• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Lean Manufacturing Dengan Lean Assessment Dan Root Cause Analysis Pada PT. SC Johnson Manufacturing Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Lean Manufacturing Dengan Lean Assessment Dan Root Cause Analysis Pada PT. SC Johnson Manufacturing Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. SC Johnson Manufacturing Medan

PT. SC Johnson Manufacturing Medan berdiri secara sah pada tanggal 5

Maret 2010. Cikal bakal pendirian PT. SC Johnson Medan adalah PT. Inti

Kimiatama Perkasa yang memproduksi anti nyamuk bakar (coil) bermerek

Baygon. PT. Inti Kimiatama Perkasa didirikan pada tanggal 10 November 1997.

Pada saat itu, perusahaan ini hanya mempunyai kantor tanpa ada pabrik yang

terletak di Jl. Iskandar Muda, Medan. Untuk memproduksi produk kerjasama

dilakukan dengan salah satu perusahaan yang juga menghasilkan anti nyamuk

bakar bermerek mostfly, yaitu PT. Singapore Lion. Dalam memproduksi Baygon,

PT. Inti Kimiatama Perkasa merupakan salah satu anak perusahaan dari Bayer

Company sehingga produk yang dihasilkan dibawah pengawasan Bayer Co.

Selain bekerjasama dengan PT. Singapore Lion, PT. Inti Kimiatama Perkasa juga

membeli produk Mostfly yang dihasilkan oleh PT. Singapore Lion tersebut.

Permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap anti nyamuk bakar

Baygon, mengakibatkan PT. Inti Kimiatama Perkasa terdorong untuk melakukan

kerjasama. Kerjasama dilakukan dengan PT. Primdoni yang terletak di Kawasan

Industri Mabar untuk beberapa merek yang berbeda. Hasil produksi dari PT.

Primdoni disimpan di gudang yang terletak di kawasan Tanjung Morawa sebelum

(2)

Aktivitas produksi dari PT. Primdoni yang semakin menurun membuat

PT. Inti Kimiatama Perkasa membeli gudang milik PT. Primdoni. Pada akhir

Tahun 2000, PT. Primdoni mengalami kebangkrutan dan seluruh aset perusahaan

berupa mesin dan peralatan produksi akhirnya dijual kepada PT. Inti Kimiatama

Perkasa, sehingga kantor yang berada di Jl. Iskandar Muda dipindahkan ke lokasi

baru di Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa, Medan.

Berdasarkan surat keputusan Departemen Kesehatan RI No. 30701300185

PKD dan No. Pendaftaran RI 1294/I-2002/T PT. Inti Kimiatama Perkasa resmi

berdiri pada bulan April 2001 dan langsung memproduksi anti nyamuk bakar

Baygon dan Mostfly dibawah pengawasan Bayer Company, Jerman. Sistem

kerjasama dengan perusahaan lain tetap dilakukan jika permintaan pasar

meningkat melebihi kapasitas perusahaan ini.

Ada beberapa anak perusahaan Bayer Company, yaitu perusahaan yang

ada di Pulo Gadung PT. Johnson Home Higiene Product (JHHP) yang

memproduksi anti nyamuk Bayclean, Autan dan Bayfresh. PT. Walet Kencana

Perkasa yang berkedudukan di Surabaya memproduksi Baygon bakar. PT. Inti

Kimiatama Perkasa yang berkedudukan di Medan hanya memproduksi anti

nyamuk bakar Baygon.

Sistem distribusi yang dilakukan adalah distribusi tunggal untuk semua

produk Bayer Company di Indonesia. Perusahaan yang menjadi distributor

tunggal adalah PT. Ultramos Jaya. Bayer Company memposisikan diri di bidang

(3)

Masa peralihan pun terjadi pada akhir Tahun 2002 dari bayer Company ke

SC Johnson, Amerika Serikat. Peralihan ini mengakibatkan PT. Inti Kimiatama

Perkasa menjadi milik SC Johnson. Selama enam bulan, PT. Inti Kimiatama

Perkasa mengalami masa transisi ke SC. Johnson sebelum akhirnya benar-benar

dikendalikan oleh SC. Johnson. Pada pertengahan Juni 2003 PT. Inti Kimiatama

Perkasa resmi dipegang oleh SC. Johnson.

Seiring berkambangnya waktu, maka jajaran direksi pun memikirkan

untuk mengganti nama PT. Inti Kimiatama Perkasa menjadi PT. SC Johnson

Manufacturing Medan. Pada tanggal 5 maret 2010 PT. Inti Kimiatama Perkasa

berganti nama menjadi PT. SC Johnson Manufacturing Medan. Hal ini dilakukan

melalui akte notaris berdasarkan persetujuan dari dewan direksi komisaris

pemegang saham.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. SC Johnson Manufacturing Medan merupakan industri yang bergerak

pada pembuatan anti nyamuk bakar (coil). Coil yang diproduksi memiliki

berbagai merek, yaitu Baygon, Fuyi, dan Raid. Ketiga merek ini berada dibawah

lisensi SC. Johnson.

Lokasi PT. SC Johnson Manufacturing Medan berada di Kompleks

Kawasan Industri Medan Star, Jl. Pelita Raya 1 Km 19,2 Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Adapun batas-batas lokasi

perusahaan ini adalah:

(4)

Sebelah Timur : PT. Smart Glove

Sebelah Selatan : PT. Group Tempo

Sebelah Barat : Ruko

Produk coil PT. SC Johnson Manufacturing Medan hampir 80% dari

keseluruhan produksi diekspor ke beberapa negara, yaitu Argentina, Meksiko,

Thailand, Rusia, Yunani dan Kolombia. Sisanya 20% dijual untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri di daerah Sumatera.

2.3 Organisasi dan Manajemen 2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

PT. SC Johnson Manufacturing Medan dalam kegiatan operasionalnya

dikepalai oleh seorang Plant Manager yang membawahi beberapa departemen.

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, individu-individu yang terlibat harus

mengetahui dan patuh terhadap batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab

dari setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu

kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Plant Manager dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dibantu

oleh enam manager, yaitu production manager, quality control manager,

maintenance manager, logistic manager, human resource manager dan safety health environment manager. Masing-masing manager ini dibantu oleh supervisor-supervisor dalam mengerjakan tugasnya.

Plant manager dalam menjalankan tugasnya juga dibantu oleh divisi-divisi

(5)

analyst. Masing-masing bagian tersebut merupakan non departemen yang tidak

dikepalai oleh seorang manager, tetapi pertanggungjawabannya langsung kepada

plant manager. Secara umum, plant manager akan bertanggung jawab penuh

terhadap semua kegiatan di perusahaan, dan semua kegiatan tersebut akan

dipertanggungjawabkan kepada Director Manager yang ada di Jakarta. Struktur

organisasi PT. SC Johnson Manufacturing Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan ini adalah berbentuk

fungsional-staf. Ciri yang paling utama terlihat secara sepintas adalah

kompleksitas. Namun, hal ini dianggap tepat karena cakupan dari PT. SC

Johnson Manufacturing Medan ini sangat luas. Dalam sistem organisasi seperti

ini, tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dapat diketahui

peranannya sehingga diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar oleh

setiap karyawan.

(6)

Director

Plant Manager

Executive Asistant

HRD Manager Maintenance Mgr Genser & SHE Mgr

Logistic Mgr Q.C / Lab. Mgr

Production Mgr Cost Analyst Purchasing

IT / BPT

FG & PM : Finish Good & Packing Material RM : Raw Material

Spv : Supervisor

SHE : Safety Health & Environment

IT / BPT : Information Technology / Business Process & Technology Genser : General Service

Q.C : Quality Control Lab. : Laboratorium

STRUKTUR ORGANISASI PT. SC JOHNSON MANUFACTURING MEDAN

(7)

2.3.2 Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur sehingga

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku jabatan

memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung jawab. Adapun uraian tugas

dan tanggung jawab pada PT. SC Johnson Manufacturing Medan adalah sebagai

berikut:

1. Plant Manager

Tugasnya adalah memimpin dan mengendalikan semua kegiatan produksi

yaitu merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan

seluruh sumber daya tersedia sehingga target perusahaan tercapai.

2. Executive Asistant

Tugasnya adalah membantu Plant Manager dalam menyusun agenda kegiatan

Plant Manager, mengadministrasikan setiap rapat-rapat, menyiapkan

berkas-berkas atau membantu apa yang dibutuhkan oleh Plant Manager sehingga

pekerjaan Plant Manager berjalan dengan lancer.

3. Cost Analisyst

Tugasnya adalah melakukan analisa seluruh variable biaya, memberikan

masukan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dengan tujuan akhir adalah

penghematan biaya tercapai dan biaya produksi dapat dikendalikan dengan

baik.

4. Human Resource Manager

Tugas utamanya adalah menyediakan sumber daya manusia yang tepat sesuai

(8)

bertanggung jawab terhadap peningkatan kompetensi karyawan melalui

pelatihan yang tepat. Bagian ini juga mengelola hubungan dengan serikat

pekerja dan pemerintah yang terkait. Tugas administrasi yaitu mengeluarkan

surat pengangkatan dan pemberhentian, mengatur absensi, cuti karyawan,

administrasi lembur karyawan, serta mengatur semua keluar masuknya surat

perusahaan dan lain-lain. Bagian HRD langsung berhubungan dengan HRD

kantor pusat di Jakarta.

5. Production Manager

Tugasnya adalah merencanakan produksi serta mengkoordinasikan dan

mengawasi jalannya produksi sesuai dengan jadwal produksi yang telah

ditetapkan.

6. Maintenance Manager

Tugasnya adalah memimpin, merencanakan serta mengkoordinasikan kegiatan

pelaksanaan pemeliharaan/perawatan, perbaikan mesin dan mengatur semua

kebutuhan peralatan termasuk spare part mesin yang dibutuhkan dalam proses

produksi sehingga tidak mengganggu jalanya proses produksi.

7. Quality Control Manager

Tugasnya adalah merencanakan, memimpin dan mengkoordinasikan standar

kualitas produk yang dihasilkan, menentukan produk yang sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan, bertanggung jawab atas analisis dan

keputusan untuk menerima atau menolak produk. Dalam menjalankan

(9)

bertugas di laboratorium untuk melaksanakan pengujian yang bersifat fisik

dan kimiawi.

8. Logistic Manager

Tugasnya adalah melaksanakan pengawasan terhadap persediaan bahan baku

maupun produk jadi, merencanakan persediaan terhadap bahan baku,

menerima dan menyimpan bahan baku, dan mengatur keluarnya barang jadi

yang ada di gudang, serta mengawasi dan mengatur keberadaan bahan-bahan

yang ada di gudang.

9. SHE & General Service Manager

Tugasnya adalah merencanakan dan melaksanakan program keselamatan dan

kesehatan kerja (Safety Health and Environment) dalam rangka melindungi

setiap karyawan dan siapa saja yang terlibat langsung pada kegiatan

perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan visi zero

accident. Menjadikan proses produksi aman bagi lingkungan dengan visi go green. Merencanakan penyediaan transportasi karyawan, kantin karyawan,

poliklinik di lokasi pabrik, kebersihan taman dan gedung serta keamanan aset

perusahaan.

10. Plant Data Coordinator

Tugasnya adalah mengontrol dan mengkoordinir data-data yang berkaitan

dengan operasional produksi pabrik dan data entry system SAP.

11. Bussiness Process & Technology Specialist (BPT / IT Specialist)

Tugasnya adalah merencanakan dan mengawasi seluruh keperluan yang

(10)

12. Purchasing Supervisor

Tugasnya adalah merencanakan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan

pembelian bahan baku dari pihak vendor dan penawaran produk jadi kepada

pihak distributor.

2.4 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, PT. SC Johson

Manufacturing menggolongkan tenaga kerja atas dua bagian, yaitu:

1. Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat oleh perusahaan, sehingga

mereka menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

2. Karyawan Outsourcing

Outsourcing adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau

penyediaan pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa pekerja/ buruh. Jadi

karyawan outsoucing adalah karyawan kerjasama.

Secara keseluruhan jumlah karyawan di PT. SC Johnson Manufacturing

(11)

Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Karyawan Tetap dan Outsourcing

No Departemen Karyawan

Tetap (orang)

Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan

Jumalah seluruh karyawan adalah jumlah karyawan tetap ditambah dengan

karyawan outsourcing, yaitu 885 orang. Ketentuan jam kerja pada PT. SC

Johnson Manufacturing terbagi atas:

1. Karyawan Bagian Kantor

Hari kerja karyawan bagian kantor adalah hari Senin sampai Jumat yang

terdiri dari satu shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut:

Pukul 08.00 – 12.00 Kerja Aktif

Pukul 12.00 – 13.00 Istirahat

Pukul 13.00 – 17.00 Kerja Aktif

2. Karyawan Bagian Pabrik

Hari kerja karyawan pabrik adalah hari Senin sampai Minggu yang terdiri dari

tiga shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut:

Shift Pertama

(12)

Pukul 11.00 – 13.00 Istirahat

Shift Kedua

Pukul 15.00 – 23.00 Kerja Aktif

Pukul 19.00 – 21.00 Istirahat

Shift Ketiga

Pukul 23.00 – 07.00 Kerja Aktif

Pukul 03.00 – 05.00 Istirahat

Perusahaan juga memberikan izin cuti bagi karyawan yang memiliki

urusan penting sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja untuk beberapa

waktu. Adapun prosedur pemberian cuti itu adalah sebagai berikut:

a. Karyawan dengan masa kurang dari 3 tahun

Bagi karyawan dengan masa kerja kurang dari 3 tahun, maka diberikan izin

cuti 1 hari perbulan, atau sama dengan 12 hari per tahun.

b. Karyawan dengan masa kerja 3-10 tahun

Bagi karyawan dengan masa kerja 3-10 tahun, maka diberikan izin cuti 18

hari.

c. Karyawan dengan masa kerja 11-15 tahun

Bagi karyawan dengan masa kerja 11-15 tahun, maka diberikan izin cuti 21

hari.

d. Karyawan dengan masa kerja 16-19 tahun

Bagi karyawan dengan masa kerja 16-19 tahun, maka diberikan izin cuti 22

(13)

e. Karyawan dengan masa kerja 20-25 tahun

Bagi karyawan dengan masa kerja 20-25 tahun, maka diberikan izin cuti 24

hari.

2.5 Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Sistem pengupahan yang diberlakukan pada PT. SC Johnson

Manufacturing Medan didasarkan pada golongan dan masa kerja masing-masing

tenaga kerja. Sistem pengupahan pada perusahaan dapat digolongkan menjadi dua

bagian berdasarkan stasus karyawan atau pegawai dalam perusahaan.

1. Karyawan Tetap

Status karyawan tetap adalah apabila karyawan tersebut diangkat oleh

perusahaan, sehingga mereka menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Karyawan Outsourcing

Karyawan outsourcing menerima pembayaran gaji setiap bulannya oleh

perusahaan.

Fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan atau

pegawai adalah sebagai berikut:

1. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi

jam kerja perusahaan yang telah ditentukan. Upah lembur per jam diberikan

minimal sebesar 2 kali upah pokok per jam.

(14)

3. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu tambahan minimal satu bulan gaji

karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun.

4. Asuransi yang diberikan kepada seluruh karyawan tetap, yaitu berupa asuransi

jaminan hari tua, jaminan kecelakaan dan jaminan kematian.

5. Pemberian fasilitas kesehatan kepada karyawan tetap, melalui program

perusahaan berupa jaminan pemeliharaan kesehatan mandiri. Bentuk program

ini adalah penyediaan klinik dan pelayanan rumah sakit pada rumah sakit yang

dikelolah oleh 24 goup mediccare di seluruh Indonesia.

6. Program pemberangkatan haji bagi karyawan tetap.

2.6 Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mengubah atau memberikan nilai tambah pada suatu barang atau jasa dengan

berbagai perlakuan. Proses produksi coil diawali dengan pencampuran bahan

kimia berupa active solution di bagian formulasi dan dilanjutkan dengan

pencampuran semua bahan baku tepung di bagian mixing. Proses selanjutnya

adalah di bagian stamping untuk mencetak coil, di bagian dryer untuk

mengeringkan coil, di bagian warapping untuk menyusun coil sesuai dengan

permintaan dan diakhiri dengan bagian packing untuk mengemas produk. Proses

dari bagian stamping, dryer, wrapping sampai ke packing mengikuti aturan first in

firs out.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dibedakan menjadi

(15)

untuk memproduksi anti nyamuk bakar di PT. SC Johnson Manufacturing Medan

adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang ikut dalam proses produksi hingga

menjadi produk akhir. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan anti

nyamuk bakar ini adalah sebagai berikut:

1. Tepung Batok (Coconut Powder)

Tepung ini terbuat dari batok kelapa yang sudah melalui proses

penggilingan dan penyaringan. Kegunaan dari tepung ini untuk media

rambat bara api dan memperhalus serta memperlicin permukaan double

coil.

2. Tepung Kayu (Wood Powder)

Tepung kayu yang digunakan merupakan tepung hasil penggilingan kayu

jati. Tepung kayu berfungsi untuk mempercepat daya bakar.

3. Tepung Lengket (Glue Powder)

Tepung lengket merupakan bahan yang diperoleh dari jenis kayu medang

sudah melalui proses penggilingan. Ini berfungsi untuk melengketkan

adonan anti nyamuk.

4. Ampas Tepung Kanji (Starch Powder/ tepung onggok)

Tepung onggok terbuat ubi kayu yang berjenis kanji yang berfungsi

menjadi media perekat dan pengikat adonan-adonan lainnya.

(16)

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk

memperlancar proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses

pembuatan anti nyamuk bakar adalah air. Air digunakan sebagai:

1. Bahan pencampur pada bagian formulasi untuk membuat adonan

2. Bahan pencampur dalam pemasakan tepung onggok

3. Media yang digunakan di bagian extruder untuk lembaran adonan.

4. Media yang digunakan untuk memanaskan double coil di dalam oven.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam produksi sehingga

dapat meningkatkan mutu atau kualitas. Bahan tambahan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Transfutrin

Transfutrin digunakan dalam bentuk premix yang merupakan zat racun.

Terdapat dua jenis transfutrin yang digunakan yaitu dialatrin dan

someone. Pada obat nyamuk bakar, ini menjadi komponen penting untuk

mengusir dan membunuh serangga. Kadar transfutrin secara rata-rata pada

obat nyamuk bakar berkisar ±0,03%.

2. Sodium Benzoat (NaC6H5)

Sodium Benzoat merupakan zat pengawet pada anti nyamuk bakar, yang

bertujuan agar anti nyamuk dapat bertahan lama dan terhindar dari jamur.

3. Pewarna

Pewarna yang digunakan adalah Malachet yang juga dapat digunakan

(17)

4. Parfum

Parfum digunakan untuk memberikan bau khas dari anti nyamuk bakar

dan bahan yang digunakan adalah redmix.

5. Potasium Nitrat

Potasium nitrat merupakan salah satu bahan campuran dalam anti nyamuk

bakar yang berpengaruh pada daya api.

6. Plastik Film (Plastik Pembungkus)

Plastik film merupakan plastik pembungkus 1 set coil.

7. Holder

Holder merupakan bahan yang berfungsi sebagai penyangga anti nyamuk

oleh konsumen. Ini terbuat dari lempengan logam yang tipis.

8. Folding Box (Doos)

Folding box merupakan bahan kotak yang berfungsi untuk mengepak double coil yang sudah dibungkus dengan plastik film.

9. Master Box (Karton)

Master box merupakan bahan untuk membungkus doos anti nyamuk yang

sudah dikemas. Selain untuk membungkus juga untuk menjaga agar

produk tidak rusak sekalipun terbentur. Folding box yang digunakan tiga

layer dan lima layer.

10. Seal Tape

(18)

2.6.1 Uraian Proses Produksi

Adapun proses pembuatan anti nyamuk bakar secara umum adalah melalui

beberapa tahapan berikut:

1. Departemen Formulasi dan Mixing

Pada departemen formulasi, komposisi pencampuran bahan baku ditentukan

sesuai dengan jenis anti nyamuk yang akan diproduksi. Komposisi ini

ditentukan untuk satu batch produksi, terkecuali untuk bahan baku cair

(liquid). Departemen mixing adalah tempat proses pencampuran semua bahan

baku dan bahan tambahan dilakukan sesuai dengan komposisi. Berikut ini

merupakan proses dalam departemen formulasi dan mixing:

1. Bahan baku yang berbentuk liquid dicampur di dalam tangki yang

terpisah. Pencampuran liquid dibuat untuk pemakaian 18 batch. Ini akan

dipisahkan dengan metode pempipaan untuk penggunaan 1 batch.

2. Semua bahan baku yang berbentuk tepung akan dicampur di dalam mixing

machine, kecuali tepung onggok. Tepung onggok harus melalui satu

tahapan agar dapat dicampur dengan bahan yang lain. Tahapannya yaitu

dimasak dengan air panas dengan temperatur ±100⁰C. Kemudian sesudah

dimasak, tepung onggok dituangkan ke tangki mixing machine yang berisi

campuran tepung (tepung batok, tepung kayu, tepung lengket, talcum

powder, sodium benzoat) dan bahan cair (cairan kimia).

3. Semua campuran bahan baku (bahan tepung dan cair) diaduk di dalam

tangki mixing machine selama 20 menit sehingga terbentuk seperti adonan

(19)

4. Adonan pun ditampung didalam trolley dengan kapasitas 140 Kg - 200

Kg. Jumlah trolley yang digunakan adalah 15 trolley untuk setiap adonan.

Selanjutnya trolley yang berisi adonan dibawa ke Departemen stamping.

2. Departemen Stamping

Adonan yang dihasilkan pada departemen formulasi dan mixing selanjutnya

dimasukkan ke dalam suatu mesin yang disebut crusher machine untuk

mengaduk adonan. Kemudian dibawa oleh conveyor ke extruder. Pada

extruder terdapat screw penyorong yang berguna untuk mengepres adonan,

sehingga adonan keluar dalam bentuk lembaran setebal 3-5 cm, dan dipotong

dengan panjang lembaran ±90 cm oleh cutter machine.

Setiap lembaran yang dihasilkan diletakkan diatas rotary table untuk dicetak.

Pencetakan dilakukan dengan mesin cetak berbentuk spiral yang disebut

dengan mould, dimana ukuran mould tergantung pada ukuran anti nyamuk

yang akan diproduksi yaitu ukuran standar dan ukuran jumbo.

Pencetakan pada setiap lembarannya akan menghasilkan 7 coil untuk ukuran

standar dan 6 coil untuk ukuran jumbo. Kecepatan cetakan adalah 21-24

stroke (hentakan) per menit. Hasil dari proses pencetakan ini ditampung di

loyang yang disebut dengan tray dan operator secara manual memeriksa coil

apakah coil sudah memenuhi standar atau tidak. Coil yang sempurna akan

masuk ke proses berikutnya sedangkan coil yang tidak sempurna akan

diproses ulang. Selanjutnya dilakukan penimbangan berat coil dimana

(20)

ukuran jumbo, dengan kadar air 45%. Selanjutnya coil dibawa ke oven untuk

melalui tahapan selanjutnya.

3. Departemen Drying

Pada bagian ini, proses yang dilakukan adalah pemanasan atau

pemanggangan yang bertujuan untuk menurunkan kadar air di dalam coil.

Kadar air yang diizinkan adalah 6%-9%. Proses pengeringan dilakukan

selama 2,5 jam dengan temperatur 80⁰C - 85⁰C. Setelah loyang (large tray)

yang berisi coil keluar dari oven, maka setiap coil kembali diperiksa oleh

bagian quality control. Bagian quality control mengambil sampel secara

random untuk diuji kesesuaian spesifikasinya dengan standar yang telah

ditetapkan. Pengujian yang dilakukan berupa warna, bentuk, ukuran dimensi,

jam bakar, kadar air, ketebalan, berat, kelenturan, dan kekerasan.

4. Departemen Finishing

Sambil menunggu hasil jam bakar selama 2,5 jam, produk anti nyamuk bakar

yang sudah dicek oleh bagian quality control (warna, bentuk, ukuran dimensi,

kadar air, ketebalan, berat, kelenturan, dan kekerasan), selanjutnya dilakukan

proses pengemasan (finishing). Pada departemen finishing terdapat dua

bagian, yaitu:

1. Wrapping

Coil yang baik pun disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk

proses wrapping. Coil yang sudah disusun berikutnya ditambahkan holder

kemudian dilakukan wrapping machine. Kecepatan maksimum dari mesin

(21)

banyaknya jumlah produk yang akan dikerjakan. Coil dibungkus dengan

plastik film.

2. Packaging

Coil yang sudah dibungkus, dikemas secara manual ke dalam kotak-kotak

kemasan yang disebut folding box. Kemudian dimuat ke dalam master box

dan akhirnya dikirim ke bagian penyimpanan.

Standar mutu coil yang diproduksi oleh perusahaan dikontrol dengan

perhatian fokus terhadap kualitas bahan baku dan produk. Kualitas bahan baku

berupa tepung diukur berdasarkan kehalusannya dan untuk bahan baku cair dinilai

berdasarkan spesifikasinya. Kualitas produk dikontrol dengan menimbang coil

basah dan kering. Berat standar untuk coil basah yang berukuran jumbo 52-54

gram dan untuk ukuran standar 41-43 gram, dengan kadar air 45%. Berat standar

coil kering untuk berukuran jumbo 28,5-32,5 gram dan coil standard 23,5-26,5

gram. Standar kadar air harus lebih kecil dari 10% dan secara umum kadar aktif

Transfultrin 0,03%.

2.6.2 Mesin dan Peralatan

Mesin yang digunakan oleh PT. SC Johnson Manufacturing Medan untuk

(22)

Tabel 2.2. Data Spesifikasi Mesin Produksi

No. Nama Mesin Fungsi Daya

Tampung

Jumlah

1 Mixer Onggok Memasak tepung onggok ± 180 Kg 3 unit 2 Mixer Tepung Mengaduk/ mencampur seluruh

bahan baku dan tambahan

± 980 Kg 3 unit

3 Mixer Kimia Mengaduk/ mencampur seluruh bahan kimia

± 180 Liter 2 unit

4 Mesin Crusher Menghancurkan adonan untuk dapat masuk ke conveyor

± 200 Kg 15 unit

5 Mesin Extruder Membentuk adonan menjadi lembaran atau lempengan

30 Kg/ menit 15 unit

6 Mesin Mulio Mencetak lempengan menjadi

Double Coil (DC)

8 Mesin Oven Memanaskan Double Coil untuk menurunkan kadar Air

9660 DC/ jam 15 unit

9 Mesin

Wrapping

Mengemas Double Coil (DC) dengan plastik film

±180

bungkus/menit

15 unit

(23)

Peralatan merupakan alat yang digunakan untuk mendukung proses produksi

agar dapat berjalan dengan baik dan optimal. Peralatan yang digunakan oleh

perusahaan salah satunya adalah alat untuk material handling dari satu mesin ke mesin

yang lain. Material handling yang digunakan perusahaan adalah:

1. Conveyor

Conveyor yang digunakan adalah incline conveyor, diagonal conveyor, dan belt conveyor.

2. Trolley

Trolley digunakan pada bagian produksi untuk mengangkut adonan yang

merupakan hasil dari unit mixing ke crusher machine pada bagian stamping.

3. Hand Pallet

Hand pallet digunakan untuk memindahkan bahan baku dari gudang bahan baku

ke produksi dan untuk memindahkan bahan jadi dari bagian produksi ke gudang

bahan jadi

4. Forklift

Forklift digunakan untuk memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume

besar dan berat.

Untuk kelancaran proses produksi perusahaan menggunakan beberapa fasilitas

penunjang (utilitas), yaitu:

1. Sumber arus listrik

PT. SC Johnson Manufacturing Medan menggunakan arus listrik dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN) dan generator pembangkit listrik tenaga diesel. Sumber

(24)

listrik PLN, penerangan area kerja dan kantor dengan kapasitas terpasang 240

KVA. Sedangkan arus listrik yang dibangkitkan oleh generator berfungsi untuk

cadangan jika listrik dari PLN mengalami gangguan atau pemutusan secara

tiba-tiba. Mesin generato yang dimiliki perusahaan berjumlah 2 unit dengan kapastitas

700 KVA dan 175 KVA.

2. Tungku Pemanas

Tungku pemanas digunakan untuk menghasilkan panas bagi oven di bagian

Drying. Boiler utama yang digunakan adalah Palm Shell Boiler 4500KW dengan

bahan baku cangkang sawit. Kebutuhan cangkang sawit sebanyak 25-30 ton/hari.

Untuk mengantisipasi kerusakan pada boiler cangkang sawit maka digunakan

Boiler Diesel dengan kapasitasnya 213,792 liter/jam. Panas yang dihasilkan pada

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. SC Johnson Manufacturing Medan
Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Karyawan Tetap dan Outsourcing
Tabel 2.2. Data Spesifikasi Mesin Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Iluminansi merupakan jumlah cahaya yang datang pada bidang kerja dan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan lux meter pada gudang bahan baku, bagian

Salah satu produk yang akan di teliti adalah kipas angin, proses produksi pembuatan kipas angin terdiri dari pengecekan bahan baku, pencampuran bahan baku, pemasangan spare

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak terdapat pada produk akhirm.

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk pada proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya.. Bahan baku

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan kedalam proses pembuatan produk dalam rangka meningkatkan mutu produk yang mana

memberikan informasi ketelusuran asal usul bahan baku. PT Ratimdo Utama telah melakukan pencatatan/tally dalam setiap tahapan proses produksi mulai dari sawmill hingga

Bahan Baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahan-bahan lainnya.. Jadi bahan baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lain..