• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI BRAIN-BASED LEARNING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI BRAIN-BASED LEARNING."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN

DENGAN STRATEGI BRAIN-BASED LEARNING

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Eva Sofia

0908651

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA (S2) SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN

DENGAN STRATEGI BRAIN-BASED LEARNING

Oleh:

Eva Sofia

0908651

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika

Sekolah Pascasarjana

© Eva Sofia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN

DENGAN STRATEGI BRAIN-BASED LEARNING

Oleh: Eva Sofia

0908651

Menyetujui: Pembimbing I

Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D.

Pembimbing II

Bana. G. Kartasasmita, Ph.D.

Mengetahui:

Ketua Prodi Pendidikan Matematika

(4)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN

DENGAN STRATEGI BRAIN-BASED LEARNING

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penerapan pembelajaran matematika dengan strategi brain-based learning dalam upaya mengatasi rendahnya kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa SMA serta melihat bagaimana karakter siswa setelah mengikuti pembelajaran. Adapun metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Tujuan penelitian adalah mengetahui: (1) apakah kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; (2) apakah peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; (3) bagaimana karakter dan pendapat siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMAN di Cipatat yang berjumlah 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Dari 5 kelas yang tersedia dipilih 2 kelas berdasarkan pertimbangan guru bahwa siswa pada kedua kelas tersebut memiliki kemampuan setara. Jumlah siswa kelas eksperimen 32 orang sedangkan kelas kontrol 35 orang. Instrumen penelitian terdiri dari pretest, posttest, skala pendapat dan karakter, jurnal harian, serta lembar observasi. Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program Minitab 16. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; (2) peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional; (3) karakter dan pendapat siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning tergolong positif.

Kata Kunci:

(5)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... .. i

UCAPAN TERIMAKASIH ... .. ii

DAFTAR ISI ... .. iii

DAFTAR GAMBAR ... .. vi

DAFTAR TABEL ... .. vii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 5

C. Tujuan Penelitian ... .. 5

D. Manfaat Penelitian ... .. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis ... ... 7

B. Kemampuan Penalaran Matematis ... … 10

C. Brain-Based Learning ... ... 11

D. Karakter ... ... 15

E. Penelitian yang relevan ... ... 19

F. Definisi Operasional ... 20

G. Hipotesis Penelitian ... 21

(6)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Instrumen Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 31

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kuantitatif ... 33

2. Analisis Data Kualitatif ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

A.1. Analisis Data Pretest ... 38

A.1.1 Uji Normalitas ... 38

A.1.2 Uji Kesamaan Pretest ... 39

A.2. Analisis Data Posttest ... 40

A.2.1 Uji Normalitas ... 40

A.2.2 Uji Perbedaan Posttest ... 41

A.3. Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 42

A.3.1 Uji Normalitas ... 42

A.3.2 Uji Homogenitas ... 43

A.3.3 Uji Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi ... 44

A.4. Analisis Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa ... 45

A.4.1 Uji Normalitas ... 46

A.4.2 Uji Homogenitas ... 46

A.4.3 Uji Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi ... 47

A.5. Analisis Skala Pendapat dan Karakter Siswa ... 49

A.5.1 Analisis Skala Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran ... 49

(7)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.6. Analisis Jurnal Harian Siswa ... 52 A.7. Analisis Data Hasil Observasi ... 54 B. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(8)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian. ... 32

Gambar 4.1 Diagram Rata-rata Skor Kemampuan Komunikasi Matematis ... 37

Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Skor Kemampuan Penalaran Matematis... 38

Gambar 4.3 Guru membagikan lembar target dan evaluasi untuk diisi siswa ... 55

Gambar 4.4 Guru memberikan penjelasan awal tentang materi yang akan dipelajari ... 56

Gambar 4.5 Siswa bekerja secara berkelompok ... 57

Gambar 4.6 Perwakilan kelompok menjelaskan hasil pekerjaan kelompoknya ... 58

Gambar 4.7 Siswa melakukan peregangan ... 58

Gambar 4.8 Siswa mengerjakan soal-soal latihan ... 59

(9)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis ... 23

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis ... 24

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas ... 25

Tabel 3.4 Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 26

Tabel 3.5 Validitas Tes Kemampuan Penalaran Matematis ... 26

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 27

Tabel 3.7 Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis ... 27

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 28

Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 28

Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran Matematis ... 29

Tabel 3.11 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 29

Tabel 3.12 Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 30

Tabel 3.13 Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran Matematis ... 30

Tabel 3.14 Kriteria Gain Ternormalisasi ... 33

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 36

Tabel 4.2 Uji Normalitas Skor Pretest ... 39

(10)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.4 Uji Normalitas Skor Posttest ... 40 Tabel 4.5 Uji Perbedaan Skor Posttest ... 41 Tabel 4.6 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematis ... 42 Tabel 4.7 Uji Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematis ... 43 Tabel 4.8 Uji Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematis ... 44 Tabel 4.9 Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Kemampuan Komunikasi Matematis ... 45 Tabel 4.10 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi

Kemampuan Penalaran Matematis... 46 Tabel 4.11 Uji Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi

Kemampuan Penalaran Matematis... 47 Tabel 4.12 Uji Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi

Kemampuan Penalaran Matematis... 48 Tabel 4.13 Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Kemampuan Penalaran Matematis... 48 Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Data Skala Pendapat dan

Karakter Siswa ... 49 Tabel 4.15 Data Skala Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran ... 50 Tabel 4.16 Data Skala Karakter Siswa ... 51 Tabel A.1 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa ... 70 Tabel A.2 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran

Matematis Siswa ... 71 Tabel A.3 Perhitungan Validitas Soal Tes Kemampuan Komunikasi

(11)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Matematis Siswa ... 74 Tabel A.5 Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa ... 76 Tabel A.6 Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Penalaran

Matematis Siswa ... 78 Tabel A.7 Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa ... 80 Tabel A.8 Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan

Penalaran Matematis Siswa ... 81 Tabel A.9 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa ... 82

Tabel A.10 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan

Penalaran Matematis Siswa ... 83 Tabel C.1 Data Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Eksperimen ... 167 Tabel C.2 Data Pretest Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Kelas Eksperimen ... 168 Tabel C.3 Data Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Kontrol ... 169 Tabel C.4 Data Pretest Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Kelas Kontrol ... 170 Tabel C.5 Data Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kelas Eksperimen ... 171 Tabel C.6 Data Posttest Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Kelas Eksperimen ... 172 Tabel C.7 Data Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

(12)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas Kontrol ... 174 Tabel C.9 Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Kelas Eksperimen ... 175 Tabel C.10 Gain Ternormalisasi Kemampuan Penalaran Matematis

Siswa Kelas Eksperimen ... 176 Tabel C.11 Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Kelas Kontrol ... 177 Tabel C.12 Gain Ternormalisasi Kemampuan Penalaran Matematis

Siswa Kelas Kontrol ... 178 Tabel C.13 Data Angket Skala Sikap... 179

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Hasil Uji Coba

A.1 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa ... 70 A.2 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran

Matematis Siswa ... 71 A.3 Perhitungan Validitas Soal Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa ... 72 A.4 Perhitungan Validitas Soal Tes Kemampuan Penalaran

Matematis Siswa ... 74 A.5 Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa ... 76 A.6 Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Penalaran

(13)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komunikasi Matematis Siswa ... 80

A.8 Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa ... 81

A.9 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 82

A.10 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa ... 83

Lampiran B: Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian B.1 RPP Kelas Eksperimen ... 84

B.2 RPP Kelas Kontrol ... 123

B.3 Lembar Kerja Siswa ... 141

B.4 Format Lembar Target dan Evaluasi ... 155

B.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis ... 156

B.6 Tes Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis ... 158

B.7 Kisi-kisi Skala Pendapat dan Karakter ... 160

B.8 Skala Pendapat dan Karakter ... 161

B.9 Format Lembar Observasi ... 163

B.10 Format Jurnal ... 166

Lampiran C: Data Hasil Penelitian C.1 Data Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 167

C.2 Data Pretest Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 168

C.3 Data Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 169

(14)

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas Eksperimen ... 171

C.6 Data Posttest Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 172

C.7 Data Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 173

C.8 Data Posttest Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 174

C.9 Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 175

C.10 Gain Ternormalisasi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 176

C.11 Gain Ternormalisi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 177

C.12 Gain Ternormalisasi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 178

C.13 Data Skala Pendapat dan Karakter ... 179

Lampiran D: Analisis Data Hasil Penelitian D.1 Analisis Data Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis ... 181

D.2 Analisis Data Pretest Kemampuan Penalaran Matematis ... 184

D.3 Analisis Data Postest Kemampuan Komunikasi Matematis ... 187

D.4 Analisis Data Postest Kemampuan Penalaran Matematis ... 190

D.5 Analisis Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis ... 193

(15)

1

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Persoalan budaya dan karakter bangsa saat ini tengah menjadi sorotan. Berbagai permasalahan yang muncul seperti kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian pelajar, pergaulan bebas, penggunaan obat-obatan terlarang dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti pembuatan peraturan serta peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.

Pada saat ini di lingkungan sekolah terdapat banyak siswa yang tidak disiplin seperti sering terlambat masuk sekolah, siswa yang bolos padahal setelah dikonfirmasi kepada orangtuanya mereka pergi dari rumah untuk sekolah tetapi tidak ada di sekolah. Selain itu banyak siswa yang terlibat pergaulan bebas sehingga mereka putus sekolah, siswa yang menganggap sekolah hanya formalitas sehingga duduk saja di kelas tanpa ingin mengikuti proses pembelajaran, dan sebagainya. Hal ini sungguh memprihatinkan. Motivasi siswa untuk belajar sangat lemah.

(16)

2

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan.

Kemampuan mengerjakan soal-soal matematika bersifat individu. Hal ini berdasar pada anggapan bahwa setiap siswa berbeda antara satu dengan yang lain dalam penguasaan matematika. Siswa mempunyai kesiapan mental dan kemampuan yang berbeda-beda dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu, setiap individu memerlukan kesempatan, perlakuan, dan fasilitas yang berbeda-beda dalam mempelajari matematika.

Implementasi pendidikan karakter dalam pendidikan matematika dan pembelajaran matematika berimplikasi kepada fungsi guru sebagai fasilitator sebaik-baiknya agar siswa dapat mempelajari matematika secara optimal. Matematika dipandang bukan untuk diajarkan oleh guru, tetapi untuk dipelajari oleh siswa. Siswa ditempatkan sebagai titik pusat pembelajaran matematika. Guru bertugas menciptakan suasana, menyediakan fasilitas, dan lainnya. Peranan guru lebih bersifat sebagai manajer daripada pengajar. Guru mempunyai tiga fungsi utama yaitu: sebagai fasilitator, sumber ajar dan pemonitor kegiatan siswa.

(17)

3

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasa dan (2) pembelajaran matematika sebagai aktivitas sosial. Matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, atau menyelesaikan masalah namun matematika juga alat yang sangat berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat, dan ringkas serta sebagai aktivitas sosial seperti halnya interaksi antar siswa, komunikasi guru dengan siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran matematika untuk memelihara potensi matematika anak.

Kemampuan lain yang harus dikembangkan adalah penalaran matematis. Wahyudin (2008) menyatakan penalaran dan pembuktian matematis menawarkan cara-cara yang tangguh untuk membangun dan mengekspresikan gagasan-gagasan tentang beragam fenomena yang luas. Siswa yang menggunakan nalar dan berpikir secara analitis cenderung memperhatikan pola, struktur, atau keteraturan baik itu situasi dunia nyata maupun dalam objek simbolis. Pada pokoknya, suatu bukti matematika adalah suatu cara yang formal untuk mengekspresikan jenis-jenis penalaran dan justifikasi tertentu.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di sekolah dalam aspek komunikasi dan penalaran matematis masih rendah. Shadiq (2004: 2) menyatakan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas kurang meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut ditandai dengan:

(18)

4

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Waktu yang digunakan siswa untuk mengembangkan keterampilan problem solving hanya 32% dari seluruh waktu kegiatan belajar mengajar

dan hampir seluruh guru memberikan soal rutin dan kurang menantang. Inovasi dalam dunia pendidikan sangat diperlukan karena perkembangan zaman yang sangat pesat serta kebutuhan yang semakin meningkat. Sebagai pendidik kita harus berpikir kritis dan mampu berkreativitas sehingga inovasi dapat berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran, inovasi difokuskan pada siswa agar mereka aktif, berpikir kreatif serta dapat menggembangkan potensi yang dimiliki. Salah satu inovasi tersebut adalah brain-based leaning (Jensen, 2011). Brain-based leaning (pembelajaran berbasis kemampuan otak) merupakan sebuah cara berpikir tentang prinsip pembelajaran dan merupakan rangkaian prinsip serta sebuah dasar pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu kita dalam membuat keputusan- keputusan yang lebih baik tentang proses pembelajaran.

Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi

brain-based learning (Sapa’at, 2009) yaitu: (1) menciptakan lingkungan

belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa; (2) menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan; dan (3) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi brain-based learning dalam pembelajaran matematika memberikan kesempatan pada siswa

untuk mengasah kemampuan berpikir, khususnya kemampuan berpikir matematis, termasuk kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi.

(19)

5

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi matematis, penalaran matematis, dan koneksi matematis. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan strategi brain-based learning dalam pembelajaran matematika memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasah kemampuan komunikasi dan penalaran matematis.

Tahap-tahap pembelajaran brain-based learning yang diungkapkan Jensen (2011) yaitu tahap pra-paparan, persiapan, inisiasi dan akuisisi, elaborasi, inkubasi dan pemasukan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan, serta selebrasi dan integrasi. Dalam tahapan pembelajaran tersebut terkandung pendidikan karakter. Contohnya pada tahap elaborasi, siswa belajar dalam diskusi kelompok. Mereka belajar bekerjasama untuk memperoleh hasil yang baik, saling menghargai, pantang menyerah dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan sebagainya.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diambil judul: “Kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta karakter siswa SMA dalam pembelajaran dengan strategi brain-based learning”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?

2. Apakah kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?

(20)

6

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?

5. Bagaimana karakter siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning?

6. Bagaimana pendapat siswa tentang pembelajaran dengan strategi brain-based learning?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui apakah kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

4. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

5. Mengetahui bagaimana karakter siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning.

6. Mengetahui bagaimana pendapat siswa tentang pembelajaran dengan strategi brain-based learning.

(21)

7

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Secara khusus, penulis berharap penelitian ini memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan semakin menambah pengetahuan pembelajaran matematika, sehingga dapat menjadi pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan guru dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan pembelajaran dengan srategi brain-based learning dapat mengoptimalkan kemampuan komunikasi dan penalaran

matematis siswa, sehingga memperkaya alternatif dalam proses pemecahan masalah untuk mencapai tingkat berpikir yang lebih tinggi. 3. Manfaat Kebijakan

(22)

22

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki kemampuan setara dalam prestasi belajarnya. Masing-masing mendapat perlakuan berbeda dalam proses belajar, tetapi materi yang diberikan sama. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan strategi brain-based learning, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.

Penelitian yang akan dilakukan adalah kuasi eksperimen, desain penelitian yang ditawarkan adalah non-randomized pretest-posttest control group design (Fraenkel& Wallen, 1993).

Kelas Eksperimen : O X O Kelas Kontrol : O O Keterangan:

O : Pretest dan Posttest (tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis)

X : Pembelajaran dengan strategi brain-based learning

B. Populasi dan Sampel

(23)

23

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan setara. Banyaknya siswa di kelas eksperimen adalah 32 orang sedangkan kelas kontrol adalah 35 orang.

C. Instrumen penelitian

Perolehan data dalam penelitian ini terdiri dari tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis (pretest dan posttest), skala pendapat dan karakter, lembar observasi, serta jurnal harian siswa.

a. Tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa

Tes terdiri dari pretest dan posttest. Pretest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dilakukan, sedangkan posttest digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal yang digunakan untuk pretest maupun posttest adalah soal yang sama.

Untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa, digunakan panduan penskoran seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor

(24)

24

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis

(25)

25

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Siswa mampu

2 Siswa mampu memberi penjelasan masalah dengan

3 Siswa mampu memberi penjelasan masalah dengan

4 Siswa mampu memberi penjelasan masalah dengan Sebelum tes dijadikan instrumen penelitian, tes tersebut akan diukur face validity oleh guru dan content validity oleh ahli (expert) dalam hal ini dosen pembimbing. Langkah selanjutnya adalah tes diujicobakan untuk memeriksa validitas item, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.

1) Validitas

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa

yang hendak diukur, hasilnya konsisten dengan tujuan tes itu sendiri. Untuk

menentukan validitas butir soal, digunakan rumus korelasi product moment

(26)

26

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

Tolak ukur dalam validasi soal yang dibuat oleh J.P Guilford yaitu: Tabel 3.3

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan uji t (Sudjana, 2005), dengan rumus:

(27)

27

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan validitas soal disajikan pada Lampiran A.3 dan Lampiran A.4, secara ringkas hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

No Soal Interpretasi

Validitas Tes Kemampuan Penalaran Matematis

No Soal Interpretasi

(28)

28

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Kusumah & Suherman, 1990)

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dapat menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:

Perhitungan reliabilitas soal disajikan pada Lampiran A.5 dan Lampiran A.6, secara ringkas hasilnya untuk kedua kemampuan dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis

Aspek Interpretasi

Komunikasi 0.6441 Tinggi

Penalaran 0.6613 Tinggi

3) Daya Pembeda

(29)

29

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal tes, digunakan rumus sebagai berikut:

DP XA-XB

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.8

Klasifikasi Daya Pembeda

Kriteria daya pembeda Interpretasi

Perhitungan secara lengkap disajikan pada Lampiran A.7 dan Lampiran A.8, secara ringkas hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Daya Pembeda Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

(30)

30

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.10

Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran Matematis

No Soal DP Interpretasi

4a 0.313 Cukup

4b 0.344 Cukup

5 0.375 Cukup

6a 0.406 Baik

6b 0.313 Cukup

4) Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu, yang biasanya dinyatakan dengan indeks atau persentase. Untuk menghitung indeks kesukaran setiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut:

IK X SMI

Keterangan: IK = indeks kesukaran X = rata-rata skor tiap soal SMI = skor maksimum ideal

Klasifikasi interpretasi untuk indeks kesukaran soal yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.11

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Kriteria indeks kesukaran Interpretasi

(31)

31

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan secara lengkap disajikan pada Lampiran A.9 dan Lampiran A.10, secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Indeks kesukaran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

No Soal IK Interpretasi

1 0.7661 Mudah

2a 0.6048 Sedang

2b 0.3225 Sedang

2c 0.2822 Sukar

3 0.4677 Sedang

Tabel 3.13

Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran Matematis

No Soal IK Interpretasi

4a 0.5080 Sedang

4b 0.8145 Mudah

5 0.4435 Sedang

6a 0.1774 Sukar

6b 0.3145 Sedang

b. Skala pendapat dan karakter

(32)

32

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

positif), sebaliknya diberikan skor 1 (SS), 2 (S), 3 (TS), 4 (STS), untuk pernyataan unfavorable (pernyataan negatif). Empat option tersebut berguna untuk menghindari sikap ragu-ragu atau rasa aman dan tidak memihak pada suatu pernyataan yang diajukan pada siswa.

c. Jurnal harian siswa

Jurnal digunakan untuk mengetahui sikap, perasaan, dan respon siswa kelompok eksperimen terhadap pembelajaran matematika dengan strategi brain-based learning serta harapan siswa untuk pertemuan berikutnya.

d. Lembar observasi

Lembar observasi diisi oleh seorang observer setiap kali pembelajaran di kelas berlangsung. Guru kelas bertindak sebagai observer dalam penelitian ini. Lembar observasi ini digunakan dalam pembelajaran untuk mengamati kegiatan pembelajaran, serta aktivitas guru dan siswa secara langsung.

D. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini adalah: 1. Persiapan

a. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti b. Membuat proposal penelitian

c. Melakukan seminar proposal penelitian d. Melakukan revisi proposal

e. Menetapkan materi yang akan dipergunakan dalam penelitian f. Menyusun instrumen penelitian

(33)

33

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Identifikasi lapangan yang mencakup identifikasi sekolah, observasi ke sekolah, dan wawancara dengan pihak sekolah.

2. Pelaksanaan

a. Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen b. Melakukan pretest pada kedua kelas

c. Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran untuk masing-masing kelas

d. Melakukan posttest pada kedua kelas e. Memberikan angket pada kelas eksperimen 3. Pengumpulan Data

(34)

34

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pembuatan proposal penelitian

Penyusunan instrumen dan bahan ajar

Uji coba instrumen

Analisis hasil uji coba instrumen

Pemilihan sampel penelitian

Pretest

Pembelajaran konvensional pada kelas kontrol

Perlakuan pada kelas eksperimen (Brain-based Learning)

Skala Pendapat dan Karakter, Jurnal Harian, Observasi

Posttest

Analisis Data

(35)

35

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Alur Prosedur Penelitian E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian ini terdiri dari dua data, yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Adapun prosedur pengolahan tiap data adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa (pretest dan posttest). Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap data skor pretest, skor posttest, dan gain.

Besarnya peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi yang dikembangkan oleh Hake (dalam Meltzer, 2002) sebagai berikut:

Gain ternormalisasi (g) =

dengan kriteria indeks gain:

Tabel 3.14

Kriteria Gain Ternormalisasi Gain ternormalisasi Interpretasi

Tinggi Sedang Rendah

(36)

36

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Uji Normalitas

Perumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0: Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: Data sampel berasal dari perpulasi berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujian (Uyanto, 2009: 40) i) H0 ditolak, apabila nilai Sig < 0,05

ii) H0 diterima, apabila nilai Sig 0,05

b. Apabila data kedua kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, yaitu uji Levene.

Perumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : kedua kelompok penelitian mempunyai varians populasi sama

H1 : kedua kelompok penelitian mempunyai varians populasi berbeda

Kriteria pengujian:

i). H0 ditolak, apabila nilai Sig < 0,05

ii). H0 diterima, apabila nilai Sig 0,05

c. Apabila paling sedikit satu data kelompok penelitian berdistribusi tidak normal, maka analisisnya menggunakan statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney.

Perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H0 :

H1 :

Kriteria pengujian (Uyanto, 2009: 322) i) H0 ditolak, apabila nilai Sig < 0,05

ii) H0 diterima, apabila nilai Sig 0,05

d. Apabila data telah diuji normalitas dan homogenitas varians, maka analisisnya menggunakan statistik parametrik, yaitu uji-t atau uji t’.

(37)

37

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H0 :

H1 :

Kriteria pengujian (Uyanto, 2009: 338) i) H0 ditolak, apabila nilai Sig < 0,05

ii) H0 diterima, apabila nilai Sig 0,05

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari skala pendapat dan karakter, jurnal harian siswa dan lembar observasi.

a. Data Skala Pendapat dan Karakter

Data yang diperoleh diberi skor. Kemudian dihitung rata-ratanya lalu dibandingkan dengan skor netral baik untuk skala pendapat maupun skala karakter. Jika rata-rata lebih besar dari skor netral maka pendapat dan karakter siswa tergolong positif. Sedangkan jika rata-rata lebih kecil dari skor netral maka pendapat dan karakter siswa tergolong negatif.

b. Data Jurnal Harian Siswa

Data yang terkumpul ditulis dan diringkas kemudian diambil kesimpulan sehingga diketahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi brain-based learning.

c. Data Lembar Observasi

(38)

38

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(39)

64

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. 2. Kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran

dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. 3. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat

pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, namun peningkatan keduanya tergolong sedang.

4. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, namun peningkatan keduanya tergolong sedang.

5. Karakter siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi brain-based learning tergolong positif. Karakter yang muncul paling bagus adalah

karakter percaya diri sedangkan yang masih belum berkembang adalah karakter kreatif.

6. Pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi brain-based learning tergolong positif. Siswa merasa senang dan tertarik pada

(40)

65

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, melalui penerapan pembelajaran dengan strategi brain-based learning, kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penulis menyarankan bagi guru untuk menjadikan pendekatan ini sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran matematika di sekolah.

2. Nilai karakter yang diteliti dalam penelitian ini masih terbatas. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk nilai karakter lainnya. 3. Karakter kreatif masih kurang berkembang dalam penelitian ini. Oleh

karena itu, disarankan peneliti berikutnya membuat soal-soal yang lebih beragam sehingga kekreatifan siswa dapat muncul dengan lebih baik lagi.

(41)

66

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baroody, A.J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8. Helping Children think Mathematically. New York: Macmillan Publishing Company.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pengembangan Bahan Ujian dan Analisis Hasil Ujian. Materi Presentasi Sosialisasi KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dwirahayu, G. (2005). Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Strategi Analogi terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc Graw Hill.

Jensen, E. (2011). Pembelajaran Berbasis-Otak, Penerjemah: M. Baron. Jakarta: Indeks.

Kementerian Pendidikan Nasioal. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Kusnandi. (2002). Penalaran Matematika. Tersedia.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19 6903301993031-KUSNANDI/Penalaran_Matematika_SMP.pdf

Kusumah, Y.S & Suherman, E. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Lickona, T.(1992). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bhantam Books.

(42)

67

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makmun, A.S. (2005). Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Meltzer, E.D. (2002). The relationship between mathemathics preparation and conceptual learning gains in physics : A possible hidden variable in diagnostic pretest score. Ammerican Association of Physics Teachers :

American Journal Physics. 70 ( (2), 1259–1268.

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Pascasarjana UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation

Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

. (1991). Professional Standards for Teaching Mathematics. Reston, VA: author.

. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Nurhadyani, D. (2011). Penerapan Brain-Based Learning dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Prasetyani, R. U. (2012). Penerapan Desain Pembelajaran Matematika Berdasarkan Prinsip Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Pugalee, D. A. (2001). Using Communication to Develop Students Mathematical Literacy. Journal Research of Mathematics Education, 6(5). 296-299. Tersedia.

http://www.my.nctm.org/ercsources/article-summary.asp?URI=MTMS2001-01-296a&from=B [07/06/2005].

Putri, H.E. (2011). Kemampuan Penalaran Matematik dalam Pembelajaran Matematika di SD. Tersedia.

(43)

68

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ratnaningsih, N. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Siswa SMU melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rohendi, D. (2009). Kemampuan Pemahaman, Koneksi, dan Pemecahan Masalah Matematik: Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Elektronik (E-Learning). Disertasi Pascasarjana UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sabilulungan, A. (2008). Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Think-Pair-Square (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sapa’at, A. (2009). Brain-based Learning. Tersedia:

http://matematika.upi.edu/index.php/brain-based-learning/. [6 Juli 2010].

Shadiq, F. (2004). Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam

Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Diklat

Instruktur/Pengembangan Matematika SMP Jenjang Dasar P4TK Yogyakarta, tanggal 10-23 Oktober 2004.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Desertasi. Bandung: Tidak diterbitkan.

. (2010b). Berfikir Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mempelajarinya. FPMIPA UPI: Tersedia.

. (2010c). Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FPMIPA UPI: Tersedia.

Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Graha Ilmu.

(44)

69

Eva Sofia, 2013

Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis Serta Karakter Siswa SMA Dalam Pembelajaran Dengan Strategi Brain-Based Learning

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahyuni, E.A. (2010). Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Whitin. (1992). Mathematics Task Centre; Professional Development and Problem Solving. In J Wakefield and L. Velardi (Ed). Celebrating Mathematics Learning. Melbourne: The Mathematical Association of Victoria.

Wijaya, H. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Representasi Siswa Melalui Pembelajaran Matematika dengan Strategi Open Ended. Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Yulita, S.R. (2012). Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/04/pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran-matematika-525565.html

Gambar

Tabel C.9     Gain Ternormalisasi Kemampuan Komunikasi Matematis
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis
gambar, diagram, atau tabel yang benar Melukiskan diagram,
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program studi D3 harus dapat diselesaikan dalam waktu paling lama 1½ jumlah semester dalam satu program pendidikan yang telah ditentukan, terhitung mulai

(5) Dalam hal ada perbedaan antara orang-orang yang dimaksud dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya,

Analisis Kapasitas Mesin Produksi dengan Metode. Rought Cut Capacity Plannung (RCCP) Produksi Pupuk ZA I Di

[r]

PENGARUH PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF TIPE TUTORIAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pembabatan hutan di Indonesia berdasarkan situs kompasiana yang diakses 20 April 2015, setiap tahun sekitar 1.3 juta hektare hutan mengalami kerusakan(FAO, 2012),

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa yang menyebabkan janda cerai mencari pasangan melalui Internet, bagaimana gambaran keterbukaan diri janda cerai yang mencari

perlu diketahui pengaruh polaritas yang berbeda dari kedua elektroda, dan pengaruh temperatur, serta jarak elektroda diatas terhadap tegangan tembus dari kedua