• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Serum Ferritin Terhadap Gangguan Pertumbuhan Pada Anak Penderita Talasemia Beta Mayor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kadar Serum Ferritin Terhadap Gangguan Pertumbuhan Pada Anak Penderita Talasemia Beta Mayor"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

35 LAMPIRAN

1. Personil Penelitian

1. Ketua Penelitian

Nama : dr. Johan Christian Silaen

Jabatan : Peserta PPDS IKA FK-USU/RSHAM 2. Anggota Penelitian

1. dr. Hakimi, Sp. A(K)

2. dr. Nelly Rosdiana, M.Ked(Ped), Sp. A(K) 3. dr. Melda Deliana, M.Ked(Ped), Sp. A(K) 4. dr. Siska Mayasari Lubis, M.Ked(Ped), Sp. A 5. dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), Sp. A 6. dr. Sugiani Sinulingga, Sp. A

7. dr. Sindy Atmadja

2. Biaya Penelitian

1. Penggandaan Form Pemeriksaan @ Rp. 5000 x 36 : Rp. 180000

2. Penyusunan/Penggandaan proposal : Rp. 1000000

3. Pembuatan laporan penelitian : Rp. 2000000

4. Pemeriksaan sampel darah

Ferritin @ Rp. 175000 x 36 : Rp. 6300000

5. Pemeriksaan Bone Age @ Rp. 85000 x 36 : Rp. 3060000

(2)

36 5. Biaya tidak terduga

Jumlah : Rp. 14540000

: Rp. 1000000

Semua biaya akan ditanggung oleh Peneliti.

3.Jadwal Penelitian

Kegiatan/Waktu

November-Desember 2014

Februari-Maret

2015

Maret-April 2015

Persiapan

Pelaksanaan

Penyusunan

Laporan

Pengiriman

(3)

37 4.Penjelasan dan Persetujuan Kepada Orang tua

Kepada Yth Bapak/Ibu ………..

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, nama saya dr. Johan Christian

Silaen, bertugas di Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK

USU/ RSUP Haji Adam Malik Medan.

Bersama ini, kami ingin menympaikan kepada Bapak/ Ibu bahwa Divisi

Endokrinologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP Haji Adam

Malik Medan, bermaksud mengadakan penelitian mengenai gangguan

pertumbuhan pada anak penderita talasemia beta mayor.

Talasemia beta Mayor adalah penyakit kelainan sintesis hemoglobin

yang terjadi akibat pengurangan produksi satu atau lebih rantai beta. Salah

satu komplikasi yang terjadi pada penyakit ini adalah gangguan pertumbuhan

pada anak baik secara tinggi badan maupun perkembangan seksual. Hal ini

terjadi akibat anemia kronis dan hipoksia pada pederita talasemia serta

pemberian transfusi yang tidak adekuat. Kami ingin meneliti seberapa besar

dampak penyakit serta pemberian transfusi darah berpengaruh pada

pertumbuhan anak penderita talasemia beta mayor. Pemeriksaan yang

dilakukan pada anak adalah dengan pemeriksaan darah, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan radiologis.

Pemeriksaan akan kami lakukan terhadap anak yang berusia 5 sampai

18 tahun. Pemeriksaan yang kami lakukan terhadap anak adalah

(4)

38 sedangkan pada orangtua hanya pemeriksaan tinngi badan saja.

Pemeriksaan darah akan diambil dari daerah siku tangan sebanyak 2 cc dan

akan dilakukan oleh petugas laboratorium yang sudah berkompetensi. Resiko

yang mungkin terjadi adalah infeksi terutama saat pengambilan sampel

darah, namun hal tersebut dapat dicegah dengan cara petugas menjaga

sterilitas sebelum, saat, dan sesudah pengambilan sampel, berupa cuci

tangan dengan tata cara yang benar, menggunakan sarung tangan yang

steril, pemberian antiseptik berupa alkohol, pengambilan darah dilakukan

menggunakan spuit 3 cc sekali pakai, setelah selesai, dilakukan pemberian

alkohol kembali pada area pengambilan. Segala pemeriksaan dalam

penelitian ini ditanggung oleh peneliti.

Jika Bapak/Ibu bersedia, kami mengharapkan Bapak/Ibu

menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Jika dari

pemeriksaan tersebut terdapat keluhan seperti infeksi, demam, kemereahan

pada kulit, perdarahan pada anak Bapak/Ibu, silahkan menghubungi :

Dr. Johan Christian Silaen (HP:081273387979)

Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya

(5)

39 PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :……… Umur :………. L/P

Pekerjaan :………..

Alamat :.……….

Orang tua dari :………..

Umur anak :

Jenis Kelamin :

Telah menerima dan mengerti penjelasan yang sudah diberikan olek dokter

mengenai penelitian “ Hubungan Kadar Serum Ferritin Terhadap Gangguan

Pertumbuhan Pada Penderita Talasemia Beta Mayor”. Dengan kesadaran

serta kerelaan sendiri saya bersedia saya dan anak saya menjadi peserta

penelitian ini.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan siapapun.

Medan, 2015

Yang member persetujuan

(6)

40 RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Johan Christian Silaen

Tempat dan tanggal lahir : Medan, 17 September 1985

Alamat : Jalan Gelas no 37 A

Medan, Indonesia

PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Kalam Kudus Medan, tamat tahun 1996

Sekolah Menengah Pertama : SMP Kalam Kudus Medan, tamat tahun 2000

Sekolah Menegah Atas :SMA Negeri 4 Medan, tamat tahun 2003

Dokter Umum :Fakultas Kedokteran UNSRI Palembang,tamat

tahun 2009

RIWAYAT PEKERJAAN

PENELITIAN

1. Hubungan Kadar Serum Ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada penderita talasemia beta mayor

ORGANISASI

Referensi

Dokumen terkait

KORELASI KADAR F2-ISOPROSTAN DAN MARKER HEPAR PADA PASIEN TALASEMIA BETA MAYOR. Reshi Sabrang*, JB Suparyatmo # , Yuwono

GGT serum dengan kandungan besi hepar pada pasien talasemia beta mayor. Simpulan penelitian ini adalah tidak didapatkan korelasi

Penelitian dilakukan untuk menilai sejauh mana kondisi sakit kronis anak talasemia mayor dapat terjadi gangguan perilaku internal dan eksternal dengan menggunakan The Child

Pada penelitian tersebut didapatkan FVC tidak berhubungan dengan kadar serum feritin baik pada pasien talasemia lelaki dan perempuan (r= -0,191; p=0,967 dan r= -0,076;

Pendahuluan: Telah banyak dilaporkan bahwa pasien-pasien dengan talasemia beta mayor memiliki masalah dengan pertumbuhan tulang yang sering menyebabkan kelainan pada

Pengaruh Pemberian Pil Besi dengan Penambahan Vitamin Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Pada Wanita Remaja.. Penelitian Gizi dan

dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2019 di klinik talasemia anak RSUP Hasan Sadikin, Bandung. Kriteria inklusi adalah 1) anak usia 3–18 tahun yang sudah didiagnosis talasemia

Kadar ferritin serum dan saturasi transferin tidak cukup akurat untuk menentukan laju pertumbuhan pada pasien thalassemia meski pada pemeriksaan usia tulang mendukung toksisitas