• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidkian

Program Studi Pendidkan IPA

Oleh

SYARIFAH YASIEROH 1204750

PROGRAM PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SYARIFAH YASIEROH 1204750

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd Dr. Any Fitriani, M.Si NIP . 19510726197803 2 001 NIP. 19650202 1991032 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN

PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN

MANUSIA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap

menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak

lain terhadap karya saya.

Bandung, April 2014

SYARIFAH YASIEROH

(4)

iv

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem pencernaan manusia melalui pembelajaran berbasis konteks metode diskusi dan metode praktikum. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the matching-only pretest-postest

control group design. Sampel penelitan adalah siswa kelas VIII di salah satu SMP kota

Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara

random sampling. Data hasil penelitian berupa data hasil tes keterampilan proses

sains, tes penguasaan konsep, lembar observasi pelaksanaan keterampilan proses sains siswa, lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar guru dan siswa, serta angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi (kelas eksperimen 1) dan metode praktikum (kelas eksperimen 2). Peningkatan ketermpilan proses sains untuk kelas eksperimen 1 dengan rata-rata N_gain sebesar 0,64 dengan kategori sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen 2 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dengan kategori tinggi, dan pada kelas eksperimen 2sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi pada materi sistem pencernaan manusia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.

(5)

v

STUDY BASE ON THE CONTEXT WITH THE METHOD OF DISCUSSION

AND PRACTICE TO INCREASE SKILL PROCESS THE SCIENCE AND

DOMINATION CONCEPTION IN ITEMS

DIGESTIVE SYSTEM OF HUMAN BEING

ABSTRACT

This research aim to analyze the science process skills and mastery of concepts students on material of human digestive system through study base on the context of method of discussion and method of practice. This research method is a quasi-experimental research design with the matching-only cluster sampling pretest-posttest control group design. Research sample is a class VIII student in one of the junior South Tangerang city, Banten in 2013. Sampling was done by random sampling.The research data is data science process skills test results, test mastery of concepts, observation sheet implementation process skills of science students, observation sheets learning activities of teachers and students, as well as students' questionnaire responses. The results showed an increase in science process skills and the improvement of students' mastery of concepts after participating in learning with method of discussion (experimental 1 class) and method of praktice (class(experimental 2). Improved science process skillsexperiments 1 to the class with an average of 0.64 N_gain with moderate category, while the (experimental 2 class of 0.53 with the category moderate. There is a significant difference in the science process skills of students between classes experiment 1 with the (experimental 2 class. Increased mastery of concepts for students in the experimental 1class with a 0.71 high category, and the (experimental 2 class is 0.43 with a medium category. There no significant differences between the students' mastery of concepts in class experiments1 with the (experimental 2 class. With method of discussion in the human digestive system material is more effective in improving science process skills and mastery of concepts.

Keywords: Study base on the context, disscussion, method practice, science process

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur hanya kepada sang Khalik Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga tesis yang berjudul “Pembelajaran Kontekstual dan

Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains dan

Penguasaan Konsep dalam Materi Sistem Pencernaan Manusia” dapat selesai dengan

baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari tesis ini dapat tersusun dan selesai karena bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu

menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, saran

dan pemikirannya dalam penulisan tesis ini.

2. Ibu Any Fitriani, M.Si., selaku pembimbing II yang juga tak bosan memberikan

arahan, bimbingan, saran dan pemikirannya dalam penulisan tesis ini.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., selaku Pengujui, Pembimbing

Akademik dan ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bimbingan, selalu

memberi masukkan, motivasi dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.

4. Ibu Dr. Diana Rochintaniawaty, M.Ed selaku penguji yang telah memberikan

koreksi, masukkan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Dr. Riandi, selaku pengkaji instrumen tes yang telah memberikan saran dan

masukkan berharganya.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana

(7)

vii

7. Bapak Kepala sekolah SMPN 12 Tangerang Selatan serta rekan-rekan guru yang

senantiasa memberikan dukungan, doa, bantuan serta kemudahan selama

menjalani masa perkuliahan dan selama saya melakukan penelitian di sekolah.

8. Rekan-rekan IPA progam kerjasama angkatan 2012, atas segala bantuannya dan

atas tali silaturahmi yang selalu terjaga.

9. Ayahku Alm Ir. Syuaib Hamid, ibuku Salmah, suamikui Nugroho Widi,P,

anak-anakku Fathoni Zikri, Daffara Abiyyu, dan Zakiyya Asha Fathika, kakakku

Qomariah Syarifah, adik-adikku: Qostallany (alm), Abe, Aka, Odi, Oza, Mai dan

Ishak

9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik yang Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan kepada penulis mendapat

balasan karunia nikmat dari Allah SWT, Amin YRA.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga

hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan

mata pelajaran IPA di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, April 2014

(8)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah serta Pertanyaan Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Keterampilan Proses Sains ... 11

2. Penguasaan Konsep Belajar ... 17

3. Pendekatan Berbasis Kontekstual ... 20

4. Metode Diskusi ... 24

5. Metode Praktikum ... 24

6. Kaitan antara metode diskusi dan metode Praktikum dengan Keterampilan Proses Sains ... 26

B. Sistem Pencernaan Manusia ... 29

1. Penyusun Sistem Pencernaan Manusia ... 29

2. Makanan dan Fungsinya ... 34

3. Pentingnya Sarapan bagi Anak Usia Sekolah ... 37

(9)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada sistem pencernaan ... 38

C. Penelitian yang Relevan ... 38

E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

2. Populasi ... 41

3. Sampel ... 41

B. Metode Penelitian ... 42

C. Desain Penelitian ... 42

D. Definisi Operasional ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 47

G. Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 50

H. Analisis Data ... 52

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 57.

J. Alur Penelitian ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Hasl Penelitian ... 59

1. Peningkatan Setiap Aspek KPS ... 60

2. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 66

3. Keterampilan Proses Sains Siswa yang Teramati Selama Pembelajaran ... 69

4. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ... 73

(10)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kontekstual

pada Pelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Manusia ... 80

B. Pembahasan ... 88

1. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Proses Sains ... 88

2. Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep ... 95

3. Keterampilan Proses Siswa yang Teramati Selama Pembelajaran Berlangsung ... 98

4. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ... 99

5. Pelaksanaan Pembelajaran ... 99

6. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(11)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Metode Praktikum ... 26

Tabel 2.2 . Hubungan Pendekatan berbasis kontekstual Metode Diskusi dengan Keterampilan Proses Siswa... 26

Tabel 2.3 . Hubungan dengan Pendekatan berbasis kontekstual Metode Praktikum Keterampilan Proses Siswa ... 27

Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 42

Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian ... 45

Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal ... 48

Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 48

Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ... 49

Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ... 49

Tabel 3.7. Kriteria N_Gain ... 53

Tabel 3.8. Intepretasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 3.9. Kriteria Rata-rata Skor Hasil Observasi ... 56

Tabel 3.10. Kriteria Tanggapan Siswa ... 56

Tabel 3.11. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

Tabel 4.1. Rekapitulasi Perbandingan N_Gain antara Pembelajaran Kelas Diskusi dengan Pembelajaran Metode Praktikum ... 63

Tabel 4.2. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_gain Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Diskusi ... 64

Tabel 4.3. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_gain Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Praktikum ... 64

Tabel 4.4. Uji Mann-Whitney U Pretest Keterampilan Proses Sains ... 65

Tabel 4.5. Uji Perbedaan Rata-rata Posttest Keterampilan proses Sains ... 65

(12)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7. Uji Normalitas, homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_Gain

Penguasaan Konsep untuk Kelas Praktikum ... 67

Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-rata Pretest Penguasaan Konsep ... 68

Tabel 4.9. Uji Mann-Whitney U Postest Penguasaan Konsep ... 68

Tabel 4.10. Persentase Rata-rata Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Teramati pada Kelas Diskusi ... 69

Tabel 4.11. Persentase Rata-rata Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Teramati Kelas Praktikum ... 71

Tabel 4.12. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Kelas Diskusi ... 73

Tabel 4.13. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Kelas Praktikum ... 74

Tabel 4.14. Aktivitas Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran Berbasis Konteks Kelas Diskusi dan Kelas Praktikum ... 75

Tabel 4.15. Aktivitas Siswa Kelas Diskusi ... 78

Tabel 4.16 Aktivitas Siswa Kelas Praktikum ... 79

Tabel 4.17. Hasil Skala Sikap Tanggapan Siswa Kelas Diskusi ... 81

(13)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Sistem pencernaan manusia ... 30

Gambar 2.2. Proses menelan makanan ... 31

Gambar 2.3. Bagian-bagian usus halus ... 32

Gambar 2.4. Bagian-bagian usus besar ... 32

Gambar 2.5. Kelenjar pencernaan manusia ... 33

Gambar.3.1. Diagram alur prosedur penelitian ... 58

Gambar 4.1. Perbandingan persentase rata-rata nilai keterampilan proses sains siswa pada kelas diskusi dan kelas praktikum ... 59

Gambar 4.2. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 1 sampai nomor 5 ... 60

Gambar 4.3. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 6 sampai 10 ... 61

Gambar 4.4. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 11 sampai 15 ... 62

Gambar 4.5. Perbandingan persentase rata-rata nilai penguasaan konsep siswa pada kelas diskusi dan kelas praktikum ... 66

Gambar 4.6. Persentase rata-rata skor ketercapaian kegiatan siswa pada kelas diskusi ... 70

(14)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A : Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Diskusi ... 113

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Praktikum ... 126

3. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Diskusi ... 139

4. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Praktikum... 150

LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ... 163

2. Soal Keterampilan Proses Sains ... 174

3. Kisi-kisi Soal Penguasaan ... 178

4. Soal Penguasaan Konsep ... 186

5. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ... 192

6. Lembar Observasi KPS Siswa Kelas Diskusi ... 194

7. Lembar Observasi KPS Siswa Kelas Praktikum ... 196

8. Rubrik Pedoman Penskor Lembar Observasi Kelas Diskusi ... 198

9. Rubrik Pedoman Penskor Lembar Observasi Kelas Praktikum ... 200

10. Lembar Wawancara Siswa ... 203

LAMPIRAN C : Hasil Uji Coba Instrumen 1. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Ketrampilan Proses Sains ... 204

2. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Penguasaan Konsep ... 205

LAMPIRAN D : Data Hasil Pretest, Posttest, N_Gain 1. Skor Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Diskusi ... 206

(16)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas Praktikum ... 208

3. Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Diskusi ... 210

4. Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Praktikum... 212

5. Perhitungan N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Kelas Diskusi ... 214

6. Perhitungan N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Praktikum ... 215

7. Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Kelas Diskusi ... 216

8. Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Praktikum... 217

9. Skor Aspek KPS Kelas Kelas Diskusi ... 218

10. Skor Aspek KPS Kelas Praktikum .. ... 225

Lampiran E : Pengolahan Data 1. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Pretest KPS Kelas Diskusi dan Praktikum ... 233

2. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Pretest Penguasaan Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 234

3. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Posttest KPS Kelas Kelas Diskusi dan Praktikum ... 235

4. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Posttes Penguasaan Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 236

5. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata N_Gain KPS Kelas Diskusi dan Praktikum ... 237

6. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata N_Gain Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 238

7. Uji Korelasi Nilai Posttest KPS Konsep Kelas Diskusi ... 239

(17)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Uji Regresi antara Keterampilan Proses sains dengan Penguasaan

Konsep Kelas Diskusi ... 241

10. Uji Regresi antara Keterampilan Proses sains dengan Penguasaan Konsep

Kelas Praktikum ... 243

Lampiran F : Dokumen Pendukung

1. Lembar Hasil Kegiatan I Siswa Kelas Diskusi

dan Kelas Praktikum ... 245

2. Lembar Hasil Kegiatan II Siswa Kelas Diskusi

dan Kelas Praktikum ... 252

3. Lembar Hasil Kegiatan Siswa III Kelas Diskusi dan

Kelas Praktikum ... 258

4. Lembar Hasil Penilaian Observasi KPS Diskusi

dan Kelas Praktikum ... 269

5. Lembar Hasil Wawancara Siswa Kelas Diskusi ... 273

6. Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 279

7. Dokumentasi Kegiatan Siswa Sedang presentasi Tentang Poster ... 280

8. Dokumentasi Kegiatan Siswa Presentasi Tentang Menu Makanan ... 281

9. Dokumentasi Kegiatan Siswa Sedang Uji Makanan ... 282

10. Dokumentasi Kegiatan Siswa Kelas Diskusi sedang Posttest ... 283

11. Lembar Judgement Penguasaan Konsep ... 284

(18)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(19)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem pencernaan manusia melalui pembelajaran berbasis konteks metode diskusi dan metode praktikum. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the

matching-only pretest-postest control group design. Sampel penelitan adalah siswa kelas

VIII di salah satu SMP kota Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Data hasil penelitian berupa data hasil tes keterampilan proses sains, tes penguasaan konsep, lembar observasi pelaksanaan keterampilan proses sains siswa, lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar guru dan siswa, serta angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi (kelas eksperimen 1) dan metode praktikum (kelas eksperimen 2). Peningkatan ketermpilan proses sains untuk kelas eksperimen 1 dengan rata-rata

N_gain sebesar 0,64 dengan kategori sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen

2 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dengan kategori tinggi, dan pada kelas eksperimen 2sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi pada materi sistem pencernaan manusia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.

(20)

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDY BASE ON THE CONTEXT WITH THE METHOD OF

DISCUSSION AND PRACTICE TO INCREASE SKILL PROCESS THE

SCIENCE AND DOMINATION CONCEPTION IN ITEMS

DIGESTIVE SYSTEM OF HUMAN BEING

ABSTRACT

This research aim to analyze the science process skills and mastery of concepts students on material of human digestive system through study base on the context of method of discussion and method of practice. This research method is a quasi-experimental research design with the matching-only cluster sampling pretest-posttest control group design. Research sample is a class VIII student in one of the junior South Tangerang city, Banten in 2013. Sampling was done by random

sampling.The research data is data science process skills test results, test mastery

of concepts, observation sheet implementation process skills of science students, observation sheets learning activities of teachers and students, as well as students' questionnaire responses. The results showed an increase in science process skills and the improvement of students' mastery of concepts after participating in learning with method of discussion (experimental 1 class) and method of praktice (class(experimental 2). Improved science process skillsexperiments 1 to the class with an average of 0.64 N_gain with moderate category, while the (experimental 2 class of 0.53 with the category moderate. There is a significant difference in the science process skills of students between classes experiment 1 with the (experimental 2 class. Increased mastery of concepts for students in the experimental 1class with a 0.71 high category, and the (experimental 2 class is 0.43 with a medium category. There no significant differences between the students' mastery of concepts in class experiments1 with the (experimental 2 class. With method of discussion in the human digestive system material is more effective in improving science process skills and mastery of concepts.

Keywords: Study base on the context, disscussion, method practice, science

(21)

1

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sains (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, selain penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dan termasuk juga proses-proses penemuan.

Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidkan sains di sekolah menengah pertama diharapkan

dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Berdasarkan tingkat perkembangan mental siswa Sekolah Menengah Pertama

(SMP) yang berada pada fase transisi dari konkrit ke formal, maka akan sangat

memudahkan siswa untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar

fakta-fakta empiris di lapangan (Kemendikbud, 2013: 1-2). Pendidikan sains

diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan lingkungan.

Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam menyajikan

pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman, proses sains, kinerja

ilmiah dan pemahaman produk sains.

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan guru dengan

siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber

belajar sebagai bahan kajian. Sehingga interaksi antara guru, siswa, bahan ajar,

teknik penyampaian, dan pengalaman belajar merupakan variabel dan sumber

yang saling menentukan sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan

(Poedjiadi, 2010: 75). Menurut Kemendikbud (2013: 2 ) pembelajaran IPA

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia

melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan

IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian

lingkungan, ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

(22)

2

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman

belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA

dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya

dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Keadaan pembelajaran di sekolah secara konkrit cenderung tertuju pada

produk/konsep saja, sehingga fokus pada hasil belajar, dan kurang

memperhatikan pada proses pembelajaran. Pengamatan di sekolah dan sharing

dengan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa keterampilan proses sains

selama ini kurang dikembangkan dalam pembelajaran, karena penyampaian

materi pelajaran yang padat dan dominan satu arah dari guru dengan ceramah,

karena guru dituntut untuk menuntaskan materi pelajaran memaksa guru untuk

menyampingkan proses pembelajarannya. Hal tersebut menyebabkan sedikit

sekali kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan obyek atau lingkungan.

Kondisi tersebut mengakibatkan rata-rata nilai mata pelajaran sains cenderung

rendah. Sehingga retensi/penguatan sains rendah, nilai penguasaan konsep juga

masih rendah, serta makna sains kurang terimplementasi dalam kehidupan

sehari-hari. Sedangkan tujuan pembelajaran tidak sekedar memahami konsep dan

prinsip saja, akan tetapi menjadikan siswa memiliki kemampuan untuk

menerapkan konsep dan prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan

perbuatan sehari-hari.

Pembelajaran sains sesuai hakekat sains itu sendiri, selain

mengembangkan pengetahuan, harus pula mengembangkan Keterampilan Proses

Sains (KPS). Menurut Poejiadi (2010: 78) KPS berarti terampil memproses

perolehan menggunakan proses-proses mental, termasuk keterampilan

psikomotorik yang sebenarnya didasari oleh kegiatan mental seseorang.

(23)

3

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menafsirkan data, membuat hipotesis

dan lain-lain. Pendapat Rustaman (2007: 15) bahwa pengembangan keterampilan

proses sains sangat ideal dikembangkan apabila guru telah memahami hakikat

belajar sains, yaitu sains sebagai produk dan proses. Belajar dengan

keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi

tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan keterampilan-keterampilan

dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis, pengalaman belajar, dan disadari ketika

kegiatannya sedang berlangsung. Pembelajaran KPS akan mendorong siswa untuk

aktif selama pembelajaran. KPS dapat dibangun melalui pendekatan yang aktif,

kreatif dan inovatif, salah satunya adalah dengan pendekatan berbasis konteks,

karena pendekatan berbasiskonteks merupakan pendekatan yang menghasilkan

perbaikan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan, pemahaman ide-ide ilmiah

yang dikembangkan secara baik, meningkatkan respon, sikap, lebih terampil dan

kreatif dalam memahami masalah atau lebih positif terhadap ilmu pengetahuan

(Bennet et al. 2006: 362).

Pendekatan berbasis konteks merupakan pendekatan yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat, sehingga pembelajaran lebih bermakna (Jumadi, 2003:1 dan

Kemendiknas, 2010: 4). National Science Teachers Association( Poejiadi, 2010:

98) berpendapat bahwa guru sains harus dapat menggunakan sumber-sumber

dari luar sekolah, melalui pengenalan tentang keluarga dan lingkungan peserta

didik, sehingga sekolah merencanakan kurikulum dan kegiatan belajar di kelas

melalui pendekatan berbasis konteks dan diharapkan dapat meningkatkan

motivasi siswa, partisipasi orangtua mereka dan masyarakat di lingkungan.

Sedangkan menurut Aikenhead (Bennett, 2006: 2) Pembelajaran berbasis konteks

adalah pendekatan yang diadopsi dalam pengajaran sains di mana konteks dan

aplikasi sains digunakan sebagai startingpoint dalam pengembangan ide-ide

(24)

4

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kelas, akan terampil dalam mengobservasi, mengenali, mengklasifikasikan,

memecahkan masalah, mengumpulkan data, menguji data, verifikasi data, dan

menarik kesimpulan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Johnson (2010: 33)

bahwa setelah melakukan pemantapan dalam pembelajaran, siswa akan aktif

dalam belajar karena mereka sendirilah yang akan menemukan makna dari

materi yang dipelajari.

Metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran berbasis konteks

yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan metode

diskusi pengalaman pribadi siswa diikuti oleh observasi, refleksi, dan dari

pengalaman siswa tersebut menyebabkan perumusan konsep yang abstrak dapat

menjadi hipotesa yang akan dibahas dan dapat diujikan (Cooper & Simonds,1995:

2). Pendapat Fellenz (Majid, 2013;11) bahwa diskusi dan saling berbagi akan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap

gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta

mencoba mencari alternatif dalam berpikir.

Demikian juga dengan metode praktikum yang dapat juga digunakan

sebagai wahana untuk membangun KPS, dengan mendorong siswa untuk belajar

mengerjakan sesuatu, mandiri, mengobservasi serta berinvestigasi. Berdasarkan

terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaiankegiatan yang

memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan atau mempraktikkan

sesuatu. Dalam pembelajaran IPA, sesuatu ini adalah proses-proses sains. Dengan

kata lain, di dalam kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya penerapan

beragam keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang

mendukung proses perolehan pengetahuan(produk keilmuan) dalam diri siswa

(Subiantoro, 2009:7).

SMP Negeri 12 Tangerang Selatan adalah sekolah di daerah perbatasan

antara kota Tangerang Selatan dengan Jakarta Selatan, karena daerah perbatasan

maka gaya hidup siswa-siswa SMP dipengaruhi oleh kedua kota tersebut,

termasuk juga banyaknya iklan di berbagai media, yang dapat mempengaruhi

(25)

5

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

promosinya di berbagai media massa, termasuk televisi. Hampir semua makanan

tersebut tersedia di kantin atau warung dekat sekolah yang tidak semuanya

terjamin kebersihan dan keamanannya buat kesehatan mereka, namun mereka

tetap mengkomsumsinya dengan berbagai alasan dikemukakan mengapa mereka

harus makan di kantin sekolah. Salah satunya bahwa mereka harus makan, agar

kenyang, tidak pusing saat belajar dan saat ada kegiatan upacara bendera.Apalagi

jika guru di sekolah hanya mengajarkan tentang makanan dan fungsinya melalui

teori saja, tapi tidak memberi contoh nyata tentang makanan yang baik buat

kesehatan mereka dan yang kurang baik, atau mengapa siswa perlu sarapan pagi

yang memenuhi syarat kesehatan,waktu makanpun tidak terjadwal, hal ini

dibuktikan melalui penelitian Soekirno ( 2013: 52) menyatakan alasan siswa

tidak sarapan dan tidak tepat waktu untuk sarapan pagi, karena mereka

terburu-buru berangkat sekolah, tidak biasa makan terlalu pagi, atau ada yang hanya

minum air putih, teh, makan sepotong kue kecil saja. Kadang mereka baru

sarapan pukul 10.00 pagi saat istirahat di s ekolah.

Sarapan tidak bisa diartikan makan pagi atau minum pagi saja. Menurut

Pinatih (2013: 1) setidaknya sarapan harus makanan yang sehat, makanan sehat

adalah makanan yang mengandung gizi yang seimbang, mengandung serat dan

zat-zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang, atau lebih tepatnya

disingkat dengan nama menu 4 sehat 5 sempurna. Menurut kepala BPOM RI

Sparringa (Susilawaty, 2014:1-2) untuk memilih makanan/pangan yang aman

maka harus membeli di tempat yang bersih, terlindung dari sinar matahari, debu,

hujan dan angin, makanan yang dijual diletakkan di atas meja, yang penyajiannya

selalu bersih dan ditutup rapat. di sekelilingnya bersih tidak ada serangga dan

hewan peliharaan, peralatan makan selalu bersih, memiliki fasilitas cuci, air

pencuci peralatan bersih, dan selalu diganti. Penjual makanan sehat dan bersih

mulai dari kuku tangan, bila ada luka tertutup dengan plester, menggunakan

celemek dan tutup kepala harus bersih, alat bantu yang bersih, tidak merokok,

meludah. Pilih makanan yang telah dimasak, jika berkuah pilih yang disajikan

(26)

6

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipilih dengan tangan jangan dibeli, Sementara, untuk membeli pangan yang

aman dari bahaya kimia, belilah pangan yang dijual ditempat yang bersih. Pilih

buah-buahan terutama buah potong yang sudah dicuci bersih. Jangan membeli

pangan yang dibungkus kertas bekas atau kertas koran. Jangan membeli makanan

dan minuman yang warnanya terlalu mencolok atau terlalu cerah, jangan membeli

makanan yang terlalu keras, gurih, kenyal, atau gosong. Memiliki pengetahuan

keamanan pangan/makanan yang baik dan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari maka dapat terhindar dari bahaya mengkonsumsi makanan yang tidak

aman. Pewarna makanan, penambah rasa gurih, dan pengawet banyak digunakan

di kalangan pedagang untuk menarik perhatian pembeli, yang belum tentu

terjamin keamanannya bagi tubuh.

Sesuai dengan Kurikulum 2013 pada kelas VIII semester I dalam

Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata,

dan berdasarkan Kompetensi Dasar: 3.8 Mendeskripsikan sistem pencernaan serta

keterkaitannya dengan sistem pernapasan, sistem peredaran darah, dan

penggunaan energi makanan. Dengan harapan, setelah belajar materi makanan

dan fungsinya, selain dapat menguasai konsep, siswa juga mengetahui peran

makanan tersebut bagi dirinya sendiri atau dapat mengimplementasikan konsep

dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mengingat arti penting makanan bagi

kesehatan dan kebutuhan untuk aktifitas siswa belajar, guru perlu

mengembangkan suatu model pembelajaran sains yang utamanya dapat

membangun sikap positif siswa dalam menumbuhkan atau menanamkan

kesadaran pentingnya sarapan pagi demi kesehatan dan pertumbuhan mereka.

Diharapkan muncul dari kesadaran siswa itu sendiri setelah mereka belajar secara

aktif, terlibat langsung dalam mencari informasi yang berhubungan dengan alasan

tentang pentingnya belajar sistem pencernaan manusia termasuk sarapan pagi

dengan makanan sehat bagi mereka, karena siswa sendiri yang mencari serta

(27)

7

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran, dan mengolah informasi menjadi pengetahuan tambahan atau

malahan sebagai pengetahuan baru bagi mereka, sehingga termasuk dapat

diimplementasikan pada materi pelajaran makanan dan fungsinya.

Melalui pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan

metode praktikum siswa diharapkan dapat membangun sikap positif (kesadaran

pentingnya mengkonsumsi makanan berkualitas untuk aktifitas belajar) siswa

terhadap sains. Siswa akan memiliki keterampilan proses sains, jika melakukan

kegiatan pembelajaran sendiri dan pengajar berperan hanya dalam membimbing

agar mereka mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan membangun

kerjasama dengan teman-teman kelompoknya.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, perlu adanya

penelitian tentang judul “Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan

penguasaan konsep dalam materi sistem pencernaan”. Dengan tujuan khusus

untuk meningkatkan kesadaran anak usia sekolah untuk sarapan pagi yang

berkualitas, demi kesehatan di masa pertumbuhan mereka.

B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah sertaPertanyaan

Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Variabel dalam penelitian keterampilan proses sains (KPS) merupakan

keterampilan proses yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan

dan pelaksanaannya terdapat perbedaan. KPS menuntut pengembangan

pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya,

diukur melalui tes, dengan soal uraian, variabel selanjutnya penguasaan konsep

merupakan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami konsep sebelum

dan setelah kegiatan pembelajaran, variabel penguasaan konsep diukur melalui tes

soal multiple choice/ pilihan ganda.

(28)

8

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Batasan Masalah

Agar penelitian ini fokus dan tidak keluar dari tujuan penelitian, maka

penelitian ini dibatasi pada masalah berikut ini :

1). Materi pelajaran pada penelitian ini adalah Sistem pencernaan manusia dan

sub babmakanan dan fungsinya.

2). Penguasaan konsep dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk

memahami, menerapkan, dan menganalis konsep-konsep fungsi makanan,

baik secara teori dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Aspek kognitif diatas menurut Bloom yang telahdirevisi (Anderson dan

Krathwohl, 2001).

3). Keterampilan proses sains yang digunakan menggunakan indikator

mengamati, mengelompokkan, menafsirkan/ interpretasi, meramalkan/

prediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, menerapkan konsep, dan

berkomunikasi (Rustaman, 2007).

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian sebagai

berikut “Apakah pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan

metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan

konsep dalam materi sistem pencernaan manusia?”. Untuk memfokuskan

permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan permasalahan tersebut

dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1). Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains sebelum

dan sesudah pembelajaran dengan metode diskusi ?

2). Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep sebelum dan

sesudah pembelajaran dengan metode diskusi ?

3). Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains sebelum

(29)

9

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4). Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep sebelum dan

sesudah pembelajaran dengan metode praktikum?

5). Adakah hubungan antara KPS dengan penguasaan konsep pada pembelajaran

dengan metode diskusi dan metode praktikum ?

6). Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap metode diskusi dan metode

praktikum pada materi sistem pencernaan manusia ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis/memperoleh hasil melalui

pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum

sebagai alternatif kegiatan pembelajaran sistem pencernaan manusia pada sub

materi makanan dan fungsinya untuk meningkatkan keterampilan proses sains

pada siswa SMP dan penguasaan konsep pada materi makanan dan fungsinya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses

pembelajaran, dan juga sebagai salah satu alternatifdalam upaya perbaikan cara

pembelajaran, diantaranya:

1. Bagi siswa: mendapat kesempatan untuk lebih aktif terlibat kegiatan

pembelajaran serta diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan dapat

lebih meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap proses

pembelajaran, dan produk/hasil pembelajaran secara aktif akan

mengimplementasikan sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru: melalui pembelajaran kontekstual dan pembelajaran berbasis

praktikum sebagai model pembelajaran alternatif atau pilihan untuk

menyampaikan materi sistem pencernaan makanan, sub bab makanan dan

fungsinya secara lebih konteks dalam proses ke dalam kehidupan sehari-hari

siswa, dan memberikan motivasi untuk melakukan inovasi pembelajaran yang

(30)

10

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti lain: sebagai ide, bahan masukan dan pertimbangan untuk

melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

atau model pembelajaran yang berbeda.

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap

bab dan bagian bab dari tesis, mulai dari bab I hingga V.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian dari awal

dari tesis, terdiri dari:

1. Latar Belakang Penelitian

2. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian

5. Strukutr Organisasi Penelitian.

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka dan hipotesis penelitian. Kajian

pustaka mempunyai peran yang sangat penting, karena berfungsi sebagai

landasaan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodologi penelitian

yang terdiri dari:

1. Lokasi Penelitian, subyek dan sampel penelitian.

2. Metode dan desain penelitian.

3. Definisi operasional

4. Instrumen penelitian

5. Pengembangan instrumen antara lain: pengujian Validitas, Reliabilitas

dan hasil uji Validitas dan Realibilitas.

6. Teknik Pengumpulan Data (angket).

7. Teknik Analisis; rincina tahap-tahap analisisi data, teknik yang dipakai

(31)

11

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk penelitian kuantitatif pengujian validitas dan reliabilitas instrumen analisis

data dilakukan dengan beberapa tahap, pada penelitian ini menggunakan SPSS 16

for Windows dan Microsoft Excel.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari:

1. Pengolahan atau analisis data

2. Pemaparan data kualitatif (angket)

3. Pembahasan data penelitian.

Bab V menyajikan penafsiran dan pemahaman penelitian terhadaap

kesimpulan dan hasil analisis temuan penelitian. Bab ini terdiri dari Kesimpulan

(32)

41

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tangerang

Selatanberada di kelurahan Jurangmangu Barat kecamatan Pondok Aren yang

berada pada wilayah kota Tangerang Selatan, provinsi Banten. Sekolah ini

memiliki 27 rombongan belajar (Rombel) terdiri dari kelas IX ada 9 Rombel,

kelas VIII ada 9 Rombel dan kelas VII ada 9 Rombel.

2. Populasi

Populasi menurut Sugiono (2013 : 117) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan

benda-benda alam lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimilki subyek atau

obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester I

(satu) SMP Negeri 12 Tangerang Selatan Propinsi Banten yang terdaftar pada

tahun ajaran 2013/2014, tersebar dalam sembilan kelas.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili (representatif) seluruh populasi (Arikunto, 2012 :

78). Menurut Sugiono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah

dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam penelitian inipeneliti menentukan sampel dengan menggunakan

teknik random sampling. Pertimbangan peneliti, teknik ini diambil karena

menurut Arikunto (2010: 95) bahwa teknik random sampling adalah sampel dari

(33)

42

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi yang homogen, sehingga sampel dapat dipilih secara acak. Sampel

dipilih secara random dengan mengundi seluruh kelas populasi (semua kelas

VIII), mempunyai kemampuan setara tanpa mengacak siswa tiap kelasnya.

Sampel penelitian diambil kelas VIII dari 9 rombel kelas, dipilih satu kelas

eksperimen 1 (kelas metode diskusi) yaitu kelas VIII. 2 dengan jumlah siswa

sebanyak 35 orang, dan satu kelas lagi sebagai kelas eksperimen 2 (kelas metode

praktikum) yaitu kelas VIII.8 sebanyak 36 orang.

B. Metode penelitian

Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment, yaitu metode

penelitian berupa pemberian perlakuan pada subyek yang dipilih tidak secara acak

sebagaimana pada eksperimen sesungguhnya ((Fraenkel dan Wallen, 2006; 277).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Matching-Only

Pretest-Postest Design yang ditunjukkan pada tabel berikut ini (Fraenkel dan

Wallen, 2006; 278). Pada desain ini subyek penelitian adalah dua kelompok

subyek penelitian, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan

metode diskusi disebut kelas eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 akan

diberi perlakuan berupa metode praktikum. Dimana dalam pelaksanaannya siswa

belajar dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 6-7 orang. Kedua kelompok

belajar ini akan diberikan bahan ajar yang sama mengenai sistem pencernaan, dan

dalam pembelajaran menggunakan proses keterampilan proses sains dan

penguasaan konsep. Masing-masing kelompok akan diberi pretest (tes awal),

treatment (perlakukan) dan posttest (tes akhir). Adapun desain penelitian yang

dimaksud, dapat dilihat seperti pada tabel 3.1 The Matching-only Pretest-Posttest

Design.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

The Matching-only Pretest-Posttest Design.

(34)

43

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode Praktikum M 01 X2 02

Keterangan:

O1 = tes awal (pretest) KPS dan penguasaan konsep

O2= tes akhir (postest) KPS dan penguasaan konsep

X1= perlakuan dengan menggunakan metode diskusi

X2= perlakuan dengan menggunakan metode praktikum

Agar penelitian ini berjalan lancar, efektif serta objektif selama proses

pembelajaran pengajar dibantu oleh guru biologi,fisikadanmatematika di kelas

sebagai observer.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran berbasis konteks dalam penelitian ini digunakan sebagai

pedekatan pembelajaran. Penilaian yang digunakan untuk menganalisis

pelaksanaan metode diskusi ini menggunakan lembar observasi, melalui

langkah-langkah pembelajaran yang dibagi lima tahap. Observasi

pembelajaran dimulai dari tahap pertama; relating dimana guru menugaskan

siswa untuk menjawab mendata jenis makanan pada sarapan pagi siswa di

lingkungan kelasnya, dan mendata penyakit yang pernah dialami siswa,

menghubungkan masalah, mencari solusi penyakit yang berhubungan dengan

sistem pencernaan,tahapan kedua;experiencing, siswa mengalami pengalaman

langsung dalam menggali pemahaman melalui penemuan atau mencari

informasi melalui sumber buku, internet, ahli, dan bekerjasama dalam

kelompok dalam penugasan, menjawab pertanyaan/masalahdalam LKS,

tahap ketiga; applying adalah belajar untuk menerapkan konsep-konsep saat

melakukan kegiatan menjawab pertanyaan/memecahkan masalah dari guru

melalui LKS, penugasan atau kegiatan lain. Tahap keempat; cooperating,

pada tahap ini siswa bekerjasama dalam kelompok,bertukar pikiran agar

dapat menganalisis, membahas dan menjawab/memecahkan hal-hal yang

(35)

44

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyebab, akibat yang ditimbulkan dan solusi dalam mencegah penyakit

tersebut, lalu kegiatan menyusun menu makanan sehat, menganalisis jenis

makanan, komposisi serta fungsinya bagi tubuh, dan, terakhir siswa dapat

membuat poster tentang ajakan untuk sarapan pagi yang sehat dengan menu

sederhana. Tahap kelima; transferring, yaitu siswa menggunakan

pengetahuan mereka dalam konteks baru atau situasi baru siswa dan

mengkomunikasikan hasil diskusi dari tiap kegiatan mulai dari menjawab

pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan membuat kesimpulan dari hasil

diskusi.

2. Penilaian yang digunakan untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran

berbasis konteks melalui metode praktikum. Penilaian denganmenggunakan

lembar observasi. Observasi melalui langkah-langkah pembelajaran yang

dibagi enam tahap. Tahap (1) observasi yaitu siswa melakukan observasi dan

mencatatnya dalam LKS berupa pada gangguan atau penyakit yang pernah

dialami, mendata makanan yang sering dijadikan sebagai makanan untuk

sarapan, data berasal dari teman sekelompok mereka, teman sekelas, teman

kelas lain atau teman bermain. Tahap (2) investigasi yaitu siswa mendata

tentang makanan, fungsi, komposisi makanan, mendata gejala penyakit,

penyebab dan solusi yang bisa dilakukan dan mencari teknik uji makanan

yang umum dilakukan melalui buku, internet dan mendata penyakit, melalui

sumber buku, internet, dan ahli. Tahap (3) mempersiapkan kegiatan untuk

praktikum dengan memilih alat dan bahan untuk uji makanan. Tahap (4)

melaksanakan praktikum, Tahap (5) mengkomunikasikan hasil (presentasi) .

Tahap (6) evaluasi yaitu penilaian hasil praktikum dan membuat laporan.

3. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan kognitif yang

berorientasi kepada proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Indikator untuk

mengukur keterlaksanaan KPS dalam kelas eksperimen 1 : mengamati,

menginterpretasi data, mengklasifikasi, menerapkan konsep dan

berkomunikasi. Sedangkan kelas eksperimen 2 indikatornya adalah

(36)

45

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep, dan berkomunikasi. Penilaian keterampilan proses sains juga diukur

dari dan hasil tes pada awalpembelajaran/pretestdan tes akhir setelah

pembelajaran/posttest. Indikator yang digunakan untuk mengukur KPS siswa

adalah kemampuan: klasifikasi, memprediksi, intepretasi data, mengajukan

pertanyaan, berhipotesis, dan menerapkan konsep.

4. Penguasaan konsep dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa

jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menguasai dan

memahami, menerapkan, dan menganalis konsep-konsep sistem pencernaan

manusia dan fungsi makanan, baik secara teori dan aplikasinya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Aspek kognitifmeliputi pertanyaan tes

berdasarkan level berpikir dari domain kognitif Bloom (revisi) yang

dibatasi pada tingkatan domain C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasi), C4

(Menganalisis) menurut Bloom yang telah direvisi.

5. Materi pelajaran pada penelitian ini adalah memfokuskan pada sistem

pencernaan manusia, dimulai dari pembelajaran mengenai organ pencernaan

manusia melalui observasi video dan torso manusia, dilanjutkan pada

penugasan untuk menjawab pertanyaan/permasalahan pada LKS,

dalammateri makanan siswa diajak untuk observasi pada teman di sekitarnya

tenatang menu makanan yang dijadikan sarapan pagi mereka, mengkaitkan

dengan jenis makanan, komposisi makanan serta fungsinya bagi tubuh, serta

materi kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan

manusia. Siswa mewawancarai beberapa siswa di lingkungannya untuk

mengetahui penyakit yang pernah dialami mereka yang terkait dengan sistem

pencernaan, lalumenganalisis gejala penyakit, faktor penyebab dan solusi

untuk mencegahnya. Sehingga siswa dapat memahami materi sistem

pencernaan secara utuh dan mengimplementasikannya dalam kebiasaan hidup

yang lebih berkualitas.

(37)

46

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen merupakan alat untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati. Fenomena alam yang dimaksud adalah variabel penelitan (Sugiono,

2013: 148). Jadi instrumen digunakan untuk mengumpulkan data-data hasil

[image:37.595.107.536.197.591.2]

penelitian. Rancangan instrumen untuk penelitian disajikan pada tabel.3.2

Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian

Target Jenis Instrumen Kegunaan instrumen Subyek Waktu Pembelajaran

Keterampilan Proses Sains

Soal uraian KPS (essai 15 soal)

Mengukur keterampilan proses sains pada

masing-masing indikator Siswa

Awal dan akhir

pembelajaran

Penguasaan konsep

Soal obyektif (pilihan ganda 20 soal)

Mengukur kemampuan penguasaan konsep pada masing –masing

indikator Siswa Awal dan akhir pembelajaran Kinerja KPS siswa Lembar observasi keterampilan proses sains (KPS)

Menilai KPS selama pembelajaran

Siswa kelas diskusi dan praktikum Proses pembelajaran Kinerja guru Lembar observasi kegiatan pembelajaran Menilai kemampuan kinerja guru saat proses pelaksanaan pembelajaran Guru pengajar Proses pembelajaran Kinerja siswa Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Menilai kemampuan menyelesaikan tugas dalam LKS dan presentasi laporan kegiatan Siswa kelas diskusi dan praktikum Proses pembelajaran Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran Angket tanggapan pembelajaran (checklist) Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran

Siswa Setelah akhir pembelajaran

Berikut penjelasan ini langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Tes keterampilan proses sains

Tes keterampilan proses sains menggunakan indikator mengamati

(38)

47

Syarifah Yasieroh, 2014

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi

Sistem pencernaan manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berhipotesis, menerapkan konsep (Rustaman, 2007) pada sistem pencernaan

manusia termasuk materi makanan dan fungsinya. Bentuk soal uraian ( essay

test). Soal berjumlah 15, memiliki rentang skor antara 1 s.d. 4.

2. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep digunakan untuk mengukur penguasaan konsep

siswa terhadap materi makanan dan fungsinya. Adapun jenis tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jenis tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda

dengan empat pilihan jawaban. Soal berjumlah 20, masing-masing soal memiliki

skor 1 jika jawaban tepat, dan nilai 0 jika jawaban salah. Pertanyaan tes

berdasarkan level berpikir dari domain kognitif Bloom (Revisi) yang dibatasi

pada tingkatan domain C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasi), C4 (Menganalisis).

3. Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian Kinerja Keterampilan Proses Sains

Siswa (KPS)

Untuk mengukur keterlaksanaan KPS dalam pembelajaran digunakan

lembar observasi, dengan indikator: pengamatan, menafsirkan pengamatan,

melakukan percobaan, menginterpretasi data dan berkomunikasi.

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Guru

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mendeskripsikan

aktivitas guru selama proses kegiatan belajar mengajar. Instrumen berisi

aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh guru sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

5. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran siswa

Lembar observasi keterlaksanaan siswa ini memuat daftar aktifitas yang

harus dilakukan siswa, digunakan untuk mengobservasi dan melihat sejauh mana

pembelajaran berbasis konteks pada kelas eksperimen 1 dengan metode diskusi

terlaksana selama proses pembelajaran berlangsung.Observer mengamati

kegiatan pembelajaran dan mengisi lembar observasi den

Gambar

Tabel 3.2.  Rancangan Instrumen Penelitian
Tabel  3.3. Kategori Validitas Butir Soal
Tabel  3.5. Kategori Tingkat Kesukaran
Tabel. 3.7. Kriteria N_Gain
+4

Referensi

Dokumen terkait

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.

Predicators: (Constant), modal, bahan baku, tenaga kerjas. Dependent

© www.arithmetic4kids.com Sign up at: www.kizmath.com.

[r]

Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi , Graha Ilmu, Jakarta.. Kreitner, Robert & Kinicki,

Dengan menggunakan bahasa pemograman Quick Basic mikrokontroller dengan mudah dikontrol sehingga dapat mengeluarkan output

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari hasil pengukuran dan analisa diperoleh bahwa antenna wajanbolic adalah antenna directional yang mempunyai nilai gain sekitar 16 dBi dan mampu berkomunikasi dengan