• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Nitrat pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Padang Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Nitrat pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Padang Tahun 2012"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus-menerus meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil dan merata dalam segala aspek kehidupan serta diselenggarakan secara terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 48).

Penyelenggaraan dan peningkatan upaya kesehatan dilaksanakan melalui 15 macam kegiatan, salah satu diantaranya adalah pengawasan terhadap pengamanan makanan dan minuman agar mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. (UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 48).

(2)

upaya pengamanan makanan dan minuman untuk melindungi kesehatan masyarakat adalah pengawasan terhadap kualitas air minum (Depkes RI, 2010).

Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air pun diperlukan oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang layak diminum tanpa mengganggu kesehatan (Depkes RI, 2006).

Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada didalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2004).

(3)

Sebagian besar kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari air sumur dan juga air yang sudah dioleh oleh Perusahaan Air Minum (PDAM) (Pracoyo, 2006). Depkes RI (2010) dalam Riskesdas (2010) melaporkan hal yang lebih spesifik mengenai pemanfatan sumber air terhadap air minum, dimana tidak semua sumber utama air untuk keperluan rumah tangga digunakan sebagai sumber air minum. Sebagai contoh, air ledeng/PAM digunakan sebagai sumber utama air untuk keperluan rumah tangga hanya sebesar 19,7 persen, tetapi digunakan sebagai air minum hanya 14,4 persen, atau ada sekitar 27,0 persen air ledeng/PAM yang tidak digunakan sebagai sumber air minum (Depkes RI, 2010).

Berkenaan dengan air minum, Depkes RI (2010) dalam Riskesdas (2010) melaporkan hasil yang lebih spesifik lagi mengenai sumber-sumber air minum, Depkes RI (2010) dalam (Riskesdas, 2010) menyampaikan bahwa terdapat pergeseran pola pemakaian sumber air minum, terutama di perkotaan, di mana pemakaian air kemasan sebagai air minum meningkat dari 6,0 persen pada tahun 2007 menjadi 7,2 persen pada tahun 2010. Sementara itu untuk rumah tangga, yang menggunakan depot air minum sebagai sumber air minum lebih tinggi yaitu 13,8%.

(4)

Kota Padang merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah pertumbuhan depot air minum yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir (Disperindag Kota Padang, 2011). Disperindag Kota Padang (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan depot air minum isi ulang meningkat secara signifikan, tercatat pada tahun 2009 terdapat 334 depot air minum isi ulang, dan untuk pada tahun 2011 terdapat 604 depot air minum isi ulang dan pada umumnya jenis usaha tersebut mencatat penjualan yang tinggi.

Meskipun murah dan banyak diminati, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keadaan produknya, hampir setiap depot air minum isi ulang secara intern tidak pernah melakukan pemeriksaan terhadap kualitas air, baik kualitas air bahan baku yang didatangkan, kualitas air setiap tahapan prosesnya untuk mengetahui efektifitas tahapan proses tersebut, maupun kualitas hasil keluaran air (Pitoyo, 2005).

Disperindag Kota Padang (2011) juga menyampaikan bahwa dari 20 sampel depot air minum isi ulang yang diperiksa oleh tim dari Disperindag Kota Padang ternyata 10 diantaranya bermasalah saat pemeriksaan labor, parameter yang menjadi permasalahan yaitu Eschericia coli, selain itu hanya 42,1% depot air minum isi ulang yang memeriksakan air baku maupun air minum hasil pengolahan mereka ke laboratorium.

(5)

baku yang berasal dari sumber air bersih dan pengawasan yang terus menerus dapat menjamin mutu air minum produksi depot air minum sehat dan aman (Depkes, 2006). Hasil penelitian Linda Elmis (2005) menunjukkan bahwa pengawasan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum dilakukan secara baik dan hampir seluruh depot air minum isi ulang melanggar ketentuan yang ditetapkan, seperti menjual eceran melalui toko/kios/warung, mengisi air minum dengan wadah bermerek yang telah terdaftar, dan adanya beberapa pelaku usaha kurang memperhatikan kebersihan wadah air minum.

Disperindag Kota Padang (2011) menyampaikan bahwa air baku depot air minum isi ulang yang berada di Kota Padang sebagian besar dipasok dari pengisian air baku yang diambil dari air permukaan di Lubukselasih, Kabupatan Solok. Berdasarkan Profil Kabupaten Solok (2011) Kabupaten Solok merupakan daerah intensif pertanian, dimana Kabupaten Solok merupakan daerah sentra produksi padi di Sumatera Barat.

(6)

permasalahan di mana sejumlah besar pupuk nitrogen secara berkala digunakan pada tanah, terutama didaerah pertanian.

Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI (Gastro Intestinal), diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak

tertolong akan meningggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama bereaksi dengan haemoglobin dan membentuk methemoglobin (metHb). Sebagai akibat terbentuknya

methemoglobinemia, bayi akan kekurangan oksigen, maka mukanya akan tampak

biru, karenanya penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit ‘blue babies’ (Soemirat, 2001).

Maka berdasarakan latar belakang tersebut, dan juga berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah manajemen pengawasan sanitasi lingkungan dan kualitas bakteriologis pada depot air minum isi ulang yang diteliti oleh Sembiring, F (2008), serta tanggungjawab pelaku usaha depot air minum yang diteliti oleh oleh Elmis, L (2005). Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi dan pemeriksaan kandungan nitrat pada depot air minum isi ulang di Kota Padang.

1.2 Rumusan Masalah :

(7)

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin mengetahui tentang pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi dan kandungan nitrat pada depot air minum isi ulang di Kota Padang tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan hygiene sanitasi serta kandungan nitrat pada depot air minum ini ulang pada beberapa depot air minum isi ulang di Kota Padang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik depot air minum isi ulang di Kota Padang. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan hygiene dan sanitasi depot

air minum isi ulang di Kota Padang.

3. Untuk mengetahui gambaran perizinan penyelenggara usaha yang dimiliki depot air minum isi ulang di Kota Padang.

4. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pengawasan internal yang dilakukan oleh penyelenggara usaha depot air minum isi ulang di Kota Padang.

5. Untuk mengetahui kandungan nitrat dalam air minum pada depot air minum isi ulang di Kota Padang.

1.4 Manfaat Penelitian

(8)

2. Hasil penelitian ini dapat menambah kesadaran bagi pengelola depot air minum isi ulang akan pentingnya menerapkan hygiene sanitasi, pengawasan internal, dan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala di depot serta menjaga kualitas produk dengan menggunakan sumber air yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Kepmenkes No. 492/Menkes/SK/VII/2010.

3. Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah terkait (Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan) agar lebih meningkatkan pembinaan dan pengawasan kualitas air pada depot air minum isi ulang di Kota Padang secara kontiniu dan berkala.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang dapat diambil setelah penelitian ini yaitu mendapatkan informasi mengenai keefektifan program SANIMAS tahun 2008-2009 yang telah diterapkan di lapangan

didapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan temperatur antara kedua sambungan logam termoelektrik, yaitu semakin besar perubahan temperatur maka semakin besar juga nilai

Hasil uji hipotesis pada penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Hidayatullah (2013) dengan judul “Pengaruh penambahan kinesio taping pada

Cara pengaturan lampu peraga Display dengan sistem mikroprosessor dipilih dengan mempertimbangkan sistem lebih fleksibel, misalnya diintegrasikan dengan sistem yang lain yang

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan Jasa Konsultan Perencana Kontruksi Fisik Renovasi Ruang Pelayanan pada

Bagian sistem untuk pengguna meliputi: proses pendaftaran dan verifikasi pendaftaran ke dalam sistem, proses login ke dalam sistem, proses manajemen user, proses masuk ke halaman

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu bahwa kebanyakan siswa SMU PGRI I Jombang bersikap positifterhadap pelaksanaan model pembelajaran KBK di sekolah.. Tetapi

Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat di hutan-hutan. Tumbuhan hutan mampu memperkukuh struktur tanah.