• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. SIFAT-SIFAT PADATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. SIFAT-SIFAT PADATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I.

SIFAT-SIFAT PADATAN

Beberapa sifat padatan yang penting dalam pemrosesan padatan diantaranya adalah: 1. Bentuk padatan (morfologi, particle shape).

2. Ukuran partikel padatan, meliputi: • Partikel tunggal

• Campuran partikel dengan berbagai ukuran 3. Rapat massa

4. Kekerasan 1. BENTUK PADATAN

Secara umum dan yang paling mudah, bentuk padatan dinya

istilah sphericity, s, yaitu kemiripan bentuk partikel terhadap bentuk bola.

Sphericity tidak tergantung da

luas bola yang mempunyai volume sama dengan volume partikel dibagi dengan luas permukaan partikel tersebut,

p p p s D S v 6 = Φ

dimana: vp = volume satu partikel

sp = luas permukaan satu partikel

Dp = diameter ekivalen partikel, yaitu diameter bola yang mempunyai volume sama dengan partikel tersebut.

Untuk partikel berbentuk bola dengan diameter

Kebanyakan padatan hasil pemecahan/kominusi (crushing) mempunyai sphericity antara 0.6 sampai 0.8. Untuk partikel

cara abrasi/gesekan, sphericity

Tabel dibawah menunjukkan nilai sphericitydari berbag padatan *):

Beberapa sifat padatan yang penting dalam pemrosesan padatan diantaranya adalah: Bentuk padatan (morfologi, particle shape).

Ukuran partikel padatan, meliputi:

Campuran partikel dengan berbagai ukuran

Secara umum dan yang paling mudah, bentuk padatan dinyatakan dalam yaitu kemiripan bentuk partikel terhadap bentuk bola. tidak tergantung dari ukuran partikel. Sphericity didefinisikan sebagai luas bola yang mempunyai volume sama dengan volume partikel dibagi dengan luas permukaan partikel tersebut,

volume satu partikel

permukaan satu partikel

diameter ekivalen partikel, yaitu diameter bola yang mempunyai volume sama dengan partikel tersebut.

Untuk partikel berbentuk bola dengan diameter Dp, maka s = 1.

Kebanyakan padatan hasil pemecahan/kominusi (crushing) mempunyai ntara 0.6 sampai 0.8. Untuk partikel-partikel yang dikecilkan dengan cara abrasi/gesekan, sphericity-nya dapat mencapai 0.95.

Tabel dibawah menunjukkan nilai sphericitydari berbagai bentuk dan jenis Beberapa sifat padatan yang penting dalam pemrosesan padatan diantaranya adalah:

takan dalam yaitu kemiripan bentuk partikel terhadap bentuk bola. ukuran partikel. Sphericity didefinisikan sebagai luas bola yang mempunyai volume sama dengan volume partikel dibagi dengan

diameter ekivalen partikel, yaitu diameter bola yang mempunyai

Kebanyakan padatan hasil pemecahan/kominusi (crushing) mempunyai partikel yang dikecilkan dengan ai bentuk dan jenis

(2)

Universitas Gadjah Mada

2. UKURAN PARTIKEL 2.1. Partikel Tunggal.

Pada umumnya, ‘diameter’ merupakan istilah umum untuk menyatakan ukuran sebuah partikel yang berukuran serbasama (equidimensional). Untuk partikel yang tidak equidimensional (misalnya panjang pada satu sisinya tidak sama dengan sisi yang lainnya), umumnya digunakan istilah ‘diameter ekivalen’ atau ‘diameter nominal’, yaitu diameter bola yang mempunyai volume sama dengan volume partikel tersebut.

Jika volume suatu partikel bentuk tertentu = vp,, maka diameter bola dengan volume sama (= diameter ekivalen dan partikel tersebut) adalah:

3 6

= p

p v

D

π

Untuk partikel-partikel halus, biasanya sulit untuk menentukan volume maupun luas permukaan satu partikel. Untuk kasus-kasus seperti ini, Dp biasanya diestimasi dari hasil analisa ayak atau analisa mikroskopis.

2.2. Campuran partikel dengan berbagal ukuran

Dalam sebuah sampel partikel bermassa m, berukuran sama (Dp), tidak ada permasalahan dengan ukuran partikel yang dapat mewakili sampel tersebut. Jumlah partikel dalam sampel tersebut dengan mudah dapat dihitung sebagai,

p p

v

m

N

ρ

=

; dimana vp, = volume masing-masing partikel berukuran Dp. Luas permukaan partikel dalam sample adalah:

A = N.sp = s p p

D

m

Φ

ρ

6

.

dimana sp,= luas permukaan masing-masing partikel

berukuran Dp.

Bagaimana jika campuran partikel yang ada memiliki ukuran yang berbeda? Bagaimana cara menghitung ukuran yang paling mewakili, serta menghitung jumlah partikel dan luas permukaannya?

Untuk kasus semacam ini, campuran partikel biasanya dikelompokkan kedalam fraksifraksi rentang ukuran tertentu (dengan asumsi rapat massa partikel tetap). Pengelompokan kedalam rentang ukuran tertentu biasanya dilakukan dengan pengayakan (untuk padatan kering), mikroskopis, atau pengambilan gambar secara elektronik (particle imaging) dan teknik-teknik klasifikasi ukuran

(3)

Universitas Gadjah Mada

partikel lain. Setiap kelompok ukuran partikel kemudian dianalisis massa atau jumlahnya (tergantung dan data yang diperoleh).

Untuk analisis dengan pengayakan (akan dibahas tersendiri), data yang umumnya diperoleh biasanya dalam bentuk hubungan antara fraksi massa dengan rentang ukuran partikel.

Luas permukaan spesifik suatu campuran padatan.

Luas muka spesifik didefinisikan sebagai luas permukaan partikel persatuan massa. Jika hasil analisa tiap kelompok ukuran partikel sudah diketahui, maka luas spesifik campuran padatan adalah:

pn p s n p p s p p s p p s w

D

x

D

x

D

x

D

x

A

ρ

ρ

ρ

ρ

+

Φ

+

Φ

+

Φ

Φ

=

6

.

6

.

6

.

6

.

3 3 2 2 1 1 dimana:

Dpi = diameter rata partikel dalam kelompok-i, biasanya diambil harga rata-rata aritmatik antara diamater terkecil dan diamater terbesar DALAM kelompok tersebut.

xi = fraksi massa partikel ukuran i.

n = jumlah kelompok partikel = jumlah inkremen partikel.

Adakalanya, sphericitydan rapat massa suatu partikel tergantung dan ukurannya (misal: jika ukuran berubah, maka bentuk partikel juga ikut berubah; ukuran berubah, porositas partikel berubah). Untuk kasus seperti ini, maka perhitungan Aw, harus dikoreksi sebagai berikut:

= Φ = n i pi si pi i w D x A 1 6

ρ

dimana pi dan si masing-masing adalah rapat massa dan sphericity partikel

dalam kelompok ukuran i. Untuk kasus diatas, data Iangsung antara ukuran partikel dengan luas spesifiknya Iebih bermanfaat dan Iebih akurat.

Untuk beberapa jenis partikel mineral, hubungan antara ukuran partikel rata-rata (ukuran berdasarkan hasil ayakan) dengan luas spesifiknya tersedia (lihat gambar dibawah).

(4)

Dalam beberapa kasus, mungkin suatu bentuk partikel diketahul mirip dengan partikelpartikel mineral yang ada pada gambar diatas, tetapi mempunyal rapat massa yang berbeda. Dalam hal mi, luas spesifik partikel tersebut dapat dihitung berdasarkan nilai

bola bola berdiameter sama dihitung dengan,

(

= × × = n i si avg w n D A 1 2 /

π

π

avg i si p

D

xi

n

=

=

1

6

ρ

Dalam beberapa kasus, mungkin suatu bentuk partikel diketahul mirip dengan partikelpartikel mineral yang ada pada gambar diatas, tetapi mempunyal berbeda. Dalam hal mi, luas spesifik partikel tersebut dapat dihitung berdasarkan nilai ns, yaitu rasio luas spesifik partikel tersebut dengan luas bola bola berdiameter sama (surface shape facto). Luas spesifik partikel dapat

)

avg p i D x 3 6 /

ρ

Dalam beberapa kasus, mungkin suatu bentuk partikel diketahul mirip dengan partikelpartikel mineral yang ada pada gambar diatas, tetapi mempunyal berbeda. Dalam hal mi, luas spesifik partikel tersebut dapat yaitu rasio luas spesifik partikel tersebut dengan luas . Luas spesifik partikel dapat

(5)

Gambar menunjukkan ni mineral.

Diameter partikel rata-rata.

Ada beberapa definisi diameter rata

pengukuran kelompok partikel dalam campuran. (a). Diameter rata-rata luas muka

Volume-surface mean diameter

dalam perhitungan luas spesifik campuran partikel,

s s p w D A Φ =

ρ

6

Dari persamaan diatas, A

Penyamaan kedua persamaan diatas menghasilkan:

(

)

= = n i i pi s D x D 1 / 1

(b). Diameter rata-rata aritmatik (arithmatic mean diameter

Didefinisikan sebagai diameter rata partikel:

(

)

(

T n i i n i i n i i pi N N D N N D N D = = = = = 1 1 1 ) (

Gambar menunjukkan nilai ns pada berbagai ukuran partikel untuk beberapa

rata.

Ada beberapa definisi diameter rata-rata yang dapat dibuat berdasarkan kelompok partikel dalam campuran.

rata luas muka-volume (volume-surface mean diameter

surface mean diameter didefinisikan sebagai diameter partikel mewakili dalam perhitungan luas spesifik campuran partikel,

= Φ = n i pi i s s p w D x D A 1 6

ρ

Penyamaan kedua persamaan diatas menghasilkan:

tmatik (arithmatic mean diameter).

diameter rata-rata statistik berdasarkan jumlah (ban

)

pi

D

pada berbagai ukuran partikel untuk beberapa

rata yang dapat dibuat berdasarkan hasil surface mean diameter).

didefinisikan sebagai diameter partikel mewakili

(6)

Universitas Gadjah Mada

Dimana :

Ni = jumlah partikel dalam kelompok ukuran i, 3

. p pi v i i a D x N

ρ

=

av = volume shape factor, untuk bentuk bola, av = ( /6) NT = jumlah partikel total dalam sampel.

Jika data yang ada dalam bentuk fraksi massa tiap kelompok ukuran partikel, maka diameter rata-rata aritmatik dapat dihitung dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan diatas. Deidak dengan asumsi av tidak tergantung ukuran, maka:

(

)

= = = n i i pi n i i pi N D x D x D 1 3 1 2 / ) / (

(c). Diameter rata-rata massa (mass mean diameter)

Diameter rata-rata massa didefinisikan sebagai,

pi n i i w x D D . 1 = =

(d). Diameter rata-rata volume (volume-mean diameter).

Total volume partikel dalam sampel,

3 1 3 3 1 . . v n i pi i p v v T D D x D a N = =

ρ

harus sama dengan jika dihitung dari masing-masing

fraksi, yaitu :

(

)

(

)

1 1 . . . 3 . 1 3 3 1 p i p pi v n i v p pi i pi v n i i x D a D a x D a N

ρ

ρ

ρ

= = = = = Sehingga, p v n i pi i p D D x

ρ

ρ

1 1 3 1 3 = = atau, 3 / 1 3 / 1 = pi i v D x D

(7)

Universitas Gadjah Mada

Jumlah partikel dalam campuran padatan

Jumlah total partikel dalam suatu campuran padatan dapat dihitung dengan menjumlahkan jumlah partikel pada setiap kelompok ukuran padatan:

3 1 3 1 . 1 . 1 v p v n i pi i p v n i i T D a D x a N N

ρ

ρ

= = = = =

Analisis Ayak (Standard)

Ayakan standar digunakan untuk mengukur ukuran partikel (dan distribusi ukurannya) pada rentang ukuran tertentu, antara sekitar 3 in sampai 0.0015 in (78 mm sampai 38 p.m). Ruang terbuka (lubang) antara kawat ayakan disebut aperture ayakan. Ukuran mesh didefinikan sebagai yaitu jumlah/banyaknya aperture per inch tinier. Contoh: ayakan 20 mesh, artinya ayakan tersebut mempunyai aperture berjumlah 20 setiap inch. Ukuran lubang sesungguhnya akan lebih kecil dari (1/20 inch), karena ketebalan kawat ayakan.

Salah satu seri ayakan standard yang sering dijumpai adalah Tyler mesh standard screen. Set dari ayakan ini berdasarkan ukuran lubang ayakan 200-mesh. Luas lubang dan suatu ayakan adalah dua kali luas lubang dan ayakan yang satu tingkat lebih kecil (dibawahnya). Rasio ukuran dari dua ayakan standard Tyler yang berurutan adalah 42 = 1.41. Misalnya, ukuran lubang ayakan 14 mesh = 12x ukuran lubang ayakan 20 mesh.

Seringkali, jika diinginkan pengelompokan ukuran yang lebih rapat, dalam sebuah ayakan standard Tyler disisipi ayakan lain yang berukuran diantaranya. Misal: standar Tyler antara 14 dan 20 mesh (dengan ukuran lubang antara 1.168 mm dan 0.833 mm), disisipi ayakan 16 mesh (dengan ukuran lubang 0.991 mm). Perhatikan bahwa ukuran lubang ayakan 16 mesh adalah 2x(J2x0.833 mm) = Jx 0.833 mm = 1.189 x 0.833 mm = 0.991 mm.

(8)
(9)

3. RAPAT MASSA dan POROSITAS (VOIDAGE)

Dalam pemrosesan partikel, ada beberapa definisi tentang rapat massa (densitas). Densitas untuk sebuah partikel tunggal akan berbeda dengan densitas partikel tersebut jika berada dalam tumpukan

densitas kristal-kristal penyusun partikel tersebut (misal: partikel tunggal terbentuk dan aglomerasi kristalkristal). Dalam hal in pembahasan dibatasi pada densitas partikel tunggal ( p) dan densitas tumpukan partikel/densi

Densitas sebuah partikel tunggal

ukurannya. Sedangkan densitas sebuah tumpukan (be

tergantung pada ukuran dan bentuk (shape/morfologi) da penyusunnya (lihat gambar dibawah).

3. RAPAT MASSA dan POROSITAS (VOIDAGE)

Dalam pemrosesan partikel, ada beberapa definisi tentang rapat massa (densitas). Densitas untuk sebuah partikel tunggal akan berbeda dengan densitas partikel tersebut jika berada dalam tumpukan (bulk), dan berbeda pula dengan kristal penyusun partikel tersebut (misal: partikel tunggal terbentuk dan aglomerasi kristalkristal). Dalam hal in pembahasan dibatasi pada densitas partikel

) dan densitas tumpukan partikel/densitas bulk ( b).

nsitas sebuah partikel tunggal ( p) umumnya tetap dan tidak tergantung dan ukurannya. Sedangkan densitas sebuah tumpukan (bed) partikel akan sangat tergantung pada ukuran dan bentuk (shape/morfologi) dari partikel

at gambar dibawah).

Dalam pemrosesan partikel, ada beberapa definisi tentang rapat massa (densitas). Densitas untuk sebuah partikel tunggal akan berbeda dengan densitas (bulk), dan berbeda pula dengan kristal penyusun partikel tersebut (misal: partikel tunggal terbentuk dan aglomerasi kristalkristal). Dalam hal in pembahasan dibatasi pada densitas partikel ) umumnya tetap dan tidak tergantung dan ) partikel akan sangat partikel-partikel

(10)

Porositas tumpukan padatan tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Gambar dibawah menunjukan porositas tumpukan berbagai bentuk padatan dalam sebuah kontainer berdiameter D

Bentuk (shape) padatan secara kuantitatif dapat dinyatakan datam sphericity factor. Sebagaimana dijelaskan pada gambar diatas, porositas tumpukan padatan tergantung bentuk padatan, sehingga secara logis ada hubungan kuantitatif antara sphericity dengan porositas tumpukan padatan. Gambar dibawah

hubungan antara sphericity dengan porositas (voidage) pada tumpukan padatan acak dalam sebuah kolom bahan isian (packed column) yang berisi partikel padatan berukuran seragam.

Porositas tumpukan padatan tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Gambar dibawah menunjukan porositas tumpukan berbagai bentuk padatan dalam sebuah kontainer berdiameter Dc,

Bentuk (shape) padatan secara kuantitatif dapat dinyatakan datam sphericity factor. Sebagaimana dijelaskan pada gambar diatas, porositas tumpukan padatan tergantung bentuk padatan, sehingga secara logis ada hubungan kuantitatif antara ositas tumpukan padatan. Gambar dibawah ini adalah contoh dengan porositas (voidage) pada tumpukan padatan acak dalam sebuah kolom bahan isian (packed column) yang berisi partikel padatan Porositas tumpukan padatan tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Gambar dibawah menunjukan porositas tumpukan berbagai bentuk padatan dalam

Bentuk (shape) padatan secara kuantitatif dapat dinyatakan datam sphericity factor. Sebagaimana dijelaskan pada gambar diatas, porositas tumpukan padatan tergantung bentuk padatan, sehingga secara logis ada hubungan kuantitatif antara adalah contoh dengan porositas (voidage) pada tumpukan padatan acak dalam sebuah kolom bahan isian (packed column) yang berisi partikel padatan

(11)

Tabel dibawah menun

sphericityuntuk beberapa padatan mineral (perhatikan bahwa simbol yang digunakan dalam tabel berbeda dengan simbol yang sudah digunakan diatas).

Tabel dibawah menunjukkan nilai-nilai surface shape factor, volume factordan sphericityuntuk beberapa padatan mineral (perhatikan bahwa simbol yang digunakan dalam tabel berbeda dengan simbol yang sudah digunakan diatas).

nilai surface shape factor, volume factordan sphericityuntuk beberapa padatan mineral (perhatikan bahwa simbol yang digunakan

(12)

Surface shape factor digunakan untuk mencari luas padatan, i.e.

as = ka.x2; dimana x = ukuran linier nominal padatan De= diameter bola.

Volume shape factor digunakan untuk menghitung volume suatu partikel padatan,

as =fa.x3 ; dimana untuk KEKERASAN

Kekerasan padatan merupakan faktor penting dalam pemrosesan partikel, khususnya dalam proses reduksi ukuran (crushing dan grinding). Kekerasan partikel akan menentukan jenis alat dan material pada alat yang harus digunakan dalam proses reduksi uk

Kekerasan partikel mineral didefinisikan sebagai tahanan terhadap gesekan (scratching), menunjukkan tingkat lain. Dibawah

biasanya dinyatakan dalam skala MOHS. Skala Mohs kekerasan relatif suatu partikel terhadap partike

mineral-mineral yang dijadikan rujukan:

Mineral-mineral dengan skala Mohs lebih tinggi akan dapat menggesek (to scratch) mineral dengan skala dibawahnya.

Beberapa tingkat kekerasan bahan • Kuku jari (kering): 2.5

• Mata uang logam (tembaga): 3.0 • Enamel gigi: 5.0

• Gelas biasa: 5.8

Tabel dibawah menunjukkan skala kekerasan dan berbagai jenis padatan /mineral.

Surface shape factor digunakan untuk mencari luas permukaan suatu partikel dimana x = ukuran linier nominal padatan De. Untuk bola: k Volume shape factor digunakan untuk menghitung volume suatu partikel

dimana untuk bola, fa= n/6

Kekerasan padatan merupakan faktor penting dalam pemrosesan partikel, khususnya dalam proses reduksi ukuran (crushing dan grinding). Kekerasan partikel akan menentukan jenis alat dan material pada alat yang harus digunakan dalam proses reduksi ukuran/kominusi.

Kekerasan partikel mineral didefinisikan sebagai tahanan terhadap gesekan (scratching), menunjukkan tingkat lain. Dibawah ini urutan skala biasanya dinyatakan dalam skala MOHS. Skala Mohs kekerasan relatif suatu partikel terhadap partikel mineral lain. Dibawah ini urutan skala

mineral yang dijadikan rujukan:

mineral dengan skala Mohs lebih tinggi akan dapat menggesek (to scratch) mineral dengan skala dibawahnya.

Beberapa tingkat kekerasan bahan-bahan lain diantaranya: (kering): 2.5

Mata uang logam (tembaga): 3.0

Tabel dibawah menunjukkan skala kekerasan dan berbagai jenis padatan permukaan suatu partikel

. Untuk bola: ka = I, Volume shape factor digunakan untuk menghitung volume suatu partikel

Kekerasan padatan merupakan faktor penting dalam pemrosesan partikel, khususnya dalam proses reduksi ukuran (crushing dan grinding). Kekerasan partikel akan menentukan jenis alat dan material pada alat yang Kekerasan partikel mineral didefinisikan sebagai tahanan terhadap urutan skala dan biasanya dinyatakan dalam skala MOHS. Skala Mohs kekerasan relatif suatu lain. Dibawah ini urutan skala Mohs dari

mineral dengan skala Mohs lebih tinggi akan dapat menggesek (to

(13)

Gambar

Tabel  dibawah menunjukkan  nilai  sphericitydari  berbag padatan *):
Gambar  menunjukkan  ni mineral.
Tabel dibawah menunjukkan nilai-nilai surface shape factor, volume factordan  sphericityuntuk  beberapa  padatan mineral  (perhatikan  bahwa simbol  yang  digunakan  dalam tabel berbeda dengan simbol yang sudah digunakan diatas)
Tabel  dibawah  menunjukkan  skala  kekerasan  dan  berbagai  jenis  padatan /mineral

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2), digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh kepala OPD Kota Depok, lembaga lainnya

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Ini sangkaan yang tidak benar (Blanchard dan Thacker:2004). Jika rasio kurang dari 100 persen, dari biaya program lebih dari itu kembali ke organisasi. Program-program tersebut perlu

Dari keempat variabel sistem manajemen keamanan pangan ISO 22000:2005 yang memiliki nilai koefisien tertinggi dan memiliki pengaruh paling besar pada perspektif

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan

Satu dari anggota Group Mesh yang sudah dibuat bisa mengizinkan anggota baru Open Mesh untuk bergabung. A

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah (i) Tanggal

 Kapasitas fiskal dalam mensubsidi harga premium di Indonesia sudah mencapai tahap maksimal dan tidak bisa ditambah lagi. Sehingga peningkatan harga minyak dunia