• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

IMPLEMENTASI MODEL

LEARNING CYCLE 7E

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

SERTA KAITANNYA DENGAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

OLEH :

WAWAN SUTRISNO

K4308124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

iii

IMPLEMENTASI MODEL

LEARNING CYCLE 7E

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

SERTA KAITANNYA DENGAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI

OLEH :

WAWAN SUTRISNO

K4308124

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)

commit to user

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Wawan Sutrisno. IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiatas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (2) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (3) Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment research) menggunakan Posttest Only Control Design. Model pembelajaran sebagai variabel bebas. Motivasi belajar siswa dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data hasil belajar biologi menggunakan angket, teknik tes dan lembar observasi. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji kruskal wallis.

Hasil uji hipotesis: 1) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E

terhadap motivasi belajar siswa diperoleh nilai sig. sebesar 0,042. 2) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,754 (kognitif), 0,014 (afektif) dan 0,000 (psikomotor). 3) pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig.

sebesar 0,202 (kognitif), 0,000 (afektif) dan 0,045 (psikomotor). Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa 1) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 2) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 3) Ada pengaruh secara signifikan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono.

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Wawan Sutrisno. THE IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 7E MODEL ON THE STUDENT LEARNING MOTIVATION AND THE RELATION OF IT TO BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July. 2012.

The aims of this research are to find out: (1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri (Public Senior High School) 1 Banyudono; (2) the effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono; and (3) the effect of student learning motivation on biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono.

This study was a quasi-experiment research and used was Posttest Only Control Design. Learning model as independent variable. Student learning motivation and biology learning achievement as dependent variable. The population of this research was all students in class XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in the school year of 2011/2012. The sampling technique used was cluster random sampling. Techniques of collecting data used for biology learning achievement were questionnaire, test and observation sheet. The student learning motivation was measured using questionnaire. Technique of analyzing data used was Kruskal Wallis test.

The result of hypothesis test: 1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation have sig. value 0,042. 2) the effect of Learning Cycle 7E model on the biology learning achievement have sig. value 0,754 (cognitive), 0,014 (affective) and 0,000 (psychomotor). 3) the effect of student learning motivation on the biology learning achievement have sig.

value 0,202 (cognitive), 0,000 (affective) and 0,045 (psychomotor). The result of hypothesis test can be concluded that 1) there was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono. 2) There was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain. 3) There was a significant effect of student learning motivation on the biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain.

(8)

commit to user

viii MOT T O

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk

mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

(Mario Teguh)

Janganlah kamu berikap lemah, dan janganlah (pula) kamu

bersedih hati padahal kamulah orang yang paling tinggi

(derajatnya), jika kamu orang-orang beriman

(Surah Al-Imran Ayat 139)

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya

(Surah Al-Baqarah Ayat 286)

Yakinlah, bahwa kehidupan yang anda kejar, cukup berharga

untuk diperjuangkan sampai mati

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dalam naungan Ridho ALLAH SW T, kuper sembahkan kar ya ini unt uk:

“Bapak dan I bu”

Y a n g sen a n t i a sa m em ber i k a n d oa , d u k u n ga n , Ci n t a , K a si h

Sa y a n g d a n p en gor ba n a n y a n g t i a d a h en t i ...

“Pak Puguh dan Bu Tut ik”

t er i m a k a si h a t a s bi m bi n ga n , k esa ba r a n d a n w a k t u y a n g

t el a h d i ber i k a n ...

“Bapak dan ibu dosen pendidikan biologi UNS”

t er i m a k a si h a t a s i l m u n y a sem oga ber m a n f a a t ...

“I rma Y W ardhani, Teman – t eman biologi 2008 sert a sahabat - sahabat ku”

T er i m a k a si h a t a s d oa , d u k u n ga n , n a seh a t d a n k eber sa m a a n

y a n g t i d a k a k a n p er n a h t er l u p a k a n ...

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL

BELAJAR BIOLOGI” dapat diselesaikanuntuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Hj. Sri Dwiastuti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Puguh Karyanto, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan saran.

6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banyudono yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Dra. Sri Haryanti selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.

(11)

commit to user

xi

9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moral maupun spriritual.

10.Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Juli 2012

(12)

commit to user

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. ... Latar Belakang Masalah ... 1

B. ... Peru musan Masalah ... 3

C. ... Tujua n Penelitian ... 4

D. ... Manf aat Penelitian ... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ... 5

A. ... Tinja uan Pustaka ... 5

(13)

commit to user

xiii

2. ... F aktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 6 3. ... M

otivasi Belajar ... 6 4. ... H

asil Belajar... 9 5. ... L

earning Cycle 7E ... 12 B. ... Hasil

Penelitian Yang Relevan ... 20 C. ... Kerangka Berpikir ...

... 21

D. ... Hipot esis ... 24 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25 A. ... Temp

at dan Waktu Penelitian ... 25 1. ... Temp

at Penelitian ... 25 2. ... Wakt

u Penelitian ... 25 B. ... Popul

asi dan Sampel ... 26 1. ... Popul

asi Penelitian ... 26 2. ... Samp

el Penelitian ... 26 3. ... Teknik Pengambilan Sampel ... 27 C. ... Tekni

(14)

commit to user

xiv

1. ... Varia

bel Penelitian ... 26

2. ... Metode Pengumpuan Data ... ... 27

3. ... Tekni k Penyusunan Instrumen ... 28

4. ...Analisis Instrumen ... ...30

D. ... Ranc angan Penelitian ... 35

E. ... Teknik Analisis Data ... ... 38

1. ... Uji Keseimbangan ... 38

2. ... Uji Hipotesis ... 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. ... Desk ripsi data ... 41

1. ... D eskripsi Data Ketelaksanan Sintaks Pembelajaran ... 41

a. ... Observasi Aktivitas Guru... ... 41

b. ... Observasi Aktivitas Siswa... ... 42

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi ... 43

3. Deskripsi Motivasi Belajar Biologi ... 45

B. Pengujian Hipotesis ... 47

1. Hipotesis Pertama ... 47

2. Hipotesis Kedua... 48

(15)

commit to user

xv

C. Pembahasan Hasil Analisis ... 50

BAB V.SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 58 A. ... Simp ulan ... 58 B. ... Impli

kasi ... 58 C. ... Saran

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru ... 10

Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7E ... 15

Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas ... 31

Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 33

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif ... 34

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif ... 35

Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Ramdomize Control Only Design ... 36

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov ... 38

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal dengan Mengunakan Uji Levene’s ... 39

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal dengan Menggunakan T-test... 40

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 41

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 42

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif ... 43

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif... 44

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor ... 44

Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen. ... 45

Tabel 4.7 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 46

Tabel 4.8 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 46

(17)

commit to user

xvii

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran ... 48 Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Hasil Belajar Biologi

Berdasarkan Model Pembelajaran ... 48 Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan perubahan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Menjadi 7E ... 13

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 23

Gambar 3.1 Waktu Penelitian ... 26

Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian ... 37

Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 44

Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 45

(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 64

Lampiran 2. Analisis Instrumen ... 143

Lampiran 3. Data Hasil penelitian ... 162

Lampiran 4. Uji Prasyarat ... 172

Lampiran 5. Uji Hipotesis ... 175

Lampiran 6. Dokumentasi ... 177

Lampiran 7. Perizinan ... 182

(20)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai pembangunan. Salah satu wahana tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukannya pembaharuan dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan.

Terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di atas terdapat tiga hal utama yang perlu dilakukan dalam pembaharuan pendidikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model pembelajaran. Model pembelajaran yang baik dalam proses belajar mengajar berguna agar siswa belajar secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(21)

commit to user

2

Belajar biologi sebenarnya suatu hal yang menyenangkan. Tetapi hal itu adakalanya akan berbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan dan membosankan. Salah satu yang menyebabkan ketidaksenangan dan kebosanan siswa dalam mempelajari biologi adalah masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran yang menonton, baik dalam mengenal materi yang diajarkan maupun cara-cara pembelajaran serta media pembelajaran yang mendukung terlaksananya prosses pembelajaran. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada menurunnya hasil belajar siswa.

Dari uraian di atas menggambarkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi masih sangat rendah sehingga akan mengakibatkan prestasi belajar menurun. Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu (Sardiman, 2007:77). Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu termotivasi dan ingin terus belajar. Memandang situasi dan kondisi itu, maka seorang guru yang kreatif harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari biologi dengan mengusahakan suatu cara atau metode lain yang dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar biologi.

Sehubungan dengan hal di atas maka alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah dengan mengimplementasikan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa diajak lebih aktif mempresentasikan atau mengkomunikasikan pemahamannya dalam beberapa langkah atau siklus melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Tahapan model Learning Cycle 7E terdiri dari

(22)

commit to user

3

menemukan konsep melalui eksperimen; melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari; memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.; guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya. Learning Cycle 7E

merupakan perwujudan dari filosofi konstruktivisme, dimana pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Learning Cycle 7E pada dasarnya sesuai dengan teori konstruktivis Vigostky yang menyatakan bahwa pengetahuan melekat pada tindakan interaksi lingkungan budaya. Jadi kerja sama yang menjadi dasar dari belajar. Vigostky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual (Mujis dan Reynolds, 2008:27).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Implementasi Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Serta Kaitannya Dengan Hasil Belajar Biologi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Permasalahan umum tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012? 2. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa

kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?

(23)

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Secara khusus tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012

2. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012

3. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012

D. Manfaat Penelitian

1. Model Learning Cycle 7E dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

2. Meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal untuk terjun langsung ke dunia pendidikan sebagai seorang calon pendidik.

(24)

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

Belajar menurut Yamin (2008:120) merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian yang umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Menurut Sardiman (2007:3) belajar yang dilakukan siswa yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan kemampuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Uno (2010:194) belajar merupakan proses perubahan perilaku setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau keterampilan) tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan kemampuan. Perubahan tingkah laku dan kemampuan siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian dan harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Selain itu belajar juga dikatakan sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan ajar.

(25)

commit to user

6

menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan diriya. Hal ini akan memperkuat keinginan seseorang untuk semakin mandiri.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Slameto (2003:54-72) membagi faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik dan kelelahan rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar. Pengelolaan lingkungan yang tepat tentunya memberikan hasil belajar yang maksimal. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa dan teman bergaul. Faktor eksternal khususnya faktor sekolah mengindikasikan bahwa pembelajaran yang kurang mampu mengelola lingkungan kelas untuk menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan akan menyebabkan hasil belajar kurang dapat dicapai secara maksimal.

3. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong

perilaku kearah tujuan. Menurut Brophy (1998:3) Motivation is a theorical

(26)

commit to user

7

behavior, especially goal-directed behavior. Motivasi adalah sebuah teori yang

membangun yang digunakan untuk menjelaskan permulaan, pengarahan,

intensitas dan ketekunan perilaku, khususnya perilaku yang mengarah tujuan.

Selanjutnya, Santrock (2009:199) mengemukakan bahwa motivasi melibatkan

proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan. Dengan

demikian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi,

memiliki arah dan dapat dipertahankan. Pendapat senada juga diungkapkan oleh

Yamin (2008:95) motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan

(needs) atau wujud perilaku tujuan. Needs merupakan kecenderungan dalam diri

seseorang yang bersifat relatif permanen bagi orang-orang yang termotivasi dan ia

merupakan perubahan internal dalam diri akibat stimulus -stimulus yang didapat

dari lingkungannya. Motivasi juga dapat merupakan tujuan dan alat dalam

pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam

mengajar. Sebagai alat motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya

intelegensi hasil belajar yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam

bidang pengetahuan, nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dari pendapat

diatas dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu

Ditinjau dari tipe motivasi, para ahli membagi motivasi menjadi dua jenis

yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi

ekstrinsik bukan merupakan keinginan dalam diri siswa untuk belajar. Tujuan

individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas

belajar itu sendiri atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.

Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan

berdasarakan suatu penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Kebutuhan- kebutuhan yang timbul dari

dalam diri subyek yang belajar ini yang disebut motivasi intrinsik. Akan tetapi

bukan berarti motivasi instrisik dapat berdiri sendiri tanpa sokongan dari luar

(27)

commit to user

8

memeiliki pengetahuan, peran yang seperti ini akan berpengaruh pada diri

seseorang dalam menanamkan kesadaran dalam belajar. Pada intinya motivasi

intrinsik adalah dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dilalui dengan

belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subyek belajar. Antara

motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan

motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik (Wena, 2011:34).

Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2008:23) adalah dorongan internal

dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan,

arahan, pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar.

Memberikan motivasi kepada siswa berarti memberdayakan afeksi mereka agar

dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan

pengganti, dan penguatan diri sendiri. Hal itu mempunyai peranan besar dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar.

Keller (1983) mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu

perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan

atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang

dilakukannya. Secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh

indikator-indikator sebagai berikut. a) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, b)

tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, c) tingkat keyakinan

siswa terhadap kemempuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, d)

tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Jadi, untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dapat diketahui dari

seberapa jauh perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, seberapa jauh siswa

merasakan ada kaitan atau relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhannya,

seberapa jauh siswa merasa yakin terhadap kemampuan dalam mengerjakan

tugas-tugas pembelajaran, serta seberapa jauh siswa merasa puas terhadap

kegiatan belajar yang telah dilakukan. Keempat variabel tersebut merupakan

kondisi-kondisi yang nampak dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran

(28)

commit to user

9

Dalam kegiatannya pembelajaran, motivasi merupakan tanggung jawab seorang guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar pada peserta didik. Apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menujukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan

belajar atau pendidikan yang dilaksanakan. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan (Suprijono, 2011:5). Dalam

sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

a) Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir dan pemecahan masalah. Menurut Taksonomi Bloom yang direvisi pada tahun 2001 dalam Yamin (2008:33) mengungkapkan bahwa tujuan belajar ranah kognitif membedakan antara proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek dan disusun secara berjenjang meliputi mengingat (remember), mengerti (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate) dan mencipta (create). Dimensi pengetahuan adalah fakta, konsep, prosedur dan metakognisi.

(29)

commit to user

10

sebelumnya dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ranah kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat “mengingat” sampai ke tingkat paling tinggi yaitu “ mencipta”. Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan (mengingat), memahami dan menerapkan hanya membutuhkan proses berfikir rendah (lower level of thinking process), sedangkan menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan membutuhkan proses berfikir tingkat tinggi (higher level of thinking process). Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru ditunjukkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru

Tingkatan Lama Baru/dimensi proses kognitif C1 Pengetahuan (Knowlwdge) Ingatan (Remember)

C2 Pemahaman (Understand) Pemahaman (Understand) C3 Penerapan (Apply) Penerapan (Apply)

C4 Analisis (Analyze) Analisis (Analyze) C5 Sintesis (Synthesis) Evaluasi (Evaluate) C6 Evaluasi (Evaluate) Cipta (Create)

b)Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan sikap dan nilai. tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Menurut Sudjana (2008:30) ada beberapa jenis ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yaang kompleks.

(30)

commit to user

11

b. Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimiulus tadi. Dalam evaluasi ini temasuk di dalamnya ketersediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d. Organisasi yakni pengembangan dari pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas yang telah dimilikinya. yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hirarki nilai. Peserta didik telah mimiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya sehingga membentuk karakteristik pola hidup.

c) Ranah psikomotorik

(31)

commit to user

12

1. Gerakan refleks

merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus.

2. Gerakan dasar

Merupakan pola gerakan yang di vaariasi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks daan gerakan yang lebih kompleks.

3. Gerakan tanggap (perceptual)

Merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

4. Kegiatan fisik

Merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan suara.

5. Komunikasi tidak berwacana

Merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai dengan gerakan koreografi.

5. Learning Cycle 7E

Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktif. Pandangan ini berasumsi bahwa mengajar bukan sebagai proses di mana gagasan-gagasan guru (dosen) diteruskan pada para peserta didik, melainkan sebagai proses untuk mengubah dan membangun gagasan-gagasan peserta didik yang sudah ada. Seperti yang diungkapkan oleh Renner et al (1988) dalam Nuhoglu dan Yalcin (2006:28), “The leaning cycle is a well established inductive approach to learning scienc “. Model

Learning Cycle menekankan pada model pembelajaran yang berorientasi kehakikat sains yaitu sebagai produk, proses dan alat untuk mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(32)

commit to user

13

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu Eksplorasi (exploration), Pengenalan konsep (concept introduction), dan Penerapan konsep (concept application). Pada proses selanjutnya, Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yang sering disebut dengan Learning Cycle 5E. Tahapan dari Learning Cycle 5E yaitu

engage, explore, explain, extend dan evaluate (Wena, 2011:171). Pada proses selanjutya Eisenkraft (2003:57) mengembangkan siklus belajar menjadi tujuh tahap. Tujuh tahap dari model Learning Cycle 7E adalah menekankan pada pentingnya memperoleh pemahaman konsep sebelumnya atau transfer konsep. Dalam model ini, guru tidak lagi mengabaikan pengetahuan awal siswa dalam proses pembelajaran. Perubahan model Learning Cycle 5E menjadi 7E

ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Elicit Engage

Engage

Explore Explore

Explain Explain

Elaborate Elaborate

Evaluate Evaluate

Extend

(33)

commit to user

14

Menurut Eisenkraft (2003:58-59) tahapan-tahapan model Learning Cycle 7E dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Elicit

Pada fase ini, guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan pengetahuan awal siswa. Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian dalam kehidupan sehari-hari.

b. Engage

Fase digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa.

c. Explore

Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan dengan pengalamanlangsung yang berhubungan dengan konsep yang akan

dipelajari. Siswa diberi kesempatanuntukbekerjadalamkelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam data, mengisolasi variabel, merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik, menafsirkan hasil, mengembangkan hipotesis serta mengatur temuan mereka. Guru merangkai pertanyaan, memberi masukan, dan menilai pemahaman.

d. Explain

(34)

commit to user

15

memberikan pertanyaan untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah ilmiah untuk menjelaskan hasil eksplorasi.

e. Elaborate

Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol, definisi, konsep, dan keterampilan pada permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari.

f. Evaluate

Fase evaluasi model pembelajaran Learning Cycle 7E terdiri dari evaluasi formatife dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatife tidak boleh dibatasi pada siklus-siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar. Arah pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa dalam setiap tahap dalam model

Learning Cycle 7E dapat dijabarkan dalam Tabel 2.

Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7e

Fase 7e Arah pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa

(35)

commit to user

Engage 1) Demonstrasi/ menyajikan

(36)

commit to user

(37)
(38)
(39)

commit to user

(Lorsbach, 2006: Einskraft, 2009 dalam Hardiansyah, 2010: 20)

Adapun keunggulan dan kelemahan dari model siklus belajar adalah: 1. Keunggulan

a. Dapat menumbuhkan kegairahan belajar peserta didik.

b. Meningkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar, keakraban, saling menghargai, partisipasi, kemampuan berbahasa peserta didik.

c. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan. d. Kegiatan belajar lebih mantap.

e. Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat. 2. Kelemahan

a. Persiapannya memerlukan banyak tenaga, pikiran, alat dan waktu.

b. Memerlukan pendidik yang mampu mengelola kelas dan mengatur kerja kelompok dengan baik.

c. Membutuhkan media, fasilitas dan biaya yang cukup besar.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Learning Cycle 7E

Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukkan keefektifan penerapan pembelajaran Learning Cycle 7E. Hasil penelitian yang telah dilakukan Tika (2008:200) menyimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle 5E

(40)

commit to user

21

model Learning Cycle 7E secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Peningkatan ranah kognitif siswa pada pembelajaran Learning Cycle 7E lebih tinggi dibandingkan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran konvensional. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Liu et al (2009:355) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle dapat efektif meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari serta dapat meningkatkan motivasi belajar.

2. Motivasi Belajar

Penelitian tentang motivasi belajarcukup banyak dilakukan di berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran. Hasil penelitian Supartini (2008:30) di SMK Al-Hidayah 1 Jakarta menyimpulkan bahwa motivasi belajar berperan signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, upaya untuk meningkatkan hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan fokus lebih terhadap motivasi belajarnya. Selain itu juga hasil penelitian dari Tonang (2007:17) di SMP Kristen BPK Penabur Jakarta menunjukkan bahwa motivasi belajar berperan penting dalam proses pembelajaran. Makin besar motivasi yang diberikan, makin tinggi hasil belajar yang diperoleh. Hasil penelitian yang sama juga diungkapkan oleh Hamdu dan Agustina (2011:95) di SD Tarumanegara kota Tasikmalaya menyimpulkan bahwa motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa memiliki pengaruh yang signifikan. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat prestasi belajarnya, sebaliknya semakin rendah pemberian motivasi maka semakin rendah pula tingkat prestasi belajarnyaa.

C. Kerangka Berpikir

(41)

commit to user

22

dicapai, adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi tersebut, adanya bahan pelajaran dan adanya metode sebagai alat untuk menciptakan situasi belajar-mengajar. proses interaksi belajar-mengajar pada prinsipnya sagat bergantung pada guru dan peserta didik. Oleh karena itu, dari guru dalam belajar mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka di samping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian pula dari peserta didik di tuntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.

Faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat (Slameto, 2003:54-72). Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar. Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pembelajaran biologi adalah kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam kegiatan belajar. masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran yang menonton. Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan adanya partisipasi siswa secara menyeluruh. Siswa cenderung pasif dan berperan sebagai objek dalam pembelajaran, hanya mendengarkan dan menulis informasi yang diberikan oleh guru. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada kurang optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa.

Dalam pembelajaran biologi membutuhkan model pembelajaran yang efektif. Misalnya Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E

merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Melalui kegiatan yang ada tiap fase Learning Cycle 7E mewadai siswa untuk secara aktif membangun konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial.

(42)

commit to user

23

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Motivasi belajar

Pengaruh

Motivasi belajar meningkat

Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003:54-72)

Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi, faktor kelelahan

Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat

Faktor psikoalogi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan belajar

Faktor sekolah : Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar

Model pembelajaran

Pelaksanaan pada pembelajaran konvensional

 kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.

 Siswa cenderung pasif dan berperan sebagai objek dalam pembelajaran, hanya mendengarkan dan menulis informasi yang diberikan oleh guru.

 Pembelajaran monoton sehingga menyebabkan turunnya motivasi belajar siswa

Hasil belajar biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang optimal.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

Pengaruh

(43)

commit to user

24

D. HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan pustaka dan dihubungkan dengan permasalahan yang ada, maka peneliti mengajukan hipotesis berikut :

1. Ada pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012

2. Ada pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012

(44)

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Banyudono semester genap

tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara bertahap dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi permohonan pembimbing, survei sekolah

yang bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan

instrumen penelitian, dan perijinan penelitian. Persiapan penelitian

direncanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen penelitian di SMA

Negeri 1 Teras, pelaksanaan penelitian, dan pengambilan data yang

dilaksanakan di SMA Negeri I Banyudono pada bulan Februari 2012 sampai

April 2012

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian, meliputi analisa data dan penyusunan laporan

yang dilaksanakan bulan April 2012 sampai Juni 2012.

Ketiga tahapan diatas mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan

(45)

commit to user

26

Tahap Kegiatan penelitian Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)

08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:80) populasi dalalah wilayah generalisai yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh

siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri I Banyudono tahun pelajaran

2011/2012.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(46)

commit to user

27

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling

dengan asumsi bahwa populasi terdistrubusi dalam kelompok pada katagori

kelas. Pengambilan sampel selanjutnya dilakukan pada katagori kelas secara

acak. Dari seluruh populasi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Banyudono

dilakukan pengambilan secara random dua kelompok untuk dijadikan sampel

yaitu satu sebagai kelompok kontrol dan satu sebagai kelompok eksperimen

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu:

a. Variabel Bebas

Penerapan model pembelajaran yaitu Learning Cycle 7E dan

konvensional.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil

belajar.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

antara lain :

a). Teknik Dokumentasi

Fungsi dari teknik dokumentasi pada penelitian yang akan dilakukan

adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Mid Semester kelas XI semester gasal

tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi yang digunakan untuk uji

keseimbangan.

b). Teknik Angket

Angket digunakan untuk mengambil data motivasi belajar siswa dan

(47)

commit to user

28

menggunakan angket dalam bentuk ceklist yaitu bentuk angket dimana

pengisi angket tinggal memberi tanda cek (√) pada kolom yang telah

disediakan.

c). Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengambil data penguasaan konsep

biologi pada ranah kognitif. Tes berbentuk tes objektif yaitu dalam bentuk

pilihan ganda.

d). Metode observasi

Metode observasi dimanfaatkan untuk mengukur keterlaksanaan sintak model Learning Cycle 7E yang diterapkan pada kelas eksperimen. Lembar observasi dinilai oleh observer yang berjumlah dua orang. Data tersebut digunakan sebagai penguat bahwa di kelas eksperimen benar-benar diterapkan model Learning Cycle 7E. Selain itu untuk pengukuran hasil belajar ranah psikomotor juga menggunakan lembar observasi yang dinilai oleh tiga observer.

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa

Pengukuran motivasi belajar menggunakan angket dalam bentuk

ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam

Arikunto (2009:180) sebagai berikut:

SS : sangat setuju dengan skor 5 S : setuju dengan skor 4

RR : ragu-ragu dengan skor 3 TS : tidak setuju dengan skor 2 STS : sangat tidak setuju dengan skor 1

Uji kesahihan angket motivasi belajar diukur dengan uji validitas dan

(48)

commit to user

29

b. Pengukuran Ranah Kognitif

Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkah- langkah penyusunan sebagai berikut:

1. Pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar 2. Penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif

3. Pembuatan alat ukur sesuai indikator

4. Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan

5. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4 (menganalisis), C5 (menilai), C6 (mencipta)

6. Penyusunan item soal ranah kognitif

7. Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Arikunto (2009:64-82)

8. Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item dan uji daya pembeda item soal.

9. Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, soal digunakan untuk postes.

c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif

Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket dalam bentuk ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam Arikunto (2009:180) sebagai berikut:

SS : sangat setuju dengan skor 5 S : setuju dengan skor 4

RR : ragu-ragu dengan skor 3 TS : tidak setuju dengan skor 2 STS : sangat tidak setuju dengan skor 1

(49)

commit to user

30

b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan lembar observasi. Cara pemberian skor lembar observasi dengan Ya dan Tidak (1 dan 0). Pengukuran ranah psikomotorik dengan lembar observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar.

Hirarki ranah psikomotorik menurut Anita harrow dalam Yulaelawati (2004:63) meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan komunikasi tidak berwacana. Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Arikunto (2009:64-113).

4. Analisis Instrumen

Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan ranah afektif siswa digunakan angket tertutup. Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen yang berupa tes dan angket diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas instrumen. Untuk mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian maka instrumen diuji dengan statistik sebagai berikut:

a. Validitas

(50)

commit to user

rxy : koefisien korelasi antara x dan y, dua variable yang dikorelasikan N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

x : skor untuk butir ke-i

y : skor total (dari subyek uji coba)

Jika harga rxy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item

pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika rxy > r tabel maka item

pertanyaan dinyatakan valid. Dari perhitungan uji validitas try out soal kognitif didapatkan 21 item valid, untuk try out angket afektif didapatkan 29 item valid, sedangkan try out angket motivasi belajar didapatkan 37 item valid. Secara ringkas hasil try out disajikan dalam Tabel 3.1 selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas

Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Valid Invalid

Kognitif 40 21 19

Afektif 35 29 6

Motivasi Belajar 37 37 0

b. Reliabilitas

Reliabel memiliki arti tingkat kepercayaan. Berasal dari dua suku kata

(51)

commit to user

reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ( q = 1 - p )

∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians )

Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket motivasi belajar dan ranah afektif digunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:

(52)

commit to user

33

Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas

Instrumen Penelitian

Jumlah Item Valid

No Item

Indeks

Reliabilitas Keputusan Uji Kognitif 21 1-14 0,723 Reliabilitas tinggi

15-21 0,652 Reliabilitas tinggi Afektif 29 1-29 0,904 Reliabilitas sangat tinggi Motivasi 37 1-37 0,936 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 3.2 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif pertama (No. item 1-14) dan kedua (No. item 15-21) masing-masing diperoleh r11= 0.723 dan r11= 0.652 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif diperoleh r11 = 0.902 hal ini berarti koefisien reliabilitas angket afektif sangat tinggi. Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar siswa diperoleh r11 = 0.937 hal ini berarti koefisien reliabilitas angket motivasi belajar siswa sangat tinggi.

c. Analisis Butir soal

a. Uji Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

P =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,10 – 0,30 : Sukar

0,30 – 0,70 : Sedang 0,70 – 1,00 : Mudah

(53)

commit to user

34

Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara ringkas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya pada Lampiran 2

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif

Instrumen

Penelitian Jumlah Butir Soal Valid

Kriteria

Mudah Sedang Sukar

Kognitif 21 10 9 2

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah sebanyak 10 soal, sedang 9 soal, dan sukar sebanyak 2 soal.

b. Daya Pembeda

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa yang kurang pandai. Arikunto (2009:213-214) mengemukakan bahwa untuk mengetahui daya beda butir soal digunakan rumus indeks diskriminasi sebagai berikut:

D =

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

: Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

(54)

commit to user

35

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009:218) adalah sebagai berikut:

D : 0.00 – 0.20 : Jelek (poor)

D: 0.20 – 0.40 : Cukup (satisfactory) D: 0.40 – 0.70 : Baik (good)

D: 0.70 – 1.00 : Baik sekali (excellent).

D: Negatif : Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dibuang

Butir soal yang baik memiliki indeks diskriminasi 0,4 – 0,7. Hasil analisis uji daya pembeda try out tes kognitif secara ringkas disajikan pada Tabel 3.4 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif

Instrumen Penelitian

Jumlah Butir Soal Valid

Kriteria

Negatif Jelek Cukup Baik Baik Sekali

Kognitif 21 0 6 10 5 0

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari hasil uji daya beda diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 5 soal, cukup sebanyak 10 soal, jelek sebanyak 6 soal. Untuk soal yang mempunyai indeks deskriminasi jelek direvisi secara redaksional.

D. Rancangan Penelitian

(55)

commit to user

36

Tinggi : X >X+ 1SD Keterangan: SD : standar deviasi Sedang: X - 1SD X X + 1SD X : skor siswa

Rendah: X <X- 1SD X : rerata skor seluruh siswa

Hasil perhitungan motivasi belajar siswa sebagai berikut:

a. Mean : 142,313

b. SD : 8,539

c. X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Rendah d. 133,773 < X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Sedang e. X > 133,773 : Motivasi Belajar Siswa Tinggi

Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design. Adapun bentuk rancangannya disajikan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design

Group Treatment Post Test

Eksperimen (R) X T2

Control (R) - T2

Keterangan:

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu dengan penerapan Learning Cycle 7E

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelompok control

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)

(Sugiyono. 2009: 76)

Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa pendekatan pembelajaran

(56)

commit to user

37

Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian

Keterangan :

X = Model pembelajaran.

X0 = Model pembelajaran Konvensional

X1 = Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Ya = Motivasi belajar siswa. Ya1 = Motivasi belajar siswa tinggi.

Ya2 = Motivasi belajar siswa sedang.

Ya3 = Motivasi belajar siswa rendah.

X0Ya1Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor)

pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar tinggi.

X0Ya2Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor)

pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar sedang.

X0Ya3Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor)

pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar rendah.

X1Ya1Yb = Hasil belajar biologi(ranah afektif, kognitif dan psikomotor)

pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar tinggi.

X1Ya2Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor)

pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar sedang.

X1Ya3Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor)

(57)

commit to user

38

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Sebelum uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji kolmogorof-smirnov

dengan SPSS untuk uji normalitas dan uji Levene’s dengan SPSS untuk uji homogenitas.

a. Uji normalitas

perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji kolmogorof-smirnov 1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal) H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal populasi yang terdistribusi normal) 2) Signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai Probabiiltas sigificance lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima. 4) Kesimpulan:

a) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima. b) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0

ditolak.

Hasil perhitungan uji normalitas kemampual awal dengan mengunakan uji kolmogorof-smirnov secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov

Kemampuan Awal Probabilitas sigificance Kriteria Keputusan Kontrol Eksperimen

Tes Kognitif 0,207 0,937 Probabilitas

sig. >0,05

H0 diterima

(58)

commit to user

39

0,05 maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s dari SPSS.

1) Hipotesis

H0: μ1 = μ2 (samua variansi homogen) H1: μ1 ≠ μ2 (tidak semua variansi homogen) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima

4) Kesimpulan:

a) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima. b) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.

Hasil perhitungan uji homogenitas kemampual awal dengan mengunakan uji Levene’s secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Levene’s

Kemampuan Awal

Probabiiltas

sigificance Kriteria Keputusan

Tes Kognitif 0,747 Probabilitas sig. >0,05 H0 diterima

(59)

commit to user

40

c. Uji Keseimbangan

Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan T-test.

1) Hipotesis

H0: μ1 = μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama) H1 : μ1 ≠ μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05

3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai

signifikasi α = 0,05, H0 diterima. 4) Kesimpulan:

a) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima. b) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0 ditolak.

Hasil perhitungan uji keseimbangan kemampuan awal dengan menggunakan T-test secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.8

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Dengan Menggunakan T-test

Kemampuan Awal

Probabilitas

sigificance Kriteria Keputusan

Tes kognitif 0,213 Probabilitas sig. >0,05 H0 diterima

Berdasarkan Tabel 3.8 diketahui nilai signifikasi kemampuan awal siswa lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama.

2. Uji Hipotesis

Gambar

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar
Gambar 2.1 Tahapan perubahan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E
Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru
Gambar 2.1 Tahapan Perubahan Model Learning Cycle 5E Menjadi 7E
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) Besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani padi sawah per hektar per satu kali proses produksi di Desa

Si Djoko Wahyudi, Riswati Kegiatan Harian Kantor Humas Protokol 4 Pembuatan Kliping Berita Internal Humas Muhammad Fahmi, ST.. Si Rusmini, Erwan

ناك نم ةيحان ةيرظّلا ةيمداكآا ّنأ دئاوف نم اذ ثحبلا فوس لّهسي سّرد ا وأ ذيتاسأا ي ّرري ذيماّتلا ىلع ةردق ةءارق صوصّلا ةيبرعلل فوسو نوكي ةناعإ كفّتلا ىلع

Dalam kearifan lokal terdapat unsur-unsur yang cukup berharga untuk mendukung program penyelamatan sumber daya genetik tanaman obat di Indonesiaa. Dasar kemandirian

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal sosial, pendidikan pelatihan, kompetensi dan pengalaman kerja terhadap kinerja

Puji syukur dihaturkan penulis kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan perlindungan – Nya, maka Penilis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul

Simple Random Sampling, dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berjumlah 38 pernyataan stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil penelitian menyatakan bahwa

Selain pengelolaan waktu, langkah-langkah pembentukan mental yang sehat dalam prilaku Islami di lingkungan keluarga dapat dibiasakan, seperti: 1) Aktivitas hubungan suami istri