BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Objek Penelitian
STT Simpson didirikan tahun 1983 di Semarang, dengan nama Sekolah Theologia Menengah Atas (S.Th.M.A setingkat SLTA). Tahun 1985 namanya diganti menjadi Sekolah Theologi Simpson. Karena kebutuhan di lapangan, tahun 1985 Sekolah ini ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi, dan namanya menjadi Seminary Theologia Simpson dan pindah di areal seluas 2,7 ha, di Ungaran, Kabupaten Semarang. Pada tahun 1991 Seminari Theologia Simpson namanya diubah menjadi Sekolah Tinggi Teologi Simpson (STT Simpson).
Objantoro dan akan berakhir masa kepemimpinannya pada tahun 2016.
Sebelum tahun 2010 akreditasi terhadap PTT/AK yang ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag RI (saat ini Kemenag), status akreditasinya juga dikeluarkan oleh Depag RI. Pada tahun 1991 STT Simpson memperoleh status terdaftar pada DEPAG R.I. Dirjen. Bimas Kristen, Nomor 9 Th. 1991, kemudian tahun 1999 mendapat S.K Akreditasi Menteri Agama R.I. Nomor 353 tahun 1999 dan tahun 2005 status ditingkatkan menjadi Diakui pada DEPAG R.I. Dirjen. BIMAS Kristen. Sejak tahun 2010 semua PTT/AK yang ijin penyelenggaraannya dikeluarkan oleh Depag RI, proses akreditasi diajukan ke BAN-PT. Akhirnya dua program studi yang dikelola oleh sekolah ini yaitu Program Studi S1 Teologi/Kependetaan dan S1 Pendidikan Agama Kristen diajukan untuk diakreditasi BAN-PT. Kedua program studi tersebut memperoleh akreditasi C dari BAN-PT pada tahun 2013.
4.1.1.1. Visi dan Misi
Akademis, memiliki Integritas bagi pelayanan kepada Tuhan dan masyarakat.
Pencapaian Visi tersebut dituangkan dalam misi STT Simpson berikut:
a. Menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Tinggi Teologi Injili yang berkualitas.
b. Menyelenggarakan Lembaga pendidikan teologi yang mengutamakan intelektualitas dengan kualitas unggul.
c. Menjadi wadah pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu teologi sesuai dengan tuntutan zaman.
d. Memersiapkan tenaga yang terampil dalam pelayanan di gereja dan masyarakat.
e. Melaksanakan Pengabdian Pelayanan di Gereja dan Masyarakat.
4.1.1.2. Sarana Pendukung
Untuk melaksanakan kegiatan pendidikannya, STT Simpson ditunjang dengan sarana pendukung diantaranya:
a. Gedung kantor dan administrasi;
b. Ruang kelas yang dilengkapi dengan LCD Projector;
d. Gedung perpustakaan dengan koleksi buku 8.723 judul dengan jumlah 21.687 eksemplar; e. Asrama putra dan putri yang masing-masing
terdiri dari 12 kamar yang setiap kamar dapat dihuni 4 orang;
f. Ruang makan dan dapur mahasiswa;
g. Sarana olah raga, dan alat-alat musik untuk mengembangkan bakat bidang musik.
Apabila didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pasal 31 ayat (1) maka STT Simpson masih belum memiliki sarana seperti:
a. Laboratorium/studio/unit produksi; b. Ruang untuk berkesenian;
c. Ruang unit kegiatan mahasiswa.
4.1.1.3. Data Mahasiswa
Tabel 4.1
Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun ajaran 2009/2010 – 2014/2015 Tahun Ajaran Prodi Teologi Prodi PAK Jumlah
2009/2010 12 4 16
2010/2011 6 8 14
2011/2012 7 5 12
2012/2013 3 3 6
2013/2014 19 17 36
2014/2015 8 11 19
Sumber: Data Sekolah, 2014.
Data dalam Tabel 4.1 menggambarkan bahwa penerimaan mahasiswa baru STT Simpson tidak stabil pada setiap tahun ajaran. Jumlah penerimaan mahasiswa baru yang cukup banyak dibanding tahun ajaran yang lain terjadi pada tahun ajaran 2013/2014 dan tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 4.2
Asal Daerah Mahasiswa STT Simpson Daerah Mahasiswa Prosentase Kalimantan Utara Sumber: Dokumen yang diolah, 2014.
Berdasarkan latar belakang denominasi gereja, mahasiswa yang mengunakan jasa pendidikan di STT Simpson berasal dari beberapa denominasi gereja yaitu:
Tabel 4.3
Asal Gereja Mahasiswa STT Simpson Denominasi Gereja Prosentase GKII
87% Gereja Bethel Indonesia
7% Gereja Masehi Injil Timor
3% Kingmi Papua
1% GKJ/GKJTU
Berdasarkan data tersebut di atas nampak bahwa segmen pasar STT Simpson kuat di lingkungan GKII.
4.1.1.4. Tenaga Dosen dan Tenaga Kependidikan
Gambaran tentang jumlah dosen yang mengajar dan tenaga kependidikan di STT Simpson dapat dilihat dalam Tabel 4.4 bagian A, sementara kualifikasi pendidikan dosen dapat dilihat dalam Tabel 4.4 pada bagian B.
Tabel 4.4
Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan A. Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan
Status Laki-laki Perempuan Jumlah
Dosen Tetap 9 5 14
Dosen Tidak Tetap 3 2 5
Tenaga
Kependidikan
3 4 7
B. Kualifikasi Pendidikan Dosen
Tingkat Pendidikan Jumlah
Studi Lanjut S2 3
S2 6
Studi Lanjut S3 3
S3 2
Total 14
Jumlah dosen yang mengajar di STT Simpson adalah 19 orang. Yang dimaksud sebagai dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan mengajar setiap semester. Sementara dosen tidak tetap adalah dosen yang diminta mengajar untuk matakuliah sesuai kualifikasi dosen dan pada semester tertentu.
Jumlah tenaga kependidikan adalah 7 orang dengan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 3 orang dan kualifikasi pendidikan SMA sebanyak 4 orang. Dari 4 orang tenaga kependidikan yang kualifikasi pendidikannya SMA, ada 3 orang tenaga kependidikan sedang menempuh pendidikan S1.
4.1.2. Analisis SWOT
Hasil FGD untuk faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan maka diperoleh matriks IFAS (Tabel 4.5) dan hasil FGD untuk faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman maka diperoleh matriks EFAS (Tabel 4.6). Berikut hasil analisis faktor 2. Ciri khas STT Simpson yang
menekankan pembentukan karakter.
0,20 4 0,80
3. Berada dalam naungan BPP GKII 0,15 4 0,60 4. Memiliki Pasar yang pasti di
beberapa daerah dan GKII.
0,15 3 0,45
5. Alumni tersebar diberbagai tempat
0,15 3 0,45
6. Sarana pembelajaran yang memadai.
0,10 3 0,30
7. Biaya Kuliah dan Akomodasi di STT Simpson tergolong murah.
0,05 2 0,10
Total Skor 1 3,50
No KELEMAHAN Bobot Rating Bobot x Rating 1. Akreditasi Kedua Prodi Masih C 0,25 1 0,25 2. Penggunaan teknologi yang belum
menyeluruh.
0,2 2 0,40
3. GKII memiliki 13 STT yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia
0,15 3 0,45
4. Komunikasi antara STT dengan gereja-gereja yang kurang
5. Tempat kurang strategis 0,15 3 0,45 6. Sistem Informasi Manual 0,1 2 0,20 Total Skor 1 1,90 Total skor akhir (Kekuatan – Kelemahan) 1,60
Sumber: Hasil FGD, 2014
Pada matriks IFAS, kekuatan yang dimiliki STT Simpson adalah Perpustakaan yang memadai dengan bobot 0,20 dan rating 4. Kekuatan lainnya adalah ciri khas STT Simpson yang menekankan pembentukan karakter diberi bobot 0,20 dan rating 4, dan berada dalam naungan BPP GKII yang diberi bobot 0,15 dan rating 4.
Kekuatan STT Simpson juga memiliki pasar yang pasti di beberapa daerah dan GKII diberi bobot 0,15 dan rating 3, dan alumni yang tersebar di berbagai tempat diberi bobot 0,15 dan rating 3. Kekuatan dari sisi sarana pembelajaran yang memadai diberi bobot 0,10 dan rating 3. Kekuatan berikutnya adalah Biaya Kuliah dan Akomodasi di STT Simpson yang tergolong murah juga menjadi kekuatan STT Simpson, diberi bobot 0,05 dan ratingnya 2. Total bobot dikali rating untuk kekuatan adalah 3,50.
bobot 0,25 dan rating 1, penggunaan teknologi yang belum menyeluruh diberi bobot 0,20 dan rating 2, GKII memiliki 13 STT yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia menjadi kelemahan STT Simpson yang diberi bobot 0,15 dan rating 3.
Kelemahan STT Simpson juga dari sisi komunikasi antara STT dengan gereja-gereja yang kurang diberi bobot 0,15 dan rating 1. Kelemahan berikutnya adalah tempat yang kurang strategis, diberi bobot 0,15 dan rating 3. Kelemahan lain adalah sistem informasi manual, diberi bobot 0,10 dan rating 2. Total bobot dikali rating untuk kelemahan adalah 1,60.
Dari hasil perhitungan Matriks IFAS di atas maka diperoleh Total skor akhir untuk Kekuatan – Kelemahan adalah 1,90.
Tabel 4.6 Matriks EFAS
No PELUANG Bobot Rating Bobot x Rating 1. Kebutuhan tenaga/pengerja di
lingkungan gereja/para gereja.
0,25 4 1
2. Jumlah pemuda gereja yang besar 0,20 4 0,80 3. Lulusan dapat diterima gereja dan
lembaga pemerintahan/swasta.
0,20 4 0,80
4. Belum adanya kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran.
0,15 4 0,60
5. Teknologi yang berkembang. 0,20 3 0,60 Total Skor 1 3,80
No ANCAMAN Bobot Rating Bobot x Rating 1. STT-STT baru yang memberi
beasiswa penuh bagi mahasiswanya.
0,25 1 0,25
2. Gereja-gereja yang memiliki STT sendiri.
0,25 2 0,50
3. Rendahnya minat kuliah di sekolah Teologi. Total skor akhir (Peluang – Ancaman) 2,05
Sumber: Hasil FGD, 2014
kebutuhan tenaga/pengerja di lingkungan gereja/para gereja yang cukup besar diberi bobot 0,25 dan rating 4. Peluang berikutnya adalah jumlah pemuda gereja yang besar diberi bobot 0,20 dan rating 4. Peluang lain dari STT Simpson adalah lulusan dapat diterima gereja dan lembaga pemerintahan/swasta yang diberi bobot 0,20 dan ratingnya 4.
Selain peluang tersebut di atas, terdapat beberapa peluang lain seperti Belum adanya kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran diberi bobot 0,15 dan rating 4, dan teknologi yang berkembang menjadi peluang yang diberi bobot 0,20 dan rating 3. Peluang-peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Total bobot dikali rating untuk peluang adalah 3,80.
berikutnya adalah meningkatnya peraturan pemerintah terkait penyelenggaraan PT yang diberi 0,10 dan rating 2. Total bobot dikali rating untuk ancaman adalah 1,75.
Dari hasil perhitungan Matriks EFAS maka diperoleh Total skor akhir untuk Peluang – Ancaman adalah 2,05.
Perhitungan total skor yang diperoleh setelah melakukan identifikasi terhadap faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan, dan faktor strategis eksternal yaitu peluang dan ancaman adalah:
Tabel 4.7
Skor Akhir IFAS dan EFAS
Kategori Skor Kategori Skor Kekuatan (S) 3,50 Peluang (O) 3,80 Kelemahan (W) 1,90 Ancaman (T) 1,75 Total S – W 1,60 Total O – T 2,05
Gambar 4.1 Matriks SWOT
Tabel 4.8
Matriks Analisis SWOT Faktor Internal Strenghts (S)
1. Perpustakaan yang 4. Memiliki Pasar yang
pasti di beberapa 7. Biaya Kuliah dan
Akomodasi di STT 3. GKII memiliki 13
STT yang tersebar
2.Jumlah pemuda gereja
yang besar.
3.Lulusan dapat diterima gereja dan lembaga pemerintahan/ swasta.
4.Belum adanya kelas
Threats (T)
1.STT-STT baru yang memberi beasiswa
Berdasarkan analisis SWOT tersebut maka strategi untuk meningkatkan daya saing STT Simpson adalah:
1) Menggunakan tekonologi yang berkembang untuk menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan. 2) Memenuhi kebutuhan pengerja dengan membuka
kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran memanfaatkan sarana yang dimiliki.
3) Melakukan pemasaran kepada pemuda gereja di lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
4) Biaya Kuliah dan Akomodasi yang murah untuk menjaga persaingan.
Kelima strategi tersebut di atas penulis akan uraikan dalam langkah strategi bersaing berikut yaitu: Deferensiasi, Keunggulan Biaya, Fokus, dan Komunikasi Pemasaran.
4.3. Pembahasan
4.3.1. DeferensiasiBerdasarkan analisis SWOT, STT Simpson memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi bersaing. Dalam matriks analisis SWOT terdapat strategi SO yang dapat menjadi strategi deferensiasi yaitu: Memenuhi kebutuhan pengerja dengan membuka kelas malam untuk pendidikan teologi di Ungaran dengan memanfaatkan sarana yang dimiliki.
karakter, Teologi Injili, dan keunggulan perpustakaan yang dimiliki.
Langkah strategi ini dibarengi dengan memberikan citra yang baik dengan melakukan komunikasi dan pencitraan yang positif. Komunikasi dan pencitraan yang positif dapat dibangun dengan berbagai bentuk komunikasi seperti penyelenggaraan kompetisi yang mengundang gereja-gereja, forum ilmiah atau seminar ilmiah, promosi secara langsung. Sementara untuk membangun citra positif, yang dilakukan adalah dengan melakukan publikasi prestasi di media masa cetak maupun online yang berkaitan langsung dengan gereja-gereja di Ungaran.
4.3.2. Keunggulan Biaya
Tabel 4.9
Perbandingan Biaya Studi S1 Teologi dan PAK Tahun 2014
No Jenis Biaya
1.000.000 2.000.000 800.000
4. Penyelenggaraan
pendidikan*)
*) Biaya Perpustakaan, Laboratorium dan BEM/SEMA **) STT Jaffray tidak mengunakan pembayaran berdasarkan
sistem SKS tetapi dengan sistem paket.
***) Mahasiswa STT Jaffray Jakarta tidak tinggal di Asrama. Sumber: http://sttjaffrayjakarta.ac.id/,
Tabel 4.10
Perbandingan Biaya Kuliah Tahun 2014
Jenis biaya STT Jaffray
Makasar
Registrasi/Smt. 300.000 200.000
Total Biaya SKS 1.000.000 1.500.000
Total 1.300.000 2.300.000 2.080.000
Melihat Tabel 4.10 perbandingan biaya kuliah tahun 2014, STT Jaffray Makasar yang menggabungkan tiga jenis biaya tersebut maka biaya kuliahnya lebih murah dibandingkan STT Simpson dan STT Jaffray Jakarta. Tetapi biaya kuliah STT Simpson masih lebih murah dibandingkan STT Jaffray Jakarta. Untuk tetap dapat menjaga daya saing terhadap STT lain, STT Simpson harus menyesuaikan tiga jenis biaya kuliah tersebut.
4.3.3. Fokus
STT Simpson membangun daya saingnya dengan menggunakan Strategi SO dalam matriks analisis SWOT yaitu: Melakukan pemasaran kepada pemuda gereja di lingkungan GKII yang jumlahnya besar.
STT Simpson membangun strategi bersaingnya dengan fokus pada segmen pasar GKII. Dalam hal ini STT Simpson fokus menggarap pasar GKII karena:
a. Jumlah pemuda GKII sangat besar. Jumlah pemuda yang besar dapat menjadi pasar yang potensial. Potensi ini dapat menjadi fokus pemasaran STT Simpson.
b. STT Simpson juga memiliki kekuatan untuk fokus menggarap pasar GKII karena STT Simpson berada dalam naungan BPP GKII. Dengan berada dalam naungan BPP GKII, STT Simpson dapat melakukan pemasaran di semua daerah GKII sehingga STT Simpson dapat fokus pemasaran pada segmen ini.
c. Jika menggarap pasar gereja lain, denominasi gereja-gereja lain telah memiliki STT sendiri.
4.3.4. Komunikasi Pemasaran
menggunakan tekonologi yang berkembang untuk menawarkan ciri khas dan kekuatan perpustakaan.
Gambar 4.3
Strategi Komunikasi Pemasaran
Bentuk komunikasi pemasaran yang dapat dibuat oleh STT Simpson adalah:
a. Penyelenggaraan Kompetisi seperti lomba karya tulis ilmiah untuk pendidikan SMA/SMTK, Lomba Paduan Suara Gerejawi, Cerdas Cermat Alkitab. b. Forum ilmiah seperti diskusi ilmiah guru-guru,
diskusi pelayanan gerejawi.
c. Publikasi prestasi di media masa cetak maupun online.