• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Namun demikian, pada Februari 2016 sedikit mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan pada Februari 2016 mencapai sekitar 3.774.926 orang, atau naik sekitar 19 ribu angkatan kerja dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 yaitu sebesar 3.755.870 orang.

Penambahan angkatan kerja tersebut, ditandai oleh peningkatan jumlah orang yang bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2016 sebesar 3.581.957 orang pekerja atau mengalami kenaikan lebih dari 44 ribu pekerja dibanding keadaan Februari 2015.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Februari 2016 di Sulawesi Selatan mengalami sedikit perubahan dengan TPT tahun sebelumnya yaitu 5,81 persen pada Februari 2015 dan 5,11 pada Februari 2016.

Pada Februari 2015, TPAK Sulawesi Selatan mengalami sedikit penurunan pada Februari 2016. TPAK pada Februari 2015 mencapai 62,23 persen dan pada semester yang sama di Februari 2016 menjadi 61,64 persen, atau turun sekitar 0.59 poin.

Jumlah penduduk di Sulawesi Selatan yang bekerja disektor Pertanian (termasuk perkebunan,kehutanan,peternakan dan perikanan) mengalami penurunan, pada Februari 2015 sebesar 40,97 persen dan pada Februari 2016 sebesar 40,28 persen, atau turun sekitar 0,69 poin.

Fenomena pekerja formal dan informal menjadi indikator penting lainnya untuk melihat situasi ketenagakerjaan. Pekerjaan formal adalah pekerja yang berstatus sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan pekerja berstatus buruh/karyawan. Persentase pekerja formal di Provinsi Sulawesi Selatan terjadi kenaikan sekitar 0,03 poin, pada Februari 2015 sebesar 36,56 persen dan naik menjadi 36,59 pada Februari 2016.

Sedangkan pekerja informal adalah merupakan gabungan pekerja yang berstatus berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas dan pekerja keluarga. Persentase pekerja informal terjadi penurunan dari 63,44 persen pada Februari 2015 menjadi 63,41 persen pada Februari 2016.

No. 28/05/73/Th. X, 4 Mei 2016

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

S

ULAWESI

S

ELATAN

F

EBRUARI

2016

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja Dan Penganguran

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Februari 2016 menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja sebanyak 69 ribu orang dibanding Agustus 2015 dan bertambah 19 ribu orang dibanding Februari 2015. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan pada Februari 2016 mencapai 3.774.926 orang, naik sebesar kurang lebih 19 ribu orang, angkatan kerja pada Februari 2015 sebesar 3.755.870 orang. Demikian juga jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2016 sebesar 3.581.957 orang pekerja atau mengalami penambahan lebih dari 44 ribu orang pekerja dibandingkan keadaan Februari 2015.

Sementara dari total angkatan kerja di Sulawesi Selatan, ada sekitar 218.311 penganggur terbuka di Februari 2015 dimana mengalami penurunan sekitar 25 ribu penganggur pada Februari 2016 yang mencapai sekitar 192.969 penganggur terbuka.

Pada Februari 2015 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Sulawesi Selatan terjadi sedikit perubahan dibandingkan dengan TPT tahun sebelumnya yaitu menurun sebesar 0.70 persen poin di Februari 2016 (lihat Tabel 1).

Peningkatan jumlah angkatan kerja dalam setahun terakhir berbanding terbalik dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2015 ke Februari 2016 menurun sebesar 0,59 persen poin.

Tabel 1.

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Kegiatan di Sulawesi Selatan Agustus 2014 - Februari 2016

Kegiatan Utama Agustus 2014 Februari 2015 Agustus 2015 Februari 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Angkatan Kerja 3.715.801 3.755.870 3.706.128 3.774.926

Bekerja 3.527.036 3.537.559 3.485.492 3.581.957

Tidak Bekerja (Pengangguran Terbuka) 188.765 218.311 220.636 192.969

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 62,04 % 62,23 % 60,94 % 61,64 %

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,08 % 5,81 % 5,95 % 5,11 %

Sumber : Sakernas Agustus 2014 - Februari 2016

(3)

2. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tabel 2 memperlihatkan struktur penduduk 15 tahun keatas di Provinsi Sulawesi Selatan yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama. Selama periode Agustus 2014 sampai dengan Februari 2016, jumlah penduduk yang bekerja mengalami perubahan hampir di semua sektor tidak terkecuali sektor pertanian.

Jumlah penduduk di Sulawesi Selatan yang bekerja di sektor pertanian (termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) dibandingkan keadaan di Februari 2015, pada semester yang sama di Februari 2016 mengalami penurunan sekitar 6 ribu pekerja (0.69 persen), yaitu dari 1.449.458 pekerja pada Februari 2015 menjadi 1.442.875 pekerja pada Februari 2016. Penurunan daya serap sektor pertanian ini disebabkan adanya pengaruh penerapan mekanisme alat-alat pertanian modern seperti Combine Harvester (alat panen gabah) sehingga pada musim panen diawal tahun 2016 pekerja buruh panen berkurang.

Tabel 2.

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaa Utama di Sulawesi Selatan, Agustus 2014 - Februari 2016

Lapangan Usaha Utama Agustus 2014 Februari 2015 Agustus 2015 Februari 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 1.474.491 1.449.458 1.454.451 1.442.875 41,80 % 40,97 % 41,72 % 40,28 % Industri 202.003 212.802 230.495 213.950 5,72 % 6,02 % 6,61 % 5,97 % Perdagangan/Hotel/Rumah Makan 673.726 738.999 688.331 774.310 19,14 % 20,89 % 19,74 % 21,62 % Jasa -Jasa 703.903 617.087 616.355 623.135 19,96 % 17,44 % 17,68 % 17,40 % Lainnya *) 472.913 519.213 495.896 527.687 13,41% 14,68 % 14,22% 14,73 % T o t a l 3.527.036 3.537.559 3.485.492 3.581.957 100,0 % 100,0 % 100,0 % 100,0 %

Sumber : Sakernas Agustus 2014 – Februari 2016

Catatan : *)Termasuk Sektor Listrik/Gas/Air, Pertambangan/penggalian,Bangunan/Kontruksi,Angkutan/komunikasi dan lembaga Keuangan

Sedangkan pada sektor industri di Sulawesi Selatan pada Februari 2016 mengalami sedikit kenaikan dibandingkan keadaan tahun sebelumnya di periode yang sama. Penduduk yang bekerja disektor Industri pada Februari 2015 naik sekitar 1.148 pekerja pada Februari 2016.

(4)

Pada sektor ekonomi lainnya seperti sektor perdagangan, akomodasi dan penginapan dan sektor jasa-jasa dan lainnya di Sulawesi Selatan secara umum juga mengalami peningkatan daya serap pekerja di Februari 2016. Sektor perdagangan, Akomodasi dan Hotel yang mengalami peningkatan tenaga kerja yang cukup tinggi, yaitu dari 738.999 pekerja di Februari 2015 meningkat lebih dari 35 ribu pekerja menjadi 774.310 pekerja di Februari 2016. Hal sama terjadi Sektor jasa-jasa (sector jasa pemerintahan, kemasyarakatan dan perseorangan) dibanding Februari 2015mengalami peningkatan sebesar 6 ribu lebih pekerja di Februari 2016, demikian juga pada Sektor lainnya (sektor lembanga keuangan, kontruksi, pertambangan dan penggalian) dibandingkan Februari 2015 mengalami peningkatan 8 ribu lebih pekerja di Februari 2016.

Pada periode 2015-2016, sekalipun cenderung mengalami fluktuasi tenaga kerja, sektor pertanian masih merupakan sektor yang dominan dan menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Selatan, dimana sektor pertanian mampu menyerap 40,28 persen dalam penyerapan tenaga kerja produktif di Sulawesi Selatan pada Februari 2016. Sebaliknya pada periode yang sama, sekalipun cukup lambat, sektor non pertanian di Sulawesi Selatan terlihat cenderung terus menerus mengalami peningkatan daya serap tenaga kerja.

3. PERGESERAN STATUS PEKERJAAN

Dari tujuh pembedaan status pekerjaan yang terekam pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dapat diidentifikasi 3 kelompok utama terkait kegiatan bekerja yaitu Berusaha (baik berusaha sendiri, dengan buruh/karyawan tetap maupun dengan buruh/karyawan tidak tetap), Buruh/Karyawan (Buruh/Karyawan Tetap, Pekerja bebas dipertanian maupun diluar pertanian) dan Pekerja Keluarga (pekerja tidak dibayar).

Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa pekerja yang berstatus buruh/karyawan pada Februari 2016, memiliki jumlah tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan dibandingkan dengan status pekerjaan yang lain yaitu sekitar satu juta lebih pekerja atau sekitar 33,34 % dari total pekerja. Pekerja dengan status Berusaha dibantu Buruh tidak tetap, merupakan pekerja yang menempati posisi yang cukup dominan kedua di Sulawesi Selatan pada Februari 2016 yaitu mencapai 835 ribu lebih pekerja (23,32 %). Sementara pekerja yang berusaha sendiri seperti petani gurem, pedagang keliling, atau pekerja informal pada Februari 2016 di Sulawesi Selatan jumlahnya mencapai 639 ribu lebih (17,85 %)

Sebaliknya yang cukup mengkhawatirkan masih banyaknya pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar yang terserap di lapangan kerja yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu mencapai lebih dari 624 ribu pekerja lebih atau sekitar 17,42 % pekerja terserap di Sulawesi Selatan pada Februari 2016 merupakan pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar.

Selama Februari 2015 - Februari 2016 terjadi perubahan struktur daya serap pekerja menurut status pekerjaan di Sulawesi Selatan. Pekerja yang berstatus buruh di Sulawesi Selatan dari 32,79 persen di Februari 2015, meningkat menjadi 33,34 persen pada Februari 2016. Demikian juga persentase Pekerja yang berstatus berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar mengalami kenaikan, dari 20,45 persen di Februari 2015 menjadi 23,32 persen pada Februari 2016. Sementara itu, persentase pekerja dengan status berusaha dibantu buruh/karyawan tetap, menurun dari 3,45 persen di Februari 2015 menjadi 3,25 persen di Februari 2016.

(5)

Demikian juga pada Pekerja dengan status pekerja tidak tetap (buruh/pekerja bebas) juga mengalami kenaikan kontribusi terhadap perekonomian di Sulawesi Selatan. Pada Februari 2015 Buruh/Pekerja bebas (Pertanian dan non Pertanian) persentasenya mencapai 4,62 persen, pada Februari 2015 mengalami peningkatan sekitar 4,82 persen dari total pekerja di Sulawesi Selatan pada Februari 2016.

Sebaliknya, Persentase Pekerja dengan status berusaha sendiri di Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari 20,12 persen di Februari 2015 menjadi 17,85 persen pada Februari 2016. Demikian juga persentase pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga juga mengalami penurunan, yaitu dari 18,59 persen di Februari 2015 turun menjadi 17,42 persen di Februari 2016.

Selain itu, peningkatan pekerja yang berstatus Buruh/karyawan selama setahun terakhir mengindikasikan telah terjadi kenaikan pada disektor formal.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Sulawesi Selatan Agustus 2014 – Februari 2016

Status Pekerjaan Utama Agustus 2014 Februari 2015 Agustus 2015 Februari 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

Berusaha Sendiri 587.605 717.972 624.330 639.485

16,66 % 20,29 % 17,91 % 17,85 %

Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tdk dibayar 795.685 729.666 720.698 835.251

22,56 % 20,63 % 22,67 % 23,32 %

Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 133.277 123.404 122.159 116.317

3,37 % 3,49 % 3,50 % 3,25 % Buruh/karyawan 1.152.246 1.169.863 1.165.762 1.194.211 32,67 % 33,07 % 33,45 % 33,34 % Pekerja Bebas 195.675 163.340 192.177 172.549 5,55 % 4,62 % 5,51 % 4,82 %

Pekerja Tidak Dibayar/Pekerja Keluarga 662.548 633.314 660.366 624.144

18,78 % 17.90 % 18,95 % 17.42 %

T o t a l

3.527.036 3.537.559 3.485.492 3.581.957

100,0 % 100,0 % 100,0 % 100,0 %

(6)

4. Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Komposisi jumlah penduduk bekerja menurut jam kerja seluruhnya secara umum tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Pada Agustus 2016, jumlah penduduk yang bekerja penuh (full

time worker), yaitu penduduk yang bekerja 35 jam perminggu atau lebih sebanyak 2.245 ribu orang

(62,69 persen). Dalam setahun terakhir, penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) terjadi peningkatan sebanyak 49 ribu orang (37,31 persen). Sementara penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Februari 2016 sebanyak 356 ribu orang (9,95 persen) atau mengalami sedikit penurunan sejumlah 18 ribu orang (0,63 persen poin) dibanding Februari 2015.

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu di Sulawesi Selatan, Agustus 2014 – Februari 2016

Jumlah Jam Kerja per Minggu 2014 2015 2016

Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) 1–7 78.845 96.853 85.927 103.781 8–14 240.344 277.696 237.655 252.624 15–24 478.598 461.015 488.846 437.539 25–34 500.662 450.834 493.883 542.365 1–341) 1.298.449 1.286.398 1.306.311 1.336.309 ≥352) 2.228.587 2.251.161 2.179.181 2.245.648 Jumlah3) 3.527.036 3.537.559 3.485.492 3.581957

Catatan

:

1)Penjumlahan jam kerja dari 1-34 jam perminggu 2) Termasuk sementara tidak bekerja 3) Penjumlahan 1)+2)

5.

Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2016 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebanyak 1.597 ribu orang (44,57 persen) dan penduduk bekerja berpendidikan Diploma I/II/III dan berpendidikan Universitas mencapai sekitar 574 ribu orang (16,02 persen).

Perbaikan kualitas penduduk bekerja ditunjukkan oleh kecenderungan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan (SMA) . Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja berpendidikan rendah SD kebawah menurun dari 45,81 persen pada Februari 2015 menjadi 44,57 persen pada Februari 2016. Sementara penduduk bekerja berpendidikan Diploma I/II/III dan Universitas naik dari 15.46 persen menjadi 16,02 persen pada Agustus 2016.

(7)

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Sulawesi Selatan (ribu Orang), Agustus 2014 – Februari 2016

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2014 2015 2016

Agustus Februari Agustus Februari (1) (2) (3) (4) (5) SD ke Bawah 1.662 1.621 1.598 1.597 Sekolah Menengah Pertama 540 527 518 552

Sekolah Menengah Atas 578 621 648 614

Sekolah Menengah Kejuruan 230 222 188 245

Diploma I/II/III 98 86 98 82

Universitas 419 461 435 492

Jumlah 3.527 3.537 3.485 3.582

6.

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Agustus 2016 mencapai 193 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 5,81 persen pada Februari 2015 menjadi 5,11 persen pada Februari 2016.

Pada Februari 2016, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 8,40 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 6,17 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 3,38 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2015, TPT yang mengalami penurunan terjadi pada tingkat pendidikan SMP (1.65 poin), SMA (3,13 poin), SMK(2,93 poin) dan Diploma I/II/III (3,99 poin).

(8)

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan(persen), Di Sulawesi Selatan

Agustus 2014 – Februari 2016

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2014 2015 2016

Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5)

SD ke bawah 1,65 2,57 1,84 3,38

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4,50 6,68 4,11 5,03

Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,05 11,53 11,14 8,40

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,12 9,10 15,01 6,17

Diploma I/II/III 13,04 9,30 6,66 5,31

Universitas 5,74 5,33 9,74 5,89

Gambar

Tabel  2  memperlihatkan  struktur  penduduk  15  tahun  keatas  di  Provinsi  Sulawesi  Selatan  yang  bekerja menurut lapangan pekerjaan utama

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat empat (4) bentuk partisipasi masyarakat di kawasan wisata Pantai Pidakan yakni partisipasi buah pikiran yang paling tinggi bentuk partisipasinya yaitu berupa

Pada sistem ini, penerbit kartu akan diwajibkan untuk memberikan informasi kepada nasabah kartu terkait transaksi yang telah dilakukan melalui program transaction alert. Informasi

Instruksi yang dikirimkan dari komputer akan dikirimkan melalui PPI 8255, selanjutnya diteruskan dalam bentuk keluaran sinyal/informasi pada beberapa port yang terdapat

Motor AC memiliki kelemahan yaitu kecepatan putaran mesinnya tergantung pada frekuensi masukan, sebagai contoh di Indonesia frekuensi yang tersedia adalah 50 Hz dan bersifat

Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat (2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian

Langkah-langkah utama yang dilakukan dalam perancangan awal antara lain 1) Membuat kerangka modul pembelajaran biologi berbasis metakognisi tentang materi sistem koordinasi yang

Waktu tunggu dibangun oleh faktor- faktor luar ( exogenous ) seperti kondisi kendaraan, kondisi jalan dan lain sebagainya. Waktu pesan permintaan ini menjamin bahwa

§ Mengirimkan hasil pekerjaan yang telah selesai § Menyiapkan potongan kulit dan bahan-bahan lainnya § Membentuk sepatu dengan menempelkan insole pada. atasan/bagian