• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUNTUN MENUJU PEMBELAJARAN SUKSES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENUNTUN MENUJU PEMBELAJARAN SUKSES"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENUNTUN MENUJU PEMBELAJARAN

SUKSES

PENANGGUNG JAWAB

DR. ADE KUSMIADI

PENYUSUN

AGUS WIJATMOKO, M.PD BIROWO DWI CHONDRO, S.KOM DRA. DOES ICHWANI

DRA. NUR RATNAWATI DRA. RETNO WIHARTATI

IR. SONY KOESHARSONO HADI W, M.Pd HERU PRIAMBODO, M.KOM

KARDIYANTO, M.PD

TULUS SUKO BAGIO, S.KOM

PEMBIMBING

PROF. DR. IR. SONY HERU PRIYANTO, MM DR RIFAI RC, MPD

DESAIN COVER DAN LAY OUT

RAHMAT GUNARJA, S.PD

PRODUKSI

PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL

(PP PAUDNI) REGIONAL II SEMARANG TAHUN 2015

ii

Fra

(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG

2015

Penuntun Menuju

Pembelajaran

Sukses

iii

Judul Modul

(4)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal mempunyai tugas untuk melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan program dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan

pelaksanaan program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Berkaitan dengan tugas dan fungsi lembaga tersebut maka setiap tahun PP PAUDNI mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh lembaga maupun satuan pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lembaganya masing-masing.

Tahun 2014 terbit Permendikbud No 90 Tahun 2014 tentang standar kualifikasi dan kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan. Instruktur pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Standar kompetensi instruktur meliputi : (1)Standar kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial yang bersifat umum dan berlaku untuk semua instruktur; dan (2) Standar kompetensi profesional sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan yang diajarkan. Oleh karena itu pada tahun 2014 mulai diadakan uji kompetensi bagi pendidik (instruktur) kursus dan pelatihan.

Hasil penilaian uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Direktorat P2TK yang diselenggarakan tahun 2014 kepada instruktur kursus di wilayah regional Semarang menunjukkan hasilnya kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya belum tersedianya berbagai perangkat pendukung peningkatan kompetensi pendidik kursus antara lain belum tersedia bahan ajar, instrumen uji kompetensi, media pembelajaran dan diklat untuk menunjang peningkatan uji kompetensi instruktu kursus.

Oleh karena itu pada tahun 2015 PP PAUDNI berusaha mengembangkan model peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan berbasis e-learning Secara bertahap pada tahun pertama dikembangkan Bahan Ajar bagi Instruktur Kursus untuk meningkatkan kompetensi instruktur kursus. Kami harapkan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan.

Kepala PP PAUDNI Regional II Semarang

Dr. Ade Kusmiadi

NIP. 195512291983031001

KATA PENGANTAR

iv

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...…... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ...….. xi

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Tujuan Penulisan ... 2

B. Manfaat... 3

C. Strategi Penggunaan ... 3

D. Hasil yang Diharapkan ... 4

E. Peta Konsep... 4

BAB II BAHAN AJAR UNIT 1 – Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran A. Persiapan Mengajar... ... 6

B. Pengertian Perencanaan Pembalajaran... 6

C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran... 8

D. Tujuan Perencanaan Pembelajaran... ... 9

E. Fungsi Perencanaan Pembelajaran ... 11

F. Menjadi Instruktur/Pendidik yang Efektif... 12

UNIT 2 – Menyusun Standar Kompetensi Lulusan A. Latar Belakang ... 13

B. Tujuan ... 14

C. Ruang Lingkup ... 14

D. Contoh SKL ... 15

UNIT 3 - Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Konsep dan Landasan Kurikulum ... 16

B. Komponen-komponen Kurikulum ... 16

C. Mekanisme Pembelajaran... 17

D. Contoh Kurikulum... 17

UNIT 4 – Menyusun Silabus Pembelarajan A. Pengertian Silabus ... 18

B. Prinsip Pengembangan Silabus ... 18

C. Unit waktu silabus ... 19

D. Pengembang Silabus... 19

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus... 20

F. Format Silabus ... 20 G. Contoh Silabus ... 21

DAFTAR ISI

v

Daftar

Is

i

(6)

UNIT 5 – Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Pendahuluan ... 23 B. Landasaran ... 24 C. Pengertian RPP ... 24 D. Tujuan ... 24 E. Manfaat ... 25 F. Prinsip Pengembangan RPP ... 25 G. Langkah-langkah Penyusunan RPP ... 26 H. Contoh RPP... 27

BAB III PENUTUP PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 34 B. Evaluasi... ... 34 C. Kunci Jawaban... 38 DAFTAR PUSTAKA

vi

Daftar

Is

i

(7)

01

PENDAHULUAN

BAB

1

(8)

A. Tujuan Penulisan

“Penuntun Menuju Pembelajaran Sukses” demikian buku ini kami beri judul. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran yang baik, seorang instruktur harus bisa merencanakan pembelajaran dengan baik dimulai dari menyusun standar kompetensi lulusan, kurikulum , silabus dan implementasi pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran. Oleh karena itu kami harapkan buku ini bisa menjadi penuntun bagi instruktur dalam merencanakan pembelajaran dalam LKP.

Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008:2). Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan instruktur sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan peserta didik”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana cara menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi diklat, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi 2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem 3. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) 4. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses 5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas

Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi Lembaga

02

Bab 1

-

(9)

Kursus/PNF lainnyadan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan instruktur merupakan hal penting jangan sampai diabaikan.

Tujuan dari penulisan modul Perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan

pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran;

2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem; 3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar; 4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara

perseorangan;

5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran;

6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar;

7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;

8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Manfaat

Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu instruktur untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan;

2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan;

3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur instruktur maupun unsur murid; 4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui

ketepatan dan kelambatan kerja;

5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja; 6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

C. Strategi Penggunaan

Untuk mencapai tujuan penyusunan Perencanaan Pembelajaran, strategi penggunaan yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Penjelasan umum tentang skenario pembelajaran

2. Praktek

03

Bab 1

-

(10)

3. Diskusi 4. Penguatan 5. Penugasan 6. Refleksi 7. Penilaian

D. Hasil Yang diharapkan

Setelah membaca modul Perencanaan Pembelajaran ini, diharapkan : 1. Instruktur memahami tentang program diklat

2. Instruktur memahami dan mengaplikasikan strategi pembelajaran. 3. Instruktur dapat menyusun Kurikulum

4. Instruktur dapat menyusun silabus

5. Instruktur dapat membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

E. Peta Konsep

04

Bab 1

-

Pendahuluan

Rencana Pembelajaran Konsep Pembelajaran SKL Kurikulum Silabus RPP Persiapan Definisi Prinsip Prinsip Fungsi Alasan Tujuan Lingkup Implementasi Konsep Komponen Mekanisme Implementasi Definisi Prinsip Waktu Langkah Implementasi Definisi Tujuan Prinsip Langkah Implementasi

(11)

05

Bab 1

-

Pendahuluan

BAHAN AJAR

BAB

2

(12)

A. Persiapan Mengajar

Seorang instruktur yang kompeten adalah berpengetahuan, trampil dan bersikap yang harus diaktualisasikan oleh seorang instruktur/pendidik dalam melaksanakan tuas keprofesionalannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang instruktur/pendidik kursus meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Professional (PP No. 18, 2007). Kompetensi (PP No. 18, 2007). Kompetensi instruktur tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu dengan lainnya saling berhubungan dan saling mendukung

Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam hal ini antara lain Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak, sedangkan dalam pembelajaran meliputi persiapan pembelajaran yaitu menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil belajar, serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

UNIT 1

STANDAR KOMPETENSI:

Dasar-dasar perencanaan pembelajaran

KOMPETENSI DASAR:

Menjelaskan persiapan mengajar dengan baik

Mendefinisikan perencanaan pembelajaran dengan baik

Menjelaskan prinsip perencanaan pembelajaran dengan baik

Menjelaskan tujuan perencanaan pembelajaran dengan baik

Menjelaskan fungsi perencanaan pembelajaran dengan baik

06

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(13)

Jika kita fokuskan agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal seorang instruktur profesional tidaklah lepas dari persiapan mengajar yang benar-benar harus dipersiapkan secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Presensi siswa per tatap muka 2. Jurnal kegiatan belajar

3. Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa 4. Media pembelajaran

5. Materi pembelajaran 6. Silabus

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

8. Instruktur untuk dapat terus mengembangkan komponen lainnya.

B. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari instruktur secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.

Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu instruktur harus memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran.

Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang memiliki makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan unsur -unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran.

Perumusan dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran tersebut diarahkan sebagai suatu jawaban atas empat pertanyaan pokok yaitu :

1. Apa yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan? 2. Apa yang harus diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut?

3. Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat dicapai?

4. Bagaimana untuk mengetahui ketercapaian sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan? Jawaban keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem perencanaan pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan media serta mengembangkan evaluasi pembelajaran, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

07

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(14)

Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.

Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para instruktur dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi diklat, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh Banghart dan Trull (Hernawan, 2007) bahwa:

Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi diklat, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Maka dapat ditarik benang merah bahwa perencanaan pembelajaran merupakan proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusuna materi pengajaran, peggunaan media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan optimal.

C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran

Seorang instruktur yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007) yang meliputi :

1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh instruktur, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran.

2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran.

3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.

4) Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

5) Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.

Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang sudah disusun.

Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang

08

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(15)

masih bersifat umum maupun perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi unsur:

1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh instruktur termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan.

2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau urutan penyajianya.

3. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapan tujuan atau kompetensi.

4. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indicator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

5. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan pristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajraan harus dapat mengkomodasai keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Tujuan Perencanaan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut dalam pembelajaran trsebut dengan “perubahan perilaku” (change of behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut ecara garis besarnya meliputi bidang pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (pikomotor).

Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah dilakukannya.

Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan merupakan

09

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(16)

tahap awal atau sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih spesifik menyangkut dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang harus siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi pembelajaran. Tujuan diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata diklat atau bidang studi. Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau institusional, yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa menyelesaikan program satuan pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang paling tinggi yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan yang ada dibawahnya yaitu tujuan pendidikan nasional.

Selain dari memiliki tujuan, perencanaan pembelajaranpun memiliki fungsi, yang menurut Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif dan efesien.

2. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif, inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.

3. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan, sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana menelolanya sehingga sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif.

4. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui perencanaan yang matang, instruktur sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian instrukturoun tentu saja sudah membayangkan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai setiap indicator tersebut.

5. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik; yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.

6. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan, baik secara internal yaitu terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas

10

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(17)

pembelajaran, maupun dengan pihak eksternal yaitu pihak-pihak mayarakat (stake holder).

Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan instruktur dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hernawan, 2007) bahwa:

Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.

Tujuan perencanaan itu memungkinkan instruktur memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi instruktur, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana instruktur mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.

Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi instruktur, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan instruktur dan siswa dalam proses pembelajaran.

Sedangkan fungsi dari perencanaan adalah mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik, membantu instruktur dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai, dan membantu instruktur dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.

E. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (Hernawan, 2007) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi berikut:

1. Memberi instruktur pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.

2. Membantu instruktur memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

3. Menambah keyakinan instruktur atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.

11

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(18)

4. Membantu instruktur dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.

5. Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.

6. Membantu instruktur memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up-todate pada siswa.

Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi instruktur, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan instruktur dan siswa dalam proses pembelajaran.

Sedangkan fungsi dari perencanaan adalah mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik, membantu instruktur dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai, dan membantu instruktur dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.

F. Menjadi Instruktur/Pendidik yang efektif

Ukuran yang dapat dipakai untuk melihat sebuah kelas itu efektif, apakah ukuran hasil belajar, atau ukuran proses belajar ? Menjadi pendidik yang efektif yaitu :

1. Pendidik harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak

2. Pendidik harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik 3. Pendidik harus mengembangkan strategi pembelajaran yang membelajarkan 4. Pendidik harus mampu menguasai kelas

5. Pendidik harus melakukan evaluasi secara benar.

12

Bab 1

-

(19)

A. Latar Belakang

Kompetensi merupakan kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari nilai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang kompeten saat ini, merupakan sesuatu yang mendesak untuk disikapi, hal ini disebabkan semakin tingginya tingkat persaingan di semua bidang kehidupan.

Profesi pendidik memiliki peranan yang cukup penting dalam mengupayakan terwujudnya proses produksi yang efisien dan efektif. Hal ini terjadi karena informasi yang diberikan oleh bagian lain dalam perusahaan yang dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan. Dengan demikian kebutuhan seorang pekerja yang kompeten sangat dibutuhkan perusahaan. Kenyataan di lapangan saat ini, masih sangat langka pekerja yang kompeten yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang menjawab kebutuhan penguna jasa tenaga kerja.

Untuk memenuhi tuntutan pekerjaan dan untuk mengatasi masalah ketersediaan tenaga kerja yang kompeten, diperlukan standar minimal yang harus dimiliki oleh warga belajar untuk lulus dari lembaga kursus dan pelatihan dilingkungan pendidikan non formal dalam proses belajar mengajar.

UNIT 2

STANDAR KOMPETENSI:

Menyusun Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

KOMPETENSI DASAR:

Menjelaskan pentingnya SKL

Menjelaskan tujuan SKL

Menjelaskan langkah penyusunan SKL

Mengimplementasikan teori dalam penyusunan SKL

13

Bab 1

-

(20)

B. Tujuan

Dengan adanya Standar Kompetensi Lulusan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi serta memiliki sikap profesional, jujur, transparan dan bertaqwa di bidang kerjanya masing-masing. Standar kompetensi lulusan sangat dibutuhkan oleh seorang pendidik dalam proses belajar mengajar, dan/atau pelatihan kepada peserta didik, sehingga mampu melaksanakan kegiatan pekerjaannya yang bersifat teknis dan rutin dalam suatu perusahaan sesuai dengan jabatan yang umum dan berlaku dalam struktur organisasi.

C. Ruang Lingkup

Ada dua komponen yang sangat penting dalam penyusunan standar kompetensi lulusan yaitu Standar kompetensi dan Kompetensi dasar.

1. Pengertian Standar Kompetensi

Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula. Cara paling gampang untuk menentukkan standar kompetensi adalah dengan bertanya : “kemampuan apa saja yang harus dimiliki peserta didik agar standar kompetensi dapat dicapai?” jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian didaftar baik yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan

2. Pengertian Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal apa saja yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.

Lingkup standar kompetensi lulusan berbasis kompetensi ini harus dapat menjawab tuntutan kebutuhan pekerjaan yang melingkupi tiga ranah yaitu : Skill (keterampilan),

knowledge (pengetahuan) dan attitude (sikap). Dengan demikian, standar kompetensi

lulusan ini dapat digunakan oleh pendidik untuk menumbuhkembangkan kemampuan seseorang dalam lingkup sebagai berikut :

1. Pemahaman konseptual berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaan

2. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mendukung pekerjaannya. 3. Nilai dan perilaku yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.

14

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(21)

D. Contoh SKL

Dalam bidang pekerjaan seorang teknisi akuntansi telah ada standar kompetensi lulusan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kursus dan pelatihan. Contoh :

Level Yunior Teknisi Akuntansi

Tabel 1 Contoh SKL

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 Mengelola Administrasi Kas dan bank

1.1 Mempersiapkan pengelolaan administrasi kas dan bank 1.2 Mengklasifikasi bukti mutasi kas dan bank yang valid 1.3 Menentukan saldo akhir kas dan bank

1.4 Membuat rekonsiliasi bank 1.5 Mengadministrasikan bukti

2 Mengelola kas kesil 2.1 Mempersiapkan pengelolaan kas kecil 2.2 Memvalidasi bukti mutasi kas kecil 2.3 Membuat rekapituasi mutasi kas kecil 2.4 Menghitung saldo akhir kas kecil 2.5 Mengadministrasikan bukti 3 Mengelola administrasi pembelian 3.1 dst

15

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(22)

A. Konsep dan Landasan Kurikulum

Pembahasan mengenai kurikulum hampir selalu ada dalam setiap pengkajian masalah-masalah pendidikan dimanapun. Hal ini tidaklah terlalu mengherankan, karena disadari benar bahwa kurikulum merupakan salah satu alat yang sangat strategis dan menentukan dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.

Pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah :

1. Kurikulum sebagai suatu ide;

2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;

3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum (secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis), dan

4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.

B. Komponen-komponen kurikulum

Kurikulum mempunyai komponen-komponen yang satu dengan lainnya ada keterkaitan 1. Komponen tujuan

UNIT 3

STANDAR KOMPETENSI:

Menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan

KOMPETENSI DASAR:

Menjelaskan konsep dan landasan kurikulum

Menjelaskan komponen kurikulum

Menjelaskan mekanisme pembelajaran

Mengimplementasikan unit kompetensi dalam kurikulum

16

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(23)

2. Komponen materi 3. Komponen Metode

4. Komponen Organisasi Kurikulum 5. Komponen Evaluasi

C. Mekanisme Pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran perlu diketahui oleh para pendidik kursus yaitu mekanisme pembelajaran, antara lain :

1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Evaluasi 4. Tahap Tindak lanjut

D. Contoh Kurikulum

Tabel 2 – Kurikulum,

NO UNIT KOMPETENSI KODE UNIT JAM PELATIHAN

PENGETAHUAN KETERAMPILAN JUMLAH

I. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI DASAR/UMUM

1.1

Jumlah I II. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI

2.1 Mengelola Adminitrasi Kas dan Bank AKT. YTA.001 4 13 17 2.2 Mengelola Administrasi Kas Kecil AKT.YTA.002 4 13 17 2.3 Mengelola Administrasi Pembelian AKT.YTA.003 4 13 17 2.4 Mengelola Administrasi Penjualan AKT.YTA.004 4 13 17 2.5 Mengelola Administrasi Hutang AKT.YTA.005 4 13 17 2.6 Mengelola Administrasi Pihutang AKT.YTA.006 4 13 17 2.7 Mengelola Administrasi Persediaan AKT.YTA.007 4 13 17 2.8 Mengelola Administrasi Jurnal AKT.YTA.008 7 18 25 2.9 Mengelola Buku besar AKT.YTA.009 6 14 20 2.10 Menyelesaikan Siklus Akuntansi AKT.YTA.010 11 25 36

Jumlah II 52 148 200

III. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI KHUSUS

3.1

Jumlah III IV. PELATIHAN DI TEMPAT KERJA (OJT)

4.1 JUMLAH 52 148 200

17

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(24)

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata diklat/tema terten-tu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok /pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

B. Prinsip Pengembangan Silabus

1 Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2 Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

3 Sistematis

UNIT 4

Standar Kompetensi :

Menyusun silabus pembelajaran

Kompetensi Dasar :

Mendefinisikan silabus

Menjelaskan prinsip pengembangan silabus

Menjelaskan unit waktu silabus

Menjelaskan langkah-langkah pengembangan silabus

22

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(25)

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4 Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5 Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6 Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam ke-hidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7 Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pen-didik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8 Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomo-tor).

C. Unit Waktu Silabus

1 Silabus mata diklat disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata diklat selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

2 Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata diklat lain yang sekelompok.

3 Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata diklat dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.

4 Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

D. Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para Instruktur/pendidik secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah lembaga kursus/PNF lainnya atau beberapa, kelompok Musyawarah Kerja Instruktur/pendidik Kursus dan Pelatihan Mata Diklat/kejuruan dan Dinas Pendidikan.

1 Disusun secara mandiri oleh Instruktur/pendidik apabila Instruktur/pendidik yang ber-sangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi dan lingkungannya.

23

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(26)

2 Apabila Instruktur/pendidik mata diklat karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak Lembaga Kursus/PNF lainnya dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok Instruktur/pendidik mata diklat untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh Lembaga Kursus/PNF lainnya terse-but.

3 Lembaga Kursus/PNF lainnya yang belum mampu mengembangkan silabus secara man-diri, sebaiknya bergabung dengan lembaga kursus lain melalui forum MKIKP untuk bersa-ma-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh lembaga kursus lain yang setempat.

4 Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang PNF setempat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para Instruktur/pendidik berpengalaman di bidangnya masing-masing.

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

1 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata diklat sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tid-ak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata diklat; c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata diklat. 2 Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik;

b. relevansi dengan karakteristik daerah,

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; d. kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. struktur keilmuan;

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan h. alokasi waktu.

3 Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibat-kan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan In-struktur/pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kom-petensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

18

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(27)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya Instruktur/pendidik, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peser-ta didik secara berurupeser-tan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh peru-bahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata diklat, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

5 Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, projek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesu-litan peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbai-kan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang

pen-19

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(28)

capaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6 Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata diklat per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kom-petensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompeten-si dasar. Alokakompeten-si waktu yang dicantumkan dalam kompeten-silabus merupakan perkiraan waktu re-rata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang be-ragam.

7 Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-petensi.

F. Format Silabus

Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebu-tuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidi-kan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus.

G. Contoh Silabus

Gambar 1 – Contoh Silabus

20

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(29)

A. Pendahuluan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 1) Tujuan pendidikan sekolah, 2) Struktur dan muatan kurikulum, 3) Kalender pendidikan dan 4) Silabus dan RPP. Silabus dan RPP merupakan perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20). Berdasarkan hal tersebut diharapkan setiap pendidik pada Lembaga Kursus dan Pelatihan atau PNF Lainnya dapat menyusun kurikulum yang akan diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.

Terkait dengan hal tersebut di atas, Direktorat Pembinaan lembaga kursus dan pelatihan atau pnf lainnya sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban memberikan bahan bimbingan teknis penyusunan RPP bagi lembaga kursus dan pelatihan atau pnf

UNIT 5

STANDAR KOMPETENSI:

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

KOMPETENSI DASAR:

Menjelaskan definisi RPP

Menjelaskan tujuan penyusunan RPP

Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP

Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP

Menerapkan teori penyusunan RPP

21

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(30)

lainnya, agar setiap pendidik mampu menyusun RPP sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan.

B. LANDASAN

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Na-sional Pendidikan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

d. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). e. Permendikbud Nomor 90 Tahun 2014 tentang Standar Instruktur Kursus dan Pelatihan. f. Panduan Penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP.

g. Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku.

C. Pengertian RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan Pasal 20). Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Untuk mata diklat Kelompok Program Produktif, RPP dapat mencakup lebih dari satu kompetensi dasar.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik da-lam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap instruktur pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis serta menerapkannya pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dirancang pada RPP diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP Nomor 19 Tahun 2005 , Pasal 19).

D. Tujuan

Bahan bimbingan teknis penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lembaga kursus dan pelatihan atau pnf lainnya disiapkan sebagai upaya mengoperasionalkan

24

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(31)

panduan yang telah disiapkan oleh PP PAUDNI, agar lebih sesuai dengan kebutuhan lembaga kursus dan pelatihan atau pnf lainnya.

Tujuan penyusunan RPP adalah untuk:

a. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multiple intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik.

b. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah. c. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.

d. Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input guna perbaikan pada penyusunan RPP selanjutnya (improvement proses).

E. Manfaat

a. Meningkatkan kemampuan instruktur dalam merancang pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi paedagogik yang harus dimiliki instruktur.

b. Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah karena tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode dan penilaian yang akan digunakan telah direncanakan dengan berbagai pertimbangan.

c. Meningkatkan rasa percaya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena seluruh proses sudah direncanakan dengan baik.

F. Prinsip Pengembangan RPP

RPP disusun berdasarkan rancangan yang terdapat pada silabus atau dengan kata lain RPP merupakan uraian lebih lanjut dari silabus. Oleh karena itu prinsip pengembangan silabus juga merupakan prinsip pengembangan RPP yaitu:

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam RPP harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam RPP sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

c. Sistematis

Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kom-petensi.

d. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

sistem penilaian.

25

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(32)

e. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam ke-hidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel

Keseluruhan komponen RPP dapat mengakomodasi variasi peserta didik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh

Materi RPP mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang akan dicapai untuk mendukung ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

G. Langkah-Langkah Penyusunan RPP

RPP disusun melalui langkah-langkah berikut:

a. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada silabus, dengan memperhatikan:

1) Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada silabus.

2) Ruang lingkup SK.

b. Menyusun SK ,KD dan indikator sesuai dengan RPP yang akan disusun. SK,KD dan indikator sebagai mana yang terdapat pada silabus.

c. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan. Rumusan tujuan pembelajaran lebih rinci dari KD dan Indikator, tetapi adakalanya rumusan tujuan pembelajaran sama dengan indikator, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.

d. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran yang terdapat pada silabus.

e. Menentukan metode pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

f. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

g. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

26

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(33)

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan pembelajaran yang disusun dalam silabus, diuraikan pada kegiatan inti.

h. Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran,

i. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan.

j. Menyusun perangkat penilaian meliputi lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll.

k. Penjelasan berikut merupakan contoh penyusunan RPP sesuai dengan langkah-langkah diatas.

H. Contoh

1. standar Kompetensi: ”Mengelola Administrasi Kas dan Bank”, memiliki 5 Kompetensi

Dasar (KD) yaitu:

a. KD 1 : Mempersiapkan perlengkapan pengelolaan kas dan Bank b. KD 2 : Mengklasifikasi bukti kas dan bank yang valid

c. KD 3 : Menentukan saldo akhir kas dan bank d. KD 4 : Membuat rekonsiliasi Bank

e. KD 5 : Mengadministrasikan bukti

3. Kelima KD tersebut merupakan langkah/proses sehingga pada saat pembelajaran tidak dapat dipenggal per KD, karena jika dipenggal maka proses pembelajaran menjadi tidak utuh. Oleh karena itu perlu dilihat ruang lingkup peralatan yang digunakan yaitu:

a. Kalkulator b. Perpurator c. Alat tulis

4. Berdasarkan ruang lingkup tersebut maka RPP yang akan disusun untuk mendukung SK ” Mengelola Administrasi Kas dan Bank” adalah:

a. Mempersiapkan perlengkapan pengelolaan administrasi kas dan bank : 1 RPP b. Mengklasifikasikan bukti mutasi kas dan bank yang valid : 1 RPP

c. Menentukan saldo akhir kas dan bank: 1 RPP d. Membuat rekonsiliasi bank : 1 RPP

e. Mengadministrasikan bukti : 1 RPP

5. Uraian di atas menggambarkan bahwa SK ” Mengelola Administrasi Kas dan Bank” mempunyai 5 RPP. Untuk keperluan penyusunan ke lima RPP tersebut, perlu dianalisis kebutuhan jam pembelajaran , meliputi Tatap Muka (TM), Praktik di lembaga kursus (PS) dan Praktik di Industri (PI, jika ada) untuk setiap topik/ruang lingkup SK dan KD.

6. Untuk mempermudah pemahaman penjelasan di atas lihat Tabel 2 berikut.

27

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(34)

Tabel 3. RPP Berdasarkan Hasil Analisis Silabus

Berdasarkan tabel tersebut maka RPP pertama yang akan disusun adalah untuk SK: Mengelola administrasi kas dan bank (mempersiapkan perlengkapan pengelolaan administrasi kas dan bank) untuk 1 kali pertemuan, setiap pertemuan memerlukan 3 jam pembelajaran @ 60 menit; mengakomodasi satu KD.

Langkah-langkah pengembangan RPP dapat dilihat pada Bagan 1. I. Komponen dan Format RPP Isi dengan penjelasan pengisian

1. Komponen RPP

a. Identitas

Identitas RPP meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, Kompetensi Keahlian, mata diklat, jumlah pertemuan, dan alokasi waktu. Satuan pendidikan diisi dengan nama LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN ATAU PNF LAINNYA; kelas diisi dengan tingkatan kelas dimana kompetensi akan diajarkan; semester diisi dengan nama semester dimana kompetensi akan diajarkan; mata diklat diisi dengan nama mata diklat yang merupakan standar kompetensi; jumlah pertemuan diisi dengan frekuensi pertemuan untuk RPP yang disusun; alokasi waktu diisi dengan jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk RPP bersangkutan @ 45 menit.

b. Standar kompetensi

Standar kompetensi (SK) diisi dengan rumusan SK pada silabus. c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar (KD) diisi dengan rumusan KD silabus. d. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator diisi dengan rumusan indikator silabus untuk setiap KD. e. Tujuan pembelajaran

Standar Kompetensi/

Kompetensi Dasar Topik

Alokasi Waktu (Jam)

TM

Praktek Lmbg Ind

Mengelola Administrasi Kas dan Bank

1. Mempersiapkan perlengkapan pengelolaan

administrasi kas dan bank 1. Pengertian Kas dan Setara Kas 2. Klasifikasi yang setara

kas

1 2 0 2. Mengklasifikasikan bukti mutasi kas dan bank yang

valid 1 3 0

3. Menentukan saldo akhir kas dan bank 3. Prosedur pencatatan kas

dan bank 1 2 0 4. Membuat rekonsiliasi bank 4. Pengertian rekonsiliasi

bank

5. Prosedur rekonsiliasi bank

6. Analisis selisih kas dan bank

7. Penyesuaian kas dan bank

1 4 0

5. Mengadministrasikan bukti 2 0 Total jam/kompetensi 4 4 13 0

Total dalam struktur kurikulum 17

28

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(35)

Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional yang terukur. Tujuan pembelajaran diturunkan dari indikator atau merupakan jabaran lebih rinci dari indikator.

Perumusan tujuan pembelajaran memperhatikan hal-hal berikut: 1) Audience adalah peserta didik;

2) Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan setelah mengikuti pembelajaran;

3) Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar tujuan pembelajaran tercapai;

4) Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai peserta didik.

f. Materi ajar

Materi ajar RPP merupakan uraian lebih rinci dari materi pokok pembelajaran silabus. Materi ajar dapat dirumuskan berdasarkan tujuan pembelajaran, karena materi ajar harus dapat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.

g. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran dirumuskan berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

h. Kegiatan pembelajaran 1) Kegiatan awal

Kegiatan awal diisi antara lain dengan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, tujuan dan manfaat yang akan diperoleh; pre-test atau hal lain guna mengkondisikan dan menyiapkan peserta didik untuk kegiatan pembelajaran. 2) Kegiatan inti

Kegiatan inti diisi dengan uraian kegiatan yang lebih rinci dari kegiatan pembelajaran pada silabus.

3) Kegiatan akhir

Kegiatan akhir dapat dirumuskan dalam bentuk kegiatan rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

i. Alat, Bahan dan Sumber belajar

Alat, bahan dan sumber belajar diisi dengan seluruh fasilitas belajar yang digunakan dapat berupa antara lain bahan praktik, alat simulasi, bahan ajar dan sebagainya. j. Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar dapat dirumuskan berdasarkan teknik penilaian hasil belajar yang digunakan, dapat berupa tes, observasi, penugasan, dan portofolio.

29

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(36)

Contoh pengisian RPP dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bagan 1. Diagram Alir Penyusunan RPP

1. Format RPP

Format RPP dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk narasi atau tabel yang berisi komponen: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat, bahan, sumber belajar, dan penilaian. Contoh format dan isi RPP bentuk narasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Lembaga : Mata diklat : Rombel : Materi Pokok : Alokasi Waktu :

Mengkaji SK,KD dan indicator

Indikator

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

PENYUSUNAN RPP Tujuan Pembelajaran Kegiatan awal Kegiatan inti Kegiatan akhir

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kegiatan Pembelajaran Metode

Materi Pembelajaran

Penilaian Hasil Belajar

Komponen RPP

30

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(37)

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. _____________ (KD pada KI-1) 2. _____________ (KD pada KI-2) 3. _____________ (KD pada KI-3) Catatan:

KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media 2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit) 2. Pertemuan Kedua:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit), dan seterusnya. H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Penskoran

31

Bab 2

-

Baha

n Ajar

(38)

32

Bab 2

-

Baha

n Ajar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lembaga : Mata diklat : Rombel/kelompok : Materi Pembelajaran : Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4

D. Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau penjelasan materi pembelajaran) E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti**) · Mengamati · Menanya · Mengumpulkan informasi · Menalar · Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti**) · Mengamati · Menanya · Mengumpulkan informasi · Menalar · Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya. F. Penilaian 1. Teknik penilaian

2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran a. Pertemuan Pertama

b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat

2. Bahan

(39)

Bab 2

-

Baha

n Ajar

PENUTUP

BAB

3

Gambar

Tabel 1 Contoh SKL
Tabel 2 – Kurikulum,
Gambar 1 – Contoh Silabus
Tabel 3.  RPP Berdasarkan Hasil Analisis Silabus

Referensi

Dokumen terkait

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Redistribusi Tanah dan Konsolidasi Tanah sebagai pencegahan sengketa seperti yang dijelaskan pada prinsip ketiga sesuai dengan semangat Reforma Agraria

Tetapi ada kalanya dimana ketika fungsi hunian memanfaatkan ruang terbuka publik untuk fasilitas parkir yaitu ketika terdapat hajatan dimana lahan parkir yang

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam

Tugas perpustakaan umum membangun lingkungan pembelajaran ( learning environment ) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan

[r]

XL menawarkan berbagai produk dan layanan telekomunikasi seperti percakapan, SMS , layanan berbasis data dan layanan tambahan lainnya.Untuk mengantisipasi

Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama , Kesatuan dalam hubungan kerjasama pelayanan antargereja di Doyo Sentani dapat tercipta apabila semua orang