• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerja Anak di Perkotaan (Studi Kasus Anak Penyapu Angkot di Terminal Pinang Baris Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pekerja Anak di Perkotaan (Studi Kasus Anak Penyapu Angkot di Terminal Pinang Baris Medan)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1Terminal Pinang Baris di Kota Medan

Salah satu dari lima kota besar di Indonesia adalah kota Medan, selain itu pertumbuhan kota Medan yang semakin pesat mempunyai konsekuensi bagi pihak pemerintah untuk menyediakan prasarana perkotaan seperti prasarana lingkungan, fasilitas umum serta prasarana sosial. Terminal dapat dianggap sebagai alat atau proses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas (kendaraan, barang, dan sebagainya) di proses penuh sehingga dapat meneruskan ketempat tujuan. Terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks, banyak kegiatan tertentu yang dilakukan disana, terkadang secara bersama secara paralel sering terjadi kemacetan yang cukup menganggu11.

Selain itu terminal merupakan tempat yang rentan terjadi kekerasan pada anak-anak jalanan yang beraktifitas disana. Terminal salah satu tempat berbagai aktifitas anak-anak dalam mencari pekerjaan, termasuk anak pekerja penyapu angkot di terminal Pinang Baris ini. Terminal Terpadu Pinang Baris (TTPB)

(2)

sekitarnya. Kawasan terminal Pinang Baris juga memiliki status yang sama dengan Amplas yaitu sebagai lokasi bekerja anak jalanan dan sekaligus tempat tinggal. Terminal Pinang Baris kondisi ekonomi masyarakat di lingkungan ini yakni kelas ekonomi menengah kebawah dan sering di sebut komunitas Miskin Kota (KMK).

Sampai dengan tahun 2000, Kota Medan memiliki lima buah terminal angkutan umum yaitu:

1. Terminal terpadu Amplas (Tipe A) 2. Terminal terpadu Pinang Baris (Tipe A 3. Terminal terpadu Sambu (Tipe B) 4. Terminal terpadu Veleran (Tipe B) 5. Terminal terpadu Belawan (Tipe B)

Dengan memiliki terminal Pinang Baris ini maka pembagunan terminal diharapkan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap bus, baik antar kota maupun dalam kota dan non bus. Terminal terpadu Pinang Baris ini di bangun di daerah Sunggal jalan Pinang Baris, terminal ini di peruntukan melayani kendaraan umum trayek jurusan Barat arah Daerah Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Pelaksanaan pembangunan terminal secara fisik dimulai pada tahun Mei 1990 dan keseluruhan pembagunan rampung dilaksanakan pada akhir Desember 1991.

(3)

menuju kota metropolitan selain itu kendala lain kota Medan adalah banyaknya jumlah penduduk dan tingginya angka pengangguran, dengan di bangunnya terminal Pinang Baris ini menciptakan lapang pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar, termasuk menciptakan lapang pekerjaan bagi anak-anak jalanan. Sebagaimana kota berfungsi sebagai pusat pembangunan daerah yang bertujuan sebagai mata rantai penghubung ke kawasan pedesaan dimana kota tidak hanya merupakan pusat pemungkiman dari penduduk, kegiatan sosial ekonomi, politik dan administrasi tapi kota juga merupakan pusat penyediaan fasilitas industri, perdagangan, transportasi dan kegiatan lainnya yang berhubungan bagi penunjang pertumbuhan daerah belakang12.

Dengan banyaknya bus dan non bus yakni angkot untuk mengangkut penumpang menuju kota yang akan dituju ini juga kesempatan bagi anak-anak yang ada di terminal Pinang Baris maupun anak-anak jalanan di daerah lain untuk mencari pekerjaan yang bisa mereka lakukan disana yakni, mengamen, berdagang, mengemis, menjual koran termasuk anak penyapu angkot dan bus untuk mendapatkan sejumlah uang. Penulis melihat di terminal Pinang Baris merupakan segala aktifitas pekerjaan masyarakat terlihat disana seperti, penjual asongan (minuman, rokok dan lain-lain), pedagang kaki lima, supir, kenek, perbengkelan, kedai nasi, kedai kopi, tukang becak, dan lain-lain. Kondisi

12

. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39069/5/Chapter%20I.pd

(4)

lingkungan yang ramai ini bisa membawa nilai negatif pada tumbuh kembang anak-anak yang ada di sekitar terminal tersebut. Selain banyaknya kendaraan besar maupun kendaraan beroda dua ini tidak menutup kemungkinan anak-anak yang bekerja disana terjadi kecelakaan. Karena penulis melihat mereka bekerja tidak hanya di pangkalan atau di terminal saja namun mereka di jalan raya Pinang Baris.

Gambar 1: Contoh Terminal Pinang Baris

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis Tahun 2016

(5)

agen-agen angkot yang duduk sambil main judi, merokok, serta perilaku-perilaku supir yang tidak pantas untuk di contoh oleh anak-anak yang masih di bawah umur, seperti perilaku supir yang kencing di tengah keramaian, berkata kasar, main bliar, main kartu, minum-minum beralkohol, serta pengaruh dari obat-obatan. Lingkungan terminal yang tidak kondusif yakni banyaknya mobil yang berkeliaran disana yang ugal-ugalan yang dapat menyenggol maupun menabrak anak-anak yang sedang ada di terminal tersebut. Dan terminal Pinang Baris ini juga sering di adakan rasia pereman yang sering main judi di terminal tersebut. Hal seperti inilah yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang beraktifitas disana seperti anak-anak yang bekerja penyapu angkot.

2.2Kota Medan Kecamatan Medan Sunggal Secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan, dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi terminal Pinang Baris di Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan dan kesehatan dan fasilitas lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan, kesehatan, serta pelayanan sosial lainnya.

(6)

ekonomi, tetapi kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. 2.3Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Komposisi penduduk di Kelurahan Lalang, Kec. Medan Sunggal berdasarkan jenis pekerjaan masyarakatnya antara lain sebagai pegawai negeri, Petani, pedagang, polri, ABRI, Pegawai Swasta, Buruh, Nelayan Wira Swasta. Termasuk masyarakat yang ada di terminal Pinang Baris. Masyarakat di sini dapat digolongkan kepada golongan ekonomi menengah kebawah, atau biasa di sebut Komunitas Miskin Kota (KMK). Berikut data dari Kelurahan Lalang jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian Kec. Medan Sunggal:

Gambar 2. Contoh Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Data diperoleh dari Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal

(7)

Negeri terdiri dari 1, ABRI 3, Polri 2, Pedagang 24, sedangkan Pegawai Swasta, Buruh, Petani, Nelayan, dan Wira Swasta tidak ada. Berdasarkan selama penulis dilapangan Penulis melihat kebanyakan masyarakat sekitar terminal ini bekerja sebagai, tukang becak, penjual minuman, supir angkutan umum, satpam, kedai nasi, tukang parkir, rumah makan, Door smeer, dan lain-lain. Fasilitas umum yang tersedia di sekitar Terminal Pinang Baris ini adalah Mesjid, gedung sekolah SD, SMP, SMA, Terminal, angkutan umum, dan lain-lainnya.

2.4Komposisi Sarana Pendidikan Kecamatan Medan Sunggal

Fasilitas Kegiatan sosial biasanya dilakukan diluar belajar seperti belanja, rekreasi, olah raga, dan lain-lain. Bermacam-macam sarana dan kegiatan sosial sehari-hari.

Sarana Pendidikan merupakan sarana mencerdaskanbangsa. Sehingga berhasil tidaknya pembangunan bangsa dipengaruhi tingkat pendidikan penduduk. Semakin maju penduduk membawa pengaruh bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Berikut tabel Sarana pendidikan di Kelurahan Lalang Kec. Medan Sunggal.

Tabel 2.4. Sarana Pendidikan

TK SD SMP SMA

Negeri Subsidi Swasta Negeri Subsidi Swasta Swasta Negeri Swast

0 4 5 1 0 5 5 0 3

(8)

1. Gedung TK Tahun 2014 di Kecamatan Medan Sunggal yakni terdiri dari TK Subsidi 4, TK Swasta 5, sedangkan TK Negeri 0.

2. Gedung Sekolah Dasar Tahun 2014 di Kecamatan Medan Sunggal penyebaran gedung sekolah dasar (SD Negeri 1, SD Subsidi 0, SD swasta 5), tiap kelurahan yakni tahun 20014 gedung SD terbanyak di Jalan Pinang Baris Lalang 5 unit.

3. Gedung SLTP Tahun 2014 di Kecamatan Medan Sunggal penyebaran gedung SLTP (SLTPN, SLTP swasta 5) terbanyak di Sunggal 8 unit, sedikit di Jalan Pinang Baris Kelurahan Lalang 5 unit.

4. Gedung SLTA Penyebaran gedung SLTA tahun 2014 di Kecamatan Medan Sunggal SLTA Negeri (kejuruan dan umum) dan SLTA swasta (kejuruan dan umum) meningkat setiap tahun pada daerah tertentunamun di Lalang jalan Pinang Baris. Tahun 2014 jumlah SLTA terbanyak di Sunggal 6 unit, paling sedikit di Lalang jalan Pinang Baris SLTA 3 unit. Sedangkan jumlah penduduk tidak sekolah 5 % di Lalang Kec. Medan Sunggal13.

2.5Komposisi Pekerja Anak Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur

Dalam penelitian yang penulis temukan di terminal Pinang Baris Kecamatan Medan Sunggal, memperhatikan kriteria yang telah diperoleh tercatat 22

13

. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4362/1/09E01877.pdf (Pada

(9)

anak bekerja sebagai penyapu angkot di terminal Pinang Baris. Ini hanya terdiri dari anak laki-laki saja. Sedangkan anak perempuan tidak seorangpun terlihat di data yang penulis peroleh dari SKA tersebut. Dan menurut hasil penelitian penulis temukan di lapangan yakni di terminal Pinang Baris juga tidak seorangpun penulis temukan anak perempuan yang bekerja menyapu angkot. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari SKA PKPA tercatat 118 orang anak yang ada di terminal Pinang Baris, dan 30 orang anak Drop Out (keluar) atau anak yang putus sekolah. Dan dari pihak SKA (Sanggar Kreatifitas Anak) juga mengatakan terdiri 22 orang anak yang bekerja sebagai penyapu bus atau angkot. Dan berdasarkan hasil penelitian, penulis juga menemukan anak-anak yang berkeliran (aktif) bekerja sebagai penyapu angkot berkisaran 22 orang anak. Mereka berdasarkan Jumlah anak yang bekerja serta jenis kelamin dan usia dapat di lihat pada tabel 2.5 berikut ini:

Tabel 2.5. Jumlah Anak Yang Bekerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

(10)

demikian, rata-rata usia anak pekerja penyapu angkot dalam penelitian ini masih terlalu muda menjadi pekerja sambil belajar terutama apabila dikaitkan dengan layak tidaknya anak-anak terlibat dalam kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan menyebabkan anak akan putus sekolah. Sedangkan jumlah anak yang putus sekolah dan anak yang bekerja sebagai penyapu angkot dapat di lihat di tabel 2.6 dibawah ini:

Tabel. 2.6 Jumlah Anak Yang Putus Sekolah dan Anak Yang Aktif Bekerja Menyapu Angkot di Terminal Pinang Baris.

Sumber: Data dari SKA dan diolah kembali oleh penulis

(11)

bekerja atau anak yang bekeliaran menyapu angkot di terminal Pinang Baris terdiri dari 22 orang anak, mereka mulai dari umur 7-11 tahun terdiri dari 9 orang anak, dan anak yang umur 12-19 tahun terdiri dari 13 orang anak yang pekerja penyapu angkot di terminal Pinang Baris.

2.6. Anak Pekerja Penyapu Angkot Berdasarkan Lama Kerja dan Jumlah

Jam Kerja.

Berbeda dengan anak pekerja penyapu angkot yang masih sekolah, jam kerja yang digunakan untuk melakukan pekerjaan relatif tidak panjang tetapi rata-rata sekitar 4 hingga 5 jam perhari. Mereka lebih memprioritaskan kepentingan sekolah sebagai tuggasnya, umumnya anak pekerja penyapu angkot akan menghentikan kegiatan bekerja pada saat menjalani ulangan umum atau ujian. Hal ini tampak yang dialami oleh anak pekerja penyapu angkot yang masih sekolah. Anak pekerja penyapu angkot ini dapat membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Pertimbangan lain adalah jenis pekerjaan ringan, tidak mengandung resiko tinggi dan dilakukan setelah pulang sekolah atau hari libur bila diinginkan. Namun untuk anak yang tidak sekolah atau anak yang putus sekolah mereka akan banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja di terminal.

(12)

Tabel 2.7. Anak Pekerja Penyapu Angkot Berdasarkan Lama Kerja dan

(13)

Gambar 3. Alat Yang di Gunakan Untuk Menyapu Angkot (Sapu dan Botol Berisi Solar)

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2016

Inilah alat yang digunakan oleh anak-anak pekerja penyapu angkot setiap harinya, mereka memperoleh alat ini cukup dengan mencari sapu bekas, dan membeli semprotan yang biasa di jual di warung-warung. Mereka cukup mengeluarkan uang senilai Rp. 10.000 rupiah, dan membeli solar di SPBU terdekat seharga Rp. 2.000 rupiah saja, sehingga mereka bisa bekerja membersihkan angkot sebanyak 10 angkot dalam satu botolnya.

Gambar 4. Saat Reza Ibrahim dan Jos di Tepi Jalan Pinang Baris

(14)

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2016

Sesuai yang penulis jelaskan di Bab 3 dan Bab 4, bahwasanya mereka bekerja tidak hanya di terminal saja namun mereka juga bekerja di tepi atau di pinggir jalan raya Pinang Baris. Sesuai foto diatas menunjukan bahwasanya mereka bekerja sambil bergurau di pinggir jalan raya tersebut, tampa memikirkan keselamatan mereka, bahwasanya bisa saja kendaraan yang sedang melaju menyerempet mereka pada saat mereka disana. Foto diatas adalah Reza ibrahim yang sedang memakai baju berwarna biru, dan Jos memakai baju berwarna putih, mereka berdua sedang menunggu angkot yang lewat menuju terminal sambil bergurau di tepi jalan tersebut. Dari pakaian yang mereka gunakan terlihat sangat kotor dan kucel di penuhi solar dan debu.

Gambar 5. Aktifitas Anak-anak Penyapu Angkot Saat Bekerja di Tepi Jalan Pinang Baris Medan Sunggal.

Sumber: Dokumentasi Peribadi Tahun 2016

(15)

apabila sang supir angkot itu bersedia dan menganggukan kepalanya maka angkot itu kepinggir, Jos dan Ojak abang Noki berlari mengejar angkot tersebut untuk mereka sapu.

Gambar 6. Saat Anak-anak Pekerja Penyapu Angkot Menggejar Angkot Yang Hendak di Sapu.

Sumber: Dokumentasi Peribadi Tahun 2016

(16)

Gambar 7. Foto Saat Anak Penyapu Angkot Membeli Solar di SPBU Pinang Baris.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2016

(17)

Gambar 8. Foto Saat Salah Satu Anak Sedang Menyapu Angkot di Terminal Pinang Baris.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2016

(18)

sampah yang ada didalam angkot tersebut anak itu langsung memnyemprotkan solar kelantai-lantai yang ia sapu tadi hingga terlihat bersih, setelah membersihkan bagian dalam belakang angkot, anak tersebut langsung pergi ke bagian depan angkot itu lalu memnyapunya. Setelah semua telah bersih anak itu langsung menyaperi si supir pemilik angkot tersebut untuk memintak upahnya. Penulis melihat ia diberi upah senilai Rp.2.000 rupiah kepada anak tersebut.

Gambar 9. Foto Saat Anak Pekerja Penyapu Angkot Berlari Kearah Jalan Raya Pinang Baris.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2016

(19)

Gambar 10. Saat Anak di Beri Upah Oleh Supir Setelah Selesai Menyapu Angkotnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2016

Inilah salah satu anak pekerja penyapu angkot yang diberi uang lebih pada saat selesai membersihkan angkotnya, bapak ini bernama bapak Ben Roy, ia memberikan uang lebih kepada anak tersebut karena dua alasan yakni melihat kerja anak ini cukup bersih dan melihat kasihan. Ia memberikan upah senilai Rp.4.000 rupiah. Anak ini pada saat itu bekerja di terminal.

Gambar 11. Saat di Adakan Razia Preman Yang Sering Main Judi di Terminal Pinang Baris.

(20)

Di terminal Pinang Baris ini sering diadakan razia preman, pada saat penulis ada di lapangan penulis melihat para petugas kepolisian sedang mengadakan penangkapan pada sejumlah pereman yang sering main judi di terminal dan sekitarnya, razia ini hanya dilakukan pada pereman saja bukan untuk anak-anak pekerja penyapu angkot. Anak-anak pekerja penyapu angkot mengaku mereka tidak pernah di adakan penangkapan pada anak pekerja penyapu angkot, berbeda dengan pengamen dan pengemis, mereka sering ditangkap oleh Salpol PP. Pada saat pihak kepolisian berada disana yang sedang bertugas menangkap pereman terlihat disana ada seorang anak pekerja penyapu angkot yang ikut menyaksikan kejadian ini. Ia terlihat sedang mengunakan baju berwarna coklat dan celana hijau, ia terlihat sedang berdiri melihat para petugas kepolisian mengadakan razia.

Gambar

Gambar 1: Contoh Terminal Pinang Baris
Gambar 2. Contoh Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2.4. Sarana Pendidikan
Tabel 2.5. Jumlah Anak Yang Bekerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

The impacts of extreme weather in the western waters of Sumatra and the southern waters of Java caused lower upwelling intensity that was indicated by an increase of sea

Adapun nilai sastra yang terdapat pada cerita ini adalah dalam bentuk: Eksplorasi dan penemuan yaitu mengenai bentuk penyelesaian cerita, Perkembangan bahasa

[r]

maka mereka akan lebih bisa menontrol dirinaya sendiri, sehingga mereka dapat meningkat hasil belajar mereka. Sedangkan seseorang yang memiliki minat belajar

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang (2010) dimana pengaruh transaparansi negatif terhadap hubungan antara tax avoidance

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bonggol pisang dapat menggantikan molases sebagai sumber RAC pada pakan komplit berbasis jerami padi amoniasi.. Kata

JUDUL : UGM BERI GELAR DOKTOR HC KE BOS MAYAPADA MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL : 23

Namun, dalam penelitian lain “minat belajar hanya memberikan kontribusi 11,8%, motivasi kontribusi 6% kecerdasan logik kontribusi 6,02% dan secara keseluruhan variabel