• Tidak ada hasil yang ditemukan

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 ( )"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

361

MANAJEMEN RISIKO REPUTASI PONDOK PESANTREN TERHADAP PEMBERITAAN PELECEHAN SEKSUAL

(Studi Kasus Pada Yayasan Madani Boarding School Cibiru Kota Bandung)

--- Saiful Romadon

Universitas Bina Sarana Informatika

(Naskah diterima: 1 Januari 2022, disetujui: 30 Januari 2022)

Abstract

This study discusses Islamic Boarding School Reputation Risk Management Against Sexual Harassment Reporting (Case Study at the Cibiru Foundation Madani Boarding School Bandung City) that Islamic Boarding Schools and Boarding Schools have very significant differences. This research is also to emphasize the news that seems to generalize between Islamic Boarding Schools and Boarding Schools. The research uses qualitative methods, with a case study approach. The results of this study indicate that Islamic Boarding Schools have their own culture with other educations, while Boarding Schools are general education only that the students live in dormitories that have been provided by the foundation.

Keywords: Islamic Boarding School, Risk Management, Boarding School

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang Manajemen Risiko Reputasi Pondok Pesantren Terhadap Pemberitaan Pelecehan Seksual (Studi Kasus Pada Yayasan Madani Boarding School Cibiru Kota Bandung) bahwa Pondok Pesantren dan Boarding School memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Penelitian ini juga untuk menekankan pemberitaan yang terkesan menyamaratakan antara Pondok Pesantren dan Boarding School. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pondok Pesantren memiliki kebudayaan tersendiri dengan pendidikan-pendidikan lainnya, sedangkan Boarding School pendidikan umum hanya saja para muridnya bertempat tinggal diasrama yang telah disediakan oleh yayasan

Kata Kunci: Pondok Pesantren, Manajemen Risiko, Boarding School

I. PENDAHULUAN

ahun 2021 Indonesia digemparkan dengan pemberitaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum pengurus Yayasan Boarding School Cibiru Kota Bandung. Kabar ini tersiar di jagat media

massa, informasi ini sangat berpotensi merusak citra pondok pesantren. Pasalnya, Pondok Pesantren dan Boarding School adalah dua hal yang memiliki kesamaan namun berbeda dalam hal prinsip.

T

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

362

Pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri” yang artinya murid. Sedang C.C. Berg. berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu.

Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku suci agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.

Pendapat lain mengatakan, kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansekerta, atau mungkin jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan.

Istilah santri juga ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik (Nurcholish Majid, 1977).

Secara singkat pesantren bisa juga dikatakan sebagai laboratorium kehidupan, tempat para santri belajar hidup dan bermasyarakat dalam berbagai segi dan

aspeknya. Definisi pesantren yang dikemukakan oleh Imam Zarkasyi (pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor) sama dengan definisi yang dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofier dalam menentukan elemen-elemen pesantren, seperti: Kiyai, santri, masjid, pondok, dan pengajaran agama Islam. Walaupun sama dalam menentukan elemenelemen pesantren, namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menentukan materi pelajaran dan metodologi pengajaran.

Zamakhsyari menentukan materi pelajaran pesantren hanya terbatas pada kitab-kitab klasik dengan metodologi pengajaran, yaitu sorogan dan wetonan. Sedangkan Imam Zarkasyi tidak membatasi materi pelajaran pesantren dengan kitab-kitab klasik serta menggunakan metodologi pengajaran sistem klasikal (Dhofier, 1995).

Pesantren sebagai suatu lembaga keagamaan mengajarkan, mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam, keadaan semacam ini masih terpusat pada pesantren- pesantren di Pulau Jawa dan Pulau Madura yang bercorak tradisional. Namun pesantren yang modern tidak hanya mengajarkan agama saja, tetapi juga mengajarkan ilmu-ilmu umum, ketrampilan dan sebagaimana yang kita ketahui pada Peranan Pondok Pesantren

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

363

Gontor, yang sudah menerapkan sistem dan metode yang menggabungkan antara sistem pengajaran non klasikal dan sistem klasikal (Rahardjo, 1985).

Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya. Dalam sistem pendidikan boarding school seluruh peserta didik wajib tinggal dalam satu asrama.

Oleh karena itu, guru atau pendidik lebih mudah mengontrol perkembangan karakter peserta didik. Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, baik di sekolah, asrama dan lingkungan masyarakat dipantau oleh guru-guru selama 24 jam. Kesesuaian sistem boarding-nya, terletak pada semua aktivitas siswa yang diprogramkan, diatur dan dijadwalkan dengan jelas. Sementara aturan kelembagaannya sarat dengan muatan nilai- nilai moral.

Boarding school merupakan kata dalam bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu Boarding dan school, Boarding berarti menumpang dan school berarti sekolah, kemudian diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi sekolah berasrama. Asrama adalah rumah pemondokan untuk para peserta didik, pegawai dan sebagainya, sedang berasrama yaitu tinggal bersama-sama di dalam suatu bangunan atau komplek (Kholidah, 2011).

Boarding school adalah lembaga pendidikan di mana para siswa tidak hanya belajar, tetapi mereka bertempat tinggal dan hidup menyatu di lembaga tersebut. Boarding School mengkombinasikan tempat tinggal para siswa di institusi sekolah yang jauh dari rumah dan keluarga mereka dengan diajarkan agama serta pembelajaran beberapa mata pelajaran. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Sistem Boarding School adalah himpunan komponen yang saling berkaitan dalam suatu lembaga yang di dalamnya tidak hanya memberikan pengajaran, akan tetapi menyatukan antara tempat tinggal dengan sekolah (Maksudin, 2010).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Boarding School adalah lembaga pendidikan yang menyediakan asrama bagi para siswa dan siswi nya agar tenaga pendidik atau guru dapat lebih mudah mengontrol perkembangan para pelajarnya.

Sedangkan pondok pesantren adalah suatu

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

364

lembaga pendidikan dan keagamaan yang berusaha melestarikan, mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam serta melatih para santri untuk siap dan mampu mandiri. Atau dapat diambil pengertian dasarnya sebagai suatu tempat dimana para santri belajar pada seorang kyai untuk memperdalam atau memperoleh ilmu-ilmu agama yang diharapkan nantinya menjadi bekal bagi santri dalam menjalani kehidupan di dunia maupun di akhirat. Boarding Scholl dan Pondok Pesantren sama-sama menerapkan sistem mukim (pelajar bertempat tinggal di lingkungan atau komplek sekolah), namun penanaman ilmu dan prinsip kebudayaan nya sangat berbeda.

Dalam penelitian ini, peneliti mengutip kasus Madani Boarding School milik Herry Wirawan, Kota Bandung Jawa Barat yang sempat menjadi sorotan media massa karena kasus pelecehan seksual yang dilakukan kepada para santriawati nya. Wakil gubernur Jawa Barat menegaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Pondok Pesantren dan Boarding School. Diantaranya, dalam proses belajar mengajar dipondok pesantren harus memuat kurikulum kitab kuning namun pada Boarding School hal tersebut tidak ada dan hanya sekolah

berasrama. Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat menghimbau kepada masyarakat tidak terbawa hal-hal negatif akibat adanya kasus santriawati yang menjadi korban pelecehan seksual. Bahkan kepada orang tua agar tidak takut mengamanahkan pendidikan anak-anaknya ke Pondok Pesantren.

Sekretaris MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota Bandung, Asep Ahmad Faturohman mengatakan, dampak kasus tersebut membuat citra Pondok Pesantren dirugikan. Sebab, berdasarkan informasi yang beredar dan dalam berbagai artikel pemberitaan, disebutkan bahwa lembaga pendidikan keagamaan yang dimiliki dan dikelola oleh pelaku tindak pidana kekerasan seksual Herry Wirawan adalah Pondok Pesantren, dikutip dari (tribunnews.com) yang diakses pada tanggal 1 Februari 2021

II. KAJIAN TEORI

2.1 Analisis Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Hasil penelitian, Implementasi manajemen risiko pada bank mempunyai sasaran agar setiap potensi kerugian mendatang dapat diidentifikasi oleh manajemen sebelum transaksi atau pemberian kredit dilakukan.

Keputusan bank untuk melakukan suatu

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

365

transaksi harus benar-benar sudah mempertimbangkan berbagai potensi kerugian yang mungkin timbul serta rencana pengendalian dan mitigasi atas risikonya.

2.2 Analisis Manajemen Risiko Dalam Mewujudkan Good Governance Pada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan Manajemen Risiko di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat belum efektif karena beberapa faktor seperti pemahaman yang kurang, kesadaran akan pentingnya Manajemen Risiko yang kurang, dan sumber daya yang tidak memadai.

2.3 Perencanaan Manajemen Risiko di Pondok Pesantren Menggunakan Metode PMBOK (Project Management Body Of Knowledge)

Hasil penelitian ini telah menggambarkan pentingnya suatu manajemen risiko dalam suatu proyek alih daya sistem informasi.

Dengan demikian, Pondok Pesantren diharapkan dapat menerapkan pengelolaan risiko dalam menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan santri maupun stakeholder agar dapat mengurangi potensi terjadinya risiko yang mengakibatkan kerugian. Penelitian ini mengusulkan sebuah rekomendasi berupa penambahan mengenai

penerapan manajemen risiko pada saat kajian rencana kegiatan pondok pesantren. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan untuk proses pengembangan pondok pesantren, sehingga dapat membantu secara lebih akurat dalam pengambilan keputusan apakah perlu atau tidaknya mengalihdayakan suatu keputusan yang diusulkan.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Observasi yang dilakukan ialah dengan cara mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara Sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagi fenomena. Pada dasarnya tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu- individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut dan perilaku yang dimunculkan serta makna kejadin berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut. Dalam

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

366

penelitian ini observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai pemberitaan pelecehan seksual di dalam dunia pendidikan, terlebih yang di sorot adalah Boarding School yang dianggap sama seperti Pondok Pesantren, hal ini dapat mengancam reputasi Pondok Pesantren. Selain itu, dilakukan pula wawancara mendalam pada salah satu aktivis Pondok Pesantren dibilangan Kabupaten Bogor dalam upaya meminta tanggapan terkait realitas yang terjadi.

Analisis data dilakukan dengan, pertama, mereduksi data, yakni merangkum, memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Hal ini bertujuan agar memberikan gambaran yang jelas sehingga akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat yang bersifat naratif.

IV. HASIL PENELITIAN

Manajemen resiko merupakan bagian integral dari proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau lembaga suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan resiko yang berlangsung pada setiap aktifitas atau proses (Sofyan, 2005).

Berdasarkan definisi diatas dapat dipahami esensi dari manajemen resiko adalah suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis resiko. Bagaimana resiko itu terjadi dan mengelola resiko tersebut dengan tujuan agar terhindar dari kerugian. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Manajemen Risiko Reputasi Pondok Pesantren Terhadap Pemberitaan Pelecehan Seksual”.

Ada beberapa upaya manajemen risiko yang dilakukan oleh beberapa tokoh untuk mempertahankan citra atau reputasi Pondok Pesantren terkait pemberitaan pelecehan seksual.

1. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, menegaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Pondok Pesantren dan Boarding School.

Diantaranya, dalam proses belajar mengajar dipondok pesantren harus memuat kurikulum kitab kuning namun pada Boarding School hal tersebut tidak

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

367

ada dan hanya sekolah berasrama. Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat menghimbau kepada masyarakat tidak terbawa hal-hal negatif akibat adanya kasus santriawati yang menjadi korban pelecehan seksual. Bahkan kepada orang tua agar tidak takut mengamanahkan pendidikan anak-anaknya ke Pondok Pesantren.

2. Sekretaris MUI (Majelis Ulama Indonesia), Asep Ahmad Faturrohman, mengatakan dampak kasus tersebut membuat citra Pondok Pesantren dirugikan. Sebab berdasarkan informasi yang beredar dan dalam artikel pemberitaan, disebutkan bahwa lembaga pendidikan keagamaan yang dimiliki dan dikelola oleh pelaku tindak pidana kekerasan seksual Herry Wirawan adalah Pondok Pesantren. Padahal, Madani Boarding School bukan Pondok Pesantren.

3. Kepala Kementrian Agama kota Bandung.

Tedi Ahmad Junedi menegaskan bahwa lembaga pendidikan keagamaan yang dimiliki Herry Wirawan bukan merupakan Pondok Pesantren. Menurutnya, Madani Boarding School merupakan sekolah asrama yang bukan sekolah formal dan tempat itu pun tidak mengantongi izin dari

kemenag. Tedi Ahmad Junedi selaku kepala Kementrian Agama Kota Bandung tidak pernah memberikan bantuan apapun kepada Yayasan Madani Boarding School.

4. Wasekum HMI sekaligus aktivis Pesantren Gus Alviyan Badro Kamali menjelaskan bahwa Pondok Pesantren adalah tempat riyadoh (latihan) kesadaran yang dibimbing oleh Kiyai untuk mengabdikan diri kepada Tuhan, maka dari itu menjadi hal yang sangat tidak mungkin pengurus Pondok Pesantren bertindak bejat kepada para santriawan maupun santriawatinya.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil dan Pembahasan, maka kesimpulan penelitian Manajemen Risiko Reputasi Pondok Pesantren Terhadap Pemberitaan Pelecehan Seksual (Studi Kasus Pada Yayasan Madani Boarding School Cibiru Kota Bandung) bahwa Pondok Pesantren dan Boarding School berbeda dalam prinsip kebudayaan perilaku dan ilmu yang ditanamkan kepada para murid-muridnya.

Pondok Pesantren menerapkan pendidikan, segala apapun yang dilakukan semata-mata untuk pengabdian diri kepada Tuhan. Jadi tidak mungkin segala bentuk pengabdian kepada Tuhan dilakukan dengan cara yang tidak benar.

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 (361-368)

368

DAFTAR PUSTAKA

Dhofier, Z. (1995). Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai . Jakarta : LP3ES.

Kholidah, U. (2011). Pendidikan Karakter Dalam Sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta. Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta , 16.

Maksudin. (2010). Pendidikan Islam Alternatif: Membangun Karakter Melalui Sistem Boarding School.

UNY Press, 15.

Nurcholish Majid. (1977). Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan (Vol. 20). Jakarta: Paramadina.

Rahardjo, D. (1985). Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta : LP3ES.

S, E. (2021, Februari 1). Madani Boarding School Milik Herry Wirawan Bukan Pondok Pesantren, Begini Penjelasannya. Retrieved from https://www.tribunnews.com/regional /2021/12/14/madani-boarding-

school-milik-herry-wirawan-bukan- pondok-pesantren-begini-

penjelasannya?page=3

Sofyan, I. (2005). Manajemen Risiko . Yogyakarta: Graha ILmu.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

Sedangkan Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah rangkaian kegiatan penertiban dan penataaan dalam penertiban dokumen dan data kependudukan

Temuan dari penelitian yang dilakukan di negara Kanada sebagai salah satu pelopor Inflation Targeting, dimana temuan mengkonfirmasi bahwa penerapan yang dilakukan Bank

Adapun kriteria yang telah ditentukan oleh penulis diantaranya adalah : perusahaan masih terdaftar pada BEI hingga saat ini, memiliki laporan keuangan

Aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah-perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas, jika dilihat dari nilai signifikan diperoleh nilai Sig = 0,000 < 0,05 yang berarti Hipotesa awal (Ha)

“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni menyelaraskan hubungan dan peran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara

InshaAllah sudah, dengan berpatokan pada pilar perusahaan, integritas yang ada serta visi misi dan tujuan yang mendasar dari para pendiri, kami berharap bahwa semua hal