• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar: 55/S1/KTP/Agustus 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

TEACHING TERHADAP PENINGKATAN RANAH AFEKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Pre-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh:

DIAH RAHMAH

0805489

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

i Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

TEACHING TERHADAP PENINGKATAN RANAH AFEKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(Studi Pre-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2)

Oleh: Diah Rahmah

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Pendidikan

©Diah Rahmah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

i Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

(4)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Diah Rahmah, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi Pre-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2.

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam proses pembelajaran, seringkali guru mengenyampingkan aspek-aspek afektif padahal ranah afektif merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Di sisi lain, model pembelajaran Quantum Teaching dirasa sangat sesuai untuk meningkatkan rasa positif siswa terhadap pembelajaran sehingga dapat berbanding lurus dengan ranah afektif siswa. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah afektif siswa. Adapun ranah afektif yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek penerimaan, partisipasi, dan penilaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan instrumen berupa angket dengan model skala Likert. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2, sedangkan sampelnya ditentukan dengan dari kelompok yang sudah ada yaitu siswa kelas VII B SMP Kartika XIX-2. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan besaran thitung yaitu 2,450 sementara nilai ttabel untuk dk=33 adalah 1,697 sehingga dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ranah afektif siswa dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

(5)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACK

Diah Rahmah, The Effect of Quantum Teaching Model to Increasing Student’s Affective Domain in Information and Communication Subject (Pre-Experiment Study against Grade VII SMP Kartika XIX-2).

Thesis Departement of Curriculum and Educational Technology, Faculty of Education, Indonesia University of Education.

In Fact, teacher often ignored affective aspect of student, even though it can’t be separated from teaching and learning proccess. In the other hand, Quantum Teaching model considered as very appropriated model to increasing the sense of positive of student in learning so it can be proportional to increasing student’s affective. Therefore, the aim of this research is to determine the effect of application of Quantum Teaching model to student’s affective. Spesifically, the affective domain on the research is receiving, participating and valuing aspect. The method used is pre-experiment design when questionnaire is used as the instrument. The population as the unit of analysis is students of grade VII SMP Kartika XIX-2. The research sample design is class VIIB SMP Kartika XIX-2 which is determined by using an intact grouped technique. Hypothesis from this research is accepted with t test=2,450 when t table=1,697 so t test>t table. Based on the above, the conclusion of this research is Quantum Teaching Model gives a significant effect to increasing student’s affective domain in Information and Communication Technology Subject.

(6)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA ... 8

A. Hakikat Belajar ... ………8

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran... 8

2. Faktor Belajar ... 9

3. Ciri Belajar dan Pembelajaran ... 11

4. Prinsip-prinsip Belajar ... 12

B. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 16

1. Tahapan Hasil Belajar Ranah Afektif ... 16

2. Karakteristik Afektif ... 17

3. Penilaian Ranah Afektif ... 19

C. Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 19

1. Asas Quantum Teaching ... 20

(7)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Model Quantum Teaching... 21

4. Langkah-langkah Quantum Teaching ... 22

5. Strategi Mengajar Quantum Teaching ... 23

D. Quantum Teaching dan Hasil Belajar Ranah Afektif ... 24

E. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 25

F. Asumsi dan Hipotesis ... 27

1. Asumsi ... 27

2. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 30

1. Pendekatan Penelitian ... 30

2. Metode Penelitian... 30

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi Penelitian ... 32

2. Sampel Penelitian ... 33

C. Instrumen Penelitian ... 34

1. Angket ... 34

2. Pedoman Wawancara ... 34

D. Pengajuan Instrumen Penelitian ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 37

E. Analisis Data... 38

F. Langkah-langkah Penelitian ... 39

1. Tahap Persiapan ... 39

2. Tahap Pelaksanaan ... 40

3. Tahap Pengolahan Data... 40

4. Tahap Penyusunan Laporan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Uji Normalitas ... 46

(8)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 50

1. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Ranah Afektif Siswa Aspek Penerimaan ... 50

2. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Ranah Afektif Siswa Aspek Partisipasi ... 52

3. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Ranah Afektif Siswa Aspek Penilaian ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(9)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari adanya interaksi antara guru

dengan siswa. Guru yang berperan sebagai fasilitator sekaligus salah satu sumber

belajar harus dapat menganalisis dan memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar

terutama pada saat di dalam kelas. Begitupun siswa yang berperan sebagai subjek

pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan sebelumnya. Terciptanya hubungan yang harmonis antara keduanya

akan membuat proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif.

Disadari ataupun tidak hubungan antara guru dengan siswa serta siswa

dengan siswa merupakan awal suatu proses pembelajaran, sehingga harus dimulai

dan dilaksanakan dengan baik selama kegiatan pembelajaran. Namun sayangnya

saat ini masih banyak guru yang dalam proses pembelajaran hanya berfokus pada

materi dan prestasi siswa tanpa berpikir mengenai hubungan/interaksi yang

menyenangkan antara keduanya. Padahal hal tersebut sangatlah penting untuk

dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Hal itu sejalan dengan

pendapat Anang (2010:3) yang mengemukakan bahwa:

Ketika kondisi mood berada pada puncak kenyamanan ditunjang oleh suasana lingkungan yang begitu teduh sementara itu otak berada pada posisi siap untuk menyerap, maka tidak diragukan lagi bahwa proses pembelajaran akan berjalan maksimal dengan hasil yang optimal.

Selain harus terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa, sikap

murid terhadap mata pelajaran pun juga termasuk salah satu faktor yang penting

dalam kegiatan pembelajaran. “Mata pelajaran yang disukai akan lebih lancar

dipelajari daripada pelajaran yang kurang disenangi” (Mustaqim, 2010:65).

Motivasi, hubungan yang terjalin dengan baik, serta sikap siswa saling berkaitan

satu sama lain. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran maka

(10)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap proses pembelajaran yang terjadi selalu mempunyai tujuan yang

disebut dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran

dari tujuan pendidikan seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang

Dasar 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”, oleh karena itu proses

pembelajaran pun harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang ada. Hanya saja

nampaknya saat ini ada sesuatu yang hilang dalam proses pembelajaran yang

terjadi di lembaga-lembaga pendidikan kita. Melalui proses pembelajaran siswa

seharusnya dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Namun

kenyataannya siswa justru perlahan-lahan kehilangan citra diri positif yang

dimiliki sejak kecil. Hal ini diperkuat oleh Nichol (2002:37) yang menyatakan:

Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan.

Hal ini harusnya menjadi pertanyaan besar bagi dunia pendidikan.

Kemanakah citra diri yang miliki oleh anak-anak itu? Disinilah guru berperan

penting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang memperhatikan aspek

afektif siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung dengan perencanaan yang

memperhatikan semua aspek sehingga tidak menjadi pembelajaran yang

menghilangkan citra diri positif siswa, akan tetapi justru mengembangkannya.

“Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.” (Sanjaya, 2009:1). Hal tersebut masih terjadi

hampir di semua mata pelajaran, termasuk Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK). Padahal sudah selayaknya proses pembelajaran dilaksanakan secara

terencana dan dilakukan seefektif mungkin agar siswa dapat mengembangkan

kemampuan dirinya. Khususnya dalam mata pelajaran TIK, dimana siswa

disiapkan agar dapat memanfaatkan penggunaan TIK dengan cerdas karena saat

ini penggunaan TIK telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan.

Pesatnya perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi

dewasa ini mulai menggeser pola kehidupan masyarakat dunia, dari yang serba

(11)

3

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi hal yang lumrah dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari,

akses internet pun sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat mulai dari

anak-anak hingga usia dewasa. Pergeseran tersebut tentunya harus diimbangi dengan

pemahaman para pengguna teknologi tentang bagaimana menggunakan teknologi

dengan cerdas dan bijak. Pemahaman serta cara penggunaan yang cerdas dan

bijak tersebut harus ditamankan sejak dini yaitu mulai dari bangku sekolah, salah

satunya dengan adanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK).

Dalam pelaksanaan pembelajaran TIK, guru sebenarnya memiliki

keunggulan dibanding mata pelajaran yang lain, yaitu dengan adanya media.

Namun belajar TIK bukan sekedar bermain dengan komputer, melainkan

bagaimana cara berinteraksi yang baik serta pemanfaatannya. Belajar TIK berarti

mempelajari berbagai teori tentang TIK itu sendiri dan bagaimana

mempraktikkannya. Hanya saja jika guru tidak pandai dalam memanage

pembelajaran, maka yang terjadi adalah siswa dapat menyepelekan pelajaran

tersebut sehingga terjadi penyalahgunaan perangkat TIK. Oleh karena itu,

disinilah perlunya kepandaian seorang guru dalam mengatur suasana

pembelajaran.

Ketika belajar, siswa menggunakan tiga kemampuan yang saling terkait

yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Namun, saat ini pembelajaran

masih cenderung menekankan pada kemampuan kognitif siswa, padahal ketiga

aspek tersebut saling mempengaruhi, bahkan kemampuan afektif siswa sangat

berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan hasil belajar siswa ranah

kognitif dan psikomotornya. Tanpa hadirnya aspek afektif dalam diri siswa, maka

suatu proses pembelajaran tidak akan terjadi. Siswa tidak dapat dikatakan belajar

apabila perilaku atau pengetahuannya tidak mengalami perubahan. Perubahan

tingkah laku dan pengetahuan itu sendiri dapat terjadi apabila siswa memberikan

perhatian terhadap sesuatu yang dipelajarinya tersebut.

Dalam setiap pembelajaran, setiap siswa harus dapat mencerna materi

dengan baik. Hal itu akan dapat terwujud apabila siswa memiliki kemampuan

(12)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar siswa yang kemudian dijabarkan menjadi lima perilaku seperti yang

dijelaskan oleh Krathwohl & Bloom dkk yaitu aspek penerimaan, partisipasi,

penilaian dan penentuan sikap, organisasi, serta pembentukkan pola hidup.

Sayangnya perancangan pencapaian tujuan serta penilaian kemampuan

afektif tidak semudah aspek kognitif dan psikomotor sehingga kemampuan afektif

seringkali terkesan diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Padahal dengan

pembelajaran yang tepat guru dapat membantu siswa agar dapat memaksimalkan

kemampuan afektifnya. Oleh karena itu, guru harus memahami ranah afektif ini,

termasuk perancangan dan penilaian pembelajarannya.

Seperti halnya mata pembelajaran lain, dalam mata pembelajaran TIK pun

penting bagi guru untuk memahami aspek afektif ini. Sebelumnya telah dijelaskan

bahwa mata pelajaran TIK tidak hanya berisi tentang bagaimana mengenal

perangkat teknologi tetapi juga bagaimana menggunakan dan memanfaatkannya

dengan bijak. Jika dalam menyampaikan mata pelajaran ini guru tidak

memperhatikan aspek afektif siswa, maka imbasnya bukan hanya pada pencapaian

hasil belajar siswa saja, tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya penyalahgunaan

teknologi itu sendiri.

Mengingat pentingnya aspek afektif dalam pembelajaran, tak terkecuali

pembelajaran TIK, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat

menyeimbangkan ketiga aspek pembelajaran tersebut, khususnya untuk

meningkatkan kemampuan afektif siswa, salah satunya adalah dengan

menggunakan model Quantum Teaching.

DePorter (2014:2) juga mengemukakan:

Pelaksanaan Quantum Teaching bagaikan sebuah permainan orkestra-simfoni . guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Quantum Teaching

merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Kita mengubah belajar menjadi meriah dengan segala nuansanya dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan, yang memaksimalkan momen belajar. Quantum

Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas,

(13)

5

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Quantum Teaching memadukan semua aspek yang dimiliki oleh manusia

yang diperlukan dalam setiap pembelajaran baik itu pikiran, perasaan, sikap,

pengetahuan maupun bahasa tubuh. Oleh sebab itu model ini dapat diterapkan

dalam semua mata pelajaran, termasuk TIK.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk

mengkaji penerapan Quantum Teaching sebagai salah satu upaya untuk dapat

meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam pembelajaran, khususnya

pembelajaran TIK di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

penelitian secara umum adalah “Bagaimanakah pengaruh penggunaan model

pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah afektif siswa pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas VII SMP Kartika XIX-2

Bandung?”. Sedangkan secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan pada ranah afektif siswa aspek penerimaan

antara sebelum dan sesudah menggunakan model Quantum Teaching pada

mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung?

2. Apakah terdapat perbedaan pada ranah afektif siswa aspek partisipasi

antara sebelum dan sesudah menggunakan model Quantum Teaching pada

mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung?

3. Apakah terdapat perbedaan pada ranah afektif siswa aspek penilaian dan

penentuan sikap antara sebelum dan sesudah menggunakan model

Quantum Teaching pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika

XIX-2 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka

penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah afektif siswa

(14)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMP Kartika XIX-2 Bandung. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini

adalah:

1. Menganalisis perbedaan ranah afektif siswa aspek penerimaan sebelum

dan setelah pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching pada

mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2. Menganalisis perbedaan ranah afektif siswa aspek partisipasi sebelum dan

setelah pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching pada mata

pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

3. Menganalisis perbedaan ranah afektif siswa aspek penilaian dan penentuan

sikap sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan model Quantum

Teaching pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2

Bandung.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan keilmuan Teknologi Pendidikan, khususnya dalam

pengembangan model pembelajaran Quantum Teaching dalam mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

referensi tentang cara mengajar yang lebih baik, efektif dan inovatif,

serta dapat memberikan motivasi agar senantiasa mengajar dengan

hati.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik dan

senang untuk belajar TIK, memberikan motivasi dan kepercayaan diri

(15)

7

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional

Dalam sebuah penelitian harus ada persamaan persepsi mengenai

konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini guna menghindari kesalahan penafsiran.

1. Model Quantum Teaching

Konsep Quantum Teaching yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model

Quantum Teaching yang diterapkan dalam pembelajaran TIK di kelas VII

SMP Kartika XIX-2 selama masa penelitian.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu

penerimaan, partisipasi dan penilaian. Ranah afektif yang mencaekup ketiga

aspek tersebut direpresentasikan ke dalam skor angket sebagai instrumen

(16)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis perbedaan

kemampuan afektif siswa sebelum dan setelah pengggunaan Model Quantum

Teaching. Data yang akan diperoleh dari hasil penelitian berupa data kuantitatif

(berupa angka-angka) sehingga akan terlihat gain kemampuan afektif siswa

sebelum dan setelah penggunaan model tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain dilihat dari jenis data yang akan

dikumpulkan, pendekatan kuantitatif juga dianggap sesuai dengan tujuan

penelitian. Pendekatan kuantitatif berasal dari filsafat positivisme yang diusung

oleh Auguste Comte, sehingga pendekatan ini juga sering disebut dengan

pendekatan positivistik. Data yang digunakan dalam pendekatan ini berupa data

kuantitatif (angka-angka) yang diolah dengan menggunakan statistik. “pendekatan

ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka.”

(Arifin, 2012:16).

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin dikaji yaitu mengenai

pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah

afektif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas

VII SMP Kartika XIX-2 Bandung. Oleh karena itu, dalam penelitian ini model

Quantum Teaching harus diterapkan pada subjek penelitian terlebih dahulu

sebelum dapat diambil kesimpulan mengenai hasil penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, metode yang dirasa tepat untuk penelitian ini adalah metode

eksperimen. Sayangnya, terdapat banyak kendala untuk menggunakan metode

eksperimen yang sebenarnya. Kendala-kendala tersebut berkenaan dengan

keterbatasan waktu, tenaga, biaya serta kemampuan peneliti sendiri. Oleh karena

(17)

31

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaksanakan penelitian eksperimen dengan skala yang lebih kecil dibanding

eksperimen yang sebenarnya.

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara intact,

atau dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Untuk sampel

penelitiannya sendiri, tidak terdapat kelas kontrol sehingga mungkin saja terdapat

variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Sugiyono (2008:109) bahwa "Dikatakan pre-eksperimental

design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh.

Mengapa? Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel dependen”. Karena menggunakan metode pre-eksperimen, maka dalam penelitian ini hanya terdapat satu kelompok yang diberi perlakuan,

dengan desain yang digunakan adalah one-group pre-test post-test desain dimana

kelompok tersebut diberi tiga kali perlakuan.

Tabel 3.1

Desain Penelitian One-Group Pre-test Post-test Design

O1 X1 O2

Keterangan:

O1 : pretes

X1 : perlakuan

O2 : postes

Penelitian ini menggunakan one-group pre-test post-test design sehingga

di dalam penelitian hanya terdapat satu kelas eksperimen tanpa adanya kelas

kontrol. Pemilihan desain tanpa adanya kelas kontrol dianggap cukup untuk

mencapai tujuan penelitian, yaitu mengetahui perbedaan ranah afektif siswa

sebelum dan setelah adanya perlakuan. Walaupun tanpa adanya kelas kontrol,

perubahan kemampuan afektif siswa dapat dianalisis melalui hasil pretes dan

postes yang dilaksanakan. Sebelum diberi perlakuan, kelompok eksperimen

mendapatkan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya

kelompok diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model

(18)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan. Hal tersebut

dilakukan selama tiga pertemuan berturut-turut.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (yang

mempengaruhi) dan terikat (yang dipengaruhi). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah model pembelajaran Quantum Teaching, sedangkan variabel terikatnya

adalah ranah afektif siswa. Berikut merupakan tabel hubungan antar-variabel

dalam penelitan ini:

Tabel 3.2

Hubungan Antar Variabel

Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat (Y)

Model Quantum

Teaching (X)

ranah afektif siswa aspek penerimaan (Y1) XYI

ranah afektif siswa aspek partisipasi (Y2) XY2

ranah afektif siswa aspek penilaian dan penentuan

sikap (Y3)

XY3

Keterangan :

XY1 : ranah afektif siswa aspek penerimaan dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching.

XY1 : ranah afektif siswa aspek partisipasi dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching.

XY1 : ranah afektif siswa aspek penilaian dan penentuan sikap dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Dalam penelitian, populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan objek yang

akan diteliti dan memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh

peneliti. Menurut Sukardi (2004:53) populasi adalah “semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu

tempat terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.

(19)

33

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian

ini adalah selurih siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran

[image:19.595.162.466.236.368.2]

2015-2016.

Tabel 3.3

Populasi Penelitian

NO KELAS JUMLAH SISWA

1 VII-A 35

2 VII-B 34

3 VII-C 35

4 VII-D 34

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat merepresentasikan

populasi tersebut, sebagaimana yang diungkapkan oleh Usman (2008:182) bahwa

“Sampel (contoh) adalah sebagian anggotPemilihan sampel dilakukan

berdasarkan metod populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu

yang disebut dengan teknik sampling”. Dikarenakan metede yang digunakan adalah pre-eksperimen, dimana peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada

(intact group), dengan demikian sampel diambil dalam bentuk kelas. Pemilihan

sampel dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru mata perlajaran TIK di

sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, maka peneliti

memutuskan untuk memilih kelas VII-B. Hal ini karena kelas tersebut dianggap

sebagai salah satu kelas yang memiliki karakteristik sama dengan kelas lain serta

dalam hal pembelajaran pun termasuk kelas yang biasa saja.

Tabel 3.4

Sampel Penelitian

NO KELAS JUMLAH SISWA

[image:19.595.158.470.672.731.2]
(20)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan sebagai suatu alat pengumpul data dalam penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penilaian dan

pedoman wawancara.

1. Angket

Angket merupakan suatu bentuk instrumen penelitian yang berisi

sekumpulan pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh jawaban dari responden. Penggunaan angket dikarenakan variabel

terikat yang akan diukur adalah kemampuan afektif, sehingga sulit diukur dengan

menggunakan tes. Selain itu, dengan menggunakan angket maka hasil belajar

ranah afektif yang mencakup perhatian, partisipasi dan penilaian dapat dilihat

berdasarkan karakteristik-karakteristik pembentuknya. Angket dalam penelitian

ini dibuat dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono (2008:134)

menyatakan:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.

Angket dengan model skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data

kemampuan afektif yang tidak hanya terbatas pada sikap, akan tetapi juga minat,

konsep diri hingga pembentukkan moral siswa. Angket dibuat dengan

menggunakan model skala Likert dengan skala lima yaitu Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Angket yang dibuat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

kemampuan afektif siswa baik sebelum maupun setelah adanya perlakuan.

2. Pedoman Wawancara

Selain skala penilaian, peneliti juga memerlukan instrumen penelitian

lain untuk memperkuat hasil penelitian. Oleh karena itu, maka wawancara

dijadikan sebagai salah satu teknik pengumpulan data penelitian. Arifin

(2009:157) menyatakan “wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung

(21)

35

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan peserta didik”.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung terhadap

guru mata pelajaran TIK dan beberapa siswa yang termasuk pada sampel

penelitian. Melalui wawancara, peneliti ingin memperkuat hasil pretes dan postes

yang diberikan kepada sampel. Hal tersebut dilakukan dengan harapan peneliti

dapat menyimpulkan hasil penelitian dengan lebih baik. Instrumen penelitian

untuk teknik ini berupa pedoman wawancara.

D.Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Arifin (2012:245) mengemukakan “validitas adalah suatu derajat

ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan

betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur”. Uji validitas perlu dilakukan untuk mengetahui ketepatan instrumen untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur oleh instrumen tersebut dalam suatu penelitian. Terdapat dua

jenis pengujian validitas dalam penelitian ini yaitu validitas empiris dan validitas

isi.

Pengujian validitas empiris dilakukan dengan melakukan perhitungan

dengan menggunakan teknik korelasi dengan bantuan software SPSS versi 16.

Selain valisitas konstruk, penelitian ini juga menggunakan uji validitas isi.

Validitas isi digunakan untuk mengetahui keseuaian isi instrumen penelitian

dengan kurikulum yang telah ditentukan. Selain itu, validitas ini juga dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami oleh peserta didik setelah

adanya perlakuan. Pengujian validitas isi dilakukan dengan mencocokkan

instrumen dengan silabus dan kisi-kisi serta melalui judgment dari guru mata

pelajaran TIK.

Uji coba instrument dilakukan pada siswa kelas VII D SMP Kartika

XIX-2 dengan menggunakan angket yang terdiri atas 33 soal dengan lima pilihan

jawaban. Terdapat 34 responden dalam uji coba ini dengan signifikansi 5%

sehingga untuk df=n-2 diperoleh df=34-2=32. Dengan demikian, diperoleh rtabel

sebesar 0,349. Uji validitas dileakukan dengan menggunakan rumus Product

(22)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga diperoleh soal yang valid seanyak 26 soal, yaitu no 1, 4, 5, 6, 7, 9, 10,

11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 32, dan 33.

Tabel 3.5

Data Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Soal r hitung r tabel keterangan

1 0.562 0.349 valid

2 0.344 0.349 tidak valid

3 0.244 0.349 tidak valid

4 0.804 0.349 valid

5 0.553 0.349 valid

6 0.681 0.349 valid

7 0.681 0.349 valid

8 0.320 0.349 tidak valid

9 0.518 0.349 valid

10 0.673 0.349 valid

11 0.641 0.349 valid

12 0.692 0.349 valid

13 0.550 0.349 valid

14 0.311 0.349 tidak valid

15 0.561 0.349 valid

16 0.782 0.349 valid

17 0.630 0.349 valid

18 0.498 0.349 valid

19 0.640 0.349 valid

20 0.641 0.349 valid

21 0.616 0.349 valid

22 0.397 0.349 valid

23 0.281 0.349 tidak valid

24 0.576 0.349 valid

(23)

37

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 0.484 0.349 valid

27 0.344 0.349 valid

28 0.084 0.349 tidak valid

29 0.385 0.349 valid

30 0.566 0.349 valid

31 0.333 0.349 tidak valid

32 0.359 0.349 valid

33 0.380 0.349 valid

2. Uji Reliabilitas

Arifin (2012:248) menjelaskan “suatu instrumen dapat dikatakan reliabel

jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama

pada waktu atau kesempatan yang berbeda”. Suatu alat ukur dapat dikatakan

reliabel apabila alat tersebut bersifat stabil, dapat diandalkan dan dapat

memprediksi aspek-aspek yang akan diukur. Dalam penelitian ini, pengujian

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Croanbach dengan

bantuan software SPSS versi 16.

(Arifin, 2012:249)

Keterangan :

R : jumlah butir soal

∑ : varian butir soal

∑ : varians skor total

Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach’s, jika nilai alpha ≥ rtabel

maka instrument dapat dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil pengujian

reliabilitas maka diperoleh nila alpha sebesar 0,908 dan rtabel sebesar 0,339.

Dengan demikian, item-item yang terdapat dalam angket penelitian ini reliabel

(24)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6

Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach‟s

Alpha r tabel N of Items

0.908 0.339 34

E. Analisis Data

Analisis data diperlukan agar peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

statistik deskriptif. Setelah penelitian dilakukan dan data hasil penelitian berupa

skala penilaian pretes dan postes siswa terkumpul, langkah selanjutnya adalah

melakukan pengolahan data. Hal pertama yang dilakukan adalah mentabulasi data

dari setiap skala penilaian yang digunakan. Hal itu sejalan dengan pernyataan

Sudjana dalam Zainal Arifin (2012:281) „jika sebuah populasi mempunyai rata

-rata µ dan simpangan baku σ yang besarnya terhingga, maka untuk ukuran sampel

n cukup besar, distribusi rata-rata sampel mendekati distribusi normal dengan

rata-rata µΧ= µ dan simpangan baku σΧ = σ√n‟.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model Uji Dua

Pihak (two-tail test) dengan program pengolah data SPSS versi 16. Dalam uji

hipotesis ini, yang dibandingkan adalah gain skor pretes dengan postes kelompok

eksperimen baik dari aspek penerimaan, partisipasi, penilaian juga secara

keseluruhan. Oleh karena itu analisis dilakukan dengan menggunakan rumus

t-test.

(Arifin, 2012:281)

Keterangan :

(25)

39

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= nilai rata-rata kelompok sampel 1

= nilai rata-rata kelompok sampel 2

s = simpangan baku gabungan

= simpangan baku sampel 1 yang dikuadratkan (varians 1)

= simpangan baku sampel 2 yang dikuadratkan (varians 2)

n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

Selanjutnya ialah membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan derajat

kebebasan (dk) = n1+n2-2 dengan kriteria jika – t (1 –1/2α) < t < t (1 –½ α) maka H0 diterima.

F. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga

tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan masalah yang akan diteliti melalui studi pustaka

b. Melakukan studi pendahuluan baik melalui berbagai buku dan internet.

c. Merumuskan masalah penelitian

d. Menyusun proposal penelitian melalui proses bimbingan dengan

Pembimbing Akademik

e. Pembuatan SK Pembimbing dengan No : 597/UN.4.1./PL/2012 Tanggal 9

Oktober 2012 Tentang Pengangkatan Pembimbing Penyusunan

Skripsi/Karya Ilmiah.

f. Penyusunan Bab I-III memalui proses bimbingan dengan Pembimbing I

dan II.

g. Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

h. Mengkonsultasikan dan menjudgment instrumen penelitian kepada

dosen-dosen ahli dan guru mata pelajaran.

i. Meminta izin penelitian secara lisan kepada pihak sekolah yang

(26)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

j. Membuat surat perizinan penelitian ke pihak fakultas dan universitas

dengan No : 597/UN.4.1./PL/2012 Tanggal 9 Oktober 2012 Perihal

Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan sampel penelitian

b. Melakukan uji coba terhadap instrumen yang telah dijudgment.

c. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan

soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.

d. Pemberian skala penilaian awal (pretes) kepada sampel penelitian untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

e. Memberikan perlakuan kepada sampel berupa pembelajaran dengan

menggunakan model Quantum Teaching.

f. Memberikan skala penilaian akhir (postes) kepada sampel penelitian untuk

mengetahui hasil belajar siswa.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Mengolah dan menganalisis data penelitian secara manual dan dengan

menggunakan SPSS versi 16.

b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data yang telah

dilakukan sebelumnya.

4. Tahap Penyusunan Laporan

a. Menyusun laporan tertulis yang disesuaikan dengan kaidah-kaidah

(27)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anang. (2010). One Minute Before Teaching. Bandung : Alfabeta

Arifin, Zainal.(2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1995). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DePorter, Bobbi et al. (2009). Quantum Learning. Bandung : Penerbit Kaifa

_________________,. (2014). Quantum Teaching. Bandung : Penerbit Kaifa

Dimyati dan Mujiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nasution, S. (2009). Kurikulum dan Pengajaran. Jakara: PT Bumi Aksara

Noer, Muhammad. (2009). Software Pembelajaran. Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani.

Rose, Colin. (2007). Super Accelerated Learning. Bandung: Penerbit Jabal

Russel, Lou. (2012). Accelerated Learning Fieldbook. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Supratiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma

(28)

Diah Rahmah, 2015

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cahyadi, Adi.(2010). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran peningkatan

Kemampuan Berpikir (SPPKB) terhadap kemampuan Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi.Tidak

Diterbitkan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mailana, Bisma .(2011).Pengaruh Penerapan Metode Quantum Teaching

terhadap Peningkatan Motivasi belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di Kelas VII SMP Yaqin. Skripsi. Tidak Diterbitkan.Bandung. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Suliastini, Anisa.(2012).Pengaruh Penggunaan PAKEMATIK Terhadap Hasil

Belajar Siswa Domain Psikomotor Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi.

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5
Tabel 3.6 Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pengajaran melalui metode insersi atau lampiran ini dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, tidaklah terlalu memakan banyak waktu, sebab disaat

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai.. Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi

[r]

Dengan adanya sistem informasi geografis berbasis web tersebut akan memberikan alternatif kemudahan kepada masyarakat untuk mencari informasi mengenai lokasi

transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain (nasabah

Maksud dari proyek ini adalah untuk membuat suatu Standart Operational Procedure Perawatan dan Pemeliharaan agar menjadi pedoman perawatan arsip agar dapat digunakan

dilakukan pengaturan beban protokol transport pada data video energi yang. dikonsumsi sebesar