• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Familiarity dan Sikap Skeptis pada Informasi Harga dalam Iklan terhadap Minat Beli Konsumen (Produk Shampoo Lifebuoy di Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Brand Familiarity dan Sikap Skeptis pada Informasi Harga dalam Iklan terhadap Minat Beli Konsumen (Produk Shampoo Lifebuoy di Bandung)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH BRAND FAMILIARITY DAN SIKAP SKEPTIS

PADA INFORMASI HARGA DALAM IKLAN TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

(Produk Shampoo Lifebuoy di Bandung)

Girambali NRP : 0652063

Pembimbing : A.Rinni Maharsi S.E., M.M.

Program Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Manajemen

Universitas Kristen Maranatha

Bandung, 2011

Abstrak

Tingkat pengakuan merek produk memiliki peran penting bagi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian mereka. Kurangnya pengakuan ini hanya akan berubah menjadi kesadaran merek bagi konsumen. Apalagi, dalam situasi dimanamanfaat dari produk berubaha menjadi sebuah slogan yang melekat pada produk merek tersebut (seperti slogan yang ditunjukkan dalam kasus Shampoo Lifebouy) maka sebagi konsumen yang tidak mengenal produk tapi sering mendengar slogan produk ini merupakan koheren slogan. Informasi harga juga ambil adil / berpengaruh . Pemilihan kata yang tidak tepat akan memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

INFLUENCE of BRAND FAMILIARITY and SKEPTICISM ON

THE PRICE INFORMATION IN ADVERTISING ON

CONSUMER BUYING INTEREST

(Lifebouy Shampoo product in Bandung)

Girambali

NRP : 0652063

Pembimbing : A.Rinni Maharsi S.E., M.M.

Program Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Manajemen

Universitas Kristen Maranatha

Bandung, 2011

Abstract

The recognition degree of brand product has a prominent role for consumers in deciding their purchasing decision. Lack of this recognition will only turn into consumers' brand awareness. Moreover, in the situation where the benefit of a product is turned into a slogan which is attached to brand product (as shown in the case of shampoo Lifebuoy) hence as a result consumers do not familiar with product benefit but familiar with brand and its coherent slogan. Price information is justiciable as long as it is packed with the correct massage form since imprecise word election will give the impact which on the contrary for the company.

(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pengertian Pemasaran ... 8

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 9

2.3 Pengertian Bauran Pemasaran ... 11

2.3.1 Pengertian Bauran Pemasaran ... 12

2.3.2 Bauran Pemasaran Barang ... 12

2.3.3 Bauran Pemasaran Jasa ... 23

2.3.4 Variabel Bauran Pemasaran ... 24

2.4 Pengertian Merek ... 25

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.6 Peranan Merek ... 28

2.7 Minat Beli ... 29

2.7.1 Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen ... 29

2.8 Brand Familiarity ... 31

2.9 Ekuitas Merek ... 32

2.10 Informasi Harga dan Iklan ... 32

2.11 Perilaku Konsumen ... 33

2.12 Sikap Skeptis Terhadap Iklan ... 34

2.13 Hirarki Tanggapan Konsumen ... 35

2.14 Minat Konsumen ... 36

2.15 Uraikan Kerangka Pemikiran ... 37

2.16 Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.1.1 Populasi dan Sampel ... 40

3.1.2 Jenis Data ... 43

3.1.3 Metode Pengambilan Data ... 43

3.1.4 Variabel Operasional ... 43

3.1.5 Operasional Variabel ... 49

3.1.6 Skala dan Pengukuran ... 49

3.2 Alat Uji Instrumen ... 50

3.2.1 Uji Validitas ... 50

3.2.2 Uji Realibilitas ... 52

3.3 Teknik Analisis Data ... 53

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

3.3.2 Analisis Kuantitatif ... 54

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Analisi Deskriptif ... 56

4.1.1 Analisis Identitas Responden ... 57

4.1.2 Analisis Variabel Brand Familiarity ... 62

4.1.3 Analisis Variabel Sikap Skeptis ... 60

4.1.4 Analisis Variabel Minat Beli ... 70

4.2 Analisis Pengaruh Brand Familiarity dan Sikap Skeptis terhadap Minat Beli Konsumen ... 75

4.2.1 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 76

4.2.2 Analisis Korelasi Ganda ... 77

4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 78

4.2.4 Uji Hipotesis Simultan ... 80

4.2.5 Analisis Uji Hipotesis Parsial ... 81

BAB V KESIMPULAN ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Uji Validitas Tingkat Pengenalan... 51

Tabel 3.2 Uji Validitas Sikap Skeptis... 51

Tabel 3.3 Uji Validitas Minat Konsumen... 52

Tabel 3.4 Reabilitas... 53

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia... 58

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan... 59

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menonton... 60

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan... 61

Tabel 4.6 Tanggapan Konsumen Tentang Variabel Brand Familiarity... 62

Tabel 4.7 Kemudahan Informasi Tentang Produk Shampoo Lifebuoy... 63

Tabel 4.8 Kemasan Produk Yang Menarik... 63

Tabel 4.9 Banyak Konsumen Yang Akan Membeli Kembali Shampoo Lifebouy... 64

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.11 Slogan Yang Mudah Diingat... 65 Tabel 4.12 Shampoo Lifebuoy Mempunyai Persepsi Sebagai

Shampoo Kesehatan Yang Tidak Dimiliki Shampoo

Lain... 65 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Variabel Sikap

Skeptis... 66 Tabel 4.14 Konsumen Tidak Yakin Bahwa Dengan Rp 250,-

Produk Shampoo Lifebuoy Dapat Melindungi Rambut

Harum Sepanjang Hari... 67 Tabel 4.15 Konsumen Tidak Yakin Terhadap Kebenaran

Informasi Harga Dalam Iklan... 67 Tabel 4.16 Konsumen Tidak Yakin Adanya Kesamaan Harga

Jual Antara Toko Yang Satu Dengan Yang Lain... 68 Tabel 4.17 Konsumen Menganggap Shampoo Sachet Lebih Murah

Dari Shampoo Sachet Lainnya... 68 Tabel 4.18 Keragu-raguan Konsumen Terhadap Bahan

Yang Digunakan... 69 Tabel 4.19 Konsumen Meragukan Proses Penggunaan

Shampoo... 69 Tabel 4.20 Tanggapan Konsumen Tentang Variabel Minat

Beli... 70 Tabel 4.21 Kebutuhan Akan Suatu Produk... 71 Tabel 4.22 Produk Yang Sesuai Dengan Karakter Calon Pembeli... 72 Tabel 4.23 Produk Memiliki Keunggulan Lebih

(8)

x Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.25 Bentuk Produk Yang Menarik... 73

Tabel 4.26 Adanya Motivasi Produk... 74

Tabel 4.27 Melakukan Pembelian Ulang... 74

Tabel 4.28 Mengajak Konsumen Lain Untuk Membeli Produk Ini... 75

Tabel 4.29 Nilai Koefisien Regresi... 76

Tabel 4.30 Koefisien Korelasi Dan Taksirannya... 77

Tabel 4.31 Nilai Koefisien Korelasi Ganda... 78

Tabel 4.32 Nilai Kuadrat Koefisien Korelasi Ganda... 79

Tabel 4.33 Nilai Koefisien Beta dan Zero-order... 79

Tabel 4.34 Nilai Jumlah Kuadrat Regresi dan Jumlah Kuadrat Residu... 81

(9)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Penelitian... 38 Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin... 57 Gambar 4.2 Gambar Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Usia... 58 Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Pekerjaan... 59 Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Menonton... 60 Gambar 4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Responden

Tingkat Penghasilan... 61 Gambar 4.6 Kurva Uji-t Dua Pihak Penguji Hipotesis

Variabel Brand Familiarity... 83 Gambar 4.7 Kurva Uji-t Dua Pihak Penguji Hipotesis

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemasaran memegang peranan penting di dalam dunia usaha karena pemasaran

berhubungan dengan kegiatan untuk memperkirakan atau mengatisipasi kebutuhan dan

keinginan konsumen dan juga berkaitan dengan mengalirnya produk berupa barang dan

jasa dari produsen ke konsumen dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yaitu

memperoleh keuntungan.

Pasar yang sangat heterogen akan memberikan peluang bagi perusahaan yang

dapat memanfaatkannya. Setiap produk akan berusaha saling memperebutkan pasar.

Namun para pemasar juga menyadari, mereka tidak akan mampu melayani pasar yang

ada. Terlalu banyak perbedaan jenis konsumen dengan banyak kebutuhan, sehingga

memerlukan lebih banyak usaha untuk memperebutkan pasar. Dengan membagi pasar

yang sangat heterogen kedalam kelompok-kelompok atau segmen-segmen pasar yang

lebih homogen pemasar akan lebih mudah melayani konsumen.

Kecanggihan teknologi mempermudahkan pemain pasar untuk meniru disain

produk atau proses produksi pesainganya. Hal tersebut menyebabkan begitu banyak

produk yang sangat khusus atau sulit diperoleh kini menjadi komoditas yang bisa dapat

dengan mudah diperoleh, pemasaran dituntut untuk senantiasa menawarkan nilai

tambah kepada pelanggan dengan cara yang begitu rupa agar tidak dapat ditiru dengan

mudah oleh pesaingnya. Kondisi persaingan bisnis yang semakin komplek

(11)

2 Universitas Kristen Maranatha

pembelian dan sekaligus mengurangi resiko yang timbul dari keputusan yang diambil

tersebut. Pentingnya peranan merek dalam proses pengambilan keputusan konsumen

membuat para pemasar menempatkan merek sebagai salah satu asset perusahan yang

paling penting.

Aaker (1991; 78) dalam Kusumasonjaya (2005) menjelaskan beberapa hal yang

melatar belakangi tumbuhnya minat pada pengelolan merek. Pertama, banyak perusahan

besar di dunia yang tidak segan-segan membayar, hal untuk mempertahankan merek

produk-produk yang mereka hasilkan. Mereka menyadarkan bahwa menciptakan merek

baru yang memiliki ekuitas yang sama kuatnya di pasar membutuhkan investasi yang

jauh lebih besar dibandingkan mempertahankan merek-merek yang sudah ada. Kedua,

pemasar profesioanal menyadari bahwa menggunakanya harga sebagai komoditas.

Pemasaran saat ini yakin bahwa strategi pemasaran yang saat ini sebaiknya ditempuh

adalah membangun kekuatan berkelanjutan berdasarkan pada non-price competition.

Ketiga, pemasar menyadari pentingnya mengoptimalkan utilisasi aset mereka untuk

memaksimalkan kinerja perusahan. Asset utama yang biasa dieksploitas adalah merek.

Terapan iklan melalui media semakin gencar, dengan informasi yang terkadang

tidak sesuai dengan kenyataan yang ada; tidak menginformasikan apa yang seharusnya

disampaikan kepada khalayak.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, masyarakat menjadi semakin

kritis, termasuk kemampuan untuk mengkritisi pesan yang diterima. Kondisi seperti ini

membuat konsumen menjadi skeptis dan meragukan kebenaran pesan yang disampaikan

dalam suatu iklan. Obermillier dan Spangenberg (1998) dalam Astuti (2004 : 90)

menyatakan bahwa skepticism terhadap iklan menunjukkan kecenderungan untuk tidak

(12)

3 Universitas Kristen Maranatha

iklan membuat konsumen kemudian tidak mudah percaya pada merk yang diiklankan.

Salah satu bentuk pesan iklan yang disampaikan kepada khalayak adalah dengan

menyampaikan informasi harga produk (merk) dalam iklan (price information on

advertising).

Bearden, Carlson dan hardesty (2002) dalam Astuti (2004 : 90) mengemukakan

tentang pengaruh variasi informasi harga yang diklankan dan perbedaan sikap skeptis

konsumen terhadap iklan pada familiar brand dan unfammiliar brands. Sikap skeptis

konsumen terhadap klaim iklan lebih banyak disebabkan oleh rendahnya pengetahuan

konsumen tentang merk tersebut. Tingginya harga produk yang diinformasikan dalam

iklan untuk iklan produk yang belum dikenal baik oleh konsumen, menjadikan

konsumen skeptis terhadap kebenaran informasi harga dalam iklan produk tersebut.

Sebaliknya bagi konsumen yang familiar pada produk yang diiklankan, sikap skeptis

terhadap informasi harga dalam iklan masih berpengaruh pada minatnya untuk membeli

produk tersebut di waktu yang akan datang.

Produk yang sering muncul di TV sangat diminati oleh masyarakat karena

mereka tertarik dengan iklan yang ditampilkan. Salah satu iklan yang sering muncul di

TV adalah iklan shampoo Lifebouy. Merek Shampoo terkenal semakin diminati

konsumen di Indonesia.

Iklan–iklan shampoo tersebut masing-masing dikemas sedemikian menariknya agar konsumen yang melihat iklan tersebut di TV tertarik untuk mengikuti iklan dari

awal hingga akhir. Semakin banyak dan lengkapnya informasi produk/merek yang

disampaikan melalui iklan, maka semakin besar pula rasa ingin tahu konsumen tentang

produk/merek dan keyakinan konsumen dalam membeli produk shampoo tersebut, yang

kemudian akan menimbulkan minat dalam diri konsumen untuk membeli produk/merek

(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

mereka akan menjadi berminat membeli produk shampoo setelah melihat iklan shampoo

merek tertentu.

Konsumen dalam membeli salah satu merek sangat dipengaruhi oleh orang lain

misalkan orang tua atau saudara atau orang yang sudah membeli merek tersebut dengan

adanya keyakinan normatif dan motivasi mengikuti referen maka seseorang akan

beminat membeli produk tersebut. (Dhamaestha, 2002:34).

Minat beli pada konsumen juga sangat dipengaruhi adanya informasi dari mulut

kemulut seperti dari orang tua, kakak, adik, saudara dan teman dekat atau orang yang

sudah pernah menggunakan produk shampoo Lifebouy dan mereka berkeyakinan

mencuci dengan shampoo Lifebouy setelah mereka mengetahui produk tersebut mereka

akan menentukan sikap apakah mereka akan membeli atau tidak (Umar, 2002:78). Dari

hal tersebut maka penulis mengambil judul penelitian ini: PENGARUH BRAND

FAMILIARITY DAN SIKAP SKEPTIS PADA INFORMASI HARGA DALAM

(14)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah Brand familliarity dan Sikap Skeptis konsumen pada informasi harga

produk dalam iklan berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen

(purchase intentions) pada Produk shampoo Lifebouy?

2. Apakah Brand familliarity dan Sikap Skeptis konsumen pada informasi harga

produk dalam iklan berpengaruh secara parsial terhadap minat beli konsumen

(purchase intentions) pada produk shampoo lifebouy?

3. Variabel apakah yang lebih dominant yang mempengaruhi minat beli konsumen

terhadap produk shampoo lifebouy?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh Brand familliarity dan Sikap Skeptis konsumen

pada informasi harga produk dalam iklan berpengaruh secara serentak terhadap

minat beli konsumen (purchase intentions) pada Produk shampoo Lifebouy.

2. Untuk mengetahui pengaruh Brand familliarity dan Sikap Skeptis konsumen

pada informasi harga produk dalam iklan berpengaruh secara parsial terhadap

minat beli konsumen (purchase intentions) pada Produk shampoo Lifebouy.

3. Untuk mengetahui variable yang lebih dominant mempengaruhi minat beli

(15)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini memberikan manfaat mengenai teori merek dan sikap skeptis

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi produsen dalam menentukan

kebijakan untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk.

2. Bagi Pembaca umumnya

Menjadi masukan dalam kebijakan dibidang pemasaran.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan.

Lebih lanjut manambah referensi tentang riset pemasaran.

1.5 Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan

Pada bagian ini diuraikan latar belakang penelitian,

permasalahan-permasalahan yang tercakup pada penelitian, tujuan penelitian, manfaat yang dapat

diambil dari penelitian, serta batasan dan ruang lingkup dari penelitian. Dan dibagian

akhir diuraikan sistematikan penyajian laporan penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini dipaparkan teori-teori serta pustaka yang dipakai pada waktu

penelitian. Teori-teori ini diambil dari buku literatur dan dari internet. Teori yang

dibahas meliputi teori tentang penelitian terhadap perilaku konsumen. Pada bagian ini

juga diuraikan kajian pustaka, pengertian pemasaran, pengertian bauran pemasaran,

pengertian merek, cara membangun merek, peranan merek, minat beli, brand

(16)

7 Universitas Kristen Maranatha

skeptis terhadap ikalan, hirarki tanggapan konsumen, minat konsumen, uraian kerangka

pemikiran dan hipotesis penelitian

Bab III Metode Penelitian

Memaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan

dalam penelitian. Pada bagian ini dijelaskan alat dan metoda yang digunakan untuk

melakukan perencanaan dan mendapatkan spesifikasi kebutuhan pengguna. Selain itu

dipaparkan juga metoda yang digunakan untuk merancang dan menganalisa sistem.

Bagian ini diberi judul Metodologi Penelitian. Pada bagian ini diuraikan juga jenis

penelitian, populasi dan sampel, jenis data, metode pengambilan data, variabel

opersional, operasional variabel, skala dan pengukuran, alat uji instrumen, uji validitas,

uji reabilitas, tehnik analisis data, analisis deskritif, dan analisis kuantitatif.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Menjelaskan kondisi obyek penelitian. Kondisi dijelaskan meliputi kondisi dari

perangkat lunak, kondisi perangkat keras, serta kondisi data yang ada di obyek

penelitian. Dengan mengetahui kondisi dari obyek penelitian, maka akan bisa

digambarkan kebutuhan pengguna terhadap aplikasi yang dikembangkan. Pada bagian

ini diuraikan juga analisis deskritif, deskritif karakteristik responden, deskripsi variabel,

analisis kuantitatif, regresi berganda, uji f, uji t atau parsial, analisis koefisien

determinasi, korelasi berganda, analisis korelasi parsial.

Bab V Kesimpulan

Menjelaskan analisa dan identifikasi kebutuhan pengguna pada aplikasi

kemudian dilanjutkan dengan desain aplikasi. Identifikasi kebutuhan pengguna

dilakukan agar aplikasi yang dikembangkan nantinya dapat dimanfaatkan secara

optimal. Hasil yang didapatkan dari proses ini adalah daftar kebutuhan pengguna dan

(17)

85 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Brand Familiarity dan Sikap Skeptis Pada Informasi Harga Dalam Iklam Terhadap

Minat Beli Konsumen, maka penulis dalam bab ini akan memcoba menarik suatu

kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis

kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji

koefisien determinasi dan pengujian hipotesis simultan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa, secara bersama-sama, kedua variabel bebas (Brand

Familiarity dan Sikap Skeptis) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Minat Beli Konsumen dengan total kontribusi sebesar 85,28%. Sedangkan

sisanya sebesar 14,72% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam

penelitian ini.

2. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji

koefisien beta, koefisien zero-order, dan pengujian hipotesis parsial, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa, secara individu, Brand Familiarity memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli Konsumen dengan kontribusi

sebesar 55,09%, sedangkan Sikap Skeptis juga memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap Minat Beli Konsumen dengan kontribusi sebesar 30,19%.

3. Melalui kesimpulan yang telah dipaparkan pada poin-poin sebelumnya, maka

(18)

86 Universitas Kristen Maranatha pengaruh terhadap variabel Minat Beli Konsumen yang dominan daripada

variabel Sikap Skeptis.

5.2 Saran

Setelah Memperhatikan hasil analisa baik secara deskritif maupun statistika,

berikutini beberapa saran yang mungkin dapat berguna sebagai bahan pertimbangan

untuk meningkatkan pasar yang dilayani oleh Pepsodent, yakni :

1. Perusahan hendaknya mengenalkan produknya dengan strategi yang tepat

kepada khalayak sasaran, dengan memperhatiakn kaidah-kaidah komunikasi

pemasaran yang efektif. Pesan yang perlu disampaikan kepada konsumen

mengenai manfaat produk tidak dituangkan dalam bentuk simbol yang kemudian

diletakan pada merek.

2. Akan lebih tepat jika informasa harga tidak disajikan dalam iklan, tetapi pada

lebel kemasan. Informasi harga yang disajikan dalam iklan menimbulkan kesan

bahwa khalayak sasarannya adalah kelompok konsumen yang lebih sensitive

harga dan tidak mengutamakan kualitas.

3. Brand Familiarity merupakan salah satu faktor besar yang mempengaruhi minat

beli konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar memperhatikan

sistem Brand Familiarity terhadap suatu produk. Brand Familiarity ini

diharapkan agar konsumen lebih mengetahui kualitas, manfaat, kemasan produk

(19)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Aaker A,david. 1991, Managing Brand Equity, Capitalizing On the Value Of a Brand

Name, New York The Free Press.

Arikunto, Suharsini, 2002, “Prosedur Penelitian”, PT Rineka Cipta, Yoguakarta.

Azwar, Syaifuddin. 2009. Validitas dan Reliabilitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bearden, Carlson, and David M. Hardesty, 2002. “Brand Familiarity and Invoive Price

Effect on Consumer Evaluation: The Moderating Role of Skepticism toward

Advertising”. Journal of Advertising. Volume XXXI.

Basu Swasta DH, dan T. Hani Handoko, (1987), “Manajemen Pemasaran (Analisa

Perilaku Konsumen)”, Edisi Kesatu, Cetakan Kedua Liberty, Yogyakarta.

Damodar Gujarati, (1995), Ekonometrika, Penerbit : Erlangga

Dharmmesta, B. S & Irawan. (1990), “Manajemen Pemasaran Modern”, Yogyakarta :

Liberty.

Dharmmesta, B.S & Handoko T. Hani. (1997), “Manajemen Pemasaran”, Yogyakarta :

Liberty.

Grewal, Dhruv, Noward Marmostein, and Arun Sharma, 1996. “Communicating Price

Infrmation through semantic cues: the moderating effects f situation and

discount size”, Journal of Consumer Research, Volume 23.

Husien Umar. (2000), “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”, Jakarta : JBRC.

James F. Engel (1995), “Perilaku konsumen” Alih Bahasa Budiyanto, Bina Rupa

Aksara, Jakarta.

Kaplan, Robert M & Dennis P. Saccuzzo. 1993. Psycological Testing Principles,

Application, and Iissues, California: Brooks/Cole Publishing Company,

Pasific Group.

(20)

Universitas Kristen Maranatha Kotler, Amstrong 2001, “Prinsip Prinsip pemasaran”, Jilid I, edisi 8, (Diterjemahkan

damos Sihombing) Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip. 2000, Manajemen Pemasaran Jilid I, PT Perhallindo , Jakarta.

Laroche, Michel, Kim Chankon and Zhou Lianxi, 1996. “Brand Familiaruty and confidence as determinan of Purchase Intention: an Empirical test in Multiple

Brand Contex”. Journal of Business Research, Volume. 37.

Loudon, Davind and AJ Della Bitta (1993), Consumer Behavior : Concepts and

Application, 3rd ed, Singapore:Mc.Graw Hill Book.

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989. Metode Survei, Edisi Revisi, LP3ES,

Jakarta

Natzir, Moh.. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999, “Metode Penelitian Bisnis,Edisi Kesatu”,

BPFE, Yogyakarta.

Obermiller, Carl and Spangeberg R.,1998. “Development of Scale to Measure

Consumer Skepticism toward Advertising”. Journal f Consumer Pshycology,

Vol.7.

Rangkuti, 2002, “The Power Of The Brand Teknik Mengelola Brand Equity Dan

Strategi Pengembangan Merek”, PT Gramedia Pusaka Utama.

Soehardi Sigit, 1999, “Pengantar Metode Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen”, Lukman Offset, Yogyakarta

Sony Kusumasonjaya, 2005, “Brand Community Strategi Penciptaan Costumer Value Melalui Hubungan Emosional Antara Merek Dan Pelanggannya”, Fakultas

Ekonomi Universitas Airlangga .

Sugiyono (1999). “Metode Penelitian Bisnis”, Edisi Revisi, CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono (2007) .”Statistika Untuk Penelitian”, CV Alfabeta, Bandung.

(21)

Universitas Kristen Maranatha Sri Wahjuni Astuti, 2004. dalam jurnal “Pengaruh Brand Familiarty dan sikap skeptis

pada infrmasi harga dalam iklan terhadap minat beli konsumen (Produk

deterjen merk Soklin MB di Kota Mojokerto)”, Majalah Ekonomi, Vol XIV, No

1, 1 April 2004.

Rasyid, Harun Al, 1993. Metoda sampling dan Penskalaan, Jurusan Statistika

Universitas Padjadajaran.

Thamrin, Sylvia Denada. 2003. “Studi Mengenai Proses Adopsi Pasca Konsumen

Masa Tayang Iklan Produk "Xon-Ce" di Surabaya”. Jurnal Sains

Pemasaran Indonesia Vol.II, No.2 September 2003 hal. 141-154.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan efektifitasnya informasi yang diberikan melalui iklan tersebut, yang berupaya untuk mengenalkan merek dari produk yang ditawarkan, sehingga menimbulkan keyakinan dan sikap

Merek (brand) adalah sekumpulan gambar atau ide yang mewujudkan suatu produk, jasa, atau bisnis. Atribut-atribut seperti nama, logo, slogan, dan desain dapat memberikan

Berdasarkan situasi di atas, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Store Atmosphere dan Ekuitas Merek terhadap minat beli Konsumen dengan Study Kasus

Oleh sebab itu prod usen harus mampu mempertahankan kualitas dan manfaat produk dalam suatu merek, serta perlunya perhatian terhadap harga yang ditawarkan dari suatu produk atau

MELALUI MINAT BELI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PRODUK SEPEDA MOTOR MEREK HONDA PADA DEALER TIMBUL JAYA MOTOR CABANG ANDONG DI BOYOLALI).. Diajukan Oleh : ANISA

Konsumen menjadi setia dengan merek Shampoo yang mampu memberikan hasil rambut seperti yang diharapkan (Marthin, 2007). Para perusahaan produk shampoo wanita pun

Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek Produk Pond’s, sebagai

3 Tampilan produk juga sangat mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih produk rangka atap baja ringan merek taso, produk rangka atap baja ringan merek tasp menawarkan penampilan