• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELATIHAN KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

GSBC – 11 = MOBILISASI DAN DEMOBILISASI SUMBER DAYA

PELATIHAN

KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Pada dasarnya penerapan manajemen dalam pelaksanaan tugas pekerjaan adalah mengelola sumber daya yang terdiri dari 5 M (Man, Money, Machine, Materials and Methods) untuk mewujudkan tujuan yang sudah ditentukan dan selesai dalam tempo yang ditetapkan dengan hasil produk bermutu sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

Unsur-unsur sumber daya inilah yang dikelola sehingga menjadi suatu bentuk konstruksi sesuai yang ditetapkan atau direncanakan sebelumnya.

Berkaitan mendatangkan dan atau mengembalikan (mobilisasi dan demobilisasi) sumber daya disusun modul GSBC – 11 : Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya untuk modal dasar pengembangan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi sumber daya suatu pekerjaan pelaksanaan proyek konstruksi.

Dimaklumi bahwa modul ini belum sempurna terutama apabila dikaitkan dengan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), sehubungan dengan itu apabila ada pendapat koreksi dan sumbang saran dapat disampaikan ke PUSBIN-KPK.

Jakarta, Desember 2005 Tim Penyusun

(3)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : MANAJER / KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG (General Superintendent of Building Construction)

TUJUAN UMUM PELATIHAN

Mampu mengelola Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Gedung sesuai ketentuan yang tertuang dalam dokumen kontrak dan administrasi proyek.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Melaksanakan UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja 2. Melaksanakan Manajerial Pelaksanaan Konstruksi 3. Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu

4. Melaksanakan Sistem Manajemen K3

5. Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan 6. Melaksanakan Administrasi Proyek

7. Melaksanakan Dokumen Kontrak

8. Melaksanakan Investigasi dan Rekayasa Lapangan

9. Melaksanakan Tahapan dan Metoda Kerja Pelaksanaan Bangunan Gedung 10. Melaksanakan Perencanaan dan Pengorganisasian Pelaksanaan Proyek 11. Melaksanakan Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya

12. Melaksanakan Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya 13. Melaksanakan Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa

(4)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

NOMOR DAN JUDUL MODUL : GSBC – 11 : MOBILISASI DAN DEMOBILISASI SUMBER DAYA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu menjelaskan dan melakukan mobilisasi dan demobilisasi sumber daya, khususnya tenaga kerja peralatan dan material sesuai kebutuhan, penjadwalan dan ketentuan yang tertuang dalam dokumen kontrak.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menjelaskan prinsip dasar mobilisasi dan demobilisasi sumber daya 2. Melakukan mobilisasi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja asing 3. Melakukan mobilisasi peralatan

4. Melakukan mobilisasi material

5. Demobilisasi sumber daya / tenaga kerja, peralatan dan material sesuai ketentuan Dokumen Kontrak.

(5)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i LEMBAR TUJUAN ...ii DAFTAR ISI ... iii DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

GENERAL SUPERINTENDENT OF BUILDING CONSTRUCTION ... v DAFTAR MODUL ... vi PANDUAN PEMBELAJARAN ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1 1.1 Umum ... 1-1 1.2 Sumber Daya ... 1-1 BAB 2 PERSIAPAN MOBILISASI ... 2-1 2.1 Umum ... 2-1 2.2 Pendekatan kepada masyarakat, Pemerintah Daerah dan Instansi terkait ... 2-1 2.2.1 Pendekatan Kepada Masyarakat ... 2-1 2.2.2 Pendekatan terhadap Pemerintah Daerah dan Instansi Terkait ... 2-3 BAB 3 MOBILISASI TENAGA KERJA ... 3-1 3.1 Tenaga Kerja sebagai Modal Dasar ... 3-1 3.2 Langkah-langkah Mobilisasi ... 3-1 3.2.1 Mobilisasi Tenaga Kerja Lokal ... 3-2 3.2.2 Mobilisasi Tenaga Kerja Asing ... 3-4 3.3 Acuan Mobilisasi Tenaga Kerja ... 3-5 BAB 4 MOBILISASI PERALATAN ... 4-1 4.1 Umum ... 4-1 4.2 Pengenalan dan Pemanfaatan Peralatan ... 4-1 4.2.1 Traktor ... 4-1

4.2.2 Peralatan

Pembersihan ... 4-4

4.2.3 Pembersihan Medan

(Land Clearing) dan Peralatannya ... 4-8

4.2.4 Alat Pemecah Batu4-

(6)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

4.2.5 Peralatan

Pembetonan ... 4-33

4.2.6 Alat-alat Besar

Lainnya ... 4-39 4.3 Langkah-langkah Mobilisasi Peralatan ... 4-44 4.4 Acuan Mobilisasi Peralatan ... 4-44 BAB 5 MOBILISASI MATERIAL ... 5-1

5.1 Umum ... 5-1 5.2 Kebutuhan Bahan / Material ... 5-2 5.3 Acuan Mobilisasi Material ... 5-2

BAB 6 DEMOBILISASI SUMBER DAYA ... 6-1 6.1 Demobilisasi Sumber Daya ... 6-1 6.2 Demobilisasi Tenaga Kerja ... 6-1 6.2.1 Sebab-sebab Demobilisasi Tenaga Kerja ... 6-1 6.2.2 Demobilisasi Tenaga Kerja ... 6-1 6.2.3 Ketentuan Dalam Dokumen Kontrak ... 6-2 6.3 Demobilisasi Peralatan ... 6-3 6.3.1 Nilai Penggunaan Peralatan ... 6-3 6.3.2 Profesional Dalam Mengoperasikan Peralatan ... 6-3 6.3.3 Ketentuan Dalam Dokumen Kontrak ... 6-3 6.4 Demobilisasi Material ... 6-5 6.4.1 Tidak Diterima ... 6-6 6.4.2 Kelebihan Stok Penyediaan ... 6-6 6.4.3 Ketentuan Dalam Dokumen Kontrak ... 6-6

RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT

(7)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN MANAJER / KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

(General Superintendent of Building Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Kepala Proyek Pekerjaan Bangunan Gedung dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Kepala Proyek Pekerjaan Sumber Bangunan Gedung, unit-unit kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) dibawah ini yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Manajer / Kepala Proyek Pekerjaan Bangunan Gedung.

(8)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

DAFTAR MODUL

NO. KODE JUDUL MODUL

1. GSBC – 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja 2. GSBC – 02 Manajerial Pelaksanaan Konstruksi 3. GSBC – 03 Sistem Manajemen Mutu

4. GSBC – 04 Sistem Manajemen K3

5. GSBC – 05 Sistem Manajemen Lingkungan 6. GSBC – 06 Administrasi Proyek

7. GSBC – 07 Dokumen Kontrak

8. GSBC – 08 Investigasi dan Rekayasa Lapangan

9. GSBC – 09 Tahapan dan Metoda Kerja Pelaksanaan Bangunan Gedung

10. GSBC – 10 Perencanaan dan Pengorganisasian Pelaksanaan Proyek

11. GSBC – 11 Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya

12. GSBC – 12 Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya 13. GSBC – 13 Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa

(9)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN :

MANAJER / KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG (General Superintendent of Building Construction)

KODE MODUL : GSBC – 11

JUDUL MODUL : MOBILISASI DAN DEMOBILISASI SUMBER DAYA

DESKRIPSI : Mobilisasi dan demobilisasi sumber daya sangat terkait langsung dengan waktu yang nampaknya akan menentukan efektivitas dan efisiensi penggunaan / pengoperasian dan pemanfaatan sumber daya.

Apabila kontraktor sebagai pelaksana konstruksi yang berorientasi kepada keuntungan, maka mobilisasi dan demobilisasi sumber daya merupakan salah satu kegiatan penting yang dapat memberikan tingkat keuntungan atau sebaliknya dapat menimbulkan kerugian modul Mobilisasi dan Demobilisasi cukup baik untuk dipahami dan diaplikasikan oleh para Kepala Proyek.

TEMPAT KEGIATAN : Di dalam ruang kelas, lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 4 jam pelajaran (1 JP = 45 menit)

atau sampai tercapainya minimal kompetensi yang telah ditentukan (khususnya domain kognitif)

(10)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

B. RENCANA PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah : Pembukaan

 Menjelaskan secara singkat peranan mobilisasi dan demobilisasi sumber daya

 Menjelaskan TIU dan TIK Waktu = 10 menit

 Menguikuti penjelasan TIU & TIK dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyan apabila kurang jelas

OHT1

2. Ceramah : Bab 1 Pendahuluan

 Pengertian umum

 Mobilisasi

 Pendekatan kepada masyarakat, Pemda dan Instansi Terkait

Waktu = 20 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT2

3. Ceramah : Bab 2 Site Plan (Rencana Tata Letak Lapangan)

 Pengertian umum

 Survei lapangan

 Daftar simak

 Ilustrasi tata letak lapangan Waktu = 25 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT3

4. Ceramah : Bab 3 Mobilisasi Tenaga Kerja

 Tenaga kerja sebagai modal dasar

 Langkah-langkah mobilisasi tenaga kerja

 Acuan mobilisasi tenaga kerja

Waktu = 20 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT4

5. Ceramah : Bab 4 Mobilisasi Peralatan

 Pengertian umum

 Pengenalan dan pemanfaatan peralatan

 Langkah-langkah mobilisasi peralatan

 Acuan mobilisasi peralatan Waktu : 20 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT5

(11)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 6. Ceramah : Bab 5 Mobilisasi

Material

 Pengertian umum

 Kebutuhan bahan / material

 Acuan mobilisasi material Waktu = 20 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT6

7. Ceramah : Bab 6 Demobilisasi Sumber Daya

 Pengertian umum

 Demobilisasi tenaga kerja

 Demobilisasi peralatan

 Demobilisasi material Waktu = 20 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT7

8. Penutup : Tinjauan proses pembelajaran dan diskusi umum

Waktu : 35 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

 Mencatat hal-hal yang perlu

 Mengajukan pertanyaan bila perlu

OHT8

(12)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Kata Pengantar

MATERI SERAHAN

(13)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 1: Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 UMUM

Cukup banyak para ahli maupun para sarjana yang memberikan definisi tentang manajemen, tetapi pada dasarnya definisi-definisi itu bisa disimpulkan : Manajemen adalah suatu proses / kegiatan / usaha mengelola sumber daya untuk pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang-orang / lembaga lain.

Tujuan utama mempelajari dan menggunakan ilmu manajemen ialah untuk memperoleh suatu cara, metoda dan teknik yang sebaik-baiknya agar dengan sumber daya yang masih terbatas dapat dicapai suatu tujuan tertentu dan dapat berhasil guna dan berdaya guna, secara tepat, sesuai target waktu, hemat dan selamat.

1.2 SUMBER DAYA

Dikaitkan dengan usaha pembangunan nasional, dirasakan beban tugas semakin lama semakin tambah dan besar, sedangkan tuntutan pembangunan diharapkan

”Seoptimal” mungkin, namun dilain pihak sumber daya masih sangat terbatas.

Salah satu alternatif untuk menghadapi persoalan ini adalah peningkatan kemampuan untuk mengelola sumber daya yang masih terbatas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menjamin nilai manfaat, dampak serta kesinambungan pembangunan nasional.

Unsur utama sumber daya adalah manusia, metoda, mesin (peralatan), material dan uang.

1. Sumber daya manusia adalah sebagai inisiator berfungsinya sumber daya lainnya dengan cara memberikan jasanya untuk menghasilkan suatu produk sesuai yang direncanakan.

2. Sumber Daya Selebihnya :

a. Sumber Daya Metode adalah suatu teknik atau cara melakukan tugas pekerjaan dengan menggunakan fasilitas untuk meningkatkan / melipatgandakan ”jasa” manusia.

(14)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 1: Pendahuluan

b. Sumber Daya Peralatan untuk memperjelas pemenuhan / tuntutan spesifikasi dan melipatgandakan daya usaha dari jasa manusia.

c. Sumber Daya Bahan / Material termasuk sumber daya alam yang sudah mendapat perlakuan (disurvey atau dipatok) dan bahan material yang diproduksi di pengolahan / pabrik.

d. Sumber Daya Uang sebagai alat pengendali utama dan ukuran keterkaitan / ketergantungan.

(15)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 2: Persiapan Mobilisasi

BAB II

PERSIAPAN MOBILISASI

2.1 UMUM

Sebelum kontraktor memulai pekerjaan fisik di lapangan, Pimpro / Pimbagpro bersama konsultan supervisi (kalau ada) dan kontraktor mengadakan rapat yang disebut rapat pra-pelaksanaan (Pre Construction Meeting - PCM). Salah satu mata acara yang dibahas dalam rapat itu adalah mobilisasi.

Mobilisasi dalam hal ini meliputi :

 Mobilisasi Alat

- Mendatangkan peralatan-peralatan berat dan kendaraan-kendaraan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.

- Mendatangkan alat-alat laboratorium untuk pemeriksaan bahan-bahan dan pemeriksaan mutu, serta alat-alat ukur.

- Mempersiapkan fasilitas lapangan ”base camp”, dimana terdapat kantor proyek, kantor konsultan, kantor kontraktor, rumah-rumah staf dan karyawan untuk proyek, konsultan dan kontraktor, bengkel, gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam spesifikasi umum kontrak.

 Mobilisasi Personil

- Mendatangkan personil-personil kontraktor sesuai kebutuhan.

 Mobilisasi Material

- Pemeriksaan sumber barang/ suplier - Pengurusan menggunakan angkutan

 Tentang mobilisasi sumber daya ”metode” dibahas dalam modul khusus metode kerja.

2.2 PENDEKATAN KEPADA MASYARAKAT, PEMERINTAH DAERAH DAN INSTANSI TERKAIT

Pendekatan terhadap masyarakat, pemerintah daerah dan instansi terkait tentang rencana kerja sangat diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan proyek.

2.2.1 Pendekatan Kepada Masyarakat

Pendekatan terhadap masyarakat, terutama dimaksudkan untuk memberikan

(16)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 2: Persiapan Mobilisasi

manfaatnya dari pembangunan tersebut. Pihak proyek diharapkan dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan, serta mendapatkan dukungan dan partisipasi yang baik dari masyarakat di sekitar proyek.

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain :

1) Pentingnya peranan pemimpin masyarakat dan pengaruhnya terhadap masyarakat

2) Apakah proyek tersebut berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat, tanaman masyarakat (sawah, kebun), tempat sarana sosial (kuburan, peninggalan warisan) dan lain-lain

3) Apakah kegiatan proyek mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat atau mengganggu / merusak lingkungan masyarakat.

4) Bagaimana mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat 5) Dan lain sebagainya

Hakekat dari pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan seluruh rakyat dan pembangunan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat.

Oleh karena itu, setiap proyek pembangunan, sasaran akhirnya atau sasaran fungsionalnya adalah masyarakat. Dengan demikian aspek pembinaan masyarakat harus dipertimbangkan dalam setiap tahapan kegiatan proyek, baik dalam tahapan studi dan identifikasi proyek, tahap disain dan pemilihan metode pelaksanaan proyek, tahap pelaksanaan proyek dan tahap pemanfaatan / operasi serta pemeliharaan proyek.

Masyarakat merupakan obyek dan sekaligus merupakan subyek pembangunan proyek-proyek. Oleh karena itu partisipasi dan apresiasi masyarakat harus dikembangkan. Mendapatkan partisipasi dari masyarakat tidak cukup hanya dengan pemberitahuan dan dengar pendapat saja.

Masyarakat umum, tidak merupakan suatu lembaga dengan kepentingan yang sama, karena dalam kenyataannya di antara unsur-unsur masyarakat ada pertentangan satu sama lain, sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing, merupakan suatu usaha yang unik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, kesabaran dan ketekunan usaha yang berkelanjutan di antara tahapan-tahapan kegiatan proyek.

(17)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 2: Persiapan Mobilisasi

2.2.2 Pendekatan Terhadap Pemerintah Daerah dan Instansi Terkait

Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait, diperlukan agar proyek yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara terpadu dan lancar.

Diperlukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk membicarakan apakah program proyek tersebut ada hubungannya dengan program instansi lain atau mengganggu tanggung jawab instansi lain.

Instansi lain yang terkait antara lain :

1) Dinas Pengawasan Bangunan, apakah proyek sesuai / tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan tata kota

2) Perusahaan Air Minum (PAM)

Apakah proyek mengganggu atau membutuhkan jaringan instalasi pipa air minum atau kalau mungkini bekerjsama dalam menghindari gangguan untuk memenuhi kebutuhan.

3) Perusahaan Listrik Negara 4) Instansi-instansi terkait lainnya.

(18)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

BAB III

MOBILISASI TENAGA KERJA

3.1 TENAGA KERJA SEBAGAI MODAL DASAR

Keberhasilan pelaksanaan tugas pekerjaan maupun pengembangan usaha sangat erat berkaitan dengan kemampuan mewujudkan standar kinerja dari masing-masing lembaga / proyek.

Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan, khususnya pelaksanaan proyek pekerjaan konstruksi, menuntut hasilnya (produknya) sesuai standar spesifikasi yang tertuang dokumen kontrak.

Yang dimaksud kemampuan mewujudkan standar kinerja atau hasilnya produknya sesuai standar spesifikasi di sini terutama menyangkut kemampuan atau mutu dan jumlah sumber daya ”MANUSIA” yang terlibat langsung penanganan pengembangan usaha / penanganan proyek.

”MANUSIA” sebagai satu unsur sumber daya perlu diperhatikan secara ”KHUSUS”, karena sumber daya manusia pada hakekatnya mempunyai arti tersendiri yaitu manusia itu hidup ada akal pikiran dan ada kemauan.

Sedangkan sumber daya lainnya, ”UANG, MATERIAL, PERALATAN, METODA”, adalah barang mati dan akan ada artinya serta akan berfungsi sebagaimana mestinya apabila ada campur tangan ”MANUSIA”.

”MANUSIA” secara langsung dapat memberikan ”JASA” sehingga apabila

”MANUSIA” diperlengkapi dengan sarana yang diperlukan, dapat memberikan jasanya, mampu menyerap ’SUMBER DAYA LAINNYA” sehingga menghasilkan produk-produk yang diharapkan.

Dengan landasan pemikiran ini, tentang tenaga kerja merupakan modal dasar yang perlu perhatian khusus termasuk menggunakan tenaga kerja asing.

3.2 LANGKAH-LANGKAH MOBILISASI TENAGA KERJA

1. Kepala Proyek mengajukan master list of man power / daftar induk kebutuhan tenaga kerja kepada perusahaan / instansi pusat untuk diajukan persetujuan dari Pimpro / Pimbagpro.

2. Apabila akan menggunakan atau mendatangkan tenaga kerja asing harus ditempuh prosedur khusus yang diterangkan lebih lanjut.

3. Berdasarkan daftar induk kebutuhan tenaga kerja, maka dapat dirinci lagi dan

(19)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

3.2.1 Mobilisasi Tenaga Kerja Lokal

Dari rincian kebutuhan tenaga kerja dapat ditentukan :

 Kelompok profesional yang akan menjadi tenaga inti proyek yang dapat diambil dari dalam perusahaan atau tenaga luar. Untuk tenaga dari luar disuahakan diambil dari tenaga lokal yang berdekatan dengan proyek.

 Kelompok tenaga terampil dan non terampil / pekerja, bisa diambil dari dalam perusahaan. Apabila tidak ada dapat diambil dari luar dan diusahakan yang berdekatan dengan lokasi proyek.

Dalam hal mobilisasi tenaga kerja lokal supaya betul-betul diteliti klasifikasi supaya betul-betul diteliti klasifikasi dan kualifikasinya dan diusahakan dipegang teguh untuk memilih tenaga kerja, karena apabila ada kekeliruan atau kurang tepat dapat menimbulkan persoalan tersendiri, paling tidak dapat mengganggu tingkat produktivitas.

Tentang merekrut dan memobilisasi tenaga kerja perlu selalu mengacu dan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan antara lain :

a. Pengertian

- Tenaga kerja adalah tiap orang yang berusia 15 tahun ke atas secara potensial dapat melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa-jasa atau barang-barang memenuhi kebutuhan masyarakat.

- Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah mereka yang menyumbangkan tenaga untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dengan menerima imbalan upah berupa uang dan atau jasa. Yang termasuk dalam angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

- Yang dimaksud dengan standar kualifikasi kerja adalah sekumpulan tugas-tugas suatu jabatan pekerjaan yang baku disusun atau ditetapkan berdasarkan analisis suatu tingkat jabatan tertentu.

b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Merupakan suatu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,

(20)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

c. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

d. Cacat

Cacat adalah keadaan hilang atau berkurangnya fungsi anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk menjalankan pekerjaan.

e. Sakit

Sakit adalah setiap gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan.

f. Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

g. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dan buruh dapat berubahn dari satu lokasi ke lokasi lainnya pada kabupaten. Untuk keperluan menaksir semua keperlulan, biaya tenaga kerja yang harus digunakan hendaknya mewakili biaya tenaga kerja rata-rata untuk kabupaten, tetapi untuk pekerjaan kontrak secara individu diperlukan penyesuaian.

Perhitungan menentukan jenis dan jumlah tukang dan tenaga kerja yang diperlukan didasarkan kepada kapasitas kerja rata-rata dan angka-angka produktivitas yang ada adalah rendah, misalnya penggalian tanah dengan tangan, diambil antara 1 dan 2 meter kubik per hari per orang, tergantung kepada kondisi lapangan.

h. Peraturan-peraturan yang Mengikat

Dalam kontrks pekerjaan, sumber daya manusia (tenaga kerja) sangat berkaitan langsung dengan prestasi kerja maupun efisiensi

(21)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

waktu dan biaya, efektivitas dalam pelaksanaan tugas serta produktivitas yang optimal.

Jadi sumber daya manusia memiliki arti penting yang melatar belakangi kenyataan bahwa sebaik-baiknya pekerjaan menghasilkan fungsi jalan guna mencapai nilai manfaat seperti yang diharapkan dalam spesifikasi.

Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang tenaga kerja dapat ditanyakan pada Departemen Tenaga Kerja atau Dinas Tenaga Kerja setempat.

i. Perhatian Tenaga Kerja Lingkungan Proyek Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak berupa : a. Keresahan dan Kecemburuan sosial

Hal ini dapat diatasi dengan memprioritaskan tenaga kerja setempat.

Pemantauan : Perhatikan keresahan masyarakat.

b. Konflik dengan adat istiadat / kebiasaan setempat

Hal ini diatasi dengan penyuluhan kepada tenaga luar untuk penyesuaian diri.

Pemantauan : Perhatikan keresahan masyarakat.

3.2.2 Penggunaan Tenaga Kerja Asing

Izin untuk tenaga kerja lokal dapat diperoleh dengan menghubungi Departemen Tenaga Kerja dengan mengikuti prosedur-prosedur yang berlaku. Untuk tenaga kerja asing prosedur untuk mendapatkan izinnya adalah mengacu beberapa keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, antara lain :

1. Nomor : Kep. 228/Men/2003, tentang : Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing, lengkap dengan 3 (tiga) lampirannya.

Prosedur untuk mendapatkan izinnya adalah kurang lebih sebagai berikut : a. Penyampaian Daftar Induk Personil

Kontraktor menyampaikan ”master list of personel” yang akan didatangkan, lengkap dengan nama, kewarganegaraan, tanggal lahir, nomor paspor, jabatan dalam proyek serta curiculum viatenya.

(22)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

Setelah dicek oleh Pimpro / Pimbagpro dengan mengacu pada daftar personil dalam dokumen penawaran, maka dibuatlah permohonan visa berdiam sementara ke kantor Imigrasi dan permohonan izin mendatangkan tenaga kerja asing ke Departemen Tenaga Kerja

Bila ”expatriate” tersebut bekerja di proyek di daerah, maka Pimpro / Pimpbagpro wajib melaporkan hal itu ke kantor Departemen Tenaga Kerja setempat dan Kepolisian setempat.

Izin untuk tenaga kerja lokal dapat diperoleh dengan menghubungi Departemen Tenaga Kerja dengan mengikuti prosedur-prosedur yang berlaku.

3.3 ACUAN MOBILISASI TENAGA KERJA a. Acuan perencanaan dan penjadwalan

Acuan mobilisasi tenaga kerja adalah daftar kebutuhan dan jadwal mobilisasi yang sudah ditentukan dalam perencanaan dan penjadwalan pelaksanaan proyek.

Sehubungan dengan itu perhatikan dan teliti dengan cermat kebutuhan tenaga kerja secara kualitas maupun jumlah sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang ditentukan.

b. Acuan dalam dokumen kontrak

Agar supaya tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak maka pelaksanaan mobilisasi tenaga kerja supaya selalu memperhatikan hal-hal yang tertuang dalam syarat umum kontrak antara lain :

SUBTANSI PASAL

AYAT (-) URAIAN

Staf Profesional (1) Kontaktor harus mempekerjakan staf profesional yang berpengalaman dan berkemampuan yang cocok untuk dipekerjakan pada pekerjaan

Izin Bagi Staf Ahli Asing

(2) Apabila kontraktor akan mempekerjakan tenaga ahli asing, maka kontraktor harus mengajukan rincian lengkap kualifikasi, profesi serta pengalaman tenaga ahli asing yang akan dipekerjakan dipekerjaan, kepada pemilik melalui Direksi Pekerjaan dengan format

(23)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

SUBTANSI PASAL

AYAT (-) URAIAN

sebagaimana yang diwajibkan untuk dengan pendaftaran dan persetujuan dari instansi yang berwenang.

Tenaga Kerja Kontraktor

(3) Kontraktor harus menyediakan dan memperkerjakan tenaga kerja di lapangan sehubungan dengan pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan :

a. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan berpengalaman dalam bidangnya dan pengawas, mandor dan kepala tukang yang cakap dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk pekerjaan yang memerlukan pengawasan mereka

b. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai keperluan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.

Mengerahkan Tenaga Kerja

(4) a. Kontraktor harus mempertimbangkan sendiri pengerahan semua pekerja dan tenaga pengawas, baik yang setempat maupun yang bukan, sesuai dengan undang-undang, peraturan perundangan, maklumat dan keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan juga mengenai transportasi, perumahan, pemberian makanan dan pembayarannya, kecuali ditentukan lain dalam kontrak. Kontraktor tidak boleh merekrut orang yang sedang dipekerjakan oleh pemilik atau Direksi Pekerjaan.

b. Kontraktor dianjurkan sedapat mungkin menggunakan tenaga kerja setempat.

Kontraktor hanya boleh memasukan tenaga ahli asing untuk pelaksanaan Pekerjaan

(24)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

SUBTANSI PASAL

AYAT (-) URAIAN

setelah mendapat rekomendasi Direksi Pekerjaan secara tertulis yang hanya akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan apabila menurut pendapatnya tenaga untuk bidang keahlian tersebut masih langka di Indonesia dan pemasukan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Kontraktor diharuskan mendapatkan izin kerja dan visa bagi tenaga ahli asing yang dipekerjakan olehnya atau sub kontraktornya untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tempat Tinggal Pekerja

(5) a. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara akomodasi dan fasilitas yang menurut pendapatnya perlu untuk pekerjanya yang dipekerjakan untuk tujuan atau sehubungan dengan kontrak, termasuk pagar, air (baik untuk minum atau keperluan lain), listrik, sanitasi, dapur, pencegahan kebakaran serta peralatan pemadam kebakaran dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan akomodasi atau fasilitas tersebut, kecuali jika secara khusus ditentukan lain.

b. Kontaktor harus menyediakn air bersih yang dapat diminum setelah dimasak untuk pekerja masing-masing tempat pekerjaan.

Untuk tujuan ini, air harus dianalisa oleh kontraktor apakah dapat diminum setelah dimasak, apabila diminta oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan di lapangan setelah berkonsultasi dengan

(25)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

SUBTANSI PASAL

AYAT (-) URAIAN

Direksi Pekerjaan, WC tetap atau yang dapat dipindahkan untuk kepentingan staf kontraktor dan pekerjanya

c. Setelah pekerjaan selesai, kontraktor eajib membongkar akomodasi perumahan serta perlengkapannya yang terletak di lapangan dan memulihkan lapangan kepada bentuk aslinya sejauh yang dapat dilakukan secara wajar, kecuali kontrak menentukan bahwa perumahan tersebut tidak perlu dibongkar dan akan menjadi milik pemilik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(6) Mematuhi ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kontraktor harus menyediakan dan menggunakan alat pelengkap pengamanan, alat pengaman, alat pelindung tambahan, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan pihak yang berwajib untuk melindungi jiwa dan kesehatan pekerja kontraktor atau sub kontraktornya.

Pelayanan Kesehatan

(7) Kontraktor wajib bekerja sama dengan lembaga kesehatan dan lembaga kebersihan yang resmi dan memenuhi persyaratan lembaga itu untuk menjamin adanya pengaturan yang tepat di lapangan mengenai pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit, serta pertolongan pertama pertama pada kecelakaan dan pelayanan kesehatan lainnya serta kebersihan yang memadai. Pelayanan pertolongan pertama pada kecelakaan tersebut diberikan kepada pemilik dan Direksi Pekerjaan serta untuk tenaga kerja mereka di lapangan tanpa dipungut bayaran.

(26)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 3: Mobilisasi Tenaga Kerja

SUBTANSI PASAL

AYAT (-) URAIAN

Hari-hari Libur (8) Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, kontraktor harus menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau lain-lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama dan yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Kontraktor harus membuat pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan apabila terjadi keadaan mendesak sehingga rencana kerja mengharuskan pekerjaan berlangsung terus selama perayaan atau hari libur tersebut.

Minuman Keras dan Obat Bius

(9) Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kontraktor tidak boleh mengimpor, menjual, memberi melakukan barter atau secara lain memberikan minuman keras atau obat bius atau mengizinkan sub kontraktornya, wakil atau pekerja-pekerjanya melakukan pengimporan, penjualan, pembelian, barter atau pemberian.

Seluruh tenaga kerja kontraktor dilarang minum minuman keras dan menggunakan obat bius selama waktu kerja.

(27)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

BAB IV

MOBILISASI PERALATAN

4.1 UMUM

Fungsi peralatan dalam manajemen pelaksanaan konstruksi adalah : - memperjelas usaha perwujudan spesifikasi, dan

- melipatgandakan daya usaha dari jasa manusia

Misalnya dalam rangka pembuatan bangunan gedung, maka akan dapat dihitung kebutuhan, tenaga kerja, peralatan dan material dan waktu penyelesaian pekerjaan.

Akan tetapi apabila ada perintah harus dikerjakan dengan padat karya yang didukung peralatan sederhana misalnya dengan cangkul, ganco, alat pemadat timbris dan lain-lain maka akan dibutuhkan waktu penyelesaian sangat lama dan mutu belum dapat dijamin sesuai spesifikasi.

Dengan contoh diatas maka kebutuhan peralatan berat mutlak perlu dipenuhi untuk pelaksanaan tugas pekerjaan konstruksi.

4.2 PENGENALAN DAN PEMANFAATAN PERALATAN

Peranan atau fungsi peralatan sebagai salah satu unsur sumber daya adalah : memperjelas kepastian spesifikasi yang harus diwujudkan melalui usaha dan melipatgandakan daya usaha dari jasa manusia. Sehubungan dengan tenaga kerja harus mengenali peralatan dengan baik.

4.2.1 Traktor

Penggunaan utama dari traktor ini, adalah sebagai penarik atau pendorong beban yang memerlukan tenaga yang agak besar, tetapi juga kadang- kadang traktor digunakan untuk keperluan lain, umpamanya perata awal lapangan/jalur badan jalan.

Pada prinsipnya traktor dibedakan menjadi dua : a. Traktor Roda Kelabang /Crawler Tractor

Alat ini merupakan alat yang paling penting dan banyak digunakan dalam dunia konstruksi, antara lain :

1. Sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan menarik beban 2. Sebagai tenaga penggerak untuk winch dan alat angkut

3. Sebagai tenaga penggerak blade (bulldozer)

(28)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Pemilihan akan kebutuhan ukuran traktor, adalah faktor yang paling penting di lapangan. Hal ini ada hubungannya dengan tenaga tarik yang tersedia di tahanan gelinding yang ada, karena hal ini pengaruhnya besar sekali terhadap produktivitas alat yang bersangkutan.

Jenis crawler tractor ini dibutuhkan terutama bila diperlukan geseran yang besar antara roda dan permukaan tanah, untuk mendapatkan tenaga yang maksimum (tidak slip), pada waktu traktor bekerja, misalnya menggusur tanah, menarik scraper, menarik beban muatan dan sebagainya.

G

a m b a r

4 . 1 :

B u l l d o z e

(29)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

r

R o d a

K e l a b a n g

J e n i s

S w a m p (

u n t u k

t a n a h -

(30)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

a n a h

l e m b e k )

b. Traktor Roda Ban/Wheel Tractor

Berbeda dengan crawler tractor, maka wheel tractor ini dilengkapi dengan roda ban pompa (pneumatic). Penggunaan wheel tractor ini dimaksudkan untuk mendapat kecepatan yang lebih besar dan sebagai konsekwensinya tenaga tariknya menjadi lebih kecil. Kadang-kadang kecepatannya mencapai 45 km/jam.

1. Jenis Wheel Tractor

Dengan macam-macam pertimbangan, dalam industri konstruksi dibuat wheel tractor beroda dua dan beroda empat.

a. Traktor Roda Dua :

1. Kemungkinan gear-nya yang lebih besar

2. Traksninya lebih besar, karena seluruh berat yang ada dilimpahkan kepada dua roda.

3. Rolling Resistance/tahanan gelindingnya lebih kecil, karena jumlah roda lebih sedikit.

4. Pemeliharaan ban lebih sedikit b. Traktor Roda Empat :

1. Lebih comfortable untuk dikemudikan

2. Pada jalan kerja yang buruk alat ini lebih stabil

3. Kemungkinan menggunakan kecepatan yang lebih besar mengingat faktor di atas.

4. Dapat bekerja sendiri, jika dilepas unit railnya.

2. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel Tractor a. Crawler Tractor

(31)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

1. Tenaga tariknya besar 2. Kecepatan relatif kecil

3. Ground contact (luas bidang singgung antara roda dan tanahnya) lebih besar.

4. Dapat bekerja pada kondisi tanah yang buruk, karena daya apungnya lebih besar.

5. Kemungkinan slip kecil b. Wheel Tractor

1. Tenaga tariknya relatif lebih kecil untuk ukuran sama dengan crawler tractor.

2. Kecepatan besar

3. Ground contactnya lebih kecil

4. Sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah di lapangan 4. Ada kemungkinan slip.

TE - Besar V - Kecil GPC - Besar

TE - Kecil V - Besar GPC - Kecil

Keterangan :

TE : Tractive Effort/Tenaga Tarik V : Velocity/Kecepatan

GPC : Ground Pressure Contact/Tekanan pada Tanah (Gambar 4.2)

4.2.2 Peralatan Pembersihan a. Bulldozer

1. Umum

Pada dasarnya bulldozer, adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama. Kita menyebut bulldozer karena biasanya traktor ini dilengkapi dengan dozer attachment. Dalam hal ini perlengkapan (attachment) adalah blade.

(32)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Bulldozer sebenarnya adalah nama jenis dari dozer yang mempunyai kemampuan untuk mendorong kesamping. Posisi (Angling) demikian biasanya membuat sudut 25% terhadap kedudukan lurus.

a. Menurut track shoe-nya bulldozer dibedakan sebagai berikut : 1. Crawler Tractor Dozer (dengan roda kelabang)

2. Wheel Tractor Dozer (dengan roda ban) 3. Swamp Bulldozer (untuk daerah rawa-rawa)

b. Berdasarkan penggerak blade-nya, bulldozer dibedakan sebagai berikut :

1. Cable Controlled (Kendali Kabel) yang pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi.

2. Hydraulic Control (Kendali Hidrolis)

2. Fungsi dan Kerja Bulldozer

Pada proyek-proyek konstruksi, terutama pada yang berhubungan dengannya dengan pemindahan tanah tentunya, bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti tersebut di bawah ini :

a. Pembersihan medan dari kayu-kayu, pokok-pokok/tonggak- tonggak pohon dan batu-batuan.

b. Pembukaan jalan kerja di pegunungan maupun di daerah berbatu-batu.

c. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 kaki (feet) atau + 90 m.

d. Menarik scraper

e. Menghampar tanah isian/urugan (fills) f. Menimbun kembali trench

g. Pembersihan sites/medan h. Pemeliharaan jalan kerja

i. Menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pit/tempat pengambilan material.

Bulldozer mendorong tanah ke depan sedang angle dozer ke depan dan ke samping. Beberapa konstruksi bulldozer mempunyai blade yang memungkinkan berfungsi sebagai bulldozer, juga sebagai angle dozer dengan cara menyetel blade-nya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhannya.

(33)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Gambar 4.3: Dozer – Shovel

3. Macam Blade

Pasal umumnya blade yang dipakai pada bulldozer dan/atau angle dozer ada beberapa jenis.

a. Universal Blade (U-Blade)

Sayap (wing) yang terdapat di sisi blade maksudnya adalah untuk menahan material agar tidak keluar dari jalur dorongan.

Hal ini memungkinkan bulldozer membawa/mendorong muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan yang relatif kecil dalam jarak yang cukup jauh. Kebanyakan bulldozer dengan blade jenis ini digunakan pada pekerjaan-pekerjaan :

1. Reklamasi tanar/Land reclamation

2. Pekerjaan-pekerjaan penyediaan material/Stock pile work.

3. Dan lain-lain

b. Straight Blade (S-Blade)

Blade jenis ini adalah yang paling cocok untuk segala jenis lapangan. Blade ini juga merupakan modifikasi dari U-Blade, maneuver lebih mudah dan dengan blade ini pula bulldozer dapat menangani material dengan mudah.

c. Angling Blade (A-Blade)

Angling Blade ini dibuat untuk posisi lurus dan menyerong blade ini juga dibuat untuk :

1. Pembuangan ke samping (side casting) 2. Pembukaan jalan (pioneering roads) 3. Menggali saluran (cutting ditches) 4. Dan pekerjaan lain yang sesuai d. Cushion Blade (C-Blade)

(34)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Blade jenis ini dilengkapi dengan bantalan karet/rubber cushion untuk meredam benturan. Selain untuk push-loading, balde ini juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain, mengingat lebar C-Blade ini memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan maneuver.

e. Bowl Dozer

Blade demikian dibuat untuk membawa/medorong material, agar jumlah kehilangan tanah selama penggusuran sedikit saja.

Hal ini terjadi akibat adanya dinding-dinding besi yang ada di samping blade, juga untuk jarak yang cukup jauh.

f. Universal Blade (U-Blade for Light Material)

Blade ini dirancang untuk pekerjaan yang menyangkut material yang terlepas/non cohesive material yang ringan, seperti misalnya:

1. Stock pile dari tanah lepas/gembur

2. Reklamasi/pegunungan dengan tanah lepas/gembur.

Pemilihan blade disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan bulldozer.

Gambar 4.4.

g. Bajak/Ripper

Jika dalam pekerjaan pembersihan lapangan dijumpai tanah yang keras (misalnya lempung keras), sering kali pekerjaan dengan memakai blade bulldozer kurang berhasil.

Dengan demikian efektivitas produksi akan berkurang dan di samping itu juga, blade akan cepat rusak (aus).

Jika volume pekerjaan tanah keras ini cukup banyak, maka pekerjaan yang paling efektif, adalah dengan cara

(35)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

menggemburkan dulu tanah tersebut dan alat yang digunakan untuk pekerjaan ini disebut ripper (bajak).

Alat ini pada hakekatnya, adalah sebuah bajak yang gigi-giginya tersebut dari baja keras, sehingga kepadanya dapat diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksakannya masuk ke dalam tanah.

Jenis-jenis ripper dibedakan menurut keadaannya sebagai berikut :

1. Ripper yang berupa alat tersendiri 2. Ripper yang ditarik oleh traktor

a. Secara kendali kabel (cable controlled) b. Secara kendali hidrolis (hydraulic controlled)

3. Ripper yang berupa attachment yang dipasang pada traktor sebagai tenaga penggerak :

a. Adjustable parallelogram (giginya sejajar dan bias diatur/dilepas).

i. Gigi tunggal (single shank) ii. Gigi banyak (multi shank) b. Parallelogram (giginya sejajar kaku)

i. Single shank ii. Multi shank

c. Hinge (berupa piringan) dengan ukuran tertentu.

Gigi-gigi ripper dapat diganti jika sudah aus, tetapi penggantian ini jangan sampai dilakukan setelah keausan mencapai inti giginya, karena jika telah demikian jadinya, maka seluruh ripper-nya harus juga diganti.

Gambar 4.5: Bulldozer dengan Perlengkapan Tambahan Ripper

(36)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Gambar 4.6: Traktor Beroda dengan Perlengkapan Ripper Jenis Piringan dan Trencher

Fungsi ripper adalah untuk mengerjakan tanah-tanah yang agak keras, dimana jika pekerjaan ini dilakukan oleh bulldozer hasilnya akan kurang effektif, tetapi tidak semua tanah keras bias dikerjakan dengan ripper. Kadang- kadang harus pula dilakukan peledakan (blasting).

4.2.3 Pembersihan Medan (Land Clearing) Dan Peraltannya

Pekerjaan pembersihan medan adalah pekerjaan site yang tidak pasti, karena jumlah produksinya tidak menentu job site yang satu ke job site yang lain. Sedangkan peralatan yang digunakan dan cara yang dipilih untuk pekerjaan ini, sangat menentukan jumlah produksinya.

4.2.3.1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembersihan Medan

Faktor-faktor berikut menurut pengalaman, besar pengaruhnya terhadap aktivitas pembersihan medan.

1. Kelebatan Pepohonan

Faktor ini berpengaruh terhadap produksi dan tentu saja biaya produksi, antara lain :

a. Jumlah pohon-pohonan b. Ukuran pohon-pohonan c. Kekerasannya

d. Keadaan akarnya

e. Rumpun-rumpunan yang ada 2. Penggunaan Tanah Setelah Dikerjakan

Harus kita perhatikan apa tujuan dari pembersihan medan ini

(37)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

atau untuk keperluan lain. Karena hal-hal tersebut kemudian akan dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode maupun peralatan yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan medan.

3. Keadaan dan Daya Dukung Tanah

Faktor keadaan tanah dan daya dukung tanah, juga harus kita perhatikan. Termasuk dalam faktor ini adalah :

a. Tebalnya top soil b. Jenis tanah yang ada

c. Kadar air dalam tanah (moisture content) d. Keadaan batu-batuan

e. Dan lain-lain

4. Topografi

Termasuk dalam faktor topografi, diantaranya adalah : a. Kemiringan medan

b. Saluran-saluran yang ada c. Rawa-rawa yang ada d. Batuan besar

e. Bukit

f. Dan lain-lain

Keadaan topografi termasuk sangat berpengaruh pada peralatan yang digunakan dalam pembersihan medan.

5. Keadaan Iklim dan Hujan

Biasanya semua tahap dari pekerjaan pembersihan medan ini, dipengaruhi pula oleh perbedaan/perubahan suhu dan hujan yang turun selama pekerjaan pembersihan medan dilaksanakan.

6. Kekhususan Pekerjaan

Faktor khusus ini, antara lain dapat tergantung dari hal / kondisi berikut :

a. Luas area pekerjaan

b. Penyempurnaan pekerjaan yang dilakukan c. Pembuangan bekas clearing

(38)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

e. Dan faktor lain.

Pembersihan Medan

Di dalam pelaksanaan pembersihan medan dibeda-bedakan 7 metode atau cara pembersihan yang didasarkan pada awal, route dan akhir dari pada pekerjaan, yaitu :

1. Metode siput luar (out crop) : alat bergerak mulai dari tengah ke arah luar menyusuri garis siput.

2. Metode siput dalam (perimeter) : alat bergerak mulai dari luar ke arah tengah menyusuri garis siput.

3. Metode pegas ulir (harrowing) : alat bergerak sesuai dengan garis yang serupa dengan pegas ulir.

4. Metode zig-zag : alat bergerak dari kiri ke arah kanan dan sebaliknya menurut garis luhur dan ini baik untuk tanah datar.

5. Metode pembakaran : tumbuhan/tanaman dibakar dari arah lawan angin, baris per baris.

6. Metode contour : alat bekerja ada contour-contour dengan ketinggian tempat yang sama (untuk tanah miring).

7. Metode penumpukan : tumbuhan/tanaman digusur dan ditumpuk segari dengan arah angin untuk kemudian dibakar.

4.2.3.2 Peralatan Penggali Pengangkat dan Pemuat a. Backhoe

Backhoe atau pull shovel menggunakan prime mover excavator dan dikhususkan untuk penggalian yang letaknya dibawah kedudukan backhoe itu sendiri. Keuntungan backhoe jika dibandingkan dengan dragline dan clamshell yang fungsinya juga hampir sama, adalah alat ini dapat menggali dengan kedalaman yang jauh lebih teliti dan juga bisa digunakan sebagai alat pemuat bagi truk-truk.

(39)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Gambar 7

Gambar 4.8: Backhoe dan Perlengkapannya

b. Power Shovel

Masih satu golongan dengan bckhoe yakni jenis shovel yang diberikan attachment shovel kepada excavator. Alat demikian sering kita sebut power shovel. Alat ini baik sekali dipergunakan sebagai alat penggali dan sebagai alat pemuat, tanpa memerlukan alat Bantu lain untuk keperluan pemuatan tersebut.

Power shovel ini di lapangan digunakan terutama untuk penggalian tebing yang letaknya lebih tinggi dari pada tempat kedudukan alat.

Umumnya power shovel ini crowler mounted (beroda kelabang) mengingat, bahwa untuk alat ini diperlukan floating (daya apung) dan stabilitas yang besar.

Gambar 4.9

(40)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

c. Dragline

Alat ini didapat dengan menambahkan attachment boom crane dan drag bucket pada excavator. Pada kenyataannya, dragline ini mempunyai jangkauan lebih besar daripada jenis shovel, tetapi dalam tenaga penggali lebih kecil, mengingat dragline mempunyai tenaga penggali (digging power) hanya dengan mengandalkan kekuatan dari berat sendiri sebuah digging bucket.

Jenis lain dari peralatan ini adalah clamshell, yang diperoleh dengan mengganti bucket, tetapi perlu diketahui bahwa kedua jenis ini, baik dragline maupun clamshell, sangat cocok digunakan untuk penggalian di bawah permukaan tanah.

Sesungguhnya excavator dari kelompok ini, selain dapat berfungsi sebagai clamshell, juga dapat diubah fungsinya menjadi excavator magnetis untuk bijih besi dan dapat pula diubah menjadi alat pemancang dengan sedikit modifikasi pada perlengkapannya.

a. Dragline dapat dibedakan dalam 3 jenis, yaitu : 1. Dragline dengan roda kelabang

2. Dragline dengan roda ban

3. Dragline yang dipasang di atas truk

b. Produksi dragline tergantung dari hal-hal berikut : 1. Jenis tanah/material yang digali

2. Kedalaman menggali 3. Sudut swing dari boom 4. Ukuran dan tipe bucket 5. Panjang boom

6. Kondisi lapangan kerja 7. Kondisi manajemen

8. Metode/cara memuat tanah/material ke dalam truk 9. Ukuran pengangkut tanah/material (misalnya dump

truk).

10. Kemahiran operator 11. Kondisi alat

(41)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik dari dragline ini, diperlukan keahlian yang mantap dari operator dalam operasinya.

Dragline merupakan alat yang cocok untuk segala lapangan, terutama dalam penggalian material lepas, yang biasanya mudah untuk digali. Material tersebut, antara lain : pasir kering, kericak, tanah liat basah dan tanah yang jenuh air.

Alat ini juga akan mempunyai daya guna yang besar, jika digunakan dalam pengerukan saluran irigasi dan drainase.

Dalam hal ini, penggaliannya tentu saja berada di bawah ground level dari dragline itu bekerja, tetapi juga kadang- kadang berada beberapa feet di atas ground level support (muka tanah di mana dragline berpijak). Pembuangan (dumping) material dapat berupa sebuah tanggul, stock pile atau lainnya.

d. Clamshell

Clamshell didapat dengan menggantikan drag bucket pada dragline dengan suatu clamshell. Ini sangat cocok dikerjakan, terutama untuk bahan-bahan yang lepas, seperti pasir, kerikil, batu pecah, Lumpur, batu bara dan sebagainya.

Clamshell bekerja dengan cara menjatuhkan bucket secara vertical dan mengangkatnya secara vertical pula, dengan swing sebagaimana pada excavator yang membongkar material dan dipindahkan ke tempat yang dikehendaki.

Gerakan-gerakan vertical yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran dan mempunyai dua macam bucket, yakni : 1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat

dilepas dan digunakan untuk penggalian.

2. Light duty bucket untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.

Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran, yaitu :

1. Water level capacity, adalah kapasitas bucket yang terendam air (digantungkan setinggi permukaan air).

(42)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

2. Plate line capacity, adalah kapasitas dimana bucket terisi rata mengikuti garis sepanjang puncak clamshell.

3. Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung.

Gambar 4.10 e. Loader

Loader adalah alat yang digunakan untuk pemuatan material ke dalam dump truck dan sebagainya. Sebagai prime moves loader digunakan traktor.

Disini dikenal dua macam loader (ditinjau dari prime mover- nya), yakni :

1. Loader yang penggeraknya crawler tractor atau disebut juga traxcavator.

2. Loader dengan penggerak wheel tractor

Loader didapat dengan menambahkan bucket container yang dipasang di bagian depan konstruksi dari loader termaksud, seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(43)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

Gambar 4.11

Bucket digunakan untuk menggali, memuat tanah atau material yang granular, mengangkatnya dan diangkut untuk kemudian dibuat (dumping) pada suatu kemiringan/ ke dump truck dan sebagainya. Loader adalah kaku, untuk menggerakan bucket dapat dengan cable atau hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal (bucket tidak diangkat) didapat dari gerakan prime mover-nya, sehingga di sini baik kendali cable ataupun hyraulic, hanya mempunyai fungsi menggerakan bucket ke atas dan ke bawah.

Untuk menggali, bucket harus didorong ke material, jika bucket telah penuh, traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya materialnya dibongkar di tempat yang dikehendaki.

Loader adalah traktor yang dilengkapi dengan attachment berupa bucket untuk mendorong dan mengangkat material ke atas dump truck, misalnya karena bulldozer hanya dapat mendorong material dan kelebihan materialnya tercecer ke pinggir.

Kini untuk mengoperasikan bucket dipakai kendali hidrolis (hydraulic controlled), sedangkan kendali kabel (cable controlled) sudah jarang digunakan pada excavator loader.

Penggunaan loader pada umumnya untuk memuat dan membawa serta membongkar.

Jika daerah di sekitar material yang dikerjakan data, maka loader dapat bergerak dengan leluasa sehingga memudahkan operasi alat.

Penggunaan loader yang lain, adalah untuk menggali pondasi basement suatu bangunan dengan catatan ruang geraknya memungkinkan untuk pelaksanaan pekerjaan itu.

Penggunaan yang lain, adalah memuat material yang telah diledakkan, misalnya dalam pembuatan terowongan dan juga

(44)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

dalam pekerjaan quarry (daerah pengambilan batu). Untuk pekerjaan pembuatan terowongan, loader mempunyai kelebihan. Jika dibandingkan dengan power shovel untuk bergerak, tetapi power shovel produksi baru direncanakan untuk mengatasi keadaan ini.

Tidak tergantung dari jenisnya, dengan roda kelabang ataupun roda ban loader sangat cocok untuk pekerjaan penuh atau material. Loader juga dapat dipakai untuk menggali batu-batuan lepas untuk dibongkar dalam grizly hopper pada crusher plant.

4.2.3.3 Peralatan Pengangkut dan Penggali a. Scraper

Dalam pekerjaan penggusuran tanah, scraper berguna selain untuk memuat juga untuk mengangkut dan sekaligus membongkar material yang lepas (loose material).

Di dalam pekerjaan, dikenal scraper yang mempunyai mesin sendiri dan scraper yang ditarik oleh crawler traktor tetapi traktor scraper ini secara keseluruhan disebut scraper.

Gambar 4.12

Scraper sangat efektif digunakan untuk mengerjakan tanah yang lepas, menggaruk, memuat dan kemudian membongkarnya menjadi lapisan-lapisan yang teratur.

Kemampuan-kemampuannya ini dapat dipakai dalam pengerjaan seperti :

1. Pengupasan permukaan tanah/stripping top soil 2. Peralatan contour di sekeliling building site.

3. Penggalian untuk saluran drainase dan saluran irigasi

(45)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

4. Penggalian untuk dan pengurugan (cut and fill earthwork) untuk badan jalan.

5. dan lain sebagainya.

Umumnya lapisan top soil yang digaruk oleh scraper mempunyai ketebalan kira-kira 10 cm untuk setiap pass.

Untuk mendapatkan biaya yang seekonomis mungkin, maka harus diketahui dahulu, bentuk, luas dan keadaan lapangan, sehingga dalam menggunakan scraper, kita betul-betul mendapatkan yang tepat bagi lapangan yang bersangkutan.

Jika lapangan pekerjaan (job site) tidak terlalu berat dan tidak terlalu luas, maka scraper yang kecil dengan crawler tractor mungkin akan lebih ekonomis. Tetapi jika lapangan pekerjaan sangat luas, seperti misalnya lapangan terbang dan lain-lain, scraper dengan prime mover wheel tractor akan lebih ekonomis, sebab scraper ini mempunyai kecepatan yang relatif besar.

Dalam pekerjaan cut and fill oleh scraper yang melibatkan pemindahan material dari satu tempat ke tempat lain, misalnya pada proyek jalan raya, lapangan terbang dan lain-lain.

Scraper dapat bekerja pada proyek-proyek tersebut dengan baik, asal saja digunakan scraper yang cocok. Biasanya jarak 300 feet – 3000 feet, adalah jarak yang ekonomis bagi alat seperti scraper. Tentu saja jarak tersebut hanyalah perkiraan kita berdasarkan pengalaman untuk jenis dan ukuran scraper tertentu. Sebagai contoh, jika jarak penggusuran kurang dari 300 feet, maka penggunaan scraper harus kita bandingkan dengan bulldozer misalnya, sehingga kita dapatkan biaya yang paling kecil.

Keekonomisan scraper yang digunakan dalam pekerjaan cut and fill adalah tergantung dari :

1. Material yang ada, yang akan diangkut

(46)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

3. Keadaan rute pengangkutan

4. Peralatan pembantu lain yang digunakan.

Table 2 di bawah ini menunjukkan variasi penggunaan berbagai scraper untuk berbagai jenis jarak angkut dan kondisi rute pengangkutan.

Tabel 2 Jarak Pengangkutan

(300 – 3000 feet)

Material dan Kondisi Rute Pengangkutan

Macam Prime Mover dan Scraper yang

digunakan Pendek

Pendek Menengah

Menengah

Panjang

Kasar Baik Keras

Sedang

Sedang sampai keras

Crawler tractor Two wheel tractor

Crawler tractor atau twin engine wheel.

Sama dengan jenis wheel tractor dengan pusher jka diperlukan.

2 atau 4 wheel tractor dengan bantuan traktor pendorong dan/atau penarik

(47)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

b. Truk

Dalam pekerjaan konstruksi, terutama yang berhubungan dengan masalah penggusuran tanah yang relatif besar, jarak angkut yang cukup jauh dan yang berhubungan dengan pengangkutan alat-alat berat ke lapangan pekerjaan, sering digunakan alat angkut khusus.

a. Alat angkut khusus antara lain : 1. Dump Truck

2. Trailer 3. Dumper

Tiap alat tersebut dibuat untuk pekerjaan khusus, sehingga pemilihan alat angkut yang tepat, adalah sangat bijaksana.

Khususnya bagian ini akan membicarakan tentang dump truck.

b. Ada 3 macam pekerjaan konstruksi yang dikenal : 1. Side dump truck (penumpahan ke samping) 2. Rear dump truck (penumpahan ke belakang)

3. Rear and side dump truck (penumpahan ke belakang dan ke samping.

Gambar 4.13

Syarat penting, agar truk dapat bekerja secara efektif, adalah jalan kerja yang keras dan rata, tetapi ada kalanya truk dirancang agar mempunyai cross country ability, yaitu suatu kemampuan berjalan di luar jalan biasa.

Kapasitas truk yang dipilih harus berimbang dengan alat pemuatannya (loader). Jika perbandingan ini kurang proporsional, maka ada kemungkinan alat pemuat ini banyak menunggu atau sebaliknya. Perbandingan yang

(48)

Modul GSBC-11: Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya Bab 4: Mobilisasi Peralatan

dimaksudkan, adalah antara kapasitas truk dan kapasitas alat pemuat adalah 4 @ 5 : 1 atau dengan kata lain kapasitas truk 4 @ 5 kali kapasitas alat pemuat.

Perbandingan tersebut juga akan berpengaruh terhadap waktu pemuatan. Ada beberapa perhitungan yang harus kita perhatikan dalam memilih ukuran truk :

a. Truk Kecil Keuntungan

i. Lebih lincah dalam beroperasi ii. Lebih mudah mengoperasikannya

iii. Lebih luwes dalam pengangkutan jarak dekat iv. Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana

v. Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah

vi. Jika salah satu truk dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan terasa terhadap produksi.

vii. Pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan.

Kerugian

i. Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truk yang beroperasi, terutama waktu muat.

ii. Excavator lebih sukar untuk memuatkannya karena kecilnya bak.

iii. Lebih banyak sopir yang diperlukan.

iv. Biaya pemeliharaannya lebih besar, karena lebih banyak truk yang beroperasi. Begitu pula halnya dengan tenaga pemeliharaan.

b. Truk Besar Keuntungan

i. Untuk kapasitas yang sama dengan truk kecil, jumlah truk besar yang diperlukan lebih sedikit.

ii. Sopir/crew yang digunakan lebih sedikit iii. Cocok untuk angkutan jarak jaruh

iv. Pemuatan dari loader lebih mudah, sehingga waktu yang hilang lebih sedikit.

Gambar

Gambar 4.5: Bulldozer dengan Perlengkapan Tambahan  Ripper
Gambar 4.10  e.  Loader
Table 2 di bawah ini menunjukkan variasi penggunaan berbagai  scraper  untuk  berbagai  jenis  jarak  angkut  dan  kondisi  rute  pengangkutan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Paper nautilus merupakan hewan soliter dengan jumlah kemunculan yang digolongkan jarang ditemukan di

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang.

Bertambahnya parameter uji yang terakreditasi, pemaksimalan potensi, peningkatan efisiensi dan efektifitas menjadi pertimbangan para pengambil keputusan dalam rencana

Oleh karena itu dilakukan kajian “Analisis Strategi Pengelolaan Sedimentasi Di Muara Sungai Percut Terhadap Potensi Ekonomi Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”,

Apabila ditinjau dari segi iklim, sebagai contoh pada Taman Minggu Raya, fungsi Ruang Terbuka Hijau sebagai ruang publik kurang optimal, karena kondisi iklim di

Sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang demam diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam pengelolaan demam pada balita pada sebagian besar responden ibu

Kebijakan; (3) Metode Elektik, metode Elektik lebih memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mendesain sendiri program homeschooling yang sesuai; (4) Metode Montessori,

Hasil pengamatan awal pembelajaran di kelas V SDN Salatiga 05 menunjukkan bahwa kemampuan menalar siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari sebagian besar siswa