• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI TAHUN PELAJARAN 2013/2014."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN

KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP LABORATORIUM

PERCONTOHAN UPI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

Oleh:

MUHAMAD ANSORI

NIM. 1202657

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI TAHUN PELAJARAN 2013/2014” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis haturkan keharibaan Allah. SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah serta ilmu pengetahuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta umatnya sampai akhir zaman.

Penulisan tesis ini yang berjudul ”Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI Tahun Pelajaran 2013/2014”, diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pengembangan

Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tesis ini banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan kemudahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.

Bandung, Agustus 2014

Muhamad Ansori

(5)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt., atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi

yang setinggi-tingginya kepada:

1) Bapak Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Dinn

Wahyudin, M.A, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, pemikiran dan perhatiannya selama penulisan tesis ini hingga tahap penyelesaian;

2) Bapak Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan masukan, kemudahan dan perhatiannya kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini;

3) Bapak Prof. Dr. As’ari Djohar, M.Pd, selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan, saran dan pemikirannya untuk perbaikan tesis ini; 4) Bapak Dr. Toto Ruhimat, M.Pd selaku penguji II yang telah memberikan

bimbingan, saran dan pemikirannya untuk perbaikan tesis ini;

5) Bapak dan Ibu dosen program studi Pengembangan Kurikulum SPs UPI yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan pengalaman selama perkuliahan; 6) Bapak Direktur dan Asisten Direktur I dan Asisten Direktur II Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan layanan administrasi dalam penyelesaian tesis;

7) Bapak dan Ibu Staf Bidang Akademik SPs UPI yang telah membantu penulis dalam melengkapi persyaratan selama perkuliahan;

(6)

iv

9) Bapak H. Erzaldi Rosman, S.E, MM, selaku Bupati Bangka Tengah dan Bapak Drs. Sugianto selaku Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah yang telah memberikan bantuan baik materil, moril dan kesempatan untuk studi S-2 serta dukungan dalam penyelesaian studi ini;

10) Bapak Nastan, S.Pd, selaku Kepala SMA 1 Lubuk Besar yang telah memberikan izin kepada saya untuk melaksanakan studi S-2, guru-guru dan

tenaga kependidikan yang telah memberikan motivasi dan kerjasamanya; 11) Istriku tercinta Emma Hafiza, S.Pd dan anak-anakku tercinta Alya Thayyibah,

Lathifah Mardiyyah dan Muhammad Shafwan Mubarok yang telah menjadi nafas jiwaku, sumber inspirasiku dan semangat, terimakasih atas keikhlasan dan do’anya;

12) Ibunda tercinta Napsiah dan (Alm. Ayahanda Syamsumin, HS), kedua Mertuaku tercinta serta keluargaku tercinta yang telah mencurahkan segala perhatian, kasih sayang, pergorbanan dana, pikiran, do’a dan keridhaanya yang senantiasa dipanjatkan untuk kelancaran dan keberhasilanku menyelesaikan pendidikan;

13) Rekan-rekan S-2 Program Studi Pengembangan Kurikulum SPs UPI angkatan 2012 dan Rekan-rekan seperjuangan S-2 Kabupaten Bangka Tengah yang telah berjuang bersama baik dalam suka maupun duka;

14) Teman-temanku mahasiswa SPs UPI dan Sahabat karibku yang telah bersedia membantu, dalam bercanda, berkeluh kesah dan teman seperjuangan selama penyusunan tesis ini;

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan, kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga Allah Swt., memberikan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada saya dan semoga tesis ini memberikan manfaat dan kontribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan serta semua pihak yang berkepentingan.

Bandung, Agustus 2014

(7)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Alokasi waktu mata pelajaran sesuai Kurikulum KTSP ... 85

4.2 Alokasi waktu yang dilaksanakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 86

4.3 Daftar prestasi non akademik siswa/siswi SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 89

4.4 Program Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ) Sekolah Menengah Pertama Laboratorium Percontohan UPI tahun pelajaran 2013/2014 ... 92

4.5 Tabel silabus BTAQ kelas VII/1 ... 93

4.6 Daftar kelompok ekstra kurikuler BTAQ (Baca Tulis Al-Qur’an) ... 95

4.7 Jadwal dan tertib kegiatan PECIMAS ... 98

4.8 Jadwal pemateri kuliah Dhuha ... 99

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Desain Kurikulum ... 122 4.2. Siklus Pengendalian Mutu Pelaksanaan Kurikulum Adopsi: Muhaimin

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Struktur Organisasi SMP Laboratorium Percontohan UPI 2. Lampiran Kisi-kisi Instrumen Penelitian

3. Lampiran Instrumen Penelitian 4. Lampiran Pedoman Dokumentasi

5. Lampiran Pedoman Wawancara 6. Lampiran Transkrip Wawancara

7. Lampiran RPP mata pelajaran PPKn dan RPP PAI 8. Lampiran Jadwal Kegiatan PECIMAS

9. Lampiran Silabus dan RPP BTAQ

10. Lampiran Daftar Kelompok Ekstrakurikuler BTAQ

11. Lampiran Data Kemampuan BTAQ Peserta Didik SMP Lab Percontohan UPI 12. Lampiran Hasil Wawancara, Observasi dan Dokumentasi

13. Lampiran SK Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis

14. Lampiran Permohonan Izin Melakukan Studi Lapangan/Observasi

(10)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN…... ... i

ABSTRAK ... ii

ABTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... .. vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 15

D. Tujuan Penelitian ... 16

E. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 20

A. Hakikat Kurikulum ... 20

1. Konsep Kurikulum ... 20

2. Konsep Implementasi Kurikulum ... 25

3. Tahapan Implementasi Kurikulum ... 27

4. Model Implementasi Kurikulum ... 29

B. Desain Kurikulum ... 30

1. Pengertian Desain Kurikulum ... 30

2. Model-model Desain Kurikulum ... 32

3. Model Desain Kurikulum SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 33

C. Hakikat Karakter ... 34

(11)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Nilai-Nilai Karakter ... 36

3. Karakter Peserta Didik ... 38

4. Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Peserta Didik di SMPLaboratorium Percontohan UPI ... 40

D. Evaluasi Kurikulum ... 44

1. Definisi Evaluasi ... 44

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum ... 46

3. Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum ... 48

4. Prosedur dan Pendekatan Evaluasi Kurikulum ... 49

5. Jenis Evaluasi Kurikulum ... 52

6. Model-model Evaluasi Kurikulum ... 53

BAB III. METODE PENELITIAN ... 55

A. Metode Penelitian ... 55

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 56

C. Sumber Data Penelitian ... 58

D. Definisi Operasional ... 58

... E. Instrumen Penelitian ... 59

F. Prosedur Penelitian ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ... 60

H. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

1. Sejarah SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 67

2. Letak dan Karakteristik Wilayah ... 68

3. Visi dan Misi serta Tujuan SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 70

4. Keadaan dan Jumlah Guru, Pegawai serta Peserta Didik ... 72

5. Organisasi SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 76

6. Jumlah dan Kondisi Sarana Prasarana ... 76

(12)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Desain Kurikulum untuk Membangun Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan

UPI ... 81

2. Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 104

3. Evaluasi Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 114

C. Pembahasan Data ... 123

1. Desain Kurikulum untuk Membangun Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 123

2. Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 128

3. Evaluasi Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI ... 131

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 139

A. Kesimpulan ... 139

B. Rekomendasi ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 141 RIWAYAT HIDUP

(13)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Muhamad Ansori Nim. 1202657

IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya dekadensi karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Yang bertujuan mengetahui dan menemukan implementasi kurikulum untuk membangun karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subyek penelitian terdiri atas: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru PAI dan Guru PPKN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Desain kurikulum yang diterapkan di SMP Laboratorium Percontohan UPI sesuai dengan pedoman yang telah dikeluarkan oleh BSNP yaitu desain kurikulum KTSP Tahun 2006. Model desain kurikulum termasuk ke dalam model desain kurikulum campuran dari bermacam model desain kurikulum sesuai karakteristik kurikulum SMP, 2) Implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik melalui tahapan pelaksanaan kurikulum, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, 3) Evaluasi implementasi kurikulum dilakukan secara subtantif sudah tepat karena langkah evaluasi dibangun dengan pertimbangan dan komponen penilaian yang komprehensif maka SMP Laboratorium Percontohan UPI mampu mewujudkan target pelaksanaan kurikulum cukup optimal. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan kepada: 1) Peningkatan Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang esensial untuk diperhatikan dalam rangka mensukseskan keberhasilan implementasi kurikulum di lapangan, 2) Bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam mengevaluasi implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik dan akan diadopsi oleh sekolah di daerah peneliti, 3) Bagi penelitian berikutnya, penelitian implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik ini dilaksanakan dalam satu sekolah, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan implementasi kurikulum pada sekolah lain, baik di sekolah laboratorium maupun di sekolah boarding school,dan lain-lain.

(14)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Muhamad Ansori Nim. 1202657

CURRICULUM IMPLEMENTATION TO BUILD STUDENT’S CHARACTER IN

SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI ACADEMIC YEAR OF 2013/2014

This study is based on presence the character decadence of leaners in Junior High School. This study aims to determine and find how the curriculum implementation to build student’s discipline and responsibilty character. This research used a qualitative approach with case study method. The data collection prosedure is done by observation, interview and documentation. And the subject of study consist of: principal, vice principal, teacher of Islamic religion education and civic education. The results showed that: 1) Curriculum Design which is applied in UPI Junior High School in accordance which is guidelines issued by the National Education Standards curriculum is called”school-based curriculum development”. This design curriculum model is include mixture curriculum design from various curriculum design model in accord with characteristic of Junior High School, 2) The stages of curriculum implementation, is including planning, implementation, and evaluation, 3) Evaluation of curriculum implementation conducted substantively. This evaluation is appropriate for the evaluation steps and components built with the consideration of the comprehensive assessment. Therefore, UPI Junior High School capable to realize the target of curriculum implementation optimaly. And for recommendation: 1) improvement of human resource is an essential factor to consider in order to successful implementation of the curriculum in the field, 2) Material input for principal, in evaluating the curriculum implementation for students to build character and will be adopted by researcher in local school, 3) For the next study, research curriculum implementation for building character of students is implemented in one school, futher research is expected to develop the implementation of the curriculum at other schools, either at laboratory school, boarding school, and others.

(15)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memulai pembahasannya mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian serta manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Berawal dari krisis karakter anak bangsa yang semakin terpuruk sehingga menimbulkan rasa keprihatinan terhadap kondisi karakter (nilai-nilai luhur) anak bangsa yang semakin hari semakin hancur, hingga saat ini telah runtuh. Runtuhnya karakter baik (nilai-nilai luhur) bangsa tersebut telah mengundang berbagai bencana musibah, keterpurukan yang meluas sampai merambah tantanan dan ranah pendidikan, sosial budaya, kemanusiaan dan keagamaan, tak terhindarkan lagi telah merusak hidup dan sendi-sendi kehidupan bangsa. Salah satu problematika bangsa yang terjadi dewasa ini yang sangat dikhawatirkan adalah runtuhnya nilai-nilai karakter (moral/akhlak) di kalangan peserta didik seperti kedisiplinan, tanggung jawab dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh ketidakefektifan penanaman nilai-nilai karakter baik bahkan sebagian sudah meniadakan lagi mata ajar tentang nilai-nilai karakter/moral di lingkungan sekolah baik secara formal maupun non formal.

Hasil penelitian Muslich (2011, hlm. 17) menunjukkan bahwa

Dunia pendidikan telah melupakan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara simultan dan seimbang. Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan, tetapi melupakan pengembangan sikap/nilai dan perilaku dalam pembelajarannya. Dunia pendidikan sangat meremehkan mata-mata pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa.

(16)

2

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menerpa para peserta didik. Pembangunan karakter bangsa khususnya karakter peserta didik di sekolah sekarang telah menjadi fokus perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah mencanangkan sebuah Grand Design pembangunan karakter bangsa yang diimplementasikan dalam kurikulum 2013 yang lebih menitikberatkan pada pengintegrasian atau penginternalisasian nilai-nilai karakter (Soft Skill) peserta

didik. Pencanangan Gerakan Nasional membangun karakter tersebut telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah melalui instansi/dinas pendidikan terkait khususnya satuan pendidikan (sekolah), para praktisi pendidikan dan guru-guru di sekolah. Bahkan lingkup keluarga merupakan bagian dari masyarakat terkecil dalam rangka membangun pondasi awal karakter peserta didik yang menentukan ke arah mana akan dibawa perubahan nasib generasi bangsa.

Dekadensi karakter (nilai-nilai luhur) ternyata telah menyentuh dunia pendidikan, sungguh memperihatinkan sekali menyaksikan betapa merosotnya karakter baik (nilai-nilai luhur) kebanyakan remaja khususnya peserta didik. Patut disayangkan, orang-orang yang peduli terhadap karakter, suaranya nyaris tak terdengar. Padahal betapa dahsyatnya serbuan berbagai ajaran, budaya atau pengaruh luar (westernisasi) yang tidak sesuai dengan budaya dan nilai ketimuran telah melanda sistem tata nilai para peserta didik di sekolah yang berada di kota-kota besar hingga menjamah ke pelosok desa. Akibatnya, tidak sedikit peserta didik melakukan berbagai tindakan negatif (perilaku-perilaku menyimpang/asusila) atau memperagakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma, agama, budaya dan kepribadian nenek moyang kita yang sangat menjunjung tinggi kesopanan dan kesantunan. Tidak bisa di pungkiri lagi, telah mencoreng nama baik lembaga pendidikan sekaligus ada yang hilang dari sistem karakter baik (nilai-nilai luhur) peserta didik saat ini yang diajarkan

(17)

3

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter (Character Building) dan gerakan moral (moral action) untuk sebuah perubahan karakter peserta didik sekarang dan dimasa depan.

Lembaga pendidikan seperti sekolah tidak terlepas daripada tudingan masyarakat bahwa kenakalan remaja yang menimpa peserta didik adalah salah satu bentuk kemerosotan karakter dan kegagalan lembaga pendidikan untuk

membentuk nilai moral, watak dan prilaku peserta didik yang beradab dan bermartabat. Apalagi guru Agama dan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), akan selalu menjadi sasaran ujung tombak dan harapan berubahnya karakter peserta didik. Selaku pendidik dan pengajar telah dituding gagal membentuk karakter (nilai-nilai luhur) peserta didik, bahkan juga muncul hujatan dari orang-orang/pihak yang tidak bertanggung jawab.

Tantangan inilah, seharusnya menjadikan sekolah yang dipercayakan sebagai bagian dari organisasi pendidikan telah mengambil porsi penuh untuk ikut andil dalam upaya membangun karakter peserta didiknya yang beradab dan bermartabat melalui implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945. Adapun tujuan dari pendidikan yang dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003, yakni pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003, Pasal 3, menyatakan bahwa

(18)

4

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ihwal, dalam ajaran dan tuntunan Islam yang berkembang telah disebarkan dan dibangun pondasi awal oleh Rasulullah. Saw, yang pertama dan utama sebelum nilai ketauhidan adalah permasalahan akhlak (Character Building) telah diajarkan dan ditanamkan sedini mungkin nilai-nilai luhur

(karakter baik) tersebut melalui berbagai macam model dan metode pengajarannya dalam Al-Qur’an.

Bambang dan Hambali (2009, hlm. 6), ”bila kita hendak mengarahkan pendidikan kita, menumbuhkan karakter yang kuat pada peserta didik,siapa lagi model yang memiliki karakter yang sempurna kecuali Muhammad Rasulullah”. Dijelaskannya lagi, itulah alasan mengapa Al-Qur’an dipilih untuk menjadi basis dari pendidikan karakter. Menurut penulis karena agama Islam sesungguhnya bukan hanya satu sistem teologis semata, tetapi ia merupakan peradaban yang lengkap yang terkandung dalam Al-Qur’anul karim.

(19)

5

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bisa berubah-rubah sesuai kondisi lingkungan yang mempengaruhinya. Sesuai pendapat Koesoema (dalam Kemendiknas, 2011, hlm.11)

Karakter sama dengan kepribadian dianggap sebagai “ciri”, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.

Keempat, karakter dapat diarahkan ke hal-hal yang positif dan keberadaban

sesuai keinginan seseorang tersebut. Wuryadi (dalam Kemendiknas, 2011, hlm. 13) “Manusia pada dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar”. Ia jelaskan lagi, dasar dapat dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis (genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teori konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.

Dari keempat alasan tersebut adalah sebagai modal investasi dan upaya penanaman nilai-nilai luhur bangsa yang berkepribadian kuat (karakter kuat) dan bernafaskan pada nilai-nilai agama untuk meningkatkan rasa tanggung jawab, disiplin diri, motivasi belajar, usaha melestarikan dan mempertahankan serta pengkajian terhadap nilai ketimuran yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah Pancasila itu sendiri yang perlu dikembangkan dan dilestarikan oleh peserta didik sebagai generasi penerus agar bangsa Indonesia dapat bangkit dari semua kondisi keterbelakangan dan keterpurukan. Kondisi seperti inilah lembaga pendidikan perlu mengupayakan agar peserta didik mampu menemukan nilai dirinya tanpa harus bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup (berlaku) dan berkembang di tengah masyarakat.

Dalam kondisi Indonesia saat ini, sangat mungkin bermuara dari adanya

(20)

6

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada maka itu berarti sebuah bangsa sedang menuju kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud ternyata semuanya telah terjadi di Indonesia, diantaranya yaitu;

(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk; (3) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas; (4) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (5) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; (6) membudayanya ketidakjujuran; dan (7) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan; (8) semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru (Azhar Arsyad, 2008, hlm. 179-180).

Sejalan dengan Zuchdi, (dalam Dirjen Pendas Kemendiknas, 2011, hlm. 6) ada enam krisis moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain adalah krisis kejujuran, krisis tanggung jawab, tidak berpikir jauh ke depan, krisis disiplin, krisis kebersamaan, krisis keadilan. Jadi, berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa penyebab terjadinya krisis karakter sangat bersifat multidimensi, sehingga dibutuhkan solusi atas masalah krisis karakter ini secara struktural, yang lebih khusus lagi adalah peran pendidikan dalam implementasi kurikulum sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan karakter peserta didik.

Di sisi lain, praktik pendidikan di sekolah yang cenderung terfokus pada pengembangan aspek kognitif (hard skills) dan sedikit mengabaikan aspek afektif (soft skills) sebagai unsur utama dalam membangun karakter peserta didik, membuat nilai-nilai positif pendidikan belum optimal tercapai. Surbakti (2009, hlm. 221), di sekolah misalnya;

(21)

7

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk kasus yang terjadi di kelas semacam ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran-pelanggaran aturan kode etik kelas yang berlaku di sekolah. Penyimpangan karakter pada diri peserta didik dalam berprilaku yang merugikan orang lain adalah tindakan dan perbuatan yang tidak layak untuk ditiru. Dalam membangun sekolah yang mengembangkan etika, tanggung jawab dan rasa hormat kepada orang lain, berarti menunjukkan penghargaan

kita terhadap harga diri orang lain ataupun hal lain selain diri kita telah kita abaikan. Ketika seseorang tidak lagi menghargai kewenangan dan aturan yang berlaku, maka kehidupan ini akan berjalan dengan tidak baik dan akan muncul banyak peserta didik yang dirugikan. Sudarman Danim (2010, hlm. 89) mengatakan bahwa

Kemungkinan peserta didik usia remaja menjadi remaja nakal lebih banyak ditentukan oleh kurangnya pengawasan dan kendali orang tua, pola asuh yang salah dan kurang disiplin diri terhadap anak serta status sosial ekonomi yang lemah. Pemberontakan remaja dapat tumbuh dari ketegangan antara “keinginan remaja untuk memenuhi kebutuhan secara segera” dan “desakan orang tua agar menunda keinginan itu”. Orang tua yang tidak mampu melakukan pengawasan dan mensosialisasikan “disiplin diri” dan “menakar kemampuan diri” biasanya menimbulkan masalah bagi anak-anaknya di kemudian hari.

(22)

8

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana dikutip Suyadi (dalam Zuchdi, 2010, hlm. xv) kemendiknas mencanangkan gerakan nasional berupa pendidikan karakter (2010-2025) melalui keputusan pemerintah Republik Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Mei tahun 2010 tentang gerakan nasional pendidikan karakter. Gerakan nasional pendidikan karakter tersebut diharapkan mampu menjadi solusi atas rapuhnya karakter bangsa selama ini.

Keputusan dan isu besar yang berkembang ini mulai di respon dan di laksanakan oleh sekolah pada awal tahun 2011, sangat disayangkan beberapa tahun berlalu setelah keputusan itu di sosialisasikan hingga sekarang seolah-olah tidak ada efek/dampak perubahan karakter bagi peserta didik di sekseolah-olah daerah tertentu. Keputusan dan pemikiran besar itu telah menuntut perubahan karakter bangsa yang saat ini dianggap sudah mengkhawatirkan adanya disintegrasi sosial menuju kehancuran suatu bangsa disebabkan realitas dimana nilai-nilai luhur bangsa dan keagamaan tidak lagi menjadi tuntunan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik di kelas maupun diluar kelas serta di lingkungan keluarga dan masyarakat. Selanjutnya, Suyadi (2013, hlm. 2) menjelaskan

Dalam pelaksanaanya, khususnya melalui jalur pendidikan, pembangunan karakter bangsa dilakukan melalui restrukturisasi pendidikan moral yang telah berlangsung sejak lama di semua jenjang pendidikan (SD/MI hingga SMA/MA/SMK) dengan nomenklatur baru, yakni pendidikan karakter. Tujuannya adalah untuk mewujudkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, baik dalam pola pikir, pola rasa maupun pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

(23)

9

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penginternalisasian nilai-nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, adanya kerjasama yang harmonis dan interaktif diantara para warga sekolah dan para tenaga kependidikan yang ada di dalamnya sangat mendukung tercapainya tujuan dan cita-cita pembangunan karakter peserta didik.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai bagian dari sebuah sistem pendidikan nasional dituntut untuk mengembangkan karakter peserta didiknya

melalui berbagai kegiatan pembiasaan-pembiasaan (habituation), keteladanan, dan pengkondisian suasana religius serta harmonis dalam melakukan tindakan positif. Berusaha, berkomitmen untuk selalu melakukan segala bentuk kebaikan dan merasa benci, bersalah kalau melakukan kesalahan atau keburukan tersebut.

Beberapa kasus yang telah diurai menggambarkan karakter umum peserta didik di SMP. Dan adapun kondisi objektif yang terjadi pada peserta didik khususnya peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI adalah para peserta didik telah terkondisikan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan dalam manajemen implementasi kurikulumnya karena karakteristik yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, latar belakang pendidikan orangtua dan ekonomi keluarga yang bervariasi, kesibukan orangtua bekerja akan berdampak pada kesadaran akan karakter baik (nilai-nilai luhur) yang ada pada diri peserta didik di sekolah mulai luntur disebabkan kurangnya perhatian dan pengawasan serta kedekatan orangtua dengan anaknya dirumah, sehingga anak lebih dekat kepada teman sebayanya serta mencari teman yang mudah untuk mencurahkan perasaan dan kasih sayangnya.

Kondisi demikian, menuntut tanggung jawab moral dan keperdulian bersama pihak berikhtiar membangun karakter peserta didik melalui gerakan moral (moral action) yang di sosialisasikan di sekolah-sekolah, di keluarga,

(24)

10

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik, yang merupakan aset masa depan bangsa Indonesia, menyiapkan peserta didik dengan karakter unggul berarti telah menyiapkan sosok generasi bangsa ini yang berkarakter kuat yang dapat memberi contoh dan keteladanan bagi rakyat yang dipimpinnya nanti. Jika karakter para peserta didik telah diabaikan maka kegagalan bangsa ini akan semakin dekat kehancuran serta bangsa ini akan dipimpin oleh orang-orang yang berkarakter jelek lagi buruk dan tidak

bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, telah mendorong peneliti untuk mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan komprehensif karena penelitian tentang implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Penelitian ini mendeskripsikan dan mengevaluasi bagaimana implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP. Penelitian ini secara khusus dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan UPI melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, yang berjudul “Implementasi Kurikulum untuk Membangun Karakter Peserta Didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan studi awal yang peneliti lakukan bahwa dugaan sementara peneliti ditemukan fakta-fakta aktual terjadinya kemerosotan dan kemunduran karakter peserta didik. Kemunduran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara khusus saling berkaitan sehingga peneliti dapat mengidentifikasi masalah langsung.

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan kemunduran karakter peserta didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dipengaruhi oleh beberapa faktor. 1. Kurikulum

(25)

11

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luar ruangan kelas yaitu sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesungguhnya yang telah

direncanakan serta diprogramkan. Sedangkan kurikulum dalam proses

pembelajaran kurang mempertimbangkan pertumbuhan dan pembentukan

karakter serta mendorong peserta didik untuk mengembangkan aspek nilai-nilai agama dan moral serta sosial-emosional anak.

2. Kepala Sekolah

Tugas dan kewajiban kepala sekolah beserta wakilnya dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum adalah menyusun sistem administrasi sekolah, mengembangkan kebijakan operasional sekolah, memberi keteladanan dan motivasi yang tinggi. Rusman (2011, hlm. 10-12) mengatakan bahwa

Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan (SDM) secara optimal agar mampu menyediakan dokumen-dokumen kurikulum yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan siswa, orangtua siswa, memfasilitasi guru untuk menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), serta program pendukung pelaksanaan kurikulum yang lainnya, mengevaluasi/penilaian perilaku guru yang menunjukkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas di sekolah berdasarkan standar kompetensi guru, membimbing dan memberi motivasi, reward dan punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan, melaksanakan dan mengembangkan system pembinaan karier, dan lain-lainnya.

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan Asy’ari (1998, hlm. 165) menemukan adanya kelemahan guru dalam melaksanakan kurikulum disebabkan oleh kurangnya bimbingan dari Kepala Sekolah berkaitan dengan perencanaan kurikulum.

Kepala sekolah tidak mengatur jadwal pertemuan guru, tugas ini

(26)

12

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buletin sekolah/majalah sekolah. Jika semua hal itu tidak semestinya dijalankan maka sangat mempengaruhi faktor kemunduran karakter peserta didik di sekolah.

3. Guru-guru

Guru merupakan salah satu faktor utama yang sangat mempengaruhi

terlaksanannya implementasi kurikulum di sekolah. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat ditentukan oleh guru. Jikalau para gurunya kurang mengaplikasikan dan menerapkan rencana pembelajaran dalam bentuk penginternalisasian nilai-nilai karakter melalui pembiasaan yang baik, pemberian motivasi, keteladanan berupa nilai-nilai karakter maka dimungkinkan akan berpengaruh terhadap kemerosotan karakter peserta didik. Erliany (2010, hlm. 22), menyebutkan “pendidikan bersifat normatif sehingga guru/dosen dituntut menjadi contoh teladan, baik dalam penguasaan ilmu, teknologi maupun kepribadian”. Pembinaan dan penyuluhan secara khusus jarang dilakukan, pemberian sangsi yang tegas, menjalin komunikasi intensif dan kerjasama yang harmonis, interaktif di antara guru dengan peserta didik, guru dengan orangtua/wali, dan para warga sekolah maka kesuksesan dalam melaksanakan kurikulum untuk membangun karakter peserta didik tidak akan tercapai dengan baik. Hasil penelitian Hasbullah (2007, hlm. 224) menemukan adanya motivasi guru membuat rencana pembelajaran adalah hanya untuk melengkapi syarat administrasi, dan bukan untuk diimplementasikan.

4. Peserta Didik

Peserta didik secara psikologis dan emosional masih butuh pendampingan secara khusus dan intens oleh orangtua dan guru dalam

(27)

13

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diarahkan agar tidak berdampak negatif pada pembentukan dan penanaman nilai-nilai karakter peserta didik. Danim (2010, hlm. 118) mengungkapkan,

Problema perkembangan kepribadian dan emosional. Masa usia sekolah merupakan waktu yang tepat bagi anak untuk menemukan identitas dirinya. Usaha menemukan identitas ini dapat berupa tindakan coba-coba, mengidentifikasikan diri, atau melakukan imitasi. Anak yang gagal menemukan identitasnya, kelak akan mengalami krisis identitas, akan gagal menjadi dirinya sendiri. Usia ini pun kondisi emosionalnya masih labil dan belum terkendali.

Peserta didik belum sepenuh menyadari perbuatannya telah melanggar aturan yang berlaku di sekolah, motivasi, kesadaran dan usaha yang sungguh-sungguh untuk merubah diri agar tercipta sikap hidup positif kearah yang lebih baik atas keinginan sendiri masih perlu ditingkatkan lagi. Hasil penelitian Sutawi (2010, hlm. 23) menemukan adanya penyimpangan perilaku terjadi dikalangan remaja, ia mengutip ungkapan Lickona yang mengemukakan indikator mengenai kemungkinan hancurnya sebuah bangsa, dan semuanya terkait dengan masalah karakter atau moral, yaitu:

(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk; (3) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas; (4) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (5) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; (6) membudayanya ketidakjujuran; dan (7) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan; (8) semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru.

5. Kegiatan Ekstrakurikuler

(28)

14

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba/napza yang terjadi pada peserta didik.

b.Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah masih bersifat pilihan karena kegiatan ekstrakurikuler belum tampak efek langsungnya dirasakan oleh peserta didik, akhir-akhir ini baru mulai digiatkan. Kalau kondisi tersebut terus-menerus terjadi maka akan berdampak pada

kemunduran karakter peserta didik dalam proses kegiatan implementasi kurikulum untuk membangun karakter secara riilnya dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah akan terhambat dan terganggu. Ekstrakurikuler belum diwajibkan secara khusus kepada peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler tertentu untuk membangun karakter kedisiplinan dan tanggung jawab peserta didik seperti Pramuka, Rohis, Paskibra. Hasil penelitian Magdalena (2011, hlm. 144), “pembinaan nilai kedisiplinan di sekolah sudah berjalan melalui berbagai program seperti ekstrakurikuler pramuka namun belum mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu, perlu dicari solusi yang tepat untuk membina nilai kedisiplinan mereka.

6. Orangtua/Wali Murid

Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum, orangtua biasanya jarang menjalin kerjasama dengan sekolah terutama dengan wali kelas, guru agama, guru Pkn/BK, perhatian dan kesadaran masih lemah yang dilakukan oleh orangtua dalam pengawasan (kontrol) terhadap anaknya, orangtua sepenuhnya menyerahkan anaknya dan beranggapan bahwa sekolah adalah tempat segala perubahan karakter pada diri anak, serta sebagian orangtua tidak melakukan evaluasi terhadap laporan kemajuan maupun kemunduran anaknya.

Danim (2010, hlm. 89) mengatakan bahwa

(29)

15

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketegangan antara “keinginan remaja untuk memenuhi kebutuhan secara segera” dan “desakan orang tua agar menunda keinginan itu”. Orang tua yang tidak mampu melakukan pengawasan dan mensosialisasikan “disiplin diri” dan “menakar kemampuan diri” biasanya menimbulkan masalah bagi anak-anaknya di kemudian hari.

7. Sarana prasarana

Fasilitas pendukung pembelajaran masih terbatas, termasuk di dalamnya alat-alat peraga sehingga menghambat dan sulit untuk anak melakukan praktik, mengembangkan bakat, kemampuan dan prestasinya. seperti perlengkapan Laboratorium IPA, Sarana prasarana Olahraga yang lain dan sebagainya.

Dari berbagai identifikasi masalah yang mempengaruhi kemunduran karakter peserta didik, maka peneliti berpendapat bahwa kurikulum merupakan

salah satu faktor yang esensial untuk saat ini diteliti. Sedangkan karakter dalam penelitian ini akan dibatasi pada nilai karakter disiplin dan tangung jawab.

Kemendiknas (2010, hlm. 9-10) merumuskan bahwa karakter peserta didik mencakup 18 nilai yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa, yaitu: (1) religius; (2) jujur; (3) Toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan dan nasionalisme; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab.

(30)

16

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana proses implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI?”. Selanjutnya rumusan masalah tersebut dapat ditulis dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana desain kurikulum untuk membangun karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI? 2. Bagaimana implementasi kurikulum untuk membangun karakter disiplin

dan tanggung jawab peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI? 3. Bagaimana evaluasi implementasi kurikulum untuk membangun karakter

disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi bagaimana implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah.

1. Memperoleh gambaran tentang desain kurikulum untuk membangun karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI;

2. Menemukan implementasi kurikulum untuk membangun karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI;

(31)

17

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Manfaat Penelitian

Penelitian bermanfaat secara teoritis dan secara praktis, sebagai berikut. 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkuat, mempertajam dan menambah khasanah teoritik dibidang pengembangan kurikulum khususnya implementasi kurikulum terutama pada tahap penerapan kurikulum yang

cocok dan hasil yang diharapkan dari implementasi tersebut serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI dan ditindaklanjuti oleh Badan Pengelola Sekolah (BPS) yang berada di bawah naungan UPI. Selanjutnya hasil penelitian ini akan diadopsi pada unit satuan pendidikan (sekolah) yang ada di daerah peneliti agar berpengaruh terhadap perubahan karakter, motivasi, cara belajar yang pada akhirnya adalah adanya perubahan sikap dan tingkah laku mulia para peserta didik serta warga sekolah.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih dalam upaya untuk menyempurnakan program pemerintah daerah yang berupaya untuk menerapkan dan membentuk insan-insan yang disiplin, mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia melalui implementasi kurikulum untuk membangun karakter. Dalam hal ini Badan Pengelola Sekolah (BPS) UPI khususnya SMP Laboratorium Percontohan UPI telah berupaya melaksanakan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Terlebih khusus secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut.

(32)

18

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik; sopan, santun, disiplin, bertanggung jawab, menghormati, peduli, kasih sayang, dan lain-lainnya;

2) Kesadaran peserta didik untuk berubah kearah yang positif lebih besar daripada yang belum berubah;

3) Peserta didik memperoleh rambu-rambu yang jelas dalam menata pola

hidup dan sikapnya dalam pergaulan sehari hari sesama teman di kelas, sekolah, keluarga bahkan lingkungan sekitar;

4) Peserta didik lebih mudah menaati peraturan dan kebijakan yang berlaku di sekolah;

5) Dalam proses kegiatan belajar mengajar kondisi kejiwaan peserta didik sudah terframe dengan nilai-nilai karakter dan religius sehingga suasana kelas lebih tertib, tenang dan damai serta sudah terkondisi dengan baik.

b.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan dan bahan referensi/rujukan, dipergunakan oleh guru-guru, khususnya guru PAI dan PKn di SMP Laboratorium Percontohan UPI dalam rangka proses pengintegrasian nilai-nilai karakter serta bahan evaluasi penyempurnaan dalam mengimplementasikan kurikulum berkarakter di sekolah;

c.Peneliti dapat memperoleh manfaat lebih besar dari penelitian ini untuk menambah wawasan dan keilmuwan bagi pengembangan kurikulum itu sendiri sebagai bahan kajian, rujukan penelitian selanjutnya agar lebih baik dan mendalam serta bahan evaluasi penyempurnaan, perbaikan metode dan materi dalam mengimplementasikan kurikulum mata pelajaran PAI dikelas khususnya pada kompetensi Aqidah Akhlak (akhlakul

(33)

19

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d.Berguna bagi Kepala Sekolah untuk dijadikan sebagai bahan masukan, saran dan evaluasi dalam kinerja yang telah dilaksanakan selama tahun pelajaran 2013-2014, juga dapat diterapkan dalam kerangka perbaikan dan pembinaan penyelenggaraan sistem pembelajaran di SMP Laboratorium Percontohan UPI khususnya implementasi kurikulum untuk membangun karakter di sekolah;

e.Bahan evaluasi, saran dan keperdulian oleh pihak Ikatan Orangtua Murid (IOM) SMP Laboratorium Percontohan UPI untuk dijadikan landasan dasar dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan pendidikan di lingkup sekolah dan perkembangan kemajuan atas peserta didik;

f.Peningkatan mutu, bahan pertimbangan, dan evaluasi serta saran bagi Badan Pengelola Sekolah (BPS) terhadap kinerja SMP Laboratorium Percontohan UPI dalam melaksanakan amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas khususnya implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik selama tahun pelajaran 2013-2014;

g.Bagi program Studi Pengembangan Kurikulum dapat dijadikan bahan masukan dan rangsangan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut untuk mengkaji kurikulum dari aspek Softskill dalam implementasi kurikulum 2013;

(34)

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian dan beberapa hal yang berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan mendeskripsikan dan mengevaluasi, lokasi dan subyek penelitian, data dan sumber data penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

A.Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan dan mengevaluasi dengan alasan dapat dikumpulkannya data sebanyak-banyaknya untuk kepentingan penelitian agar data yang diperoleh lebih akurat, dan menyangkut perbuatan dan perkataan dari subyek yang akan diteliti, serta lebih bersifat alami.

Borg & Gall (2007, hlm. 451) mengemukakan bahwa “Researchers generally do case studies for one of three purposes: to produce detailed

descriptions of a phenomenon, to develop possible explanations of it, or to

evaluate the phenomenon”. Dalam setiap pendekatan, peneliti melakukan studi kasus dan membuat penilaian evaluatif. Metode yang dipilih adalah metode studi kasus yang tujuannya adalah untuk mendeskripsikan, mengembangkan dan mengevaluasi tentang masalah esensial implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

Yin (2003, hlm. 1) mengatakan “In general, case studies are the preferred

strategy when “how” or “why” questions are being posed, when the focus is on a

contemporary phenomenon within some real-life context”. Secara umum,

(35)

56

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (terkini) di dalam konteks kehidupan nyata. Metode ini dipilih dengan maksud mendeskripsikan masalah yang akan diteliti dengan melihat fenomena atau gejala yang terjadi bersifat alami mengenai karakter peserta didik di sekolah.

Sejalan dengan, Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2013, hlm. 4)

mendefinisikan “kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan dan membahas permasalahan tentang implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik yang berlangsung di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Ruang lingkup penelitian cukup luas maka peneliti membatasi dari penelitian deduktif menjadi penelitian induktif yang menyangkut berbagai usaha untuk menilai implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Untuk mengungkapkan fenomena kejadian yang berlangsung di SMP Laboratorium Percontohan UPI, maka peneliti sebagai instrument kunci harus terjun langsung ke lapangan melibatkan diri agar dapat memahami makna secara khusus dalam interaksi peneliti dengan responden, sehingga mudah untuk memperbaiki kesalahan dan meluruskan kekeliruan pemahaman responden terhadap pertanyaan yang akan diajukan, serta menghayati secara mendalam proses, situasi, kondisi, prilaku yang muncul dari setiap peserta didik dan warga sekolah selama mereka berada di lingkungan sekolah.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Laboratorium Percontohan UPI, yang

(36)

57

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPI, dekat dengan permukiman padat penduduk, bertetangga dengan masyarakat dilingkungan sekitarnya.

Subjek penelitian ini adalah SMP Laboratorium Percontohan UPI, yang memiliki 13 kelas, terdiri dari: kelas VII ada 5 kelas, kelas VIII ada 5 kelas dan kelas IX ada 3 kelas. Satu kelas terdiri dari: 28-30 orang peserta didik. Jumlah seluruh peserta didik: 337 orang terdiri dari: laki-laki 169 orang dan perempuan

168 orang. Jumlah seluruh guru adalah 32 orang, 3 orang diantaranya guru yang diperbantukan. Jumlah tenaga administrasi/ tata usaha adalah 9 orang. Struktur organisasi sekolah terdiri dari: Kepala Sekolah SMP Laboratorium Percontohan UPI, yang dibantu oleh 4 orang Wakil Kepala Sekolah, yaitu Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Sarana Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat.

Sistem manajemen atau pengelolaan SMP Laboratorium Percontohan UPI, dikelola oleh seorang Manajer BPS (Badan Pengelola Sekolah) yang dibawah naungan dan pengawasan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), didasarkan pada sistem pendidikan nasional (Sisdiknas), dengan menggunakan kurikulum yang merujuk pada kurikulum Diknas berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu Kurikulum 2006 atau KTSP, yang akan dioperasionalkan oleh sekolah dalam bentuk dokumen kurikulum tertulis. Alasan pemilihan SMP Laboratorium Percontohan UPI ini sebagai lokasi penelitian adalah disebabkan karena, Pertama, di SMP Laboratorium Percontohan UPI masih menerapkan kurikulum 2006/KTSP, Kedua, peserta didik sudah mengalami pergeseran nilai-nilai karakter menuju perubahan pola tingkah laku dari prilaku dengan ciri khas karakter baik, jujur, sopan dan santun, peduli, bertanggung jawab, kerjasama dan lain-lain menjadi gaya perilaku peserta didik perkotaan dengan karakternya yang

(37)

58

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum masuk kelas, Sebelum pelajaran di mulai peserta didik berdoa terlebih dahulu dan diakhiri doa pulang selesai pelajaran, 10 menit sebelum pelajaran dimulai membaca Al-Qur’an bagi peserta didik muslim. Kelima, faktor lainnya adalah SMP Laboratorium Percontohan UPI berada ditengah pemukiman yang padat penduduk dengan keramaian dan hiruk pikuk ibukota metropolitan yang penuh ujian/godaan dan tantangan yang dialami oleh peserta didik dengan

berbagai latar belakang kehidupan berbeda sehingga rentan sekali terjadinya benturan-benturan ekonomi, gesekan-gesekan sosial dan gejolak kenakalan remaja yang mengakibatkan perkelahian pelajar dan sebagainya.

C. Sumber Data Penelitian

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang terdiri dari: Kepala SMP Laboratorium Percontohan UPI, 4 orang Wakil Kepala Sekolah, yaitu; Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Sarana Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat, 4 orang guru yang mewakili, yaitu; 2 orang guru PAI termasuk salah satunya Kepala Sekolah, dan 1 orang guru PKn, 1orang guru BP/BK dan 3 orang pembina ekstrakurikuler diantaranya pembina Pramuka, pembina Paskibra, dan pembina BTAQ, pegawai tata usaha, pengelola Perpustakaan, serta tiga orang peserta didik SMP Laboratorium Percontohan UPI. Adapun kriteria dalam pemilihan dan penentuan informan, yaitu sesuai dengan kapasitas informan yang lebih mengetahui sumber masalah adalah Kepala Sekolah, 2 orang Wakil kepala Sekolah, guru PAI, PKn, dan Guru BP/BK. Kegiatan yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan partisipan yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum untuk membangun karakter peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

(38)

59

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional sangat bermanfaat terutama dalam mendeskripsikan judul mengenai sasaran yang akan di teliti. Untuk memperjelas arah penelitian dan menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah yang digunakan dan terhadap pemahaman pembaca dalam pokok masalah, maka diperlukannya definisi operasional. Menurut peneliti, dari pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Membangun Karakter adalah proses pembentukan, dengan memunculkan suatu program kegiatan yang mendukung terjadinya suatu perubahan yang berdampak pada peningkatan dan pengembangan suatu program itu sendiri agar lebih baik, dengan dilakukannya pembinaan-pembinaan khusus secara kontinyu, berkeyakinan/komitmen dan penuh semangat membuat suatu perubahan perilaku terhadap seseorang atau sekelompok orang dalam sebuah organisasi. Tujuannya adalah mendirikan dan menguat program yang baru dibentuk/berjalan. Prosesnya melalui pembiasaan-pembiasaan dan keteladanan sifat baik atau buruk yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang terhadap orang lain yang merupakan ciri khas membedakan orang tersebut yang timbul baik dari sisi sikap dan perilakunya maupun tindak tanduknya yang tampak dari luar diri manusia itu sendiri.

E. Instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan teori yang akan dikemukakan oleh, Lincoln and Guba (dalam Sugiyono, 2012a, hlm. 306) dalam hal instrumen penelitian kualitatif menyatakan bahwa

The instrumen of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that other forms of instrumentation may be used in later phases of inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human instrument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in the data that the human instrument has product.

(39)

60

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Buku catatan lapangan, digunakan pada saat observasi dan wawancara dilakukan secara intensif untuk mencatat bagian-bagian terpenting yang kemungkinan terlewatkan oleh peneliti sehingga mempengaruhi hasil pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tersebut;

2. Tape recorder, digunakan untuk merekam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan, serta untuk merekam tuturan yang digunakan.

Selanjutnya ditranskripsi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia;

3. Handphone/Camera, digunakan untuk memotret dan merekam gambar-gambar yang menjadi objek penelitian yang berlangsung dilokasi kejadian.

F. Prosedur Penelitian

Agus Salim (2006, hlm. 122-124) mengatakan bahwa

Secara metodologis, seorang periset kasus mengikuti beberapa alur umum studi, antara lain identifikasi kasus, pemilihan dan sampling kasus, kerja lapangan, serta interpretasi dan pemaparan hasil studi. Namun demikian, periset kasus dapat pula mengembangkan sendiri langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai alur yang ia kembangkan secara mandiri, karena dalam penelitian kualitatif memang tidak terdapat pembakuan metode atau langkah metodologis sebagaimana dalam pendekatan kuantitatif.

Dijelaskan, identifikasi kasus merupakan langkah awal yang perlu

dilakukan periset untuk mengetahui sasaran, topik dan rumusan masalah yang akan ditekuni selama studi. Pemilihan sampel merupakan langkah kedua dalam studi kasus, pemilihan studi kasus disesuaikan dengan jenis studi kasus yang akan dilakukan. Usai desain studi kasus diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan, dokumen, data, dan informasi lapangan dengan menggunakan teknik yang sesuai. Langkah berikutnya adalah melaporkan hasil studi kasus, yakni periset menuturkan cerita tentang kasus yang diteliti berdasarkan bahan, data, dan informasi yang telah diperoleh.

(40)

61

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahap pemilihan sampel; 3) tahap pengumpulan bahan, dokumen, data, dan

informasi lapangan; 4) tahap melaporkan hasil studi kasus.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperanserta (participant observation), wawancara mendalam (indepth interiview) dan dokumentasi. Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman (dalam Sugiyono, 2012a, hlm. 309), menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering

information are, participation in the setting, direct observation, in-depth

interviewing, document review”. Teknik observasi yang digunakan adalah teknik observasi partisipatif. Jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara yang dilakukan secara mendalam. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Demi kemudahan peneliti dalam proses pengumpulan data informasi yang dilakukan pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan instrumen atau alat bantu penelitian yang berupa; Observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun masing-masing teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Pedoman observasi digunakan sebagai patokan dalam melakukan observasi ketika berada dilapangan penelitian. Creswell (2010, hlm. 267) mengatakan “Observasi kualitatif merupakan observasi yang didalamnya peneliti langsung turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas

individu-individu di lokasi penelitian”. Dalam pengamatan ini, peneliti

merekam/mencatat-baik dengan cara terstruktur maupun semi struktur (misalnya, dengan mengajukan

(41)

62

Muhamad Ansori, 2014

Implementasi Kurikulum Untuk Membangun Karakter Peserta Didik Di Smp Laboratorium Percontohan Upi Tahun Pelajaran 2013/2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga para peserta didik pada saat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar dan ujian di dalam kelas tetapi peneliti tidak ikut memberikan treatmant serta peneliti mengamati perilaku yang terjadi pada warga sekolah yang berhubungan dengan pelaksanaan atau mengimplementasikan kurikulum untuk membangun karakter peserta didik. Peneliti juga dapat terlibat langsung dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non partisipan hingga partisipan pasif dan

pengamatan terus-terang dan tersamar, dengan bertujuan untuk memperoleh data-data akurat dan aktual serta lengkap.

2. Wawancara

Riduwan (2012, hlm. 29),”wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit. Dalam penelitian ini yang akan diwawancara pertama kali sebagai informannya adalah kepala sekolah, sebagai sumber informasi yang memberikan data lengkap tentang pelaksanaan atau implementasi kurikulum untuk membangun karakter peserta didik berdasarkan dokumen-dokumen tertulis maupun secara lisan yang ada di sekolah informan, selanjutnya wawancara di lakukan kepada 3 orang wakil kepala sekolah, dan guru-guru yang mewakili seperti guru agama, guru PKn dan guru Bimbingan Konseling serta sejumlah peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan kondisi serta fenomena yang terjadi di dalam kelas maupun di luar sekolah atau di lingkungan sekolah.

Subana (dalam Riduwan, 2012, hlm. 29), “empat faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara; responden; pedoman wawancara; dan situasi wawancara”.

Gambar

Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data (Interactive model).

Referensi

Dokumen terkait

melakukan tindak pidana pembakaran lahan menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014, pada Pasal 113 ayat (1) Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan,

The Role of Teaching Model and Chemical Representation in Developing Students Mental Models in Chemical Phenomena.. Curtin University of

menunjukan penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi lebih baik daripada pembelajaran

Penentuan derajat deasetilasi dari kitin dan kitosan merupakan analisa kuantitatif dari spektroskopi FTIR dapat dilakukan berdasarkan spektra inframerah yang dihasilkan

C peran seorang kameramen penting

“Rancangan pengelolaan tingkat kebisingan untuk mengurangi dosis paparan kebisinganpada unit produksi guard shop di perusahaan elektronika Jakarta.. Noise

PENGEMBANGAN MEDIA OPEN COURSEWARE BERBASIS WEBSITE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Optimisme untuk mewujudkan kota yang aman dan nyaman juga dibuktikan dengan komitmen yang telah disepakati bersama baik lembaga pemerintah / swasta / maupun masyarakat //