i
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidkian
Program Studi Pendidkan IPA
Oleh
SYARIFAH YASIEROH 1204750
PROGRAM PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA
ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
SYARIFAH YASIEROH 1204750
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd Dr. Any Fitriani, M.Si NIP . 19510726197803 2 001 NIP. 19650202 1991032 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPA
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN
PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung, April 2014
SYARIFAH YASIEROH
iv
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem pencernaan manusia melalui pembelajaran berbasis konteks metode diskusi dan metode praktikum. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the matching-only pretest-postest
control group design. Sampel penelitan adalah siswa kelas VIII di salah satu SMP kota
Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara
random sampling. Data hasil penelitian berupa data hasil tes keterampilan proses
sains, tes penguasaan konsep, lembar observasi pelaksanaan keterampilan proses sains siswa, lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar guru dan siswa, serta angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi (kelas eksperimen 1) dan metode praktikum (kelas eksperimen 2). Peningkatan ketermpilan proses sains untuk kelas eksperimen 1 dengan rata-rata N_gain sebesar 0,64 dengan kategori sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen 2 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dengan kategori tinggi, dan pada kelas eksperimen 2sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi pada materi sistem pencernaan manusia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.
v
STUDY BASE ON THE CONTEXT WITH THE METHOD OF DISCUSSION
AND PRACTICE TO INCREASE SKILL PROCESS THE SCIENCE AND
DOMINATION CONCEPTION IN ITEMS
DIGESTIVE SYSTEM OF HUMAN BEING
ABSTRACT
This research aim to analyze the science process skills and mastery of concepts students on material of human digestive system through study base on the context of method of discussion and method of practice. This research method is a quasi-experimental research design with the matching-only cluster sampling pretest-posttest control group design. Research sample is a class VIII student in one of the junior South Tangerang city, Banten in 2013. Sampling was done by random sampling.The research data is data science process skills test results, test mastery of concepts, observation sheet implementation process skills of science students, observation sheets learning activities of teachers and students, as well as students' questionnaire responses. The results showed an increase in science process skills and the improvement of students' mastery of concepts after participating in learning with method of discussion (experimental 1 class) and method of praktice (class(experimental 2). Improved science process skillsexperiments 1 to the class with an average of 0.64 N_gain with moderate category, while the (experimental 2 class of 0.53 with the category moderate. There is a significant difference in the science process skills of students between classes experiment 1 with the (experimental 2 class. Increased mastery of concepts for students in the experimental 1class with a 0.71 high category, and the (experimental 2 class is 0.43 with a medium category. There no significant differences between the students' mastery of concepts in class experiments1 with the (experimental 2 class. With method of discussion in the human digestive system material is more effective in improving science process skills and mastery of concepts.
Keywords: Study base on the context, disscussion, method practice, science process
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur hanya kepada sang Khalik Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga tesis yang berjudul “Pembelajaran Kontekstual dan
Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep dalam Materi Sistem Pencernaan Manusia” dapat selesai dengan
baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari tesis ini dapat tersusun dan selesai karena bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu
menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, saran
dan pemikirannya dalam penulisan tesis ini.
2. Ibu Any Fitriani, M.Si., selaku pembimbing II yang juga tak bosan memberikan
arahan, bimbingan, saran dan pemikirannya dalam penulisan tesis ini.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., selaku Pengujui, Pembimbing
Akademik dan ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bimbingan, selalu
memberi masukkan, motivasi dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.
4. Ibu Dr. Diana Rochintaniawaty, M.Ed selaku penguji yang telah memberikan
koreksi, masukkan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Dr. Riandi, selaku pengkaji instrumen tes yang telah memberikan saran dan
masukkan berharganya.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana
vii
7. Bapak Kepala sekolah SMPN 12 Tangerang Selatan serta rekan-rekan guru yang
senantiasa memberikan dukungan, doa, bantuan serta kemudahan selama
menjalani masa perkuliahan dan selama saya melakukan penelitian di sekolah.
8. Rekan-rekan IPA progam kerjasama angkatan 2012, atas segala bantuannya dan
atas tali silaturahmi yang selalu terjaga.
9. Ayahku Alm Ir. Syuaib Hamid, ibuku Salmah, suamikui Nugroho Widi,P,
anak-anakku Fathoni Zikri, Daffara Abiyyu, dan Zakiyya Asha Fathika, kakakku
Qomariah Syarifah, adik-adikku: Qostallany (alm), Abe, Aka, Odi, Oza, Mai dan
Ishak
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga amal baik yang Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan kepada penulis mendapat
balasan karunia nikmat dari Allah SWT, Amin YRA.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan
mata pelajaran IPA di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, April 2014
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah serta Pertanyaan Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Tesis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Kajian Pustaka ... 11
1. Keterampilan Proses Sains ... 11
2. Penguasaan Konsep Belajar ... 17
3. Pendekatan Berbasis Kontekstual ... 20
4. Metode Diskusi ... 24
5. Metode Praktikum ... 24
6. Kaitan antara metode diskusi dan metode Praktikum dengan Keterampilan Proses Sains ... 26
B. Sistem Pencernaan Manusia ... 29
1. Penyusun Sistem Pencernaan Manusia ... 29
2. Makanan dan Fungsinya ... 34
3. Pentingnya Sarapan bagi Anak Usia Sekolah ... 37
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada sistem pencernaan ... 38
C. Penelitian yang Relevan ... 38
E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
1. Lokasi Penelitian ... 41
2. Populasi ... 41
3. Sampel ... 41
B. Metode Penelitian ... 42
C. Desain Penelitian ... 42
D. Definisi Operasional ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 47
G. Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 50
H. Analisis Data ... 52
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 57.
J. Alur Penelitian ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Hasl Penelitian ... 59
1. Peningkatan Setiap Aspek KPS ... 60
2. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 66
3. Keterampilan Proses Sains Siswa yang Teramati Selama Pembelajaran ... 69
4. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ... 73
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kontekstual
pada Pelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Manusia ... 80
B. Pembahasan ... 88
1. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Proses Sains ... 88
2. Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep ... 95
3. Keterampilan Proses Siswa yang Teramati Selama Pembelajaran Berlangsung ... 98
4. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ... 99
5. Pelaksanaan Pembelajaran ... 99
6. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106
A. Kesimpulan ... 106
B. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 108
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Metode Praktikum ... 26
Tabel 2.2 . Hubungan Pendekatan berbasis kontekstual Metode Diskusi dengan Keterampilan Proses Siswa... 26
Tabel 2.3 . Hubungan dengan Pendekatan berbasis kontekstual Metode Praktikum Keterampilan Proses Siswa ... 27
Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 42
Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian ... 45
Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal ... 48
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 48
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ... 49
Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ... 49
Tabel 3.7. Kriteria N_Gain ... 53
Tabel 3.8. Intepretasi Koefisien Korelasi ... 54
Tabel 3.9. Kriteria Rata-rata Skor Hasil Observasi ... 56
Tabel 3.10. Kriteria Tanggapan Siswa ... 56
Tabel 3.11. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ... 57
Tabel 4.1. Rekapitulasi Perbandingan N_Gain antara Pembelajaran Kelas Diskusi dengan Pembelajaran Metode Praktikum ... 63
Tabel 4.2. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_gain Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Diskusi ... 64
Tabel 4.3. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_gain Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Praktikum ... 64
Tabel 4.4. Uji Mann-Whitney U Pretest Keterampilan Proses Sains ... 65
Tabel 4.5. Uji Perbedaan Rata-rata Posttest Keterampilan proses Sains ... 65
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.7. Uji Normalitas, homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_Gain
Penguasaan Konsep untuk Kelas Praktikum ... 67
Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-rata Pretest Penguasaan Konsep ... 68
Tabel 4.9. Uji Mann-Whitney U Postest Penguasaan Konsep ... 68
Tabel 4.10. Persentase Rata-rata Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Teramati pada Kelas Diskusi ... 69
Tabel 4.11. Persentase Rata-rata Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Teramati Kelas Praktikum ... 71
Tabel 4.12. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Kelas Diskusi ... 73
Tabel 4.13. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Kelas Praktikum ... 74
Tabel 4.14. Aktivitas Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran Berbasis Konteks Kelas Diskusi dan Kelas Praktikum ... 75
Tabel 4.15. Aktivitas Siswa Kelas Diskusi ... 78
Tabel 4.16 Aktivitas Siswa Kelas Praktikum ... 79
Tabel 4.17. Hasil Skala Sikap Tanggapan Siswa Kelas Diskusi ... 81
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Sistem pencernaan manusia ... 30
Gambar 2.2. Proses menelan makanan ... 31
Gambar 2.3. Bagian-bagian usus halus ... 32
Gambar 2.4. Bagian-bagian usus besar ... 32
Gambar 2.5. Kelenjar pencernaan manusia ... 33
Gambar.3.1. Diagram alur prosedur penelitian ... 58
Gambar 4.1. Perbandingan persentase rata-rata nilai keterampilan proses sains siswa pada kelas diskusi dan kelas praktikum ... 59
Gambar 4.2. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 1 sampai nomor 5 ... 60
Gambar 4.3. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 6 sampai 10 ... 61
Gambar 4.4. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 11 sampai 15 ... 62
Gambar 4.5. Perbandingan persentase rata-rata nilai penguasaan konsep siswa pada kelas diskusi dan kelas praktikum ... 66
Gambar 4.6. Persentase rata-rata skor ketercapaian kegiatan siswa pada kelas diskusi ... 70
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A : Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Diskusi ... 113
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Praktikum ... 126
3. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Diskusi ... 139
4. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Praktikum... 150
LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ... 163
2. Soal Keterampilan Proses Sains ... 174
3. Kisi-kisi Soal Penguasaan ... 178
4. Soal Penguasaan Konsep ... 186
5. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ... 192
6. Lembar Observasi KPS Siswa Kelas Diskusi ... 194
7. Lembar Observasi KPS Siswa Kelas Praktikum ... 196
8. Rubrik Pedoman Penskor Lembar Observasi Kelas Diskusi ... 198
9. Rubrik Pedoman Penskor Lembar Observasi Kelas Praktikum ... 200
10. Lembar Wawancara Siswa ... 203
LAMPIRAN C : Hasil Uji Coba Instrumen 1. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Ketrampilan Proses Sains ... 204
2. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Penguasaan Konsep ... 205
LAMPIRAN D : Data Hasil Pretest, Posttest, N_Gain 1. Skor Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Diskusi ... 206
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas Praktikum ... 208
3. Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Diskusi ... 210
4. Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Praktikum... 212
5. Perhitungan N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Kelas Diskusi ... 214
6. Perhitungan N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Praktikum ... 215
7. Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Kelas Diskusi ... 216
8. Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Praktikum... 217
9. Skor Aspek KPS Kelas Kelas Diskusi ... 218
10. Skor Aspek KPS Kelas Praktikum .. ... 225
Lampiran E : Pengolahan Data 1. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Pretest KPS Kelas Diskusi dan Praktikum ... 233
2. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Pretest Penguasaan Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 234
3. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Posttest KPS Kelas Kelas Diskusi dan Praktikum ... 235
4. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Posttes Penguasaan Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 236
5. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata N_Gain KPS Kelas Diskusi dan Praktikum ... 237
6. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata N_Gain Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 238
7. Uji Korelasi Nilai Posttest KPS Konsep Kelas Diskusi ... 239
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Uji Regresi antara Keterampilan Proses sains dengan Penguasaan
Konsep Kelas Diskusi ... 241
10. Uji Regresi antara Keterampilan Proses sains dengan Penguasaan Konsep
Kelas Praktikum ... 243
Lampiran F : Dokumen Pendukung
1. Lembar Hasil Kegiatan I Siswa Kelas Diskusi
dan Kelas Praktikum ... 245
2. Lembar Hasil Kegiatan II Siswa Kelas Diskusi
dan Kelas Praktikum ... 252
3. Lembar Hasil Kegiatan Siswa III Kelas Diskusi dan
Kelas Praktikum ... 258
4. Lembar Hasil Penilaian Observasi KPS Diskusi
dan Kelas Praktikum ... 269
5. Lembar Hasil Wawancara Siswa Kelas Diskusi ... 273
6. Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 279
7. Dokumentasi Kegiatan Siswa Sedang presentasi Tentang Poster ... 280
8. Dokumentasi Kegiatan Siswa Presentasi Tentang Menu Makanan ... 281
9. Dokumentasi Kegiatan Siswa Sedang Uji Makanan ... 282
10. Dokumentasi Kegiatan Siswa Kelas Diskusi sedang Posttest ... 283
11. Lembar Judgement Penguasaan Konsep ... 284
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem pencernaan manusia melalui pembelajaran berbasis konteks metode diskusi dan metode praktikum. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the
matching-only pretest-postest control group design. Sampel penelitan adalah siswa kelas
VIII di salah satu SMP kota Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Data hasil penelitian berupa data hasil tes keterampilan proses sains, tes penguasaan konsep, lembar observasi pelaksanaan keterampilan proses sains siswa, lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar guru dan siswa, serta angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi (kelas eksperimen 1) dan metode praktikum (kelas eksperimen 2). Peningkatan ketermpilan proses sains untuk kelas eksperimen 1 dengan rata-rata
N_gain sebesar 0,64 dengan kategori sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen
2 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dengan kategori tinggi, dan pada kelas eksperimen 2sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi pada materi sistem pencernaan manusia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
STUDY BASE ON THE CONTEXT WITH THE METHOD OF
DISCUSSION AND PRACTICE TO INCREASE SKILL PROCESS THE
SCIENCE AND DOMINATION CONCEPTION IN ITEMS
DIGESTIVE SYSTEM OF HUMAN BEING
ABSTRACT
This research aim to analyze the science process skills and mastery of concepts students on material of human digestive system through study base on the context of method of discussion and method of practice. This research method is a quasi-experimental research design with the matching-only cluster sampling pretest-posttest control group design. Research sample is a class VIII student in one of the junior South Tangerang city, Banten in 2013. Sampling was done by random
sampling.The research data is data science process skills test results, test mastery
of concepts, observation sheet implementation process skills of science students, observation sheets learning activities of teachers and students, as well as students' questionnaire responses. The results showed an increase in science process skills and the improvement of students' mastery of concepts after participating in learning with method of discussion (experimental 1 class) and method of praktice (class(experimental 2). Improved science process skillsexperiments 1 to the class with an average of 0.64 N_gain with moderate category, while the (experimental 2 class of 0.53 with the category moderate. There is a significant difference in the science process skills of students between classes experiment 1 with the (experimental 2 class. Increased mastery of concepts for students in the experimental 1class with a 0.71 high category, and the (experimental 2 class is 0.43 with a medium category. There no significant differences between the students' mastery of concepts in class experiments1 with the (experimental 2 class. With method of discussion in the human digestive system material is more effective in improving science process skills and mastery of concepts.
Keywords: Study base on the context, disscussion, method practice, science
1
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sains (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, selain penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dan termasuk juga proses-proses penemuan.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidkan sains di sekolah menengah pertama diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Berdasarkan tingkat perkembangan mental siswa Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yang berada pada fase transisi dari konkrit ke formal, maka akan sangat
memudahkan siswa untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar
fakta-fakta empiris di lapangan (Kemendikbud, 2013: 1-2). Pendidikan sains
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan lingkungan.
Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam menyajikan
pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman, proses sains, kinerja
ilmiah dan pemahaman produk sains.
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan guru dengan
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber
belajar sebagai bahan kajian. Sehingga interaksi antara guru, siswa, bahan ajar,
teknik penyampaian, dan pengalaman belajar merupakan variabel dan sumber
yang saling menentukan sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan
(Poedjiadi, 2010: 75). Menurut Kemendikbud (2013: 2 ) pembelajaran IPA
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian
lingkungan, ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
2
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA
dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Keadaan pembelajaran di sekolah secara konkrit cenderung tertuju pada
produk/konsep saja, sehingga fokus pada hasil belajar, dan kurang
memperhatikan pada proses pembelajaran. Pengamatan di sekolah dan sharing
dengan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa keterampilan proses sains
selama ini kurang dikembangkan dalam pembelajaran, karena penyampaian
materi pelajaran yang padat dan dominan satu arah dari guru dengan ceramah,
karena guru dituntut untuk menuntaskan materi pelajaran memaksa guru untuk
menyampingkan proses pembelajarannya. Hal tersebut menyebabkan sedikit
sekali kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan obyek atau lingkungan.
Kondisi tersebut mengakibatkan rata-rata nilai mata pelajaran sains cenderung
rendah. Sehingga retensi/penguatan sains rendah, nilai penguasaan konsep juga
masih rendah, serta makna sains kurang terimplementasi dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan tujuan pembelajaran tidak sekedar memahami konsep dan
prinsip saja, akan tetapi menjadikan siswa memiliki kemampuan untuk
menerapkan konsep dan prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan
perbuatan sehari-hari.
Pembelajaran sains sesuai hakekat sains itu sendiri, selain
mengembangkan pengetahuan, harus pula mengembangkan Keterampilan Proses
Sains (KPS). Menurut Poejiadi (2010: 78) KPS berarti terampil memproses
perolehan menggunakan proses-proses mental, termasuk keterampilan
psikomotorik yang sebenarnya didasari oleh kegiatan mental seseorang.
3
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menafsirkan data, membuat hipotesis
dan lain-lain. Pendapat Rustaman (2007: 15) bahwa pengembangan keterampilan
proses sains sangat ideal dikembangkan apabila guru telah memahami hakikat
belajar sains, yaitu sains sebagai produk dan proses. Belajar dengan
keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi
tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan keterampilan-keterampilan
dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis, pengalaman belajar, dan disadari ketika
kegiatannya sedang berlangsung. Pembelajaran KPS akan mendorong siswa untuk
aktif selama pembelajaran. KPS dapat dibangun melalui pendekatan yang aktif,
kreatif dan inovatif, salah satunya adalah dengan pendekatan berbasis konteks,
karena pendekatan berbasiskonteks merupakan pendekatan yang menghasilkan
perbaikan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan, pemahaman ide-ide ilmiah
yang dikembangkan secara baik, meningkatkan respon, sikap, lebih terampil dan
kreatif dalam memahami masalah atau lebih positif terhadap ilmu pengetahuan
(Bennet et al. 2006: 362).
Pendekatan berbasis konteks merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat, sehingga pembelajaran lebih bermakna (Jumadi, 2003:1 dan
Kemendiknas, 2010: 4). National Science Teachers Association( Poejiadi, 2010:
98) berpendapat bahwa guru sains harus dapat menggunakan sumber-sumber
dari luar sekolah, melalui pengenalan tentang keluarga dan lingkungan peserta
didik, sehingga sekolah merencanakan kurikulum dan kegiatan belajar di kelas
melalui pendekatan berbasis konteks dan diharapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa, partisipasi orangtua mereka dan masyarakat di lingkungan.
Sedangkan menurut Aikenhead (Bennett, 2006: 2) Pembelajaran berbasis konteks
adalah pendekatan yang diadopsi dalam pengajaran sains di mana konteks dan
aplikasi sains digunakan sebagai startingpoint dalam pengembangan ide-ide
4
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kelas, akan terampil dalam mengobservasi, mengenali, mengklasifikasikan,
memecahkan masalah, mengumpulkan data, menguji data, verifikasi data, dan
menarik kesimpulan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Johnson (2010: 33)
bahwa setelah melakukan pemantapan dalam pembelajaran, siswa akan aktif
dalam belajar karena mereka sendirilah yang akan menemukan makna dari
materi yang dipelajari.
Metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran berbasis konteks
yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan metode
diskusi pengalaman pribadi siswa diikuti oleh observasi, refleksi, dan dari
pengalaman siswa tersebut menyebabkan perumusan konsep yang abstrak dapat
menjadi hipotesa yang akan dibahas dan dapat diujikan (Cooper & Simonds,1995:
2). Pendapat Fellenz (Majid, 2013;11) bahwa diskusi dan saling berbagi akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta
mencoba mencari alternatif dalam berpikir.
Demikian juga dengan metode praktikum yang dapat juga digunakan
sebagai wahana untuk membangun KPS, dengan mendorong siswa untuk belajar
mengerjakan sesuatu, mandiri, mengobservasi serta berinvestigasi. Berdasarkan
terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaiankegiatan yang
memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan atau mempraktikkan
sesuatu. Dalam pembelajaran IPA, sesuatu ini adalah proses-proses sains. Dengan
kata lain, di dalam kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya penerapan
beragam keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang
mendukung proses perolehan pengetahuan(produk keilmuan) dalam diri siswa
(Subiantoro, 2009:7).
SMP Negeri 12 Tangerang Selatan adalah sekolah di daerah perbatasan
antara kota Tangerang Selatan dengan Jakarta Selatan, karena daerah perbatasan
maka gaya hidup siswa-siswa SMP dipengaruhi oleh kedua kota tersebut,
termasuk juga banyaknya iklan di berbagai media, yang dapat mempengaruhi
5
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
promosinya di berbagai media massa, termasuk televisi. Hampir semua makanan
tersebut tersedia di kantin atau warung dekat sekolah yang tidak semuanya
terjamin kebersihan dan keamanannya buat kesehatan mereka, namun mereka
tetap mengkomsumsinya dengan berbagai alasan dikemukakan mengapa mereka
harus makan di kantin sekolah. Salah satunya bahwa mereka harus makan, agar
kenyang, tidak pusing saat belajar dan saat ada kegiatan upacara bendera.Apalagi
jika guru di sekolah hanya mengajarkan tentang makanan dan fungsinya melalui
teori saja, tapi tidak memberi contoh nyata tentang makanan yang baik buat
kesehatan mereka dan yang kurang baik, atau mengapa siswa perlu sarapan pagi
yang memenuhi syarat kesehatan,waktu makanpun tidak terjadwal, hal ini
dibuktikan melalui penelitian Soekirno ( 2013: 52) menyatakan alasan siswa
tidak sarapan dan tidak tepat waktu untuk sarapan pagi, karena mereka
terburu-buru berangkat sekolah, tidak biasa makan terlalu pagi, atau ada yang hanya
minum air putih, teh, makan sepotong kue kecil saja. Kadang mereka baru
sarapan pukul 10.00 pagi saat istirahat di s ekolah.
Sarapan tidak bisa diartikan makan pagi atau minum pagi saja. Menurut
Pinatih (2013: 1) setidaknya sarapan harus makanan yang sehat, makanan sehat
adalah makanan yang mengandung gizi yang seimbang, mengandung serat dan
zat-zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang, atau lebih tepatnya
disingkat dengan nama menu 4 sehat 5 sempurna. Menurut kepala BPOM RI
Sparringa (Susilawaty, 2014:1-2) untuk memilih makanan/pangan yang aman
maka harus membeli di tempat yang bersih, terlindung dari sinar matahari, debu,
hujan dan angin, makanan yang dijual diletakkan di atas meja, yang penyajiannya
selalu bersih dan ditutup rapat. di sekelilingnya bersih tidak ada serangga dan
hewan peliharaan, peralatan makan selalu bersih, memiliki fasilitas cuci, air
pencuci peralatan bersih, dan selalu diganti. Penjual makanan sehat dan bersih
mulai dari kuku tangan, bila ada luka tertutup dengan plester, menggunakan
celemek dan tutup kepala harus bersih, alat bantu yang bersih, tidak merokok,
meludah. Pilih makanan yang telah dimasak, jika berkuah pilih yang disajikan
6
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipilih dengan tangan jangan dibeli, Sementara, untuk membeli pangan yang
aman dari bahaya kimia, belilah pangan yang dijual ditempat yang bersih. Pilih
buah-buahan terutama buah potong yang sudah dicuci bersih. Jangan membeli
pangan yang dibungkus kertas bekas atau kertas koran. Jangan membeli makanan
dan minuman yang warnanya terlalu mencolok atau terlalu cerah, jangan membeli
makanan yang terlalu keras, gurih, kenyal, atau gosong. Memiliki pengetahuan
keamanan pangan/makanan yang baik dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari maka dapat terhindar dari bahaya mengkonsumsi makanan yang tidak
aman. Pewarna makanan, penambah rasa gurih, dan pengawet banyak digunakan
di kalangan pedagang untuk menarik perhatian pembeli, yang belum tentu
terjamin keamanannya bagi tubuh.
Sesuai dengan Kurikulum 2013 pada kelas VIII semester I dalam
Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata,
dan berdasarkan Kompetensi Dasar: 3.8 Mendeskripsikan sistem pencernaan serta
keterkaitannya dengan sistem pernapasan, sistem peredaran darah, dan
penggunaan energi makanan. Dengan harapan, setelah belajar materi makanan
dan fungsinya, selain dapat menguasai konsep, siswa juga mengetahui peran
makanan tersebut bagi dirinya sendiri atau dapat mengimplementasikan konsep
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mengingat arti penting makanan bagi
kesehatan dan kebutuhan untuk aktifitas siswa belajar, guru perlu
mengembangkan suatu model pembelajaran sains yang utamanya dapat
membangun sikap positif siswa dalam menumbuhkan atau menanamkan
kesadaran pentingnya sarapan pagi demi kesehatan dan pertumbuhan mereka.
Diharapkan muncul dari kesadaran siswa itu sendiri setelah mereka belajar secara
aktif, terlibat langsung dalam mencari informasi yang berhubungan dengan alasan
tentang pentingnya belajar sistem pencernaan manusia termasuk sarapan pagi
dengan makanan sehat bagi mereka, karena siswa sendiri yang mencari serta
7
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelajaran, dan mengolah informasi menjadi pengetahuan tambahan atau
malahan sebagai pengetahuan baru bagi mereka, sehingga termasuk dapat
diimplementasikan pada materi pelajaran makanan dan fungsinya.
Melalui pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan
metode praktikum siswa diharapkan dapat membangun sikap positif (kesadaran
pentingnya mengkonsumsi makanan berkualitas untuk aktifitas belajar) siswa
terhadap sains. Siswa akan memiliki keterampilan proses sains, jika melakukan
kegiatan pembelajaran sendiri dan pengajar berperan hanya dalam membimbing
agar mereka mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan membangun
kerjasama dengan teman-teman kelompoknya.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, perlu adanya
penelitian tentang judul “Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep dalam materi sistem pencernaan”. Dengan tujuan khusus
untuk meningkatkan kesadaran anak usia sekolah untuk sarapan pagi yang
berkualitas, demi kesehatan di masa pertumbuhan mereka.
B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah sertaPertanyaan
Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Variabel dalam penelitian keterampilan proses sains (KPS) merupakan
keterampilan proses yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan
dan pelaksanaannya terdapat perbedaan. KPS menuntut pengembangan
pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya,
diukur melalui tes, dengan soal uraian, variabel selanjutnya penguasaan konsep
merupakan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami konsep sebelum
dan setelah kegiatan pembelajaran, variabel penguasaan konsep diukur melalui tes
soal multiple choice/ pilihan ganda.
8
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Batasan Masalah
Agar penelitian ini fokus dan tidak keluar dari tujuan penelitian, maka
penelitian ini dibatasi pada masalah berikut ini :
1). Materi pelajaran pada penelitian ini adalah Sistem pencernaan manusia dan
sub babmakanan dan fungsinya.
2). Penguasaan konsep dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk
memahami, menerapkan, dan menganalis konsep-konsep fungsi makanan,
baik secara teori dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Aspek kognitif diatas menurut Bloom yang telahdirevisi (Anderson dan
Krathwohl, 2001).
3). Keterampilan proses sains yang digunakan menggunakan indikator
mengamati, mengelompokkan, menafsirkan/ interpretasi, meramalkan/
prediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, menerapkan konsep, dan
berkomunikasi (Rustaman, 2007).
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian sebagai
berikut “Apakah pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan
metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep dalam materi sistem pencernaan manusia?”. Untuk memfokuskan
permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan permasalahan tersebut
dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1). Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains sebelum
dan sesudah pembelajaran dengan metode diskusi ?
2). Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan metode diskusi ?
3). Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains sebelum
9
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4). Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan metode praktikum?
5). Adakah hubungan antara KPS dengan penguasaan konsep pada pembelajaran
dengan metode diskusi dan metode praktikum ?
6). Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap metode diskusi dan metode
praktikum pada materi sistem pencernaan manusia ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis/memperoleh hasil melalui
pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum
sebagai alternatif kegiatan pembelajaran sistem pencernaan manusia pada sub
materi makanan dan fungsinya untuk meningkatkan keterampilan proses sains
pada siswa SMP dan penguasaan konsep pada materi makanan dan fungsinya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses
pembelajaran, dan juga sebagai salah satu alternatifdalam upaya perbaikan cara
pembelajaran, diantaranya:
1. Bagi siswa: mendapat kesempatan untuk lebih aktif terlibat kegiatan
pembelajaran serta diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan dapat
lebih meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap proses
pembelajaran, dan produk/hasil pembelajaran secara aktif akan
mengimplementasikan sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru: melalui pembelajaran kontekstual dan pembelajaran berbasis
praktikum sebagai model pembelajaran alternatif atau pilihan untuk
menyampaikan materi sistem pencernaan makanan, sub bab makanan dan
fungsinya secara lebih konteks dalam proses ke dalam kehidupan sehari-hari
siswa, dan memberikan motivasi untuk melakukan inovasi pembelajaran yang
10
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi peneliti lain: sebagai ide, bahan masukan dan pertimbangan untuk
melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
atau model pembelajaran yang berbeda.
E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap
bab dan bagian bab dari tesis, mulai dari bab I hingga V.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian dari awal
dari tesis, terdiri dari:
1. Latar Belakang Penelitian
2. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Strukutr Organisasi Penelitian.
Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka dan hipotesis penelitian. Kajian
pustaka mempunyai peran yang sangat penting, karena berfungsi sebagai
landasaan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis.
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodologi penelitian
yang terdiri dari:
1. Lokasi Penelitian, subyek dan sampel penelitian.
2. Metode dan desain penelitian.
3. Definisi operasional
4. Instrumen penelitian
5. Pengembangan instrumen antara lain: pengujian Validitas, Reliabilitas
dan hasil uji Validitas dan Realibilitas.
6. Teknik Pengumpulan Data (angket).
7. Teknik Analisis; rincina tahap-tahap analisisi data, teknik yang dipakai
11
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk penelitian kuantitatif pengujian validitas dan reliabilitas instrumen analisis
data dilakukan dengan beberapa tahap, pada penelitian ini menggunakan SPSS 16
for Windows dan Microsoft Excel.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari:
1. Pengolahan atau analisis data
2. Pemaparan data kualitatif (angket)
3. Pembahasan data penelitian.
Bab V menyajikan penafsiran dan pemahaman penelitian terhadaap
kesimpulan dan hasil analisis temuan penelitian. Bab ini terdiri dari Kesimpulan
41
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tangerang
Selatanberada di kelurahan Jurangmangu Barat kecamatan Pondok Aren yang
berada pada wilayah kota Tangerang Selatan, provinsi Banten. Sekolah ini
memiliki 27 rombongan belajar (Rombel) terdiri dari kelas IX ada 9 Rombel,
kelas VIII ada 9 Rombel dan kelas VII ada 9 Rombel.
2. Populasi
Populasi menurut Sugiono (2013 : 117) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan
benda-benda alam lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimilki subyek atau
obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester I
(satu) SMP Negeri 12 Tangerang Selatan Propinsi Banten yang terdaftar pada
tahun ajaran 2013/2014, tersebar dalam sembilan kelas.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili (representatif) seluruh populasi (Arikunto, 2012 :
78). Menurut Sugiono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah
dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam penelitian inipeneliti menentukan sampel dengan menggunakan
teknik random sampling. Pertimbangan peneliti, teknik ini diambil karena
menurut Arikunto (2010: 95) bahwa teknik random sampling adalah sampel dari
42
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi yang homogen, sehingga sampel dapat dipilih secara acak. Sampel
dipilih secara random dengan mengundi seluruh kelas populasi (semua kelas
VIII), mempunyai kemampuan setara tanpa mengacak siswa tiap kelasnya.
Sampel penelitian diambil kelas VIII dari 9 rombel kelas, dipilih satu kelas
eksperimen 1 (kelas metode diskusi) yaitu kelas VIII. 2 dengan jumlah siswa
sebanyak 35 orang, dan satu kelas lagi sebagai kelas eksperimen 2 (kelas metode
praktikum) yaitu kelas VIII.8 sebanyak 36 orang.
B. Metode penelitian
Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment, yaitu metode
penelitian berupa pemberian perlakuan pada subyek yang dipilih tidak secara acak
sebagaimana pada eksperimen sesungguhnya ((Fraenkel dan Wallen, 2006; 277).
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Matching-Only
Pretest-Postest Design yang ditunjukkan pada tabel berikut ini (Fraenkel dan
Wallen, 2006; 278). Pada desain ini subyek penelitian adalah dua kelompok
subyek penelitian, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan
metode diskusi disebut kelas eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 akan
diberi perlakuan berupa metode praktikum. Dimana dalam pelaksanaannya siswa
belajar dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 6-7 orang. Kedua kelompok
belajar ini akan diberikan bahan ajar yang sama mengenai sistem pencernaan, dan
dalam pembelajaran menggunakan proses keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep. Masing-masing kelompok akan diberi pretest (tes awal),
treatment (perlakukan) dan posttest (tes akhir). Adapun desain penelitian yang
dimaksud, dapat dilihat seperti pada tabel 3.1 The Matching-only Pretest-Posttest
Design.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
The Matching-only Pretest-Posttest Design.
43
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode Praktikum M 01 X2 02
Keterangan:
O1 = tes awal (pretest) KPS dan penguasaan konsep
O2= tes akhir (postest) KPS dan penguasaan konsep
X1= perlakuan dengan menggunakan metode diskusi
X2= perlakuan dengan menggunakan metode praktikum
Agar penelitian ini berjalan lancar, efektif serta objektif selama proses
pembelajaran pengajar dibantu oleh guru biologi,fisikadanmatematika di kelas
sebagai observer.
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran berbasis konteks dalam penelitian ini digunakan sebagai
pedekatan pembelajaran. Penilaian yang digunakan untuk menganalisis
pelaksanaan metode diskusi ini menggunakan lembar observasi, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang dibagi lima tahap. Observasi
pembelajaran dimulai dari tahap pertama; relating dimana guru menugaskan
siswa untuk menjawab mendata jenis makanan pada sarapan pagi siswa di
lingkungan kelasnya, dan mendata penyakit yang pernah dialami siswa,
menghubungkan masalah, mencari solusi penyakit yang berhubungan dengan
sistem pencernaan,tahapan kedua;experiencing, siswa mengalami pengalaman
langsung dalam menggali pemahaman melalui penemuan atau mencari
informasi melalui sumber buku, internet, ahli, dan bekerjasama dalam
kelompok dalam penugasan, menjawab pertanyaan/masalahdalam LKS,
tahap ketiga; applying adalah belajar untuk menerapkan konsep-konsep saat
melakukan kegiatan menjawab pertanyaan/memecahkan masalah dari guru
melalui LKS, penugasan atau kegiatan lain. Tahap keempat; cooperating,
pada tahap ini siswa bekerjasama dalam kelompok,bertukar pikiran agar
dapat menganalisis, membahas dan menjawab/memecahkan hal-hal yang
44
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyebab, akibat yang ditimbulkan dan solusi dalam mencegah penyakit
tersebut, lalu kegiatan menyusun menu makanan sehat, menganalisis jenis
makanan, komposisi serta fungsinya bagi tubuh, dan, terakhir siswa dapat
membuat poster tentang ajakan untuk sarapan pagi yang sehat dengan menu
sederhana. Tahap kelima; transferring, yaitu siswa menggunakan
pengetahuan mereka dalam konteks baru atau situasi baru siswa dan
mengkomunikasikan hasil diskusi dari tiap kegiatan mulai dari menjawab
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan membuat kesimpulan dari hasil
diskusi.
2. Penilaian yang digunakan untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran
berbasis konteks melalui metode praktikum. Penilaian denganmenggunakan
lembar observasi. Observasi melalui langkah-langkah pembelajaran yang
dibagi enam tahap. Tahap (1) observasi yaitu siswa melakukan observasi dan
mencatatnya dalam LKS berupa pada gangguan atau penyakit yang pernah
dialami, mendata makanan yang sering dijadikan sebagai makanan untuk
sarapan, data berasal dari teman sekelompok mereka, teman sekelas, teman
kelas lain atau teman bermain. Tahap (2) investigasi yaitu siswa mendata
tentang makanan, fungsi, komposisi makanan, mendata gejala penyakit,
penyebab dan solusi yang bisa dilakukan dan mencari teknik uji makanan
yang umum dilakukan melalui buku, internet dan mendata penyakit, melalui
sumber buku, internet, dan ahli. Tahap (3) mempersiapkan kegiatan untuk
praktikum dengan memilih alat dan bahan untuk uji makanan. Tahap (4)
melaksanakan praktikum, Tahap (5) mengkomunikasikan hasil (presentasi) .
Tahap (6) evaluasi yaitu penilaian hasil praktikum dan membuat laporan.
3. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan kognitif yang
berorientasi kepada proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Indikator untuk
mengukur keterlaksanaan KPS dalam kelas eksperimen 1 : mengamati,
menginterpretasi data, mengklasifikasi, menerapkan konsep dan
berkomunikasi. Sedangkan kelas eksperimen 2 indikatornya adalah
45
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep, dan berkomunikasi. Penilaian keterampilan proses sains juga diukur
dari dan hasil tes pada awalpembelajaran/pretestdan tes akhir setelah
pembelajaran/posttest. Indikator yang digunakan untuk mengukur KPS siswa
adalah kemampuan: klasifikasi, memprediksi, intepretasi data, mengajukan
pertanyaan, berhipotesis, dan menerapkan konsep.
4. Penguasaan konsep dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menguasai dan
memahami, menerapkan, dan menganalis konsep-konsep sistem pencernaan
manusia dan fungsi makanan, baik secara teori dan aplikasinya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Aspek kognitifmeliputi pertanyaan tes
berdasarkan level berpikir dari domain kognitif Bloom (revisi) yang
dibatasi pada tingkatan domain C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasi), C4
(Menganalisis) menurut Bloom yang telah direvisi.
5. Materi pelajaran pada penelitian ini adalah memfokuskan pada sistem
pencernaan manusia, dimulai dari pembelajaran mengenai organ pencernaan
manusia melalui observasi video dan torso manusia, dilanjutkan pada
penugasan untuk menjawab pertanyaan/permasalahan pada LKS,
dalammateri makanan siswa diajak untuk observasi pada teman di sekitarnya
tenatang menu makanan yang dijadikan sarapan pagi mereka, mengkaitkan
dengan jenis makanan, komposisi makanan serta fungsinya bagi tubuh, serta
materi kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan
manusia. Siswa mewawancarai beberapa siswa di lingkungannya untuk
mengetahui penyakit yang pernah dialami mereka yang terkait dengan sistem
pencernaan, lalumenganalisis gejala penyakit, faktor penyebab dan solusi
untuk mencegahnya. Sehingga siswa dapat memahami materi sistem
pencernaan secara utuh dan mengimplementasikannya dalam kebiasaan hidup
yang lebih berkualitas.
46
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen merupakan alat untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Fenomena alam yang dimaksud adalah variabel penelitan (Sugiono,
2013: 148). Jadi instrumen digunakan untuk mengumpulkan data-data hasil
[image:37.595.107.536.197.591.2]penelitian. Rancangan instrumen untuk penelitian disajikan pada tabel.3.2
Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian
Target Jenis Instrumen Kegunaan instrumen Subyek Waktu Pembelajaran
Keterampilan Proses Sains
Soal uraian KPS (essai 15 soal)
Mengukur keterampilan proses sains pada
masing-masing indikator Siswa
Awal dan akhir
pembelajaran
Penguasaan konsep
Soal obyektif (pilihan ganda 20 soal)
Mengukur kemampuan penguasaan konsep pada masing –masing
indikator Siswa Awal dan akhir pembelajaran Kinerja KPS siswa Lembar observasi keterampilan proses sains (KPS)
Menilai KPS selama pembelajaran
Siswa kelas diskusi dan praktikum Proses pembelajaran Kinerja guru Lembar observasi kegiatan pembelajaran Menilai kemampuan kinerja guru saat proses pelaksanaan pembelajaran Guru pengajar Proses pembelajaran Kinerja siswa Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Menilai kemampuan menyelesaikan tugas dalam LKS dan presentasi laporan kegiatan Siswa kelas diskusi dan praktikum Proses pembelajaran Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran Angket tanggapan pembelajaran (checklist) Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Siswa Setelah akhir pembelajaran
Berikut penjelasan ini langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Tes keterampilan proses sains
Tes keterampilan proses sains menggunakan indikator mengamati
47
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhipotesis, menerapkan konsep (Rustaman, 2007) pada sistem pencernaan
manusia termasuk materi makanan dan fungsinya. Bentuk soal uraian ( essay
test). Soal berjumlah 15, memiliki rentang skor antara 1 s.d. 4.
2. Tes Penguasaan Konsep
Tes penguasaan konsep digunakan untuk mengukur penguasaan konsep
siswa terhadap materi makanan dan fungsinya. Adapun jenis tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda
dengan empat pilihan jawaban. Soal berjumlah 20, masing-masing soal memiliki
skor 1 jika jawaban tepat, dan nilai 0 jika jawaban salah. Pertanyaan tes
berdasarkan level berpikir dari domain kognitif Bloom (Revisi) yang dibatasi
pada tingkatan domain C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasi), C4 (Menganalisis).
3. Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian Kinerja Keterampilan Proses Sains
Siswa (KPS)
Untuk mengukur keterlaksanaan KPS dalam pembelajaran digunakan
lembar observasi, dengan indikator: pengamatan, menafsirkan pengamatan,
melakukan percobaan, menginterpretasi data dan berkomunikasi.
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Guru
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mendeskripsikan
aktivitas guru selama proses kegiatan belajar mengajar. Instrumen berisi
aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh guru sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
5. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran siswa
Lembar observasi keterlaksanaan siswa ini memuat daftar aktifitas yang
harus dilakukan siswa, digunakan untuk mengobservasi dan melihat sejauh mana
pembelajaran berbasis konteks pada kelas eksperimen 1 dengan metode diskusi
terlaksana selama proses pembelajaran berlangsung.Observer mengamati
kegiatan pembelajaran dan mengisi lembar observasi den