• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI MUH. ASHAR EKA SAPUTRA FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H/2015 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI MUH. ASHAR EKA SAPUTRA FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H/2015 M"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Prodi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universaitas Muhammadiyah Makassar

MUH. ASHAR EKA SAPUTRA 105 190 1278 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H/2015 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

iii

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa Skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau di buat atau dibantu oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian maka Skripsi dan gelar yang di peroleh karenanya batal demi hukum.

Makassar 8 September 2015 Penyusun

MUH ASHAR EKA SAPUTRA NIM: 105 190 1278 11

(9)
(10)

v

Menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan

P E R S E M B A H A N K U

Sujudku pun takkan memuaskan inginku Tuk harurkan sembah sedalam kalbu Adapun kusembahkan syukur kepadamu ya Allah Untuk nama, harta dan keluarga yang mencinta Dan perjalanan yang sejauh ini tertempa ...Alhamdulillah pilihan dan kesempatan Yang membuat hamba mengerti lebih baik makna diri Semua lebih berarti akan mudah dihayati Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah...

Ku persembahkan karya sederhanaku ini untuk :

Ayahandaku, ibundaku, nenekku, kakekku yang tercinta Dan saudara-saudaraku sebagai jawaban atas kepercayaan Yang telah diamanahkan kepadaku

Pelukan kalian adalah embun dimataku sebagai figura sang kornea Haru lebur bangga hanya bagian dari rasa

Coretan biografi sang cahaya, Tak banyak terucap kata Tak ingin juga banyak jeda;

Pelukan kalian adalah doa bagiku. . . .. . .

(11)

vi

Kemanpuan Berpikir (SPPKB) Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros. Di bimbing oleh Bapak Rusli Malli dan Markas Iskandar

Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada strategi pembelajaran peningkatan kemanpuan berpikir (SPPKB) pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros .Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, perencanaan ulang dan seterusnya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros dengan jumlah 36 siswa 21 laki-laki dan 15 siswa perempuan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.Data keaktifan siswa selama proses pembelajaran diperoleh melalui tes dan observasi.

Kemudian data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan tes analisis kualitatif dan kuantitatif . hasil analisis kuantitatif menunjukkan adanya hasil belajar siswa dari kategori sedang meliputi tes perencanaan tindakan awal dan penilaian siswa pada hasil observasi yang menjadi kategori tinggi dengan skor 64,66 menjadi 73,26,yaitu mengalami peningkatan sebesar 8,60. Sedangkan secara kualitatif terjadi aktivitas belajar siswa yaitu ditandai dengan meningkatnya kehadiran siswa, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk bertanya, menjawab pertanyaan maupun kemanpuan presentase didepan kelas, serta semakin berkurangnya siswa yang tidak konsentrasi pada pelajaran.peningkatan tersebut diperoleh pada tahap observasi dan refleksi. Dari hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa melalui penerapan model SPPKB dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros.

(12)

vii

Assalamu alaikum warhamatullahi wabarakatuh

Alhamdulilahi Rabbil’alamin Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis bisa dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) di kelas XI IPS 2 SMAN 11 Maros ini hingga selesai. Salam dan Salawat hingga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran dalam menjalankan kehidupan dimuka bumi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusuan Skripsi ini, masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu saran dan keritikan yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini, terwujud berkat uluran tangan dari insan- insan yang telah digerakkan hatinya oleh sang khalik untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan bagi penulis selama menyelesaikan kegiatan Akademik ini, maka penulis tidak lupa menghaturkan ucapan terimakasih teristimewa kepada:

(13)

viii

membiayai serta pengorbanan yang tak terhitung, sejak dalam kandungan hingga dapat menyelesaikan di perguruan tinggi ini.

2. Kepada kakek tercinta Tajuddin dan Nenek Yadji yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan baik secara moril dan materil kepada penulis sehingga dapat menyelesiakan Studi.

3. Bapak Dr.H. Irwan Akib,M.Pd, rektor UNISMUH makassar

4. Bapak Drs.H. Mawardi Pewangi, M.Pd,I dekan Fakultas Agama Islam UNISMUH makassar

5. Ibunda Amirah Mawardi,S.Ag,.M.Si, ketua Prodi Pendidikan Agama Islam UNISMUH Makassar

6. Bapak Dr.Rusli Malli.M.Ag dan Bapak Markas Iskandar S.Ag,.M.Pd.I. pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis mulai dari penulisan proposal hingga Skripsi

7. Bapak dan Ibu dosen serta para staf dalam lingkungan jurusan pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kebaikan dan ilmu yang di berikan kepada penulis selama di bangku kuliah, semoga amal jariahya mengalir.

(14)

ix

mengadakan penelitian pada sekolah SMA Negeri 11 Maros Baru ,maros.

9. Bapak Muh. Arsyad, S,Pd.I Guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yang banyak memberikan motivasi dan bantuan yang tak terhitung nilainya hingga penulis mampu menyelesaikan penelitian tepat pada waktunya.

10. Kepada Adinda Mirna Nasmira yang maniest cuantik, manja yang selalu ada dihatiku terimakasih atas segala doa, perhatian, nasehat serta spirit yang terus diberikan kepada penulis.

11. Kepada teman-temanku yang unik-unik; Occank, Tono, Damin, Hasnul, Abry, Titink, Inna, dan Risna terimakasih telah memberikan warna tersendiri dalam dunia kampusku dengan segala ke-sotta’- an,kegokilan, kenaifan, kelinguan dan kegilaan kalian. Serta teman- teman kelas B angkatan 2011 terimah kasih atas kebersamaan ini seperti motto kita “Perbedaan melahirkan kebersamaan”.

12. Teruntuk sahabat-sahabtku yang cakep; Kamil, Rustan, Alim, dan Mahdin, terimakasih untuk selalu ada di belakangku memberikan support, berada disampingku sebagai kawan dan di hadapanku untuk menuntunku ketika aku salah dalam melangkah, dari kalian kutemukan makna persahabatan. Dan dari kalian pula kutemukan

(15)

x

Badang Eksekutib Mahasiswa FAI periode 2014-2015 (Rahman, Safuah, Akbar, Darwis, Wana, dan Takdir) atas segala kebersamaan dalam suka duka kepemimpinan dalam menjalankan amanah, dari kalian aku belajar banyak hal, terimakasih untuk saling menyemangati dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya, penulis memohon semoga Allah SWT selalu memberkahi kerjasama berbagai pihak dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, untuk memuliahkan nama-Nya dengan harapan dan Doa semoga karya ini bermamfaat adanya. Amiin.

Makassar ,September 2015

Penulis

Muh Ashar Eka Saputra

(16)

xi

SURAT PERSETUJUAN..……… ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. v

ABSTRAK………. vi

KATA PENGANTAR………... vii

DAFTAR ISI……….. . x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

DAFTAR TABEL……….. xiv

DAFTAR HISTOGRAM……… xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Peningkatan Hasil Belajar PAI ... 6

B. Hakekat Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)... . 14

(17)

xii

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional Variabel... 38

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Perosedur penelitian ... 39

G. Teknik Pengumpulan Data... 43

H. Teknik Anlisis Data ... 44

I. Indikator kinerja ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...46

A. Gambaran umum selayang pandang Sekolah Sma Negeri 11 Maros Baru kabupaten Maros………..………..46

B. Hasil penelitian………...………...56

C. Pembahasan ………..………..91

BAB V PENUTUP ……….99

A. Kesimpulan……….………..99

B. Saran-saran……….………100

DAFTAR PUSTAKA………101

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(18)

xiii 2. Hasil Evaluasi

3. Hasil Observasi

4. Kategori Skor Hasil Belajar Siswa 5. Instrument penilaian

6. Lembar Kerja Siswa (LKS) 7. Daftar hadir siswa

8. Kode Etik Guru SMA Negeri 11 Maros Baru

9. Tata tertib Guru Menagajar SMA Negeri 11 Maros Baru 10. Format lembar data individual SMA

11. Kata-kata motivasi siswa SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros 12. Denah Sekolah

13. Dokumentasi 14. Persuratan

15. Riwayat hidup penulis

(19)

xiv

Tabel IV. 2 : Keadaan Guru Dan Staf SMA Negeri 11 Maros Baru

Tahun Ajaran 2015……….……… .52

Tabel IV. 3 :Keadaan Siswa SMA Negeri 11 Maros Baru Tahun

Ajaran 2015………... .54 Tabel IV. 4 : Keadaan Sarana dan Prasarana Administrasi dan Pendidikan

SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros……….. 55 Tabel IV. 5 : Keadaan Sarana Dan Prasaran Olahraga………. 55 Tabel IV. 6 : Keadaan Perlengkapan SMA Negeri 11 Maros Baru

Kabupaten Maros……….……….. 56

Tabel IV.7 : Hasil Evaluasi Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru

Kabupaten Maros………. .58 Tabel IV. 8 : Data Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11

Maros Baru Kabupaten Maros……….………. .60 Tabel IV .9 : Data Hasil Observasi Siswa Pada Pratindakan………..……... 62 Tabel IV. 10 : Data Hasil Observasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran

Pada Siklus I……… 67

Tabel IV. 11 : Data Hasil Peningkatan Hasil Belajar Siswa……… 70 Tabel IV. 12 : Data Hasil Observasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran

Pada Siklus II……….……… 82

Tabel IV. 13 : Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2

SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupupaten Maros……….... 84 Tabel IV. 14 : Hasil Deskriptif Pada Tiap siklus………...…………. 94

(20)

xv

Histogram IV. I : Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros………... 61

Histogram IV. 2: Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros………. 71

Histogram IV.3 : Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros Siklus II……… 85

Histogram IV.4 : Tingkat Ketuntasan Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Maros Baru Kabupaten Maros Siklus I dan Siklus II….. 95

(21)

1 A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan hari ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

Kalau dilihat dalam proses pembelajaran guru hanya mengarahkan kemampuan siswa dalam menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.(Ratna 2012)

Menurut Hasbullah (2005:18) mengatkan bahwa:proses pendidikan guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana cara merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai oleh anak didiknya.

Pendidikan merupakan suatu proses yang inheren dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat di manusiakan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan berkenaan dengan objek proses tersebut ialah peserta didik. Tingkah laku proses pendewasaan peserta didik

(22)

merupakan objek dari ilmu pendidikan. Pada hakekatnya pendidikan di dalam adanya pola hubungan antara subjek dan objek, yaitu antara pendidik dan peserta didik.(Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003)

Dilihat dari pendekatan epistemologi mengenai hakekat pendidikan mempunyai berbagai kelemahan. Titik beratnya adalah lahirnya atau perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Oleh sebab itu, hakekat pendidikan adalah berkenaan dengan hakekat manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik tidak lepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri. Karena memang pada akhirnya manusia itu sendiri sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya termasuk terhadap pengaruh-pengaruh pendidikan di dalam pembentukan kepribadian seumur hidupnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, sebab pendidikan mempunyai citra religius ini dikenal dalam semua kebudayaan baik di barat maupun di timur untuk membangun suatu bangsa dan negara.(Ratna 2012:4)

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pandidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.

Berdasarkan data awal yang peneliti peroleh di SMA Negeri 11 Maros dengan berbincang-bincang bersama guru-guru khususnya guru mata pelajaran pendidikan agama islam, bahwa dalam kegiatan

(23)

pembelajaran terdapat banyak siswa yang belum paham tentang materi yang diajarkan oleh gurunya disebabkan oleh metode mengajar yang diterapkannya menonton dan kurang menantang pemikiran siswa.

Akibatnya, dari 36 siswa kelas XI SMA Negeri 11 Maros yang hadir hanya 15-35 siswa saja yang aktif dalm proses pembelajaran sedangkan yang lainnya pasif, tidak termotifasi mengikuti proses pembelajaran bahkan ada pula yang mangobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi yang disajikan oleh gurunya sehingga pada saat evaluasi akhir banyak siswa yang mendaptkan nilai dibawah standar pendidikan nasional (rendah).

Selama proses pembelajaran ditemukan kelemahan-kelemahan, yaitu: 1) Siswa cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru, sehingga belum menunjukan kelancaran siswa mengemukakan gagasan, 2) Kurang adanya motivasi siswa untuk merespon penjelasan dari guru, 3) Siswa jarang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran, 4) Pertnyaan yang diajukan siswa kurang sesuai dengan materi yang diajarkan, 5) Siswa kesulitan memahami konsep-konsep Pendidikan Agama Islam serta kaitannya dengan permasalahan dalam penerapan konsep di kehidupan sehari-hari, 6) Kurang adanya kemauan siswa untuk mengembangkan pola berpikir mereka.

Berdasarkan strategi pembelajaran tersebut maka peneliti tawarkan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran peningkatan

(24)

kemampuan berpikir (SPPKB), dimana metode kemampuan berpikir ini adalah metode pembelajaran yang bertumpuh kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan memecahkan masalah yang diajukan.(Supriadi 2012:4)

Hal ini dipertegas oleh pater reason dalam (Sanjaya, 2006:230) bahwa:

Berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan berpikir (thinking).

Mengingat pada dasarnya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan;

sendangkan memahami memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antara aspek-aspek dalam memori.

Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Konsep Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemanpuan Berpikir (SPPKB) dalam Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di Kelas XI IPS 2 SMA Negri 11 Maros Baru KabupatenMaros.

C. Tujuan Penelitian

(25)

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Bepikir (SPPKB) Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 11 Maros Baru Kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka menyempurnakan pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Bagi guru, melalui penelitian ini guru dapat mengembangkan metode yang tepat dalam mengajar Pendidikan Agama Islam.

3. Bagi siswa :

a. Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya,

b. Siswa dapat lebih aktif belajar baik secara berkelompok maupun secara mandiri. Serta dapat meningkatkan hubungan berakhlak baik sesama temannya sehingga timbul suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

(26)

6 A. Peningkatan Hasil Belajar PAI

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang hasil belajar tentang pendidikan agama islam, terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan dengan jelas. Pengertian hasil belajar pendidikan agama islam sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk psikologi pendidikan maupun psikologi agama.

Menurut Ngalim Purwanto (1990:3) mengatakan bahwa:

pengertian secara psikologi, hasil belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku,moral,akhlak, sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Hilgard dalam S. Nasution (1995:35) mengatakan bahwa:

Pengertian belajar yaitu sebagai proses yang melahirkan atau menguba suatu kegiatan melalui jalan latihin (apakah dalam labor Aratorium atau dalam lingkungan alamiyah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh Faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karna mabuk atau minum ganja bukan termasuk belajar.

Sedangkan Syaiful Sagala dkk (2007:37) Mengatakan bahwa:

Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Bagi Hilgard hasil belajar adalah kegiatan memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui studi, pengalaman, atau karena diajar.

Adapun cirri-ciri spsifik akibat belajar menurut sagala dalam Maharuddin Pangewa, (2010:23) mengatakan bahwa:

a. Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kpribadian yang berfunsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya.

(27)

b. Belajar adalah proses intraksi.

c. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.

d. Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks.

Menurut Nurlinda (2012:5), mengatakan bahwa:

Belajar bukan hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

dari pengalaman: Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengigat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni pengalaman. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.

Driver and Bell dalam Suyono (1994:13) mendefenisikan belajar adalah:

suatu proses aktif menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan, dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari.

Selanjutnya belajar menurut Winkel dalam Purwanto (2011:39) seorang kognitivis, menyatakan bahwa:

“Belajar ialah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan.

(28)

1. Pengertian Pembelajaran PAI

Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran yang dapat diartikan sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.

Sedangkan penilaian pembelajaran atau isntruction dalam Noehi Nasution dkk (2007:1) mengatakan bahwa:

Penilaian pembelajaran dapat diartikan sebagai penilaian pengajaran modul pertama berjudul konsep dasar penilaian pembelajaran menguraikan tentang pengertian tes, pengukuran, dan penilaian, fungsi dan peranan penilaian dan pendidikan, jenis- jenis penilaian yang biasa dilaksanakan dalam pembelajaran, dan teknik pelaksanakan penilaian.

Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai di dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagi macam media seperti bahan cetak,program televisi, gambar, audio dan sebagianya sehingga semua itu mendorong terjadinya peranan guru dalam mengelolah proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.

(29)

Hikmah pembelajaran didefenisikan oleh UNEP dalam Hariyanto (2007:15) adalah:

Sebagai pengetahuan atau pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman. Kemudian, pada sumber yang sama, komunitas evaluasi UNEP (United Nations Environment Programme) mendefenisikan hikma pembelajaran sebagai simpulan umum yang berpangkal dari evaluasi dari pengalaman-pengalaman dalam proyek program atau kebijakan yang diabstraksikan dari suatu kondisi spesifik menuju kondisi yang lebih luas.

Jadi hikma pembelajaran adalah mengacu pada konsep pendidikan islam, lesson learned pada hakikatnya ibrah yang diperoleh dari mempelajari ayat-ayat Allah SWT yang terserak di alam dan kehidupan (surah Al-alaq ayat 1-5).



















































Terjemahnya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kemenag (2011:243)

Pengajaran dilaksanakan dalam suatu aktivitas yang kita kenal dengan istiah mengajar. Pengajaran amat dekat dengan pengertian pedagogi. Pedagogi adalah seni atau ilmu untuk menjadi guru. Istilah ini sering kali mengacu kepada strategi pengajaran atau gaya mengajar.

(30)

Istilah pedagogi berasal dari bahasa latin paidagogeo, paid artinya anak, dan ago artinya memimpin, jadi secara harfia artinya memimpin anak.

William H. Burton, seorang behavioris, dalam Suyono (1994:16) menyatakan bahwa mengajar adalah: “upaya memberikan stimulus, bimbigan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”.

2. Strategi pembelajaran PAI

Menurut Sugiyono (2013:8) mengatakan bahwa:

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperaangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenagkan peperanagan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilkinya baik dilihat dari kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan sebagainya.

Demikian pula halnya seorang pelatih sepak bola, ia akan menentukan strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan pertandingan setelah ia memahami segala potensi yang diiliki tim-nya.

Apakah ia akan melakukan strategi menyerang dengan pola 2-3-5 misalnya, atau strategi bertahan dengan pola 5-3-2, semuanya sangat tergantung kepada kondisi tim yang dimilkiny serta kekuatan tim lawan.

Dari dua ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. sebagaimana sabda Rasulullah yaitu:

(31)

Artinya:

Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru atau instruktur dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

3. Tujuan Pembelajaran PAI

Menurut Muh Hanis dalam Pupuh Faturahman (2010:3 bahwa tujuan pembelajaran memiliki 6 tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Menyebutkan pengertian dan rasional keterampilan bertanya dalam pembelajaran pendidikan agama islam.

2. Menyebutkan jenis, tujuan dan yang perlu di perhatikan dalam penggunaan keterampilan bertanya tentang islam.

3. Menyebutkan komponen-komponen keterampilan bertanya dan menjelaskan secara singkat.

4. Menyebutkan manfaat prinsif penggunaan komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut.

5. Membuat contoh pertanyaan mulai dari yang menanyakan ingatan sampai dengan menayakan penilaian (evaluasi).

6. Trampil melaksanakan pembelajaran dengan keterampilan bertanya.

(32)

4. Hasil Belajar

a) Pengertian Hasil Belajar

Depertemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 tentang pendidikan bahwa:

Hasil belajar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu keberhasilan yang dicapai seorang setelah melakukan usaha, bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil yang menunjukkan suatu keberhasilan yang dicapai oleh seorang yang belajar dalam silang waktu tertentu.

Menurut Winkel dalam Purwanto (2011 :39) mengemukakan bahwa:

“Untuk hasil belajar adalah merupakan proses dalam diri individu yang berintraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam prilakunya”.

Hasil belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, efektif, kecakapan belajar seorang pelajar. Salah satu hasil belajar adalah penguasaan bahan pelajaran atau biasa disebut prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerja, diciptakan baik secara individu, berpasangan, maupun kolompok. Banyak kegiatan yang biasa dijadikan sebagai sasaran untuk mendapatkan suatu prestasi.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, maka hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah mendapatkan pengalaman belajar kurang waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes tertentu.

Dari hasil berbagai studi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil anak didik yang mampu menguasai bahan, yakni 90%-100%

dari penyajian guru. Sebagian besar anak didik bervariasi antara

(33)

50%-80% malah sebagian lagi ada yang lebih kecil lagi penguasaannya terhadap bahan yang disajikan guru.

Menurut Carol dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:21) mengatakan bahwa:

Setiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberikan waktu atau kesempatan yang cukup untuk mempelajari, sesuai dengan kapasitas anak didik, dengan demikian, taraf atau tingkatan belajar itu pada dasarnya merupakan fungsi dari proporsi waktu yang disediakan untuk belajar (time allowed for learning).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam Sobry Sutikno (2011:14) mengatakan bahwa:

Setiap anak didik mampu menguasai bahan karena unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar-mengajar karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik itu, sebab, minat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhannya.

b) Ruang lingkup hasil belajar peserta didik

Menurut Schuward dalam Nana Sudjana (2007:4) mengatakan bahwa :

Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan perubahan dalam dirinya. Perubahan- perubahan tersebut dapat ditunjukkan diantaranya dari kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu obyek perubahan dari hasil belajar ini.

Menurut Taxonomy Bloom dalam Wahidmurni,dkk (2010:18) dikolompokkan dalam tiga ranah (domain), yakni:

Domain kognitif atau kemampuan berpikir Domain efektif atau sikap

Domain psikomotorik atau keterampilan.

Jadi dalam tiga ranah (domain) ini mengatakan bahwa saling membutuhkan antara kemampuan berpikir harus memiliki sikap dan kterampilan sehingga kesuksesan tercapai dalam dunia pendidikan.

(34)

B. Hakekat Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpuh pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa.

Menurut Peter Reoson dalam Wina Sanjaya (2006:230) mengatakan bahwa berpikir ( tingking) adalah:

“Proses mental seseorang yang lebih sekedar mengigat (remembering) dan memahami (compreheding) menurut reoson mengigat dari memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan berpikir (tingking).

Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan bepikir (SPPKB).

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa.

Menurut Joyce and Weil dalam Wina Sanjaya (2006:225) mengatakan bahwa:

model pembelajaran ini menempatkan model pembelajaran kedalam bagian model pembelajaran cognitive growth:

Increasing The capacity to Think . dalam SPBKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk meneumukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus- menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

(35)

Strategi ini adalah model pembelajaran yang bertumpuh kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta atau anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.

Menurut Wina Sanjaya (2006:20) mengatakan bahwa:

Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas adalah sebagai berikut :

1) SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpuh pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan hanya sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.

2) Telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir,artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.

3) Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka SPPKB bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta dan konsep tersebut hingga dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu persoalan.Wina Sanjaya (2006:21).

(36)

Menurut .Wina Sanjaya (2006:21) mengatakan bahwa:

a. Karakteristik SPPKB

Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir SPPKB memiliki tiga karakteristik utama yaitu sebagai berikut :

1) Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan pada proses mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mencatat tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan sebagai berikut :

a) Jika tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama pada guru. Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu penting bukan hanya apa yang dipelajari, tapi bagaimana mereka mempelajarinya.

b) Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topic yang harus dipelajari serta metode apa yang digunakan. sebagaimana sabdah rasulullah:

Artinya:

Dari Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarkannya.

(HR. Abu Dawud)

c) Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat antara bagian yang dipelajari.

d) Informasi baru akan bisa ditangkap lebih muda oleh siswa, manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

e) Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari, merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.

2) SPPKB dibangun dalam nuansa biologi dalam proses tanggung jawab sacara terus-menerus.

3) SPPKB adalah model pembelajaran yang menyadarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar, proses belajar diarahkan untuk meningkatakan kemampuan

(37)

berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksikan pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.

b. Perbedaan SPPKB dengan pembelajaran konversional

Menurut Wina Sanjaya (2006:233) ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang lain selama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah :

1) SPPKB menemptkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamanya sendiri sedangkan dalam pembelajaran konversional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2) Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggilan pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran konversional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.

3) Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkan dalam pembelajaran konversional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.

4) Dalam SPPKB kemampuan didasarkan atas panggilan pengalaman, sedangkan pembelajaran konversional kemampuan diperoleh melalui latihan.

5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara pembelajaran dan kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konversional tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran.

6) Dalam SPPKB, tindakan dan perilaku dibagian atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat. Sedangkan pembelajaran konversional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor-faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman.

7) Dalam SPPKB, pengetahuan dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.

(38)

Pembelajaran konversional hal ini tidak mungkin terjadi.

Kebenaran dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

8) Tujuan yang dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk untuk memperoleh pengetahuan, kriteria keberhasilan direntukan oleh proses dan hasil belajar, sedangkan dalam pembelajaran konversional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dengan tes.

c. Tahap-tahap pembelajaran SPPKB

SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (George W. Maxim (1987) dalam Wina Sanjaya (2006:234) mengatakan bahwa:

Ada 6 tahap dalam proses pembelajaran SPPKB, setiap tahap dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap orientasi

Pada tahap ini guru menkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang dilakukan siswa, yaitu penjelasan tantang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.

2. Tahap pelacakan

Tahap pelacakan adalah tahap penjajakan memahami pengalaman dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok

(39)

persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahap inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkapkan pengalaman apa saja yang telah di miliki siswa dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji.

3. Tahap konfrontasi

Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian perseolan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkatan dan kemampuan pengalaman siswa. Untuk merangsan tingkat kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat memberikan persoalan- persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar.

4. Tahap inkuiri

Tahap inkuiri adalah tahap terpenting dalam SPPKB. Pada tahap ini siswa belajar berpikir yang sesungguhnya, melalui tahap inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.

5. Tahap akomodasi

Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai topik atau tema pembelajaran.

6. Tahap transfer

Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahapan transfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalh baru.

Sesuai dengan tahapan-tahapan dalam SPPKB seperti yang telah dijelaskan diatas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar SPPKB berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai pengelola pengajaran antara lain : a) SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuka dan saling menghargai, sehingga setiap sisa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan.

(40)

b) SPPKB dibangun dalam suasana Tanya Jawab, oleh sebab itu guru dituntut agar dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing, bertanya indukatif dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup.

c) SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana diologis, karena itu guru harus mampu merangsan dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan ,membuktikan dengan memberikan data dan fakta sosial serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan cari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.Wina Sanjaya (2006:227)

d. Kelebihan pembelajaran SPPKB

1) SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.

2) SPPKB menelaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagaan dan ide-ide didasarkan pada

(41)

pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.

3) SPPKB mempunyai sasaran akhir yaitu memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf pengembangan anak.Wina Sanjaya (2006:240).

e. Kelemahan pembelajaran SPPKB

1) SPPKB lebih menekankan proses mental siswa secara maksimal, sehingga peran guru dalam pembelajaran ini kurang maksimal.

2) SPPKB hanya menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar padahal antara guru dengan siswa sama-sama sebagai subjek dalam pembelajaran.

3) SPPKB menekankan perilaku dibangun atas kesadaran diri, sementara siswa tidak selamanya sadar akan dirinya, oleh karena itu perlu ada semacam stimulasi dari guru yang bersangkutan.Wina Sanjaya (2006:246).

2. Konsep Umum dalam Strategi Belajar Mengajar

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, khiat,trik, atau cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.

(42)

Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru/murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Menurut Mansyur dalam Pupuh Fathurrohman,(2010:3), bahwa:

Batasan balajar mengajar yang bersifat umum mempuyai tiga dasar strategi, yakni :

1. mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan zaman .

2. mempertimbangkan dan memilih sistim belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.

3. Memilih presedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.

a. Konsep mengajar

Menurut Muhammad Ali dalam Pupuh Fathurrohman, (2010: 7) mengatakan bahwa:

Mengajar merupakan suatu proses yang komplek, Tidak hanya menyampaikan informasi dari guru kepada siswa tetapi banyak kegiatan maupun tindakan hurus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.

Oleh karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri.

Sedangkan menurut Bohar Suharto dalam Sobry Sutikno, (2011:7) medefenisikan bahwa:

mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelolah) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.

Sementara Hasibuan dalam Sobry Sutikno,(2011:7) menyebutkan bahwa:

Konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan”.

(43)

b. Hakikat proses belajar mengajar

Di dalam proses pendidkan kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara propesional.

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu mengakibatkan dua pelaku aktif yaitu guru dan siswa. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya, mengajar merupakan kegiatan dimana keterlibatan individu, anak didik mutlak adanya. Apabila tidak ada anak didik, objek didik, siapa yang diajar. Hal ini perlu sekali disadari guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran. Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam konsep pengajaran atau pendidikan.

3. Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan Konsep Islami

Jika kita kita ingin melakukan sebuah strategi dalam pembelajaran menurut konsep islam maka penulis membagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

a. Dasar Pendidikan yang Islami

Tauhid merupakan hal yang amat fundamental terhadap segala aspek kehidupan para penganut agama islam, tak terkecuali pada

(44)

aspek pendidikan. Dalam kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan islam adalah tauhid. Melalui dasar tauhid ini,

H. M. Quraish Shihab dalam Pupuh Fathurrohman,(2010;121) merumuskan hal-hal sebagai berikut :

a) kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan ukhrawinya. Sukses atau kegagalan ukhrawi ditentukan amal duniawinya.

b) kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber, yaitu Allah SWT.

c) kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing-masing mempunyai wilayahnya sehingga harus saling melengkapi.

d) kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para Nabi kesemuanya bersumber dari Allah SWT, prinsip-prinsip pokoknya menyangkut akidah, syariah, dan akhlak tetap sama dari zaman dahulu sampai sekarang.

e) kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Yang Islami

Menurut H Abuddin Nata dalam Pupuh Fathurrohman, (2012:121) menjelaskan bahwa:

fungsi pendidikan yang islami adalah sebagai penyiapan kader- kader khalifah dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, harmonis, dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT.

Dengan demikian pendidikan islam mestinya adalah pendidikan yang paling ideal, karena kita hanya berwawasan kehidupan secara utuh dan multi diminsional. Tidak hanya berorientasi untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gegap gempita, tetapi juga mengajarkan bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk dapat lebih baik di akhirat.

(45)

c. Kedudukan dan Tanggung Jawab Pendidik/Guru dalam Agama Islam

Pendidik dalam ajaran agama Islam kedudukannya sangat dihargai dan punya tanggunjawab dalam pembelajaran, sebagaimana sabdah Rasulullah yaitu:

ٌلُﻌﺳَﻣ مُﻛﱡﻠُﻛ :َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫﯾَﻠَﻋ ُﷲ ﻲﱠﻠَﺻ ِﷲ ُلوُﺳَر :َلﺎَﻗ ُﮫﻧَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿَر َرَﻣُﻋ ِنﺑِإ نَﻋ َﻋ َوُھ َو ِﮫِﻠھَأ ﻲٍﻓ ٍعاَر ُلُﺟﱠرﻟا َو ,ِﮫِﺗﱠﯾٍﻋَر نَﻋ ًلﻌﺳَﻣ َوُھ َو ٍعاَر ُمﺎَﻣِﻹﺎَﻓ :ِﮫِﺗﱠﯾِﻋَر ن ,ﺎَﮭِﺗﱠﯾِﻋَر نَﻋ ٌﺔَﻟ ُؤﺳَﻣ َﻲِھ َوﺎَﮭِﺟوَز ِتﯾَﺑ ﻲِﻓ ٌﺔَﯾِﻋاَر ُةَأرَﻣﻟا َو ,ِﮫِﺗﱠﯾِﻋَر نَﻋ َل ُؤﺳَﻣ

َر نَﻋ ٌل ُؤﺳَﻣ َوُھ َو ِﮫﯾِﺑأ َلﺎَﻣ ﻲٍﻓ ٍعاَر ُمِدﺎَﺧﻟا َو نَﻋ ٌل ُؤﺳَﻣ مُﻛﱡﻠُﻛ َو ٍعاَر مُﻛﱡﻠُﻛَﻓ ِﮫِﺗﱠﯾِﻋ

َر ﮫﺳﻣﺧﻟا هاور ﺢﯾﺣﺻ ثﯾدﺣ)ِﮫِﺗﱠﯾِﻋ

Artinya:

Dari ibnu Umar berkata bahwa rasulullah bersabdah: “Setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimipinanya, maka seorang imam adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya, pembantu adalah peminpin/penanggung jawab terhadap harta tuanya dan dia bertanggung jawab atas kepimimpinanya, seorang anak adalah pemimpin terhadap harta ayahnya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, maka setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimpinannya” (HR.

Oleh 5 Rawi. Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad).

Hal ini beralasan bahwa dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah SWT dengan kemampuan yang ada pada manusia maka diharapkan dapat terlahir teori-teori yang

(46)

menyokong pada kemaslahatan manusia.Pupuh Faturrohman (2010:15).

Menurut Pupuh Faturrohman (2012:19 mengtakan bahwa:

Untuk melaksanakan tugas sebagai pewaris para Nabi, pendidik hendaklah bertolak pada kaidah amar makruf wa nahyu anil munkar, yakni menjadikan prinsip tauhid sebagai pusat kegiatan penyebaran misi iman, Islam dan Ihsan. Kekuatan yang dikembangkan oleh pendidik sendiri adalah individualitas, sosial, dan moral (nilai-nilai agama dan moral).

Dengan demikian, maka tanggung jawab pendidik sebagaimana disebutkan oleh.

Al-Rahman al-Nahlawi dalam Pupuh Faturrohman (2012:20) mengatakan bahwa:

adalah, mendidik individu supaya beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan syariatnya, mendidik diri supaya beramal saleh, dan mendidk masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan, beribadah kepada Allah SWT serta menegakkan kebenaran.

Jadi, di dalam Islam kedudukan guru adalah amat tinggi. Guru merupakan pembimbing dan penasehat umat. Jika tidak ada guru, maka manusia akan menjadi hewan lantaran tidak ada pengajaran dan bimbingan. Siapa yang memuliakan guru berarti ia secara tidak langsung telah memuliakan Rasul, siapa yang memuliakan Rasul berarti memuliakan Allah SWT,dan siapa yang memuliakan Allah syurgalah tempat keiamannya. Sebaliknya jika mendurhakai guru berarti ia mendurhakai Rasul. Siapa yang memurkai Allah SWT maka nerakalah tempatnya. Oleh karena itu peserta didik mestilah memelihara adab yang baik bersama guru, dan guru akan

(47)

mendapatkan pahala disisi Allah Sebagai Amal Jariyah, sebagaimana Sabdah Rasulullah Yaitu:

:مﱠﻠَﺳ َو ﮫﯾﻠﻋ ُﷲ ﻲﱠﻠَﺻ ﱡﻲِﺑﱠﻧَﻟا َلﺎَﻗ :َلﺎَﻗ ُﮫﻧَﻋ ﷲ َﻰﻠ ِﺿَر ٍسَﻧَا نَﻋ ِدﺑَﻌﻠِﻟ يِرﺟَﯾ ٌﻊﺑَﺳ

َنُھُرﺟَأ َأ اًرﺋَﺑ َرَﻔَﺣ وَأ اًرﮭَﻧ يَرﺟَأ وَأ ﱠﺎﻣﻠِﻋ َمﱠﻠَﻋ نَﻣ :ِﮫِﺗوَﻣ َدﻌَﺑ ِه ِرﺑَﻗ ﻲِﻓ َوُھ َو

َسَرَﻏ و

(رازﺑﻟا هاور) ِﮫِﺗوَﻣ َدﻌَﺑ ُﮫَﻟُرِﻔﻐَﺗﺳَﯾ اًدَﻟ َو َكَرَﺗ وَأ ﺎًﻔَﺣﺻُﻣ َثَر َو وَأ اًدِﺟﺳَﻣ ﻲَﻧَﺑ وَأ ًﻼﺧَﻧ

Artinya:

Dari Anas r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: Ada tujuh hal yang pahalanya mengalir pada seorang hamba semenjak dia didalam kubur setelah kematianya, yaitu: Orang yang mengajarkan sesuatu ilmu, atau mengalirkan sungai (memberikan pengairan), atau menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau mewariskan mushaf, atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun kepadanya setelah kematianya.”(HR.Bazzar).

Hadis di atas memberikan kita pelajaran bahwa kebaikan yang menyangkut kepentingan orang lain lebih baik dari pada kebaikan individual, artinya kebaikan yang dilakukan untuk dirinya sendiri.

Sebab mengajar, menyalurkan air untuk kepentingan umum, serta mewariskan al-Quran untuk dibaca dan diamalkan banyak orang, semuanya itu merupakan amal sosial yang kemaslahatannya dapat dinikmati orang lain.

e. Strategi Belajar Mengajar Menurut Konsep Islami

Strategi belajar mengajar menurut konsep islami, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan niat karena Allah SWT.

Menurut Lamudin Nasution dalam Sobry Sutikno, (2011:127) Yaitu:

(48)

Niat artinya menyengaja sesuatu serentak dengan melakukanya. Tempat dan pelaku niat itu adalah hati, namun sunnah menyertainya dengan ucapan lisan untuk membantu pernyataan sengaja yang di dalam itu.

Baihaqi A.K dalam Sobry Sutikno,(2011:127) mengemukakan bahwa:

Niat secara umum berarti qashad (maksud ,kesenjangan , kesadaran) hati untuk melaksanakan suatu perbuatan baik.

Sedang niat secara khusus berarti qashad hati untuk melaksanakan suatu amal (ibadah atau perbuatan baik lainya) yang bergandengan dengan amal itu.

Niat amat berperan dalam memberi makna dan hukum bagi pelaksanan suatu amal atu perbuatan. Ia adalah faktor penentu bagi menetapkan suatu perbuatan baik, apakah perbuatan tersebut termasuk ibadah atau tidak. Sebagaimana dalam al-Qur’an, (QS. al- Bayyinah:5)



































Terjemanya :

“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya dia menyembah Allah dengan menurunkan ketaatan-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.” Kemanag RI (2011:598)

Kewajiban seorang guru dalam menunaikan tugas dan melaksanakan tugas mengajarkan ilmu adalah karena niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT semata-mata. Dan ini dapat dipandang dari dua segi, yaitu : (1) sebagai tugas kekhalifahan dari

(49)

Allah SWT dan, (2) sebagai pelaksana ibadah kepaa Allah SWT yang mencari keridahannya dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Tugas mengajar dan mengamalkan ilmu dalam proses belajar mengajar adalah kewajiban bagi guru, sedangkan murid mempunyai kewajiban menuntut ilmu dari guru tersebut. Hal ini merupakan fitrah manusia yang terjadi dalam proses belajar mengajar, di mana kedua- duanya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Allah SWT telah memberikan potensi padadiri manusia berupa fitrah yang melekat pada dirinya, panca indera serta daya pikir (akal) untuk mendapat bermacam-macam ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS,an-Nahl :78).

































Terjemahnya:

“dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kalian pendengaran,penglihatan,dan hari agar kalian bersyukur. “ kemenag RI”(2011:206).

2. Konsep belajar mengajar harus dilandasi dengan niat ibadah

pengertian khusus, ibadah adalah segala kegiatan semua ketentuannya telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi,

(50)

serta tidak menerima perubahan, penambahan ataupun pengurangan.

Shalat misalnya, adalah ibadah dalam arti khusus yang tidak menerima perubahan. Dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

a. Ibadah Jasmaniyah Ruhiyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya memerlukan kegiatan dan ketentuan fisik disertai jiwa yang penuh ikhlas dan khus”yu kepada Allah SWT , seperti shalat.

b. Ibadah Ruhaniyah Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaanya berkaitan dengan harta, seperti zakat.

c. Ibadah Jasmaniyah Ruhaniyah Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya di samping memerlukan kekuatan fisik dan mental, juga memerlukan materi seperti haji. Sobry sutikno (2011:200).

Allah SWT menciptakan manusia bukanya tanpa tujuan, akan tetapi Dia menciptakan manusia sesungguhnya dengan tujuan tertentu , yaitu untuk beribadah kepada-Nya tujuan tersebut di jelaskan oleh firman-Nya dalam QS.adz-Dzariyat:56:















(51)

Terjemahnya:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (beribadah kepada-Ku)”Kemenag RI (2011:520).

melalui pribadahan banyak hal yang dapat diperoleh oleh seseorang muslim (guru dan murid) yang kepentinganya bukan hanya mencakup individual, melainkan bersifat luas dan universal serta tudak membuat dikotomi ilmu umum dan agama . akan tetapi semua ilmu pengetahuan berasal dan harus sesuai dengan nilaiuluhiyah.

3. Didalam proses belajar mengajar harus saling memahami posisi guru sebagai guru dan murid sebagai murid

Pendidik pada hakikatnya adalah bapak rohani (spiritual father) bagi anak didiknya, yang memberi santapan jiwa dan ilmu, pembinaan akhlak mulia, sekaligus meluruskannya. Oleh karena itu pendidik mempinyai kedudukan tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadis Nabi saw” tinta seorang ilmuan (ulama) lebih berharga ketimbang dengan para Rasul.Sobry Sutikno (2011:202

Untuk meningkatkan hasil belajar, seorang guru harus pandai memilih isi pengajaran serta bagaimana proses belajar tersebut harus dikololah dan dilaksanakan disekolah. Ada dua jenis belajar yang perlu dibedakan yaitu belajar konsep dan belajar proses. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar pada pemahaman fakta dan

(52)

prinsip. Sedangkan belajar proses menekankan bagaimana materi atau bahan pelajaran yang diajarkan dan dipelajari.

Zakia Daradjat ,(2008:132) megemukakan bahawa:

Setiap guru memiliki kepribadian sendiri-sebdiri yang unik. Tidak ada guru yang sama walaupun mereka sama-sama memilki pribadi keguruan, jadi pribadi keguruan itu pun bersifat unit pula, dan perlu dikembangkan secara terus-menerus agar guru itu terampil dalam mengenal, membina suasana sosial dan membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab dan saling mempercayai antara guru dan murid.

4. Mendidik dengan ketauladanan yang baik.:

Al-Qur’an telah memberi contoh bagaimana manusia belajar lewat meniru. Kisah tentang Qabil yang dapat mengetahui bagaimana menguburkan mayat saudaranya, Habil, yang telah dibunuhnya. Yakni diajarkan oleh Allah SWT dari meniru seekor gagak yang menggali- gali tanah guna menguburkan bangkai seekor gagak yang lain (QS.Al- Maidah ;31)





















































Terjemahnya:

“kemudian Allah mengutus seeokor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya ia menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata “,oh, celakalah aku!mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini,

(53)

sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini ?”maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal. Kemenag RI (2011:125)

5. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka dibutuhkan pemisahan-pemisahan :

Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan itu merupakan hal yang sangat penting, karena banyak kita lihat orang berbuat dan bertingkah laku hanya karena kebiasaan semata-mata. Tampa itu hidup kita akan berjalan lambat sekali; sebab sebelum melakukan sesuatu kita harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan.Baihaqi A.K dalam Sobry Sutikno 2011:203).

Rasulullah sendiri telah memerintahkan kepada para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mereka mengerjakan shalat, tatkala berumur tujuh tahun.

.Baihaqi A.K dalam Sobry Sutikno (2011:205) mengatakan bahwa:

Doa merupakan penyejuk dan penawar hati yang duka, melepaskan belenggu derita yang dialami manusia semasa hidupnya. Berdoa adalah ibadah yang khas yang menghubungkan hati dan pikiran manusia dengan tuhannya, yang mungkin dilakukan di awal, sewaktu atau sesudah sesuatu keinginan ataupun usaha dilaksanakan. Islam menganjurkan dan bahkan mewajibkan kepada umat muslim untuk berdoa dalam setiap kegiatan.anjuran tersebut.

terdapat didalam al-Qur’an dan Sunnah Rasul, di antaranya sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS. al-Mu’min:60)





























(54)

Terjemahnya:

“berdoalah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.

Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahku mgasuk neraka jahanam dalam keadaan hina”.Kemenag RI (2011:342).

Syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus didirikan melalui proses pendidikan, karena pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis.

Menurut Sobry Sutikno (2011:230) mengatakan Bahwa:

Dalam pendidikan Islam, proses belajar mengajar akan lebih baik dan berhasil apabila diawali dan diakhiri dengan doa. Doa bukan berarti sekedar permohonan untuk memperoleh kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, akan tetapi doa lebih bertujuan untuk menetapkan langkah- langkah dalam upaya meraih kebaikan yang dimaksud, karena doa mengandung arti permohonan yang disertai usaha.

Jika proses belajar mengajar selalu diawali dan diakhiri dengan doa, bukan hanya ilmu saja yang akan didapat, malainkan kemanfaatan dan keberkahan dari ilmu tersebut akan diperoleh.

Sebagai firman Allah SWT dalam (QS. Yunus:106)



































Terjemahnya:

“dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak mendapatkan manfaat kepda engkau dan tidak kuasa pula mendatangkan mudlarat kepaamu” Kemenag RI (2011:220).

(55)

Seorang guru, ketika proses belajar mengajar akan dimulai atau diakhiri harus bisa mengajar para muridnya agar berdoa terlebih dahulu, karena ilmu yang akan diperoleh merupakan nikmat dari Allah SWT. Ini merupakan tanda syukur kepadanya dan Allah pasti akan menambahnya apa yang telah diterimanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS. Ibrahim:7)

























Terjemahanya :

Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan Sesungguhnya apabila kamu bersyukur pasti aku akan menambahnya dan apabila kamu kufur, sesungguhnya siksa-ku amat dasyat”

Kemenag RI (2011:256)

Adapun hadist yang menjelaskan tentang betapa pentingnya seorang pendidik dalam ajaran Agama Islam, bahwasanya seorang pendidik harus memiliki watak yang baik, karena seorang pendidik dikatakan seorang pemimpin, dan seorang pemimpin harus patut di teladani sebagaimana Rasulullah Saw, yang bersabda :

Gambar

Tabel IV. 2 : Keadaan Guru Dan Staf SMA Negeri 11 Maros Baru
Tabel 3.1. Nilai kategorisasi  standar  pada  surat  edaran  direktort pendidikan menengah umum No 288/C3/MN/99
Tabel IV.2
Tabel IV.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan dengan observasi, interview dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini

Keberadaan pedagang kaki lima cukup membantu mengatasi masalah pengangguran di Desa topejawa dan sebagai salah satu sumber pemasukan PAD bagi pemerintah Daerah Kabupaten

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja kelompok di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar sudah cukup efektif dari 35 siswa yang

Mempelajari cara pengolahan data dari hasil kalkulasi citra RoI menggunakan microsoft excel untuk mendapatkan prediksi nilai BMI menggunakan regresi linear dan melihat korelasi

Proses yang telah berlangsung dengan baik dijaga dan dikendalikan agar tetap berada pada batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) dan dilakukan secara

Seperti telah diketahui, Padang dan Pontianak merupakan dua wilayah di Indonesia yang mempunyai pola equatorial, dengan dua puncak pada bulan April dan November.. Dari

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ke aktifan siswa dalam ruangan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya dalam

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2