekspor produk wooden furniture selama periode bulan Mei – Juli 2015 sebanyak 9 (sembilan) set. Dokumen B/L dikeluarkan dan disahkan oleh pihak pelayaran atau forwarder.

Dari hasil verifikasi dokumen B/L diketahui informasi mengenai eksportir, penerima, deskripsi produk, kuantitas produk, sarana pengangkutan dan nomer container telah sesuai dengan dokumen PEB serta dokumen ekspor lainnya (Invoice dan Packing List). Verifier 3.2.1.f

Dokumen V – Legal untuk produk yang

wajib dilengkapi dengan Dokumen V- MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, saat ini Auditee masih dalam proses Sertifikasi Legalitas Kayu. Namun demikian Auditee dalam

(18)

Legal. pelaksanaan ekspornya telah melengkapi dengan dokumen Deklarasi Ekspor (DE). Penggunaan DE ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014, dimana IKM pemilik ETPIK yang belum memiliki Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dapat mengekspor Produk Industri Kehutanan menggunakan Deklarasi Ekspor sebagai pengganti Dokumen V-Legal. Dalam periode bulan Mei – Juli 2015, realisasi peggunaan dokumen Deklarasi Ekspor sebanyak 9 (Sembilan) lembar dengan negara tujuan Amerika Serikat. Informasi dalam dokumen Deklarasi Ekspor telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya seperti PEB serta Invoice.

Verifier 3.2.1.g

Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis.

NA

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 97/M-DAG/PER/12/2014, tanggal 24 Desember 2014 pasal 12, terdapat 6 (enam) pos tarif/HS code yang diwajibkan verifikasi teknis, sedangkan untuk produk wooden furniture dengan pos tarif/HS 9403.60.10.00 dan 9401.61.00.00 yang dihasilkan Auditee tidak diwajibkan pemeriksaan teknis. Dengan demikian tidak diperlukan hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis. Dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 3.2.1.h

Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar

NA

Produk meubel yang dihasilkan oleh Auditee tidak termasuk ke dalam kelompok produk yang dikenakan tarif bea keluar sebagaimana dimaksudkan oleh Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 75/PMK.011/2012 tanggal 16 Mei 2012 Tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. Dengan demikian verifier ini tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.i

Dokumen lain yang relevan (diantaranya : CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk mebel oleh Auditee berasal dari jenis kayu Mahoni (Sweetenia sp.) dan Durian (Durio sp.). Berdasarkan Permenhut Nomor : 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018 dan daftar CITES Appendix I, II, atau III, jenis kayu tersebut tidak termasuk jenis yang dibatasi perdagangannya.

Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal Verifier 3.3.1.

Tanda V – Legal yang dibubuhkan sesuai ketentuan yang berlaku

NA

Auditee masih dalam proses penilaian V-LK, sehingga Auditee belum mengimplementasikan Tanda V-Legal, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan. Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

(19)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 12 dari 22 Indikator 4.1.1. Pedoman/Prosedur dan implementasi K3.

Verifier 4.1.1.a Prosedur K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dokumen prosedur K3 serta ketersediaan personel yang bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3, Auditee telah memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 15 Mei 2015. Beserta surat keterangan penunjukan personil yang bertanggung jawab terhadap implementasi K3 Nomor:004/SJ/I/2015 yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 4 Januari 2015. Verifier 4.1.1.b

Implementasi K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sarana implementasi K3, Auditee telah memiliki dan dapat memperlihatkan peralatan penunjang K3. Peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi dengan baik. Pendataan untuk seluruh sarana APAR tercatat dengan baik. Telah tersedia sarana penunjang lainnya berupa kotak P3K yang ditempatkan dekat lokasi produksi. Tanda jalur evakuasi cukup jelas dan telah dipetakan dan dipasang pada tempat yang mudah terlihat.

Verifier 4.1.1.c

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan catatan kecelakaan kerja, Auditee telah memiliki rekaman berupa catatan kecelakaan kerja yang dibuat setiap bulan oleh personil penanggung jawab K3. Dalam laporan atau catatan kecelakaan kerja periode bulan Mei – Juli 2015 tersebut memperlihatkan tidak pernah terjadi kasus kecelakaan kerja baik yang bersifat besar maupun ringan (NIHIL). Kriteria 4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.

Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja Verifier 4.2.1

Kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan pemenuhan hak-hak pekerja berupa kebebasan berserikat bagi pekerja, Auditee belum memiliki Serikat Pekerja. Namun demikian Auditee telah menunjukkan ketersediaan atau keberadaan pernyataan tertulis mengenai kebijakan kebebasan berserikat berupa Surat Pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 4 Januari 2015 dengan Nomor : 002/KRF-I/2015 yang ditandatangani oleh Direktur, menyatakan bahwa seluruh karyawan diperkenankan terlibat dan atau membentuk serikat pekerja.

Indikator 4.2.2. Adanya Ke sepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) untuk TDI/ IUI Kecil yg mempekerjakan karyawan >10 orang

Verifier 4.2.2.

Ketersediaan Dokumen KKB atau PP

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keberadaan dan kelengkapan dokumen Peraturan Perusahaan, Auditee telah memiliki dokumen Peraturan Perusahaan (PP). Saat ini Peraturan Perusahaan masih dalam proses

(20)

pengesahan sesuai Surat Keterangan Nomor : 560/1917 tanggal 24 Agustus 2015 yang dikeluarkan oleh Kabid Hubin Wasnaker a.n. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kabupaten Jepara.

Indikator 4.2.3 Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan). Verifier 4.2.2.

Pekerja yang masih di bawah umur

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan daftar nama karyawan bulan Juli 2015, Auditee memiliki jumlah karyawan sebanyak 28 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Berdasarkan catatan tanggal kelahiran karyawan yang bekerja di Auditee, usia termuda adalah kelahiran Tahun 1997 dengan usia 18 Tahun.

(b)

Unit Usaha : CV Adi Karya Utama

Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi P 1. Industri kecil mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah.

Kriteria K1.1 : Industri kecil memiliki : (a) Tanda Daftar Industri (TDI) (b)investasi kurang dari Rp 200.000.000 Kriteria K.1.2. Importir kayu dan produk kayu Kriteria K.1.3. Unit Usaha dalam bentuk kelompok

Indikator 1.1.1. Industri kecil adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1.a

Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir yang dimilki CV Adi Karya Utama (Auditee), Akta pendirian perusahaan dikeluarkan oleh kantor Notaris Iman Immanuel Sinaga, SH M.Kn. dengan Akta Nomor 01 tanggal 17 April 2013 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jepara dengan Nomor : 17/CV/2013 pada tanggal 19 April 2013. Verifier 1.1.1.b.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin Usaha Industri (IUI) Kecil

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Auditee telah memiliki dokumen Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan Nomor : 510/51/PK/VIII/2014 yang diterbitkan oleh Kantor Kecamatan Tahunan dan ditandatangani oleh Camat Tahunan, Pemerintah Kabupaten Jepara tanggal 2 September 2014. SIUP wajib didaftar ulang pada tanggal 1 September 2019. Jenis barang atau produk yang diproses dan diperdagangkan berupa mebel dan telah sesuai dengan izin perdagangan yang dimiliki Auditee.

Verifier 1.1.1.c.

Izin HO (izin gangguan lingkungan

sekitar industri) MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Izin HO (Izin Gangguan Lingkungan Sekitar Industri), Auditee telah memiliki Izin Gangguan (HO)/Tempat Usaha berdasarkan Keputusan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

(21)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 14 dari 22 Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten

Jepara dengan Nomor :

502.6/IG.ITU/186/2014 tanggal 18 Agustus 2014 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jepara. Hasil verifikasi terhadap dokumen Izin Gangguan yang dimiliki oleh Auditee telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peruntukannya sesuai dengan bidang usahanya. Izin gangguan ini berlaku selama 5 (lima) Tahun dan wajib didaftar ulang pada tanggal 17 Agustus 2019.

Verifier 1.1.1.d.

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Auditee memiliki dokumen TDP yang diterbitkan oleh Kantor Kecamatan Tahunan dan ditandatangani oleh Camat Tahuan, Pemerintah Kabupaten Jepara dengan Nomor : 112633101737 tanggal 2 September 2014. Informasi yang tercantum pada TDP sesuai dengan bidang usaha dan peruntukannya. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) ini berlaku sampai dengan tanggal 1 September 2019. Verifier 1.1.1.e.

NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen perpajakan yang dimiliki Auditee yaitu berupa NPWP dengan Nomor : 31.738.519.3-516.000, Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

dengan Nomor :

PEM-00572/WPJ.10/KP.1303/2013 yang ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan atas nama Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara pada tanggal 30 April 2013. Data yang tercantum pada NPWP berupa 9 digit awal sesuai dengan SKT, dengan demikian Auditee telah memperlihatkan keabsahan dokumen perpajakan yang seluruhnya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara.

Verifier 1.1.1.f.

Dokumen lingkungan hidup (UKL – UPL/SPPL/DPLH/SIL/DELH/dokumen lingkungan hidup lain yang setara

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen lingkungan hidup yang dimiliki Auditee, telah tersedia Dokumen SPPL yang sesuai dengan lingkup usahanya dan ditandatangani oleh Direktur disertai dengan bukti penerimaan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara dengan Nomor bukti : 41/SPPL-1/2015 pada tanggal 27 Mei 2015. Verifier 1.1.1.g.

Izin Usaha Industri (IUI) Kecil atau Tanda Daftar Industri (TDI)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen perizinan yang dimiliki oleh Auditee berupa Tanda Daftar Industri (TDI) dengan Nomor : 43-101/530/TDI/Pr/VII/2014, yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Jepara pada tanggal 17 Juli 2014. Auditee wajib daftar ulang Tanda Daftar Industri (TDI) pada tanggal 2 Mei 2018.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap hasil produksi yang dihasilkan Auditee, menunjukan

(22)

jenis usaha yang dijalankan oleh Auditee telah sesuai dengan izin yang diberikan dan komoditi yang dihasilkan telah sesuai dengan produk yang diizinkan.

Indikator 1.1.2 Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen.

Verifier 1.1.2

Berstatus Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK).

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku dokumen ETPIK yang dimiliki Auditee dengan Nomor : 02.ET-01.13.0792 telah ditandatangani oleh Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan I atas nama Menteri Perdagangan pada tanggal 29 Juni 2015. Informasi yang terdapat dalam dokumen ETPIK tersebut telah sesuai dengan dokumen legal lainnya dan dokumen ETPIK berlaku sampai dengan tanggal 1 September 2019.

Indikator 1.2.1. .Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah. Verifier 1.2.1

Dokumen pengakuan/pengenal

sebagai importir. NA

Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (duediligence) Verifier 1.2.2.

Panduan/pedoman/

prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir

NA

Auditee bukan sebagai importir kayu dan produk kayu, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Indikator 1.3.1.Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

Verifier 1.3.1.

Akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pembentukan kelompok, bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jaya Bersama dibentuk sesuai dengan dokumen Kesepakatan Kelompok yang ditandatangani oleh kelima anggota kelompok pada tanggal 18 Mei 2015. Didalam kesepakatan tersebut dijelaskan maksud dan tujuan dibentuknya KUB Jaya Bersama yaitu membantu anggota kelompok menjalankan usaha yang bergerak dalam bidang usaha yang sama yaitu ekspor mebel atau furniture/kerajinan kayu, penjualan kayu dan penggergajian kayu untuk memperoleh atau mendapatkan legalitas atas kayu yang digunakan yang berbentuk Sertifikat Verifikasi Legal.

Prinsip 2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya

Kriteria K.2.1. Keberadaan dan penerapan system penulusuran bahan baku dan hasil olahannya Kriteria K.2.2. Penerapan Penggunaan kayu Impor

(23)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 16 dari 22 Indikator 2.1.1 Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber

yang sah Verifier 2.1.1.a

Dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku dan barang jadi dilengkapi bukti pembelian

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dan kelengkapan dokumen jual beli bahan baku, pemenuhan bahan baku Auditee selama periode Mei – Juli 2015 dengan cara melakukan pembelian bahan baku berupa produk setengah jadi dari pengrajin. Pembelian bahan baku berupa produk setengah jadi dari pengrajin tidak melalui kontrak suplai, namun sifatnya hanya beli putus. Pembelian mebel setengah jadi dilengkapi dengan Surat Perintah Kerja sebagai bukti pembelian dan Nota Pembayaran Barang sebagai bukti pembayaran kepada supplier/pengrajin yang dibayar dengan cara tunai.

Verifier 2.1.1.b

Bukti Penerimaan Bahan Baku dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap penerimaan bahan baku periode Mei – Juli 2015, Auditee menerima bahan baku berupa produk setengah jadi yang telah dilengkapi dengan bukti berita serah terima bahan baku yaitu berupa surat jalan. Penerimaan mebel setengah jadi melalui pengecekan oleh bagian produksi, setelah terdapat kesesuaian maka dibuatkan bukti tanda terima barang yang ditandatangani oleh pengrajin dan personil produksi. Pengiriman produk setengah jadi telah dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah berupa Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) maupun Nota Angkutan. Verifier 2.2.1.c

Dokumen angkutan hasil hutan yang sah

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen legalitas bahan baku yang diterima dari pengrajin, penerimaan barang setengah jadi yang diterima Auditee bahan bakunya berasal dari kayu rakyat yang telah dilengkapi dengan Dokumen Kesesuaian Pemasok (DKP) dan didukung dokumen angkutan hasil hutan berupa Surat Keterangan Asal Usul Kayu (SKAU) dan Nota Angkutan.

Verifier 2.1.1.d

Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabu- paten/kota atau dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas/hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian

NA

Bahan baku yang digunakan oleh Auditee dan pemasok bukan merupakan kayu bekas atau hasil bongkaran, dengan demikian verifier ini tidak diterapkan.

Verifeir 2.2.1.e

Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri

NA

Bahan baku yang diterima auditee bukan berupa kayu limbah industri, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

Verifier 2.1.1.f

Dokumen catatan/laporan mutasi kayu

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan dokumen laporan mutasi kayu, Auditee telah membuat dan dapat menunjukan laporan mutasi kayu untuk periode Mei sampai dengan

(24)

Juli 2015. Laporan mutasi kayu telah sesuai dengan dokumen pendukung lainnya berupa data penerimaan bahan baku (barang setengah jadi), barang yang diolah untuk proses finishing (barang jadi) stock opname barang setengah jadi dan barang jadi serta catatan hasil penjualannya.

Verifier 2.1.1.g

Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu yang dimiliki pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian

Pemasok. MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen legalitas pemasok bahan baku berupa Dokumen Kesesuaian Pemasok (DKP) dalam periode pengiriman bulan Mei hingga Juli 2015, DKP yang telah diterima Auditee adalah sebanyak 20 lembar dengan jumlah barang 565 Pcs dengan volume 24,379 M3. Auditee telah menunjuk personil yang bertanggung jawab dalam pengecekan DKP, sekaligus membuat laporan hasil pengecekannya.

Indikator 2.1.2. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier 2.1.2.a

Laporan hasil produksi

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesesuaian hasil produksi dengan catatan mutasi kayu selama tiga bulan terakhir antara bulan Mei – Juli 2015, realisasi penerimaan bahan baku dan hasil finishing (barang jadi) telah sesuai dengan laporan mutasi.

Penerimaan barang setengah jadi yang berasal dari pengrajin pada periode tersebut berjumlah 565 Pcs dengan volume 24,379 M3. Dari total penerimaan barang setengah jadi tersebut, telah diproses dan telah menghasilkan barang jadi sebanyak 352 Pcs dengan volume 42,670 M3. Dari laporan mutasi kayu tersebut menunjukan adanya kesesuaian dan terdapat hubungan yang logis baik input maupun output. Verifier 2.1.2.b

Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan.

MEMENUHI

Auditee memiliki dokumen Tanda Daftar Industri (TDI), Nomor : 43-101/530/TDI/Pr/VII/2014 tanggal 17 Juli 2014, komoditi industrinya berupa kursi, meja dan kabinet dengan izin kapasitas produksi terpasang per tahun sebanyak 30 (tiga puluh) container.

Berdasarkan hasil pemeriksaan realisasi produksi Auditee menunjukan adanya kesesuaian antara jenis produk yang diproduksi Auditee dengan izin usaha industrinya. Auditee juga telah melakukan penjualan mebel dengan tujuan ekspor sebanyak 1 (satu) container yang berisi 188 pcs dengan volume 28,554 M3. Bila disandingkan antara izin kapasitas dengan realisasi ekspor selama 3 bulan terakhir baru tercapai 3 % dari kapasitas yang diizinkan. Verifier 2.1.2.c

Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan

NA

Bahan baku yang diterima auditee bukan berasal dari kayu lelang, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

(25)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 18 dari 22 Indikator 2.1.3. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau

pengrajin/industri rumah tangga). Verifier 2.1.3.a

Dokumen S - LK atau DKP NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.b

Kontrak jasa pengolahan produk antara auditee dengan pihak penyedia jasa (pihak lain)

NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.c

Berita acara serah terima kayu yang

dijasakan NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.d

Ada pemisahan produk yang dijasakan

pada perusahaan penyedia jasa NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan Verifier 2.1.3.e

Adanya pendokumentasian bahan baku, proses produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri penyedia jasa

NA

Auditee tidak melakukan kerjasama jasa pengolahan produk dengan pihak lain, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Indikator 2.2.1. Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah. Verifier 2.2.1.a

Pemberitahuan Impor Barang (PIB) NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.b

Bill of Lading (B/L) NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.c

Packing List (P/L) Dokumen lisensi

Impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.d

Invoice NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.e

Deklarasi Impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.f

Rekomendasi Impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.g

Bukti pembayaran beamasuk (bila

terkena bea masuk) NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.h

Dokumen lain yang relevan

(diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi

NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 2.2.1.i

Bukti penggunaan kayu impor NA

Auditee tidak melakukan import bahan baku, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

(26)

Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindah- tanganan kayu olahan. Kriteria. K3.1 Adanya dokumentasi pemindahtanganan.

Kriteria K.3.2. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor Kriteria.K.3.3. Pemenuhan Penandaan Tanda V-Legal

Indikator 3.1.1. Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan yg sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

Verifier 3.1.1.

Dokumen angkutan hasil hutan yang

sah NA

Auditee tidak melakukan penjualan lokal dan unit usaha tidak menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan. Indikator 3.2.1 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Verifier 3.2.1.a

Produk hasil olahan kayu yang diekspor

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data penerimaan bahan baku berupa barang setengah jadi, data hasil finishing (barang jadi) dan realisasi hasil penjualan/ekspor dalam periode bulan Mei sampai dengan Juli 2015, semua jenis produk yang diekspor sama dengan jenis produk yang diproses oleh Auditee. Dengan demikian hasil produksi mebel yang diekspor oleh Auditee dapat dipastikan merupakan hasil produksi sendiri.

Verifier 3.2.1.b

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan data realisasi ekspor, Auditee dapat menunjukan kelengkapan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang menyertai pelaksanaan ekspor sebanyak 1 (satu) set. Informasi mengenai eksportir, penerima, data pengangkutan, pelabuhan muat dan bongkar, data barang (jenis dan kuantitas produk) telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, Packing List dan Bill of Lading). Verifier 3.2.1.c

Packing list (P/L)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor selama periode bulan Mei sampai dengan Juli 2015, Auditee dapat menunjukan kelengkapan dokumen Packing List yang menyertai pelaksanaan ekspor sebanyak 1 (satu) set . Dokumen Packing List tersebut berisikan informasi mengenai penerima, deskripsi produk, jenis produk, dan kuantitas produk dan telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya (Invoice, PEB, Bill of Lading) dan telah ditanda tangani oleh petugas bagian ekspor.

Verifier 3.2.1.d Invoice

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen ekspor selama periode bulan Mei sampai dengan Juli 2015, Auditee dapat menunjukan keseluruhan dokumen Invoice yang menyertai pengiriman ekspor produk selama periode tersebut sebanyak 1 (satu) set dengan nilai ekspor sebesar USD 21.462,50, dimana informasi

(27)

EQI-F103.1.0/20120126 Halaman 20 dari 22 mengenai eksportir, penerima, deskripsi produk, kuantitas produk dan nilai transaksi telah sesuai dengan dokumen PEB serta dokumen ekspor lainnya (Packing List dan Bill of Lading) dan telah ditandatangani oleh Direktur.

Verifier 3.2.1.e Bill of Lading (B/L)

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan kebsahan dan kelengkapan dokumen ekspor, Auditee dapat menunjukkan keseluruhan dokumen Bill of Lading (B/L) yang menyertai pengiriman ekspor produk wooden furniture selama periode bulan Mei – Juli 2015 sebanyak 1 (satu) set. Dokumen B/L dikeluarkan dan disahkan oleh pihak pelayaran atau forwarder.

Dari hasil verifikasi dokumen B/L diketahui informasi mengenai eksportir, penerima, deskripsi produk, kuantitas produk, sarana pengangkutan dan nomer container telah sesuai dengan dokumen PEB serta dokumen ekspor lainnya (Invoice dan Packing List). Verifier 3.2.1.f

Dokumen V – Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, saat ini Auditee masih dalam proses Sertifikasi Legalitas Kayu. Namun demikian Auditee dalam pelaksanaan ekspornya telah melengkapi dengan dokumen Deklarasi Ekspor (DE). Penggunaan DE ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 97/M-DAG/PER/12/2014, dimana IKM pemilik ETPIK yang belum memiliki Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dapat mengekspor Produk Industri Kehutanan menggunakan Deklarasi Ekspor sebagai pengganti Dokumen V-Legal. Dalam periode bulan Mei – Juli 2015, realisasi peggunaan dokumen Deklarasi Ekspor sebanyak satu lembar dengan negara tujuan Amerika Serikat. Informasi dalam dokumen Deklarasi Ekspor telah sesuai dengan dokumen ekspor lainnya seperti PEB serta Invoice. Verifier 3.2.1.g

Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis.

NA

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 97/M-DAG/PER/12/2014, tanggal 24 Desember 2014 pasal 12, terdapat 6 (enam) pos tarif/HS code yang diwajibkan verifikasi teknis, sedangkan untuk produk wooden furniture dengan pos tarif/HS 9403.60.40.00, 9403.60.00.00 dan 9401.69.00.00 yang dihasilkan Auditee tidak diwajibkan pemeriksaan teknis. Dengan demikian tidak diperlukan hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis. Dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan

Verifier 3.2.1.h

Bukti pembayaran bea keluar bila NA

Produk meubel yang dihasilkan oleh Auditee tidak termasuk ke dalam kelompok produk yang dikenakan tarif bea keluar sebagaimana

(28)

terkena bea keluar dimaksudkan oleh Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 75/PMK.011/2012 tanggal 16 Mei 2012 Tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. Dengan demikian verifier ini tidak diterapkan. Verifier 3.2.1.i

Dokumen lain yang relevan (diantaranya : CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk mebel oleh Auditee berasal dari jenis kayu Jati (Tectona grandis), Mahoni (Sweetenia sp.) dan Meh (nama lokal untuk kayu Trembesi). Berdasarkan Permenhut Nomor : 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018 dan daftar CITES Appendix I, II, atau III, jenis kayu tersebut tidak termasuk jenis yang dibatasi perdagangannya.

Indikator 3.3.1. Implementasi Tanda V - Legal Verifier 3.3.1.

Tanda V – Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan yang berlaku NA

Auditee masih dalam proses penilaian V-LK, sehingga Auditee belum mengimplementasikan Tanda V-Legal, dengan demikian verifier tersebut tidak diterapkan.

P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi industri pengolahan. Kriteria 4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Indikator 4.1.1. Pedoman/Prosedur dan implementasi K3.

Verifier 4.1.1.a Prosedur K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ketersediaan dokumen prosedur K3 serta ketersediaan personel yang bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3, Auditee telah memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 20 Mei 2015. Beserta surat keterangan penunjukan personil yang bertanggung jawab terhadap implementasi K3 Nomor 005/AKU/IV/2015 yang ditandatangani oleh Direktur pada tanggal 8 April 2015. Verifier 4.1.1.b

Implementasi K3

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sarana implementasi K3, Auditee telah memiliki dan dapat memperlihatkan peralatan penunjang K3. Peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi dengan baik. Pendataan untuk seluruh sarana APAR tercatat dengan baik. Telah tersedia sarana penunjang lainnya berupa kotak P3K yang ditempatkan dekat lokasi produksi. Tanda jalur evakuasi cukup jelas dan telah dipetakan dan dipasang pada tempat yang mudah terlihat.

Verifier 4.1.1.c

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketersediaan catatan kecelakaan kerja, Auditee telah memiliki rekaman catatan kecelakaan kerja yang dibuat setiap bulan oleh personil penanggung jawab K3. Dalam laporan atau catatan kecelakaan kerja periode bulan Mei –

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, dan hasil diskusi dengan Supervisor 2maka ada beberapa kekurangan yang menyebabkan

Berbeda dengan penelitian terdahulu menurut Winata (2014), hasil penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa

Tigor Morris Marpaung, S.Sos Tigor Morris Marpaung, S.Sos Tigor Morris Marpaung, S.Sos Haronas Kutanto, M.I.Kom Haronas Kutanto, M.I.Kom Haronas Kutanto, M.I.Kom Putro Nugroho,

Dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan bahwa Petunjuk Teknis Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),

aeruginosa dengan antibiotik lain sangat rendah yaitu kurang dari 10%, hal ini disebabkan oleh bakteri ini memiliki sifat yang instrinsik resisten

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk

7 Berikut ini termasuk sumber-sumber pendapatan aseli daerah ( PAD ) yang merupakan hak Daerah dalam Akuntansi Keuangan Daerah, kecuali :.. a Bantuan Luar Negeri