BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Sistem transportasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan, suatu unit, suatu
integrasi yang bersifat komperhensif yang terdiri dari unsur – unsur, atau komponen –
komponen dimana masing – masing unsur ataupun komponen tersebut saling
mendukung dan bekerja sama yang menimbulkan sebuah integritas. Jika salah satu
unsur tersebut rusak maka sistem tersebut akan mengalami kerusakan juga.
Komponen utama dari sistem transportasi adalah manusia dan barang sebagai (
komponen yang diangkut ), kendaraan dan peti kemas (sebagai komponen alat
angkut), jalan dan terminal ( sebagai komponen tempat alat angkut bergerak ), serta
sistem pengoperasian (sebagai komponen yang mengatur tiga komponen lainnya ).
Semua komponen diatas saling terkait dalam memenuhi kebutuhan akan permintaan
transportasi yang berasal dari manusia dan barang.
Terminal1
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.( Jakarta: Balai Pustaka, 2007 ), hal. 579.
( stasiun ) adalah perhentian penghabisan angkutan baik bis, kereta
api dan lain – lain. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan
transportasi2
1. Terminal Tipe A melayani Angkutan Antar Kota Antar Propinsi, Angkutan
Kota Dalam Propinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Desa. Terminal Terpadu
Pinang Baris ( TTPB ) termasuk terminal dalam tipe A.
. Terminal penumpang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
penumpang dan pergantian moda transportasi mempunyai nilai yang sangat strategis
dalam menunjang perkembangan ekonomi masyarakat dan ekonomi regional pada
umumnya. Efektifitas terminal bisa diukur dari hal kenyamanan, pelayanan, ataupun
kecepatan pergerakan penumpang, yang sangat menentukan kapasitas dan kredibilitas
sebuah terminal. Terminal didirikan dengan tujuan tempat bongkar muat barang,
turun – naik penumpang, dan perubahan moda angkutan dari yang satu ke yang
lainnya, untuk kelancaran mobilitas orang, barang maupun jasa, dengan kata lain
sebagai tempat lalu lintas ekonomi. Mengkaji tentang terminal erat kaitannya dengan
masalah transportasi.Terminal dapat dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu :
2. Terminal Tipe B melayani kendaraan Angkutan Kota Dalam Propinsi dan
Angkutan Kota.
3. Terminal Tipe C melayani Angkutan Pedesaan saja.
Kajian mengenai Terminal Terpadu Pinang Baris sangat erat kaitannya
dengan sejarah perkotaan. Hal ini karena kota memiliki fungsi yang berbeda sehingga
kebutuhan fasilitasnya pun berbeda dengan daerah pedesaan. Di pedesaan umumnya
yang menjadi basis kegiatan adalah sektor penghasil barang, sedangkan di perkotaan
2
selain sektor penghasil barang, sektor perdagangan dan sektor jasa juga merupakan
basis utama.
Sejarah kota mencakup proses urbanisasi, mobilitas penduduk dan masalah
sosial lainnya. Sejarah kota juga membahas tentang ekologi kota, yaitu interaksi
manusia dengan alam sekitarnya. Pada sisi lain sejarah kota juga membahas problem
sosial dan mobilitas sosial.3 Kota berfungsi sebagai pusat pembangunan daerah, yang
bertujuan sebagai mata rantai penghubung ke kawasan pedesaan dimana kota tidak
hanya merupakan pusat permukiman dari penduduk, kegiatan sosial ekonomi, politik
dan administrasi tapi kota juga merupakan pusat penyediaan fasilitas industri,
perdagangan, transportasi, dan kegiatan lainnya yang berhubungan bagi penunjang
pertumbuhan daerah belakang.4
Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan.
Pertumbuhan Kota Medan yang semakin pesat mempunyai konsekuensi bagi pihak
pemerintah untuk menyediakan prasarana perkotaan seperti prasarana lingkungan,
fasilitas umum serta prasarana sosial.
Untuk melihat konsentrasi kota maka dapat diperhatikan seberapa banyak
fasilitas perkotaan yang tersedia dan seberapa jauh kota menjalankan fungsi
perkotaan. Fasilitas perkotaan/fungsi perkotaan antara lain sebagai pusat
perdagangan, sebagai pusat pelayanan jasa baik jasa perorangan maupun jasa
3
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah.( Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hal. 68. 4
perusahaan5, tersedianya prasarana perkotaan, seperti sistem jalan kota yang baik,
jaringan listrik, telepon, taman kota, pasar, terminal. Sebagai pusat penyedia fasilitas
sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. Kemudian sebagai pusat
pemerintahan, pusat komunikasi dan pangkalan transportasi6, dan lokasi permukiman
yang tertata7
Sampai dengan tahun 2000, Kota Medan memiliki lima buah terminal
angkutan umum yaitu:
. Salah satu kendala yang dihadapi Kota Medan adalah kemacetan arus
lalu lintas di pusat kota. Untuk mengantisipasi kendala tersebut, kota Medan sebagai
ibukota Sumatera Utara berupaya keras untuk meningkatkan sarana dan prasarana
menuju kota metropolitan. Salah satu master plan Kota Medan adalah ‘Perkembangan
Sistem Jalan Lingkar Untuk Mendukung Pendistribusian Arus Lalu Lintas Yang
Tidak Terpusat ke Pusat Kota‘. Untuk merealisasi pendukung sistem rute yang lebih
luas dibantu dengan adanya fasilitas yang lebih baik dibangunlah Terminal Terpadu
Pinang Baris. Sejalan dengan itu ditambah juga sarana jalan karena merupakan
sarana penting bagi masyarakat Kota Medan. Bertambahnya jumlah jalan yang
dibangun diharapkan dapat mengurangi kemacetan, peningkatan mobilitas penduduk
dan terciptanya peluang tumbuhnya lapangan kerja baru sekitar wilayah terminal
terpadu tersebut.
1. Terminal Terpadu Amplas ( Tipe A )
5
Jasa perorangan misalnya perbengkelan, pengacara, dokter, sedangkan jasa perusahaan adalah: jasa perbankan, jasa perhotelan, dan jasa asuransi.
6
Pangkalan transportasi artinya dari kota tersebut masyarakat bisa menggunakan sarana transportasi menuju berbagai tujuan.
7
2. Terminal Terpadu Pinang Baris ( Tipe A )
3. Terminal Sambu ( Tipe B )
4. Terminal Veteran ( Tipe B )
5. Terminal Belawan ( Tipe B )
Dengan memiliki dua terminal terpadu, yaitu terminal terpadu Amplas dan
terminal terpadu Pinang Baris maka pembangunan kedua terminal tersebut
diharapkan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap bus, baik antar kota
maupun dalam kota dan non bus, memperlancar hubungan antar Kota Medan dengan
daerah pinggirannya (hinterland) dan juga untuk memecahkan sebagian masalah
lalulintas di Kota Medan. Disamping itu dengan sendirinya meningkatkan pendapatan
dari retribusi yang diambil penanggung jawab jasa terminal. Terminal bus terpadu
Pinang Baris dibangun didaerah Sunggal jalan Pinang Baris. Terminal ini
diperuntukkan melayani kenderaan angkutan umum trayek jurusan Barat arah Daerah
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pelaksanaan pembangunan terminal secara fisik
dimulai pada bulan Mei 1990 dan keseluruhan pembangunan rampung dilaksanakan
pada akhir Desember 1991.
Ada beberapa alasan yang mendasari diambilnya Terminal Terpadu Pinang
Baris sebagai objek penelitian melalui penulisan skripsi ini. Alasan pertama, belum
ada kajian tentang sejarah Terminal Terpadu Pinang Baris ini. Sedangkan alasan
kedua, adalah keberadaan terminal Pinang Baris yang pada awal keberadaannya
diharapkan dapat menjadi pusat sektor usaha dan perdagangan serta sebagai sarana
pangkalan kendaraan bus, tidak berjalan dengan baik. Hal yang menarik dari kajian
pelayanan regional yang mendorong peran kota ini menjadi simpul pergerakan
penumpang dan barang tapi sempat mengalami kelesuan, padahal fasilitas yang ada di
terminal sudah sangat lengkap dan sangat mendukung keberadaan terminal serta
kenyamanan penumpang. Sehingga dalam konteks itulah penelitian melalui penulisan
skripsi ini diberi judul " Keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris Di Kota
Medan(1990 – 2000)". Batasan spasial dalam penelitian ini adalah Kota Medan,
sementara itu batasan temporalnya penulis mengambil batasan tahun dimulai dari
tahun 1990 sampai tahun 2000. Tahun 1990 diambil sebagai batasan awal dalam
penulisan ini karena pada tahun inilah Terminal Terpadu Pinang Baris dibangun.
Sedangkan batasan akhir yang digunakan penulis adalah tahun 2000 dikarenakan
keberadaan Terminal Bus Pinang Baris setelah pengoperasiannya telah sesuai
dijalankan menurut fungsinya dan mengalami dinamika dalam perjalanannya.
1. 2. Rumusan Masalah
Persoalan pokok dalam penelitian ini dirumuskan kedalam beberapa bentuk
pertanyaan yang ini nantinya di pakai sebagai rumusan masalah dalam penulisan
skripsi ini yaitu :
1. Bagaimana latar belakang dibangunnya Terminal Terpadu Pinang Baris ?
2. Bagaimanakah keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris dari awal
pengoperasiannya sampai tahun 2000 ?
3. Bagaimana pengaruh Terminal Terpadu Pinang Baris terhadap Lalu Lintas
1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan
diatas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan latar belakang dibangunnya Terminal Terpadu Pinang Baris.
2. Menjelaskan pengaruh keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris dari awal
pengoperasiannya sampai tahun 2000 terhadap masyarakat dan pengguna
prasarana terminal tersebut.
3. Menjelaskan pengaruh keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris tersebut
terhadap kehidupan sosial ekonomi Kota Medan.
Adapun harapan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi masukan bagi Pemerintah Kota Medan untuk
menyusun kebijakan dalam program – program pengembangan wilayah
khususnya melalui pengembangan infrastruktur Terminal Terpadu Pinang
Baris.
2. Agar dapat dipergunakan oleh instansi lain, yang terkait dengan pembangunan
prasarana terminal bus dalam menyusun perencanaan pembangunan.
3. Sebagai perbandingan dan masukan bagi penelitian – penelitian yang
berkaitan dengan hal ini di masa yang akan datang.
1. 4. Tinjauan Pustaka
Pergerakan dan perjalanan adalah hasil dari kebutuhan manusia untuk
manusia melakukannya, sebab pergerakan terjadi karena adanyakebutuhan pokok
manusia yang tidak tersedia di semua tempat akan tetapi sumber tersebut tersedia
secara heterogen di dalam ruang yang terpisahkan oleh jarak dan waktu.8
Untuk dapat menyusun tinjauan kepustakaan yang baik, maka akan
diusahakan mengumpulkan sumber sebanyak banyaknya, serta harus relevan dengan
topik masalah yang akan ditulis, kemudian melakukan seleksi sebelum dituangkan
kedalam bentuk tulisan.
Perkembangan suatu wilayah kota berkaitan erat dengan perkembangan kegiatan
ekonomi penduduk. Kegiatan ekonomi diduga merupakan daya tarik masuknya
sejumlah penduduk dari daerah sekitar ataupun daerah lain sehingga sejumlah
penduduk kota semakin bertambah besar. Pertumbuhan penduduk alamiah dan
derasnya arus urbanisasi memerlukan lahan yang lebih luas untuk kebutuhan
pemukiman dan aktifitas kehidupan masyarakat. Demikian pula dengan kebutuhan
transportasi, dalam suatu kota ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penduduk kota
tersebut. Semakin besar jumlah penduduk suatu kota, akan cenderung semakin
banyak fasilitas prasarana dan sarana angkutan umum yang diperlukan.
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metodologi berupa
konsep dan teori ilmu-ilmu sosial, yaitu tentang teori perubahan sosial9
8
Waparni, Suwarjoko: Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung; 1990, hal. 4
dengan ilmu
9
Gootschalk, Louis, Understanding History, Mengerti Sejarah, (Terj) Nugroho Notosusanto, Jakarta:
bantu adalah Sosiologi, Ekonomi dan Antropologi sebagai upaya mengungkap
peristiwa sejarah yang lebih dalam.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu
dengan mengunakan buku – buku yang berkaitan dengan masalah transportasi dan
permasalahannya.Secara garis besar penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi
lapangan (field research). Studi lapangan juga dilakukan untuk mengumpulkan
sumber – sumber informasi mengenai tulisan ini dan dilakukan di tempat objek
penelitian dalam hal ini adalah Terminal Terpadu Pinang Baris dengan menggunakan
tekhnik wawancara.Selanjutnya studi pustaka dilakukan di Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara.
Beberapa buku yang digunakan dalam penulisan ini adalah buku dari
karangan Fidel Miro, Perencanaan Transportasi,Jakarta: Erlangga, 2005. Buku ini
menjelaskan bagaimana perkembangan transportasi pada masa kini dan faktor –
faktor yang mempengaruhi perkembangan transportasi. Buku ini juga menjelaskan
bagaimana merencanakan sebuah sistem transportasi yang tergantung pada besarnya
jumlah dan penyebaran penduduk, tingkat kehidupan, luas daerah dan keadaan
geografis, potensi alam dan ekonomi, prasarana serta sarana transportasi itu sendiri.
Kemudian penulis juga menggunakan buku Jurnal Info Trans, Sistem
Transportasi Berkelanjutan, Yogyakarta: Info Trans, 2000. Dalam buku ini dibahas
tentang sistem transportasi yang berkelanjutan dimana sistem ini dapat memenuhi
daya alam, baik dalam hal pemanfaatan sumberdaya energi maupun pemanfaatan
ruang, dapat dikelola secara transparan dan partisipatif serta menjamin
kesinambungan untuk generasi mendatang. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang
prinsip dari sistem transportasi berkelanjutan dimana didalamnya harus terdapat: (a).
kesetaraan sosial; layanan transportasi harus mampu menjangkau masyarakat miskin,
(b). keberlanjutan ekologi; dampak lokal transportasi dan kontribusinya bagi
kerusakan lingkungan harus diminimalisir, (c). kesehatan dan keselamatan ; (d).
berbiaya rendah, (e). partisipasi dan transparansi; masyarakat berperan dalam proses
perencanaan transportasi.
Kemudian penulis menggunakan buku yang ditulis oleh Salim H. A. Abbas,
Manajemen Transportasi, Jakarta: PT. Raja Prafindo Persada, 1998. Buku ini
menjelaskan tentang tujuan dari transportasi yaitu menyediakan akses untuk
bersosialisasi, mendapatkan pelayanan dan barang yang kita perlukan dengan cara
yang mudah, rendah biaya dan memiliki dampak yang kecil. Dijelaskan juga tentang
bagaimana seharusnya kebijakan transportasi yang tidak terjebak pada persepsi
mobilitas sebagai tujuan dan menyederhanakannya dengan mendorong lebih banyak
kendaraan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Perencanaan aksesibilitasi
bertujuan untuk menjamin bahwa tempat tujuan dapat dengan mudah dicapai dan
berupaya untuk menjaga kemampuan dan keragaman pilihan transportasi khususnya
1. 5. Metode Penelitian
Dalam penulisan sejarah yang ilmiah, pemakaian metode sejarah sangatlah
penting. Untuk mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan sebagai bahan
penulisan yang relevan dengan pokok permasalahan maka dilakukanlah penelitian.
Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan sumber – sumber dari berbagai pihak
yang relevan dengan pokok kajian diatas. Data – data tersebut dapat diperoleh baik
dari lapangan maupun dari kepustakaan. Dalam penulisan penelitian ini kita harus
melewati beberapa proses agar diperoleh suatu penilaian atau pemaparan yang lebih
objektif. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam melakukan penulisan ini
adalah mengumpulkan data–data dari sumber-sumber baik primer maupun sekunder
yang disebut dengan heuristik. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui studi
kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan
data melalui buku-buku, arsip, dokumen, majalah, artikel, dan media elektronik yang
dianggap mempunyai kaitan dan dapat membantu penulis untuk memahami
permasalahan dan dalam hal ini sumber diperoleh dari Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara dan dari kantor Kepala Terminal Terpadu Pinang Baris. Sedangkan
studi lapangan yaitu mengadakan wawancara terhadap tokoh-tokoh yang dianggap
mampu memberikan masukan-masukan yang berarti sebagai sumber penelitian dan
penulis melakukan wawancara terhadap masyarakat di sekitar Terminal Terpadu
Pinang Baris. Selain itu bisa juga dengan melakukan observasi dan pengamatan yang
Langkah selanjunya adalah mengkritik sumber. Data yang diperoleh berusaha
mendekatkan penulis untuk mendapatkan petunjuk atas nilai kebenaran dan keaslian
data yang diperoleh. Adapun nilai-nilai tersebut menjadi suatu tolak ukur dalam
melakukan suatu kritik baik itu secara internal maupun eksternal. Kritik internal,
yaitu menelaah tentang kebenaran isi atau fakta dari sumber-sumber objek penelitian
(validitas). Kritik eksternal dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan
keaslian data (orisinalitas).
Langkah selanjutnya adalah tahap interpretasi. Penulis mencoba menafsirkan
data-data yang telah diperoleh kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek
masalah yang diteliti baik dengan cara analisis maupun sintesis. Hal ini dilakukan
untuk menghindari subjektivitas. Hal ini akan menjadi benar karena tanpa penafsiran
sejarawan, maka data tidak akan bisa berbicara.
Langkah terakhir adalah tahap Historiografi yang merupakan tahap akhir dari
suatu rangkaian penelitian yang diperoleh dari fakta – fakta, yang dilakukan secara
sistematis, kronologis dan tentunya rasional. Dalam penulisan akhir ini aspek
kronologis menjadi sangat penting untuk menghasilkan karya sejarah yang ilmiah dan