• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Proram Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 4

1.3 Identifikasi Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Waktu dan Periode Pelaksanaan Penelitian ... 6

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Komunikasi ... 8

2.1.2 Komunikasi Organisasi ... 9

2.1.3 Pola Komunikasi Organisasi ... 11

2.1.4 Aliran Komunikasi ... 12

2.1.5 Kepuasan Komunikasi Organisasi ... 19

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 20

2.2 Kerangka Penelitian ... 34

BAB III ... 35

Metode Penelitian ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Paradigma Penelitian ... 35

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 35

3.4 Lokasi Penelitian ... 40

3.5 Unit Analisis Penelitian ... 40

3.6 Informan Penelitian ... 47

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.8 Teknik Analisis Data ... 50

3.9 Teknik Keabsahan Data ... 51

(3)

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN ... 56

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Waktu dan Periode Penelitian ... 6

Tabel 2. 1 Kepuasan dan Iklim Organisasi ... 19

Tabel 2. 2 Dimensi Kepuasan dan Iklim Organisasi ... 20

Tabel 2. 3 Literature Review ... 20

Tabel 3. 1 Unit Analisis ... 40

Tabel 3. 2 Daftar Informan Penelitian ... 48

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Roda dan Pola Lingkaran (Sumber: Olahan Peneliti 2021) ... 11

Gambar 2.2 Komunikasi ke bawah BEM FKB ... 13

Gambar 2.3 Komunikasi ke atas BEMFKB ... 16

(Sumber: Olahan Peneliti 2021) ... 16

Gambar 2.4 Komunikasi Horizontal BEMFKB ... 18

(Sumber: Olahan Peneliti, 2021) ... 18

Gambar 2.5 Komunikasi Diagonal BEMFKB ... 18

(Sumber: Olahan Peneliti, 2021) ... 18

Gambar 2.6 Kerangka Penelitian. ... 34

(Sumber: Olahan Peneliti, 2021) ... 34

Gambar 3.1 Logo BEM FKB. ... 36

(Sumber: Dokumen Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, 2021) ... 36

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BEM FKB. ... 39

(Sumber: Dokumen Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, 2021) ... 39

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Observasi ... 56 Lampiran 2. Pertanyaan Informan ... 56

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejatinya manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan peran manusia lain untuk keberlansungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhan. Upaya yang dilakukan manusia agar dapat mencapai suatu tujuan yang besar salah satunya dibutuhkan adanya kerjasama yang baik dengan beberapa orang sehingga membentuk suatu kelompok atau wadah yang bekerja secara kolaboratif yang disebut organisasi (Laili, 2019).

Dalam suatu organisasi, terdapat beberapa anggota yang terbagi dalam hierarki dan struktur berbeda serta pembagian tugas yang bermacam-macam agar saling melengkapi dalam proses pencapaian tujuan. Setiap anggota organisasi diharuskan saling memelihara harmoni dan stabilitas organisasi agar dapat berfungsi dengan baik.

Organisasi yang ideal pada umumnya memiliki beberapa karakteristik yang melekat, yaitu terdapat struktur atau jabatan-jabatan yang mempunyai kewenangan dan kekuasaan berbeda bagi setiap anggota (HIdayat, 2019). Tidak dapat dibayangkan apabila dalam suatu organisasi setiap anggota memiliki kekuasaan yang setara, sehingga mempersulit proses pengambilan keputusan dan penyuaraan pendapat dalam forum. Kedudukan tertinggi suatu organisasi dipangku oleh Ketua dan Wakil organisasi dan selebihnya organisasi terdiri atas anggota dan ketua tiap divisi yang bekerjasama menjalankan kewajiban organisasi. Adapun tujuan maupun target yang harus dicapai oleh organisasi dapat berupa pemberian tugas dan tanggung jawab yang dibagikan kepada setiap anggota. Suatu organisasi dapat dikatakan berhasil apabila tujuan yang di targetkan di awal dapat terealisasikan. Dalam kata lain, tercapainya tujuan organisasi adalah salah satu indikator penentu keberhasilan organisasi.

Jika organisasi dapat didefinisikan sebagai ruang yang mewadahi orang-orang dan objek, maka organisasi dalam kemahasiswaan dapat didefinisikan sebagai sarana pengembangan kegiatan keaktifan mahasiswa dalam kampus termasuk pengembangan penalaran, minat, dan kemampuan dari dalam diri mahasiswa. Tentunya suatu organisasi kemahasiswaan yang terdiri atas beberapa anggota yang memiliki pola pikir, ide, dan latar belakang berbeda-beda, berujung kepada proses penyatuan makna dan dan point of view yang tidak mudah. Menurut Kamal (2014), komunikasi dalam suatu organisasi kemahasiswaan berperan penting dalam penyampaian pesan untuk mencapai tujuan bersama. Setiap anggota organisasi berinteraksi satu sama lain secara intens. Komunikasi yaitu proses pertukaran makna baik secara verbal maupun non-

(8)

verbal untuk merubah perilaku antar pengirim dan penerima pesan. Yang termasuk pengirim pesan dapat berupa individu, kelompok, bahkan organisasi, begitupun penerima pesan bisa termasuk individu, kelompok, dan juga organisasi. Dalam konteks organisasi, lingkup komunikasi yang terjadi bisa dari kepala bagian, ketua organisasi, dan seluruh anggota organisasi. Adapun komunikasi organisasi ialah pertunjukan dan penafsiran pesan antara anggota organisasi tertentu (Pace & Faules, F, 2013). Suatu organisasi tentu membutuhkan suatu komunikasi yang baik antar anggota karena hal tersebut akan membawa pengaruh besar dalam kinerja organisasi tersebut. Komunikasi organisasi dibagi menjadi komunikasi organisasi internal (dalam organisasi) dan komunikasi eksternal (luar organisasi). Komunikasi eksternal adalah proses komunikasi yang bersinggungan dengan pihak lain diluar organisasi seperti masyarakat, pemerintah, dan lainnya. Sedangkan, komunikasi internal ialah komunikasi yang terjadi dalam lingkup organisasi tersebut, contohnya komunikasi antara atasan ke bawahan, bawahan ke atasan, maupun antar rekan setara di organisasi.

Komunikasi internal yang dipelihara dengan baik akan membangun kekompakan, rasa kebersamaan, dan memudahkan suatu organisasi meraih tujuannya.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis (BEM FKB) Universitas Telkom adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat pendidikan tinggi. Sama seperti organisasi kemahasiswaan lainnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis terdiri atas beberapa departemen/divisi yang dipimpin oleh ketua dan wakil organisasi yang berinteraksi terus-menerus untuk mencapai visi misi organisasi dan demi berjalannya program kerja yang telah direncanakan sejak awal kepengurusan. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis pada tahun 2021 mempunyai nama kabinet “Correlation” dan terdiri dari 12 departemen yang dipimpin oleh Gubernur dan Wakil Gubernur. Dalam menjalankan organisasi selama satu periode, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis memiliki berbagai program kerja dan tanggung jawab menampung aspirasi serta menjembatani civitas akademik dengan mahasiswa.

Dalam aktivitas sehari-hari, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis menggunakan komunikasi formal dan non-formal mengikut pada situasi dan kondisi organisasi. Apabila dalam agenda rapat rutin dan rapat yang membahas program kerja, setiap anggota menggunakan komunikasi formal dan diluar agenda rapat, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis

(9)

menggunakan komunikasi non-formal. Dalam penyampaian informasi dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis terdapat aliran informasi ke atas, komunikasi ke bawah, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Contoh aliran informasi ke bawah dalam lingkup organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis ialah saat ketua BEM memberi tugas ataupun aturan organisasi kepada anggota organisasi, sedangkan komunikasi ke atas adalah komunikasi yang menagalir dari tingkat yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, contohnya saat anggorta Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis menyampaikan laporan progress dari program kerja yang sedang dilakukan, memberi gagasan, ide, maupun keluhan kepada atasan. Adapun contoh komunikasi horizontal yang terjadi antara lain saat anggota organisasi berkoordinasi atas pembagian tugas seperti informasi mengenai rencana dan kegiatan dan komunikasi diagonal atau yang sering disebut juga sebagai komunikasi lintas saluran terjadi saat anggota organisasi dari suatu divisi memberi saran maupun berbicara secara konteks pribadi untuk menjalin hubungan antarpesonal yang baik dengan divisi yang berbeda.

Diperlukan adanya aliran komunikasi yang baik dan efektif dalam suatu organisasi termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis sendiri. Penerapan komunikasi ke atas, ke bawah, horizontal, dan antar saluran (diagonal) agar proses penyampaian informasi dan instruksi dalam organisasi tersampaikan secara terstruktur dan meminimalisir kesalahpahaman maupun konflik.

Jika berkaca dengan kondisi realitas Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis tahun ini menurut pandangan Rafi Rahmat selaku ketua organisasi, aliran komunikasi organisasi sudah cukup baik namun masih ada beberapa saat dimana aliran komunikasi organisasi terhambat maupun melewati birokrasi dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan hasil dari pra-riset terhadap aliran komunikasi yang dilakukan penulis kepada dua narasumber Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis yaitu Rafi Rahmat Djajasumitra selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis kabinet Correlation dan Luthfia Nur Fitriana selaku staff Biro Manajerial Organisasi yang bertanggung jawab untuk memelihara kestabilan dan mengevaluasi organisasi, ditemukan beberapa fenomena aliran komunikasi yang menjadi kendala dan menghambat proses komunikasi dalam organisasi. Rafi menyatakan ada hambatan pada aliran komunikasi di Badan Eksekutif

(10)

Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis contohnya saat berkomunikasi ke bawahan, masih terdapat beberapa anggota organisasi yang tidak mematuhi adab birokrasi dan mengharuskan beliau utuk melewati hierarki organisasi karena beberapa pihak yang bertanggungjawab atas pekerjaan sulit untuk dihubungi, sedangkan untuk komunikasi ke samping (horizontal) Rafi mendapati rekannya (wakil ketua) lebih mudah berkomunikasi secara tatap muka, dan untuk komunikasi lintas departemen, terdapat beberapa hal yang menghambat proses komunikasi khususnya untuk kepentingan kolaborasi antar departemen seperti perbedaan pendapat untuk merancang suatu konsep dan perbedaan kesediaan waktu untuk melangsungkan agenda rapat antar departemen.

Pra-riset kedua bersama staff Manajerial Organisasi yaitu Luthfia, beliau menjelaskan selama bertugas menjadi biro yang bertanggung jawab penuh untuk mengawasi berjalannya organisasi dan menjaga kestabilan organisasi, masih terdapat kendala dalam komunikasi yaitu dalam komunikasi horizontal dalam biro yang sama yaitu Manajerial Organisasi, masih ada anggota yang tidak begitu memperhatikan informasi mengenai pekerjaan yang dikirim oleh Luthfia, sehingga terkadang pekerjaan yang harus segera dikumpulkan tertunda karena anggota Biro tersebut kurang mempunyai rasa inisiatif. Selain itu, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis secara umum (dalam komunikasi diagonal), dirasa masih kurang adanya pendekatan antar anggota sehingga komunikasi yang terjalin masih kurang maksimal.

Berdasarkan hasil pra-riset penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masih terdapat hal mengenai aliran komunikasi yang diperhatikan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis untuk kedepannya dapat diperbaiki agar organisasi ini dapat berkembang kedepannya. Maka dari itu, penelitian ini penting dilakukan supaya dapat memberi gambaran tentang Implementasi Aliran Komunikasi Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini ialah bagaimana implementasi aliran komunikasi organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom?

(11)

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana aliran komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan

komunikasi diagonal dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan aliran komunikasi dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memahami aliran komunikasi vertical, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat aliran komunikasi dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis:

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memperkaya perkembangan teori-teori Komunikasi dan menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan mengenai aliran komunikasi, terutama aliran komunikasi yang ada dalam suatu organisasi. Dengan menggunakan subjek penelitian yang dikaitkan dengan fenomena organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan maupun referensi bagi peneliti lain di bidang Organisasi atau Komunikasi.

1..2 Manfaat Praktis:

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat membantu organisasi secara umum dan organisasi kemahasiswaan secara khusus mengenai aliran komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi organisasi. Selain itu,

(12)

diharapkan penelitian ini dapat menjadi refleksi dari implementasi komunikasi yang terjadi di BEM FKB Universitas Telkom periode 2020/2021 dan dapat menjadi sarana evaluasi untuk memperbaiki kekurangan dalam aliran komunikasi dan kepuasan komunikasi organisasi BEM FKB Universitas Telkom periode selanjutnya agar tercapai komunikasi yang efektif.

1.5 Waktu dan Periode Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. 1 Waktu dan Periode Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2021 Tahun 2022

Okt Nov Des Jan Feb Mar

1. Mencari topik bahasan dan tema

2. Menentukan tema penelitian 3. Penyusunan

seminar proposal penelitian BAB I sampai BAB III 4. Revisi BAB I –

BAB III 5. Pendaftaran

Seminar Proposal 6. Menyusun

BAB IV dan BAB V

7. Revisi BAB IV dan BAB V

(13)

(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)

8. Pendaftaran Sidang Skripsi

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi di ambil dari Bahasa Latin yaitu Communis yang artinya

“sama”, communication, communico, atau communicare yang artinya

“membuat sama” (Mulyana, 2017). Secara luas komunikasi didefinisikan sebagai berbagi pengalaman bersama mencakup berbagi pikiran, mendiskusikan makna, dan mengirimkan pesan. Sedangkan menurut Gode (Mulyana, 2017), komunikasi ialah proses yang membuat sama terhadap dua orang atau lebih dari yang sebelumnya adalah monopoli seseorang atau beberapa orang dan Tubbs dan Moss memiliki pandangan komunikasi merupakan proses menciptakan makna antara dua orang atau lebih (komunikator 1 dan komunikator 2) (Mulyana, 2017). Walaupun komunikasi adalah penyampaian pesan dari perilaku manusia, tidak semua perilaku dapat dikatakan sebagai komunikasi jika perilaku tersebut tidak terdapat penciptaan pesan dan penafsiran pesan oleh lebih dari satu orang.

Dalam memahami komunikasi, terdapat tiga konseptualisasi komunikasi yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot dalam (Mulyana, 2017).

a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Komunikasi ini didefinisikan juga sebagai “berorientasi sumber” yang mengisyaratkan komunikasi sebagai kegiatan yang dilakukan sebagai sengaja yang dilakukan individu untuk merangsang respon dari individu lainnya. Maka dari itu, dalam konsep ini komunikasi dianggap sebagai proses yang disengaja untuk menyampaikan pesan yang ingin dikirim oleh komunikator untuk memenuhi kebutuhan seperti menjelaskan sesuatu atau membujuk untuk melakukan sesuatu kepada lawan bicaranya.

b. Komunikasi sebagai interaksi

Konseptual komunikasi sebagai interaksi dimaksudkan komunikasi adalah proses sebab-akibat dan aksi-reaksi dengan arah yang bergantian dimana saat individu mengirimkan pesan baik verbal maupun non-verbal, kemudian penerima pesan akan mengirim respon, dan orang pertama pun

(15)

mengirim kembali pesan untuk menanggapi begitupun seterusnya. Komunikasi sebagai interaksi lebih dinamis dibanding komunikasi satu arah, dan yang membedakan dari komunikasi satu arah ialah terdapat feedback (umpan balik) yang diberikan penerima pesan kepada sumber pemberi pesan atau komunikator.

c. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam komunikasi transaksional, komunikasi sudah berlangsung saat seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain secara verbal maupun non- verbal maka dari itu komunikasi ini ditafsirkan “definisi berorientasi- penerima” karena komunikasi terjadi dari pemahaman dan interpretasi personal seorang pemberi makna. Adapun kelebihan konsep komunikasi sebagai transaksi ialah komunikasi tidak dibatasi pada komunikasi sengaja ataupun yang tidak disengaja.

Harold Lasswell menyatakan komunikasi dengan menjawab bertanyaan-pertanyaan “Who says What in What Channel to Whom with What Effect” atau “Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dan berpengaruh bagaimana?”. Untuk itu, terdapat turunan unsur komunikasi yang saling terhubung satu sama lain. Yang pertama adalah sumber (source) atau biasa disebut pengirim pesan (sender) merupakan pihak yang memulai suatu komunikasi bisa individu, kelompok, organisasi, dan lainnya. Kedua adalah pesan yang berisi informasi atau makna yang ingin disampaikan kepada penrima dan dapat berupa simbol verbal, non-verbal. Ketiga, saluran. Yakni alat atau media yang menjadi saluran komunikator dan komunikan berinteraksi, Keempat adalah penerima (receiver) yang bertugas menafsirkan pesan dari komunikator dan yang terakhir dari unsur komunikasi adalah efek, yang terjadi pada penerima pesan. Efek yang didapat berupa penambahan pengetahuan, merasa terhibur, perubahan keyakinan, perilaku, dan sebagainya (Mulyana, 2017).

2.1.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam situasi formal maupun informal dalam suatu jaringan yang lebih luas daripada komunikasi kelompok (Mulyana, 2017). Dapat diartikan komunikasi dalam organisasi melibatkan komunikasi antarpribadi dan komunikasi publik. Adapun komunikasi formal

(16)

dalam organisasi termasuk komunikasi vertikal, horizontal, diagonal, dan komunikasi informal seperti komunikasi dengan rekan kerja yang termasuk selentingan atau gossip. Pace & Faules (2013) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Organisasi pada umumnya terdiri atas berbagai unit komunikasi yang terhubung dalam hierarki berupa jabatan yang membedakan posisi & kewenangan setiap anggotanya. Setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan batasan yang berbeda-beda tetapi seperti layaknya tim, mereka berjalan untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam mencapai tujuan tersebut, komunikasi menjadi peran penting atas penciptaan makna, interaksi, memelihara, dan mengubah organisasi (Pace & Faules (2013: 33). Tujuan komunikasi organisasi menurtu Koontz (dalam Amilia Lestaria BR Karo, 2018) yaitu untuk guna memudahkan, melaksanakan, dan melancarkan berjalannya suatu organisasi.

Secara luas, tujuan komunikasi organisasi adalah untuk membawa perubahan dan mengarahkan tindakan anggota organisasi menuju kesejahteraan. Selain itu, Liliweri (dalam Amilia Lestaria BR Karo, 2018) berpendapat bahwa terdapat empat tujuan dari komunikasi organisasi, antara lain: mengemukanan pikira, pendapat, dan ide, menyalurkan informasi serta perasaan, juga untuk koordinasi organisasi.

Komunikasi menjadi faktor penting dalam berjalannya organisasi.

Hakikatnya bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan non-verbal (Purwanto dalam Amilia Lestaria BR Karo, 2018). Komunikasi verbal menurut Purwanto (dalam Amilia Lestaria BR Karo, 2018) merupakan komunikasi yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi atau makna kepada pihak lain melalui lisan dan tulisan. Dengan adanya komunikasi verbal, aktivitas organisasi dapat berjalan dengan baik, contoh dari komunikasi verbal dalam organisasi yaitu ketua organisasi memberi instruksi atau menyampaikan peraturan organisasi kepada anggotanya dalam agenda rapat, sekretaris organisasi yang mengirim surat pengantar maupun proposal pengajuan dana kepada perusahaan, kepala divisi memberi teguran pada anggota divisi yang tidak menyelesaikan pekerjaan, dan lain-lain. Sedangkan komunikasi non- verbal merupakan komunikasi yang berasal dari kumpulan isyarat, gestur tubuh, sikap, yang memungkinkan seorang individu mengirimkan makna tanpa

(17)

mengeluarkan kata-kata (Amilia Lestaria BR Karo, 2018). Contoh dari penerapan komunikasi non-verbal dalam organisasi adalah menunjukkan tatapan tajam sambil sedikit mencondongkan badan kearah depan saat agenda rapat untuk menunjukkan bahwa anggota organisasi tersebut sedang menaruh perhatian yang tinggi dalam rapat tersebut, ataupun anggota divisi yang kerap memalingkan pandangan ke seluruh ruangan menunjukkan kebosanan ataupun tidak tertarik dalam suatu agenda suatu organisasi.

2.1.3 Pola Komunikasi Organisasi

Pola Komunikasi menurut Syaiful (dalam Wahyuni , H, 2014) adalah pola hubungan yang berkaitan antara dua orang atau lebih saat proses pengiriman dan penerimaan pesan menggunakan cara yang tepat agar pesan dan makna yang dimaksud dapat dimengerti. Pola dan aktivitas suatu organisasi bergantung pada setiap tujuan organisasi, sistem manajemen organisasi, dan iklim organisasi yang berbeda-beda. Dalam usaha menemukan pola komunikasi yang sesuai bagi setiap organisasi, diperlukan usaha yang baik saat setiap anggota organisasi berinteraksi dan saling menyampaikan pesan. Katz dan Kahn (dalam Pace & Faules, F, 2013) menyatakan bahwa pola yang teratur menunjukkan komunikasi dalam suatu organisasi dibatasi.

Maksud dari dibatasi disini ialah pola komunikasi organisasi mengatur istilah

“siapa berbicara kepada siapa”. Terdapat dua pola dasar komunikasi menurut Pace & Faules (2013) yaitu Pola Roda dan Pola Lingkaran.

Pola berbentuk roda menggambarkan komunikasi dalam suatu organisasi yang mengerahkan seluruh informasi kepada individu yang

Gambar 2.1 Pola Roda dan Pola Lingkaran (Sumber: Olahan Peneliti 2021)

(18)

memiliki posisi sentral (Pace & Faules, F, 2013). Dalam pola ini, seseorang yang berposisi sentral menerima informasi yang dikirim oleh anggota organisasi lain guna menyelesaikan masalah melalui saran dan persetujuan.

Dapat digambarkan dengan skenario berikut; jika C hendak berkomunikasi dengan B, cukup melalui perntara A saja, dan hanya A yang dapat berkomunikasi dengan anggota organisasi lain. Pola roda di implementasikan pada organisasi yan cakupannya besar dan hanya mengendalikan jaringan kerja komunikasi.

Berbeda dengan pola roda, pola lingkaran memudahkan seluruh anggota organisasi untuk berinteraksi tetapi hanya dengan sistem pengulangan pesan (Pace & Faules, F, 2013). Tidak ada perantara pesan dalam pola lingkaran karena jika A ingin mengirim informasi kepada D, tidak harus melalui B ataupun C. Pola lingkaran memiliki sistem penyampaian pesan yang lebih praktis dan efisien daripada pola roda yang terpusat dan membatasi aksebilitas anggota untuk berkomunikasi satu dan lainnya, tetapi dalam pola roda pengawasan komunikasi, kestabilan organisasi, dan penyelesaian masalah lebih baik dan terstruktur (Pace & Faules, F, 2013).

2.1.4 Aliran Komunikasi

Dalam sebuah organisasi, informasi yang disebarkan secara formal terbagi menjadi komunikasi yang berasal dari seseorang dengan jabatan lebih tinggi ke yang lebih rendah (komunikasi ke bawah), komunikasi yang berasal dari bawahan ke atasan organisasi atau biasa disebut komunikasi ke atas, dan komunikasi yang terjadi antar anggota organisasi yang memiliki jabatan setara (Pace & Faules, F, 2013).

a. Komunikasi dari Atas ke Bawah (downward communication)

Merupakan Komunikasi yang bersumber dari pimpinan ke bawahan dalam suatu organisasi (Wahyuni , H, 2014). Komunikasi ini umumnya digunakan pimpinan organisasi untuk menyampaikan informasi atau pesan berupa arahan untuk melakukan pekerjaan, instruksi pekerjaan, pernyataan ataupun kebijakan dan praktik organisasi. Selain itu komunikasi ke atas dapat digunakan untuk menyampaikan feedback dari seorang pimpinan kepada anggota organisasi (Wahyuni , H, 2014). Komunikasi jenis ini mengalir dari jabatan lebih tinggi ke jabatan yang lebih rendah seperti menurut Agus M.

(19)

Hardjana (2003: 30) dalam (Mubarok, 2016) yang mengemukakan bahwa komunikasi ke bawah (downward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari bagian atas (pejabat, atasan) lembaga ke bagian bawah Lembaga (bawahan), melalui rantai birokrasi resmi lembaga dari mata rantai paling atas ke mata rantai paling bawah.

Berikut merupakan gambaran bagaimana komunikasi dari atas ke bawah dalam suatu organisasi kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom:

Terdapat lima informasi yang dikomunikasikan melalui komuniksi vertikal ke bawah menurut Katz & Kahn dalam (Pace & Faules, F, 2013) antara lain: (1) Informasi mengenai pekerjaan, (2) informasi kebijakan organisasi, (3) pemberian pujian atas prestasi anggota, (4) Pemberian teguran atas kelalaian anggota, dan (5) penyelesaian masalah dalam organisasi.

1. Informasi mengenai pekerjaan

Petinggi dalam suatu organisasi pada umumnya memberi informasi kepada bawahan mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi. Informasi dapat berupa pesan secara lisan maupun tulisan.

Apabila bawahan dalam organisasi sudah mendapat arahan untuk melakukan pekerjaan, maka pekerjaan tersebut harus segera diselesaikan dan apabila arahan kurang jelas, bawahan organisasi hendaknya menanyakan kembali kepada atasan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Gambar 2.2 Komunikasi ke bawah BEM FKB (Sumber: Olahan Peneliti 2021)

(20)

2. informasi kebijakan organisasi

Terdapat kebijakan maupun aturan yang harus dipatuhi dalam suatu organisasi agar kestabilan organisasi dapat terjamin dan setiap anggota mendapat hak dan kewajiban sebagai bagian dari organisasi. Hal ini disamapaikan oleh pihak berwenang yaitu atasan dalam organisasi di awal terbentuknya suatu organisasi.

3. pemberian pujian atas prestasi anggota

Pekerjaan yang dijalankan oleh setiap anggota organisasi membutuhkan niat, tenaga, dan keahlian agar dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk itu, atasan dalam organisasi patutnya memberi apresiasi atas kerja keras yang dilakukan anggota organisasi supaya anggota termovitasi agar bekerja lebih baik lagi juga agar terjalin hubungan yang baik antar anggota dan atasan organisasi.

4. Pemberian teguran atas kelalaian anggota

Kesalahan dalam mengerjakan tugas oleh anggota organisasi harus segera ditindaklanjuti oleh atas organisasi supaya tidak terjadi lagi di masa mendatang. Atasan organisasi memiliki kewenangan penuh untuk menyampaikan teguran kepada anggota organisasi yang tidak bersikap sejalan dengan kebijakan organisasi.

5. penyelesaian masalah dalam organisasi

Masalah atau konflik tidak selalu memberi dampak negatif bagi organisasi, tidak menutup kemungkinan konflik dapat mendatangkan evaluasi dan inovasi baru untuk organisasi kedepannya. Namun, apabila suatu konflik dalam organisasi tidak ditangani dengan baik, maka akan berakibat fatal terhadap kelangsungan organisasi. Atasan organisasi sebagai penengah dan pihak yang bertanggungjawab penuh atas hal yang terjadi di organisasi, diharapkan mampu meredakan masalah atau konflik organisasi.

b. Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication)

Menurut Pace & Faules (2013), komunikasi vertikal ke atas adalah komunikasi dalam organisasi yang mengalir dari tingkat rendah ke tingkat lebih tinggi (penyelia). Asumsi dari komunikasi ke atas ialah bahwa anggota organisasi harus diperlakukan sebagai rekan kerja untuk bekerjasama mencapai tujuan (Azzahro, 2019). Setiap anggota organisasi yang tidak berada pada jabatan puncak (ketua ataupun wakil) pasti akan mengalami komunikasi

(21)

jenis ini. Namun, Sharma (1979) dalam (Pace & Faules, F, 2013) mengemukakan bahwa terdapat empat alasan komunikasi ke atas terlihat sulit untuk dilakukan, antara lain:

1. Kecenderungan anggota untuk menyembunyikan pikiran

Menurut penelitian oleh Sharma (1979), menunjukkan bahwa anggota dalam organisasi atau suatu perusahaan enggan untuk banyak menyampaikan pendapat pada atasan karna cara terbaik untuk naik jabatan dalam organisasi adalah selalu sepakat pada atasan organisasi

2. Anggapan bahwa atasan tidak tertarik kepada masalah anggota

Dalam organisasi yang aliran komunikasinya buruk, anggota cenderung tidak merasa puas atas tanggapan atau feedback yang diberikan atasan terhadap masalah yang diceritakan oleh anggotanya. Maka dari itu, anggota organisasi enggan menceritakan masalah yang tengah dihadapinya agar tidak dinilai buruk oleh atasan.

3. Kurangnya penghargaan atas komunikasi yang dilakukan oleh anggota Kerap kali atasan organisasi tidak dapat menghargai usaha anggota organisasi yang ingin berinteraksi dengan atasannya dan tidak membuka saluran komunikasi kepada bawahan.

4. Anggapan bahwa atasan tidak tanggap atas apa yang disampaikan anggota

Biasa terjadi apabila atasan organisasi terlalu sibuk untuk menjawab komunikasi dengan bawahan, sehingga tidak memberi kesan positif bagi bawahan organisasi untuk melakukan komunikasi kedepannya. Adapun hal- hal yang perlu dikomunikasikan ke atas menurut Pace & Faules (2013) antara lain:

1. Memberitahukan progress yang dilakukan anggota.

Bawahan dalam organisasi menyampaikan secara rinci perihal pekerjaan yang hendak dilakukan saat itu, kemajuan yang mereka dapatkan dalam mengerjakan penugasan, prestasi atau capaian baru saat berkembang di organisais tersebut, dan mengkomunikasikan rencana dalam waktu kedepan.

2. Memberitahukan permasalahan tentang pekerjaan yang belum dipecahkan.

Menjelaskan persoalan atau masalah dalam organisasi yang ingin diselesaikan dan membutuhkan bantuan dari atasan organisasi. Anggota

(22)

organisasi diharapkan dapat bersikap terbuka dengan atasannya, agar konflik sekecil apapun dalam organisasi dapat segera ditangani sebelum membawa dampak buruk kedepannya.

3. Memberi saran atau masukan untuk organisasi keseluruhan

Anggota organisasi dapat menyampaikan gagasan dan ide untuk unit mereka secara khusus atau untuk organisasi secara umum

4. Membetahukan prestasi ataupun kemajuan anggota dalam organisasi Dari pekerjaan yang diselesaikan anggota organisasi, ada baiknya anggota menyampaikan kepada atasan sebagai bukti kerja keras yang dilakukan, juga sebagai wahana peningkat kepercayaan atasan kepada anggota tersebut.

Pemimpin organisasi yang baik tentu menyadari pentingnya menjaga komunikasi yang baik dengan anggota organisasi yang lain supaya iklim organisasi menjadi lebih terbuka. Pemimpin organisasi juga harus mendengarkan keluhan maupun masukan dari bawahan karena hal ini berpengaruh terhadap produktivitas dan kinerja anggota organisasi. Berikut gambaran proses komunikasi vertikal ke bawah dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis:

Gambar 2.3 Komunikasi ke atas BEMFKB (Sumber: Olahan Peneliti 2021)

(23)

c. Komunikasi Horizontal

Menurut Azzahro (2019), komunikasi horizontak merupakan komunikasi yang terjadi antara anggota organisasi yang mempunyai jabatan atau posisi yang setara. Komunikasi ini terjadi saat anggota organisasi hendak mengkoordinasikan tugas, informasi, menyelesaikan masalah ataupun konflik.

Adapatun tujuan dari komunikasi horisontal menurut Pace & Faules (2013) adalah:

1. Guna mengkoordinasikan penugasan kerja.

Setiap anggota organisasi harus rutin berkomunikasi dan bertemu untuk membahas tugas dan kewajiban dalam organisasi. Inti dalam organisasi agar tugas yang diberikan dapat dijalankan dengan efektif, maka harus dikerjakan bersama-sama dengan rekan organisasi.

2. Guna menyelesaikan masalah.

Permasalahan yang terjadi dalam organisasi tentu harus diselesaikan dengan baik salah satunya dengan komunikasi antar anggota yang bersangkutan. Tidak selalu permasalahan harus langsung dikomunikasikan kepada atasan organisasi. Jika konflik yang ringan masih dapat diselesaikan dengan rekan sejabatan, maka diperlukan keahlian problem solving oleh setiap anggota.

3. Guna mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.

Tidak menutup kemungkinan setiap anggota organisasi memiliki banyak perbedaan dan permasalahan. Untuk itu, kesadaran setiap anggota untuk berdamai dengan perbedaan dengan memilih cara berdamai saat berkomunikasi dengan rekan sejabatan sangat diperlukan

4. Guna meningkatkan dukungan antarpersona.

Kebanyakan komunikasi horisontal memiliki tujuan untuk menjalin kedekatan dan memperkuat hubungan antar anggota organisasi lainnya.

Anggota organisasi yang sering bertemu dan sudah mendapat kedekatan antarpersona cenderung lebih mudah menyelesaikan pekerjaan bersama karena sudah mengerti dan memahami satu sama lain.

Berikut merupakan proses komunikasi horizontal pada Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom:

(24)

d. Komunikasi Diagonal

Dalam sebuah organisasi, terdapai keinginan dari anggota organisasi untuk menyampaikan informasi dan berbagi interaksi dengan anggota lain yang tidak menjadi atasan maupun bawahan mereka di organisasi (Pace &

Faules, F, 2013). Contoh komunikasi yang ada dalam komunikasi diagonal atau lintas saluran antara lain anggota memberi saran atau nasihat kepada anggota di unit lain. Spesialis staff dalam suatu organisasi biasanya menjadi pihak yang aktif melakukan komunikasi lintas saluran karena memang menjadi tanggung jawabnya untuk mengawasi berjalannya organisasi dan setiap unit yang ada. Dalam organisasi yang menjadi penelitian ini, staff spesialis jatuh kepada Biro Manajerial Internal yang menjadi pengawas dan wadah yang menjaga keakraban organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis. Adapun jenis komunikasi yang terdapat di komunikasi lintas saluran menurut (Pace & Faules, F, 2013):

1. Penyebaran informasi dalam organisasi dapat menjadi lebih cepat daripada bentuk komunikasi dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah.

2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi dengan memberi saran dan nasihat.

Gambar 2.4 Komunikasi Horizontal BEMFKB (Sumber: Olahan Peneliti, 2021)

Gambar 2.5 Komunikasi Diagonal BEMFKB

(25)

2.1.5 Kepuasan Komunikasi Organisasi

Seringkali kepuasan komunikasi organisasi disamakan dengan iklim organisasi, dikarenakan iklim organisasi ialah fungsi dari bagaimana kepuasan anggota dalam suatu organisasi menurut Litwin, et al (1973) dalam (Pace &

Faules, F, 2013). Kepuasan komunikasi organisasi mendeskripsikan konsep individu maupun konsep mikro, sedangkan iklim organisasi mencakup konsep makro atau konsep gabungan secara umum organisasi. Kepuasan organisasi mencerminkan reaksi individu dari hasil yang diinginkan dan berasan dari komunikasi yang terjalin dalan komunikasi, sehingga kepuasan organisasi bersifat pribadi.

Adapun menurut Down (1998) dalam (Pace & Faules, F, 2013), observasi tentang kepuasan komunikasi organisasi adalah hal yang penting untuk dilakukan karena terbukti efisien, berguna, dan fleksibel dalam meninjau komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Secaea keseluruhan, kepuasan komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan apa yang diinginkan anggota organisasi dari sudut pandang pribadi dan dengan realita sebenarnya yang terjadi dalam organisasi tersebut.

Tabel 2. 1 Kepuasan dan Iklim Organisasi

Kepuasan Iklim

Pekerjaan Kom. Individu Organisasi Kom. Organisasi Tingkat Abstaksi Mikro (Konkret dan mudah

ditentukan)

Makro (abstrak, gabungan)

Tingkat Analisis Individu Kelompok besar

Tingkat Pengaruh

Mengevaluasi Menjelaskan

Definisi Evaluasi diri atas kondisi afektif internal. Reaksi afektif dari meningkatnya hasil yang diharapkan anggota sebagai hasil pekerjaan dan komunikasi

Penjelasan mengenai fenomena eksternal terhadap individu.

Gambaran gabungan entitas global dari suatu organisasi

(Sumber: Pace & Faules, 2013)

(26)

Tabel 2. 2 Dimensi Kepuasan dan Iklim Organisasi Kepuasan Komunikasi Organisasi Iklim Komunikasi Organisasi 1. Informasi yang jelas mengenai

pekerjaan

1. Kepercayaan

2. Kecukupan Informasi 2. Pengambilan keputusan partisipatif 3. Efisiensi berbagai saluran

komunikasi organisasi

3. Kejujuran

4. Cara sejawat berkomunikasi 4. Keterbukaan 5. Kemampuan memberi gagasan atau

saran

5. Mendengarkan

6. Kualitas media 7. Integrasi organisasi

(Sumber: Pace & Faules, 2013)

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 3 Literature Review

Literature Review 1 (Skripsi Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Kecamatan Tallo di Kota Makassar

Tahun (2020) Peneliti Indriyanti

Sumber Universitas Muhammadiyah Makassar

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola komunikasi yang digunakan di Kantor Camat Tallo yaitu Pola Lingkaran, Pola Roda, dan Pola Y. Pada Kantor Camat Tallo menggunakan pola komunikasi lingkaran disaat melakukan rapat koordinasi guna untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati bersama setiap bidang agar pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya kesalahan. Faktor yang menjadi pendukung ialah (1) Hubungan yang personal, (2) Media Komunikasi, (3) Waktu dan (4) Fasilitas. Sedangkan yang menjadi faktor yang menjadi penghambat pola komunikasi organisasi lebih mengarah kepada

(27)

hal (1) Hirarki dalam organisasi, (2) Kurang optimalnya fasilitas pendukung dan (3) Hubungan yan tidak terlalu personal

Persamaan Sama sama berfokus untuk meneliti pola komunikasi organisasi dan menggunakan metode penelitian kualitatif

Perbedaan Organisasi dalam penelitian ini merupakan organisasi pekerjaan sedangkan organisasi yang penulis teliti adalah organisasi kemahasiswaan.

Literature Review 2 (Skripsi Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi antara Pimpinan dan Staff PT. PP.

London Sumatera Indonesia, Tbk. Palagisang Estate di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.

Tahun (2020) Peneliti Ita Aprina

Sumber UIN Alauddin Makassar

Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi organisasi yang di gunakan antara pimpinan dan staff PT. PP.

London Sumatra Indonesia, Tbk Palangisang Estate yaitu pola komunikasi semua saluran dan menggunakan pola lingkaran.

Selanjutnya hambatan komunikasi organisasi antara pimpinan dan staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Palangisang Estate adalah hambatan dari proses komunikasi seperti miss communication, hambatan semantik atau hambatan bahasa dan hambatan fisik atau gangguan cuaca atau gangguan sinyal.

Persamaan Meneliti pola komunikasi dengan pola lingkaran dan

menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(28)

Perbedaan Penelitian ini membahas pula hambatan proses komunikasi dalam organisasi seperti hambatan semantik, bahasa, fisik, dan lainnya

Literature Review 3 (Skripsi Nasional)

Judul Peranan Komunikasi Organisasi dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar

Tahun (2013) Peneliti Junaidin

Sumber UIN Alauddin Makassar

Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar peranan baik bentuk penerapannya maupun hubungan komunikasi atasan dan bawahan dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan yakni simpati pimpinan terhadap bawahannya, kondisi tempat kerja yang lebih baik, dan pekerjaan yang lebih bervariatif.

Persamaan Meneliti hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan dalam organisasi

Perbedaan Merupakan penelitian kuantitatif dan membahas pengaruh antara pola komunikasi yang terjadi dalam organisasi terhadap motivasi dan pegawai anggotanya

Literature Review 4 (Skripsi Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi antara Pimpinan dan Karyawan dalam Membangun Kepuasan Kerja di PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep.

Tahun (2014)

Peneliti Wahyuni H.R

(29)

Sumber UIN Alauddin Makassar

Hasil Hasil penelitian menunjukkan pola dan proses komunikasi yang digunakan adalah pola rantai yakni pimpinan yang ingin menyampaikan informasi kepada karyawan tidak langsung ke karyawan tetapi melalui kepala departemen, hal ini karena perusahaan PT. Semen Tonasa sudah terstruktur. Faktor pendukung dalam membangun kepuasan kerja yaitu adanya komunikasi yang terbuka oleh pimpinan kepada karyawan, fasilitas yang diberikan perusahaan dan gaji yang cukup memuaskan. Adapun faktor hambatannya adalah miscomunication yang biasa terjadi antara pimpinan dan karyawan, hambatan semantik dan hambatan fisik.

Persamaan Meneliti hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan dalam organisasi dengan memperhatikan pola komunikasi Perbedaan Turut membahas pengaruh pola komunikasi terhadap kepuasan

kerja anggota organisasi dan membahas faktor hambatan yang terjadi

Literature Review 5 (Skripsi Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi dalam Pengaderan pada Anggota UMK UKI Ulin Nuha (Studi Kasus Pengurus UKM Uki Ulin Nuha Periode 2018-2019)

Tahun (2019)

Peneliti Fashiihatullisan Ziyaadatul Afif Azzahro Sumber Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Hasil Dari hasil penelitian ini, ada dua kesimpulan yang diperoleh.

Pertama menunjukkan bahwa pola komunikasi organisasi yang ada pada UKM UKI Ulin Nuha adalah pola komunikasi semua saluran atau bintang dan pola komunikasi rantai, kedua sistem pengaderannya menerapkan kaderisasi formal dan informal.

Namun proses dari pengurus mereka saja yang berbeda dalam mengkader anggotaya. Sehingga anggota di UKM UKI Ulin

(30)

Nuha lebih optimal lagi ketika menjadi pengurus inti dan bisa memepertahankan

Persamaan Meneliti pola komunikasi dan menggunakan penelitian

kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Perbedaan Turut berfokus kepada komunikasi formal dan informal

Literature Review 6 (Jurnal Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi : Studi Kasus di PT Harian Amanah Al Haram

Tahun (2018)

Peneliti Asni Djamereng - Irmayana Sumber UIN Alauddin Makassar

Hasil Hasil penelitian menunjukkan Pola komunikasi organisasi antara pimpinan dan karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja di PT Harian Amanah Al Haram adalah komunikasi yang bersifat non formal dengan cara persuasif lebih sering mereka gunakan dalam berkomunikasi agar dapat membuat kedekatan antara karyawan dan pimpinan dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung proses komunikasi organisasi antara pimpinan dan karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja di PT Harian Amanah Al Haram adalah faktor penghambatnya ialah kesalahpahaman atau miss communication. jika sejak awal komunikasi terbangun antara pimpinan dan karyawan mengalami kesalahpahaman atau gangguan dalam membangun sebuah komunikasi di dalam organisasi. Sedangkan faktor pendukungnya ialah media salah satu faktor pendukung dalam proses terjadinya komunikasi di dalam perusahaan.

(31)

Persamaan Penelitian yang sama sama bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi dalam suatu organisasi dan menggunakan metode penelitian kualitatif

Perbedaan Berfokus untuk meneliti pola komunikasi hanya terhadap pimpinan dan karyawannya saja (komunikasi vertikal) dan turut meneliti hubungan pola komunikasi tersebut terhadap motivasi kerja karyawan.

Literature Review 7 (Jurnal Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Di Kantor Lurah Gung Leto Kecamatan Kabanjahe Tahun (2020)

Peneliti Deshinta Affriani Br Brahmana, Elisabeth Sitepu Sumber Universitas Darma Agung, Medan

Hasil Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pola komunikasi organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai di kantor Lurah Gung Leto Kecamatan Kabanjahe memakai pola komunikasi roda dimana pimpinan berada pada posisi sentral dan berpengaruh dalam proses penyampaian pesan dan semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada pimpinan dan semua laporan, instruksi, perintah kerja dan kepengawasan terpusat pada satu orang yang memimpin tetapi melihat kinerja dari pada pegawai, yang mana pegawai masih dijumpai datang terlambat dan masih ditemukan pegawai yang tidak melaksanakan tugas pokok dan fungsinya menyebabkan pola komunikasi roda yang ada di Kelurahan Gung Leto Kecamatan Kabanjahe tidak berjalan dengan baik disebabkan pimpinan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya kurang melibatkan bawahan dalam pencapaian tujuan organisasi.

Persamaan Dalam meneliti pola komunikasi organisasi penelitian ini, terdapat kesamaan teori dengan penulis yaitu teori oleh Miles dan Huberman sebagai Teknik analisis data.

(32)

Perbedaan Berfokus untuk meneliti hubungan pola komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan.

Literature Review 8 (Jurnal Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi dalam Mempertahankan Loyalitas Anggota

Tahun (2017) Peneliti Dina Prasanti

Sumber Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hasil Hasil penelitian tentang pola komunikasi organisasi dalam mempertahankan loyalitas anggota komunitas MOTTUL Sragen adalah arus pesan yang dilakukan dalam berkomunikasi antar anggota-anggotanya, arus pesan tersebut berupa komunikasi kebawah yakni pesan yang diterima pendiri atau ketua yang berupa undangan maupun pesan singkat, diteruskan kebagian humas MOTTUL Sragen, kemudian disebarkan oleh humas tersebut kepada seluruh anggota MOTTUL Sragen secara serentak. Pesan tersebut dapat berisi undangan acara komunitas MOTTUL Sragen sendiri, atau undangan yang diadakan oleh komunitas lain yang mengharapkan kehadiran komunitas MOTTUL Sragen.

Persamaan Dalam meneliti pola komunikasi dalam anggota komunikas MOTTUL Sragen digunakan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi

Perbedaan Objek penelitian ini ialah komunitas MOTTUL (Motor Tua Lawas) sedangkan penelitian penulis ialah organisasi

kemahasiswaan yang memiliki birokrasi organisasi yang lebih terstruktur dan memiliki program kerja tersusun

Literature Review 9 (Jurnal Nasional)

Judul Eksistensi Komunitas Marga Parna di Kota Batam (Studi Kasus Komunitas Marga Parna Di Batu Aji Kota Batam)

Tahun (2019)

(33)

Peneliti Aperian Jaya Mendrofa, Muhammad Syafii Sumber Universitas Putera Batam

Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi yang terjadi di dalam kelompok Marga Parna dalam meningkatkan eksistensinya di kota Batam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teori struktur organisasi dan pola komunikasi. Hasil dari penelitian ini adalah pola komunikasi yang terjadi pada kelompok Marga Parna dalam peningkatan keunggulan sangat baik yaitu pola komunikasi yang terjadi secara rutin adalah pola komunikasi roda, pola komunikasi lingkaran, pola komunikasi Y, dan pola komunikasi bintang, sedangkan kurang maksimal Pola komunikasi yang terjadi di dalam kelompok Marga Parna adalah pola komunikasi Rantai.

Persamaan Menggunakan pola komunikasi rantai dan pola komunikasi lingkaran untuk meneliti pola komunikasi dalam komunitas Perbedaan Menggunakan teori organisasi sosial dalam penelitian

Literature Review 10 (Jurnal Nasional)

Judul Pola Komunikasi Organisasi Karyawan Start Up PT. Exaditama Teknologi Kreativa Melalui Media Teknologi Komunikasi “ Slack “

Tahun (2020)

Peneliti Yudha Irawan Kusdinar, Nela Widiastuti Sumber Universitas ARS

Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pimpinan PT.

Exaditama Teknologi Kreativa menggunakan pola komunikasi roda dengan jaringan atau alur komunikasi Downward dan Upward, artinya pimpinan dari perusahaan PT. Exaditama Teknologi Kreativa menjadi pusat dari segala pesan, perintah dan arahan terhadap karyawan atau staffnya dengan berkomunikasi

(34)

melalui media komunikasi “Slack”. Pendapat untuk penelitian ini, lebih diutamakan kembali diskusi baik secara langsung ataupun menggunakan media teknologi komunikasi, sebab jika peningkatan komunikasi didalam organisasi sangat tinggi, maka produktifitas dan efektifitas yang terjadi dalam organisasi akan berjalan dengan baik.

Persamaan Penelitian ini berfokus pada komunikasi upward dan downward sebagai aliran komunikasi dan menggunakan Teknik observasi berperan (participant observation) Perbedaan Pola komunikasi organisasi yang di teliti dipantau melalui

media teknologi aplikasi “Slack”.

Literature Review 11 (Artikel Jurnal Internasional)

Judul "Sharing is caring": Corporate social responsibility awareness explaining the relationship of information flow with affective commitment

Tahun (2013)

Peneliti Claartje L. ter Hoeven Joost W.M. Verhoeven Article Sumber Duquesne University dan di akses dari Emerald Publishing Hasil komunikasi organisasi dapat meningkatkan komitmen afektif.

Namun, meskipun hal ini berlaku untuk kegiatan CSR yang ditujukan untuk karyawan dan pelanggan, tidak ada efek seperti itu yang diamati untuk kegiatan CSR yang ditujukan untuk pemerintah atau masyarakat luas. Dampak CSR terhadap karyawan dan pelanggan terhadap komitmen dapat dijelaskan dengan teori pertukaran sosial. Ketika karyawan merasa bahwa organisasi mereka menghargai kesejahteraan mereka dan pelanggan mereka, mereka membalas apa yang mereka terima dari organisasi dengan berkomitmen pada organisasi. Namun, dengan penelitian saat ini kita tidak dapat mengesampingkan

(35)

penjelasan lain: Masih belum jelas apakah kegiatan CSR menghasilkan komitmen afektif melalui mekanisme pertukaran sosial atau jika mereka memicu proses sensemaking prososial.

Mengungkap mekanisme yang menyebabkan kesadaran CSR menjadi penting dalam komunikasi organisasi – hubungan komitmen, akan menjadi upaya yang berharga untuk penelitian masa depan. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan argumen penting untuk pelaksanaan kegiatan CSR: kegiatan CSR terhadap karyawan dan pelanggan meningkatkan keterikatan emosional karyawan terhadap organisasi mereka.

Namun, agar efek ini terjadi, diperlukan komunikasi vertikal yang efektif untuk menciptakan kesadaran akan kegiatan CSR tersebut. Berbagi melalui CSR dikaitkan dengan kepedulian terhadap organisasi. Sementara motto “berbagi adalah peduli”

berlaku untuk CSR terhadap karyawan dan pelanggan, kesadaran kegiatan CSR terhadap pemerintah dan masyarakat luas tidak mempengaruhi komitmen afektif karyawan.

Persamaan Penelitian sama sama mengedepankan kepuasan komunikasi organisasi

Perbedaan Penelitian ini menggunakan CRS sebagai alat ukur keterikatan emosional karyawan, sedangkan penelitian penulis

menggunakan aliran komunikasi untuk mengukur kepuasan komunikasi organisasi

Literature Review 12 (Artikel Jurnal Internasional) Judul Journal of Communication Management Are Important

Corporate Policies Understood by Employees?: A Tracking Study of Organizational Information Flow

Tahun (2018)

Peneliti Owen Hargie David Dickson

Sumber RMIT University dan di akses dari Emerald Publishing

(36)

Hasil Metodelogi audit dalam penelitian ini adalah ECCO, yang memungkinkan manajer untuk menilai luas dan kedalaman pengetahuan karyawan tentang topik tertentu, dan juga untuk memetakan. bagaimana dan dengan cara apa informasi ini telah disebarluaskan. Oleh karena itu ampuh dan metode umpan balik yang tak ternilai yang dapat membantu organisasi dalam pencarian mereka untukdalam penelitian komunikasi adalah bahwa karyawan mengeluh bahwa mereka belum diberitahu tentang masalah utama perusahaan, sementara senior manajer bersikeras bahwa mereka telah menginvestasikan banyak waktu untuk menyampaikan informasi. Kerangka ECCO dapat disesuaikan dengan berbagai jenis organisasi dan dapat diterima oleh manajemen dan karyawan sama. Ia juga mengilustrasikan bahwa hal itu bisa menghasilkan sesuatu yang spesifik dan berharga. Informasi tentang arus komunikasi ECCO dirancang untuk mengevaluasi aliran komunikasi dalam suatu organisasi, menguji pemahaman staf tentang internal utama informasi, menilai efisiensi saluran penyebaran dan mengidentifikasi yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Tujuan dari format ECCO adalah: untuk menganalisis dan memetakan jaringan komunikasi dan mengukur laju aliran, distorsi pesan, dan redundansi.

Persamaan Penelitian sama sama berfokus kepada aliran komunikasi yang terjadi pada organisasi untuk menciptakan keefektivan

komunikasi dan memastikan informasi dalam organisasi tercukupi

Perbedaan Penelitian ini menggunakan metode untuk memastikan suatu informasi dapat tersebar dengan baik dalam organisasi, yaitu menggunakan metode Episodic Communication Channels in Organization (ECCO)

Literature Review 13 (Artikel Jurnal Internasional) Judul Corporate Communications : An International Journal.

Managing internal communication: an organizational case study

(37)

Tahun (2016)

Peneliti Paul J.A. Robson Dennis Tourish

Sumber Weizmann Institute of Science dan di akses dai Emerald Publishing

Hasil Artikel ini telah melaporkan hasil audit komunikasi di HCO besar di Eropa, menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif. Hal ini memungkinkan untuk mengembangkan pemahaman yang kaya tentang masalah komunikasi yang dihadapi oleh HCO, yang perlu diatasi oleh manajemen dan yang mungkin menunjukkan potensi masalah komunikasi dan masalah dalam organisasi selain yang disurvei. membahas temuan utama di sini dalam kaitannya dengan pertanyaan penelitian asli. Dua tema utama secara konsisten muncul dari transkrip kelompok fokus dan wawancara: kebutuhan akan lebih banyak komunikasi, dan masalah yang terkait dengan beban kerja manajemen senior.

Sebagian besar dari mereka yang diwawancarai dan peserta dalam kelompok fokus, di sebagian besar tingkat organisasi, menekankan perlunya lebih banyak komunikasi – terutama yang berkaitan dengan isu-isu perubahan penting, dan juga untuk arus informasi yang lebih baik dari bawah ke atas struktur organisasi.

Persamaan Meneliti arus komunikasi yang terjadi dalam organisasi

Perbedaan Terdapat kendala yang berbeda yaitu lebih menitikkan kesulitan arus komunikasi dari bawahan ke atasan

Literature Review 14 (Artikel Jurnal Internasional)

Judul Relationship between Organisational Communication Flow and Communication Climate

Tahun (2013)

Peneliti Dr. Priti Verma

(38)

Sumber Pharmaceutical Sciences and Business Management, Sharda University

Hasil Makalah ini mengklarifikasi konsep dengan bantuan studi kasus singkat kehidupan nyata dan menghasilkan beberapa pertanyaan untuk pemahaman yang lebih baik. Meneliti iklim komunikasi akan memungkinkan seseorang untuk menghindari pola komunikasi yang kontraproduktif dan memahami pentingnya komunikasi efektif yang dapat membantu individu mencapai tujuan komunikasi mereka sendiri dan organisasi. Umumnya, tiga kritis proses yang ditimbulkan dalam suatu organisasi- koordinasi, pertukaran informasi dan umpan balik terus- menerus. Fokus pada komunikasi ke bawah membantu kita memahami peran senior dalam komunikasi organisasi dan mengarahkan semua jenis komunikasi dan aktivitas lainnya.

Persamaan Sama-sama menelitu konsep komunikasi organisasi termasuk aliran komunikasi

Perbedaan Penelitian ini mencakup pola komunikasi, dan iklim

komunikasi untuk mengukur tingkat efektivitas komunikasi organisasi

Literature Review 15 (Artikel Jurnal Internasional) Judul Effective Organizational Communication: in Search of a

System Tahun (2012)

Peneliti Aukse Blazenaite

Sumber Kaunas University of Technology

Hasil Makalah ini mengklarifikasi konsep dengan bantuan studi kasus singkat kehidupan nyata dan menghasilkan beberapa pertanyaan untuk pemahaman yang lebih baik. Meneliti iklim komunikasi akan memungkinkan seseorang untuk menghindari pola komunikasi yang kontraproduktif dan memahami pentingnya komunikasi efektif yang dapat membantu individu mencapai tujuan komunikasi mereka sendiri dan organisasi. Umumnya,

(39)

tiga kritis proses yang ditimbulkan dalam suatu organisasi- koordinasi, pertukaran informasi dan umpan balik terus- menerus. Fokus pada komunikasi ke bawah membantu kita memahami peran senior dalam komunikasi organisasi dan mengarahkan semua jenis komunikasi dan aktivitas lainnya.

Telah disimpulkan bahwa sistem komunikasi pada suatu organisasi adalah proses timbal balik, dinamis dan konstruksi struktural, ditentukan oleh serangkaian internal dan eksternal.

faktor, memungkinkan horizontal, vertikal, dan diagonal informasi mengalir ke seluruh organisasi dan juga secara efektif dan efisien mengoperasikan sejumlah kategori komunikasi dengan tujuan membantu individu mencapai tujuan komunikasi mereka sendiri dan organisasi, menciptakan sinergi di antara komunikator. Adalah relevan untuk dicatat dalam hubungan ini bahwa ilmu pengetahuan hasil analisis literatur menyiratkan bahwa yang dihasilkan di atas model unik dalam ruang lingkup, struktur, dan pengaturannya.

Persamaan Meneliti aliran komunikasi organisasi untuk mencapai tujuan komunikasi

Perbedaan Meneliti aliran secara internal dan juga eksternal organisasi termasuk iklim dan pola komunikasi organisasi

(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)

(40)

2.2 Kerangka Penelitian

Gambar 2.6 Kerangka Penelitian.

(Sumber: Olahan Peneliti, 2021)

(41)

BAB III Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan penelitan ini yaitu menggunakan metode kualitatif. Menurut Suigyono (2015), metode penelitian kualitatif ialah penelitian yang berlandaskan pada potspositivisme yang meneliti objek alamiah dimana penelitian ini termasuk proses penafsiran oleh peneliti berdasarkan hasil temuan data selama proses pengumpulan data seperti melalui wawancara, observasi, dan pencatatan dokumen. Selain itu, peneliti diharuskan merancang pertanyaan yang relevan dengan keadaan objek penelitian.

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Alwasilah (2002) adalah seperangkat kepercayaan yang mendukung metode-metode yang menyertai penelitian dan juga sebagai pembatas penelitian agar tidak mengalami pelebaran dalam objek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif interpretatif. Makna dari penelitian kualitatif interpretif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi atau gabungan (Sugiyono, 2015). Penelitian kualitatif interpretif bertujuan untuk mendapatkan data yang mendalam untuk melahirkan suatu makna yang berupa nilai di balik data yang tidak terlihat. Metode ini bersifat postpositivisme dan disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya bersifat alamiah. Menurut Sugiyono (2015), penelitian kualitatif adalah penelitian etnographi karena umumnya digunakan untuk meneliti budaya dan data yang dikumpulkan di analisis dengan interpretasi dari hasil data yang ditemukan di lapangan. Paradigma penelitian ini juga disebut Post- Positivistik karena menurut Elvirano dalam (Widyaningtyas, 2019), metode Deskriptif-Kualitatif termasuk kedalam paradigma Post-Positivistik dengan asumsi dasar paradigma yaitu bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apapun.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis (BEM FKB) Universitas Telkom adalah salah satu organisasi kemahasiswaan kampus tingkat

(42)

Fakultas yang berlokasi di Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buahbatu - Bojongsoang, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat 40257 Bertempatkan di Sekretariat ORMAWA FKB, Gd. Intata Lt.1. BEM Kema FKB Universitas Telkom dibentuk pada tanggal 21 Januari 2015 dan pada tahun 2021 ini, BEM FKB Tel-U menjalankan organisasi di tahun ke-7 dan mempunyai nama kabinet yaitu “Correlation”.

Adapun tugas dan wewenang Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis (BEM FKB) Universitas Telkom menurut Peraturan Fakultas KEMA FKB 2020 Pasal 63 ialah:

1. Memimpin, menggerakkan dan menjaga stabilitas Kema FKB Universitas Telkom

sesuai dengan Peraturan fakultas, dan Rekomendasi DPM Kema FKB Universitas Telkom;

2. Menjadi Lembaga perwakilan fakultas sebagai langkah koordinatif dengan Kema

Universitas Telkom;

3. Sebagai Lembaga yang menjalankan tridarma perguruan tinggi;

4. Menengahi, dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkup Kema FKB

Universitas Telkom;

5. Membentuk, dan mengakomodir kegiatan mahasiswa untuk mengembangkan wadah

aktualisasi mahasiswa FKB yang mengacu kepada AD/ART, GBHO, Rekomendasi,

dan Peraturan Fakultas;

Gambar 3.1 Logo BEM FKB.

(Sumber: Dokumen Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, 2021)

(43)

6. Menciptakan struktur organisasi BEM Kema FKB Universitas Telkom yang sesuai

dengan prinsip Kema FKB Universitas Telkom; dan

7. Melaporkan struktural, rancangan kerja serta pertanggung jawaban kepada DPM Kema

FKB Universitas Telkom.

Pada tahun 2009 hingga 2014 BEM FKB Universitas Telkom merupakan gabungan dari kedua fakultas yaitu Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Komunikasi Bisnis, yang disebut Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Manajemen Universitas Telkom. Kemudian BEM FKB memisahkan diri dan memulai kabinet pertama nya pada tahun 2015 dengan nama GREAT sebagai kabinet pertama, kemudian 2016 menggunakan nama SHINE untuk kabinet kedua, pada 2017 menggunakan nama PHOENIX sebagai kabinet ketiga, pada 2018 menggunakan INSPIRE sebagai nama kabinet kempat, pada 2019 menggunakan MOTION sebagai kabinet kelima, pada tahun 2020 menggunakan nama TIME sebagai kabinet keenam, dan pada 2021 dilanjutkan dengan CORRELATION sebagai nama kabinet ketujuh. Pada tahun 2021 BEM FKB menambahkan diksi KEMA pada nama nya sehingga sekarang menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom.

Terdapat pula Tujuh Kewajban Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis (BEM FKB) Universitas Telkom menurut Peraturan Fakultas KEMA FKB 2020 Pasal 65 antara lain menjalankan pemerintahan Kema Tel-U ditingkat Fakultas sesuai dengan Peraturan Fakultas, dan Rekomendasi;

merumuskan dan melaksanakan program kerja mengacu kepada AD/ART, GBHO, Rekomendasi, dan Peraturan Fakultas; mewakili Mahasiswa Fakultas sebagai Lembaga Eksekutif tingkat Fakultas; mengakomodir kegiatan yang menaungi Fakultas; melaporkan pelaksanaan program kerja secara periodik dan non-periodik bila dipandang perlu oleh DPM Fakultas; melaporkan susunan kabinet yang dibentuk Gubernur BEM kepada seluruh mahasiswa Fakultas melalui DPM Fakultas, dan; mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada Mahasiswa Fakultas melalui DPM Fakultas.

(44)

Dalam kabinet Correlation BEM FKB Universitas Telkom, memiliki visi dan misi antara lain;

Visi

“Membangun Lembaga eksekutif tingkat fakultas yang bergerak secara progresif, kolaboratif, dan solutif dalam berkontribusi bagi kemajuan mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, masyarakat, serta bangsa Indonesia”

Misi

1. Menerapkan budaya organisasi yang belandaskan asas profesionalisme 2. Mewujudkan Lembaga eksekutif sebagai wadah pergerakan KEMA FKB 3. Menjalin hubungan organisasi yang bersifat kolaboratif baik internal maupun eksternal BEM KEMA FKB

4. Menjalankan pola advokasi yang berbasis pada hasil pengkajian dan penelitian serta bermanfaat bagi KEMA FKB

5. Mengembangkan program kerja yang bersifat progresif sebagai implementasi dari nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

(45)

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BEM FKB.

(Sumber: Dokumen Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis, 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Theories of nature of speaking, theories of second language acquisition, and theory of linguistic across culture are used to help the writer to understand the English pronunciation

Dengan hasil dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa prediksi indeks harga saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan metode gabungan

Dengan ini menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi fee audit yang diterima, semakin baiknya kompetensi yang dimiliki auditor dan adanya perubahan kewenangan dari posisi yang

Menimbang : bahwa dalam rangka memperlancar penyusunan laporan keuangan tingkat wilayah, dana Tugas Pembantuan sebagaimana telah diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

Perlu dilakukan penanaman padi gogo pada musim tanam kedua untuk melihat pengaruh dari ragam yang dipengaruhi oleh faktor musim dan untuk melengkapi jumlah unit

Belanja langsung pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Temanggung, meliputi Belanja Barang dan Jasa, Belanja Pegawai dan belanja

Sebagai referensi tentang peran pengaruh gaya hidup dan informasi terhadap minat mengunjungi museum melalui sikap khususnya dalam melakukan penelitian selanjutnya

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pendidikan gizi tentang sanitasi hygiene bagi penjual makanan jajanan di lingkungan kampus berdasarkan analisis perilaku