• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SPUTUM BASIL TAHAN ASAM ANTARA PASIEN TUBERKULOSIS YANG PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU LUBUK ALUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SPUTUM BASIL TAHAN ASAM ANTARA PASIEN TUBERKULOSIS YANG PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU LUBUK ALUNG."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SPUTUM BASIL TAHAN ASAM ANTARA PASIEN TUBERKULOSIS YANG PEROKOK DAN BUKAN

PEROKOK DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU LUBUK ALUNG

SKRIPSI

Diajukaan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran

Oleh : NURUL ZIQRA

1010313050

JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE DIAGNOSIS OF SPUTUM ACID FAST BACILLI BETWEEN THE TUBERCULOSIS PATIENTS OF SMOKERS AND

NON-SMOKERS IN LUBUK ALUNG PULMONARYDISEASE TREATMENT CENTER

By: NURUL ZIQRA

Smoking and Tuberculosis (TB) are two major health problems in the world even though TB is more common in developing countries. According to Schluger, smoking habit and tuberculosis have a close relationship. This thesis aims to determine the differences in the results of Sputum Basil Tahan Asam examination between smokers and nonsmokers tuberculosis patients in the Lubuk Alung Pulmonary Disease Treatment Center.

This research was conducted at Lubuk Alung Pulmonary Disease Treatment Center. The researcher used comparative cross-sectional design of 44 TB smoker patients and 44 TB non-smoker patients with consecutive sampling. Data were collected through checkup in the laboratory and the interviews with new patients. The results were analyzed with the chi-square test.

The statistic result showed significant differences between patients with pulmonary tuberculosis smokers and non-smokers based on the results of BTA checks (p value: 0.023).

Conclusions obtained TB patients are found in the productive age and the male gender. More common in smokers, Acid fast bacilli positive higher than non-smokers. From the research it is recommended that people reduce cigarette consumption for the sake of health.

(3)

ABSTRAK    PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN SPUTUM BASIL TAHAN ASAM ANTARA PASIEN  TUBERKULOSIS YANG PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI BALAI PENGOBATAN  PENYAKIT PARU LUBUK ALUNG    Oleh :  NURUL ZIQRA   

Merokok  dan  Tuberkulosis  (TB)  merupakan  dua  masalah  besar  kesehatan  di  dunia  walaupun  TB  lebih  banyak  ditemukan  di  negara  Berkembang.  Menurut  Schluger  kebiasaan  merokok  dan  tuberkulosis  memiliki  hubungan  yang  erat.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  perbedaan  hasil  pemeriksaan  sputum  basil  tahan  asam  antara  pasien  tuberkulosis  yang  perokok  dan  bukan  perokok  di  Balai  pengobatan  penyakit paru Lubuk Alung.  

  Penelitian  ini  dilakukan  di  Balai  Pengobatan  Penyakit  Paru  Lubuk  Alung  dengan  menggunakan desain cross sectional komparatif terhadap 44 penderita TB perokok dan  44  penderita  TB  non  perokok  secara consecutive sampling. Data  dikumpulkan  melalui  hasil  pemeriksaan  di  Laboratorium  dan  wawancara  dengan  pasien  baru.  Hasilnya  dianalisis dengan uji chi square. 

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Merokok dan tuberkulosis (TB) merupakan dua masalah besar

kesehatan di dunia, walaupun TB lebih banyak ditemukan di negara

berkembang. Setelah HIV dan AIDS meluas, TB menjadi penyebab kematian

yang terkemuka di seluruh dunia dan bertanggung jawab terhadap lebih dari

satu juta kematian setiap tahunnya (Wijaya, 2012).

Penggunaan tembakau khususnya merokok, secara luas telah diakui

menimbulkan masalah kesehatan masyarakat seperti kanker paru, penyakit

kardiovaskuler yang memperburuk keadaan penderita TB (Wijaya, 2012).

Penyakit TB adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis complex dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang penting di Indonesia (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

Pada tahun 2011, ditemukan sekitar 8,7 milyar kasus TB baru di dunia

dan sekitar 1,4 milyar orang meninggal karena TB (WHO, 2012). Lima dari

dua puluh dua negara dengan beban penyakit TB yang tertinggi di dunia

berada di kawasan Asia Tenggara dan sekitar 35% kasus TB berasal dari

Indonesia (Kemenkes, 2011). Berdasarkan survei kesehatan nasional 2001, TB

menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia

(Amin, Bahar, 2009). Pada tahun 2011, Indonesia termasuk dalam lima besar

(5)

data Kemenkes RI (2012), pada tahun 2011 ditemukan sekitar 6691 kasus TB

di Sumatera Barat atau sekitar 57,6 %.

Indonesia juga termasuk dalam “high burden countries” di bidang

rokok bersama dengan 4 negara lain yaitu Cina, India, Rusia dan Bangladesh.

Indonesia menduduki peringkat kelima dalam konsumsi rokok dunia serta

peringkat ketujuh dalam penghasil tembakau (Aditama, 2006). Data Rikesdas

2010 menunjukan prevalensi penduduk umur 15 tahun ke atas yang merokok

tiap hari secara nasional adalah 28,2 %. Sumatera Barat termasuk dalam 5

provinsi tertinggi dalam prevalensi merokok tiap hari yaitu 33,1%.

Kebiasaan merokok dan tuberkulosis memiliki hubungan yang erat

(Schluger, 2011). Penelitian Aditama (2009) menunjukan perokok lebih sering

mendapat TB dan kebiasaan merokok memegang peranan penting sebagai

faktor penyebab kematian TB. Penelitian Matsumoto di Jepang juga

menunjukan bahwa pada perokok derajat kepositifan BTA dari pemeriksaan

sputumnya lebih tinggi dibandingkan bukan perokok (Matsumoto, 2012).

Penelitian cohort yang dilakukan Abal juga menunjukan bahwa pada perokok

ditemukan hasil pemeriksaan BTA positif lebih tinggi (WHO, 2007).

Hal ini disebabkan oleh Kebiasaan merokok akan merusak mekanisme

pertahanan paru yang disebut muccociliary clearance. Merokok juga

menyebabkan terganggunya pertahanan alamiah paru yang dimediasi oleh

makrofag, sel epitel, sel dendritik dan sel natural killer sehingga meningkatkan

(6)

Merokok terbukti dapat dapat mengganggu bersihan mukosilier. Pada

perokok terjadi penurunan respon kekebalan tubuh, gangguan mekanik fungsi

silia, cacat pada respon imun makrofag sehingga meningkatkan kerentanan

terhadap TB paru serta dapat menurunkan aktivitas lisosim A yang

mempunyai sifat bakterisidal dan mekanisme hidrolisis bagian polisakarida

dari dinding sel bakteri TB (PDPI, 2011).

Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) dipilih sebagai tempat

pengambilan data penelitian karena BP4 dibentuk sebagai upaya untuk lebih

mendekatkan dan memberikan pelayanan spesialistik khusus paru ke

masyarakat maupun untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan paru di

masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka BP4 menjalankan

fungsi sebagai penetapan diagnosis penyakit paru, pengobatan penderita

penyakit paru, perawatan penderita penyakit paru, membantu usaha

pemberantasan penyakit TB dan melaksanakan system rujukan (Profil BP4

Medan, 2008).

Berdasarkan data rekam medis, TB merupakan salah satu dari lima

besar penyakit terbanyak di BP4 Lubuk Alung. BP4 Lubuk Alung juga

merupakan balai pengobatan yang mencanangkan gerakan stop merokok pada

masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian “perbedaan hasil pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA)

antara pasien tuberkulosis yang perokok dan bukan perokok di Balai

(7)

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan hasil pemeriksaan sputum basil tahan asam

antara pasien TB yang perokok dan bukan perokok di BP4 Lubuk Alung?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan sputum BTA

antara pasien TB yang perokok dan bukan perokok di BP4 Lubuk Alung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui persentase BTA (+), (++), (+++) dan (-) pada pasien

TB yang perokok di BP4 Lubuk Alung.

1.3.2.2 Mengetahui persentase BTA (+), (++), (+++) dan (-) pada pasien

TB yang bukan perokok di BP4 Lubuk Alung.

1.3.2.3 Mengetahui perbedaan persentase BTA (+), (++), (+++) dan (-)

antara pasien TB yang perokok dan bukan perokok di BP4 Lubuk

Alung.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Memberikan informasi ilmiah mengenai perbedaan hasil pemeriksaan

sputum BTA antara pasien TB yang perokok dan bukan perokok.

1.4.2 Menjadi masukan bagi instansi terkait dalam usaha promosi kesehatan

terutama tentang kebiasaan merokok dan pencegahan TB paru.

1.4.3 Menjadi masukan dalam program penanggulangan dan pemberantasan

TB nasional khususnya Sumatera Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Kebiasaan masyarakat Desa Rumbio dalam penangkapan burung kuaran turun temurun menciptakan salah satu bentuk kearifan lokal yaitu: adanya rentang waktu penangkapan,

Judul yang penulis pilih dalam skripsi ini adalah suatu cara untuk mengetahui bagaimana terapi kecemasan dalam konseling Islam menurut Dadang Hawari. Adapun

Berdasarkan uji sensori rasa, lama pemasakan yang terpilih adalah pemasakan B1 (5menit) yang mempunyai arah lebih kuat terhadap tidak mempunyai rasa asing,

Tapi biasanya pegawai yang sudah berkeluarga sih yang suka meminta gaji lebih katanya kebutuhannya naik, ada keluarga yang harus dibiayai, biaya hidup makin mahal paahal ya

kehidupan sehari-hari  Fungsi Agama  Sikap keberagamaan  Hukum Tertib Kosmis  Agama dan IPTEK  Puja dan Budaya  Kamma dan

“Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,

Pasal 1 butir 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menguraikan bahwa: Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam

Berbeda dengan zeolit, penggunaan ammonium cerium nitrat sebagai grinding agent pada bentonit tidak memberikan hasil yang signifikan, bahkan pada beberapa