1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Musik adalah bagian dari kecerdasan majemuk. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan kecerdasan.1 Kemampuan yang dimiliki seseorang berbeda dengan orang lain dikarenakan kemampuan tersebut beranekaragam. keanekaragaman dari kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
Kecerdasan majemuk yang merupakan beragam kemampuan yang menyangkut sepuluh bidang. Kecerdasan tersebut adalah kecerdasan berbahasa (Linguistic intelligence), logis-matematis (Logical matematic), Musik (Musical intelegence), Kinestetik, Visual-Spasial, Interpersonal, Intrapersonal, Naturalis, Emosional, dan Spiritual. Seseorang dapat mempelajari satu atau lebih kecerdasan tersebut termasuk musik. Mempelajari musik menjadi penting ketika seseorang sadar akan kepentingan mempelajari musik terutama pada anak-anak. Ketika anak-anak mempelajari musik mereka tidak hanya dihadapkan dengan instrumen tetapi akan memperoleh beberapa keuntungan dalam non musikal2.
Belajar sebuah instrumen dapat membuat anak lebih peka terhadap nada dan dapat meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalam pendidikan dan interaksi sosial karena keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan.3 Belajar musik pada anak memberikan efek positif, anak lebih mudah belajar matematika, meningkatkan keterampilan akademik dikarenakan dalam belajar musik, anak akan dipertemukan dengan
1
Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008), hlm. 49.
2
Amri, hlm. 1.
3
2
pembagian, menciptakan pecahan dan mengenali pola. Musik membuat anak lebih mengenali area lain dari matematika tentang pecahan dan nilai nada, fisika dasar tentang getaran, frekuensi, amplitude, dan resonansi.
Belajar musik terutama lagu juga bisa melatih memori jangka pendek ataupun jangka panjang ketika anak menghafalkan tempo, ketukan, dan lagu. Musik juga mengembangkan keterampilan fisik anak melalui beberapa instrumen tertentu seperti instrumen perkusi dan string dapat melatih psikomotorik anak dan koordinasi antara pikiran dan badan. Belajar musik juga bisa memupuk keterampilan sosial dimana anak bisa berkolaborasi dengan teman-teman untuk membentuk suatu grup musik, melatih disiplin dan sabar melalui membaca notasi, dan meningkatkan rasa percaya diri ketika mereka diharuskan untuk tampil depan banyak orang.
Pembelajaran musik yang baik harus diimbangi dengan bahan ajar yang tepat. Banyak buku musik yang menawarkan pembelajaran musik yang bagus untuk anak-anak sampai tingkat mahir dengan menggunakan alat musik yang modern contohnya biola dan piano. Terdapat tiga hal yang mempengaruhi anak dalam belajar musik yaitu modalitas visual, audio dan kinestetik4. Modalitas visual menitikberatkan pada aktifitas melihat, mengamati ilustrasi maupun demonstrasi, audio menitikberatkan pada aktifitas mendengarkan contoh berbunyi sedangkan kinestetik adalah aktifitas mengalami musik setelah melewati dua tahap tersebut yakni mempraktekkan apa yang telah diamati dan didengar5. Anak-anak mempunyai tiga hal yang telah disebutkan untuk modal belajar musik. Mereka dapat mempelajari ketukan, tempo, nada notasi sampai bernyanyi dengan media selain alat musik yang dibeli di toko musik.
4
M. Sobry Sutikno. Metode dan Model-model Pembelajaran (Lombok: Holistica, 2014). Hlm. 18
5
3
Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk menyusun bahan ajar ritme musik untuk anak usia enam sampai delapan tahun menggunakan media non musikal seperti ember, meja, botol, galon, dan gelas. Hal ini memudahkan anak-anak dalam mempelajari dasar musik melalui media-media disekitarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana desain produk bahan ajar ritme untuk anak usia enam sampai delapan tahun?
2. Bagaimana kelayakan bahan bahan ajar ritme untuk anak usia enam sampai delapan tahun?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut adalah:
1. Mendeskripsikan desain produk bahan ajar ritme untuk usia enam sampai delapan tahun.
2. Menguji kelayakan bahan ajar ritme untuk anak usia enam sampai delapan tahun.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis dapat menyalurkan ilmu yang sudah dipelajari selama menempuh studi di Program Studi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Bagi anak-anak usia enam sampai delapan tahun dapat menjadi bahan ajar yang efektif.
4
E. Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan untuk menghindari perluasan pembahasan, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan menjadi empat hal. Proses penyusunan materi bahan ajar menggunakan media non musikal yang dapat ditemui di sekitar kita seperti meja, ember, botol, galon dan gelas. Bahan ajar tersebut hanya ditujukan untuk anak usia enam sampai delapan tahun. Bahan ajar tersebut menggunakan lagu anak-anak dan lagu nasional Indonesia sebagai contoh pembelajaran. Desain produk berupa draft buku.
F. Batasan Istilah
Bahan ajar adalah seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran6. Bahan ajar bisaberupa buku, video, gambar ataupun demonstrasi dari pengajar.
Media non musikal adalah alat atau barang yang dapat ditemui di sekitar kita. Contoh dari media non musikal adalah meja dan galon tempat air minum, meja dan galon bisa menjadi intrumen perkusi tidak bernada layaknya sebuah alat perkusi.
Ritme atau Irama berasal dari bahasa Yunani rhythmos yang berarti suatu ukuran gerakan yang simetris. Ritme adalah gerak nada atau bunyi yang teratur mengalir karena munculnya aksen secara tetap dan berkesinambungan. Ritme bisa disebut juga Rythme (Bahasa Belanda) dan Rythm (Bahasa Inggris).7
G. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) untuk menyusun tulisan ini. R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan8.
6
Prof. Dr. Iskandarwassid, Dr. H. Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa
(Bandung: Penerbit Rosda, 2008) Hlm. 171.
7
M. Soeharto, Kamus Musik (Jakarta: Penerbit Grasindo PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1995), hlm. 56.
8
5
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu9. Langkah-Langkah R&D adalah sebagai berikut: potensi masalah, mengumpulkan informasi, desain produk, validasi produk dan uji coba produk. Pada potensi masalah penulis melihat anak-anak membutuhkan buku bahan ajar musik yang sederhana yang mudah untuk dipelajari. Pada pengumpulan informasi penulis mengumpulkan berbagai referensi yang mendukung penelitian. Referensi tersebut meliputi studi pustaka, mengumpulkan buku lagu anak dan nasional dan beberapa referensi dari buku musik untuk anak yang sudah beredar di toko musik. penulis melakukan pemilihan materi dan media yang tepat untuk pembuatan bahan ajar tersebut.
Tahap selanjutnya menyusun desain produk. Penulis membuat beberapa etude10 yang sesuai dengan tingkat kesulitan yang bertahap. memberikan petunjuk pembacaan not yang akan memudahkan anak dalam belajar, memberikan saran dalam bermain dan memberikan lagu anak sebagai uji keterampilan di akhir pelajaran. Produk terbagi menjadi beberapa tujuh bab yang bertahap. Setiap bab memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan terdapat beberapa etude yang terdiri dari etude ritme dan etude nada untuk setiap bab.
Produk ini memberikan materi ritmis sederhana yang bisa diterapkan dengan media non musikal yang bernada dan tidak bernada. Etude akan ditulis dengan menggunakan perangkat lunak MIDI11 berbasis notator Sibelius12.
Masuk ke tahap validasi produk penulis menguji coba produk bahan ajar kepada anak-anak berumur enam sampai delapan tahun. Evaluasi desain produk yang sudah jadi juga dilakukan dengan cara mengadakan Focus Group & Discussion (FGD). Dalam FGD penulis menghadirkan beberapa pihak. Dosen mayor sebagai pengajar, anak-anak sebagai pengguna produk, orang tua anak
9
Sukmadinata, hlm. 165.
10
Etude adalah sebuah lagu pendek yang biasanya digunakan dalam berlatih/melatih materi atau teknik musik tertentu.
11
MIDI atau Musical Instrument Digital Interface adalah sebuah perangkat lunak yang berguna untuk membantu pengerjaan sebuah komposisi musik atau aransemen.
12
6
sebagai pembimbing sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihannya. Tahap terakhir adalah uji coba produk yang sudah di evaluasi dalam FGD.
Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.13
13