Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 55/S1/KTP/Agustus 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
TEACHING TERHADAP PENINGKATAN RANAH AFEKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(Studi Pre-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Oleh:
DIAH RAHMAH
0805489
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
i Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
TEACHING TERHADAP PENINGKATAN RANAH AFEKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(Studi Pre-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2)
Oleh: Diah Rahmah
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Pendidikan
©Diah Rahmah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
i Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Diah Rahmah, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi Pre-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2.
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam proses pembelajaran, seringkali guru mengenyampingkan aspek-aspek afektif padahal ranah afektif merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Di sisi lain, model pembelajaran Quantum Teaching dirasa sangat sesuai untuk meningkatkan rasa positif siswa terhadap pembelajaran sehingga dapat berbanding lurus dengan ranah afektif siswa. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah afektif siswa. Adapun ranah afektif yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek penerimaan, partisipasi, dan penilaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan instrumen berupa angket dengan model skala Likert. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2, sedangkan sampelnya ditentukan dengan dari kelompok yang sudah ada yaitu siswa kelas VII B SMP Kartika XIX-2. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan besaran thitung yaitu 2,450 sementara nilai ttabel untuk dk=33 adalah 1,697 sehingga dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ranah afektif siswa dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACK
Diah Rahmah, The Effect of Quantum Teaching Model to Increasing Student’s Affective Domain in Information and Communication Subject (Pre-Experiment Study against Grade VII SMP Kartika XIX-2).
Thesis Departement of Curriculum and Educational Technology, Faculty of Education, Indonesia University of Education.
In Fact, teacher often ignored affective aspect of student, even though it can’t be separated from teaching and learning proccess. In the other hand, Quantum Teaching model considered as very appropriated model to increasing the sense of positive of student in learning so it can be proportional to increasing student’s affective. Therefore, the aim of this research is to determine the effect of application of Quantum Teaching model to student’s affective. Spesifically, the affective domain on the research is receiving, participating and valuing aspect. The method used is pre-experiment design when questionnaire is used as the instrument. The population as the unit of analysis is students of grade VII SMP Kartika XIX-2. The research sample design is class VIIB SMP Kartika XIX-2 which is determined by using an intact grouped technique. Hypothesis from this research is accepted with t test=2,450 when t table=1,697 so t test>t table. Based on the above, the conclusion of this research is Quantum Teaching Model gives a significant effect to increasing student’s affective domain in Information and Communication Technology Subject.
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN……….1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA ... 8
A. Hakikat Belajar ... ………8
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran... 8
2. Faktor Belajar ... 9
3. Ciri Belajar dan Pembelajaran ... 11
4. Prinsip-prinsip Belajar ... 12
B. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 16
1. Tahapan Hasil Belajar Ranah Afektif ... 16
2. Karakteristik Afektif ... 17
3. Penilaian Ranah Afektif ... 19
C. Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 19
1. Asas Quantum Teaching ... 20
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Model Quantum Teaching... 21
4. Langkah-langkah Quantum Teaching ... 22
5. Strategi Mengajar Quantum Teaching ... 23
D. Quantum Teaching dan Hasil Belajar Ranah Afektif ... 24
E. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 25
F. Asumsi dan Hipotesis ... 27
1. Asumsi ... 27
2. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 30
1. Pendekatan Penelitian ... 30
2. Metode Penelitian... 30
B. Populasi dan Sampel ... 32
1. Populasi Penelitian ... 32
2. Sampel Penelitian ... 33
C. Instrumen Penelitian ... 34
1. Angket ... 34
2. Pedoman Wawancara ... 34
D. Pengajuan Instrumen Penelitian ... 35
1. Uji Validitas ... 35
2. Uji Reliabilitas ... 37
E. Analisis Data... 38
F. Langkah-langkah Penelitian ... 39
1. Tahap Persiapan ... 39
2. Tahap Pelaksanaan ... 40
3. Tahap Pengolahan Data... 40
4. Tahap Penyusunan Laporan ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Penelitian ... 41
1. Uji Normalitas ... 46
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 50
1. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Ranah Afektif Siswa Aspek Penerimaan ... 50
2. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Ranah Afektif Siswa Aspek Partisipasi ... 52
3. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Ranah Afektif Siswa Aspek Penilaian ... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Simpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari adanya interaksi antara guru
dengan siswa. Guru yang berperan sebagai fasilitator sekaligus salah satu sumber
belajar harus dapat menganalisis dan memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar
terutama pada saat di dalam kelas. Begitupun siswa yang berperan sebagai subjek
pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Terciptanya hubungan yang harmonis antara keduanya
akan membuat proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif.
Disadari ataupun tidak hubungan antara guru dengan siswa serta siswa
dengan siswa merupakan awal suatu proses pembelajaran, sehingga harus dimulai
dan dilaksanakan dengan baik selama kegiatan pembelajaran. Namun sayangnya
saat ini masih banyak guru yang dalam proses pembelajaran hanya berfokus pada
materi dan prestasi siswa tanpa berpikir mengenai hubungan/interaksi yang
menyenangkan antara keduanya. Padahal hal tersebut sangatlah penting untuk
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Hal itu sejalan dengan
pendapat Anang (2010:3) yang mengemukakan bahwa:
Ketika kondisi mood berada pada puncak kenyamanan ditunjang oleh suasana lingkungan yang begitu teduh sementara itu otak berada pada posisi siap untuk menyerap, maka tidak diragukan lagi bahwa proses pembelajaran akan berjalan maksimal dengan hasil yang optimal.
Selain harus terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa, sikap
murid terhadap mata pelajaran pun juga termasuk salah satu faktor yang penting
dalam kegiatan pembelajaran. “Mata pelajaran yang disukai akan lebih lancar
dipelajari daripada pelajaran yang kurang disenangi” (Mustaqim, 2010:65).
Motivasi, hubungan yang terjalin dengan baik, serta sikap siswa saling berkaitan
satu sama lain. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran maka
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap proses pembelajaran yang terjadi selalu mempunyai tujuan yang
disebut dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran
dari tujuan pendidikan seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”, oleh karena itu proses
pembelajaran pun harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang ada. Hanya saja
nampaknya saat ini ada sesuatu yang hilang dalam proses pembelajaran yang
terjadi di lembaga-lembaga pendidikan kita. Melalui proses pembelajaran siswa
seharusnya dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Namun
kenyataannya siswa justru perlahan-lahan kehilangan citra diri positif yang
dimiliki sejak kecil. Hal ini diperkuat oleh Nichol (2002:37) yang menyatakan:
Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan.
Hal ini harusnya menjadi pertanyaan besar bagi dunia pendidikan.
Kemanakah citra diri yang miliki oleh anak-anak itu? Disinilah guru berperan
penting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang memperhatikan aspek
afektif siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung dengan perencanaan yang
memperhatikan semua aspek sehingga tidak menjadi pembelajaran yang
menghilangkan citra diri positif siswa, akan tetapi justru mengembangkannya.
“Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.” (Sanjaya, 2009:1). Hal tersebut masih terjadi
hampir di semua mata pelajaran, termasuk Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Padahal sudah selayaknya proses pembelajaran dilaksanakan secara
terencana dan dilakukan seefektif mungkin agar siswa dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Khususnya dalam mata pelajaran TIK, dimana siswa
disiapkan agar dapat memanfaatkan penggunaan TIK dengan cerdas karena saat
ini penggunaan TIK telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan.
Pesatnya perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi
dewasa ini mulai menggeser pola kehidupan masyarakat dunia, dari yang serba
3
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi hal yang lumrah dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari,
akses internet pun sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat mulai dari
anak-anak hingga usia dewasa. Pergeseran tersebut tentunya harus diimbangi dengan
pemahaman para pengguna teknologi tentang bagaimana menggunakan teknologi
dengan cerdas dan bijak. Pemahaman serta cara penggunaan yang cerdas dan
bijak tersebut harus ditamankan sejak dini yaitu mulai dari bangku sekolah, salah
satunya dengan adanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).
Dalam pelaksanaan pembelajaran TIK, guru sebenarnya memiliki
keunggulan dibanding mata pelajaran yang lain, yaitu dengan adanya media.
Namun belajar TIK bukan sekedar bermain dengan komputer, melainkan
bagaimana cara berinteraksi yang baik serta pemanfaatannya. Belajar TIK berarti
mempelajari berbagai teori tentang TIK itu sendiri dan bagaimana
mempraktikkannya. Hanya saja jika guru tidak pandai dalam memanage
pembelajaran, maka yang terjadi adalah siswa dapat menyepelekan pelajaran
tersebut sehingga terjadi penyalahgunaan perangkat TIK. Oleh karena itu,
disinilah perlunya kepandaian seorang guru dalam mengatur suasana
pembelajaran.
Ketika belajar, siswa menggunakan tiga kemampuan yang saling terkait
yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Namun, saat ini pembelajaran
masih cenderung menekankan pada kemampuan kognitif siswa, padahal ketiga
aspek tersebut saling mempengaruhi, bahkan kemampuan afektif siswa sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan hasil belajar siswa ranah
kognitif dan psikomotornya. Tanpa hadirnya aspek afektif dalam diri siswa, maka
suatu proses pembelajaran tidak akan terjadi. Siswa tidak dapat dikatakan belajar
apabila perilaku atau pengetahuannya tidak mengalami perubahan. Perubahan
tingkah laku dan pengetahuan itu sendiri dapat terjadi apabila siswa memberikan
perhatian terhadap sesuatu yang dipelajarinya tersebut.
Dalam setiap pembelajaran, setiap siswa harus dapat mencerna materi
dengan baik. Hal itu akan dapat terwujud apabila siswa memiliki kemampuan
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar siswa yang kemudian dijabarkan menjadi lima perilaku seperti yang
dijelaskan oleh Krathwohl & Bloom dkk yaitu aspek penerimaan, partisipasi,
penilaian dan penentuan sikap, organisasi, serta pembentukkan pola hidup.
Sayangnya perancangan pencapaian tujuan serta penilaian kemampuan
afektif tidak semudah aspek kognitif dan psikomotor sehingga kemampuan afektif
seringkali terkesan diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Padahal dengan
pembelajaran yang tepat guru dapat membantu siswa agar dapat memaksimalkan
kemampuan afektifnya. Oleh karena itu, guru harus memahami ranah afektif ini,
termasuk perancangan dan penilaian pembelajarannya.
Seperti halnya mata pembelajaran lain, dalam mata pembelajaran TIK pun
penting bagi guru untuk memahami aspek afektif ini. Sebelumnya telah dijelaskan
bahwa mata pelajaran TIK tidak hanya berisi tentang bagaimana mengenal
perangkat teknologi tetapi juga bagaimana menggunakan dan memanfaatkannya
dengan bijak. Jika dalam menyampaikan mata pelajaran ini guru tidak
memperhatikan aspek afektif siswa, maka imbasnya bukan hanya pada pencapaian
hasil belajar siswa saja, tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya penyalahgunaan
teknologi itu sendiri.
Mengingat pentingnya aspek afektif dalam pembelajaran, tak terkecuali
pembelajaran TIK, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat
menyeimbangkan ketiga aspek pembelajaran tersebut, khususnya untuk
meningkatkan kemampuan afektif siswa, salah satunya adalah dengan
menggunakan model Quantum Teaching.
DePorter (2014:2) juga mengemukakan:
Pelaksanaan Quantum Teaching bagaikan sebuah permainan orkestra-simfoni . guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Quantum Teaching
merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Kita mengubah belajar menjadi meriah dengan segala nuansanya dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan, yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas,
5
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Quantum Teaching memadukan semua aspek yang dimiliki oleh manusia
yang diperlukan dalam setiap pembelajaran baik itu pikiran, perasaan, sikap,
pengetahuan maupun bahasa tubuh. Oleh sebab itu model ini dapat diterapkan
dalam semua mata pelajaran, termasuk TIK.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa perlu untuk
mengkaji penerapan Quantum Teaching sebagai salah satu upaya untuk dapat
meningkatkan kemampuan afektif siswa dalam pembelajaran, khususnya
pembelajaran TIK di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
penelitian secara umum adalah “Bagaimanakah pengaruh penggunaan model
pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah afektif siswa pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas VII SMP Kartika XIX-2
Bandung?”. Sedangkan secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan pada ranah afektif siswa aspek penerimaan
antara sebelum dan sesudah menggunakan model Quantum Teaching pada
mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung?
2. Apakah terdapat perbedaan pada ranah afektif siswa aspek partisipasi
antara sebelum dan sesudah menggunakan model Quantum Teaching pada
mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung?
3. Apakah terdapat perbedaan pada ranah afektif siswa aspek penilaian dan
penentuan sikap antara sebelum dan sesudah menggunakan model
Quantum Teaching pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika
XIX-2 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka
penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu untuk mengetahui pengaruh
penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah afektif siswa
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMP Kartika XIX-2 Bandung. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini
adalah:
1. Menganalisis perbedaan ranah afektif siswa aspek penerimaan sebelum
dan setelah pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching pada
mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.
2. Menganalisis perbedaan ranah afektif siswa aspek partisipasi sebelum dan
setelah pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching pada mata
pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung.
3. Menganalisis perbedaan ranah afektif siswa aspek penilaian dan penentuan
sikap sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan model Quantum
Teaching pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMP Kartika XIX-2
Bandung.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan keilmuan Teknologi Pendidikan, khususnya dalam
pengembangan model pembelajaran Quantum Teaching dalam mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
referensi tentang cara mengajar yang lebih baik, efektif dan inovatif,
serta dapat memberikan motivasi agar senantiasa mengajar dengan
hati.
b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik dan
senang untuk belajar TIK, memberikan motivasi dan kepercayaan diri
7
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional
Dalam sebuah penelitian harus ada persamaan persepsi mengenai
konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini guna menghindari kesalahan penafsiran.
1. Model Quantum Teaching
Konsep Quantum Teaching yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model
Quantum Teaching yang diterapkan dalam pembelajaran TIK di kelas VII
SMP Kartika XIX-2 selama masa penelitian.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu
penerimaan, partisipasi dan penilaian. Ranah afektif yang mencaekup ketiga
aspek tersebut direpresentasikan ke dalam skor angket sebagai instrumen
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis perbedaan
kemampuan afektif siswa sebelum dan setelah pengggunaan Model Quantum
Teaching. Data yang akan diperoleh dari hasil penelitian berupa data kuantitatif
(berupa angka-angka) sehingga akan terlihat gain kemampuan afektif siswa
sebelum dan setelah penggunaan model tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain dilihat dari jenis data yang akan
dikumpulkan, pendekatan kuantitatif juga dianggap sesuai dengan tujuan
penelitian. Pendekatan kuantitatif berasal dari filsafat positivisme yang diusung
oleh Auguste Comte, sehingga pendekatan ini juga sering disebut dengan
pendekatan positivistik. Data yang digunakan dalam pendekatan ini berupa data
kuantitatif (angka-angka) yang diolah dengan menggunakan statistik. “pendekatan
ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka.”
(Arifin, 2012:16).
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin dikaji yaitu mengenai
pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap ranah
afektif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas
VII SMP Kartika XIX-2 Bandung. Oleh karena itu, dalam penelitian ini model
Quantum Teaching harus diterapkan pada subjek penelitian terlebih dahulu
sebelum dapat diambil kesimpulan mengenai hasil penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, metode yang dirasa tepat untuk penelitian ini adalah metode
eksperimen. Sayangnya, terdapat banyak kendala untuk menggunakan metode
eksperimen yang sebenarnya. Kendala-kendala tersebut berkenaan dengan
keterbatasan waktu, tenaga, biaya serta kemampuan peneliti sendiri. Oleh karena
31
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melaksanakan penelitian eksperimen dengan skala yang lebih kecil dibanding
eksperimen yang sebenarnya.
Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara intact,
atau dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Untuk sampel
penelitiannya sendiri, tidak terdapat kelas kontrol sehingga mungkin saja terdapat
variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh Sugiyono (2008:109) bahwa "Dikatakan pre-eksperimental
design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh.
Mengapa? Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen”. Karena menggunakan metode pre-eksperimen, maka dalam penelitian ini hanya terdapat satu kelompok yang diberi perlakuan,
dengan desain yang digunakan adalah one-group pre-test post-test desain dimana
kelompok tersebut diberi tiga kali perlakuan.
Tabel 3.1
Desain Penelitian One-Group Pre-test Post-test Design
O1 X1 O2
Keterangan:
O1 : pretes
X1 : perlakuan
O2 : postes
Penelitian ini menggunakan one-group pre-test post-test design sehingga
di dalam penelitian hanya terdapat satu kelas eksperimen tanpa adanya kelas
kontrol. Pemilihan desain tanpa adanya kelas kontrol dianggap cukup untuk
mencapai tujuan penelitian, yaitu mengetahui perbedaan ranah afektif siswa
sebelum dan setelah adanya perlakuan. Walaupun tanpa adanya kelas kontrol,
perubahan kemampuan afektif siswa dapat dianalisis melalui hasil pretes dan
postes yang dilaksanakan. Sebelum diberi perlakuan, kelompok eksperimen
mendapatkan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya
kelompok diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan. Hal tersebut
dilakukan selama tiga pertemuan berturut-turut.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (yang
mempengaruhi) dan terikat (yang dipengaruhi). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Quantum Teaching, sedangkan variabel terikatnya
adalah ranah afektif siswa. Berikut merupakan tabel hubungan antar-variabel
dalam penelitan ini:
Tabel 3.2
Hubungan Antar Variabel
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Model Quantum
Teaching (X)
ranah afektif siswa aspek penerimaan (Y1) XYI
ranah afektif siswa aspek partisipasi (Y2) XY2
ranah afektif siswa aspek penilaian dan penentuan
sikap (Y3)
XY3
Keterangan :
XY1 : ranah afektif siswa aspek penerimaan dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching.
XY1 : ranah afektif siswa aspek partisipasi dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching.
XY1 : ranah afektif siswa aspek penilaian dan penentuan sikap dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Dalam penelitian, populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan objek yang
akan diteliti dan memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Menurut Sukardi (2004:53) populasi adalah “semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu
tempat terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”.
33
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian
ini adalah selurih siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran
[image:19.595.162.466.236.368.2]2015-2016.
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
NO KELAS JUMLAH SISWA
1 VII-A 35
2 VII-B 34
3 VII-C 35
4 VII-D 34
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat merepresentasikan
populasi tersebut, sebagaimana yang diungkapkan oleh Usman (2008:182) bahwa
“Sampel (contoh) adalah sebagian anggotPemilihan sampel dilakukan
berdasarkan metod populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu
yang disebut dengan teknik sampling”. Dikarenakan metede yang digunakan adalah pre-eksperimen, dimana peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada
(intact group), dengan demikian sampel diambil dalam bentuk kelas. Pemilihan
sampel dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru mata perlajaran TIK di
sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, maka peneliti
memutuskan untuk memilih kelas VII-B. Hal ini karena kelas tersebut dianggap
sebagai salah satu kelas yang memiliki karakteristik sama dengan kelas lain serta
dalam hal pembelajaran pun termasuk kelas yang biasa saja.
Tabel 3.4
Sampel Penelitian
NO KELAS JUMLAH SISWA
[image:19.595.158.470.672.731.2]Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Instrumen Penelitian
Instrumen diperlukan sebagai suatu alat pengumpul data dalam penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penilaian dan
pedoman wawancara.
1. Angket
Angket merupakan suatu bentuk instrumen penelitian yang berisi
sekumpulan pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh jawaban dari responden. Penggunaan angket dikarenakan variabel
terikat yang akan diukur adalah kemampuan afektif, sehingga sulit diukur dengan
menggunakan tes. Selain itu, dengan menggunakan angket maka hasil belajar
ranah afektif yang mencakup perhatian, partisipasi dan penilaian dapat dilihat
berdasarkan karakteristik-karakteristik pembentuknya. Angket dalam penelitian
ini dibuat dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono (2008:134)
menyatakan:
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.
Angket dengan model skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data
kemampuan afektif yang tidak hanya terbatas pada sikap, akan tetapi juga minat,
konsep diri hingga pembentukkan moral siswa. Angket dibuat dengan
menggunakan model skala Likert dengan skala lima yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Angket yang dibuat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan afektif siswa baik sebelum maupun setelah adanya perlakuan.
2. Pedoman Wawancara
Selain skala penilaian, peneliti juga memerlukan instrumen penelitian
lain untuk memperkuat hasil penelitian. Oleh karena itu, maka wawancara
dijadikan sebagai salah satu teknik pengumpulan data penelitian. Arifin
(2009:157) menyatakan “wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung
35
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan peserta didik”.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung terhadap
guru mata pelajaran TIK dan beberapa siswa yang termasuk pada sampel
penelitian. Melalui wawancara, peneliti ingin memperkuat hasil pretes dan postes
yang diberikan kepada sampel. Hal tersebut dilakukan dengan harapan peneliti
dapat menyimpulkan hasil penelitian dengan lebih baik. Instrumen penelitian
untuk teknik ini berupa pedoman wawancara.
D.Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Arifin (2012:245) mengemukakan “validitas adalah suatu derajat
ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan
betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur”. Uji validitas perlu dilakukan untuk mengetahui ketepatan instrumen untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur oleh instrumen tersebut dalam suatu penelitian. Terdapat dua
jenis pengujian validitas dalam penelitian ini yaitu validitas empiris dan validitas
isi.
Pengujian validitas empiris dilakukan dengan melakukan perhitungan
dengan menggunakan teknik korelasi dengan bantuan software SPSS versi 16.
Selain valisitas konstruk, penelitian ini juga menggunakan uji validitas isi.
Validitas isi digunakan untuk mengetahui keseuaian isi instrumen penelitian
dengan kurikulum yang telah ditentukan. Selain itu, validitas ini juga dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami oleh peserta didik setelah
adanya perlakuan. Pengujian validitas isi dilakukan dengan mencocokkan
instrumen dengan silabus dan kisi-kisi serta melalui judgment dari guru mata
pelajaran TIK.
Uji coba instrument dilakukan pada siswa kelas VII D SMP Kartika
XIX-2 dengan menggunakan angket yang terdiri atas 33 soal dengan lima pilihan
jawaban. Terdapat 34 responden dalam uji coba ini dengan signifikansi 5%
sehingga untuk df=n-2 diperoleh df=34-2=32. Dengan demikian, diperoleh rtabel
sebesar 0,349. Uji validitas dileakukan dengan menggunakan rumus Product
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga diperoleh soal yang valid seanyak 26 soal, yaitu no 1, 4, 5, 6, 7, 9, 10,
11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 32, dan 33.
Tabel 3.5
Data Hasil Uji Validitas Instrumen
No. Soal r hitung r tabel keterangan
1 0.562 0.349 valid
2 0.344 0.349 tidak valid
3 0.244 0.349 tidak valid
4 0.804 0.349 valid
5 0.553 0.349 valid
6 0.681 0.349 valid
7 0.681 0.349 valid
8 0.320 0.349 tidak valid
9 0.518 0.349 valid
10 0.673 0.349 valid
11 0.641 0.349 valid
12 0.692 0.349 valid
13 0.550 0.349 valid
14 0.311 0.349 tidak valid
15 0.561 0.349 valid
16 0.782 0.349 valid
17 0.630 0.349 valid
18 0.498 0.349 valid
19 0.640 0.349 valid
20 0.641 0.349 valid
21 0.616 0.349 valid
22 0.397 0.349 valid
23 0.281 0.349 tidak valid
24 0.576 0.349 valid
37
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26 0.484 0.349 valid
27 0.344 0.349 valid
28 0.084 0.349 tidak valid
29 0.385 0.349 valid
30 0.566 0.349 valid
31 0.333 0.349 tidak valid
32 0.359 0.349 valid
33 0.380 0.349 valid
2. Uji Reliabilitas
Arifin (2012:248) menjelaskan “suatu instrumen dapat dikatakan reliabel
jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama
pada waktu atau kesempatan yang berbeda”. Suatu alat ukur dapat dikatakan
reliabel apabila alat tersebut bersifat stabil, dapat diandalkan dan dapat
memprediksi aspek-aspek yang akan diukur. Dalam penelitian ini, pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Croanbach dengan
bantuan software SPSS versi 16.
∑
(Arifin, 2012:249)
Keterangan :
R : jumlah butir soal
∑ : varian butir soal
∑ : varians skor total
Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach’s, jika nilai alpha ≥ rtabel
maka instrument dapat dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil pengujian
reliabilitas maka diperoleh nila alpha sebesar 0,908 dan rtabel sebesar 0,339.
Dengan demikian, item-item yang terdapat dalam angket penelitian ini reliabel
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6
Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach‟s
Alpha r tabel N of Items
0.908 0.339 34
E. Analisis Data
Analisis data diperlukan agar peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
statistik deskriptif. Setelah penelitian dilakukan dan data hasil penelitian berupa
skala penilaian pretes dan postes siswa terkumpul, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data. Hal pertama yang dilakukan adalah mentabulasi data
dari setiap skala penilaian yang digunakan. Hal itu sejalan dengan pernyataan
Sudjana dalam Zainal Arifin (2012:281) „jika sebuah populasi mempunyai rata
-rata µ dan simpangan baku σ yang besarnya terhingga, maka untuk ukuran sampel
n cukup besar, distribusi rata-rata sampel mendekati distribusi normal dengan
rata-rata µΧ= µ dan simpangan baku σΧ = σ√n‟.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model Uji Dua
Pihak (two-tail test) dengan program pengolah data SPSS versi 16. Dalam uji
hipotesis ini, yang dibandingkan adalah gain skor pretes dengan postes kelompok
eksperimen baik dari aspek penerimaan, partisipasi, penilaian juga secara
keseluruhan. Oleh karena itu analisis dilakukan dengan menggunakan rumus
t-test.
(Arifin, 2012:281)
Keterangan :
39
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= nilai rata-rata kelompok sampel 1
= nilai rata-rata kelompok sampel 2
s = simpangan baku gabungan
= simpangan baku sampel 1 yang dikuadratkan (varians 1)
= simpangan baku sampel 2 yang dikuadratkan (varians 2)
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
Selanjutnya ialah membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan derajat
kebebasan (dk) = n1+n2-2 dengan kriteria jika – t (1 –1/2α) < t < t (1 –½ α) maka H0 diterima.
F. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan masalah yang akan diteliti melalui studi pustaka
b. Melakukan studi pendahuluan baik melalui berbagai buku dan internet.
c. Merumuskan masalah penelitian
d. Menyusun proposal penelitian melalui proses bimbingan dengan
Pembimbing Akademik
e. Pembuatan SK Pembimbing dengan No : 597/UN.4.1./PL/2012 Tanggal 9
Oktober 2012 Tentang Pengangkatan Pembimbing Penyusunan
Skripsi/Karya Ilmiah.
f. Penyusunan Bab I-III memalui proses bimbingan dengan Pembimbing I
dan II.
g. Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
h. Mengkonsultasikan dan menjudgment instrumen penelitian kepada
dosen-dosen ahli dan guru mata pelajaran.
i. Meminta izin penelitian secara lisan kepada pihak sekolah yang
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j. Membuat surat perizinan penelitian ke pihak fakultas dan universitas
dengan No : 597/UN.4.1./PL/2012 Tanggal 9 Oktober 2012 Perihal
Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan sampel penelitian
b. Melakukan uji coba terhadap instrumen yang telah dijudgment.
c. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan
soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.
d. Pemberian skala penilaian awal (pretes) kepada sampel penelitian untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
e. Memberikan perlakuan kepada sampel berupa pembelajaran dengan
menggunakan model Quantum Teaching.
f. Memberikan skala penilaian akhir (postes) kepada sampel penelitian untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Mengolah dan menganalisis data penelitian secara manual dan dengan
menggunakan SPSS versi 16.
b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya.
4. Tahap Penyusunan Laporan
a. Menyusun laporan tertulis yang disesuaikan dengan kaidah-kaidah
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Anang. (2010). One Minute Before Teaching. Bandung : Alfabeta
Arifin, Zainal.(2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (1995). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi et al. (2009). Quantum Learning. Bandung : Penerbit Kaifa
_________________,. (2014). Quantum Teaching. Bandung : Penerbit Kaifa
Dimyati dan Mujiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nasution, S. (2009). Kurikulum dan Pengajaran. Jakara: PT Bumi Aksara
Noer, Muhammad. (2009). Software Pembelajaran. Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani.
Rose, Colin. (2007). Super Accelerated Learning. Bandung: Penerbit Jabal
Russel, Lou. (2012). Accelerated Learning Fieldbook. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Supratiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma
Diah Rahmah, 2015
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Peningkatan Ranah Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cahyadi, Adi.(2010). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) terhadap kemampuan Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi.Tidak
Diterbitkan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Mailana, Bisma .(2011).Pengaruh Penerapan Metode Quantum Teaching
terhadap Peningkatan Motivasi belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di Kelas VII SMP Yaqin. Skripsi. Tidak Diterbitkan.Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Suliastini, Anisa.(2012).Pengaruh Penggunaan PAKEMATIK Terhadap Hasil
Belajar Siswa Domain Psikomotor Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi.