• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI 100 MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X IPB SMA NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR TAHUN AJARAN 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI 100 MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X IPB SMA NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR TAHUN AJARAN 2013-2014."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI 100 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR

TAHUN AJARAN 2013-2014

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat – Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

HARRY FAREIRA NIM. 609112030

FAKULTAS IMLU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DARTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan ... 5

F. Manfaat ... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Hakekat Pendidikan Jasmani... 7

2. Hakekat Belajar ... 8

3. Hakekat Lari 100 Meter... 10

4. Hakekat Bermain ... 17

B. Kerangka Berfikir ... 23

(4)

iii

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian... 25

B. Lokasi dan Waktu Penenelitian ... 25

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

D. Desain Penelitian ... 26

E. Instrument Penelitian ... 30

F. Teknik Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi Data Penelitian... 34

B. Hasil Penelitian ... 36

1. Siklus I... 36

2. Siklus II ... 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 42

BAB V PENUTUP... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Ketuntasan Belajar... 32

2. Deskripsi Data Penelitian... 34

3. Hasil Belajar Siklus I ... 37

4. Peta Kualitas Hasil Belajar Siklus I ... 38

5. Hasil Belajar Siklus II ... 40

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Urutan gerak lari sprint ... 10

2. Teknik start jongkok ... 12

3. Sikap start aba-aba “bersedia” ... 12

4. Sikap start aba-aba “siap” ... 13

5. Sikap start aba-aba “ya”... 14

6. Sikap lari setelah keluar dari start ... 15

7. Sikap badan setelah 30 meter... 16

8. Teknik Melewati Garis Finish... 16

9. Permainan lari sprint ... 20

10. Permainan lari estafet... 21

11. Permainan lari gawang... 22

12. Siklus PTK ... 26

13. Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Siklus I ... 36

14. Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Siklus II... 37

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

 RPP Siklus I ... 46

 RPP Siklus II... 49

 Dokumentasi Penelitian ... 52

 Perhitungan Hasil Belajar Siswa... 57

 Kondisi Awal Hasil Belajar ... 58

 PKK Pre Test ... 59

 Hasil Belajar Siklus I ... 60

 Rekapitulasi Nilai Siklus I ... 61

 PKK Siklus I ... 62

 Hasil Belajar Siklus II ... 62

 Rekapitulasi Nilai Siklus II ... 63

 PKK Siklus II ... 64

 Lembar Observasi Siklus I... 65

 Lembar Observasi Siklus II ... 69

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan

berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan

moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.Pendidikan jasmani dapat

menjadi media atau alat untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan

fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental,

emosional, dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan.

Akan tetapi pada pelakasanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani

ada masalah umum yang menjadi hambatan tercapai tujuan pendidikan jasmani,

antara lain ialah menarik perhatian atau minat siswa terhadap pelajaran

pendidikkan jasmani tersebut, siswa selalu bermalasan atau tidak tertarik untuk

bergerak atau beraktivitas fisik, minimnya media yang digunakan dalam

pembelajaran. Sebagai seorang guru, khususnya guru pendidikan jasmani

diharapkan mampu mengelola kelas, guna mengatasi-mengatasi masalah-masalah

yang terjadi.

Secara umum kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani melibatkan

aktivitas fisik, demikian pula dengan hasil belajar lari 100 meter. Salah satu faktor

(9)

2

diajarkan dipengaruhi oleh metode atau gaya mengajar. Metode mengajar yang

sesuai dengan materi dalam pelakasanaan pembelajaran akan membantu anak

untuk menguasai materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun tepatnya

di kelas X. Hasil dari pengamatan yang dilakukan penulis, ditemukannya sebagian

besar siswa tidak tertarik serta tidak aktif dalam proses pembelajaran yang

berdampak kepada hasil belajar siswakurang memuaskan, masih banyak siswa

yang tidak mencapai KKM yang ditetapkan, terutama dalam materi atletik nomor

lari 100 meter.

Itu semua terjadi dikarenakan dalam proses pembelajaran tidak terlaksana

dengan baik. Gaya mengajar yang digunakan guru pendidikan jasmani khususnya

dalam materi lari 100 meter ialah gaya komando. Pengamatan penulis, gaya

komando yang digunakan guru pendidikan jasmani adanya kesalahan dalam

pengaplikasian gaya mengajar tersebut ditambah lagi kurang sesuai dalam materi

lari 100 meter, menyebabkan siswa kurang tertarik dan berbagai alasan siswa

untuk menghindari pembelajaran tersebut.

Menyadari hal tersebut, perlu dilakukannya perubahangaya mengajar

dalam proses pembelajaran untuk memungkinkan siswa untuk mempelajari penjas

khususnya materi lari 100 meter menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Salah

satunya ialah dengan pendekatan bermain.Pendekatan bermain yang diterapkan

(10)

3

belajarnya secara optimal. Pelajaran atletik memang pelajaran yang kurang

diminati secara umum, termasuk siswa, siswa lebih berminat kepada materi yang

berunsur permainan, dengan demikian. Penulis akan menerapkan pendekatan

bermain dalam materi atletik nomor 100 meter, yang didalamnya akan ada

aktivitas bermain yang menyenangkan.

Salah satu kendala besar dalam proses belajar mengajar ialah

menghilangkan kebosanan para siswa dalam mengikuti pelajaran, dan ini juga

menjadi salah pekerjaan rumah yang sangat penting bagi seorang guru pendidikan

jasmani. guru pendidikan jasmani harus berinovasi dan berkreasi menciptakan

variasi dalam setiap proses pembelajaran guna menarik serta mengaktifkan minat

siswa dalam proses belajar pendidikan jasmani, karena apabila siswa tidak aktif

dalam proses pembelajaran maka, besar kemungkinan apa yang dicita-cita kan

dalam proses pendidikan jasmani tidak tercapai.

Sudah banyak mungkin cara-cara yang dilakukan para guru pendidikan

jasmani dalam memecahkan masalah tersebut seperti mengubah gaya mengajar,

memberikan motivasi atau bahkan sampai memberikan satu ancaman kepada

siswa. Banyak metode atau gaya mengajar yang dapat digunakan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani. Metode yang digunakan sebaiknya metode

pendekatan atau disesuaikan dengan materi pembelajaran yang disampaikan.

Pendekatan bermain merupakan salah satu usaha yang digunakan para

guru untuk mencerminkan Developmentally Appronate Prancis (DAP) artinya

(11)

4

menganalisa pengembangan materi pelajaran dengan cara mengaplikasikannya

dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial bertujuan untuk memberikan

kemudahan kepada siswa dalam proses belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lari 100 Meter Pada Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Melalui Pendekatan Bermain Tahun Ajaran

2012-2013”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang kemukakan, maka ditemukan beberapa

masalah dari pelajaran pendidikan jasmani dengan materi atletik lari 100 meter di

SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar tepatnya dikelas X IPB, diantaranya:

1. Siswa kurang tertarik dengan materi lari 100 meter

2. Siswa kurang mampu berlari dengan baik

3. Hasil 100 meter siswa kelas kurang baik,

4. Ada yang salah dalam penggunaan gaya megajar dalam proses

pembelajaran

5. Guru kurang memberikan motivasi atau dorongan kepada para

siswa

6. Tidak ada media pembelajaran yang dapat membantu siswa

(12)

5

7. Tidak ada variasi atau bentuk-bentuk permaianan dalam proses

pembelajaran

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti

membatasi masalah yang akan diteliti. Oleh karenanya peneliti membatasi

masalah menjadi upaya peningkatan hasil belajar lari 100 meter pada siswa kelas

X SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar melalui pendekatan bermain, lari estafet,

memindahkan kotak, dan lari sprint menerobos ban.

D. Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini rumusan masalah yang dapat diambil menjadi pokok

permasalahan ialah Apakah melalui pendekatan bermain dengan menggunakan

media ban, kotak, dan permainan lari sprint menerobos ban dapat meningkatkan

hasil belajar lari 100 meter siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk

mengetahui hasil belajar lari 100 meter siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Batu

(13)

6 F. Manfaat Penelitiaan

1. Bagi Guru

Guru terdorong untuk menemukan pendekatan atau metode yang tepat

dalam meningkatakan hasil belajar siswa. Berkreasi atau inovatif

menemukan permainan-permainan yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Mengembangkan kemampuan fisik dalam kegiatan belajar yang

melalui pendekatan bermain. Selain mengembangkan fisik diharapkan

mampu mengembangkan sifat-sifat sperti sportifitas, tanggung jawab,

kerja sama.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di SMA

(14)

1

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

“Melalui Penerapan Pendekatan Bermain Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Lari

100 Meter Siswa Kelas X IPB SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar Tahun Ajaran

2013-2014”.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan dalam proses

pembelajaran jasamani ialah sebagai berikut :

1. Kepada guru pendidikan jasmani, penerapan pendekatan bermain dapat

dijadikan alternative dalam meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya dalam lari 100 meter

2. Dalam proses belajar mengajar diharapkan kepada guru pendidikan

jasmani agar melakukan variasi-variasi atau suatu bentuk permainan

(games) dalam bentuk pelajaran guna menarik perhatian siswa dalam

beajar.

3. Pergunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa

(15)

2

DAFTAR PUSTAKA

Sukintaka. 1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes.Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Aip Syarifuddin. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Depdikbud, Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sujiono dan Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. PT Indeks. Jakarta

Winendra Adi, dkk. 2008.Seni Olahraga Atletik. Insan Mandiri. Yogyakarta

http://www.untukmusahabatku.co.cc/defenisi-belajar.hmtl

D.Z. Sidiq. 2011. Mengajar dan Melatih Atletik. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Guthrie M. 2008.Sukses Melatih Atletik. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta

Kusumah W. dan Dwitagama D. 2010.Penelitian Tindakan Kelas.PT Indeks. Jakarta

Matakupan, I. 1993.Teori Bermain.Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Kependudukan. Jakarta. Depdikbud

Riskomar D. 2004.Outdoor & Fun Games Activities. MU: 3 Books Division. Jakarta

Sri Wahyuni, dkk. 2009. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Tiga Serangkai. Solo

Tambunan DJ, dkk. 2010.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Brotosuryo. 1993. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

(16)

1

DAFTAR PUSTAKA

Sukintaka. 1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes.Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Aip Syarifuddin. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Depdikbud, Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sujiono dan Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. PT Indeks. Jakarta

Winendra Adi, dkk. 2008.Seni Olahraga Atletik. Insan Mandiri. Yogyakarta

http://www.untukmusahabatku.co.cc/defenisi-belajar.hmtl

D.Z. Sidiq. 2011. Mengajar dan Melatih Atletik. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Guthrie M. 2008.Sukses Melatih Atletik. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta

Kusumah W. dan Dwitagama D. 2010.Penelitian Tindakan Kelas.PT Indeks. Jakarta

Matakupan, I. 1993.Teori Bermain.Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Kependudukan. Jakarta. Depdikbud

Riskomar D. 2004.Outdoor & Fun Games Activities. MU: 3 Books Division. Jakarta

Sri Wahyuni, dkk. 2009. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Tiga Serangkai. Solo

Tambunan DJ, dkk. 2010.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Brotosuryo. 1993. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Gambar

Tabel   Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang digunakan untuk analisis isozim adalah daun saat periode berbunga (PB), bunga jantan, dan bunga betina pada tanaman jarak pagar induk monoecious dan

Penyesuaian sosial yang baik dalam keluarga diantaranya komunikasi masih terjalin baik dengan keluarga, dan penyesuaian yang terganggu dalam keluarga diantaranya kurang adanya

Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif yang diajukan adalah diterima dan menolak Ho, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

[r]

3) Untuk membantu pemerintah daerah dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Berdasarkan tiga hal tersebut, maka Menteri Kelautan dan Perikanan meminta gubernur dan

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik dan bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang digunakan dalam proses rekayasa

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu (1) Tingkat Efektivitas City Walk di Kota Surakarta tahun 2012 mulai dari segmen Purwosari-Brengosan dengan skor 11 (buruk), segmen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman RAPD pada populasi tanaman sirsak di Jawa dengan menggunakan 6 jenis primer (A18, A20, P10, P11, P04 dan P06) menghasilkan 152