• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Anggrek Tanah di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Inventarisasi Anggrek Tanah di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali Sumatera Utara"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

± 20 m

± 20 m ± 20 m

± 20 m

± 20 m

1.200 − 1.300 m dpl ± 20 m

1.301 − 1.400 m dpl

1.401 − 1.500 m dpl

1.501 − 1.600 m dpl Lampiran 2. Jalur pengamatan anggrek tanah di lokasi penelitian

Keterangan gambar:

Jarak Pengamatan Jalur Pengamatan

± 20 m

(4)

Lampiran 3. Indeks Nilai Penting anggrek tanah pada ketinggian 1.200 – 1.600 m dpl di lokasi penelitian

Lokasi I. Ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl

No Genus Spesies Σ

Lokasi II. Ketinggian 1.300 – 1.400 m dpl

No Genus Spesies Σ

Lokasi III. Ketinggian 1.400 – 1.500 m dpl

No Genus Spesies Σ

Lokasi IV. Ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl

(5)

Lampiran 4. Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman anggrek tanah pada ketinggian 1.200 – 1.600 m dpl di lokasi penelitian

Lokasi I. Ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl

No Genus Spesies Σ individu pi lnpi pilnpi 19 Spathoglottis Spathoglottis plicata Blume. 29 0.08 -2.55 -0.20 20 Thrixspermum Thrixspermum gombakense J. J. Sm. 6 0.02 -4.12 -0.07

Jumlah 370 -2.75

H' 2.75

H maks 5.91

E 0.47

Lokasi II. Ketinggian 1.300 – 1.400 m dpl

No Genus Spesies Σ individu pi lnpi pilnpi 1 Anoetochilus Anoetochilus reinwardtii Blume 7 0.11 -2.16 -0.25 2 Calanthe Calanthe sp. 1 24 0.39 -0.93 -0.37

Lokasi III. Ketinggian 1.400 – 1.500 m dpl

No Genus Spesies Σ individu pi lnpi pilnpi

Lokasi IV. Ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl

(6)

Lampiran 5. Contoh perhitungan analisis data 1. Kerapatan Anoetochilus reinwardtii Blume.

Kerapatan (K) =Σ individu suatu spesies

2. Kerapatan Relatif Anoetochilus reinwardtii Blume.

Kerapatan Relatif (KR) = K suatu spesies

3. Frekuensi Anoetochilus reinwardtii Blume.

Frekuensi (F) =Σ sub plot ditemukan suatu spesies

Σ seluruh sub plot contoh

=2 5

= 0,4

4. Frekuensi Relatif Anoetochilus reinwardtii Blume.

Frekuensi Relatif (FR) = F suatu spesies

F total seluruh spesies × 100%

5. Indeks Nilai Penting Anoetochilus reinwardtii Blume.

Indeks Nilai Penting (INP)= KR + FR

= 11,48 % + 22,22 %

(7)

6. Indeks Keanekaragaman Lokasi III (1.400 – 1.500 m dpl)

7. Indeks Keseragaman Lokasi III (1.400 – 1.500 m dpl)

E = H

8. Indeks Similaritas Lokasi II dengan Lokasi III

IS = 2C

A+B× 100 %

= 2 × 2

4 + 3× 100 %

(8)
(9)

Lampiran 7. Jumlah individu anggrek tanah di setiap plot pada ketinggian 1.200 – 1.600 m dpl di lokasi penelitian

Lokasi I. Ketinggian 1.200 1.300 m dpl

No Genus Spesies Plot

I II III IV V 1 Appendicula Appendicla alba Bl. 18 30 2 Arundina Arundina graminifolia (D. Don) Hochr 18 8

3 Calanthe Calanthe triplicata (Willem.) Ames. 17

4 Calanthe Calanthe sp. 1 9

5 Calanthe Calanthe sp. 2 7

6 Cymbidium Cymbidium sp. 1 23 27

7 Cymbidium Cymbidium sp. 2 14 15

8 Dendrobium Dendrobium erosum 10

9 Dendrobium Dendrobium sp. 2 11

10 Dilochia Dilochia wallichii Lindl. 15

11 Dilochia Dilochia sp. 1 14

18 Plocoglottis Plocoglottis sp. 1 11 19 Spathoglottis Spathoglottis plicata Blume. 16 13

20 Thrixspermum Thrixspermum gombakense J. J. Sm. 6

Lokasi II. Ketinggian 1.300 1.400 m dpl

No Genus Spesies Plot

VI VII VIII IX X 1 Anoetochilus Anoetochilus reinwardtii Blume. 2 5

2 Calanthe Calanthe sp. 1 5 8 5 8

3 Hylophila Hylophila sp. 13

4 Plocoglottis Plocoglottis sp. 1 9 8

Lokasi III. Ketinggian 1.400 1.500 m dpl

No Genus Spesies Plot

XI XII XIII XIV XV 1 Hylophila Hylophila sp. 22 24 17 7

2 Plocoglottis Plocoglottis sp. 1 10 10 18 11 14 3 Plocoglottis Plocoglottis sp. 2 9 14

Lokasi IV. Ketinggian 1.500 1.600 m dpl

No Genus Spesies Plot

XVI XVII XVIII XIX XX 1 Bromheadia Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq. 42

2 Dendrobium Dendrobium sp. 1 5

3 Dendrochillum Dendrochillum sp. 27

4 Eria Eria taluensis J. J. Sm. 7

5 Eria Eria sp. 1 21 20 25

6 Eria Eria sp. 2 16 11 33

(10)

Lampiran 8. Panduan karakterisasi anggrek (Tom and Sheehan, 1994)

Karakteristik tandan dan titik tumbuh bunga, A. tunggal atau soliter, B. berpaku-paku, C. malai, D. seperti payung, D. tandan

Titik tumbuh bunga, A. tunggal di ketiak daun, B. pangkal batang, C. ujung batang, D. tandan di ketiak daun, E. sisi diantara ketiak daun

A B

C

(11)

Karakteristik sepal dan petal, A. bulat telur, B. bulat telur terbalik, C. lanset, D. lanset dengan ujung membulat, E. lorate, F. falcate, G. bulat, H. berekor mengecil, I. elips, J. bentuk pedang

Beberapa bentuk daun anggrek, A. elliptic (oval), B. lanceolate (lanset),

C. oblanceolate (lanset terbalik), D. linear (bangun garis), E. lorate, F. ligulate (mirip tangkai daun), G. ensiform (bentuk pedang), H. ovate (bulat

telur), I. obovate (bulat telur terbalik), J. cordate (bentuk jantung),

(12)

Beberapa bentuk ujung daun anggrek, A. acuminate (meruncing), B.

acute (runcing), C. obtuse (tumpul), D. retuse (tumpul bertakik sedikit), E. emarginate (terbelah), F. unequally two-lobed (membentuk 2 lekukan tidak

sama besar), G. erose (terkoyak), H. mucronate, I. apiculate (berujung runcing)

Beberapa bentuk batang anggrek, A. globose (bulat), B. ovoid (bulat), C.

ovoid-compresed (bulat telur pipih), D. oblong or ovate-elongate (memanjang atau bulat

telur memanjang), E. jointed (menyatu), F. unguiculate, G. elliptic (oval),

H. elliptic elongate,sulcate (oval memanjang beralur), I. oblong-sulcate (memanjang beralur), J. oblong-cilindrycal (memanjang-silindris), K.

cylindrical (silindris), L. fusiform-tetragonal (segiempat), M. pyriform, N. hourgrass-shaped(seperti bentuk jam pasir), O. obovoid, clavate or club shaped (bulat telur terbalik atau seperti alat pemukul), P. spindle-shape (bentuk

gelondong), Q. swollen base (pangkal batang membesar), R. stemlike or

(13)

Lampiran 9. Deskripsi spesies anggrek tanah 1. Anoetochilus reinwardtii Blume.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek tanah

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, tumbuh berkelompok, perakarannya dangkal dan menjalar di bawah lapisan humus, tidak memiliki umbi atau organ penyimpan air atau makanan. Daun bentuk ovate – lanceolate, berwarna merah gelap, urat daun merah terang atau merah muda, pucuk daun muda menggulung. Perbungaan pendek, hanya mendukung 2 – 4 kuntum. Kelopak panjangnya ± 11 mm, mahkota tersusun di atas kelopak, bibir bunga berwarna putih, menjulur ke depan melampaui kelopak bunganya.

Habitat : Tumbuh di hutan primer atau sekunder di tempat berlindung dan lembab, pada tumpukan serasah daun setebal 2 – 5 cm. Ditemukan di ketinggian 1.300 – 1.400 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Ambon.

Gambar 16. Anoetochilus reinwardtii, A. anggrek di alam, B. bentuk morfologi 2. Appendicula alba Bl.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Herba, tinggi keseluruhan ± 68 cm. Batang bulat, tumbuh rapat pada rhizoma, panjang ± 45 – 50 cm dan diameter ± 0,5 cm. Permukaan kasar dan tertutupi oleh permukaan daun. Daun berbentuk lanceolate, warna hijau muda, panjang 5 – 10 cm dan lebar ± 0,7 – 2 cm, permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing, tidak memiliki tangkai daun dan letaknya berseling. Perbungaan

(14)

terminal pada batang yang muda dan aksilar pada batang yang tua, majemuk, terdiri dari ± 5 – 8 kuntum bunga, panjang tangkai bunga ± 1,5 cm.

Habitat : Tumbuh di ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan yang lembab.

Penyebaran : Semenanjung Malaysia, Philipina, Jawa, Lombok, dan Sumatera Utara.

Gambar 17. Appendicula alba, A. anggrek di alam, B. bunga 3. Arundina graminofolia (D. Don) Hochr.

Sinonim : Bletia graminofolia (D. Don) Hochr., Arundina speciosa

Blume, A. chinensis Blume, A. bambusifolia Lindl., A. densa Lindl., A. Revulota

Hook f.

Nama daerah : Anggrek bambu

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, berumpun, tinggi 1-2 m. Daun ensiform

panjang bentuk memita, berukuran 15 – 30 cm x 0,75 – 2,5 cm, ujung meruncing. Perbungaan terminal, menggerombol di bagian ujung batang, hanya 1 – 2 kuntum yang mekar bersamaan. Bunga berdiameter 4 – 9 cm, warna perhiasan merah muda keputihan; bibir berwarna ungu terang tepi bergelombang. Bunga mekar hanya sehari.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 300 – 2.000 m dpl. Umumnya tumbuh di padang rerumputan yang terbuka dan terkena cahaya matahari langsung. Ditemukan di ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : India, Sri Lanka, Nepal, China Selatan, Taiwan hingga seluruh kawasan Asia Tenggara, kecuali Philipina.

(15)

Gambar 18. Arundina graminofolia, A. bunga, B. spesimen kering 4. Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq.

Sinonim : Bromheadia palustris Lindl., B. sylvestris Ridl., B. venusta T. E. Hunt.

Nama daerah : Anggrek joget

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, tinggi 70 – 200 cm, berumpun. Daun bentuk oblong, ukuran sangat bervariasi rata-rata 12 × 2,5 cm, ujung terbelah dua asimetris. Perbungaan muncul dari ruas batang bagian atas, panjang 15 cm, jarang bercabang, mendukung 1 – 2 kuntum bunga yang mekar bersamaan. Bunga berwarna putih atau putih kekuningan denga variasi peruratan merah pada bibirnya, bunga terbuka lebar, diameter 5 – 6 cm, kelopak bentuk lanset, ujung melancip, berukuran 2,5 – 3, 8 × 0,6 – 0,9 cm, mahkota bentuk bundar telur, ukuran hampir sama tetapi sedikit lebih pendek dan lebar dibanding kelopaknya, bibir terbagi dalam 3 cuping, cuping sisi tegak keatas, ujung bibir menekuk ke bawah, panjang 2 – 3,3 cm, warna bibir putih dengan peruratan merah keunguan pada cuping sisi dan pangkal bibir.

Habitat : Ditemukan di ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Tumbuh di tempat terbuka diantara alang-alang atau semak belukar. Lebih sering dijumpai di tanah-tanah yang miskin hara atau di tepi hutan yang telah dibuka.

Penyebaran : Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Papua hingga Australia.

(16)

Gambar 19. Bromheadia finlaysoniana

5. Calanthe triplicata (Willem.) Ames

Sinonim : Orchis triplicata Willem., Limodorum veratrifolium

Wild., Calanthe veratrifolia (Wild.) R. Br. Nama daerah : Anggrek kalante putih

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, rhizoma di dalam tanah. Umbi semu tersusun rapat berhimpitan, mendukung 4 – 5 helai daun. Daun bentuk ovate – lanceolate, panjang 53 – 70 cm, lebar 7 – 13 cm, kedua ujungnya meruncing, melebar di bagian tengahnya, permukaan tidak rata dan berlipat-lipat. Perbungaan tandan, aksilar, panjang 56 cm hingga 1 m, mendukung 20 – 50 kuntum bunga. Bunga menggerombol di ujung, membentuk kerucut, warna bunga putih dengan sedikit variasi kuning di pangkal bibirnya; bibir memiliki tiga belahan, tetapi cuping tengah terbelah menjadi dua sama panjang sehingga seolah-olah ada 4 belahan yang masing-masing belahan saling memencar jauh; taji (spur) pada pangkal bibirnya yang memanjang ke belakang. Buah bentuk bulat lonjong dengan 3 rusuk yang jelas, warna hijau tua.

Habitat : Ditemukan di ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Tumbuh di habitat yang agak lembab, umumnya di lantai hutan yang banyak serasah.

(17)

Gambar 20. Calanthe triplicata, A. anggrek di alam, B. bunga 6. Calanthe sp. 1

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, monopodial, berumpun, tinggi 1 – 2 m. Daun lanceolate panjang bentuk memita, berukuran 15 – 30 cm x 0,75 – 2,5 cm, ujung meruncing. Bunga berada diujung batang bunganya, berwarna hijau, batang bunga berwarna hitam keunguan, berbentuk bulat, diameter ± 0,5 cm.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.400 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan lembab.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001).

Gambar 21. Calanthe sp. 1 7. Calanthe sp. 2

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, monopodial, berumpun, tinggi ±50 cm. Daun lanceolate melebar bentuk memita, berukuran 15 – 25 cm, ujung

(18)

meruncing, pinggiran daun bergelombang. Daun beralur, berwarna hijau dan mengkilat berwarna putih.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan lembab.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001).

Gambar 22. Calanthe sp. 2 8. Cymbidium sp. 1

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, tinggi 50 – 100 cm. Daun bentuk

lanceolate, ujung meruncing, berukuran 10 – 20 cm, berwarna hijau pekat. Perbungaan terminal, tegak keatas, batang bunga bulat, warna hijau keunguan, panjang mencapai 60 cm, mendukung ± 10 kuntum bunga. Bunga berwarna merah keunguan coklat dengan pinggiran sepal dan petal bergaris kuning.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan lembab.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001).

Gambar 23. Cymbidium sp. 1, A. anggrek di alam, B. bunga

(19)

9. Cymbidium sp. 2

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, berumpun, tinggi ± 40 cm. Daun bentuk

ensiform dan bergaris di bagian tengah, ujung meruncing, ukuran ± 5 × 30 cm, berwarna hijau. Akar serabut.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan lembab.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001).

Gambar 24. Cymbidium sp. 2 10.Dendrobium erosum

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, monopodial, tinggi ± 50 cm. Batang bulat kaku berwarna hijau, bentuk tegak ke atas dan zigzag. Daun bentuk oblong, berukuran ± 3 x 10 cm, ujung meruncing, letak daun selang-seling. Perbungaan terminal, menggerombol di bagian ujung batang, mekar bersamaan, tidak mekar secara keseluruhan. Bunga warna ungu.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan lembab.

(20)

Gambar 25. Dendrobium erosum, A. bentuk morfologi, B. spesimen kering 11.Dendrobium sp. 1

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek dengan batang simpodial, bentuk batang spindle-shape, warna krem pada batang muda dan krem kehitaman pada batang tua, tinggi ± 25 cm. Berakar serabut. Daun warna hijau kekuningan, bentuk oblong dengan ujung emarginate. Perbungaan di ketiak daun, bunga warna jingga, berukuran kecil.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 26. Dendrobium sp. 1, A. anggrek di alam, B. spesimen kering

A B

(21)

12.Dendrobium sp. 2

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, monopodial, tinggi ± 50 cm. Batang bulat kaku berwarna hijau, bentuk tegak ke atas dan agak zigzag. Daun bentuk oblong, berukuran ± 3 x 10 cm, ujung meruncing, letak daun selang-seling.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan lembab.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001).

Gambar 27. Dendrobium sp. 2, A. bentuk morfologi, B. spesimen kering 13.Dendrochillum sp.

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, batang warna merah, bentuk stemlike. Daun warna hijau, jumlah daun 2 pada setiap psedubolb, bentuk daun

oblanceolate dengan ujung meruncing. Perbungaan di ujung batang, bunga bertangkai dan bercabang-cabang.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dengan kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

(22)

Gambar 28. Dendrochillum sp., A. anggrek di alam, B. spesimen kering 14.Dilochia wallichii Lindl.

Sinonim : Dilochia pentandra Rchb.f., Arundina wallichii (Lindl.) Rchb.f., Arundina pentandra (Rchb.f.) Rchb.f..

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, tinggi 1 – 1,5 m, berumpun, diameter batang sekitar 7 mm, batang agak kemerahan, Daun agak kaku dan licin, bentuk

oblong – lanceolate, panjang 7 – 12 cm, lebar 3,5 – 4 cm, ujung meruncing, tersusun alternate, jarak antar daun ± 4 cm. Perbungaan terminal, tegak keatas, panjang mencapai 15 cm, mendukung ± 10 kuntum bunga. Perhiasan bunga warna kuning semburat merah jambu di bagian luar, dan kuning jingga di bagian dalam; kelopak dan mahkota bentuk lanset, panjang 2,5 cm, lebar 6 mm, perhiasan bunga tidak membuka penuh; bibir warna kuning kehijauan, didominasi oleh warna merah terang.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari, diantara semak-semak pada tanah miskin hara.

Penyebaran : Thailand, Malaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua.

A B

(23)

Gambar 29. Dilochia wallichii, A. anggrek di alam, B. bunga, C. spesimen kering 15.Dilochia sp.

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, tinggi 1 – 1,5 m, berumpun, diameter batang sekitar 7 mm, batang agak kemerahan, Daun agak kaku dan licin, bentuk

oblong – lanceolate, panjang 7 – 12 cm, lebar 3,5 – 4 cm, ujung meruncing, tersusun alternate, jarak antar daun ± 4 cm. Perbuahan terminal, tegak keatas, panjang mencapai 15 cm, mendukung ± 10 buah. Buah bulat, warna hijau pekat, bentuk bersegi 3, pada bagian segi berwarna kuning, ujung buah terdapat layer dari sisa bunga sebelumnya.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari, diantara semak-semak pada tanah miskin hara.

Penyebaran : Thailand, Malaysia, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua.

Gambar 30. Dilochia sp., A. bentuk morfologi, B. spesimen kering C

B

(24)

16.Eria discolor Lindl.

Sinonim : Callostylis rigida Blume, Eria rigida (Blume) Rchb.f.,

Tylostylis rigida (Blume) Hook.f., Eria pholidotoides Gagnep. Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tumbuh menjalar. Rhizoma keras dan kaku, memiliki umbi semu, jarak antar umbi 20 – 50 cm. Umbi semu menggembung di bagian tengah dan menyempit di kedua ujungnya, panjang ± 15 cm, setiap umbi memiliki 4 – 6 helai daun. Daun bentuk lanceolate, berukuran ± 10 × 2,5 cm, bagian ujung terbelah dua. Perbungaan muncul di ruas berseberangan dengan daun, memanjang secara bertahap, mencapai ± 8 cm, bunga mekar tidak serempak, hanya 1 – 2 kuntum yang mekar bersamaan, memiliki daun penumpu. Bunga kecil, lebar ± 1,7 cm, perhiasan bunga warna kuning, di bagian luarnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih; bibir tidak bulat penuh tapi agak bersegi lima, tidak bercuping, warna cokelat tua dengan tonjolan kuning di tengahnya.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari.

Penyebaran : Burma, Laos, Thailand, Vietnam, Malaysia, Sumatera, dan Borneo.

Catatan : Spesies ini hampir serupa dengan kerabatnya yaitu Eria pulchella. Perbedaannya terlihat pada umbi semunya yang bulat dan sedikit bersegi, agak kaku dan memiliki jumlah daun lebih banyak.

(25)

Gambar 31. Eria discolor, A. bentuk morfologi, B. spesimen kering, C. bunga 17.Eria robusta

Sinonim :

-Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek monopodial tumbuh menjalar, tinggi ± 25 cm. Daun warna hijau, bentuk daun falcate and keeled, ujung meruncing, bagian bawah dekat akar terdapat kelopak yang membungkus daun. Bunga muncul di tengah batang dan bentuknya berpaku, bunga kecil-kecil berwarna kuning kecoklatan saat masih segar dan kecoklatan saat sudah layu. Perakaran serabut. Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 32. Eria robusta , A. bentuk morfologi, B. spesimen kering C

(26)

18.Eria taluensis J. J. Sm.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, rhizoma menjalar. Umbi semu berderet rapat, jarak antar umbi semu 2 – 5 cm, bentuk bulat telur dan agak menyerong, panjang 0,8 – 1,2 cm, lebar di bagian dasar 7 mm, ujung menyempit, mendukung satu daun,. Daun tegak, bentuk pensil, berdaging, panjang 4,5 – 12 cm, ketebalan 3 – 4 mm; Perbungaan muncul di ujung umbi semu berdekatan dengan daun, mendukung 1 – 3 kuntum, rata-rata hanya 1 kuntum mekar. Bunga berdiameter 1,5 – 1,8 cm, warna kuning – kehijauan, di bagian luar ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna putih; kelopak tengah bulat telur – lonjong, 1 – 1,1 × 0,4 – 0,5 cm, ujung tumpul dan menyempit, kelopak lateral dibagian dasar menyatu membentuk dagu, lebar di bagian dasar, ujung melancip, ± 1,4 × 1 cm; mahkota bentuk lanset, ujung melancip, 0,95 – 1 × 0,34 – 0,4 cm; bibir ujung menekuk ke bawah, ± 1,4 × 0,6 cm.

Habitat : Pertama kali ditemukan di Tanang Talu (Sumatera Utara) pada ketinggian 1.280 m dpl, sehingga diberi nama E. taluensis. Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari.

Penyebaran : Endemik Sumatera

Catatan : Spesies ini memiliki perawakan vegetatif dan bunga yang hampir serupa dengan kerabatnya, E. jacobsonii, dan E. pelipes. Comber (2001) menyatakan bahwa ketiga spesies anggrek tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

(27)

19.Eria sp. 1

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, menjalar. Perakaran serabut. Daun warna hijau kekuningan saat masih muda, warna kuning saat daun tua, bentuk

ensiform, ujung runcing, panjang ± 25 cm, lebar ± 3 cm. Perbungaan terletak di tengah dan terminal di ujung batangnya, warna putih, bentuk kecil-kecil.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena cahaya matahari.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 34. Eria sp. 1, A. anggrek di alam, B. spesimen kering 20.Eria sp. 2

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, tinggi ± 40 cm. Perakaran serabut. Daun warna hijau, bentuk ensiform, ujung runcing, panjang ± 30 cm, lebar ± 5 cm.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan lembab. Sebagian pada lantai hutan berlumut.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

(28)

Gambar 35. Eria sp. 2, A. bentuk morfologi, B. spesimen kering 21.Eria sp. 3

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, tinggi ± 40 cm. Perakaran serabut. Daun warna hijau, bentuk ensiform, ujung runcing, panjang ± 30 cm, lebar ± 5 cm.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan lembab.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 36. A. Spesimen kering Eria sp. 3 22.Hylophila sp.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, tidak memiliki umbi semu dan rimpang. Batang tinggi mencapai ± 50 cm, berwarna hijau agak kecoklatan, memiliki beberapa daun yang bervariasi ukurannya. Daun berbentuk lanceolate agak lebar,

(29)

paling besar berukuran ± 18 × 4,5 cm, ujung melancip. Perbungaan terletak di tengah, terminal di ujung batang, bentuk tandan bunga berpaku-paku, bunga kecil-kecil.

Habitat : Ditemukan pada habitat yang lembab dengan kondisi hutan agak gelap. Umumnya tumbuh pada ketinggian 600 – 1.500 m dpl. Tumbuh pada ketinggian 1.300 – 1.500 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : Tersebar di kawasan Semenanjung Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia anggrek tanah ini di temukan tumbuh di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Gambar 37. Hylophila sp., A. anggrek di alam, B. spesimen kering 23.Liparis sp.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, tidak memiliki umbi semu dan rimpang. Tinggi mencapai ± 30 cm, berwarna hijau. Daun berbentuk lanceolate agak lebar, berukuran ± 20 × 8 cm, beralur, ujung melancip, bagian bawah daun sedikir kasar, bagian atas berbulu halus, pinggiran daun seperti bergerigi. Jumlah daun rata-rata 2 pada satu individu. Perbungaan di tengah, di ujung batang, letaknya berselang-seling, mendukung ± 3 bunga dalam satu tangkai.

Habitat : Ditemukan di habitat yang lembab dengan kondisi hutan agak gelap dan banyak serasah. Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

(30)

Gambar 38. Liparis sp. 24.Phaius sp.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, monopodial. Tinggi mencapai ± 50 – 100 cm. Daun berbentuk lanceolate lebar dan panjang, beralur, warna hijau, berukuran ± 30 × 12 cm, ujung melancip.

Habitat : Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di kondisi lingkungan terbuka dan terkena sinar matahari.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 39. Phaius sp. 25.Plocoglottis sp. 1

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

(31)

beberapa daun yang bervariasi ukurannya. Daun berbentuk lanceolate sedikit lebar, beralur, berukuran ± 20 × 5 cm, ujung melancip, warna hijau.

Habitat : Ditemukan di habitat yang lembab dengan kondisi hutan agak gelap. Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.500 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 40. Plocoglottis sp. 1, A. bentuk morfologi, B. spesimen kering 26.Plocoglottis sp. 2

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah, tidak memiliki umbi semu dan rimpang. Batang tinggi mencapai ± 70 cm, berwarna hijau agak kecoklatan, memiliki beberapa daun yang bervariasi ukurannya. Daun berbentuk lanceolate lebar, beralur, berukuran ± 25 × 15 cm, ujung melancip, warna hijau.

Habitat : Ditemukan di habitat yang lembab dengan kondisi hutan agak gelap. Tumbuh pada ketinggian 1.400 – 1.500 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : Sumatera Utara (Comber, 2001)

Gambar 41. Plocoglottis sp. 2, A. bentuk morfologi, B. daun

A B

(32)

27.Spathoglottis plicata Blume.

Sinonim : Bletia angustata Gaud., Paxtonia rosea Lindl., Phajus rumphii Blume, Spathoglottis spicata Lindl.

Nama daerah : Anggrek antel-antelan

Deskripsi Morfologi : Anggrek tanah yang berumbi semu. Umbi semu bentuk bulat telur, tertanam di bawah tanah, di setiap ujung umbinya akan muncul tunas daun, setiap batang 4 – 7 daun. Daun bentuk lanceolate memanjang, ujung meruncing, permukaan agak berlipatan (plicate), ukuran lebih dari 100 × 6 cm, Tangkai perbungaan panjangnya dapat mencapai 1 m, mendukung sekitar 10 – 30 kuntum, tetapi hanya 5 -6 kuntum yang mekar serentak sementara yang lainnya masih kuncup. Bunga membuka penuh, lebar 3,5 – 4 cm; kelopak bunga bentuk lanset, melebar di pangkalnya, berukuran ± 2 × 1,2 cm; mahkota lebih lebar dan membundar, ± 2 × 1,5 cm, bibir bentuk seperti sendok atau sudip, runcing di pangkal dan melebar di ujungnya.

Habitat : Anggrek ini tumbuh pada ketinggian 0 – 1.600 m dpl. Biasanya ditemukan di padang rumput atau di tepi sungai, dimana kompetisi dengan tumbuhan pepohonan tidak terlalu ketat. Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dan di sekitar pinggiran sungai dan tepi jalan.

Penyebaran : Asia Tenggara hingga New Guinea, Australia dan Kepulauan Pasifik. Di Indonesia tersebar luas mulai dari Ujung Sumatera hingga Papua.

Catatan : Anggrek spesies ini memiliki warna bunga bervariasi mulai dari ungu terang, merah muda hingga putih.

Gambar 42. Spathoglottis plicata, A. anggrek di alam, B. bunga

(33)

28.Thrixspermum gombakense J. J. Sm.

Sinonim : -

Nama daerah : Anggrek

Deskripsi Morfologi : Anggrek ini memiliki batang yang kaku, diameter 2 – 5 mm, jarak antar ruas 3 – 5 cm. Daun bentuk oblong, ujung tumpul dan terbelah dua, panjang 3 – 4 cm dan lebar 1,1 – 1,3 cm. Perbungaan pendek, panjang ± 1,5 cm, mendukung 1 – 2 kuntum bunga. Bunga berukuran sedikit besar, warna putih; Kelopak tengah lonjong, cekung, panjang 2 – 2,2 cm dan lebar ± 8 mm, kelopak lateral bulat telur – lonjong, ujung lancip, cekung, 1,9 – 2 cm × 0,9 – 1 cm; mahkota bentuk lonjong – jorong, cekung, ± 1,7 × 0,8 cm, bibir bentuk seperti kantung, panjang ± 9,5 mm, warna kuning pucat keputihan.

Habitat : Pertama kali ditemukan di Bukit Gombak, Laras Talang, Sumatera Barat pada ketinggian 1.800 m dpl. Tumbuh di hutan primer maupun sekunder yang tidak terlalu gelap. Tumbuh pada ketinggian 1.200 – 1.300 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Penyebaran : Endemik Sumatera

Gambar 43. Thrixspermum gombakense, A. bentuk morfologi, B. spesimen kering 29.Trichotosia ferox Blume.

Sinonim : Eria ferox Blume, Eria pyrrhotricha Ridl., Eria virescens

Schltr., Trichotosia pyrrhotricha (Ridl.) Ridl. Nama daerah : Anggrek bulu

Deskripsi Morfologi : Anggrek simpodial, tumbuh tegak. Batang panjang rata-rata 1 – 3,5 m, tertutup oleh bulku-bulu di seluruh permukaannya. Daun alternate, bentuk lanceolate dengan ujung meruncing, berukuran 12 × 3 cm, permukaannya penuh dengan bulu-bulu halus. Perbungaan muncul dari ruas batang, menjuntai ke

(34)

bawah, panjang 25 cm, jumlah bunga 12 kuntum, mekar tidak serempak dan tidak mekar penuh. Bunga berwarna kuning kehijauan lebar ± 8 mm, dilindungi opleh daun penumpu yang berwarna hijau. Seluruh perhiasan bunga maupun seludang daun berbulu, kecuali mahkotanya. Kelopak tengah panjang ± 1,5 cm dan lebar ± 0,5 cm, kelopak lateral sedikit lebih lebar (± 0,8 cm); mahkota lebih pendek, panjang ± 1 cm dan lebar ± 0,4 cm, bibir bunga panjang ± 1 cm dan lebar ± 0,3 cm, tetapi berwarna merah.

Habitat : Di Jawa dan Sumatera, umumnya tumbuh pada ketinggian 820 – 1.900 m dpl. Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 1.600 m dpl di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Ditemukan di habitat yang teduh dan lembab.

Penyebaran : Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan, dan Sulawesi.

Gambar 44. Trichotosia ferox, A. bentuk morfologi, B. anggrek di alam, C. bunga

A B

(35)

Lampiran 10. Dokumentasi penelitian

Cagar Alam Dolok Sibual-buali Batas wilayah CADS

Jalur pengamatan anggrek tanah Pembuatan plot pengamatan

Gambar

Gambar 16. Anoetochilus reinwardtii, A. anggrek di alam, B. bentuk morfologi
Gambar 17. Appendicula alba, A. anggrek di alam, B. bunga
Gambar 18. Arundina graminofolia, A. bunga, B. spesimen kering
Gambar 19. Bromheadia finlaysoniana
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Masjid Babul Qudus merupakan masjid besar yang mempunyai bentuk arsitektur yang modern menyerupai bangunan masjid yang terdapat di Arab Saudi. Tujuan penelitian ini yaitu,

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan sikap SADARI pada wanita usia 20-39 tahun di dusun Pucanganom kecamatan

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hak anak adalah sesuatu yang harus harus didapatkan atau diterima oleh anak dan apabila tidak diperoleh,

Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa hubungan paling erat adalah pola aktivitas dengan hasil uji regresi logistik yang menunjukkan nilai OR yang paling tinggi (Exp B)

Tanah di sini didefinisikan sebagai permukaan tanah yang dalam penggunaannya sesuai dengan Pasal 4 ayat 2 meliputi tubuh bumi, air, dan ruang angkasa yang ada

Salah satu faktor yang dilakukan untuk menekan biaya operasional peledakan dengan cara melakukan perbaikan geometri peledakan dan mengefektifkan pemakaian ANFO, setelah perbaikan

Pada bab ini tentang Hasil dan Pembahasan mengenai analisa prosedur kerja dari sistem informasi akademik berbasis sms gateway yang diusulkan, penyusunan tabel dengan relasi