Energi Primer (Minyak Bumi,
Gas Alam, Batubara dll)
Proses Pembakaran /
Konversi (Boiler, Turbin)
Energi Mekanik (Gerak Rotasi)
Energi Listrik
STUDI PEMBANGUNAN PLTU BATUBARA CELUKAN BAWANG 2X125 MW DAN PENGARUH TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL BALI
Qoriatul Fitriyah
Jurusan Teknik Elektro-FTI,Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,Keputih-Sukolilo,Surabaya-60111
Abstrak
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Bali mempengaruhi permintaan tenaga listrik di propinsi ini.
Proyeksi pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 tumbuh rata-rata sebesar 1,41 % per tahun, sedangkan rasio elektrifikasi Bali untuk tahun 2008 sebesar 72,14%
dengan beban puncak sebesar 486 MW. Untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik tersebut maka direncanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap batubara sebagai proyek percepatan 10.000 MW yang terletak di kabupaten Buleleng dengan kapasitas pembangkitan sebesar 2x125 MW.
Dengan pembangunan PLTU Celukan Bawang 2×125 MW diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan beban dengan mempertimbangkan harga jual dan daya beli masyarakat di Bali.
Kata kunci :Energi Listrik, PLTU Celukan Bawang,BPP, Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik, Tarif Listrik Regional.
I. PENDAHULUAN
Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari- hari, seiring dengan pesatnya pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero), selaku lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara maksimal.
Penggunan bahan bakar minyak dirasa sudah tidak ekonomis lagi, karena harga bahan bakar minyak yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu PLN berusaha untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak untuk pembangkit yang ada, yaitu dengan mulai menggalakkan pemakaian bahan bakar batubara untuk proses pembangkitan. Pembangunan PLTU Celukan Bawang 2X125 MW ini sebagai salah satu upaya efisiensi yang dilakukan PLN untuk menggunakan sumber daya alam berbahan bakar batubara sehingga dapat menekan biaya pembangkit menggunakan BBM, disamping kenyataan bahwa sumber daya batubara sangat berlimpah di Indonesia.
Dengan Pembangunan PLTU Celukan Bawang 2X125 MW diharapkan dapat mengatasi
krisis akan energi listrik yang ada saat ini serta masa yang akan datang.
II. DASAR TEORI
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Prinsip kerja PLTU hampir sama dengan yang pembangkit yang lain yaitu energi yang dipakai untuk memutar generator untuk membangkitkan tenaga listrik adalah energi mekanik yang merupakan hasil atau output dari proses konversi energi primer sebagai input atau bahan bakarnya, yang kemudian energi mekanik tersebut dipakai untuk menggerakkan atau memutar generator yang akan menghasilkan energi listrik.
Gambar 2.1
Skema Dasar Pembangkit Tenaga Listrik
III. KONDISI KETENAGALISTRIKAN DI BALI
3.1. Gambaran Kependudukan di Bali
Provinsi Bali dengan ibukota Denpasar terletak antara 803’40”-850’48” LS dan antara 11425’53”- 11542’40” BT dengan luas wilayah keseluruhan 5.636,66 km2, yang terdiri atas beberapa pulau yaitu Pulau Bali, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Serangan dan Pulau Menjangan.
Wilayah Bali sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali dan sebelah selatan dengan Samudra Hindia sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Selat Bali dan di sebelah timur dengan Selat Lombok.
Masyarakat Bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam terutama pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik. Total lahan pertanian di Bali sekitar 356.237 Ha. Peternakan terutama sapi dan babi adalah usaha penting di pedesaan. Disamping itu perikanan darat maupun laut , kerajinan dan sektor pariwisata merupakan contoh sumber-sumber pendapatan masyarakat Bali.
Provinsi Bali terdiri dari 9 daerah tingkat II yaitu 8 kabupaten dan 1 kotamadya yaitu:
• Kabupaten Jembrana
• Kabupaten Tabanan
• Kabupaten Badung
• Kabupaten Gianyar
• Kabupaten Karangasem
• Kabupateb Klungkung
• Kabupaten Bangli
• Kabupaten Buleleng
• Kotamadya Denpasar
Data jumlah penduduk Bali tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Bali adalah sebesar 3.409.845 jiwa dengan pertumbuhan sebesar 1.41
%. Kabupaten Buleleng mempunyai jumlah penduduk yang paling besar, yaitu 650.237 jiwa diikuti Kota Denpasar dengan 475 080. Data jumlah penduduk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Gambar 3.1
Peta Wilayah Administrasi Pemerintah Daerah Bali
Tabel 3.1
Penduduk Kabupaten/Kota di Bali 2004-2008
Regency/Municipality Indonesia Citizen
Foreign Citizen
T o t a l Chinese O t h e r
Male Female Male Female Male Female
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Jembrana 133 619 134 646 1 0 2 1 268 269 2. Tabanan 206 690 210 013 2 4 20 14 416 743 3. Badung 192 676 190 881 38 42 200 43 383 880 4. Gianyar 197 012 197 663 15 11 22 32 394 755
5. Klungkung 86 849 89 973 0 0 0 0 176 822
6. Bangli 106 637 107 171 0 0 0 0 213 808
7. Karangasem 215 283 214 967 0 1 0 0 430 251 8. Buleleng 325 634 324 524 12 14 32 21 650 237 9. Denpasar 244 878 229 743 271 186 1 1 475 080
Total :
2008 1 709 278 1 699 581 339 258 277 112 3 409 845 2007 1 691 768 1 680 216 102 97 419 278 3 372 880 2006 1 658 219 1 651 275 98 98 378 239 3 310 307 2005 1 623 001 1 624 010 106 108 319 228 3 247 772 2004 1 588 333 1 590 634 110 103 411 327 3 179 918
Source : BPS - Statistics of Bali Province (Result of Population Registration)
3.2. Kondisi Umum Ketenagalistrikan Bali
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bali saat ini dipasok oleh sistem kelistrikan di Pulau Jawa melalui jaringan transmisi kabel laut dengan daya mampu 200 MW dan dipasok juga oleh pembangkit yang ada di Provinsi Bali sendiri yaitu PLTD Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron.
3.3. Potensi Batubara Indonesia
Batubara adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan bahan sisa tumbuhan yang telah lama mengalami metamorfosa. Semakin lanjut proses metamorfosa pembentukannya semakin tinggi peringkat batubara (coal rank) yang dihasilkan.
Jenis Batubara umumnya dibagi dalam lima kelas:
Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah
IV. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTU CELUKAN BAWANG 2X125 MW DI BALI 4.1 Pembangunan PLTU
Pembangunan PLTU Celukan Bawang 2x125 MW diserahkan kepada pihak swasta dalam hal ini oleh PT General Energy Bali.
4.1.1 Rencana pembangunan PLTU
Rencana PLTU Celukan Bawang terletak di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali. Lokasi proyek terletak kurang lebih 115 km di sebelah timur laut dari pusat pemerintahan kota Denpasar. Daerah rencana lokasi PLTU merupakan pesisir pantai yang berada di Celukan Bawang.
4.1.2 Rencana Lokasi PLTU Celukan Bawang Lokasi PLTU Celukan Bawang dengan kapasitas 2x125 MWdirencanakan di desa Celukan Bawang, proyek pembangunan ini berbatasan dengan;
Sebelah Utara : Laut Bali
Sebelah Selatan : Lahan masyarakat dan lahan negara Sebelah Timur : Lahan masyarakat dan lahan negara Sebelah Barat : Lahan masyarakat dan lahan negara
4.1.3 Waktu Pelaksanaan
Pembangunan PLTU Celukan Bawang2x125 MW dimulai pada tahun 2009 dan direncanakan dapat mulai beroperasi pada tahun 2012
4.2 Ketersediaan Batubara Nasional
Di Indonesia terdapat endapan batubara yang bernilai ekonomis yang terletak di bagian barat paparan sunda (termasuk pulau Sumatera dan Kalimantan). Pada umumnya endapan batubara tersebut tergolong berusia muda yang dapat digolongkan sebagai batubara tersier.
Gambar 4.1 Peta Persebaran Batu Bara Indonesia
4.3 Rencana Kelistrikan Bali
Pada umumnya pertumbuhan kebutuhan penduduk akan energi listrik tentunya terkait dengan semakin bertambahnya penduduk di suatu daerah. Dengan semakin bertambahnya penduduk, secara langsung akan mengakibatkan bertambahnya jumlah pelanggan listrik di daerah tersebut dan juga menambah perkembangan berbagai sektor industri yang tentunya diperlukan energi listrik yang semakin besar.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam analisa:
a. Faktor politik
Faktor ini berpengaruh pada tingkat kondisi keamanan dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Faktor ini cenderung dapat diabaikan karena faktor ini tidak mengandung data akurat untuk dilakukan perhitungan jadi hanya bersifat kualitatif
b. Faktor investasi.
Faktor ini berpengaruh terhadap tingkat perekonomian suatu negara. Faktor ini juga cenderung untuk diabaikan karena tidak mewakili secara keseluruhan kondisi perekonomian suatu negara/wilayah.
c. Faktor konsumsi energi.
Faktor ini berpengaruh pada besar kecilnya pemakaian energi listrik di suatu daerah atau biasa disebut dengan pelanggan listrik. Faktor ini sangat berperan dalam menentukan perubahan energi yang terjual atau terpakai.
Pertumbuhan faktor ini dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah pelanggan. Biasanya untuk kelompok pelanggan rumah tangga dan kelompok pelanggan industri kecil.
d. Faktor jumlah penduduk, pengaruh cukup dominan karena semakin bertambah penduduk suatu negara / wilayah maka cenderung diikuti dengan peningkatan permintaan akan kebutuhan listrik.
e. Faktor pendapatan suatu negara, pengaruh juga dominan karena menyangkut dalam hal kemampuan untuk membeli suplai energi listrik.
Kecenderungannya adalah semakin tinggi pendapatan suatu negara / wilayah maka semakin tinggi pula konsumsi listriknya.
TAHUN BP (MW) DAYA MAMPU
(MW) KETERANGAN
2008 486 568 DAYA MAMPU SAAT INI
2009 500 568 DAYA MAMPU SAAT INI
2010 533 677
-PLTD PESANGGARAN 80 MW -PLTG PEMARON 20 MW -PLT. SAMPAH 9 MW 2011 544 877 KABEL LAUT 3 & 4: 200MW 2012 579 1252 PLTU CELUKAN BAWANG 2 x 125 MW 2013 630 1652 -PLTU BALI TIMUR 1x100 MW
-BALI CROSSING 300 MW
2014 700 1752 PLTU BALI TIMUR + 100 MW
2015 785 1752
2016 886 2452 BALI CROSSING 700 MW
2017 1001 2452
2018 1133 2452
2019 1244 2452
Tabel 4.1 Rencana Kelistrikan Bali 2019
4.4 Analisa Ekonomi
Dalam membahas teknologi pembangkitan, maka perlu mempertimbangkan dua hal yaitu :
1. Biaya Investasi Modal Awal (Capital Investment Cost)
merupakan besarnya investasi modal yang diperlukan untuk membangun sebuah power plant
2. Biaya Pembangkitan (Power Generating Cost) terdiri atas biaya-biaya yang berhubungan dengan investasi modal awal pada sebuah power plant, biaya bahan bakar dan biaya operasional
& perawatan (O&M Cost)
Perhitungan
Suku Bunga 9 % 12 % Biaya Pembangkitan (US$ / kWh) 0,0121 0,0151
Kapasitas (MW) 2x125 2x125
Biaya Bahan Bakar (US$ / kWh) 0,02934 0,02934 B. O & M (US$ / kWh) 0,00643 0,00643 Total Cost (US$ / kWh) 0,04787 0,05087
Investasi (jutaUS$) 220 220
Tabel 4.2 Analisa Ekonomi PLTU Celukan Bawang 2x125 MW
4.5 Aspek Sosial
Pembangunan nasional Indonesia menempatkan manusia sebagai titik sentral,sehingga mempunyai ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam kerangka ini maka pembangunan ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam semua proses dan
kegiatan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan upaya meningatkan kualitas penduduk sebagai sumber daya, baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intelektual (pendidikan), aspek kesejahteraaan ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan). Hal ini sesuai dengan tujuan nasional Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Disamping itu secara implisit juga mendukung makna pemberdayaan penduduk.
4.6. Protokol Kyoto
Protokol Kyoto adalah sebuah perjanjian dari negara-negara di seluruh dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Protokol Kyoto diprediksikan akan mengurangi emisi gas rumah kaca di negara-negara industri sebesar 5.2% dibandingkan keadaan pada tahun 1990.
Protokol Kyoto juga bertujuan untuk membantu negara-negara berkembang dalam proyek-proyek yang berhubungan untuk memperbaiki keadaan iklim bumi.
Pada protokol Kyoto juga diberlakukan sistem jual beli emisi. Setiap negara yang setuju dengan Protokol Kyoto dapat melakukan jual beli emisi untuk menjual atau membeli batas emisi sesuai Protokol Kyoto.
Gambar 4.2 Grafik Emisi Pembangkit
PLTU menghasilkan emisi gas karbon terbesar sebesar 960 kg/MWh Kemudian dari hasil konferensi tingkat tinggi oleh negara-negara maju dan berkembang penghasil emisi gas karbon terbesar melahirkan suatu prosedur tetap yang diberi nama dengan “Kyoto Protocol”, untuk pembangkit yang tidak menghasilkan emisi gas karbon mendapatkan kredit karbon dari pembangkit yang menghasilkan emisi gas karbon tinggi yaitu 4,5 cent/kWh dan pembangkit yang mendapatkan kredit karbon ini adalah PLTAir, PLTSurya, PLTAngin dan PLTBiomassa dan lain-lain.
CO2 Tax = 4,5cent /kWh 728
728 960− ×
= 1,43 cent/ kWh
4.7. Analisis Pembangunan PLTU Ditinjau dari Aspek Lingkugan
Adapun dampak lingkungan dari pembangunan pembangkit tenaga listrik dapat ditinjau dari masa pra konstruksi, konstruksi, masa operasi dan masa pasca operasi.
Masa Pra Konstruksi
a. Survey Awal dan Perijinan b. Pembebasan Lahan Masa Konstruksi
a. Tenaga kerja
b. Mobilisasi Peralatan dan Material PLTU Pengoperasian Unit PLTU
Setelah PLTU selesai dibangun, selanjutnya siap untuk digunakan bagi kepentingan operasional. Pada masa operasi PLTU batubara akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Selain adanya emisi karbon juga terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan, antara lain adalah sebagai berikut:
• Penurunan kualitas udara
• Adanya limbah cair
• Adanya limbah padat
• Penurunan kualitas air laut Masa Pasca Operasi Pembangkit
Setelah masa operasi pembangkit telah mencapai batasnya maka akan menimbulkan dampak terhadap lokasi tersebut. Luasnya tempat penimbunan abu sisa hasil pembakaran batubara, daerah resapan air dan berbagai fasilitas yang dapat menyebabkan kerusakan alam perlu untuk ditata ulang.
V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpukan sebagai berikut:
1. PLTU Celukan Bawang 2x125 MW menggunakan bahan baku Batubara, tipe lignit, dengan nilai kalor 4200 Kcal.
2. PLTU Celukan Bawang 2x125 MW berfungsi sebagai penyangga beban dasar sistem Bali 3. BPP Bali pada tahun 2008 ditetapkan sebesar Rp
783,-/kWh. Setelah dibangun PLTU Celukan Bawang 2x125 MW BPP Bali turun menjadi Rp.
479/kWh untuk suku bunga 9% dan menjadi Rp.
509/kWh untuk suku bunga 12%.
5.2 Saran
1. Pembangunan PLTU Celukan Bawang 2x125 MW perlu segera dilakukan sebagai penyangga beban di Bali untuk tahun-tahun mendatang dapat terpenuhi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. E. Jasjfi, MSc. Ir, 1992, “Instalasi Pembangkit Daya,”
Erlangga,Jakarta.
2. Djoko Santoso Ir, 2006, “Pembangkitan Tenaga Listrik”, Diktat Kuliah, Teknik Elektro ITS, Surabaya
3. Djiteng Marsudi Ir, 2005, “Pembangkitan Energi Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Rahmad Aliyusni, “Analisis Pembangunan PLTU Cilacap 2x300 MW dan Sumbangannya pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 KV Bagian Selatan”, 2005 5. http://www.ptpjb.com/iframe_news_content.php
?n=1780
6. http://www.bisnisbali.com/2008/03/25/news/potensi/
cel.html
7. Statistik PLN 2000
8. Statistik PLN 2001 9. Statistik PLN 2002 10. Statistik PLN 2003 11. Statistik PLN 2004 12. Statistik PLN 2005 13. Statistik PLN 2006 14. Statistik PLN 2007 15. Statistik PLN 2008
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Qoriatul Fitriyah, dilahirkan di Lumajang pada tanggal 17 Agustus 1987 dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMUN 2 Lumajang, dan melanjutkan studi di D3 Elektro Industri- DISNAKER ITS pada tahun 2005. Penulis lulus pada tahun 2008 dan melanjutkan studi S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Teknik Elektro bidang studi Sistem Tenaga serta PIKTI ITS (DO) pada tahun 2008.
Penulis adalah seorang internet dan movie addict. Film favorit sejauh ini adalah Memento, Shawshank Redemption, Sherlock Holmes, V for Vendetta dan Nacho Libre. Mempunyai hobi antara lain membaca (terutama buku sejarah, serial Harry Potter, Bobo, kumpulan cerita Enid Blyton), blogging, web designing, cracking (symbian platform), travelling, jualan online, bersepeda dan memasak.
Sempat menjadi freelance crew di Eureka TV ITS selama dua (2) tahun di bagian Produksi (Creative Team) dengan spesifikasi reporter dan camera girl.
Memiliki beberapa domain dengan hosting gratis dan berbayar antara lain yaitu:
www.javagems.info www.jagems.co.cc www.jokotingkir.com
www.s60jarresize.net (park domain) Adapun toko online penulis antara lain:
www.tokopedia.com/fitricell www.kaskus.ws/fitricell www.kudung-gaul.blogspot.com
email di [email protected] sedangkan account twitter di www.twitter.com/cutev3