Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Minat ... 8
1. Pengertian Minat ... 8
2. Jenis-Jenis Minat ... 10
3. Kriteria Minat ... 11
4. Faktor Timbulnya Minat ... 11
5. Pembentukan dan Perkembangan Minat ... 12
6. Kondisi yang Mempengaruhi Minat ... 13
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 15
8. Indikator Minat ... 16
9. Pengukuran Minat ... 17
10.Minat Kerja ... 19
B. Prospek Pekerjaan Lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman) FPTK UPI ... 20
1. Bidang Kependidikan ... 20
2. Bidang Non Kependidikan ... 23
C. Kompetensi Kelulusan Agroindustri ... 26
D. Anggapan Dasar ... 28
E. Pertanyaan Penelitian ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
E. Data dan Sumber Data ... 34
F. Populasi ... 34
G. Sampel ... 35
H. Prosedur Penelitian ... 36
I. Teknik Pengumpulan Data ... 36
J. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Hasil Penelitian ... 48
1. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI ... 48
2. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
3. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 57
4. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Berdasarkan Jenis Profesi ... 60
B. Pembahasan Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Rekomendasi ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 81
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Menurut Sukardi (1984: 46) minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, harapan,
prasangka, cemas, takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Eysenck dalam Rahmanto (2011 : 11) mendefinisikan minat sebagai suatu
kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan,
atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu
dengan yang lain tidak sama intensitasnya.
Sedang Witherington dalam Rahmanto (2011 : 11) berpendapat bahwa
minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi
yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu
objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.
Menurut Hurlock dalam Rahmanto (2011 : 11) mengartikan minat sebagai
sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka
lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu
mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang
Dalam kamus psikologi, Chaplin dalam Prima (2011 : 7) menyebutkan
bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai berikut :
a. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada;
b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu;
c. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu
arah tertentu.
Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikutsertaannya
dalam suatu pekerjaan. Makin kuat minat dan perhatian seseorang, makin peduli
yang bersangkutan dalam pekerjaan itu. Minat (interest) merupakan suatu
predisposisi, kecenderungan, atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung
terus-menerus yang memolakan perhatian seseorang sehingga membuat dirinya menjadi
selektif terhadap objek minatya. Menurut Hurlock (1995 : 117) minat terbagi
menjadi 3 aspek, yaitu :
a. Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di
rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media masa.
b. Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya
dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media masa terhadap kegiatan
itu.
c. Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun
kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan
meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu
kecenderungan seorang alam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk
memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong
oleh perasaan senang karena bermanfaat bagi dirinya sendiri.
2. Jenis-jenis Minat
Jenis-jenis minat dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, seperti yang
dikemukakan oleh Super dan Crites Adams dalam Shaleh dan Wahab (2004 : 267)
minat terdiri dari empat jenis, yakni:
a. Expressed interest atau minat yang diekspresikan adalah minat yang
diungkapkan dengan cara meminta kepada subjek untuk menyatakan atau
menuliskan kegiatan-kegiatan baik berupa tugas maupun bukan tugas yang
disenangi dan yang paling tidak disenangi. Misalnya seseorang mungkin
mengatakan bahwa ia tertarik dalam menciptakan suatu rancangan gedung.
b. Manifest interest atau minat yang nyata adalah minat yang diungkapkan
dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung
hobinya. Misalnya sesorang berperan aktif dalam organisasi sosial, kelompok
musik, dan sebaginya.
c. Tested interest adalah minat yang diungkapkan yang digunakan sebagai cara
untuk menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai
yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat yang
tinggi pula terhadap hal tersebut.
d. Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan
alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang
terhadap sejumlah aktivitas atau suatu objek yang ditanyakan.
3. Kriteria Minat
Menurut Nursalam dalam Setia (2011 : 19), minat seseorang dapat
digolongkan menjadi 3, diantaranya :
a. Rendah yaitu jika seseorang tidak menginginkan objek minat;
b. Sedang yaitu jika seseorang menginginkan objek minat akan tetapi tidak
dalam waktu segera;
c. Tinggi yaitu jika seseorang sangat menginginkan objek minat dalam waktu
segera.
4. Faktor Timbulnya Minat
Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow dalam Rahmanto (2011 :
a. Faktor dorongan dari dalam (internal)
Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru
dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari
ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
Faktor dorongan dalam yaitu persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri,
harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan prestasi yang diharapkan.
b. Faktor motif sosial
Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu
pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan
dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga
atau teman.
c. Faktor emosional
Yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya,
keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat,
sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
5. Pembentukan dan Perkembangan Minat
Minat pada seseorang tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena
pembawaan maupun faktor pengalaman yang telah berinteraksi kental dengan
dirinya. Proses pembentukan minat berkaitan erat dengan menetapkan kesukaan
dan ketidaksukaan seseorang terhadap suatu objek/ kegiatan yang timbul sebagai
akibat dari pengalaman-pengalaman atau informasi-informasi yang telah
hal ini tergantung pada kondisi fisik, mental, dan keadaan emosinya, serta
perubahan lingkungan sosial dimana ia berada.
Para ahli berpendapat bahwa minat berkembang dan menguat pada diri
seseorang sejalan dengan bertambahnya usia orang tersebut. Sebelum masa
remaja, minat dapat berubah dengan cepat. Namun di akhir masa remaja minat
mempunyai kecenderungan untuk stabil. Seperti yang diungkapkan oleh Sukardi
(1988 : 67) bahwa :
”Pola minat cenderung untuk stabil setelah masa adelson, karena
diperkirakan bahwa usia 25 tahun cenderung lebih stabil sampai pada periode waktu tertentu. Jika ini tidak merupakan suatu kasus, maka minat secara terus
menerus akan mengalami perubahan”.
Menurut Hurlock dalam Rahmanto (2011 : 18) faktor yang mempengaruhi
perkembangan minat individu dapat dikelompokan menjadi diantaranya :
a. Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniah, kematangan fisik maupun
psikis dan faktor fisiologis yang bersifat bawaan maupun herediti;
b. Faktor eksternal yang terdiri dari faktor sosial meliputi lingkungan keluarga
dan sekolah, faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, iklim dan
sebagainya, dan faktor spiritual.
6. Kondisi yang Mempengaruhi Minat
Menurut Hurlock dalam Prima (2011 : 11) ada beberapa kondisi yang
a. Status ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat
mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan.
Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab
keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk
mempersempit minat mereka.
b. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki
seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.
Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika
ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari
pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi
pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi
kesehatan mereka.
c. Situasional (orang dan lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status,
adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurangnya penghargaan
dari orang lain.
d. Keadaan psikis
Keadaan psikis yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap minat
adalah kecemasan. Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stress, seperti
Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau
dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang
secara normal mengendalikan dorongan tersebut.
Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis.
Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa
menit, jam atau hari. Kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai
beberapa tahun. Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak
tampak sampai letupan kepanikan.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Yuwono (2001 : 40) faktor – faktor utama yang mempengaruhi
minat seseorang, diantaranya :
a. Kondisi pekerjaan
Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan
didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan
produksi.
b. Sistem pendukung
Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi
para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya
fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi,
dan kenaikan pangkat/ kedudukan.
c. Pribadi pekerja
Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan
8. Indikator Minat
Untuk mengetahui minat seseorang dapat dilakukan dengan memperhatikan
apa yang ia tanyakan, apa yang dibicarakan pada waktu-waktu tertentu, apa yang
ia baca dan apa yang ia gambar atau lukis secara spontan. Menurut pendapat E.B.
Harlock yang dikutip oleh S.P. Sukartini (1986 ; 65), analisa minat dapat
dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu objek yang diminatinya;
b. Objek-objek atau kegiatan yang disenanginya;
c. Jenis-jenis kegiatan untuk mencapai hal-hal yang disenangi;
d. Usaha untuk merealisasikan keinginan, rasa senang terhadap sesuatu yang
diminatinya.
Menurut Krathwolh dalam Rahmanto (2011 : 13) mengemukakan bahwa
minat termasuk dalam afektif (istilahnya Bloom). Taksonomi afektif Bloom
menurut Notoatmodjo, dalam Rahmanto (2011 : 13) ini meliputi lima kategori :
a. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk
menerima perhatian yang terpilih. Merupakan masa dimana kita menerima
rangsangan melalui panca indra;
b. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk
menanggapi kemauan dan kepuasan;
c. Penilaian (valuting) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan
komitmen terhadap nilai-nilai tertentu;
d. Organisasi (organization) yaitu kemampuan dalam melakukan penyusunan
e. Pencirian (characterization) kemampuan dalam memahami ciri dari nilai baru
yang diterima.
9. Pengukuran Minat
Minat merupakan suatu perasaan antara sikap yang timbul dari pada
pengalaman subjektif. Keberadaan dan kekuatan minat hanya dapat diketahui
melalui suatu pengukuran dengan menggunakan alat ukur tertentu. Metode yang
dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat seseorang,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurkancana dan Sumartana dalam
Rahmanto (2011 : 14) bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Observasi
Pengukuran dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena
dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar. Observasi dapat
dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap situasi atau beberapa hasil
observasi yang bersifat subjektif.
b. Interview
Interview baik digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya siswa
gemar memperbicarakan hobinya atau aktivitas lain yang menarik hatinya.
Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai, sehingga
c. Kuesioner / Angket
Yaitu mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis. Isi pertanyaan yang
diajukan dalam angket pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan
wawancara. Dibandingkan dengan wawancara dan observasi, angket lebih efisien.
d. Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau
penilaian yang sejenis kuesioner, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan
secara tertulis. Perbedaannya ialah dalam kuesioner reponden menulis jawaban
relatif panjang sedangkan pada inventori responden memberikan jawaban dengan
memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau dengan tanda-tanda lain yang
berupa jawaban singkat.
Menurut Sipper dan Crites yang dikutip oleh Karnoto (1986 : 16) bahwa
untuk mengukur minat seseorang antara lain, dapat dilakukan dengan cara :
a. Bertanya langsung kepada subjek tentang minatnya secara verbal;
b. Mengamati atau memperhatikan kegiatan atau perbuatan subjek yang sering
dilakukan;
c. Mengumpulkan informasi yang objektif tentang segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan minat akan diukur;
d. Inventori, yaitu menginventarisir atau mendaftar apa yang disukai dan tidak
disukai subjek dalam berbagai kegiatan yang merupakan ciri pokok suatu jenis
10.Minat Kerja
Surya dalam Rahmanto (2011 : 21) mengartikan bahwa “minat merupakan
kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian kepada suatu obejk atau
kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan dalam bentuk tingkah
laku”.
As’ad dalam Rahmanto (2011 : 21) mengungkapkan bahwa “bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi karena bekerja juga merupakan aktifitas
baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai
tujuan yaitu mendapatkan kepuasan”. Menurut Hamalik dalam Rahmanto (2011 :
21) mengemukakan bahwa “bekerja merupakan kebutuhan dan sekaligus
keharusan bagi individu, warga masyarakat dan warga Negara, dan mendapatkan
imbalan yang wajar dalam arti ekonomi dan finansial”.
Merujuk pada ketiga pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang
konsep kerja yaitu kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas secara fisik, psikis,
mental dan sosial dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan
ekonomi, finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada
individu dan masyarakat.
Merujuk dari pengertian diatas tentang minat dan kerja, maka minat kerja
dapat diartikan sebagai kecenderungan yang menentap pada diri individu yang
merasa senang dan tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis, mental dan social
yang dilakukan atas kesadaran sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan,
status, imbalan ekonomi, financial, dan makna hidup serta mengikat seseorang
B. Prospek Pekerjaan Lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman) FPTK UPI
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustril FPTK UPI
memberikan pengetahuan kepada mahasiswanya pengetahuan tentang bidang
kependidikan dan penguasaan teknologi. Selain dapat bekerja pada bidang
kependidikan, mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman FPTK UPI juga dapat bekerja
dibidang non kependidikan atau dengan kata lain pekerjaan dibidang teknologi
perbenihan tanaman. Dengan diterapkannya kurikulum yang ada saat ini dapat
memberikan kesempatan yang lebih luas kepada lulusan Program Studi
Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman untuk memilih bidang pekerjaan yang
diminatinya.
1. Bidang Kependidikan
Profesi bidang kependidikan pada umumnya identik dengan tenaga
pendidik. Tenaga pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri berpeluang
bekerja sebagai tenaga pendidik/ guru. Pada proses perkuliahan mahasiswa
diberikan pengetahuan dalam bidang kependidikan. Selain itu kegiatan yang
professional, yaitu dengan adanya Program Latihan Profesi (PLP) yang
dilaksanakan di Sekolah Menehgah Kejuruan (SMK) selama satu semester.
Program Latihan Profesi (PLP) merupakan program nyata yang bertujuan
memberikan bekal pengalaman langsung dari situasi dan kondisi yang sebenarnya.
Kegiatan ini merupakan media pengembangan kemampuan mengajar seorang
calon pendidik dan salah satu upaya yang akan memberikan manfaat dalam
pembentukan dasar-dasar keguruan bagi calon tenaga edukatif yang profesional.
Profesi guru adalah profesi strategis dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Guru merupakan salah satu komponen yang penting karena
sebagai ujung tombak dalam pendidikan. Akan tetapi profesi ini menuntut suatu
tanggung jawab yang tidak ringan atau dengan kata lain sangat berat. Guru
memiliki fungsi untuk mendidik dan mencerdaskan agar terjadi perubahan tingkah
laku sesuai dengan tujuan pendidikan. Tanpa guru tidak mungkin proses belajar
mengajar berjalan dengan baik.
Disini guru menjadi motor penggerak dari keseluruhan aktivitas belajar
mengajar yang berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pendapat Peter yang dikutip oleh Sudjana (1989 : 15), mengemukakan ada
tiga tugas dan tanggung jawab guru/ tenaga pendidik, yaitu :
a. Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas guru dalam
memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping
menguasai ilmu atau bahan yang akan dikerjakan.
b. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan pada tugas memberikan
bantuan pada siswa dalam memecahkan masalah aspek pendidikan, sebab tidak
hanya berkenaan dengan penyampain ilmu pengetahuan saja akan tetapi juga
menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
c. Guru sebagai administrator kelas
Tugas guru sebagai administrator kelas merupakan jalinan antara
ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.
Selain memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, untuk
menjadi seorang diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru
professional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan
melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Berdasarkan uraian
tersebut, Suardi (1979 : 84) mengungkapkan beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik, yaitu :
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan;
b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya;
c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan;
d. Seorang pendidik harus memiliki sikap bersedia membantu anak didik;
e. Seorang pendidik harus dapat beridentifikasi dengan anak didiknya yaitu
2. Bidang Non Kependidikan atau Bidang Agroindustri (Teknologi
Perbenihan Tanaman)
Kurikulum yang fleksibel yang saat ini menjadi landasan dalam
melaksanakan proses pembelajaran di program studi pendidikan teknologi
agroindustri selain sebagai upaya untuk menselaraskan tujuan pembelajaran
dengan kebutuhan tenaga kependidikan professional dalam bidang pendidikan dan
teknologi dan kejuruan, tetapi juga menselaraskan dengan kebutuhan masyarakat
industri dan dunia usaha, yaitu memperbesar peluang secara kompetitif agar para
lulusan mampu berperan aktif membangun bangsa melalui bidang teknologi
(IPTEK) sebagai kemampuan/ skill kedua.
Hal ini ditunjukan dengan diberikannya pengetahuan dan teknologi
dibidang agroindustri, kemudian ditunjang dengan Praktik Industri kurang lebih
selama 3-4 bulan. Kegiatan praktek industri yang dilakukan di perusahaan,
lembaga pemerintahan (riset) maupun perseorangan, diharapkan dapat menambah
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi)
produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan
distribusi produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi,
agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem
agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan
peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan.
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh
Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari
tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan
mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap
dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri
merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan
pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya
oleh konsumen.
Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil
Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri
Jasa Sektor Pertanian (IJSP).
a. Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP)
Kegiatan IPHP dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, tanaman
pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija
dan tanaman hortikultura. Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet,
kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis, dan lain-lain.
Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti
damar, rotan, tengkawang, dan hasil hutan lainnya. Perikanan, meliputi
pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan
pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut. Peternakan, mencakup pengolahan
b. Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP)
Kegiatan IPMP dibagi menjadi dua kegiatan yaitu, budidaya pertanian,
yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain
sebagainya) dan pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai
komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi,
mesin pengering, dan lain sebagainya.
c. Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP)
Kegiatan IJSP dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu Perdagangan, yang
mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan
baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian. Konsultasi meliputi
kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi, dan
penilaian proyek. Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang
melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.
Dengan demikian pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan
sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen, dan institusi yang
menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari
pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen. Nilai strategis
agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar
sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir.
Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat
meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor, dan
devisa, pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil pertanian
Adapun jenis pekerjaan yang dapat ditekuni pada bidang agroindustri,
diantaranya :
a. Field Manager, Estate Manager, General Manager di perusahaan pertanian;
b. Entrepreneur atau wirausaha dibidang pertanian (hulu-hilir);
c. Advertisement & Marketing Officer di perusahaan pertanian;
d. Community Development Specialist & CSR Manager di perusahaan pertanian
atau non pertanian, institusi pemerintah, LSM atau institusi internasional;
e. Agroindustry Researcher & Planner baik di institusi pemerintah maupun
swasta, nasional maupun multinasional;
f. Agroindustry Consultant, Assesor, Evaluator di insitusi pemerintah maupun
swasta;
g. Perusahaan yang bergerak dibidang agroindustri, seperti perusahaan
pembibitan tanaman, perusahaan penyediaan tanaman dll.
C. Kompetensi Lulusan Pendidikan Teknologi Agroindustri
Adapun kompetensi yang dimiliki lulusan mahasiswa Pendidikan
Teknologi Agroindustri yaitu terdiri dari empat aspek kompetensi :
1. Kompetensi Pedagogik
Yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik
siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual,
diantaranya, penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Penguasaan terhadap teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Mampu
diampu. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
2. Kompetensi Kepribadian
Yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Adapun beberapa kemampuan yang dimiliki oleh lulusan dalam
kompetensi kepribadianya diantaranya, bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi perserta didik dan
masyarakat, menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa.
3. Kompetensi Sosial
Kemampuan dan kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial yang
dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa
secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berikut ini beberapa
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru diantaranya, bersikap inklusif,
bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
4. Kompetensi Profesional/ Agroindustri
Yaitu kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat
dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, berikut
ini kompetensi yang dimilki diantaranya, menguasai materi, struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan yang mendukung, Menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu.
D. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatau hal yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti. Tujuannya adalah untuk memperkuat teori tentang permasalahan dan
membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan obejek penelitian, wilayahan
pengambilan data, dan instrumen pengumpulan data.
Pada penelitian ini, peneliti mempunyai anggapan dasar sebagai berikut :
1. Mahasiswa program studi pendidikan teknologi agroindustri mempunyai
minat yang beragam dalam memilih pekerjaan sesuai yang diminatinya;
2. Minat bekerja timbul karena adanya stimulus dari objek yang menarik diri
mahasiswa. Stimulus tersebut bisa timbul dari proses pembelajaran dan
interaksi langsung maupun tidak langsung ddengan dunia kerja.
E. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian sangat penting supaya penelitian yang dilakukan
dapat lebih terarah. Adapun pertanyaan penelitian pada penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi
2. Bidang kerja apakah yang banyak diminati mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara minat kerja dibidang
kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan?
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara minat kerja dibidang
kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan berdasarkan
perbedaan jenis kelamin?
5. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara minat kerja dibidang
kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan berdasarkan latar
belakang pendidikan?
6. Profesi apakah yang banyak dimintai mahasiswa Program Studi Pendidikan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan
Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman Angkatan 2008.
B. Metode Penelitian
Penetapan metode yang digunakan merupakan suatu hal yang penting
dalam melakukan penelitian, karena dengan pemilihan metode penelitian dan
penentuan metode penelitian yang tepat merupakan pedoman penyelidikan yang
terarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Pemilihan metode tersebut didasarkan karena tujuannya, yaitu untuk
menggambarkan, menyelidiki keadaan dan kondisi tertentu.
Hal ini didukung oleh pendapat Arikunto (2010 : 3) penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.
Kegiatan dalam penelitian deskriptif hanya memotret apa yang terjadi pada diri
objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam
bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, karena hasil penelitiannya berupa nilai prosentase yang berbentuk
ada. Begitupun menurut Subana dan Sudrajat, 2005 pendekatan kuantitatif adalah
dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau
mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, dan
adapula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau
mendeskripsikan banyak hal.
Melalui metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini peneliti
bermaksud ingin memperoleh gambaran mengenai “Minat Kerja Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI”.
C. Definisi Operasional
Menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah pada judul
penelitian, dibuat penjelasan istilah yang dapat memberikan gambaran mengenai
isi penelitian pendidikan ini. Adapun definisi dalam judul ini antara lain :
1. Minat
Minat merupakan kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian
kepada suatu objek atau kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan
dalam bentuk tingkah laku.
2. Kerja
Kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas secara fisik, psikis, mental dan
sosial dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi,
finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu dan
3. Minat kerja
Yaitu kecenderungan yang menentap pada diri individu yang merasa
senang dan tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis, mental, dan sosial yang
dilakukan atas kesadaran sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan,
status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat
seseorang pada individu dan masyarakat.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat kerja
Mahasiswa PTAG FPTK UPI yaitu kecenderungan yang menentap pada diri
individu yang merasa senang dan tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis,
mental, dan sosial yang dilakukan atas kesadaran sendiri dengan tujuan untuk
memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna
hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat pada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.
D. Variabel dan Paradigma Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut
kerlinger dalam Sugiyono (2010 : 61) menyatakan bahwa variabel adalah
konstrak (contructs) atau sifat yang dipelajari.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu : “Minat Kerja
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri (Studi Kasus
Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2010 : 66) adalah : “Paradigma
merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang
digunakan”.
Berdasarkan uraian diatas maka maka paradigma pada penelitian ini dapat
[image:28.595.123.498.299.699.2]digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Minat Kerja Mahasiswa Prodi PTAG (TekBen) FPTK UPI
Angkatan 2008 Mahasiswa Prodi PTAG
(TekBen) FPTK UPI Angkatan 2008
Aspek yang diungkap: 1. Minat bekerja dibidang
Kependidikan
2. Minat bekerja di bidang Non Kependidikan (Agroindustri/Perbenihan Tanaman
Hasil Penelitian
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
F
EED
B
E. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebar angket kepada
responden. Angket tersebut memiliki nilai yang berbentuk angka yang dapat
menjelaskan hasil penelitian tersebut. Begitupun menurut para ahli data adalah
bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu
hal, data dapat digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi
Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman) FPTK UPI Angkatan 2008 yang
masih aktif kuliah, untuk memperoleh data tersebut menggunakan angket dengan
menyebarkan secara langsung. Begitupun menurut Arikunto (2006 : 129) yang
dimaksud sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh melalui
teknik observasi dan komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
F. Populasi
Jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI Angkatan 2008 yang masih aktif kuliah dengan jumlah 88 orang.
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Program Studi PTAG FPTK UPI Angkatan 2008
Konsentrasi Jumlah Mahasiswa
Teknologi Perbenihan Tanaman 30 orang
Teknologi Perikanan 37 orang
Teknologi Peternakan 21 orang
Jumlah 88 orang
Sumber : Program Studi PTAG
Pada penelitian ini penulis mengambil populasi Mahasiswa Pendidikan
Teknologi Perbenihan Tanaman sejumlah 30 orang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
G. Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 118) Sampel adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik sampel adalah
merupakan teknik pengambilan sampel, terdapat dua teknik sampling yaitu
probability sampling dan non probability sampling. Pengambilan sampel
berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya, sehingga sampel yang diambil harus betul-betul mewakili
(respresentatif).
Akan tetapi dalam penelitian ini tidak dilakukan perhitungan atau teknik
sampel seperti di atas, karena sampel yang digunakan yaitu seluruh Mahasiswa
Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman dengan jumlah 30 orang, sehingga
penelitian ini merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi adalah meneliti
yang dilakukan pada semua elemen yang ada diwilayah penelitian, menurut
H. Prosedur Penelitian
Adapun kegiatan penelitian ini terdiri dari sepuluh langkah yaitu sebagai
berikut :
1. Persiapan, dilakukan dengan pembuatan rencana penelitian yang meliputi
identifikasi masalah, merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan metode penelitian;
2. Menentukan populasi dan sampel penelitian;
3. Menentukan alat pengumpul data atau instrumen;
4. Penyusunan kisi-kisi instrumen dan instrumen penelitian (angket);
5. Uji coba instrumen;
6. Analisis instrumen;
7. Penyebaran instrumen kepada responden;
8. Pengumpulan kembali instrumen;
9. Analisis data penelitian;
10.Menyusun laporan hasil penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner (angket). Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur yang
sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Menurut Sugiyono (2010 : 199) menyatakan bahwa ”Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
peneliti untuk dapat mengungkapkan data dari masing-masing variabel. Teknik ini
merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pendapat dari hal-hal yang
diketahuinya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup agar
memudahkan responden menjawab pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
Menurut Riduan (2008), angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda silang (X) ataupun checklist (√)’.
1. Instrumen Penelitian
Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat
pengumpul data yang digunakan (instrumen) dan sumber data. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner (angket) yang terdiri dari
dua bagian yaitu pernyataan dan skoring, dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran tentang “Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Teknologi Agroindustri FPTK UPI”.
Adapun langkah-langkah dalam membuat instrumen penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Membuat kisi-kisi;
b. Menyusun pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat;
c. Kisi-kisi dan soal yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen
d. Merumuskan item pernyataan dengan alternatif jawaban berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat. Pembuatan instrumen dilakukan berdasarkan tujuan dan kisi
yang telah disetujui oleh pembimbing;
e. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk tiap item pernyataan.
Kisi-kisi setiap instrumen memuat indikator-indikator yang akan diukur
dari variabel-variabel yang ditetapkan dan kemudian dijabarkan dalam butir
pernyataan.
Sesuai dengan prosedur dalam penyusunan kuesioner (angket) menurut
Arikunto (2010 : 268) ialah sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner;
b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner;
c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan
tunggal;
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala ini memiliki
lima alternatif jawaban tersaji pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Skala Likert
Alternatif Jawaban Nilai Setiap Item
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Ragu-Ragu 3
Setuju 4
Akan tetapi pada penelitian ini peneliti hanya memakai empat alternatif
jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3. Gradasi pernyataan terdiri dari pernyataan
positif dan pernyataan negatif, pemberian bobot nilai pernyataan negatif kebalikan
dari bobot nilai pernyataan positif.
Tabel 3.3
Skala Likert yang digunakan
Alternatif Jawaban Nilai Setiap Item
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Setuju 3
Sangat Setuju 4
Sedangkan untuk yang bagian ke dua yaitu tentang jenis profesi yang
diminati oleh responden. Jenis pekerjaannya terbagi menjadi dua yaitu bidang
kependidikan non kependidikan, setiap bidang disediakan sepuluh jenis profesi.
Profesi tersebut kemudian dirangking sesuai dengan minat responden, jenis
profesi yang menduduki rangking ke-1 mendapat bobot nilai 10, dan seterusnya.
2. Validasi Instrumen
a. Uji Validitas
Arikunto (2010 : 211) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrumen”.
Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Instrumen yang
valid mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk menguji validitas instrumen
penelitian dapat menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan
rxy=
N X Y− X Y
N X2− X 2 N Y2− Y 2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden uji coba
X = Skor tiap butir pernyataan
Y = Skor pernyataan
Untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi validitas, dilakukan
dengan cara uji t, yaitu dengan menggunakan rumus:
�= � � −2 1− �2
Keterangan :
t = Uji Signifikasi korelasi
r = Koefisien korelasi
N = Banyak responden uji coba
Harga t yang diperolah dari perhitungan ini, kemudian dibandingkan
dengan harga t dari tabel pada taraf kepercayaan tertentu jika thitung lebih besar dari
ttabel, maka item pernyataan tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan yang
telah ditentukan dan apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka item tersebut tidak
signifikan.
Tingkat validitas item pernyataan angket uji coba ditentukan dengan rumus
koefisien korelasi rxy dengan menggunakan teknik dari Pearson yang lebih dikenal
dengan Product Moment.
1) Menghitung Koefisien Korelasi
rxy=
N X Y− X Y
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden uji coba
X = Skor tiap butir pernyataan
Y = Skor pernyataan
Setelah data hasil uji coba angket diperolah, berikut ini diberikan contoh
perhitungan uji validitas untuk item pernyataan angket no.1.
n = 30 ∑Y = 4306
∑X = 103 ∑Y2 = 621774
∑ (X2) = 363 (∑Y2) = 18541636
(∑X2) = 10609 ∑XY = 14861
rxy=
30.14861− 103 . (4306)
30.363− 106009 {30.621774− 18541636 }= 0.41289
2) Menghitung Harga t
Langkah selanjutnya setelah diperoleh harga rxy, kemudian disubtitusikan
ke dalam rumus student t.
�= � � −2 1− �2
Keterangan :
t = Uji Signifikasi korelasi
r = Koefisien korelasi
N = Banyak responden uji coba
Kriteria pengujian validitas adalah jika thitung > ttabel dengan taraf signifikan
α = 0.05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika hasil yang diperoleh di luar taraf
nyata, maka item pernyatan angket dinyatakan tidak valid.
�=� � −2 1− �2 =
0.41289 30−2
Langkah selanjutnya setelah didapatkan nilai thitung item nomor angket satu
dikonsultasikan dengan ttabel. Harga ttabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan
derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1= 29 didapat ttabel = 1.699. Ternyata thitung >
ttabel dengan demikian harga tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 95%,
sehingga dapat dinyatakan valid dan dapat digunkan sebagai instrumen penelitian.
Selanjutnya no item lainnya dihitung dengan cara yang sama dengan
menggunakan tabel yang terlampir pada lampiran. Hasil perhitungan menunjukan
dari 46 item pernyataan, 38 item pernyataan yang valid dan dapat digunakan
untuk penelitian. No item yang tidak valid dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu, atau reliabel yaitu
dapat dipercaya menurut Arikunto (2010 : 221). Uji reliabilitas alat ukur angket
dalam penelitian ini digunakan rumus alpha (r11), karena mengingat setiap skor
itemnya adalah bukan skor 0 (nol), melainkan rentang antara beberapa nilai yaitu
1 – 4 item atau jenis data yang tersedia merupakan data interval.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010 : 239) bahwa alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya angket atau soal bentuk uraian. Untuk menguji reliabilitas butir soal
digunakan rumus :
= 2
Untuk menguji variansi seluruh butir pernyataan, yaitu dengan
menjumlahkan masing-masing variansi butir yang telah didapatkan tadi.
Kemudian menghitung variansi totalnya dengan rumus :
�
2 = �
2−( �)2 � �
Kemudian untuk menguji reabilitas seluruh butir pernyataan, digunakan
rumus sebagai berikut :
�11 = � −� 1 1− � 2
��2
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
� 2
= Jumlah variansi butir soal
�
2 = Variansi total
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas (r11) adalah
sebagai berikut :
Kurang dari 0.2 : Rendah sekali
0.2 – 0.40 : Rendah
0.41 – 0.60 : Cukup
0.61 – 0.80 : Tinggi
0.81 – 1.00 : Sangat tinggi (Arikunto, 2010 : )
Hasil uji coba reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Menghitung harga-harga variansi tiap item pernyataan, dengan rumus :
�=
2
Keterangan :
��2 = Harga variansi tiap itemnya
∑X2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya (∑X2) = Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya
n = Jumlah responden
Dengan mengambil contoh item pernyataan no satu, diperoleh dari angket
uji coba sebagai berikut :
n = 30
∑(X2) = 363
(∑X2) = 10609
�=
2 449−
10609 30
30 = 0.312
2) Mencari harga varian total, dengan rumus :
� 2=
2 − 2 � �
Keterangan :
�
2 = Harga variansi tiap item
∑Y2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya (∑Y2) = Jumlah kuarat skor seluruh responden dari setiap itemnya
N = Jumlah responden
Dengan mengambil contoh item pernyataan no satu, diperoleh data dari
angket uji coba sebagai berikut :
N = 30
∑Y = 4306
∑Y2 = 621774
(∑Y2) = 18541636
�
2=621774−
18541636 30
3) Mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus alpha, dengan
rumus sebagai berikut :
�11 = �
� −1 1−
�12 �12
k = 46
∑σ2
b = 14.72
�
2 = 112.232
�11=
46
46−1 1−
14.72
112.232 = 0.887
Selanjutnya nilai r11 di atas dikonsultasikan dengan pedoman kriteria
penafsiran menurut Arikunto (1991 : 209). Setelah dikonsultasikan ternyata
diketahui bahwa nilai r11 di atas berada pada indeks korelasi antara termasuk
kedalam kategori derajat kepercayaan sangat tinggi.
Berdasarkan uji validitas dan reabilitas mengahasilkan 36 item soal angket
yang memenuhi kriteri valid dan reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data uji coba terpakai, yaitu
data pada saat uji coba instrumen digunakan kembali pada saat analisis data.
Menurut Arikunto (2010 : 278) secara garis besar analisis data meliputi tiga
langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan
penelitian. Dalam penelitian pengolahan datanya menggunakan prosedur sebagai
1. Tabulasi Data
Tabulasi data ini adalah pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan
pengolahan data. Bentuknya berupa nomor, alternatif jawaban, frekuensi jawaban,
dan prosentase.
2. Perhitungan Prosentase
Perhitungan prosentase dilakukan untuk mengetahui gambaran dari
keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan. Pengolahan
data menggunakan perhitungan prosentase yaitu dengan rumus sebagai berikut :
� =�0
� 100%
Keterangan :
P = Prosentase jawaban
�0 = Jumlah skor jawaban
N = Jumlah skor total jawaban responden
100% = Bilangan konstan
3. Analisa dan Penafsiran Data
Hasil tabulasi kembali dianalisis dan ditafsirkan sesuai sistematika data
yang diperlukan. Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah
prosentase (%) yaitu dengan melihat perbandingan jumlah skor item jawaban
yang muncul dari responden.
4. Penarikan Kesimpulan
Hasil penafsiran dari setiap item kemudian dikelompokan berdasarkan data
yang diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah
penelitian yang diajukan. Kegiatan ini merupakan usaha penarikan kesimpulan
dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh melalui gambaran dan keseluruhan
Untuk menafsirkan setiap jawaban/ menafsirkan data yang sudah diperoleh
selanjutnya digunakan kriteria dari perhitungan prosentase sebagai berikut :
0 % : ditafsirkan tidak seorangpun
1-30 % : ditafsirkan sebagian kecil
31-49 % : ditafsirkan hamper setengahnya
50 % : ditafsirkan setengahnya
51-80 % : ditafsirkan ditafsirkan sebagian besar
81-99 % : ditafsirkan hampir seluruhnya
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang di peroleh, maka peneliti dapat
menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada dasarnya kesimpulan
dari penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan penelitian yang
diajukan. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI dibidang kependidikan lebih besar dari pada minat kerja dibidang
non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman);
2. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI berdasarkan jenis kelamin hasil prosentase dibidang kependidikan
lebih besar responden laki-laki dibanding perempuan. Sedangkan minat kerja
prosentase dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan
Tanaman) responden perempuan lebih besar dibandingkan responden
laki-laki;
3. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI berdasarkan latar belakang pendidikan, responden yang berasal
dari SMA lebih banyak berminat dibidang kependidikan dibanding responden
SMK. Sedangkan minat kerja prosentase dibidang non kependidikan
(Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) responden SMK lebih besar
4. Prosentase indikator yang paling tinggi pada minat kerja bidang pendidikan
yaitu indikator ketiga yaitu kemampuan dan minat untuk bekerja dibidang
pendidikan, sedangkan untuk indikator minat kerja dibidang non kependidikan
indikator yang paling tinggi yaitu indikator keempat yaitu usaha untuk
merealisasikan minat kerja dibidang non kependidikan;
5. Perbedaan prosentase antara minat kerja dibidang kependidikan dengan minat
kerja dibidang non kependidikan. Akan tetapi dari hasil uji secara statistik
dengan menggunakan uji beda mean ternyata perbedaan yang terjadi tidak
berarti;
6. Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian jenis profesi yang banyak
diminati pada bidang pendidikan yaitu dosen dengan prosentase tertinggi,
sedangkan non kependidikan didominasi oleh bidang wirausaha.
B. Rekomendasi
Setelah menarik kesimpulan, peneliti memiliki beberapa rekomendasi yang
diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak, adapun rekomendasi yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bagi Lembaga
a. Dengan kurikulum yang berlaku di Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri FPTK UPI saat ini, mahasiswa lulusan Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri dipersiapkan untuk bekerja di dua bidang,
yaitu bidang pendidikan dan non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi
Perbenihan Tanaman). Oleh karena itu Program Studi Pendidikan Teknologi
pengajaran yang sesuai dengan visi dan misi jurusan sehingga diperoleh hasil
yang diinginkan, yaitu mencetak tenaga pendidik/ guru dan non kependidikan
yang profesional dan kompeten di bidangnya;
b. Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri diharapkan lebih sering
mengadakan kegiatan yang bersifat kependidikan misalnya seminar, workshop
ataupun pelatihan bidang pendidikan yang dapat menunjang mahasiswa dalam
pekerjaannya sebagai seorang tenaga pendidik/ guru, sehingga keinginan atau
minat untuk menjadi seorang tenaga pendidik/guru dapat timbul sejak
mahasiswa masih aktif belajar di bangku kuliah, begitupun kunjungan ke
lapangan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi dibidang non
kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) misalnya
kunjungan lapangan ke perusahaan pertanian, petani-petani lokal, seminar,
workshop, ataupun pelatihan bidang pertanian;
c. Adanya proses bimbingan karier di tingkat universitas yang dilakukan secara
berkelanjutan baik di awal mahasiswa tersebut masuk, pertengahan ataupun di
akhir, sehingga minatnya terarahkan secara tepat sesuai dengan visi dan misi
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.
2. Bagi Mahasiswa
a. Bagi mahasiswa yang saat ini kuliah di Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri hendaknya mengetahui tujuan Program Studi tersebut sehingga
tidak salah pemahaman mengenai bidang pekerjaan yang akan ditekuni setelah
b. Bagi mahasiswa yang benar-benar ingin bekerja sebagai tenaga pendidik
hendaknya mengikuti proses perkuliahan dengan baik dan mempelajari
masalah kependidikan lebih serius, sehingga setelah lulus nanti dapat
mengaplikasikan dengan baik dan menjadi guru yang professional dan
kompeten, begitupun pada non kependidikan sebaiknya lebih proaktif dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan agroindustri/ teknologi perbenihan
tanaman;
c. Mahasiswa harus lebih peka terhadap lingkungan sehingga dapat menganalisis
kebutuhan dunia kerja pada saat ini, sehingga dapat menentukan lebih awal
profesi yang akan ditekuni;
d. Dari hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, ternyata mahasiswi
perempuan lebih berminat untuk bekerja dibidang non kependidikan
(Agroindustri/ Teknologi Agroindustri) dari pada bekerja dibidang
pendidikan/guru, berbeda dengan laki-laki yang hasil prosentasenya lebih
besar dibidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat kerja mahasiswi
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri terhadap dunia kerja
dibidang kependidikan maupun non kependidikan guna untuk menggali secara
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Minat Bekerja . [Online]. Tersedia :
http://bknrfipuny.wordpress.com/2010/05/26/minat-bekerja/. [28 juli 2012].
Anonim. 2012. Agroindustri. [Online]. Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/Agroindustri. [30 juli 2012].
Anonim. 2012. Dosen. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dosen [Juli, 28 2012].
Anonim. 2012 Peluang Kerja Lulusan Smk. [Online]. Tersedia :
http://www.jurnas.com/halaman/9/2012-05-08/208353. [28 Juli 2012].
Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung ; Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Asrul. 2010. Indonesia Kekurangan Penyuluh Pertanian. [Online]. Tersedia : www.kencanaonline.com. [27 juli 2012].
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. “Rencana Strategis Depdiknas Tahun
2005-2009” [Online]. Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/renstra/ind/ [28 Juli
2012].
Dewi, Evita. 2009. Pengaruh Program Latihan Profesi Terhadap Minat Menjadi Guru. Skripsi pada JPTS FPTK UPI : tidak diterbitkan.
Kementrian Agama. 2009. Deskriptif Statistik Guru Dan Pengawas PAIS. [Online]. Tersedia : http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/deskrippais.pdf [28 juli 2012].
Mangunwidjaya, Djumali.2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Jakarta : Penebar Swadaya.
Maryanti, Sulis. 2012. Peran Minat Dalam Bidang Kerja Social Services. [Online].
Tersedia :
http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/kalins-pdf/singles/peran-minat-dalam-bidang-kerja-social-services.pdf [28 Juli
Munadaroh. 2005. Studi Tentang Minat Bekerja Pada Mahasiswa Jurusan Mesin. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.
Prima, Gari. 2011. Minat Kerja Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan
PTAG. 2012. Panduan Penyusunan Proposal Skripsi. Bandung : Prodi Agroindustri FPTK UPI.
Rahmanto, Angga. 2011. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Bangunan FPTK UPI Tentang Minat Kerja. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.
Setia, Aditana. 2011. Study Eksplorasi Tentang Minat Menjadi Guru Teknik Pada Mahasiswa JPTM FPTK UPI. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sukartini, S.P. 1986. Kontribusi Minat Akademik Orang Tua dan Guru Terhadap Konsep Diri Siswa. Tesis pada Pasca Sarjana IKIP Bandung : tidak diterbitkan.
Supriadi, Oding. 2011. Profesi Kependidikan. Yogyakarta : LaksBangPRESSindo.
Tim Dosen Upi. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.